• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS RELIEF RENDAH PADA VIHARA SADDHAVANA DI TAMAN WISATA IMAN KEC. SITINJO KAB. DAIRI DITINJAU DARI NILAI ESTETIS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS RELIEF RENDAH PADA VIHARA SADDHAVANA DI TAMAN WISATA IMAN KEC. SITINJO KAB. DAIRI DITINJAU DARI NILAI ESTETIS."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS RELIEF RENDAH PADA VIHARA SADDHAVANA

DI TAMAN WISATA IMAN KEC. SITINJO KAB. DAIRI

DITINJAU DARI NILAI ESTETIS

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

ANTONI SIMAMORA

NIM. 209151004

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ii

ABSTRAK

Antoni Simamora, NIM. 209151004. ANALISIS RELIEF RENDAH PADA

VIHARA SADDHAVANA DI TAMAN WISATA IMAN KEC. SITINJO KAB. DAIRI DITINJAU DARI NILAI ESTETIS, Skripsi, Jurusan Seni Rupa,

Fakultas Bahasa dan seni, Universitas Negeri Medan, 2015.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif sebagai acuan. Subjek dari penelitian ini adalah relief rendah pada vihara saddhavana yang ada di Taman Wisata Iman Kec. Sitinjo Kab. Dairi yang berjumlah 8 buah. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari, mengetahui, menggambarkan, menguraikan dan menganalisa Relief Rendah Pada Vihara Saddhavana yang ada di Taman Wisata Iman Kec. Sitinjo Kab. Dairi.

Hasil penelitian menjelaskan bahwa nilai estetis (keindahan) dan relief rendah pada vihara saddhavana ini merupakan relief yang menggambarkan tentang nilai keindahan dari Relief Rendah Pada Vihara saddhavana. Relief ini terdapat pada Vihara Saddhavana di Taman Wisata Iman Kec. Sitinjo Kab. Dairi. Relief Vihara Saddhavana merupakan penggambaran suatu tempat dimana penerimaan awal ajaran Buddha sebelum menyadari kebenaran atau keyakinan untuk diri sendiri. Relief ini terjadi berdasarkan sifatnya, yaitu relief yang didominasi warna emas. Emas ini memiliki arti kemegahan. Berdasarkan sifatnya itu, masyarakat yang tidak percaya atau belum mengetahui tentang nilai yang terkandung pada relief ini menjadi percaya dan mengetahui apa saja nilai keindahan yang ada pada relief.

Perhatian Pemerintah yang terkait pada Relief Rendah Pada Vihara Saddhavana hanya sebatas pada fisik dari Vihara dan Relief saja dan tidak adanya perhatian Pemerintah terhadap nilai estetis, fungsi, makna, tujuan dan guna dari Relief Rendah Pada Vihara Sadhavana.

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia yang telah diberikan-Nya bagi Penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan karya ilmiah yang harus diselesaikan sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Bahasa dan Seni, Unimed.

Penulis menyadari sepenuhnya skripsi ini belum mencapai hasil yang maksimal, untuk itu sangat diharapkan saran dan masukan yang membangun dari pembaca. Semoga skripsi ini bisa memberi kontribusi terhadap pengetahuan. Penulis juga menyadari bahwa banyak hambatan dan kesulitan yang dialami dalam menyelesaikan skripsi ini, tetapi keberhasilan penulis dalam menyelesaikan sebuah karya ilmiah tidaklah terwujud tanpa bantuan dari semua pihak, baik dukungan moral, materi, fasilitas dari lembaga berperan dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.

Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan.

3. Dr. Wahyu Tri Atmojo, M.Hum. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Seni

Rupa .

4. Drs. Mesra, M. Sn. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Seni Rupa.

5. Drs. Mangatas Pasaribu, M. Sn selaku Pembimbing Skripsi.

6. Drs. Sugito, M. Pd selaku Pembimbing Akademik dan Penguji.

7. Drs. Heri Soeprayogi, M. Si selaku Penguji.

8. Drs. Anam Ibrahim, M. Pd selaku Penguji.

9. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Seni Rupa serta

administrasi dan perlengkapan di lingkungan FBS Universitas Negeri Medan.

10.Kedua orang tua saya (Selamat Simamora dan Alani Nainggolan), atas

bantuan doa,materi, moral dan motivasinya.

11.Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Sekretaris Kepala Dinas Serta Staf

Pegawai Kebudayaan, Pariwisata Kabupaten Dairi yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk melakukan penelitian.

12.Suparman, Buddha Dharma Y. M. Bhikkhu Jinadhammo Mahathera

selaku imforman dari penelitian ini.

13.Terimakasih kepada Fransisko R. Purba dan Joy Pasaribu yang selalu

membantu dalam melaksanakan penelitian ini.

14.Seluruh pihak keluarga, teman-teman stambuk 2009, adik staambuk, dan

(7)

iii

15.Eli Sabet Sibuea, Citra Situmorang, Monalisa Limbong, Marlina

Sihombing terima kasih atas dukungan dan doanya.

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti dan perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Seni Rupa.

Medan, Maret 2015 Penulis,

Antoni Simamora NIM. 209151004

(8)

v

(9)

iv

3. Triangulasi Sumber Data... 35

4. Triangulasi Teori ... 35

H. Bagan Proses Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 38

B. Lokasi Penelitian ... 39

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 49

1. Relief Lokavivarana Mudra ... 49

2. Relief Maradisana Mudra ... 50

3. Relief Rendah Nalagiri Damana Mudra ... 52

4. Relief Angulimala Kkhama Mudra ... 53

5. Relief Samudhassa Nivaranam Mudra ... 54

6. Relief Byadhissa Nivaranam Mudra ... 55

7. Relief Gandhararatha Mudra ... 56

8. Relief Pada Patitthanam Mudra ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(10)

vii

DAFTAR TABEL

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 17 : Relief Samudhassa Nivaranam Mudra ... 54

Gambar 18 : Relief Byadhissa Nivaranam Mudra ... 55

Gambar 19 : Relief Gandhararatha Mudra ... 56

(12)

ix

DAFTAR BAGAN

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. LAMPIRAN 1 ... 65

2. LAMPIRAN 2 ... 66

3. LAMPIRAN 3 ... 67

(14)

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seni merupakan salah satu bentuk kebutuhan dari sekian banyak kebutuhan –

kebutuhan manusia, sehingga bentuk kesenian selalu tumbuh dan berkembang sejajar

dengan perkembangan yang ada pada peradaban kehidupan sosial manusia itu sendiri

dan diwujudkan dalam berbagai karya relief. Karya relief merupakan bentuk

kreatifitas yang tumbuh sebagai manifestasi dari budaya kehidupan manusia, bentuk

imajinasi dan ide – ide kreatif yang diwujudkan dalam berbagai media sehingga

menjadi karya relief yang dapat dipahami oleh masyarakatnya. Dengan kreatifitasnya

manusia selalu berusaha mengembangkan relief, baik yang berwujud sebagai karya

relief tinggi, relief rendah, relief cekung, dan relief tembus.

Seni juga dikembangkan sebagai ekspresi diri dari senimannya. Dalam seni

rupa wujud dari ekspresi senimannya dapat dituangkan pada karya - karya seni dua

dimensi dan seni tiga dimensi. Karya seni dua dimensi adalah bentuk kreatifitas seni

yang diwujudkan pada bidang (panjang dan lebar) misalnya lukis, serigrafi, relief,

wood cut , desain grafis dan lain sebagainya. Sedangkan karya seni tiga dimensi

adalah bentuk kreatifitas seni yang diwujudkan pada media ruang dan memiliki

volume (panjang, lebar dan tinggi atau kedalaman) misalnya patung, keramik,

arsitektur dan lain sebagainya.

(15)

2

Dalam kehidupanya manusia selalu mengembangkan seni rupa secara umum,

dan pada seni dua dimensi secara khusus memiliki maksud dan tujuan, maksud dan

tujuan itu dapat kita pahami berdasarkan fungsi dan nilai – nilai yang terdapat dalam

karya tersebut.

Sejak zaman dahulu seni dua dimensi banyak di kembangkan untuk keperluan

religi ( keagamaan ), ini jelas terlihat banyaknya peninggalan – peninggalan Hindu

dan Buddha di Pulau Jawa. Hal serupa di seluruh wilayah Nusantara khususnya di

pulau Sumatera juga mengalami hal yang sama karena perkembangan kebudayaan

tidak terlepas juga dialami oleh masyarakat di pulau Sumatera.

Kabupaten Dairi merupakan daerah yang berada di wilayah Indonesia yang

tepatnya di Sumatera yang berpusat di kota Sidikalang yang resmi menjadi

Kabupaten pada tahun 1964 dengan jumlah penduduk sekitar 270.000 jiwa, hidup

secara berdampingan dalam kerukunan antar agama. Potensi ini, oleh Pemerintah

daerah Kabupaten Dairi dilihat sebagai salah satu asset daerah untuk pengembangan

kabupaten ini ke depan, terutama pengembangan dalam wisata religious. Oleh sebab

itu, pada awal tahun 2001, Bupati Dairi yang kala itu dijabat oleh Dr. Master P

Tumanggor merancang sebuah kawasan yang di dalamnya terdapat beberapa fasilitas

beribadah yang mampu mengakomodir semua pemeluk agama di kabupaten tersebut.

Untuk mewujudkan gagasan itu, maka bupati mengumpulkan beberapa tokoh

(16)

3

1

guna merealisasikan rancana ini. Dari pertemuan tersebut didapat kesepakatan

mengenai lokasi pembangunan Taman Wisata Iman Dairi yaitu di Perbukitan Sitinjo,

Kecamatan Sitinjo Kabupaten Dairi. Lokasi yang ditutupi oleh hutan dan pepohonan

pinus,sangat bagus untuk dijadikan sebagai kawasan religious (iman) sekaligus

tempat berwisata.

Dengan memanfaatkan lahan seluas 13 hektar, Pemda setempat membangun

beberapa tempat ibadah, seperti Gereja, Mesjid, Vihara kuil, serta arena bermain dan

fasilitas pendukung untuk berwisata. Pembangunan proyek dilaksanakan dalam kurun

waktu 3 tahun mulai dari tahun 2001 hingga tahun 2003 sebagai tahap awal dari

pembangunan. Untuk selanjutnya, guna melengkapi beberapa fasilitas pendukung,

Pemda setempat melakukannya secara bertahap agar Taman Wisata Iman Dairi

betul-betul menjadi tempat yang nyaman untuk beribadah dan berwisata.

Selain untuk mendatangkan wisatawan dari daerah di Sumatera utara dan

derah di luar provinsi untuk beribadah, ke depannya Pemerintah Daerah Kabupaten

Dairi menargetkan kawasan ini nantinya menjadi kawasan wisata iman bagi

wisatawan mancanegara.

Nuansa religious itulah kata yang pantas untuk mengungkapkan panorama

yang terdapat di Taman Wisata Iman Dairi. Rancangan tata ruang dalam

pembangunan Taman Wisata Iman Dairi, diatur secara sempurna. Bukit yang semula

(17)

4

sebagai daya tarik lebih. Masing-masing miniature tersebut menggambarkan beberapa

kejadian dan tempat yang dianggap suci oleh beberapa agama. Pada pintu masuk,para

wisatawan disambut oleh patung Sang Buddha dan sebuah candi yang dipegunakan

untuk beribadah umat Buddha. Vihara saddhavana (tempat dimana awal ajaran

Buddha sebelum menyadari kebenaran untuk diri sendiri) menjadi nama candi yang

dirancang mengikuti desain seperti bangunan candi Borobudur yang terdapat di Jawa

Tengah. Pada bangunan viahara saddhavana terdapat 8 bentuk relief masing-masing

mempunyai khas mudra, lambang, dan ciri-ciri lain yang membedakan mereka

tersendiri. Adapun disebutkan ke 8 bentuk relief yang mempunyai khas mudra itu

yakni, lokavivarana mudra, maradisana mudra, nalagiri damana mudra, angulimala

kkhama mudra, samuddhassa nivaranam mudra, byadhissa nivaranam mudra,

gandhararata mudra, dana pada patitthanam mudra. Relief rendah yang ada pada

viahara saddhavana dibuat dengan pola gerakan yang berbeda-beda.

Relief Rendah Pada Vihara Saddhavana merupakan salah satu karya seni yang

dapat kita lihat di Taman Wisata Iman Kec. Sitinjo Kab. Dairi. Relief yang dibuat

pada Vihara ini dapat menjadi pendukung objek wisata Dairi agar lebih diminati para

wisatawan bahkan lebih dari itu, relief ini bisa menjadi simbol agama Buddha di

Dairi.

Relief Rendah Pada Vihara Saddhavana merupakan salah satu lambang atau

(18)

5

1

simbol, Relief Rendah Pada Vihara Saddhavana ini mengandung makna yang berupa

mental, konsep atau pikiran yang merupakan gambaran kehidupan dan kebudayaan

masyarakat Dairi. Oleh karena itu, relief ini menarik untuk diteliti.

Di dalam Relief Rendah Pada VIhara Saddhavana, terdapat berbagai macam

pola, mudra dan bentuk yang maknanya merupakan gambaran kebudayaan. Relief

adalah pahatan yang menampilkan bentuk dan gambar dari permukaan rata

disekitarnya, gambar timbul, dan perbedaan ketinggian pada bagian permukaan bumi

(Alwi, dkk 2003: 943). Relief sebagai candi, kuil, pilar atau monument. Relief

sebagai bagian gambar merupakan salah satu bentuk dari tanda.

Relief rendah pada vihara saddhavana dalam penyajiannya dapat

menghadirkan media relief sebagai sarana penyampaian ungkapan yang memiliki

karakteristik dalam segi filosofis dengan demikian elemen relief dalam vihara

saddhavana mempunyai arti dalam penekanan daya pesona serta nilai estetis dalam

ungkapan yang menggambarkan pengenangan atau peristiwa dari suatu meditasi

dengan posisi gerakan yang berbeda-beda. Pemahaman nilai estetis dari

masing-masing relief, dikalangan masyarakat selama ini sering disalah artikan. Banyak

masyarakat menganggap relief tersebut hanya sebagai penghias bangunan vihara

saddhavana sehingga masyarakat kurang memahami nilai estetis seperti apa yang

(19)

6

Berdasarkan data-data dilapangan timbullah keinginan penulis untuk

mengetahui lebih jauh tentang Relief rendah pada vihara saddhavana, sebab itu

penulis akan mencoba mengamati relief tersebut secara langsung untuk mendapatkan

suatu fakta yang benar sebagai jawaban dari permasalahan. Selanjutnya penulis akan

menerapkan hal ini merupakan latar belakang masalah dalam penelitian ini, Karena

penulis merasa tertarik untuk mengetahui nilai estetis yang terkandung dalam relief.

Untuk itu penulis ingin membuat penelitian dengan tujuan agar masyarakat termasuk

penulis dapat mengetahui nilai estetis yang terkandung dalam relief vihara saddhavan.

Maka penelitian ini berjudul “analisis Relief rendah Pada Vihara Saddhavana di

Tama Wisata Iman Kec.Sitinjo Kab.Dairi Ditinjau dari Nilai Estetis ”.

B. Identifikasi masalah

Tujuan identifikasi masalah adalah agar penelitian yang dilakukan menjadi

terarah. Hal ini sesuai dengan pendapat Ali Muhammad (1984;49) yang menyatakan

bahwa untuk kepentingan karya ilmiah, sesuatu yang perlu diperhatikan adalah

masalah penelitian sedapat mungkin tidak terlalu luas. Masalah yang luas akan

menghasilkan analisis yang sempit dan sebaliknya bila ruang lingkup dipersempit

maka dapat diharapkan analisis secara luas dan mendalam.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat di identifikasi

(20)

7

1

1. Asal usul terbentuknya relief rendah pada vihara saddhavana di taman

wisata iman.

2. Tidak adanya Nilai estetis yang terkandung dalam relief vihara

saddhavana di taman wisata iman.

3. Tidak adanya Peranan tentang kompetensi relief rendah yang ada di

Vihara Saddhavana pada masyarakat.

4. Tidak adanya brosur-brosur tentang relief rendah yang ada pada Vihara

Saddhavana.

5. Tidak adanya pengurus vihara yang bisa memberikan informasi tentang

relief rendah pada vihara saddhavana.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah merupakan salah satu bagian vital dalam suatu penelitian

karena befungsi member balasan terhadap penelitian agar penelitian tersebut terarah

dan tidak terlalu luas. Mengingat luasnya cakupan masalah, keterbatasan waktu, dana

dan kemampuan teoritis, maka penulis perlu mengadakan pembatasan masalah.

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka yang menjadi focus penelitian

adalah : Nilai estetis yang terkandung dalam relief viahara saddhavana di taman

wisata iman.

D. Rumusan Masalah

Setelah ruang lingkup dan pembatasan masalah ada, tentu kita sudah jelas

(21)

8

permasalahan tersebut. Maka itu perlu adanya dibuat rumusan masalah sehingga

dapat diselesaikan dengan tuntas. Moh. Ali (1982 : 38) menyatakan:

Perumusan masalah pada hakekatnya adalah generalisasi ruang lingkup masalah, pembatasan dimensi dan analisa variable yang tercakup didalamnya, dalam hal ini perumusan masalah dapat dibuat dalam bentuk pernyataan diskripsi maupun dalam bentuk pertanyaan sekitar masalah yang diteliti. Berdasarkan pada latar belakang masalah, identifikasi masalah dan

pembatasan masalah, dan pada kutipan tersebut di atas, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah : bagaimana pemahaman nilai estetis relief rendah pada

vihara saddhavana di Taman Wisata Iman Kec.Sitinjo Kab.Dairi.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian haruslah jelas dan terarah, ini dilakukan dengan

maksud supaya penelitian yang dilakukan tidak menyimpang dari hasil yang di

inginkan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Muhammad Ali (1987;9) yang menyatakan bahwa “kegiatan seseorang dalam merumuskan tujuan penelitian sangat

mempengaruhi keberhasilan peneitian dan pada dasarnya ini merupakan titik anjak dari titik yang dilakukan”, itu sebabnya penelitian harus mempunyai rumusan yang

tegas, jelas dan operasional.

Sesuai dengan rumusan masalah penelitian ini , maka yang menjadi tujuan

(22)

9

1

1. mendeskripsikan asal usul relief rendah pada viahara saddhavana

2. mendeskripsikan nilai estetis yang terkandung dalam relief viahara

saddhavana.

3. mendeskripsikan peranan relief pada masyarakat umum.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat sebuah penelitian haruslah dapat di manfaatkan atau dipergunakan,

baik oleh peneliti itu sendiri, masyarakat, lembaga atau orang lain. Adapun manfaat

dari penelitian ini adalah :

1. Bagi masyarakat diharapkan dengan tulisan ini masyarakat sekarang dan

generasi mendatang mengetahui tentang nilai estetis relief rendah pada

vihara saddhavana.

2. Bagi penulis sebagai referensi dalam penelitian selanjutnya yang berkaitan

dengan relief.

3. Bagi mahasiswa sebagai literature tambahan dan referensi bagi

mahasiswa.

4. Sebagai ilmu pengetahuan, khusus bagi pendidikan seni rupa dan

(23)

60

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis penelitian yang telah dilakukan terhadap subjek

penelitian yaitu, relief rendah pada vihara saddhavana, maka kesimpulan yang

dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:

1. Asal usul Relief Rendah pada Vihara Saddhavana merupakan penggambaran

suatu tempat dimana penerimaan awal ajaran Buddha sebelum menyadari

kebenaran atau keyakinan untuk diri sendiri. Relief ini terjadi berdasarkan

sifatnya, yaitu relief yang didominasi warna emas. Emas ini memiliki arti

kemegahan didalam agama Buddha.

2. Nilai estetis yang terkandung dalam Relief Vihara Saddhavana ini adalah

melambangkan keterbukaan, penerimaan, pikiran, keseimbangan batin,

kepercayaan diri, pengampunan, kebajikan, kesempurnaan, pencerahan,

perlindungan, damai, menghilangkan rasa takut, rahmat atau pemberian

keinginan, tanpa bahaya, rasa aman, dan tiada rasa takut.

3. Perhatian Pemerintah yang terkait terhadap Relief Rendah Pada Vihara

Saddhavana tentu ada, namun perhatianya hanya berpusat pada pelestarian

Vihara Saddhavana. Perhatian Pemerintah pada sejarah, makna, fungsi dan

segala sesuatu yang bersangkutan dengan Relief Rendah Pada Vihara

(24)

61

mengetahui tentang makna, fungsi dan segala sesuatu yang menyangkut Relief

Rendah Pada Vihara Saddhavana.

B. Saran

Berdasarkan kajian yang telah dilakukan maka saran – saran yang dapat

dikemukakan adalah:

1. Seharusnya dengan banyaknya relief di daerah-daerah lain menjadi

tantangan bagi generasi muda untuk mengkaji lebih lanjut tentang asal –

usul relief supaya tidak menjadi teka – teki selamanya.

2. Pemerintahan yang terkait dengan relief seharusnya lebih peduli terhadap

Relief Rendah pada Vihara Saddhavana agar masyarakat mengetahui

segala sesuatu yang menyangkut relief tersebut.

3. Merekomendasikan kepada peneliti lanjutan untuk lebih mendalami

(25)

1

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkk. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Ali, Muhammad (1982). Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Jakarta :

Rineka Cipta.

H. W. Fowler and F. G. Flowler 1953. The Concise Oxford Dictionary. London The University Press.

Iskandar. 2009. Metodeologi penelitian kualitatif. Jakarta : Gaung Persada Press.

Kuntjojo. 2009. Metodeologi penelitian. Kediri : Universitas Nusantara PGRI.

Moh, Nasir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia.

Moleong, Lexy. J. 1989. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nazir, Moh. 2003. MetodePenelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Parmono, Kartini. 2008. Horizon Estetika. Yokyakarta : Lima

Pringgodigdo, A. G. 1973. Borobudur. Jakarta. Jambatan.

Soni Kartika, Dharsono. 2007. Estetika. Bandung : Rekayasa Sains

Suparman ,IA. 1986. Pengumpulan dan Penyajian data. Jakarta. Universitas Terbuka, Depdikbud.

Sutardi, Tedi. 2007. Antropolgi: Mengungkap Keragaman Budaya untuk SMA/MA kelas XII Program Bahasa. Bandung : PT Setia Purna Inves.

http://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Wisata_Iman_%28TWI%29_Sitinjo,_Kabupa ten_Dairi

Panyadewa, Seno. 2014. Misteri Borobudur.

(26)

2

http://en.wikipedia.org/wiki/Makara_(Hindu_mythology).(10 Februari 2015, 20:15)

Panyadewa, Seno. 2014. Misteri Borobudur.

Gambar

Gambar 1   : Relief Cetakan.................................................................

Referensi

Dokumen terkait