• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan Waktu Luang Petani dan Keluarga untuk Usaha Kerajinan Rogo-Rege Beserta Faktor-Faktor yang Mempengaruhi T1 522009013 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan Waktu Luang Petani dan Keluarga untuk Usaha Kerajinan Rogo-Rege Beserta Faktor-Faktor yang Mempengaruhi T1 522009013 BAB IV"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, lokasi penelitian berada di Desa Plumutan. Desa yang

terletak di Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang ini memiliki batas- batas

wilayah sebagai berikut:

Utara : Desa Bantal, Kecamatan Bancak

Timur : Karesidenan Surakarta

Selatan : Desa Lembu, Kecamatan Bancak

Barat : Desa Rejosari dan Desa Jlumpang, Kecamatan Bancak

Wilayah desa Plumutan terbagi atas enam dusun yakni dusun Karang Wuni,

dusun Kalisari, Krajan Plumutan (dukuh Dawung, dukuh Krangkeng, dukuh Gandri),

dusun Karet (dukuh Wonosari), dusun Jatisari (dukuh Gagan) dan dusun Randusari

(dukuh Muningsari).

4.1.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur

Jumlah penduduk desa Plumutan sampai dengan bulan Januari 2013 menurut data

monografi berjumlah 2. 650 jiwa yang terdiri dari 1. 321 jiwa penduduk laki- laki dan

1329 penduduk perempuan dengan jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 922 KK.

Tabel 4. 1 Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur No. Kelompok Umur

(Tahun)

Laki- Laki Perempuan Jumlah

1. 0- 1 88 87 175

2. 1- 5 137 147 284

3. 5- 10 138 138 276

4. 11- 15 135 137 272

5. 16- 20 136 138 274

6. 21- 25 144 138 282

7. 26- 30 137 137 274

8. 31- 40 134 134 268

9. 41- 50 134 133 267

10. 51- 60 100 102 202

11. 60 keatas 38 38 76

Jumlah 1321 1329 2650

(2)

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di desa Plumutan

yang memiliki rentang umur antara 1-5 tahun merupakan jumlah terbanyak dan umur

60 tahun keatas memiliki jumlah paling sedikit. Distribusi umur berdasarkan usia

kerja produktif menurut Hernanto (1988) yakni antara 14- 50 tahun berjumlah 1627

jiwa.

4.1.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Distribusi penduduk desa Plumutan berdasarkan tingkat pendidikan dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. 2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Jenis Pendidikan Laki- Laki Perempuan Jumlah

1. Tidak Sekolah 85 111 196

2. TPQ/ Diniyah 44 54 98

3. TK/Play Group 26 38 64

4. Belum Tamat SD 108 208 316

5. Tidak Tamat SD 57 59 116

6. Tamat SD 417 344 761

7. Tamat SLTP/sederajat 47 32 79

8. Tamat SLTA/sederajat 26 27 53

9. Tamat Akademi/Diploma 3 4 7

10. Tamat Sarjana Keatas 2 1 3

Jumlah 815 878 1693

Sumber: Monografi Desa Plumutan per Januari 2013

Berdasarkan tabel 4. 2 dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk Desa Plumutan

hanya tamatan SD (Sekolah Dasar) yakni sebesar 761 jiwa, sedangkan pendidikan

tertinggi yakni sarjana/ sederajat hanya berjumlah 3 jiwa.

4.1.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Mata pencaharian penduduk desa Plumutan cukup beragam yang meliputi PNS,

TNI, POLRI, pegawai swasta, pensiunan, pengusaha, buruh bangunan, buruh industri,

buruh tani, petani dan peternak. Berikut gambaran mengenai distribusi penduduk

(3)

Tabel 4. 3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan

No. Jenis Pekerjaan Laki- Laki Perempuan Jumlah

1. PNS 4 6 10

2. TNI 5 0 5

3. POLRI 1 0 1

4. Pegawai Swasta 8 9 17

5. Pensiunan 9 3 12

6. Pengusaha 14 13 27

7. Buruh Bangunan 29 11 40

8. Buruh Industri 6 18 24

9. Buruh Tani 413 312 725

10. Petani 416 314 730

11. Peternak 4 3 7

13. Lain- lain 413 639 1052

Jumlah 1322 1328 2650

Sumber: Monografi Desa Plumutan per Januari 2013

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa pekerjaan dengan jenis lain- lain

memiliki kontribusi terbesar yakni 1052 jiwa, sedangkan posisi kedua baru ditempati

mata pencaharian petani dan buruh tani yakni 730 dan 725 jiwa. Menurut penuturan

salah seorang pamong desa, jenis pekerjaan lain- lain merupakan pekerjaan tidak

tetap yang dimiliki penduduk seperti diperantauan, menyambi membuat kerajinan

maupun kerja lepas (freelance) lainnya.

4.2Gambaran Umum Responden

Gambaran mengenai keadaan umum responden dipaparkan berdasarkan hasil

pengumpulan data primer yang diperoleh dari hasil wawancara dengan 60 responden

serta dari data sekunder berdasarkan monografi desa. Sampel diambil secara acak dari

beberapa dukuh dan dusun yang masih dalam satu wilayah Desa Plumutan dan

dikhususkan untuk keluarga petani yang mampu membuat kerajinan Rogo- Rege.

Wawancara dilakukan di dukuh Gagan, dusun Jatisari, desa Plumutan. Didukuh

ini terdapat paling banyak jumlah penduduk dan memanfaatkan sebagian besar waktu

luangya untuk membuat kerajinan Rogo- Rege sehingga jumlah jam kerja dalam

(4)

4.3Hasil Analisis Uji Komputasi

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui besarnya pengaruh variabel luas

lahan (X1), jumlah tenaga kerja (X2), pendapatan (X3), pendidikan (X4), umur KK

(X5), jumlah anggota keluarga (X6) yang mempengaruhi variabel jumlah jam kerja

(Y) dapat dilihat pada tabel 4. 4 berikut:

Tabel 4. 4 Distribusi T- Hitung dengan T- Tabel Model Koefisien

Regresi

T- Hitung T- Tabel

(Constant) 6,197 6,333

Luas lahan -0,263 -1,958* t. 10=1,671

t. 050=2,000

Jumlah TK -0,045 -0,243

Pendapatan -0,563 -4,062**

Pendidikan -0,172 -0,418

Umur KK -0,622 -2,011**

Jumlah Anggota

Keluarga 0,651 2,161**

Sumber: Data Primer, 2013

Keterangan:

* = signifikan pada tingkat kepercayaan 90% ** = signifikan pada tingkat kepercayaan 95%

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja (X2) tidak

mempunyai pengaruh nyata terhadap jumlah jam kerja yang digunakan petani dan

keluarga untuk membuat kerajinan Rogo- Rege karena nilai t hitung lebih kecil dari t

tabel (-0,243 < 1,671). Begitu pula pada variabel pendidikan (X4) juga tidak memiliki

pengaruh nyata terhadap jumlah jam kerja petani dan keluarga yang dicurahkan untuk

membuat kerajinan karena nilai t hitung kurang dari t tabel atau kurang dari 1,671

yakni -0,418 (X4). Nilai koefisien regresi pada variabel bebas yang tidak mempunyai

pengaruh nyata terhadap variabel tak bebas tidak mempunyai arti apapun atau sama

dengan nol (0).

Variabel yang mempunyai pengaruh nyata terhadap pemanfaatan waktu luang

berdasarkan jumlah jam kerja petani dan keluarga yang dicurahkan untuk membuat

kerajinan Rogo- Rege dengan nilai t hitung lebih besar dari t tabel (tanpa

(5)

variabel pendapatan (X3) yakni -4,062> 2,000; variabel umur kepala keluarga (X5)

yakni -2,011> 2,000 dan variabel jumlah anggota keluarga (X6) yakni 2,161> 2,000 .

Tabel 4. 5 Uji statistik F

Model F Hitung F Tabel

1 Regresi 4,768 2,24

Residual Total Sumber: Data Primer, 2013

Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai F hitung sebesar 4,768 artinya hasil

regresi dinyatakan signifikan karena nilai F hitung lebih besar daripada F tabel (4,768

> 2,24) sehingga dapat dikatakan bahwa variabel bebas (luas lahan (X1), jumlah

tenaga kerja (X2), pendapatan (X3), pendidikan (X4), umur KK (X5) dan jumlah

anggota keluarga (X6) berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas (jumlah jam

kerja (Y) ).

Besar kontribusi pengaruh jumlah anggota keluarga, luas lahan, umur,

pendidikan, pendapatan dan jumlah tenaga kerja terhadap jumlah jam kerja yang

dimanfaatkan petani untuk membuat kerajinan Rogo- Rege dapat dilihat berdasarkan

nilai R Square pada tabel berikut:

Tabel 4. 6 Kontribusi variabel bebas terhadap variabel tidak bebas

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 0,611a 0,373 0,295 0,19470479

Sumber: Data Primer, 2013

Berdasarkan tabel 4.6 tersebut dapat dilihat pada nilai R Square yang nilainya

0,373, artinya bahwa jumlah anggota keluarga, luas lahan, umur KK, pendidikan,

pendapatan dan jumlah tenaga kerja memberikan kontribusi pengaruh sebesar 37,3%

terhadap jumlah jam kerja, sehingga 62,7% jumlah jam kerja dipengaruhi oleh faktor-

(6)

Tabel 4. 7 Distribusi Jumlah Jam Kerja Berdasarkan Rata- Rata

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Jumlah jam kerja 60 12. 00 121. 00 82. 5167 25. 31730 Valid N (listwise) 60

Sumber: Data Primer, 2013

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa jumlah jam kerja minimum petani

dan keluarga dalam membuat kerajinan adalah 12 jam/ bulan, jumlah jam kerja

maksimum 121 jam/ bulan dan rata- rata jumlah jam kerja masing- masing petani dan

keluarga adalah 83 jam/ bulan.

4.4 Pembahasan

4. 4. 1 Pengaruh Luas Lahan Terhadap Jumlah Jam Kerja

Berdasarkan hasil penghitungan uji komputasi luas lahan (X1) mempunyai

pengaruh nyata terhadap jumlah jam kerja yang digunakan petani dan keluarga untuk

membuat kerajinan Rogo- Rege. Besar koefisian regresi pada variabel luas lahan (X1)

adalah -0.263 artinya setiap kenaikan luas lahan sebesar 1% akan menyebabkan

penurunan 0,347% pada jumlah jam kerja dan berlaku sebaliknya bila terjadi

penurunan luas lahan 1% maka akan terjadi kenaikan luas lahan sebesar 0,347%

dengan tingkat kepercayaan 90% pada α 0,10. Nilai t hitung sebesar -1,958 dengan

arah negatif artinya jika luas lahan tinggi maka jumlah jam kerja akan rendah, begitu

pula sebaliknya jika luas lahan rendah maka jumlah jam kerja akan tinggi. Pernyataan

ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Sutrisno (1982) bahwa luas lahan usaha

tani mempengaruhi besar kecilnya waktu luang yang dicurahkan untuk membuat

kerajinan.

Petani dengan luas lahan sempit akan lebih banyak memiliki waktu luang

sehingga jumlah jam kerja yang dicurahkan untuk membuat Rogo- Rege lebih

banyak. Sebaliknya, petani akan lebih sedikit mencurahkan jam kerja karena luas

lahan yang luas. Petani yang memiliki garapan sempit akan lebih cepat

menyelesaikan pekerjaan usaha taninya sehingga ketika pulang dari sawah ataupun

(7)

memiliki luas lahan lebih besar yang waktu luangnya sebagian besar dicurahkan

untuk mengurusi lahannya yang luas.

4. 4. 2 Pengaruh Jumlah Tenaga kerja Terhadap Jumlah Jam Kerja

Variabel jumlah tenaga kerja tidak memiliki pengaruh nyata terhadap jumlah

jam kerja yang digunakan petani dan keluarga untuk membuat kerajinan Rogo- Rege.

Besar koefisien regresi jumlah tenaga kerja (-0,045) tidak dapat menjelaskan

kenaikan maupun penurunan jumlah tenaga kerja sehingga dapat diartikan nol (0)

karena tidak terdapat pengaruh nyata. Begitu pula besar nilai t hitung (0,248) yang

kurang dari t tabel (1,671) membuktikan bahwa jumlah tenaga kerja tidak signifikan

terhadap jumlah jam kerja yang dicurahkan untuk membuat kerajinan Rogo- Rege.

Seperti yang dijelaskan Hernanto (1988) bahwa batas usia kerja anak- anak

minimal 14 tahun. Hal ini berarti petani yang walaupun memiliki jumlah tenaga kerja

yang telah masuk usia kerja, belum dapat memberikan kontribusi banyak terhadap

jumlah jam kerja. Hal ini disebabkan salah satunya adalah sebagian tenaga kerja

masih merupakan pelajar yang harus bersekolah selama satu minggu dan harus

belajar atau mengerjakan PR ketika malam tiba yang biasanya orang dewasa tetap

dapat menganyam sambil menonto tv meskipun malam. Walaupun mereka (tenaga

kerja yang masih pelajar) mampu membuat kerajinan, tetapi waktu luang mereka

kecil sehingga membuat kerajinan hanya dapat mereka lakukan ketika libur sekolah.

Selain itu tidak semua tenaga kerja keluarga dewasa memanfaatkan waktu luangnya

untuk membuat kerajinan. Beberapa dari mereka ada yang memanfaatkan untuk

pekerjaan sampingan lain seperti berjualan keliling, jadi tukang ojek, ataupun buruh

bagi tenaga kerja dewasa yang tidak sekolah.

4. 4. 3 Pengaruh Pendapatan Terhadap Jumlah Jam Kerja

Pendapatan keluarga mempunyai pengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95%

pada α 0,05 dengan besar koefisien regresi sebesar -0.563 menggambarkan bahwa

pendapatan keluarga mempunyai pengaruh yang nyata sebesar 0.563%. Arah negatif,

(8)

sebesar 0,251% begitu pula jika terjadi penurunan pendapatan 1%, maka akan terjadi

kenaikan jumlah jam kerja sebesar 0, 251%. Nilai t hitungnya (-4,062) lebih besar

daripada t tabel (2,000). Nilai negatif pada t hitung menunjukkan bahwa besar

pendapatan tehadap jumlah jam kerja berbanding terbalik artinya bila pendapatan

tinggi maka jumlah jam kerja rendah, begitu pula sebaliknya, jika pendapatan rendah

maka jumlah jam kerja akan tinggi.

Semakin meningkatnya pendapatan keluarga maka jumlah jam kerja yang

digunakan untuk membuat kerajinan semakin kecil. Begitu pula sebaliknya, kecilnya

pendapatan petani dan keluarga mendorong mereka untuk dapat memperoleh

penghasilan lebih yakni dengan lebih banyak mencurahkan sebagian besar waktunya

untuk membuat kerajinan agar dihasilkan pemasukan yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan hidup. Meskipun membuat kerajinan merupakan pekerjaan sampingan

dan hanya menambah sebagian kecil pemasukan mereka. Seperti yang telah

dijelaskan Ariawan (2002) bahwa bila pendapatan rendah, petani dan keluarga akan

cenderung mencari pendapatan lain meskipun hasilnya kecil. Seberapapun uang yang

mereka hasilkan dari membuat kerajinan dapat membuat mereka merasa telah

berpartisipasi dalam melestarikan Rogo- Rege yang merupakan warisan turun

temurun.

4. 4. 4 Pengaruh Pendidikan Terhadap Jumlah Jam Kerja

Variabel pendidikan tidak memiliki pengaruh nyata terhadap jumlah jam kerja

petani dan keluarga yang dicurahkan untuk membuat kerajinan Rogo- Rege karena

nilai t hitung (0,418) kurang dari t tabel (1,671) sehingga besar koefisien regresi

-0,172 tidak dapat menjelaskan pengaruh yang diberikan kepada jumlah jam kerja.

Pendidikan kepala keluarga yang rendah nyatanya tidak membuat petani dan keluarga

memanfaatkan jumlah jam kerja dari waktu luangnya untuk membuat kerajinan.

Begitu pula pendidikan kepala keluarga yang tinggi juga tidak mempunyai pengaruh

untuk mengarahkan keluarganya untuk memperoleh kehidupan yang lebih layak dan

penghasilan yang lebih tinggi dari pada membuat kerajinan. Sebagian besar penduduk

(9)

penduduk berdasarkan tingkat pendidikan). Kerajinan Rogo- Rege merupakan

warisan turun temurun yang telah ada dan akan terus lestari dan bukan hanya

digunakan untuk kebutuhan finansial tetapi juga sebagai ciri khas dari Desa Plumutan

itu sendiri, sehingga tinggi rendah pendidikan kepala keluarga tidak akan

mempengaruhi petani dan keluarga untuk tetap membuat kerajinan tersebut. Besar

kecilnya jumlah jam kerja untuk membuat kerajinan tidak dipengarui oleh pendidikan

kepala keluarga, karena tanpa harus sekolah tinggi pun kepala keluarga dapat

mengarahkan membuat kerajinan ini dengan belajar dari sesepuh dan keluarga atau

pun tidak mengarahkan membuat kerajinan dengan malah mengarahkan pada

pekerjaan lainnya.

4. 4. 5 Pengaruh Umur Kepala Keluarga (KK) Terhadap Jumlah Jam Kerja

Variabel umur KK memiliki pengaruh nyata dengan koefisien regresi sebesar

-0,622 dan mempunyai arah negatif dengan tingkat signifikansi 95% pada α 0,05

terhadap jumlah jam kerja yang dicurahkan petani dan keluarga untuk membuat

kerajinan Rogo- Rege. Nilai negatif disini artinya setiap kenaikan umur KK 1%

menyebabkan penurunan jumlah jam kerja sebesar 0,622%, sebaliknya jika terjadi

penurunan umur KK 1% maka akan terjadi kenaikan jumlah jam kerja sebesar

0,622%. Seperti yang dijelaskan pada kajian teori, menurut Astuti (2006) semakin tua

umur (30-50 tahun) kepala keluarga, maka semakin rendah jumlah jam kerja yang

dicurahkan. Hal ini disebabkan kemampuan beraktifitas yang semakin kecil dan tidak

agresif dalam melakukan pekerjaan secara lama sehingga orang yang lebih tua lebih

cepat lelah dalam melakukan aktifitas yang banyak. Hal tersebutlah yang

menyebabkan semakin tua umur KK maka jumlah jam kerja akan semakin kecil.

Umur KKyang semakin tua juga tidak akan lebih banyak mengatur anaknya untuk

melakukan atau memaksakan anaknya membuat kerajinan.

Pada kepala keluarga yang masih muda (< 30 tahun) cenderung agresif dan

produktif. Selain itu umur KK yang masih muda mampu melakukan berbagai hal

fisik lebih lama sehingga aktifitas yang banyakpun tidak menghambat mereka untuk

(10)

menyebabkan jumlah jam kerja yang dicurahkan untuk membuat kerajinan

meningkat. Meskipun siang hari mereka bekerja diluar rumah, baik menggarap sawah

maupun melakukan pekerjaan sampingan lainnya, tetapi mereka tetap mampu mebuat

kerajinan ketika mereka pulang maupun ketika malam hari tiba. Kegiatan membuat

Rogo- Rege nyatanya dapat dilakukan sambil menonton TV. Selain itu tidak

membutuhkan waktu lama untuk memperoleh banyak Rogo- Rege, karena hanya

membutuhkan waktu 5 menit untuk menyelesaikan satu buah Rogo- Rege berukuran

sedang (diameter 20-25 cm).

4. 4. 6 Pengaruh Jumlah Anggota Keluarga Terhadap Jumlah Jam Kerja

Variabel jumlah anggota keluarga (X6) mempunyai pengaruh nyata terhadap

jumlah jam kerja yang dicurahkan petani dan keluarga untuk membuat kerajinan

Rogo- Rege. Nilai koefisien regresi sebesar 0,651 artinya jumlah anggota keluarga

memiliki pengaruh yang nyata sebesar 0,651% terhadap jumlah jam kerja yang

dicurahkan petani dan keluarga untuk membuat kerajinan Rogo- Rege. Karena nilai t

hitung (2,161) lebih besar dari t tabel (2,000) maka arah persamannya positif

sehingga dapat diartikan bahwa semakin besar jumlah anggota keluarga maka

semakin besar pula jumlah jam kerja yang dicurahkan petani dan keluarga untuk

membuat kerajinan Rogo- Rege. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ghazali (2012)

bahwa semakin banyak jumlah keluarga, maka semakin banyak anggota keluarga

yang diarahkan untuk melakukan usaha lain seperti membuat kerajinan. Begitu pula

sebaliknya, semakin kecil jumlah anggota keluarga maka jumlah jam kerja untuk

membuat kerajinanpun semakin kecil.

Semakin banyak jumlah anggota keluarga maka semakin besar pula beban

tanggungan kepala keluarga, semakin besar beban tanggungan keluarga maka kepala

keluarga akan berfikir keras agar dapat memenuhi kebutuhan anggota keluarganya.

Meskipun hasil membuat kerajinan ini kecil, tetapi setidaknya mampu mengurangi

beban tanggungan anggota keluarga yang dapat dipikul secara bersama-sama yakni

(11)

Begitu pula sebaliknya, jumlah anggota keluarga yang sedikit, maka beban

tanggungan kepala keluargapun akan kecil sehingga membuat kerajinan tidak

dijadikan sebagai hal pokok bagi mereka yang memiliki beban tanggungan keluarga

kecil. Mereka membuat hanya untuk mengisi waktu luang dan tidak menjadikan

kerajinan sebagai patokan yang harus dikerjakan setiap waktu. Beban tanggungan

yang kecil tentunya akan meringankan kebutuhan yang harus dipenuhi, sehingga

masih dapat dipenuhi dari hasil pertanian saja ataupun membuat kerajinan tetapi

dengan jumlah yang lebih sedikit.

Dari berbagai aspek dan faktor yang telah diteliti, maka dapat dikatakan bahwa

jumlah jam kerja dipengaruhi banyak faktor lain selain jumlah tenaga kerja,

pendapatan dan umur kepala keluarga, sedangkan faktor- faktor seperti luas lahan,

pendidikan dan jumlah anggota keluarga tidak mempengaruhi. Hal ini dapat diteliti

lebih lanjut dikemudian hari agar dapat diketahui faktor lain apa yang mempengaruhi

jumlah jam kerja petani dan keluarga yang dicurahkan untuk membuat kerajinan

Gambar

Tabel 4. 1 Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
Tabel 4. 2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 4. 3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Tabel 4. 4 Distribusi T- Hitung dengan T- Tabel
+3

Referensi

Dokumen terkait

PPBJ pada Balai Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah Kementerian ESDM akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan pengadaan

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO.

Demikian Addendum Dokumen ini dibuat dengan sebenarnya, untuk dapat dipergunakan sebagaimana

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas

Berdasarkan Berta Acara Hasil Pelelangan Nomor: ULP.BYL/B-E/008.06/38 /2012 tanggal 02 Maret 2012 Pokja Pengadaan Barang ULP Kabupaten Boyolali Kegiatan Pengadaan

Pada saat berada dalam keadaan flow , individu akan merasa bahwa kemampuan yang ia miliki mampu menyelesaikan tuntutan aktifitas yang tengah ia lakukan, mengetahui

Untuk menjelaskan pola asuh, Baumrind (dalam Santrock, 2007) membagi tipe-tipe pola asuh menjadi 3, yaitu: 1) Otoriter, adalah gaya yang membatasi dan menghukum,

- Direktur perusahaan hadir langsung, apabila diwakilkan membawa surat tugas dan mendapat kewenangan penuh untuk mengambil keputusan. Demikian undangan ini disampaikan,