• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Latar Belakang Teori Evolusi Manusia 1. Teori Darwin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "A. Latar Belakang Teori Evolusi Manusia 1. Teori Darwin"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

EVOLUSI MANUSIA

(2)

A. Latar Belakang Teori Evolusi Manusia 1. Teori Darwin

Teori Darwin di bukukan dalam The Origin of Speciesby Means of Natural Selection or the Preservation of Favoured Races in the Strunggle for Life.

Pada ahirnya dengan latarbelakang tersebut Darwin menerbitkan buku The Descent of Man, and Selection in Relation to Sex (1871) yang dijadikan sebagai penguat gagasan evolusinya. Menurut Michael H. Hart (2009) karya Darwin ini merupakan penyempurna teori evolusinya. Buku yang mendukung pemikiran bahwa manusia merupakan keturunan makhluk yang mirip kera ini menambah minyak pada api perdebatan yang masih berkobar. Dari gagasan tentang teori evolusinya, Darwin tidak pernah menyatakan ataupun mengungkapkan bahwa manusia berasal dari kera.

Teorinya tersebut telah merebak ditengah masyarakat bersamaan dengan karyanya yang telah menyebar keseluruh penjuru dunia. Didalam stigma masyarakat bahwa teori evolusi merupakan teori yang menjelaskan mekanisme perubahan yang terjadi pada manusia yang berubah dari kera. Ketidaksepakatan terhadap teori evolusi tersebut melahirkangagasan Kreasionisme (teori penciptaan) yang menjadi sebuah antithesis terhadap teori Darwin. Kata kreasionisme berasal dari bahasa latincreation yang berarti penciptaan.

Kreasionisme sebagai alairan teologi dan filsafatmenyangkal sama sekali adanya evolusi atau hanya mengakuinya dalamarti horizontal antara jenis (species) tumbuhan atau binatang yang sama,tetapi tidak dalam arti vertikal antara jenis- jenis yang berlainan, apalagidari binatang menuju manusia (Dahler, 2011:73).

2. Teori Penciptaan.

Teori ini beranggapan bahwa manusia itu ada karna ada yang menciptakannya. Saat Allah Swt. merencanakan penciptaan manusia, ketika Allah mulai membuat “cerita” tentang asal-usul manusia, malaikat Jibril seolah khawatir karena takut manusia akan berbuat kerusakan di muka bumi. malaikat bersujud kepada manusia, sementara iblis tetap dalam kesombongannya dengan tidak melaksanakan firman Allah. Inilah dosa yang pertama kali dilakukan oleh

(3)

makhluk Allah yaitu kesombongan. Karena kesombongan tersebut Iblis menjadi makhluk paling celaka dan sudah dipastikan masuk neraka. Kemudian Allah menciptakan Hawa sebagi teman hidup Adam. Allah berpesan pada Adam dan Hawa untuk tidak mendekati salah satu buah di surga, namun Iblis menggoda mereka sehingga terjebaklah Adam dan Hawa dalam kondisi yang menakutkan.

Allah menghukum Adam dan Hawa sehingga diturunkan kebumi dan pada akhirnya Adam dan Hawa bertaubat. Taubat mereka diterima oleh Allah, namun Adam dan Hawa menetap dibumi.ini dijelaskan dalam Al-Qur’an surat al-baqarah ayat 33-39. Kini manusia yang mempunyai agama masing-masing menyakini akan hal yang yang telah diceritakan agama mereka sendiri.

3. Teori Ilmu Pengetahuan

Ada tiga alasan ilmiah yang menjadi dasar bahwa manusia bukan berasal dari kera a. Mata, Ilmu pengetahuan mengakui bahwa mata hanya dapat berfungsi jika tersusun sepenuhnya. Mata setengah jadi tidak akan bisa melihat. Jika kehilangan lensa mata saja, maka mata akan rusak dan tidak dapat melihat sama sekali. Teori evolusi menyatakan bahwa manusia terjadi melalui proses secara bertahap secara kebetulan. Maka akan terjadi proses setengah jadi lalu jadi. Hal ini tidak bisa terjadi pada mata, karena mata tersusun atas bagian yang sangat komplek dan tak tersederhanakan. Oleh karena itu teori evolusi dinyatakan runtuh.

b. Temuan Fosil, Dalam bukunya, The Origin of Species, Darwin menulis,“Jika setiap spesies berasal dari spesies lain secara bertahap, mengapa dimana-mana kita tidak melihat bentuk transisi yang amat banyak,Akan tetapi, dikawasan antara, yang mempunyai kondisi antara kehidupan, mengapa kita sekarang tidak menemukan jenis yang kemungkinan besar merupakan perantara.

c. Sel, menurut Darwin manusia dan semua makhluk hidup berasal dari nenek moyang yang sama yang berupa makhluk bersel satu. Makhluk bersel satu tersebut terus berevolusi hingga menjadi kera, dari kera menjadi manusia dalam waktu yang lama.

(4)

B. Evolusi Manusia

Evolusi manusia, atau Anthropogenesis, merupakan bagian dari evolusi biologi yang mengenai munculnya homo sapiens. Ini merupakan subyek yang luas penyelidikan ilmiah yang berusaha memahami dan menjelaskan bagaimana perubahan ini terjadi. Studi dari evolusi manusia meliputi berbagai ilmu pengetahuan, terutama fisik antropologi, linguistik dan genetika. Beberapa typological spesies Homo telah berkembang. Termasuk Homo erectus yang menghuni Asia dan Homo neanderthalensis yang menghuni Eropa.

Archaic Homo sapiens berevolusi antara 400.000 dan 250.000 tahun yang lalu.

Studi genetik menunjukkan bahwa primata bercabang (memisahkan diri) dari mamalia lain sekitar 85 juta tahun yang lalu pada periode Kapur Akhir, dan fosil paling awal muncul di era Paleosen, sekitar 55 juta tahun yang lalu. Keluarga Hominidae bercabang (memisahkan diri) dari keluarga Hylobatidae (Ungka) 15 sampai dengan 20 juta tahun yang lalu, dan sekitar 14 juta tahun yang lalu, Ponginae (orangutan), bercabang (memisahkan diri) dari keluarga Hominidae. Bipedalisme adalah adaptasi dasar dari garis suku hominini, bipedal awal hominin diduga salah satu Sahelanthropus atau Orrorin, bersama Ardipithecus, bipedal penuh muncul kemudian. Gorila dan simpanse memisahkan diri sekitar waktu yang sama, sekitar 4-6 juta tahun yang lalu, Sahelanthropus atau Orrorin mungkin nenek moyang terakhir manusia dengan dengan mereka (gorila dan simpanse). Bipedal awal akhirnya berkembang menjadi australopithecine dan kemudian berkembang lagi menjadi genus Homo.

Dokumentasi awal dari genus Homo adalah Homo Habilis yang berevolusi sekitar 2,3 juta tahun yang lalu; spesies yang dipercaya telah menggunakan alat-alat dari batu.

Volume otak dari homininid awal seukuran dengan simpanse. Selama jutaan tahun berikutnya proses ensefalisasi dimulai, dimasukkannya Homo Erectus dalam catatan fosil, kapasitas tengkorak telah dua kali lipat menjadi 850 cm3. Homo erectus dan Homo ergaster adalah homininae awal yang meninggalkan Afrika, dan spesies ini menyebar melalui Afrika, Asia, dan Eropa antara 1,3 juta – 1,8 juta tahun yang lalu. Homo rhodesiensis, atau Homo antecessor dan bermigrasi keluar benua Afrika sekitar 50.000 sampai 100.000 tahun yang lalu, menggantikan populasi lokal Homo erectus, Homo Denisova, Homo floresiensis, dan Homo neanderthalensis.

(5)

Homo sapiens kuno, leluhur manusia modern secara anatomis, berevolusi antara 400.000 dan 250.000 tahun yang lalu. Bukti DNA terbaru menunjukkan bahwa beberapa haplotipe asal Neanderthal hadir di antara semua populasi non-Afrika; dan Neanderthal serta hominid lainnya, seperti Hominin Denisova mungkin telah berkontribusi hingga 6%

dari genom mereka untuk manusia masa kini. Manusia beranatomi modern berevolusi dari Homo sapiens kuno di era pertengahan Paleolitikum sekitar 200.000 tahun yang lalu.

Transisi ke perilaku modern dengan perkembangan budaya simbolik, bahasa, dan teknologi batu terjadi sekitar 50.000 tahun yang lalu menurut banyak antropolog[16]

meskipun ada beberapa antropolog meyakini perubahan kebiasaan tersebut terjadi bertahap dalam jangka waktu yang lebih lama.

Pada tahun 1871, Charles Darwin menerbitkan bukunya yang berjudul The Descent Of Man yang berisi tentang asal usul manusia. Pendapat Darwin tersebut didasarkan atas adanya hubungan kekerabatan antara manusia dengan primata. Hubungan kekerabatan tersebut juga dapat dilihat antara manusia (Hominidae) dan orang utan (Pongidae). Di antara bentuk persamaan tersebut dapat Anda lihat struktur tubuhnya, antara lain:

a. Mata menghadap ke depan

b. Memilki kelenjar susu yang terletak di dada;

c. Memiliki struktur, jumlah, dan macam kerangka yang sama;

d. Organ darah mempunyai susunan kimia yang sama;

e. Bentuk rahim dengan tipe simpleks.

Selain persamaan di atas, juga terdapat perbedaan antara keduanya.

Perbedaan tersebut dapat Anda lihat pada Tabel di bawah ini :

Perbedaan Antara Manusia (Hominidae) dan Orang Utan (Pongidae)

Struktur Tubuh Manusia (Hominidae) Orang Utan (Pongidae) Kedudukan tengkorak Tepat di ujung tulang Sebelah depan ujung tulang

(6)

belakang belakang

Rahang Berbentuk seperti huruf V Berbentuk seperti huruf U Gigi Ukuran dan tinggi sama Ukuran dan tinggi tidak sama

Tulang belakang Tegak dan kuat Bengkok

Tangan Lebih pendek dari kaki Lebih panjang dari kaki

Kaki Untuk berjalan Untuk berjalan dan memegang

Ibu jari kaki Tidak dapat bergerak bebas Dapat bergerak bebas

Pelvis Lebar dan kuat Sempit dan memanjang

C. Klasifikasi

Dalam teori The Origin of Spesies oleh Charles Darwin, aneka spesies makhluk hidup tidak diciptakan secara terpisah oleh Tuhan melainkan berasal dari nenek moyang yang sama dan menjadi beda satu sama lain akibat kondisi alam. Darwin berpendapat bahwa manusia memiliki nenek moyang kera. Proses evolusi yang diperkirakan berawal 4-5 juta tahun lalu, terdapat beberapa bentuk transisi dari nenek moyang hingga menjadi manusia modern. Menurut Darwin skenario evolusi ini terdapat 4 kategori dasar:

1. Australopithecus

Australopithecus berasal dari kata australis yang berarti selatan dan pithecus berarti kera, sehingga Australopithecus dapat diartikan kera yang berasal dari daerah selatan. Berdasarkan bukti yang dikumpulkan paleontologis dan arkeologis, Australopithecus berkembang 4 juta tahun silam dan menyebar ke penjuru benua sebelum diperkirakan punah 2 juta tahun kemudian. Muncul dugaan bahwa salah satu dari spesies Australopithecus berevolusi menjadi genus homo. Fosil genus Australopithecus pertama kali ditemukan tahun 1924 di Taung, Afrika Selatan oleh Raymond Dart dari Universitas Witwatersand, Johanesburg (Poesponegoro, 2008). Louis Leaky di Olduvai George, Afrika Timur menemukan fosil manusia kera Australopithecus afarensis.

Australopithecus mulai dapat berdiri tegak dan berjalan dengan dua kaki serta mampu berlari di padang terbuka, namun mereka diperkirakan bukan pejalan-pejalan yang baik.

Mereka tidak lagi hidup di pohon-pohon dan penggunaan lengan tidak lagi seperti kera.

Sementara itu, di Amerika Selatan fosil-fosil manusia purba yang disebut juga manusia kera diberi nama Australopithecines. Australopithecines memiliki tinggi kurang lebih 1,5

(7)

meter dengan volume otak kira-kira 600 cm3, gigi belakang besar seperti pada manusia modern.Spesies asal Afrika ini adalah nenek moyang Lucy yang lebih awal, hidup di Afrika Selatan sekitar 2-3 juta tahun lalu. Ukuran otaknya lebih besar dariLucy. Fitur tulang wajahnya juga lebih mirip manusia.

1. Homo habilis

Homo habilis dapat diartikan sebagai manusia yang pandai menggunakan tanggannya. Homo habilis merupakan suatu spesies dari genus Homo yang hidup sekitar 2,5 juta sampai 1,8 juta tahun yang lalu pada masa awal Pleistosen. Definisi untuk spesies ini pertama kali diungkapkan oleh Mary dan Louis Leaky. Homo habilis memiliki cranial capacity kurang dari setengah kapasitas manusia modern. Meskipun masih memiliki postur tubuh seperti kera (ape-like), Homo habilis diperkirakan telah mampu menggunakan peralatan primitif yang terbuat dari batu. Hal tersebut dibuktikan dengan ditemukannya peralatan-peralatan dari batu pada sekitar tempat ditemukannya fosil Homo habilis.

Homo habilis diperkirakan merupakan nenek moyang dari Homo ergaster yang kemudian menurunkan spesies lain yang memiliki postur tubuh seperti manusia, yaitu Homo erectus. Fosil yang ditemukan sebelumnya hanya berupa fragmen tulang, sehingga penemuan kerangka yang nyaris utuh memungkinkan para ilmuan menjawab pertanyaan kunci seperti apa bentuk nenek moyang manusia ketika mereka mulai berjalan tegak menggunakan dua kaki (Poesponegoro, 2008).

2. Homo erectus

Tahun 1894 Eugene Dubois menemukan fosil berupa tulang paha, rahang, dan beberapa gigi di Trinil, Ngawi, Jawa Timur. Fosil manusia Jawa purba ini diberi namaPithecanthropus erectus. Manusia purba ini diduga manusia pertama yang dapat berdiri tegak sehingga disebut Homo erectus. Fosil Pithecanthropus erectus yang ditemukan diperkirakan memiliki tinggi 1,5 hingga 1,6 meter dan telah mampu berjalan tegak, serta volume otaknya sekitar 900 cm3. Pithecanthropus erectusdiduga telah mampu membuat perkakas sederhana dari batu berupa kapak genggam, serta telah mengenal api. Pithecanthropus erectus diperkirakan hidup di zaman Pleistosen pertengahan atau antara 500 ribu - 300 ribu tahun lalu. Davidson Black pada tahun 1920

(8)

di Peking (sekarang Beijing, China) menemukan fosil manusia yang diberi nama Sinanthropus pekinensis. Manusia Peking ini diperkirakan hidup pada zaman yang sama dengan Pithecanthropus erectus di Jawa, yaitu pada zaman Pleistosen pertengahan.

Manusia Peking ini mempunyai volume otak 1075 cm3, lebih besar dari volume otak Pithecanthropus erectus. Keduanya memiliki postur tubuh yang sama, namun kebudayaan manusia Peking sudah lebih maju daripada manusia Jawa (Poesponegoro, 2008).Salah satu mitos paling terkenal mengenai spesies ini adalah, para lelakinyasering beradu tengkorak kepala sampai pecah untuk berebut perempuan.Homo erectus secara umum dipercaya sebagai nenek moyang langsung darimanusia modern, juga sebagai hominid pertama yang hidup di gua sertamengenal api.

3. Homo sapiens

Homo sapiens merupakan manusia purba modern yang memiliki bentuk tubuh yang sama dengan menusia saat ini. Homo sapiens disebut manusia berbudaya karena peradaban mereka cukup tinggi. Jika dibandingkan dengan manusia purba sebelumnya, Homo sapiens lebih banyak meninggalkan benda-benda hasil kebudayaannya. Homo sapiens diduga merupakan nenek moyang bangsa-bangsa di dunia. Fosil Homo sapiens di Indonesia ditemukan di Wajak, dekat Tulungagung oleh Von Rietschoten pada tahun 1889. Fosil ini merupakan fosil pertama yang ditemukan di Indonesia dan diberi namaHomo wajakensis atau manusia dari Wajak. Fosil diteliti ulang oleh Eugene Dubois, manusia purba ini memiliki tinggi 130-210 cm, berat 30-150 kg, dan volume otak antara 1350-1450 cc. Homo wajakensis diperkirakan hidup antara 25 ribu – 40 ribu tahun lalu.

Homo wajakensis memiliki persamaan dengan orang Australia purba (Australoid).

Sebuah tengkorak kecil seorang wanita, sebuah rahang bawah, dan sebuah rahang atas yang ditemukan sangat mirip dengan manusia purba ras Australoid purba yang ditemukan di Talgai dan Keilor mendiami Irian dan Australia. Di Asia Tenggara ditemukan pula manusia purba jenis ini diantaranya di Serawak, Filipina, dan China Selatan (Poesponegoro, 2008).

Charles Darwin menekankan kelanjutan antara perkembangan diferensiasi biologis spesies primata tingkat tinggi ke munculnya manusia. Darwin menekankan pada perubahan kuantitatif dan memahaminya dalam pergerakan gradual yang melalui perubahan menuju manusia modern. Sementara itu, Engels menyakini adanya lompatan

(9)

kualitatif, yaitu terputusnya evolusi budaya dan evolusi biologis. Di dalam evolusi manusia, ‘kerja’ merupakan ambang batas yang memisahkan manusia dari kera. Kerja berasal dari proses materiil tetapi kemudian melampauinya. Dalam istilah dialektika, kerja merupakan negasi atas alam yang telah mengangkat manusia melampaui alam fisik meski tidak lantas membuat manusia berada di luar alam sepenuhnya. Aktivitas kerja menjadikan manusia menjadi bagain alam yang aktif mengubah dan karenanya manusia juga ikut berubah di dalamnya.

Homo ergaster atau Homo erectus yang berevolusi pertama sekitar 1,8 juta tahun lalu dari salah satu populasi Australopithecus diyakini sudah mengembangkan kerja- produktif melalui penggunaan perkakas. Mereka tidak lagi mergantung pada pepohonan di hutan sebagai tempat hidup, mereka sudah sepenuhnya terestrial. Banyak temuan fosil ergaster dan erectus juga ditemukan belulang hewan besar. Meski belum ada bukti yang kuat adanya kegiatan perburuan, namun dapat dipastikan bahwa ergaster merupakan spesies tertua genus homo yang menggunakan perkakas batu untuk memotong daging hewan besar. Kemungkinan besar mereka mendapatkan daging dan belulang hewan besar dengan memulung dari hewan besar yang mati (Wood, 2005: 84).Pada hominin pada genus Homo penggunaan perkakas juga disertai kemampuan menggunakan api sebagai sarana pengolahan makanan. Ada kemungkinan kecil ergaster memanfaatkan api (Wood, 2005:85). Pada beberapa situs fosil ergaster ditemukan abu dan belulang yang terbakar.

Meski demikian, para ahli paleoantropologi belum dapat memastikan ergaster telah aktif menggunakan api, atau dimungkinkan sisa api tersebut berasal dari kebakaran hutan atau petir (Boyd dan Silk, 2003: 346).

Ilmuwan tidak bisa memutuskan apakah benar hominid asal Afrika ini adalahmoyang awal manusia modern yang gagal. Mereka memiliki tengkorakkepala yang lebih tipis dari manusia, tapi juga andal menciptakan alat danmenggunakan api.Banyak ilmuwan yang yakin bahwa Homo habilis adalah rantai terputusantara hominid menyerupai kera seperti Lucy dan hominid yang lebih miripmanusia yang ekses setelahnya. Mereka memiliki tangan panjang sepertikera tapi berjalan dengan dua kaki dan mampu menciptakan alat-alat kasar.

4. Neanderthal

(10)

Dikenal sebagai mahluk yang tahan pada hawa dingin, Neanderthal terlihatmemiliki asal muasal yang berbeda dari manusia modern. Namun dibeberapa hal mereka memiliki kesamaan dengan kita, misalnya merekamenguburkan orang mati, merawat sesamanya yang sakit, dan bahkan jugamenguasai bahasa dan musik. Ilmuwan masih terus berusaha memecahkanmissing link ini dengan meneliti genomnya.

5. Cro-Magnon

Manusia ini terlihat sangat identik dengan manusia modern, hidup di Eropaantara 35.000-10.000 tahun lalu. Lukisan di gua mereka serta pahatan yangdibuat dikenal sebagai contoh karya seni yang dibuat oleh manusiaprasejarah.

6. Homo floresiensis

Selama berabad-abad, mitologi mengatakan bahwa ada mahluk menyerupaimanusia namun berukuran lebih kecil yang disebut Ebu Gogo. Sangat sulitdipercaya bahwa mereka sungguhan ada, sampai pada tahun 2003 laluilmuwan menemukan fosilnya di Indonesia.

7. Paranthropus boseiIni

Spesies yang tidak terlalu pilih-pilih dalam hal makanan. Merekaterpisah dari jalur silsilah yang menuju ke manusia modern sejak 3 juta tahunlalu. Mereka hidup berdampingan dengan nenek moyang kita selamabeberapa juta tahun, tapi mati akibat gagal beradaptasi dengan polamakannya.

8. Paranthropus aethiopicus

Hominid menyerupai kera ini berjalan dengan dua kaki, hidup antara 2,82,2 juta tahun silam. Berdasar dari pengukuran tengkorak kepalanya, ilmuwan

menyimpulkan bahwa spesies ini memiliki otak ukuran dewasa yang terkecildi antara otak hominid yang pernah ada.

9. Australopithecus afarensis

(11)

Yang paling terkenal dari spesies ini adalah Lucy, fosil wanita dewasa yangditemukan tahun 1974. Dinamai Lucy karena terispirasi dari lagu Beatles.Lucy hidup sekitar 3,18 juta tahun silam dan mampu berjalan dan berlaridengan dua kaki.

Terungkap, perubahan iklim mendorong evolusi manusia dengan caramemaksa mereka beradaptasi untuk mengubah kondisi yang ada dan bermigrasike daerah baru. Peneliti menemukan, jauh dari kata menghambatperkembangan, periode saat bumi mendingin atau menghangat terbukti sangatmenguntungkan.

Evolusi pertama terjadi pada dua juta tahun silam saat periode kekeringanpanjang terjadi di mana menghasilkan manusia awal yang beradaptasi untuk berlari dan berburu.

Kemudian selama zaman es pada 450 ribu tahun silam disaat manusia diyakini terbagi dalam tiga kelompok.

Manusia Eropa berevolusi menjadi Neanderthal dan manusia Asia mejadiDenisovan. Sisa manusia di Afrika menjadi manusia modern. Pada pekan ini,Royal Society akan memberikan detaol perihal hasil riset terbarunya ini. “Hal menariknya, adanya bukti evolusi manusia dan perubahan iklim memiliki hubungan erat selama ratus ribuan tahun,” ungkap Rhiannon Stevens dari Cambridge University seperti dikutip DM.

1. Persebaran atau Migrasi

Studi genetika para peneliti di Lembaga Eijkman bersama sejumlah lembaga internasional menunjukkan semua etnis Indonesia adalah keturunan para imigran. Mereka diperkirakan masuk Asia Tenggara, termasuk kepulauan Indonesia, pada 60-50 ribu tahun lalu.Untuk melacak jalur migrasi nenek moyang orang Indonesia, para peneliti awalnya menggunakan metode riset genetika DNA dalam mitokondria (mDNA). Mitokondria adalah struktur unik di dalam sel yang berfungsi seperti sumber energi atau baterai bagi sel untuk beraktivitas. Dari mDNA juga didapat sejarah penyakit bawaan dalam suatu populasi.

Mitokondria dan 37 gen di dalamnya hanya diwariskan dari garis perempuan. Hal ini terjadi karena saat pembuahan mitokondria laki-laki yang ada di ekor sperma terlepas dan tak ikut masuk sitoplasma, lapisan cairan pembungkus sel telur yang di dalamnya

(12)

mengandung mitokondria.Jejak dalam mDNA inilah yang ditelusuri ke belakang untuk melacak garis keturunan nenek moyang lewat jalur perempuan. Setiap mitokondria memiliki sekitar 1.100 ciri yang bisa menjadi penanda asal manusia. Hasil analisis motif di dalam mDNA menunjukkan spesies manusia modern pertama berasal dari kawasan Sub-Sahara Afrika.

Riset kromosom Y, bagian gen yang diturunkan dari garis laki-laki, juga menunjukkan hal serupa. Kemunculan nenek moyang manusia modern diperkirakan terjadi pada 200 ribu tahun silam. “Berdasarkan genetika, manusia modern pertama itu dari Afrika,” ujar Herawati Sudoyo, Deputi Bidang Penelitian Fundamental Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. “Mereka kemudian bermigrasi menyebar ke seluruh dunia.

\.Berikut ini gelombang migrasi manusia ke Indonesia.

1. Gelombang migrasi 50-45 ribu tahun silam.

Manusia modern masuk Indonesia lewat jalur darat selatan Asia. Kepulauan bagian barat Indonesia, seperti Sumatera, Kalimantan, dan Jawa, menyatu dengan daratan Asia (Paparan Sunda), karena muka air laut rendah. Bali dan Lombok sudah dipisah selat dalam.

2. Gelombang migrasi 35-16 ribu tahun silam.

Manusia dari daratan Asia, terutama kawasan Indocina, masuk Indonesia lewat darat. Paparan Sunda masih ada, tapi muka air laut perlahan naik. Muka daratan Asia Tenggara saat ini sudah terbentuk sejak 8.000 tahun lalu.

3. Gelombang migrasi 5.000-4.000 tahun silam.

Kelompok dalam rumpun bahasa Austronesia dari kawasan Cina selatan dan Taiwan menyebar, baik ke Indonesia barat maupun timur.

4. Gelombang migrasi 2.000 tahun lalu.

Mulai abad ketiga hingga ke-13, kelompok proasiatik, India, Cina, dan Arab masuk Indonesia. Ada persebaran budaya Hindu, Buddha, kemudian Islam.

DAFTAR PUSTAKA

(13)

Anton, S.C. (2003). Natural History of Homo erectus. New york: Yearbook of Physical Anthropology.

Boyd, R., and Silk, J.B. (2003). How Humans Envolved 3rd Edition. New York: Amazon Dahler, Franz. (2011). Teori Evolusi: Asal dan Tujuan Manusia. Yogyakarta:Penerbit Kanisius.

Dubois, E. (1894). Pithecanthropus erectus: eine menschenaehnlich Uebergangsform aus Java.

Batavia: Landsdrukerei.

Haeusler, M., McHenry, H. (2004). Body Proportion of Homo habilis reviewed. Journal of Human Evolution 48, 109-121.

Le Gross Clark, W.E. (1964). The Fossil Evidence for Human Evolution. Chicago: University of Chicago Press.

Leakey, L.SB. (1964). A New Species of Genus Homo from Olduvai Gorge. Nature 202, 7-9.

Luthfi, M. J. dan A. Khusnuryani. (2005). “Agama dan Evolusi: Konflik atauKompromi” dalam jurnal Kaunia Vol. 1 No. 1 2005.

Mader,s.s.(1998).Biology United Statet Of America: McGraw.Hil Companies,Inc.

Poesponegoro, M.D. (2008). Zaman Pra Sejarah di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Wood, B. (2005). Taxonomy and Evolutionary Relationship of Homo erectus. Journal of Human Evolution, 1994: 159-165.

Referensi

Dokumen terkait

Pada kehidupan pasangan yang menikah beda agama ini sering atau kerap kali perbedaan prinsip keduanya yang menjadi sumber permasalahan meskipun pada saat keduanya menikah