• Tidak ada hasil yang ditemukan

*Indry Olvionita V.O Kamasi, NIM : ** Dian Ekawaty Ismail, SH,MH***Suwitno Y.Imran, SH,MH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "*Indry Olvionita V.O Kamasi, NIM : ** Dian Ekawaty Ismail, SH,MH***Suwitno Y.Imran, SH,MH"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

*Indry Olvionita V.O Kamasi, NIM : 271408017** Dian Ekawaty Ismail, SH,MH***Suwitno Y.Imran, SH,MH

ANALISIS HUKUM TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN TERHADAP

ANAK

INDRY OLVIONITA V.O KAMASI*DIAN EKAWATY ISMAIL SH,MH **SUWITNO Y.IMRAN SH, MH*** ABSTRAK

INDRY OLVIONITA V.O KAMASI, Hukum Pidana, Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Gorontalo, Agustus 2014, Analisis Hukum Tindak Pidana

Pembunuhan Terhadap Anak , Pembimbing I Dian Ekawaty Ismail, SH,MH dan

Pembimbing II Suwitno Y. Imran, SH,MH

Dalam penulisan skripsi ini penulis membahas mengenai Analisis Hukum Tindak Pidana Pembunuhan Terhadap Anak yang Mengakibatkan kematian yang dilakukan oleh Orangtua. Hal ini di pandang karena Anak memiliki Hak dan Kewajiban untuk hidup,tumbuh dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat. Namun disekitar kita sering terjadi pembunuhan terhadap Anak oleh orangtuanya.

Adapun tujuan yang diharapkan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui analisis tindak pidana pembunuhan terhadap anak dan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pembunuhan terhadap anak.

Dalam upaya untuk mengetahui dan menganalisis putusan hakim, maka metode pendekatan yang digunakan adalah Empiris, yakni penelitian hukum yang memperoleh data primer atau data yang dikumpulkan lagsung dari masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian, penulis memperoleh jawaban atas permasalahan yang ada, bahwa tindak pidana pembunuhan atau kejahatan terhadap nyawa dalam KUHP secara garis besar dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu berdasarkan unsur kesalahan dan berdasarkan objeknya.dan faktor-faktor yang menyebabkan pembunuhan terhadap anak diakibatkan karena faktor ekonomi yang kurang berkecukupan sehingga tidak sanggup menanggung beban hidup.

(3)

*Indry Olvionita V.O Kamasi, NIM : 271408017** Dian Ekawaty Ismail, SH,MH***Suwitno Y.Imran, SH,MH

Anak memiliki hak dan kewajiban. Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemausiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Setiap anak berhak untuk mengetahui orangtuanya, dibesarkan, dan diasuh oleh orangtuanya sendiri. Dan setiap anak juga berhak mendapatkan pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembagan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya. Tapi kenyataannya berbeda, Akhir-akhir ini dimedia massa dan dilingkungan sekitar kita sering dibaritakan terjadinya tindak pidana pembunuhan terhadap anak (Pasal 338 KUHpidana), dan bahkan terjadi pembunuhan terhadap anak oleh orangtuanya sendiri .yang apabila dibandingakan dengan khasus-khasus kejahatan lainnya tindak pidana ini masih dapat dihitung dan memerlukan perhatian yang serius. Seperti di kota Tomohon terdapat khasus tentang pembunuhan terhadap anak oleh orangtuanya sendiri dan orang tua anak tersebut tega melakukan pembunuhan hanya karena kekurangan ekonomi dan tidak msmpu menAnggung beban hidup untuk membiayai anak tersebut.

Pengertian Analisis

Analisis adalah penyelidikan,terhadap karangan atau terhadap perbuatan analisis tentu memiliki tujuan. Tujuan dari analisis adalah untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya, sebab musabab, dan duduk perkaranya. Adapun beberapa pengertian menurut para ahli diantaranya : a. Dwi Pratowo Darminto dan Rifka Julianty,Analisis adalah sebuah langkah penjabaran sebuah permasalahan dari setiap bagian untuk mendapatkan pemahaman yang tepat, serta arti yang keseluruhan dari masalah tersebut.

b. Wiradi, sebuah tindakan penguraian, pembedaan dan pemilihan sesuatu untuk digolongkan serta dikelompokkan kembali berdasarkan kriteria tertentu

(4)

*Indry Olvionita V.O Kamasi, NIM : 271408017** Dian Ekawaty Ismail, SH,MH***Suwitno Y.Imran, SH,MH

beserta fungsinya sehingga bias membentuk sebuah kesatuan yang memiliki makna baru.

Pengertian Tindak Pidana

Kata Pidana atau Hukuman itu dalam bahasa latin disebut: poena atau penal, dalam bahasa inggris disebut: phunisment, sentence atau penalty, namun dalam literatur umumnya dipergunakan kata punisment. Memberi pengertian mengenai apa yang dimaksud dengan Pidana bukan masalah yang mudah, karena sudut pandang yang dipergunakan untuk mendefinisikan kata “Pidana” tersebut tidak sama. Untuk memudahkan kita memahami apa yang dimaksud dengan pidana tersebut, maka ada beberapa pendapat dari para sarjana antarlain sebagai berikut:

Hegel says: punishment is the right of criminal. It is an act of his own

will. The violation of right has been proclaimed by the criminal as his own right. His crime is the negation of right. Phunisment is negation of this negation, and consequently an affirmation of right, solicited and forced upon the criminal by himself.

( Hegel mengatakan bahwa pidana adalah adil bagi penjahat. Pidana itu merupakan sesuatu yang dia kehendaki. Pelanggaran terhadap keadilan telah dikemukakan/dinyatakan penjahat sebagai hak sendiri kejahatannya adalah pengingkaran terhadap keadilan. Pidana adalah pengingkaran atas pengingkaran dan karenanya sebagai afirmasi bagi keadilan, dimohon dan dipaksakan bagi penjahat sendiri).

Unsur-unsur Tindak Pidana

(5)

*Indry Olvionita V.O Kamasi, NIM : 271408017** Dian Ekawaty Ismail, SH,MH***Suwitno Y.Imran, SH,MH

dirumuskan menjadi tindak pidana tertentu dalam pasal-pasal perundang-undangan yang ada..

1. Unsur tindak pidana menurut beberapa teoritis

Menurut Moeltjatno, unsur tindak pidana adalah : 1) Perbuatan;

2) Yang dilarang (oleh orang hukum);

3) Ancaman pidana (bagi yang melanggar larangan).

Perbuatan manusia saja dilarang, yang melanggar adalah aturan hukum. Berdasarkan kata majemuk perbuatan pidana,maka pokok pengertian ada pada perbuatan itu, tapi tidak dipisahkan dengan orangnya. Ancaman (diancam) dengan pidana menggambarkan bahwa tidak mesti perbuatan itu dalam kenyataannya benar-benar dipidana. Pengertian diancam pidana adalah pengertian umum, yang artinya pada umumnya dijatuhi pidana. Apakah orang yang melakukan pidana itu dijatuhi hukuman atau tidak, adalah hal lain dari pengertian perbuatan pidana.

2. Unsur Tindak Pidana dalam UU

Buku II KUHP memuat rumusan-rumusan perihal tindak pidana tertentu yang masuk dalam kelompok kejahatan, dalam buku III adalah pelanggaran. Dari rumusan-rumusan tindak pidana tertentu dalam KUHPidana itu, maka dapat diketahui, dalam buku Adami Chazawi dalam bukunya ada 11 unsur tindak pidana ,yaitu :

1) Unsur tingkah laku; 2) Unsur melawan hukum; 3) Unsur kesalahan;

4) Unsur akibat konstitutif;

5) Unsur keadaan yang menyertai;

6) Unsur syarat tambahan untuk dapatnya dituntut pidana; 7) Unsur syarat tambahan untuk memperberat pidana; 8) Unsur syarat tambahan untuk dapatnya pidana; 9) Unsur objek hukum tindak pidana;

10) Unsur kualitas subjek hukum tindak pidana;

(6)

*Indry Olvionita V.O Kamasi, NIM : 271408017** Dian Ekawaty Ismail, SH,MH***Suwitno Y.Imran, SH,MH

11 unsur itu, diantaranya dua unsur yakni kesalahan dan melawan hukum adalah termasuk unsur subjektif, sedangkan selebihnya adalah berupa unsur objektif. Unsur yang bersifat objektif adalah semua unsur yang berada diluar keadaan batin manusia/sipembuat, yakni semua unsur mengenai perbuatannya, akibat perbuatan dan keadaan-keadaan tertentu yang melekat (sekitar) pada perbuatan dan objek tindak pidana.sedangkan unsur yang bersifat subyektif adalah semua unsur mengenai batin atau melekat pada keadaan batin orangnya.

Macam-macam Tindak Pidana Pembunuhan

Jika diperhatikan ketentuan Pasal 338 KUHPidana tersebut diatas maka unsur-unsur pembunuhan tersebut ialah :

1. Barang siapa

Ditujukan kepada orang yang duduk sebagai pendukung hak dan kewajiban yang mampu bertanggung jawab atas perbuatannya.

2. Dengan sengaja

Kematian yang teradi adalah menjadi kehendak dari pembuat atau dengan kata itu menjadi tujuan lain kematian pembuat

3. Menghilangkan nyawa orang lain

Ketentuan ini tidak mensyaratkan bagaimana cara menghilangkan jiwa/nyawa orang lain itu. Yang disyaratkan adalah akibat matinya orang lain. Menghilangkan nyawa orang lain itu harus melawan hukum.

Ketentuan pasal tersebut diatas, menurut sistematika KUHPidana, maka kejahatan terhadap nyawa seseorang dapat dibagi atas 3 (tiga) golongan, berdasarkan pada objeknya yang merupakan kepentingan hukum yang dilanggar,yakni :

1. Kejahatan yang ditujukan terhadap nyawa seseorang pada umumnya (Pasal 338,339,dan 340 KUHPidana)

2. Kejahatan terhadap seorang anak yang sedang atau tidak antara lama dilahirkan (Pasal 341, dan 342 KUHPidana)

3. Kejahatan yang dilakukan terhadap nyawa seorang anak yang masih dalam kandungan si ibu. (Pasal 346, 347, dan 348 KUHPidana).

(7)

*Indry Olvionita V.O Kamasi, NIM : 271408017** Dian Ekawaty Ismail, SH,MH***Suwitno Y.Imran, SH,MH

2 (dua) golongan yang pokok, yakni apabila didasarkan pada unsur subyektif

onrecht element yakni :

1. Kejahatan yang ditujukan terhadap nyawa orang yang dilakukan dengan sengaja (BAB XIX Pasal 338 sampai Pasal 350 KUHPidana);

2. Kejahatan yang ditujukan terhadap nyawa orang oleh kealpaan (BAB XXI Pasal 359 Sampai dengan Pasal 361 KUHPidana).

Kejahatan terhadap jiwa/nyawa orang yang dilakukan dengan sengaja terbagi atas :

1. Pembunuhan biasa (Pasal 338 KUHPidana);

2. Pembunuhan berkualifikasi (Pasal 339 KUHPidana); 3. Pembunuhan yang direncanakan (Pasal 340 KUHPidana); 4. Pembunuhan anak (Pasal 341 KUHPidana);

5. Pembunuhan berencana (Pasal 342 KUHPidana);

6. Pembunuhan atas permintaan si korban ( Pasal 344 KUHPidana); 7. Bunuh diri (Pasal 345 KUHPidana);

8. Pembunuhan/pengguguran kandungan (Pasal 346 KUHPidana).

Pengertian Anak

Anak sebagai bagian generasi muda merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia bagi pembangunan nasional. Anak dalam pemaknaan yang umum mendapat perhatian tidak saja dalam bidang ilmu pengetahuan, tetapi dapat ditelaah dari sisi pandang sentralistis kehidupan. Seperti, agama, hukum dan sosiologi yang menjadikan pengertian semakin rasional dan aktual dalam lingkungan sosial

(8)

*Indry Olvionita V.O Kamasi, NIM : 271408017** Dian Ekawaty Ismail, SH,MH***Suwitno Y.Imran, SH,MH

Allah SWT yang dhaif (lemah) dan berkedudukan mulia yang keberadaannya melalui proses penciptaan yang berdimensi pada kewenangan kehendak Allah SWT. Untuk meletakkan kedudukan anak dalam arti khusus dibentuk dari ketentuan-ketentuan nilai yang tumbuh dalam lingkungan agama, sosial, ekonomi dan politik dari suatu bangsa secara universal. Pengertian kedudukan anak tersebut terdapat pada hal-hal berikut ini :

1. Pengertian Anak Dari Aspek Religius (agama) 2. Pengertian Anak Dari Aspek Sosiologi

3. Pengertian Anak Dari Aspek Ekonomi

Pengertian Pembunuhan

Melihat dari pentingnya suatu putusan yang dikeluarkan pengadilan, maka mengetahui perbandingan suatu tindak pidana dengan tindak pidana yang lain adalah suatu hal yang penting agar tidak terjadi suatu kerancuan dalam memutuskan suatu perkara. Oleh karena itu dengan teori-teori dibawah ini semoga dapat memecahkan permasalahan yang ada

Pengertian perbuatan pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum larangan yang mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu, bagi barangsiapa melanggar larangan tersebut. Dapat juga dikatakan bahwa perbuatan pidana adalah perbuatan yang oleh suatu aturan hukum dilarang dan diancam pidana, asal saja dalam pada itu diingat bahwa larangan ditunjukkan kepada perbuataan, (yaitu suatu keadaan atau kejadiaan yang ditimbulkan oleh kelakuan orang), sedangkan ancaman pidananya ditunjukkan kepada orang yang menimbulkannya kejadian itu. Antara larangan dan ancaman pidana ada hubungan yang erat, oleh karena antara kajadian dan orang yang menimbulkan kejadian itu, ada hubungan yang erat pula. Justru untuk menyatakan hubungan yang erat itu; maka dipakailah perkataan perbuatan, yaitu suatu pengertian abstrak yang menunjukkan kepada dua keadaan konkrit: pertama, adanya kejadian yang tertentu dan kedua, adanya orang yang berbuat, yang menimbulkan kejadian itu.

(9)

*Indry Olvionita V.O Kamasi, NIM : 271408017** Dian Ekawaty Ismail, SH,MH***Suwitno Y.Imran, SH,MH

pidana, perbuatan yang boleh dihukum, pelanggaran pidana, criminalact, dsb. Tindak pidana berarti suatu perbuatan yang pelakunya dapat dikenakan hukuman pidana. Pelaku ini dapat dikatakan merupakan „subjek‟ tindak pidana.

Pembunuhan tidak sengaja adalah pembunuhan yang terjadi tanpa maksud melawan hukum, baik dalam perbuatannya maupun objeknya. Pembunuhan tidak sengaja disebut juga dengan pembunuhan karena kesalahan atau kelalaian. Pembunuhan karena kelalaian atau kekeliruan tidak mengandung unsur sengaja, apabila terjadi tindak pidana pembunuhan, hanya karena kelalaian dari pelaku.

Menurut P.A.F. Lamintang dan Theo Lamintang menjelaskan dalam bukunya bahwa terdakwa harus dapat membayangkan tentang timbulnya suatu akibat, agar terdakwa dapat dinyatakan terbukti mempunyai suatu schuld atau culpa atas timbulnya akibat tersebut, hal mana dapat dilihat dari sejarah pembentukan Pasal 359 dan Pasal 360 KUHP. Pada waktu itu komisi pelapor telah mengusulkan agar rumusan Pasal 359 KUHP itu sebaiknya berbunyi sebagai berikut.

“Hij die een handeling pleegt of nalaat, waarvan hij het gevaar had kunnen en moeten voorzien, wordt gestraf met ... indien de dood daarvan het gevolg is”.

Artinya: barangsiapa melakukan atau mengalpakan suatu tindakan, yang bahayanya harus dan dapat ia bayangkan, dipidana dengan ... jika akibatnya merupakan suatu kematian

Metode penulisan

(10)

*Indry Olvionita V.O Kamasi, NIM : 271408017** Dian Ekawaty Ismail, SH,MH***Suwitno Y.Imran, SH,MH

datanya dari primer atau atau data yang dikumpulkan langsung oleh dari para responden, serta data yang diperoleh langsung dari masyarakat.

Hasil dan Pembahasan

1. Analis Tindak Pidana Pembunuhan Terhadap Anak

Pembunuhan adalah suatu tindakan untuk menghilangkan nyawa seseorang dengan cara yang melanggar hukum, maupun yang tidak melawan hukum. Bentuk pokok dari kejahatan terhadap nyawa yakni adanya unsur kesengajaan dalam pembunuhan atau menghilangkan nyawa seseorang baik “sengaja biasa” maupun “sengaja yang direncanakan”. sengaja biasa yakni maksud atau niatan untuk membunuh timbul secara sepontan, dan sengaja yang direncanakan yakni maksud atau niatan atau kehendak membunuh direncanakan terlebih dahulu,merencanakannya dalam keadaan tenang serta dilaksanakan secara tenang pula. Dalam KUHP pengaturan mengenai pembu nuhan terdapat dalam Pasal 338 sampai dengan Pasal 350 KUHP, adapun bunyi Pasal 338 KUHP adalah sebagai berikut: “Barangsiapa sengaja merampas nyawa orang lain,

diancam, karena pembunuhan, dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun”.

Tindak pidana pembunuhan atau kejahatan terhadap nyawa dalam KUHP secara garis besar dikelompokkan menjadi 2 ( dua) golongan, yaitu pertama berdasarkan unsur kesalahannya, keduaberdasarkan objeknya.

Berdasarkan unsur kesalahannya tindak pidana pembunuhan dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu :

1) Kejahatan terhadap nyawa yang dilakukan dengan sengaja ( dolus Misdrijven ). Kejahatan ini diatur dalam Buku Kedua Bab XIX KUHP Pasal 338 sampai Pasal 350.

2) Kejahatan terhadap nyawa yang dilakukan dengan tidak sengaja ( culpose misdrijven). Tindak pidana ini diatur dalam Buku Ke dua Bab XXI KUHP Pasal 359.

(11)

*Indry Olvionita V.O Kamasi, NIM : 271408017** Dian Ekawaty Ismail, SH,MH***Suwitno Y.Imran, SH,MH

1) Kejahatan terhadap nyawa manusia pada umumnya, diatur pada Pasal 338, 339, 340, 344, dan 345 KUHP.

2) Kejahatan terhadap nyawa bayi pada saat dilahirkan atau sesaat/tidak lama setelah dilahirkan, perbuatan ini diatur dalam Pasal 341, 342, dan 343 KUHP.

3) Kejahatan terhadap nyawa bayi yang masih ada dalam kandungan atau masih berupa janin, dimuat dalam Pasal 346, 347, 348, dan 349 KUHP.

Dalam penelitian ini penulis mengkategorikan tindak pidana pembunuhan atau kejahatan terhadap nyawa menjadi 2 (dua) macam, yaitu: kejahatan terhadap nyawa yang dilakukan dengan sengaja dan yang dilakukan tidak sengaja.

Pembunuhan anak untuk selanjutnya dibahas pada pasal 80 ayat (3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan pada bahwa pembunuhan terhadap anak itu adalah hilangnya nyawa anak yang sebelumnya disertai dengan kekejaman, kekerasan atau ancaman kekerasan atau penganiayaan. Hal yang sama juga dicantumkan pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Kekerasan di Dalam Rumah Tangga (KDRT).

Ketika kematian seorang anak itu disebabkan oleh orang tuanya sendiri maka ancaman hukumannya pun diperberat pada pasal 80 ayat (4) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yaitu: “Pidana ditambah sepertiga dari ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) apabila yang melakukan penganiayaan tersebut orang tuanya”.

Bentuk-bentuk pembunuhan anak secara umum dalam hukum pidana dapat di bagi menjadi 2 macam yaitu :

1) Pembunuhan Anak Sengaja 2) Pembunuhan Anak Tidak Sengaja

(12)

*Indry Olvionita V.O Kamasi, NIM : 271408017** Dian Ekawaty Ismail, SH,MH***Suwitno Y.Imran, SH,MH

Pada dasarnya, kedua macam pembunuhan anak di atas, unsur-unsurnya meliputi :

1) Hilangnya nyawa

2) Anak, artinya sejak dia terpisah dari janin ibunya sampai dewasa. 3) Pelakunya adalah orang tua kandungnya.

Di dalam pembunuhan anak termasuk di dalamnya adalah pengguguran kandungan atau aborsi yang menurut Abdul Qadir Al-Audah, perbuatan itu terjadi dengan tiga kemungkinan, yaitu :

1) Dengan perkataan, seperti gertakan, intimidasi yang mengakibatkan gugurnya kandungan. Sebagian para fukaha berpendapat bahwa orang yang mencaci perempuan hamil dengan cacian yang menyakitkan maka ia harus bertanggung jawab secara pidana jika caci tersebut mengakibatkan keguguran

2) Dengan perbuatan, seperti memukul atau memberi minum obat sehingga kandungannya menjadi gugur.

3) Dengan sikap tidak berbuat, seperti tidak memberi makan atau minum.

Di dalam hukum pidana positif, tindak pidana pembunuhan anak sudah diatur di dalam KUHP dan peraturan perundang-undangan lainnya yang dapat dibagi menjadi :

a) Pembunuhan Anak Biasa (kinderdooslag) pada pasal 341 :

“Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun”.

Dilihat dari isi pasal di atas, maka unsur-unsur yang terdapat pada tindak pidana di atas adalah :

a) Dilakukan dengan sengaja, dengan penuh kesadaran dan tahu akan akibat dari perbuatannya.

b) Oleh Ibu kepada anaknya

(13)

*Indry Olvionita V.O Kamasi, NIM : 271408017** Dian Ekawaty Ismail, SH,MH***Suwitno Y.Imran, SH,MH

e) Motifnya adalah takut akan diketahui oleh orang lain mengenai keberadaan anak tersebut.

b) Pembunuhan Anak Berencana (kindermoord) pada pasal 342 :

“Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan bahwa akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nyawa anaknya, diancam karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun”.

Sedangkan pembunuhan anak terencana mempunyai unsur-unsur sebagai berikut :

a) Dilakukan dengan sengaja dan di rencanakan terlebih dahulu. Indikasinya adalah adanya tenggang waktu yang cukup untuk dapat berpikir kembali.

b) Oleh Ibu kepada anaknya

c) Anak itu merupakan anak kandungnya sendiri d) Pada saat sedang atau tidak lama setelah dilahirkan

e) Bermotif takut diketahui akan keberadaan anaknya yang baru dilahirkannya.

Kedua pembunuhan di atas, diatur di dalam KUHP dan secara jelas dan tegas menyebutkan salah satu unsurnya ialah pelaku adalah ibu kandung dari anak itu sendiri. Keberadaan unsur ini juga berkaitan dengan unsur yang lain, yaitu motif dari tindakan tersebut, adalah takut ketahuan orang lain akan keberadaan anaknya yang baru dilahirkan atau tidak lama dia lahirkan. Hal ini dapat ditafsirkan bahwa ketika seorang ayah yang melakukan pembunuhan tersebut maka si ayah tidak dapat dikenakan pasal 341 atau 342 tetapi diancam dengan pasal 338 (pembunuhan biasa) dan pasal 340 (pembunuhan berencana)

2. Faktor-faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Pembunuhan Terhadap Anak di Kota Tomohon

(14)

*Indry Olvionita V.O Kamasi, NIM : 271408017** Dian Ekawaty Ismail, SH,MH***Suwitno Y.Imran, SH,MH

tidak sedikit tuntutan-tuntutan serba kontradiktif sehingga semuanya ini akan merangsang tumbuhnya tingkah laku yang menyimpang (abnormal). Tingkah laku yang menyimpang ini sangat erat hubungannya dengan keadaan jiwa individu. Gangguan jiwa yang dialami ini disamping merugiakan si penderita sendiri juga merugikan orang lain sebagai anggota masyarakat karena satu sama lain hidup dalam lingkungan masyarakat

Sebenarnya banyak faktor yang menyebabkan anak melakukan tindak pidana, bahkan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebagian besar karena kondisi ekonomi yang tidak mampu, pendidikan rendah, lingkungan pergaulan dan masyarakat yang buruk dan yang terakhir karena lingkungan keluarga yang tidak harmonis. Dari hasil penelitian ini penyebab utama yang paling besar adalah karena kondisi ekonomi yang tidak mampu. Hal ini di dapatkan dari hasil wawancara dengan salah seorang tokoh masyarakat Bapak Herry tumelap adalah salah satu keluarga korban yang menyebutkan bahwa Kondisi ekonomi yang tidak mampu memang bisa berbuat jahat apabila imannya kurang dan keinginannya akan sesuatu tak terpenuhi oleh orang tuanya, tindakan yang dilakukannya bisa berbentuk pencurian benda yang di inginkannya sampai pada tindakan menghilangkan nyawa orang lain. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa tindakan pembunuhan terhadap anak di Kota Tomohan di akibatkan karena orangtua korban stress tak kuat menanggung beban hidup untuk mengurus anak-anak yang masih kecil.

(15)

*Indry Olvionita V.O Kamasi, NIM : 271408017** Dian Ekawaty Ismail, SH,MH***Suwitno Y.Imran, SH,MH

Sehingga dalam berbagai kasus ada anak yang sampai tega memperkosa teman sepermainannya setelah menonton film porno.

Kesimpulan dan saran Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dilakukan terhadap permasalahan yang diangkat di dalam skripsi ini, maka penulis telah mengambil beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Pembunuhan adalah suatu tindakan untuk menghilangkan nyawa seseorang

dengan cara yang melanggar hukum, maupun yang tidak melawan hukum. Bentuk pokok dari kejahatan terhadap nyawa yakni adanya unsur kesengajaan dalam pembunuhan atau menghilangkan nyawa seseorang baik “sengaja biasa” maupun “sengaja yang direncanakan”. Tindak pidana pembunuhan atau kejahatan terhadap nyawa dalam KUHP secara garis besar dikelompokkan menjadi 2 ( dua) golongan, yaitu pertama berdasarkan unsur kesalahannya, keduaberdasarkan objeknya.

2. Sebenarnya banyak faktor yang menyebabkan anak melakukan tindak pidana, bahkan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebagian besar karena kondisi ekonomi yang tidak mampu, pendidikan rendah, lingkungan pergaulan dan masyarakat yang buruk dan yang terakhir karena lingkungan keluarga yang tidak harmonis.

Saran

1. Kepada pemerintah, diharapkan perhatiannya untuk tindak pidana pembunuhan ini karena ini merupakan gambaran sudah betapa rusaknya dan susahnya kehidupan rakyatnya sehingga banyak orang tua yang membunuh anaknya hanya karena masalah sepele ataupun karena terhimpit masalah ekonomi.

2. Untuk para aparat hukum di Indonesia, dengan banyaknya peraturan yang mengatur tentang pembunuhan anak seharusnya dapat memudahkan para aparat hukum untuk menjerat pelakunya dan tidak perlu dijerat dengan pasal-pasal pidana umum karena dalam tindak pidana ini sudah ada undang-undang khususnya.

(16)

*Indry Olvionita V.O Kamasi, NIM : 271408017** Dian Ekawaty Ismail, SH,MH***Suwitno Y.Imran, SH,MH

karena pelaku adalah orang tuanya sendiri, jangan selalu dikaitkan dengan kondisi kejiwaan karena pada dasarnya manusia dalam hidup selalu mempunyai kesadaran untuk memilih jalan hidupnya. Para hakim juga harus berani untuk menyatakan bahwa ada kalanya masalah kejiwaan tidak ada hubungannya dengan tindak pidana ini.

Referensi

Dokumen terkait

Persiapan media kultur yang dilakukan yaitu meliputi persiapan botol kultur bervolume 500 ml dan persiapan air laut. Botol kultur yang telah disterilisasi diisi air laut

Hukum Perjanjian Internasional (Prasyarat Lulus Hk.Internasional) BII 3220 2 3 32 A I Gede Pasek Eka Wisanjaya,SH.,MH/I Gede Putra Ariana,SH.,MH/Komang Widiana Purnawan,SH.,MH

ADIN MUKHTARUDIN, SH.,MH

Hal ini tentunya menjadi pertimbangan menarik bagi peneliti karena berdasarkan data yang diperoleh peneliti tidak semua koperasi memiliki kinerja yang maksimal atau SHU yang

Berdasarkan Hasil Evaluasi Kualifikasi yang tertuang dalam Berita Acara Evaluasi Kualifikasi Nomor : 204/POKJA/XVIII-APBD/10/2017 tanggal 31 Oktober 2017 dinyatakan bahwa

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN POLITEKNIK NEGERI

Dalam proses pembuatan model geologi & reservoir terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: (1) pengumpulan data primer berupa data log, seismik 2D dan data core;

Apabila kemudian mengalami pemekaran, maka tanah pertanian di luar desa sepanjang jalan raya akan berkembang menjadi permukiman baru.. Bentuk