MENURUNKAN BODY DISSATISFACTION MELALUI
BIBLIOKONSELING UNTUK MAHASISWI BK FKIP UKSW
ANGKATAN 2013-2015
ARTIKEL SKRIPSI
oleh
Lydia Prabandani 132012015
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
PENDAHULUAN
Biblioterapi dianggap sebagai biaya pengobatan yang efektif sejak terjadinya Perang Dunia I dan II. Banyak tentara kembali dari medan pertempuran mengalami gangguan pasca trauma. Sejak itulah, biblioterapi digunakan secara meluas dan pada saat ini biblioterapi dapat dilakukan pada semua profesi, semua
kelompok usia dan sekumpulan populasi khusus (Schectman dalam Eliasa, 2007). Biblioterapi digunakan oleh konselor sekolah, para pekerja sosial, bagi perawat kesehatan, untuk profesi guru dan Pustakawan ( Eliasa, 2007).
Para ahli biblioterapi mengemukakan bahwa dengan biblioterapi kesadaran individu berkembang, oleh karena itu biblioterapi dapat diterapkan sebagai salah satu teknik untuk mengembangkan perilaku moral. Biblioterapi mempunyai manfaat sebagai nurturent effect yakni diperolehnya pengetahuan tentang materi bacaan, timbul sikap kritis, dan menambah wawasan pembaca. ( Dewi, 2014). Pada dasarnya biblioterapi menggunakan literatur termasuk mendengarkan cerita dan puisi, menonton film, dan melihat gambar. Sehingga biblioterapi bersifat
lebih menyenangkan dan menarik. ( Schetmen,2009)
Body image mempunyai hubungan dengan body dissatisfaction ( ketidakpuasan tubuh) dimana seseorang dengan body image yang negatif dipastikan mempunyai ketidakpuasan terhadap tubuhnya (Body Image and Body Dissatisfaction of Centre for Clinical Interventions). Untuk membuat penelitian lebih spesifik maka peneliti menggunakan istilah body dissatisfaction ( ketidakpuasan
tubuh) dalam penelitian ini.
Dalam menentukan subjek penelitian ini, penulis melakukan pra penelitian untuk mengetahui tingkat ketidakpuasan tubuh ( body dissatisfaction) responden. Berikut adalah tabel hasil pra penelitian kepada mahasiswi :
Tabel Kategori Body Dissatisfaction Mahasiswi BK UKSW Angakatan 2013 -
2015.
Terdapat 40% mahasiswi BK FKIP UKSW angkatan 2013- 2015 memiliki body dissatisfaction dalam kategori
Interval Kategori f %
16 - 37 Rendah 3 10%
38 - 51 Sedang 7 23% 52 - 66 Tinggi 12 40%
≥ 66 Sangat
Tinggi 8 27%
Tinggi. Body dissatisfaction pada kategori Tinggi dan Sangat Tinggi perlu diturunkan menjadi sedang atau rendah.
Hasil penelitian Sukamto (2008) yang menemukan bahwa biblioterapi dapat menurunkan secara signifikantingkat ketidakpuasan terhadap body image sedangkan hasil penelitian Suprapto (2013) yang menemukan bahwa biblioterapi tidak
dapat secara signifikan menurunkan ketidakpuasan terhadap body image , dapat
disimpulkan bahwa kedua hasil penelitian tersebut bertolakbelakang sehingga penulis mempertanyakan hasil mana yang benar. Maka penulis merasa perlu meneliti ulang untuk mengkaji kembali apakah biblioterapi/bibliokonseling dapat atau tidak dapat menurunkansecara signifikan tingkat ketidakpuasan terhadap body image subjek penelitian.
KAJIAN TEORI
1. Body Dissatisfaction
Ketidakpuasan terhadap tubuh muncul dari internalisasi standar mengenai evaluasi berat dan bentuk tubuh berdasarkan lingkungan sosial budaya dan dapat menjadi faktor utama terjadinya gangguan makan. ( Fairburn, Cooper 1986 dalam Muehlenkamp 2014). Cooper et al (dalam Pietro 2008) menjelaskan bahwa
ketidakpuasan tubuh secara luas terdiri dari 4 aspek, yakni :
1. Self perception of body shape,
2. Comparative perception of body shape,
3. Attitude concerning body image alteration,
4. Severe alterations in body perception. Secara khusus ketidakpuasan tubuh dapat diukur dari beberapa aspek menurut (Cooper et al dalam Ballesteros
2003) yaitu :
1. Keinginanan untuk mengurangi berat badan, dalam aspek ini terdapat beberapa pertanyaan dalam kuisioner yang menekankan keinginan untuk mengurangi berat badan melalui diet maupun hanya membayangkan dapat menghilangkan beberapa lemak di bagian tubuhnya.
2. Pikiran untuk menjadi gemuk maupun terlalu gemuk, dalam aspek ini individu lebih fokus terhadap ranah kognitif individu terkait pikiran menjadi semakin gemuk.
3. Merasa gemuk setelah makan, aspek ini menjurus pada gejala terjadinya gangguan makan yang menimbulkan rasa bersalah setelah makan karena merasa bahwa dengan makan maka akan membuat tubuhnya semakin
gemuk.
tubuhnya sehingga akan mengakibatkan adanya perbandingan, merasa dirinya lebih buruk dari orang lain maupun menghindari tempat-tempat yang dapat mengekspos tubuhnya secara berlebih.
Seseorang dengan ketidakpuasan tubuh yang kuat dapat diartikan sama dengan individu yang mempunyai citra
tubuh yang negatif (Janzen & Cecil, 2007). Sedangkan citra tubuh sendiri merupakan produk dari persepsi yang terbentuk melalui proses bagaimana kita memandang tubuh kita dan tubuh oranglain ( Astarina,2008).
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Body Dissatisfaction :
1. Media
Media memainkan peran utama dalam menciptakan dan memperburuk ketidakpuasan tubuh (Mundray&Ogen 1996).
2. Teasing (Ejekan)
Penyebab timbulnya ketidakpuasan terhadap tubuh pada seorang individu memang cukup beragam. Salah satu faktor yang paling mempengaruhi adalah adanya ejekan dari lingkungan sosial, terutama
ejekan yang berhubungan dengan penampilan fisiknya.
3. Socio – cultural ( Sosial Budaya ) Budaya yang dianut oleh sebuah kelompok masyarakat juga dapatmempengaruhi ketidakpuasan individu terhadap tubuhnya, seperti yang diungkapkan oleh Fairburn, Cooper dalam Muehlenkamp, 2014) bahwa ketidakpuasan terhadap tubuh adalah bentuk internalisasi dari lingkungan
sosial budayanya. Heinberg (1996) menyatakan bahwa dimana tubuh yang dimiliki oleh seseorang tidak sesuai dengan apa yang dianggap ideal di dalam
masyarakat, tingkat
ketidakpuasanseseorang terhadap tubuhnya akan meningkat.
4. Biblioterapi
Faktor terakhir yang dapat mempengaruhi body dissatisfaction ( negative body image ) adalah biblioterapi yang dalam penelitian ini akan disebut sebagai bibliocounseling. Hal ini telah dibuktikan dalam sebuah penelitian yang berjudul “The Effectiveness of bibliotherapy in reducing body image dissatisfaction among high school girls” yang dilakukan oleh Sukamto (2008). Dalam penelitian ini dibuktikan bahwa
tersebut masih relevan selama 1 bulan setelah perlakuan.
Adanya ketidakpuasan Tubuh dari individu berdampak negatif dengan munculnya :
1. Depresi
Ketidakpuasan tubuh merupakan faktor terjadinya depresi, individu dapat merasa tertekan dengan pemrosesan informasi yang salah terhadap persepsi
tubuhnya ketika membandingkan bentuk tubuhnya dengan bentuk tubuh ideal. (Taylor & Cooper dalam and Withenton and Stice 2002 )
2. Gangguan Makan
Dalam pendekatan transdiagnotik gangguan makan dianggap sebagai masalah kognitif yang melibatkan keadaan penampilan, berat badan dan kontrol berat badan (Fairburn, Cooper, & Shafran,2013 dalam Dudek,Ostazewski, Malicki 2014). Individu yang memiliki ketidakpuasan terhadap tubuh beresiko melakukan hal-hal negatif yang bisa membuatnya terlihat sempurna di lingkungan sosial budayanya. Penggunaan perilaku penurunan berat badan ekstrim seperti berdiet, puasa, memuntahkan makanan, penyalahgunaan
obat .
2. Bibliokonseling
Menurut Webster’s Third New International Dictionary dalam buku Guiding Gifted Readers From Preschool to High School ( 2009) definisi dari biblioterapi adalah penggunaan bahan bacaan sebagai terapi dalam bidang kedokteran dan psikiatri dan dapat digunakan juga sebagai bahan bimbingan
untuk membantu dalam usaha pemecahan masalah individu melalui arahan membaca. Tahapan yang dilakukan dalam bibliokonseling menurut (Suparyo dalam Hanum, 2015 ) :
a. Tahap Identifikasi,
Klien mengidentifikasi dirinya dengan karakter dan peristiwa yang ada pada buku, baik yang bersifat nyata ataupun fiktif.
b. Tahap Katarsis,
Konseli menjadi terlibat secara emosional dalam kisah dan menyalurkan emosi yang terpendam dalam dirinya (melalui diskusi atau karya seni).
c. Tahap Tilikan (insight),
Konseli menyadari bahwa masalah yang mereka hadapi bisa diselesaikan.
Bibliocounseling dapat dijadikan alternatif tindakan untuk menurunkan
negara lain. Penelitian yang dilakukan oleh Sukamto (2008) yang berjudul “The Effectiveness of bibliotherapy in reducing body image dissatisfaction among high school girls”.Penelitian lain yang dilakukan oleh Riji, Ambika dan Sheela (2014) menyatakan bahwa Pengaruh besar media terhadap penduduk perkotaan mengenai citra tubuh ideal wanita menjadi salah satu faktor
terjadinya ketidakpuasan terhadap body image di India. Peneliti memilih perlakuan berupa biblioterapi untuk mengatasi hal tersebut dan terbukti bahwa biblioterapi efektif dapat mengurangi tingkat ketidakpuasan citra tubuh di kalangan gadis-gadis SMA di Mysore, India. Desain penelitian yang digunakan adalah pre test – post testdesign dan teknik pengambilan sample yang digunakan adalah teknik simple random sampling dan akhirnya dipilih 30 subjek yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian yang dilakukan oleh Utama (2013) bahwa biblioterapi dapat meningkatkan kepercayaan diri, dimana
kepercayaan diri juga menjadi salah satu pengaruh yang kuat terhadap kepuasan body image atau citra tubuh seseorang. Dengan tingkat kepercayaan diri yang tinggi maka dapat dikatakan individu mempunyai penilaian yang positif
terhadap body image-nya. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian studi kasus dan menggunakan subjek tunggal ( single subject design).
METODE
Jenis penelitian ini adalah eksperimen yang digunakan adalah eksperimen semu (Quasi Eksperimental ) dengan pretest-posttest control group design. Dalam penelitian ini subjek penelitian yang digunakan adalah mahasiswi BK FKIP UKSW dengan tingkat ketidakpuasan terhadap body dissatisfaction yang tinggi. Dari 30 responden, 12 mahasiswi mempunyai tingkat body dissatisfaction dalam kategori Tinggi. Untuk memenuhi syarat homogenitas pada akhirnya subjek penelitian yang digunakan hanya angkatan 2013 sehingga dalam penelitian ini dipilih 6 mahasiswi BK FKIP UKSW angkatan 2013 yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu 3 orang pada kelompok eksperimen dan 3 orang di kelompok kontrol. Teknik sampling yang digunakan peneliti adalah purposivesampling .
Kuisioner ini terdiri dari 16 item dengan 6 kategori jawaban dan skoring sesuai dengan pilihan jawaban responden. Dalam menentukan responden yang dipilih, sebelum memberikan kusioner peneliti terlebih dahulu menanyakan kepada responden tentang kepuasaannya terhadap bentuk tubuhnya, kuisioner diberikan kepada responden yang menyatakan bahwa dirinya tidak puas
dengan bentuk tubuhnya.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis deskriptif dan Analisis Komparatif Mann Whitney untuk mengukur signifikansi perbedaan mean rank hasil pre- test dan post test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil analisis data menggunakan uji beda 2 mean dengan rumus Mann Whitney, diketahui bahwa terdapat perbedaan antara mean rank hasil kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Setelah diberikan treatment berupa bibliokonseling, mean rank hasil BSQ pada kelompok eksperimen sebesar 2,00, sedangkan pada kelompok kontrol yang tidak mendapat treatment total mean rank sebesar 5,00. Berdasarkan hasil analisis di atas, diketahui bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil
BSQ kelompok eksperimen dengan hasil BSQ kelompok kontrol. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil Asymp. Sig ( 2 – Tailed) sebesar 0,046 < 0.050.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil post test, diketahui bahwa terdapat perbedaan mean rank antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Setelah dilakukan treatment berupa bibliokonseling mean rankhasil BSQ kelompok eksperimen sebesar 2,00. Sedangkan kelompok kontrol yang tidak diberikan treatment apapun mean rank hasil BSQ-nya sebesar 5,00. Sehingga, mean rankhasil BSQ kelompokeksperimenlebihrendah
dibandingkanmean rankhasil BSQ kelompokkontrol.
Berdasarkanhasilanalisisdiketahuibahw aadaperbedaan yang signifikanantara hasil BSQ kelompokeksperimendengan hasil BSQ kelompokkontrol. Hal tersebutdibuktikandenganhasilAsymp.Sig (2-tailed)sebesar0,046 < 0.050.
berupa bibliokonseling, penurunan body dissatisfaction telah terlihat pada tahap Katarsis dan Insight. Pelaksanaan treatment dilakukan bersamaan dengan tahap-tahap bibliokonseling yaitu satu kali treatment dengan 4 kali pertemuan dimana dalam setiap pertemuan konseli diarahkan untuk melewati tahap demi tahap bibliokonseling.
Dengan demikian, Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sukamto ( 2008 ) yang menyatakan bahwa biblioterapi dapat menurunkan body image dissatisfaction. Penelitian ini berhasil tidak lepas dari faktor pemilihan buku yang digunakan sebagai bahan treatment, buku yang digunakan disesuiakan dengan tahap perkembangan konseli dan memilih buku dengan tampilan menarik dan berdasarkan pada kisah nyata sehingga konseli tertarik untuk menyelesaikan buku tersebut. Timing diberikannya buku bacaan kepada setiap konseli juga menjadi salah satu hal yang berpengaruh dalam keberhasilan treatment ini yaitu dimana konseli telah menyadari fokus utama masalah yang menyebabkan dirinya mengalami ketidakpuasan tubuh sehingga pemilihan buku dapat disesuaikan dengan fokus masalah tersebut. Dan terdapat perbedaan
hasil penelitian dengan hasil penelitian Suprapto ( 2013) dimana penelitian tersebut menyatakan bahwa biblioterapi +
CBT tidak dapat menurunkan secara signifikan body image dissatisfaction. Penambahan perlakuan berupa CBT menjadi salah satu hal yang perlu disoroti di hasil penelitian Suprapto (2013) apakah penambahan CBT menjadi salah satu faktor tidak menurunnya body image dissatisfaction masih belum bisa dibuktikan pada penelitian ini.
PENUTUP
Bibliokonseling dapat menurunkan body dissatisfaction mahasiswi BK FKIP UKSW. Body Dissatisfaction mahasiswi BK FKIP UKSW angkatan 2013-2015.
Pelaksanaan treatment dilakukan bersamaan dengan tahap-tahap bibliokonseling yaitu satu kali treatment dengan 4 kali pertemuan dimana dalam setiap pertemuan konseli diarahkan untuk melewati tahap demi tahap bibliokonseling. Penurunan body dissatisfaction mulai terlihat pada tahap Katarsis dalam bibliokonseling pada sesi ketiga dimana konseli menyadari hal-hal yang sebelumnya tidak mereka sadari yang
mempengaruhi sudut pandangnya terhadap tubuhnya dan mengalami puncak
langkah-langkah penyelesaian masalahnya dari tokoh dalam buku yang dibacanya.
DAFTAR PUSTAKA :
Andea, Raisa.2010 Hubungan Antara
Body Image Dan Perilaku Diet Pada Remaja( repository.usu.ac.id, diakses pada 14 Febuari 2016)
Arikunto,Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Penerbit PT Rineka Cipta.
Astarina, Mustika.2008. Hubungan Antara
Ketidakpuasan Akan Bentuk Tubuh Dengan Locus Of Control Pada Remaja Wanita. ( Universitas Indonesia, di akses pada 22 Febuari 2016).
Ayuni, Aldona Fitri. 2014 Hubungan
Antara Harga Diri Dengan Body Image Pada Wanita Akseptor KB diakses pada (14 Febuari 2016)
Azwar, Syarifudin. 2000. Reliabiltas dan
Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Ballesteros, Rocio Fernandez. 2003.
Encyclopedia of Psychological Assesment London : SAGE
Cooper, Zafra & Fairburn. Christopher.
2008. Eating Disorder Examination.
(http://seattlecentral.edu/faculty/jw
right/math92/Handouts_workbook
_etc/case_study/EDE.pdf) diakses
pada 1 Maret 2016.
Damayanti, Denidya. 2011. Makan Enak
Tanpa Takut Gemuk. Yogyakarta : Araska
Dewi, Noviana 2014. Metode
Bibliotherapy dan Diskusi Dilema
Moral untuk
PengembanganKarakterTanggungj awab.(jurnal.ugm.ac.id/jpsi/article/ download/6957/5418 diakses pada 5 Februari 2016)
Diana, 2007. Hubungan Kepuasan Body
Image Dengan Harga Diri Pada Remaja Putri(diakases pada 15 Febuari 2016).
Dudek, Joanna, Ostaszewski.Pawel,
Malicki.Stanislaw.2014.
Transdiagnotic Models of Eating Disorders and Therapeutic Methods. University of Sosial
Sciences and
014/1/RPsych2014nr1pp025039-Dudek_Ostaszewski_MalickiEN.p df) diakses pada 5 maret 2016.
Eboni, J Baugh,2006. Improving Your
Body Image. (edis.ifas.ulf.edu diakses pada 1 Maret 2016).
Eliasa, Eva Emania 2007. Bibliotherapy As
A Method Of Meaningful Treatment (http://staff.uny.ac.id, diakses pada 5 Februari 2016 )
Gilbert, Sara. 2014. Therapy for Eating
Disorders 3rd Edition. London : SAGE
Grogan, Sarah 2008. Body Image:
Understanding Body Dissatisfaction in Men, Woman and Children. USA and Canada : Routledge
Halsted, Judith Wynn, 2009. Guiding
Gifted Readers From Preschool to High School. Scottsdale : Great Potential Press, Inc.
Hanum, Siti Aprahul.2015. Pengaruh
Biblioterapi Terhadap Kecemasan Anak Usia Sekolah yang Di Rawat Inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Universitas Sumatera Utara (
http://repository.usu.ac.id/bitstream
/123456789/49876/4/Chapter%20II .pdf ) Diakses pada tanggal 22 Febuari 2016
Janzen, Elaine & Reynolds Cecil. 2007
Encyclopedia of Special Education. Canada : John Wiley&Sons,Inc
Lingga, Lanny. 2011. Gampang & Pasti
Langsing. Jakarta : Agro Media Pustaka
Llg, Steve.2002. Terapi Bersikap Baik
terhadap Tubuh Anda. Jakarta : OBOR
Maharani, Ratih. 2015. Easy Langsing.
Jakarta : Elex Media Komputindo
Mastuti, Indari. 2005. Gendut, Siapa
Takut? . Jakarta : Grasindo Maulana, Mirza.2009. Diet Sehat untuk
Membentuk Tubuh Langsing dan Bugar. Yogyakarta : A+ Pluss Books
McLeod, John. (Alih bahasa A.K Anwar).
Muehlenkamp, Jennifer J 2014 Non
Suicidal self Injury in eating disorders London : Springer
Mukhlis, Akhmad. 2013. Berpikir Positif
Pada Ketidakpuasan Terhadap Citra Tubuh.(
http://psikologi.uin-malang.ac.id , diakses pada 10
Februari 2016)
Mundray, Kate & Ogden Jane.1996. The
Effect of the Media on Body Satisfaction(http://www.academia. edu/894972/The_effect_of_the_me dia_on_body_satisfaction_The_rol e_of_gender_and_size) diakses pada 25 Febuari 2016
Pearson, Heffner, and Follette, 2010.
Acceptance and Commitment Therapy for Body Image Dissatisfaction. Oakland, CA : New Harbinger Publications
Pietro , 2008. Internal Validity,
Dimensionality And Performance of The Body Shape Questionnaire In A Group Of Brazilian College Students. ( diakases pada 18 Febuari 2016).
Purwanto, Budhi 2015.Pengaruh
Bibliotherapy Terhadap Psychological Well-BeingPerempuan Lajang ( journal.ubaya.ac.id , diakses pada 7 Februari 2016)
Ririe, Bogar. 2015. Cantik Itu Ejaannya
Bukan K.U.R.U.S. Jakarta : Elex MediaKomputindo
Rombe, Sufrihana. 2014. Hubungan Body
Image dan Kepercayaan Diri dengan PerilakuKonsumtif Pada Remaja Putri di SMA Negeri 5 Samarinda
(h
ttp://ejournal.psikologi.fisip-u
nmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2014/05/3.%20ISI %20JURNAL%20(05-24-14-03-53-23).pdf) di akses pada 4 Maret 2016.
Shechtman, Zipora. 2009. Treating Child
Adolecent Aggresion Through Bibliotherapy. New York : Springer
Sugiyono,2011. Statistik Untuk Penelitian.
Bandung : Alfabeta
Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sukamto, Monique E 2008. The
Effectiveness of bibliotherapy in reducing body image dissatisfaction among high school girls.
(http://www.anima.ubaya.ac.id ,
diakses pada 7 Februari 2016)
Suprapto. Maria Helena 2013.Efektivitas
Cognitive Behavioral Therapy (CBT) dan Bibliotherapy dalam Meningkatkan Citra Tubuh Mahasiswi. ( www.researchgate.net , diakses pada 7 Februari 2016)
Syarifa, Rosita. 2008. Gendut Itu Cantik.
Jogjakarta : Ayyana
Tchanturia, Kate 2015. Brief Group
Psychotherapy for Eating Disorders New York : Routledge Thompson, Janice.2006. Cantik &
Langsing Tanpa Stress. Yogyakarta : Andi
Toruan, Phaidon L. 2007. Fat-Loss Not
Weight-Loss : Gemuk Tapi Ramping. Jakarta : Transmedia Utama, Wahayu Puja. 2013.Efektifitas
PemberianLayananBibliokonseling UntukMeningkatkan Percaya Diri Siswa Kelas Ix C Di Smplb Krida Utama2LoceretTahun2014/2015.(h ttp://simki.unpkediri.ac.id/mahasis wa/file_artikel/2015/10.1.01.01.02 96.pdf) diakses pada tanggal 22 Febuari 2016.
Whitenton, Kathryn & Stice, Eric. 2002
Risk Factors for Body Dissatisfaction in Adolescent Girls:A Longitudinal Investigation University of Texas : Austin
(http://www.ori.org/files/Static%20