iv
ABSTRAK
PENGARUH HERBA APIUM GRA VEOLENS LINN.
TERHADAP POLA TIDUR MENCIT GALUR DDY YANG DIINDUKSI OLEH FENOBARBITAL
Ryan Bayusantika Ristandi
Pembimbing I : Endang Evacuasiany, dra.,Apt.,MS.,AFK Pembimbing II : Freddy Soebiantoro ,dr.
Salah satu penyakit yang paling banyak diderita akhir-akhir ini adalah insomnia, yang kemungkinan besar dikarenakan meningkatnya tingkat stress dimasyarakat. Insomnia biasanya diobati dengan obat-obat sintetik yang telah diketahui memiliki banyak efek samping. Oleh karena itu, dilakukan penelitian ini dengan harapan efek samping dari tanaman lebih kecil dari obat sintetis.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan pola tidur mencit yang induksi oleh fenobarbital dengan atau tanpa pemberian infus herba seledri (Apium graveolens Linn.).
Penelitan dilakukan dengan cara, Infus herba seledri (Apium graveolens Linn.) dengan dosis 1/2x, Ix dan 2x dosis manusia diberikan secara per oral pada t=O kepada mencit kemudian diinduksi oleh fenobarbital pada t=45, lalu dibandingkan mula dan lama tidurnya dengan kelompok lain yang diberi aquadest atau diazepam. Data ini kemudian dianalisis secara statistik dengan metode ANAVA.
Hasil secara umum ketiga dosis infusa herba seledri mempunyai perbedaan yang bermakna secara statistik jika dibandingkan dengan kontrol negatif.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah infus Herba Seledri (Apium graveolens Linn.) memiliki pengaruh terhadap mula tidur/onset dan lama tidur/duration mencit dan telah dinyatakan bermakna secara statistik.
V
ABSTRACT
INFLUENCE HERBA APIUM GRA VEOLENS LINN.
TO PATTERN SLEEP MENCIT GALUR DDY WHICH IS INDUCTION BY FENOBARBITAL
Ryan Bayusantika Ristandi
Tutor I : Endang Evacuasiany, dra.,Apt., MS.,AFK Tutor
II
: Freddy Soebiantoro , drOne of the disease which at most suffered recently is insomnia it is most probably caused by increasing of stress level in the society. Insomnia usually is cured with synthetics medicines that already known having many side effects. Therefore, this observation was conducted by expecting that the side effect of plant will be lower that synthetics medicines.
The aim of this observation is to know the different of sleeping pattern of mice that induced with Phenobarbital, with or without giving infuse of Apium graveolens Linn.
Observation was conducted as follow: infuse of Apium gruveolens Linn was given with dose: 1/2x, 1x and 2x of dose given for human, this was given orally at t=0 to mice, followed by inducing with Phenobarbital at t=45, then compared the onset and duration of sleeping, to another group that was given aquadest or diazepam. These data was analyzed in statistical with ANA VA method.
Results in general, those three infuse doses of Apium graveolens Linn reflected the significant different in statistics, compare to negative control.
Conclutions that can be taken from this observation is Apium graveolens Linn
herb giving effect to onset and duration of sleeping of mice and has been proven by statistics.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL
...
iLEMBAR PERSETUJUAN
...
iiSURAT PERNYATAAN
...
iiiABSTRAK
...
ivABSTRACT
...
vKATA PENGANTAR
...
viDAFTAR ISI
...
ixDAFTAR TABEL
...
xiiDAFTAR GAMBAR
...
xiiiDAFTAR GRAFIK
...
xivDAFTAR LAMPIRAN
...
xv..
...
..
...
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...
11.2. Identifikasi Masalah
...
21.3. Maksud dan Tuj uan
...
21.4. Kegunaan Penelitian
...
21.4.1. Kegunaan Akademis
...
21.4.2. Kegunaan Praktis
...
21.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
...
31.5.1. Kerangka Pemikir an
...
31.5.2. Hipotesis
...
41.6. Metode Penelitian
...
41.7. Lokasi dan Waktu
...
4. .
. .
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
Tanaman Obat...
52.2. Seledri (Apium graveolens) 5 2.2.1. Taksonomi Seledri (Apium graveolens)
...
62.2.2. Morfologi Seledri (Apium graveolens)
...
72.2.3. Khasiat Seledri (Apium graveolens)
...
82.2.4. Zat aktif yang terkandung dalam seledri
...
82.3.1. Efek Saponin
...
92.3. Efek hipnotik sedatif pada Seled ri
...
82.3.2 Efek Apiin/Apigenin dan Terpenoid
...
92.4. Bahan penginduksi
...
102.4.1. Struktur Kimia Fenibarbital
...
10X
Saraf Pusat (SSP) ... 1 1
Susunan Saraf Perifer
...
132.4.2.3. Farmakodinamik Barbiturat terhadap Pernapasan
...
14
Sistem Kardiovaskular
...
14
2.4.2.5. Farmakodinamik Barbiturat terhadap Saluran Cerna
...
15
2.4.2.6. Farmakodinamik Barbiturat terhadap Hati
...
152.6.2.7. Farmakodinamik Barbiturat terhadap Ginjal
...
162.4.4 Toleransi Penggunaan Barbiturat
...
182.4.5. Efek Samping Barbiturat
...
182.4.5.1
.
Hangover...
182.4.5.2. Eksitasi Paradoksikal
...
182.4.5.3. Rasa Nyeri
...
182.4.5.4. Alergi
...
192.4.6. Interaksi Obat
...
192.4.7. Indikasi Barbiturat
...
192.4.8. Kontraindikasi Barbiturat
...
202.5 Kontrol Positif
...
202.5.2 Farmakodinamik Benzodiazepin
...
222.5.3. Farmakokinetik Benzodiazepin
...
232.5.4. Efek Samping Benzodiazepin
...
242.5.5. Indikasi Benzodiazepin
...
252.6. Fisiologi Tidur
...
252.6.1. Tipe Tidur
...
262.6.1.1. Tidur Non REM
...
262.6.1.2. Tidur REM
...
272.6.2. Teori Dasar Tidur
...
282.6.3. Peranan melatonin pada tidur
...
282.6.4. Pusat-pusat Neuron, Substansi Neurohumoral, dan Mekanisme yang Dapat Menyebabkan Tidur-Kemungkinan Peran Spesifik untuk Serotonin
...
292.6.5. Gelombang otak pada saat tidur
...
302.7. Insomnia
...
312.7.1. Pembagian Insomnia
...
312.7.1
.
1 . Berdasarkan kelainannya...
312.7.1.2. Berdasarkan lamanya
...
322.7.4. Pengobatan Insomnia dengan Penggunaaan Tanaman Obat
...
332.4.2.2. Farmakodi nami k Barbi turat terhadap 2.4.2.4.Farmakodinamik Barbiturat terhadap
.
2.4.3. Farmakokinetik Barbiturat...
16. . 2.5.1. Struktur kimia Benzodiazepin
...
21xi
BAB
III
BAHAN DAN METODE PENELITIAN3.1. Alat dan Bahan
...
343.2. Metode Penelitian
...
353.2.1. Desain Penelitian
...
353.2.2. Variabel Penelitian
...
363.2.4. Prosedur Kerja
...
37. .
. .
. .
3.2.3. Metode Penarikan Sampel...
363.2.4.1
.
PengumpulanBahan
Uj i...
373.2.4.2. Penyiapan sediaan Infusa Herba Seledri
...
373.2.4.3. Penyiapan hewan percobaan
...
373.2.5. Data yang Diukur
...
393.2.4.4. Pengujian efek perubahan pola tidur mencit
...
383.2.6. Analisis Data
. .
...
39BAB IV HASlL DAN PEMBAHASAN
. .
4.1. Hasil Penelitian...
404.2. Pembahasan
...
444.3. Uji
. . .
Hipotesis...
46BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
.
Kesimpulan...
475.2. Saran
...
47DAFTAR PUSTAKA
...
48LAMPIRAN
...
50xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 . Pembagian Obat-obat Barbiturat ... 17
Tabel 2.2. Perbedaan Gelombang Otak
...
29Tabel 4.1. Mula tidur yang diamati pada 5 kelompok perlakuan
...
38Tabel 4.2. Lama tidur yang diamati pada 5 kelompok perlakuan
...
40... X l l l
DAFTAR DIAGRAM
Halaman Diagram 5.1 Perbandingan mula tidur pada 5 kelompok perlakuan
...
39XIV
DAFTAR GAMBAR
Hal am an
Gambar 2.1
.
Seledri (Apium graveolens)...
7Gambar 2.2. Proses Sintesis Barbiturat ... 10
Gambar 2.3. Struktur umum Barbiturat
...
1 1 Gambar 2.4. Potongan Sagital otak. Batang otak dan Medulla spinalis...
12Gambar 2.5. Mekanisme kerja Barbiturat
...
13Gambar 2.6. Struktur umum Benzodiazepin
...
21Gambar 3.1. Tempat mencit selama aklimatisasi (Sebelum pelakuan)
...
35Gambar 3.2. Saat perlakuan
...
36xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Perhitungan Dosis Fenobarbital , Diazepam dan
Infus Herba Seledri (Apium graveolens)
...
48Lampiran 2. Rumus yang digunakan dalam Perhitungan Statistik
Pengaruh Seledri (Apium graveolens) terhadap pola tidur
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Tidur sangat dibutuhkan oleh setiap manusia untuk memulihkan kembali kondisi tubuh mereka, sebab pada saat itulah metabolisme tubuh terjadi dengan lebih baik dan juga untuk mengembalikan keseimbangan diantara pusat-pusat neuron (Guyton & Hall, 1997).
Tetapi ternyata tidak sedikit yang mengalami gangguan tidur, baik untuk mulai tidur, mempertahankan tidur atau bangun terlalu dini.Gangguan-gangguan tersebut lebih dikenal dengan nama insomnia.
Insomnia adalah kondisi tidur yang tidak memuaskan secara kuantitas dan/atau kualitas yang berlalu pada suatu kurun waktu tertentu (PPDGJ, 1995).
Insomnia dapat disebabkan oleh berbagai hal, tetapi bila etiologi penyakit tidak diketahui secara spesifik, insomnia masih dapat .diperkirakan karena sebab-sebab umum seperti perasaan tegang (psikis), minum kopi, makan macam-macam obat dekat waktu tidur atau adanya faktor-faktor lain (Handoko, 1999).
Individu dengan insomnia non organik karena faktor psikis, mengatakan dirinya merasa tegang, cemas, khawatir atau depresif pada saat tidur, dan merasa seolah-olah pikirannya melayang (PPDGJ, 1995).
Obat-obat Hipnotik-sedatif biasanya digunakan untuk mengatasi hal-hal gangguan tidur seperti insomnia. Menurut definisinya Hipnotik adalah obat yang menyebabkan tidur sedangkan Sedatif adalah obat yang menyebabkan depresi ringan pada
SSP
tanpa menyebabkan tidur.2
Seledri ( Apium graveolens Linn. ) adalah tumbuhan obat asli Indonesia yang mempunyai kandungan Saponins yang berkhasiat sebagai hipnotik-sedatif (www.saponins.com,2003) ,zat Apiin atau Apigenin yang mempunyai khasiat sedatif (Chang&Paul, 1986) dan Terpenoids berefek hipnotik sedatif (Aoshima, Hitoshi and Koutaro Hamamoto, 2003).
Penelitian tentang herba seledri ini dilaksanakan untuk rnembuktikan kebenaran opini masyarakat bahwa seledri (Apium graveolens Linn.) mempunyai efek
pno ti k-seda t i f.
1.2. ldentifikasi masalah
Apakah pemberian infus herba seledri (Apium gruveolens Linn.) mempengaruhi pola tidur mencit yang diinduksi oleh fenobarbital?
1.3. Maksud dan tujuan
Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan pola tidur mencit yang induksi oleh fenobarbital dengan atau tanpa pemberian infus herba seledri (Apium graveolens Linn. ).
1.4. Kegunaan penelitian
1.4.1. Kegunaan Akademis
3
1.4.2. Kegunaan praktis
Obat Hipnotik-sidatif alami seperti Herba Seledri (Apium graveolens Linn.) ini diharapkan memiliki efek samping obat yang lebih sedikit dan biaya lebih murah daripada obat-obat sintetik.
1.5. Kerangka pemikiran dan Hipotesis
1.5.1. Kerangka pemikiran
Seledri (Apium graveolens Linn.) mempunyai kandungan kimia (Saponin, Apiin/Apigenin dan terpenoids) yang diduga mempunyai efek depresi SSP & merangsang pusat inhibisi di formatio reticularis sehingga kesadaran akan menurun dan menimbulkan rasa kantuk sampai tidur. Ada dua teori tentang tidur, yaitu teori aktif dan pasif. Teori aktif menyebutkan adanya pusat dibawah midpontil batang otak yang menghambat pusat lain sehingga kesadaran menurun sedangkan teori pasif mengatakan bahwa sistem aktivasi retikuler di formatio retikularis akan inaktif setelah kita beraktivitas yang membuat kita Ielah.
1.5.2. Premis-premis
1. Fenobarbital memiliki efek hipnotik-sedatif. ( Handoko, 1999)
2. Seledri (Apium graveolens Linn.) mengandung saponin ( SP3T,200 1) 3. Saponin berefek hipnotik-sedatif (www.saponi ns.com,2003)
4. Seledri(Apium graveolens Linn.) mengandung terpenoids (Jean
Brunetton, 1999)
4
6. Seledri mengandung Apin/Apigenin (Chang&Paul, 1986) 7. Apin/Apigenin berefek sedatif ( Chang&Paul, 1986)
8. Seledri (Apium graveolens Linn.) memiliki efek Hipnotik-sedatif. (www. herbmed .org ,2003)
1.5.3. Hipotesis
Infus herba Seledri (Apium graveolens I ,inn.) berefek hipnotik-sedatif dan akan
merubah pola waktu tidur mencit yang telah diinduksi oleh fenobarbital.
1.6. Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian experimental laboratorium dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan hewan coba mencit jantan galur DDY dewasa berumur +/- 8 minggu dengan berat badan +/- 25 gram. Penelitian ini dibagi 5 kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 6 mencit.
Penilaian dilihat dari pola tidur (mula dan lama tidur) mencit dengan atau tanpa penambahan infus herba seledri (Apium graveolens). Data yang sudah terkumpul kemudian diolah menggunakan metode ANAVA untuk diolah secara statistik
1.7. Lokasi dan Waktu
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Infus Herba Seledri (Apium gruveolens Linn.) memiliki pengaruh terhadap mula
tidur (mempercepat mula tidur) dan lama tidur (Memperpanjang lama tidur) mencit dan telah dinyatakan bermakna secara statistik.
5.2. Saran
Penelitian Infus Herba Saledri (Apium graveolens Linn) yang berefek ipnotik- sedatif ini dapat dilakukan dengan metode dan dosis yang lebih bervariasi, dan juga dapat diuji dengan tahap berikutnya (uji klinik terhadap manusia).
Penelitian khusus mengenai konsentrasi zat-zat yang terkandung dalam Herba Seledri pun sangat penting untuk dilakukan, sebab kualitas efek suatu zat salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah kuantitas zat itu sendiri.
48
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. http://www. Herbmed.org,2003. Anonim . lit t p : // www . sa po n i n s .com ,2 003 .
Anonim. http://www.manuver.virtualave.net,2OO3.
Aoshima. , Hi toshi
.,
Koutaro. h t t p ://wwwsoc . n i i .ac. j p/j s b ba. ,2 003 ,Brunetton J. 1999. Pharmacognosy phytochemistry medical plants. EdisiII. 482-5 19 Chang H. M. & H.P. But. 1986. Pharmalocogy and application of Chinese materia
medica. World Scioentifik.579-58 1.
Departemen Kesehatan RI. 1995 .Pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa (PPDGJ). Edisi III. Jakarta. Depkes RI.235-238.
Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Zndonesia. Edisi 3. Jakarta: Depkes
RI
Ganong, W.F. 1999. Buku Ajar Fisiologi Kedokterun. Edisi 17. Jakarta: EGC.142-1 47, 187-1 88.
Goodman & Gilman. 1997. The Pharmacological Basis
Of
Theurapeutics. Edisi 8.
New York: Mc Graw-Hill. 384-386.Guyton & Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC. 946-947.
Handoko T. 1999. Hipnotik-Sedatif Dan Alkohol dalam Farmakologi dan terapi. Edisi 4. Jakarta: Universitas Indonesia 124- 147.
Heyne K. 1987. Tanaman Berguna Indonesia. Jilid III.Edisi I. 1547-1 548.
49
Syahri Alhusin. 2001. Aplikasi Statistik praktis dengan SPSS 9. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. 103-1 1 1.
Sastroamidjoyo. 1997. Obat asli Indonesia.Edisi I.Jakarta: Balai pustaka. 38 Soedigdo. 1977. Pengantar Cara Statistik kimia. Bandung: Penerbit ITB.
Sujatno M.,Henry S., Endang E., dkk.
.
2001 .Tanaman Berkhasiat di Jawa Barat. Edisi 1.
SP3T Bandung: Unpad Press. 3 1Vannini & Pogliani.1999. The Atlas of The Human Body. Edisi I
.
London : Chancellor Press.
54.