• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Eksplorasi Pariwisata Spiritual di Sentra Pariwisata Ubud, Gianyar. (Studi Kasus di Ubud Bodywork Centre dan Yoga Barn).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Eksplorasi Pariwisata Spiritual di Sentra Pariwisata Ubud, Gianyar. (Studi Kasus di Ubud Bodywork Centre dan Yoga Barn)."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

i

I WAYAN PUTRA ADITYA 1112025028

PROGRAM STUDI S1 INDUSTRI PERJALANAN WISATA

FAKULTAS PARIWISATA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016

STUDI EKSPLORASI PARIWISATA SPIRITUAL DI SENTRA

PARIWISATA UBUD, GIANYAR.

(2)

ii

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pariwisata

I WAYAN PUTRA ADITYA 1112025028

PROGRAM STUDI S1 INDUSTRI PERJALANAN WISATA

FAKULTAS PARIWISATA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016

STUDI EKSPLORASI PARIWISATA SPIRITUAL DI SENTRA

PARIWISATA UBUD, GIANYAR.

(3)

iii

ABSTRAK

PROGRAM STUDI S1 INDUSTRI PERJALANAN WISATA FAKULTAS PARIWISATA

UNIVERSITAS UDAYANA SKRIPSI

A. Nama Penulis : I Wayan Putra Aditya

B. Judul Laporan : Studi Eksplorasi Pariwisata Spiritual di Sentra Pariwisata Ubud, Gianyar. (Studi Kasus di Ubud Bodywork Centre dan Yoga Barn)

C. Jumlah Halaman : xiii halaman permulaan + 94 halaman (lampiran) D. Isi Ringkasan :

Aktivitas pariwisata spiritual di kawasan pariwisata Ubud saat ini sudah menjadi trend yang seiring semakin berkembangnya industri pariwisata di Ubud. Terdapat dua tempat usaha jasa pariwisata spiritual yang memiliki tingkat kunjungan wisatawan yang meningkat dan sekaligus menjadi pioneer usaha jasa pariwisata spiritual di Ubud, yaitu Ubud Bodywork Centre dan Yoga Barn. Dalam penelitian ini, penulis mencari data mengenai elemen produk dari produk pariwisata spiritual di Ubud Bodywork Centre dan Yoga Barn. Penulis juga mencari data mengenai karakteristik dan motivasi wisatawan, serta menggolongkan tipologi wisatawan yang melakukan aktivitas pariwisata spiritual di Ubud Bodywork Centre dan Yoga Barn.

Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, kuesioner dan studi kepustakaan. Hasil yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data tersebut adalah bahwa elemen produk pariwisata spiritual di Ubud Bodywork Centre dan Yoga Barn dapat dilihat berdasarkanphysical plant, service, hospitality, freedom of choicedaninvolment. Karakteristik wisatawan yang melakukan aktivitas pariwisata spiritual di Ubud Bodywork Centre dan Yoga Barn didominasi oleh kaum perempuan dengan umur rata-rata 31-40 tahun dan mereka yang datang dengan motivasi yang terdiri atas motivasi intrinsik dan motivasi ektrinsik, secara intrinsik motivasi wisatawan adalah combination dan self belive, sedangkan secara ektrinsik adalah reference group/influencedan golongan tipologi wisatawan spiriual di Ubud Bodywork Centre dan Yoga Barn tergolong tipeDrifterdan Eksplorer. Disarankan untuk tokoh-tokoh pendahulu spiritual Ubud maupun pemilik usaha jasa pariwisata spiritual di Ubud untuk memfasilitasi orang lokal yang mempunyai keahlian di bidang aktivitas spiritual namun terkendala di bidang bahasa inggris, agar diberikan pelatihan-pelatihan maupun les yang nantinya agar guru/instruktur yoga maupun kegiatan spiritual lainnya nantinya di ajarkan langsung oleh masyarakat Ubud.

(4)

iv ABSTRACT

STUDY PROGRAM OF TOUR AND TRAVEL INDUSTRY TOURSIM FACULTY

UDAYANA UNIVERSITY FINAL REPORT

A. Name : I Wayan Putra Aditya

B. Title :A study of exploring spiritual tourism in Ubud tourism central, Gianyar. (A case study at Ubud bodywork Centre and Yoga Barn)

C. Number of Pages : xiii beginning pages +94 pages (attachments) D. Brief Contents :

Spiritual tourism activities in Ubud are nowadaysbecoming trendas their tourism industry is developing. There are two places providing spiritual service in Ubud, those are Ubud Bodywork Centre and Yoga Barn. In this study, the researcher collected the data related to their product element provided inUbud Bodywork Centre and Yoga Barn. The researcher then also collected the data about visitors’ characteristics and

motivation, and classified visitors typology enjoying spiritual service in Ubud Bodywork Centre and Yoga Barn.

Data collection method used in this studywas observation, interview, questionnaire, and review related literature. The result shows that the product element of spiritual service in Ubud Bodywork Centre and Yoga Barn can be observed based on physical plant, service, hospitality, freedom of choice, and involvement. The characteristic of visitors enjoying spiritual activities in Ubud Bodywork Centre and Yoga Barn was dominated by the average of 31 to 40 years old women. Their motivation to join the activities can be categorized into intrinsic motivation and extrinsic motivation. Their intrinsic motivation can be divided into two which are combination and self believe. Their extrinsic motivation is reference group or influence. The visitor typology in Ubud Bodywork Centre and Yoga Barn is classified into drifter type and explorer type. It is recommended that the masters of spiritual and the owners of spiritual tourism services in Ubud facilitate the visitors with local people capable in providing good spiritual services. And for those who are not able to speak good English should be given training and courses therefore, yoga instructors and other spiritual service providers can be provided by local people.

(5)

v Nama : I Wayan Putra Aditya

NIM : 1112025028

Telah DinyatakanLULUSdengan PredikatSANGAT MEMUASKANpada tanggal 22 April 2016 di Prorgram Studi S1 Industri Perjalanan Wisata Fakultas Pariwisata

Universitas Udayana.

Disetujui,

Mengetahui,

STUDI EKSPLORASI PARIWISATA SPIRITUAL DI SENTRA

PARIWISATA UBUD, GIANYAR.

(STUDI KASUS DI UBUD BODYWORK CENTRE DAN YOGA BARN)

Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana

Drs. I Made Sendra, M.Si. NIP. 19650822 200003 1 001

Ketua Program Studi S1 Industri Perjalanan Wisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana

I Made Kusuma Negara, SE., M.Par NIP: 19780529 2003121 1 001

Pembimbing 2

I Putu Sudana, A.Par.,M.Par. NIP. 19720306 200501 1 001 Pembimbing 1

(6)

vi

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Program Studi S1 Industri Perjalanan Wisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana pada tanggal 22 April 2016

dan dinyatakanLULUSdengan predikatSANGAT MEMUASKAN

TIM PENGUJI

Ketua : Drs. I Ketut Suwena, M.Hum. ( )

Sekretaris : I Putu Sudana, A.Par.,M.Par ( ) Anggota : 1. Luh Gede Leli Kusuma Dewi, S.Psi.,M.Par ( ) 2. Dra. Ni Made Oka Karini, M.Par ( ) 3. Dr. I Nyoman Sudiarta, S.E., M.Par ( )

Mengetahui

STUDI EKSPLORASI PARIWISATA SPIRITUAL DI SENTRA

PARIWISATA UBUD, GIANYAR.

(STUDI KASUS DI UBUD BODYWORK CENTRE DAN YOGA BARN)

Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana

Drs. I Made Sendra, M.Si. NIP. 19650822 200003 1 001

Ketua Program Studi S1 Industri Perjalanan Wisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana

(7)

vii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN AKHIR / SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : I Wayan Putra Aditya

NIM : 1112025028

Program Studi : Industri Perjalanan Wisata

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Studi Eksplorasi Pariwisata

Spiritual Di Sentra Pariwisata Ubud, Gianyar. (Studi Kasus Di Ubud Bodywork Centre Dan Yoga Barn)” adalah hasil tulisan saya sendiri dan didalamnya tidak terdapat tindakan meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau symbol yang menunjukan gagasan atau pendapat dari penulis yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, serta tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.

Apabila kemudian terbukti bahwa saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini dan berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh Universitas batal saya terima.

Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Denpasar, 22 April 2016 Yang membuat pernyataan

(8)

viii PRAKATA

Berlimpah rasa syukur dipanjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah dan rahmat-Nyalah dapat tersusun laporan skripsiyang berjudul “Studi Eksplorasi Pariwisata Spiritual di Sentra Pariwisata Ubud, Kecamatan Ubud,Gianyar. (Studi Kasus di Ubud Bodywork Centre dan Yoga Barn)”.

Dalam penyusunan skripsi ini banyak kendala yang penulis hadapi, namun berkat doa, bimbingan, saran dan bantuan berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Maka dari itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada;

1. Bapak Drs. I Made Sendra, M.si., selaku Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana

2. Bapak Drs. I Ketut Suwena, M.Hum. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan masukan, arahan serta bimbingan selama penyusunan skripsi ini.

3. Bapak I Putu Sudana, SST. Par., M.Par. selaku dosen pembimbing skripsi yang tiada hentinya memberikan semangat, memberikan saran, pendapat serta arahan selama penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Luh Gede Leli Kusuma Dewi, S.Psi., M.Par. selaku pembimbing akademik yang telah banyak memberikan arahan dan senantiasa selalu mengingatkan penulis selama proses perkuliahan di Kampus Pariwisata.

5. Keluarga yang selalu mengingatkan, selalu mendukung dan tiada hentinya memberikan semangat kepada penulis.

6. Ayu Kt Diah Nariswari, Dewa Putu Kiskenda EP, I Putu Putrawan, Gede Eka Sucitha Darma, dan semua teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu selama penulisan skripsi maupun bantuan fisik dan mental serta membagikan pendapat, pengetahuan, dan wawasan, sehingga diperoleh bekal dalam pembuatan skripsi ini.

Penulis telah berusaha yang terbaik dalam penyusunan skripsi ini. Namun tentunya masih ada kesalahan ataupun kekurangan baik yang disadari maupun tidak. Semoga laporan skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang telah membaca dan membutuhkan.

(9)

ix

2.2.1 Tinjauan Tentang Studi Eksplorasi ... 15

2.2.2 Tinjauan Tentang Aktivitas Wisata... 15

2.2.3 Tinjauan Tentang Pariwisata Spiritual ... 17

2.2.4 Tinjauan Tentang Yoga... 18

2.2.5 Tinjauan Tentang Produk Pariwisata ... 19

2.2.6 Tinjauan TentangThe Elemen of Tourism Product... 20

2.2.7 Tinjauan Tentang Karakteristik Wisatawan... 24

2.2.8 Konsep Motivasi ... 27

2.2.9 Tinjauan Tentang Tipologi Wisatawan ... 31

2.3 Kerangka Pemikiran... 34

(10)

x

3.2 Definisi Operasional Variabel (DOV) ... 35

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 38

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 39

3.5 Teknik Penentuan Sampel ... 40

3.6 Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 42

4.1.1 Gambaran Umum Pariwisata Spiritual di Ubud ... 42

4.1.2 Gambaran Umum Ubud Bodywork Centre ... 43

4.1.3 Gambaran Umum Yoga Barn ... 44

4.2 Elemen Produk Pariwisata Spiritual di Ubud Bodywork Centre dan Yoga Barn ... 45

4.2.1 Elemen Produk Pariwisata Spiritual di Ubud Bodywork Centre ... 45

4.2.2 Elemen Produk Pariwisata Spiritual di Yoga Barn ... 51

4.3 Karakteristik dan Motivasi Wisatawan Spiritual di Ubud Bodywork Centre dan Yoga Barn ... 61

4.3.1 Karakteristik Wisatawan Spiritual di Ubud Bodywork Centre 61 4.3.2 Motivasi Wisatawan Spiritual di Ubud Bodywork Centre .... 66

4.3.3 Karakteristik Wisatawan Spiritual di Yoga Barn ... 69

4.3.4 Motivasi Wisatawan Spiritual di Yoga Barn ... 74

4.4 Tipologi Wisatawan Spiritual di Ubud Bodywork Centre dan Yoga Barn ... 76

4.4.1 Tipologi Wisatawan Spiritual di Ubud Bodywork Centre .... 75

4.4.2 Tipologi Wisatawan Spiritual di Yoga Barn ... 77

(11)

xi

DAFTAR TABEL

halaman Tabel 1.1 Perkembangan Kunjungan Wisatawan Mancanegara dan Nusantara

Ke Kabupaten Gianyar ... 2

Tabel 1.2 Jumlah Kunjungan Wisatawan di Ubud Bodywork Centre... 5

Tabel 3.1 Motivasi Wisatawan ... 37

Tabel 4.1 Karakteristik Wisatawan Spiritual di Ubud Bodywork Centre ... 61

Tabel 4.2 Motivasi Intrinsik dan Ektrinsik Wisatawan di Ubud Bodywork Centre... 66

Tabel 4.3 Karakteristik Wisatawan Spiritual di Yoga Barn ... 69

Tabel 4.4 Motivasi Intrinsik dan Ektrinsik Wisatawan di Yoga Barn... 74

Tabel 4.5 Tipologi Wisatawan Spiritual di Ubud Bodywork Centre ... 76

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 2.1 The Generic Tourism Product... 21

Gambar 2.2 Skema KerangkanPemikiran... 34

Gambar 4.1 Denah Ubud Bodywork Centre... 46

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Ubud Bodywork Centre ... 48

Gambar 4.3 Denah Yoga Barn ... 52

Gambar 4.4 Struktur Organisasi Yoga Barn ... 56

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Perkembangan pariwisata saat ini sudah sangat pesat, khususnya Indonesia memiliki keanekaragaman budaya, adat istiadat, flora dan fauna, didukung dengan keramahtamahan masyarakatnya, menjadikan Indonesia sebagai negara yang digemari oleh para pelancong dunia. Indonesia memiliki 17.508 pulau dan 6.000 di antaranya tidak dihuni. Dewasa ini pemerintah Indonesia telah menempatkan pariwisata sebagai industri dengan memanfaatkan potensi yang ada di berbagai daerah sebagai produk pariwisata.

(15)

2

Pariwisata spiritual merupakan usaha jasa pelayanan yang melayani keperluan perjalanan seseorang (kelompok) ke destinasi wisata, terutama destinasi yang berkaitan dengan aktivitas spiritual,seperti : yoga, pilgrimage, dan sebagainya (Titib,2006 dalam Nararya, 2012). Pariwisata spiritual juga merupakan salah satu bentuk dari kegiatan pariwisata tertua, dan terlibat dalam sektor yang signifikan berkembang dari pasar pariwisata global. Saat ini orang barat mendominasi melakukan perjalanan spiritual ke Timur untuk mencari ketenangan batin melalui praktik spiritual lintas agama. Seperti yang dikemukan oleh Wayan Wijayasa (dalam nararya 2012), seorang narasumber dari Akademi Pariwisata Denpasar, pada seminarInternational Bali-India Yoga Festival,menyatakan bahwa pariwisata spiritual berkembang pesat di Bali. Berdasarkan penelitian tahun 2007, di desa Ubud saja, ada 14 hotel yang menawarkan kelas Yoga, dan jumlah ini terus berkembang. Seperti di daerah Ubud Kabupaten Gianyar, Bali yang saat ini menjadi tujuan orang Barat untuk melakukan aktivitas spiritual. Dapat diketahui jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Gianyar dalam empat tahun terakhir pada Tabel 1.1, seperti berikut.

Tabel 1.1

Perkembangan Kunjungan Wisatawan Mancanegara dan Nusantara ke Kabupaten Gianyar, Bali Tahun 2011- -2014

(16)

3

Berdasarkan Tabel 1.1 di atas, dapat diketahui perkembangan pariwisata di Kabupaten Gianyar mengalami peningkatan kunjungan wisatawan pada tahun 2012 dengan kunjungan wisatawan sebesar 1.680.105 atas pertumbuhannya 16,22% dan mengalami penurunan pada tahun 2013 dengan jumlah kunjungan wisatawan 1.658.795 pertumbuhan (-1,26%). Terjadinya penurunan pada tahun 2013 disebabkan oleh kemacetan yang terjadi disepanjang jalan menuju objek-objek di Kabupaten Gianyar, serta adanya isu rabies di Kabupaten Gianyar. Kabupaten Gianyar mengalami peningkatan kunjungan kembali pada tahun 2014 dengan angka peningkatan 1.921.819 dengan pertumbuhan 15,85% dan dengan rata-rata pertumbuhan 7,70%. Dalam peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Gianyar mengandalkan Kecamatan Ubud sebagai Top Destination untuk daya tarik wisatawan datang ke Kabupaten Gianyar.

(17)

4

Ubud terkenal dengan produk spiritual yoga dikarenakan permintaan aktivitas pariwisata spiritual (yoga) sangat tinggi. Selain yoga harian di hotel, di kawasan wisata Ubud juga ada tempat untuk melakukan aktivitas yoga dengan aliran-aliran yang berbeda, seperti Ubud Bodyworks Centre dan Yoga Barn. Ubud Bodyworks Centre berlokasi di Jalan Hanoman, Padang Tegal, dikelola oleh bapak Ketut Arsana seoranghealeryang mengarah kepada kesehatan jasmani dan rohani dengan melakukan kelas Kundalini Tantra Yoga. Berlatih tantra yaitu latihan rohani yang mengangkat manusia ke dalam suatu proses yang memperluas pikiran. Yanta yaitu simbol yang diwujudkan oleh manusia untuk mengkonsentrasikan batinnya ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa dan mantra merupakan sebuah perkataan yang keluar untuk ke tuhan yang Maha Esa (siva) dan melakukan Puja, tari spiritual, meditasi, puasa, nyanyian, dan yoga.

(18)

5

Tabel 1.2

Jumlah Kunjungan Wisatawan di Ubud Bodywork Centre

Sumber : Data Ubud Bodywork Center (2015)

Melihat data rata-rata jumlah kunjungan per bulan di Ubud Bodywork Centre, yaitu pada tahun 2013 dihitung dari bulan Mei sampai Desember dengan jumlah kunjungan wisatawan sebesar 6.062 yang kemudian dapat diasumsikan rata-rata jumlah kunjungan per bulan sebesar 866. Jumlah kunjungan pada tahun 2014 terhitung dari bulan Januari sampai Desember dengan jumlah kunjungan 11.040 yang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dan dapat diasumsikan rata-rata jumlah kunjungan perbulan sebesar 920. Pada tahun 2015 yang terhitung dari bulan Januari sampai Mei dengan jumlah kunjungan sebesar 3.983 kemudian diasumsikan rata-rata kunjungan per bulan sebesar 996.

Sedangkan jumlah kunjungan di Yoga Barn dari hasil wawancara dengan salah seorang manager HRD Yoga Barn (Bapak Dewa) mengatakan wisatawan yang melakukan aktivitas wisata spiritual di Yoga Barn rata-rata per hari 40 wisatawan. Jadi dengan jumlah 40 wisatawan per hari, dapat diasumsikan sebagaiberikut : 40 x 30 = 1.200, artinya 1.200 adalah jumlah rata-rata kunjungan per bulan di Yoga Barn.

Berdasarkan hasil jumlah kunjungan yang rata-rata hampir sama, kemudian lokasi tempat yang masih ada dalam satu kelurahan yang sama, pangsa pasar yang sama, bisa berkembang sangat pesat dibandingkan tempat-tempat yang

Tahun Wisatawan (orang) Rata-rata Perbulan

2013 (Mei-Desember) 6.062 866

2014 (Januari-Desember) 11.040 920

(19)

6

menawarkan aktivitas yoga yang lainnya di Ubud, Sehingga ada ketertarikan penulis untuk melakukan penelitian studi ekplorasi atau penyelidikan, penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak mengenai segala sesuatu yang terdapat di tempat itu (Tim penyusun kamus pusat pembinaan dan pengembangan bahasa, 1998). Penelitian studi eksplorasi ini akan meneliti dua sisi yaitu dari sisi produk yang ditawarkan dan sisi wisatawan yang mengikuti aktivitas pariwisata spiritual di Ubud Bodywork Centre dan Yoga Barn. Dari sisi produk penulis melakukan studi eksplorasi dengan mengukur produk menggunakan konsep dari Stephen Smith (1994), The Elements of The Tourism Product yang terdiri atas Physical Plant, Service, Hospitality, Freedom of Choice dan Involvement. Hal ini nantinya akan digunakan untuk mengetahui secara lebih detail mengenai elemen dari produk yang di tawarkan oleh Ubud Bodywork Centre dan Yoga Barn. Penelitian eksplorasi dari sisi wisatawan akan diukur melalui karakeristik wisatawan, motivasi wisatawan dan tipologi wisatawan yang melakukan aktivitas pariwisata spiritual di Ubud Bodywork Centre dan Yoga Barn.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini merumuskan tiga rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan, yaitu sebagai berikut.

1. Apa saja elemen dari produk pariwisata spiritual yang ditawarkan oleh Ubud Bodywork Centre dan Yoga Barn ?

2. Bagaimana karakteristik dan motivasi wisatawan yang melakukan aktivitas pariwisata spiritual di Ubud Bodywork Centre dan Yoga Barn?

(20)

7

1.3. Tujuan Penelitian Lapangan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui elemen produk pariwisata spiritual yang ditawarkan di Ubud Bodywork Centre dan Yoga Barn.

2. Untuk mengetahui karakteristik dan motivasi wisatawan yang mengikuti aktivitas pariwisata spiritual di Ubud Bodywork Centre dan Yoga Barn. 3. Untuk mengetahui tipologi wisatawan yang mengikuti aktivitas pariwisata

spiritual di Ubud Bodywork Centre dan Yoga Barn.

1.4 Manfaat Penelitian Lapangan

Dengan adanya penelitian ini diharapan dapat memberikan manfaat di antaranya manfaat akademik dan manfaat praktis. Adapun manfaat tersebut sebagai berikut.

1. Manfaat Akademik

Penelitian ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan materi perkuliahan yang terkait dengan produk pariwisata spiritual, karakteristik, motivasi dan tipologi wisatawan yang melakukakan aktivitas pariwisata spiritual. Demikian pula, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk dijadikan tinjauan penelitian sebelumnya untuk mahasiswa yang melakukan penelitian.

2. Manfaat Praktis

(21)

8

bermanfaat bagi Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar terkait dengan pasar pariwisata spiritual di kawasan wisata Ubud.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian inidisusun dalam lima bab, dan masing-masing bab akan diuraikan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang masalah; rumusan masalah; tujuan penelitian; manfaat penelitian; serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan diuraikan mengenai tinjauan penelitian sebelumnya dan tinjauan konsep yang terdiri atas : tinjauan tentang studi eksplorasi ; aktivitas wisata; tinjauan tentang pariwisata spiritual; tinjauan tentang yoga; tinjauan tentang produk pariwisata; elemen produk; tinjauan tentang motivasi dan karakteristik wisatawan; tinjauan tentang tipologi wisatawan dan kerangka pemikiran.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai lokasi penelitian; definisi operasional variabel; jenis dan sumber data; teknik pengumpulan data; teknik penentuan informan; teknik penentuan sampel; dan analisis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

(22)

9

karakteristik; motivasi wisatawan dan tipologi wisatawan yang melakukan aktivitas pariwisata spiritual di Ubud Bodywork Centre dan Yoga Barn dan hasil kerangka pemikiran.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

(23)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya

Tinjauan hasil penelitian sebelumnya adalah hasil laporan ilmiah yang memiliki kesamaan antara penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini menggunakan beberapa penelitian sebelumnya antara lain sebagai berikut.

Jurnal pertama oleh Elena Cristina Mahika (2011) berjudul “Current Trends in Tourist Motivation”Penelitian yang dilakukan oleh Cristina merupakan penelitian eksplorasi yang dilihat berdasarkan data dan studi mengenai motivasi perjalanan wisatawan dan permintaan untuk perubahan tren. Dalam penelitian ini menggunakan analisis motiviasi wisatawan. Hasil analisis tersebut menjadi acuan untuk mempersiapkan produk-produk yang sesuai untuk saat ini dan masa yang akan datang. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilaksanakan penulis, antara lain: sama-sama menggunakan penelitian eksplorasi dan sama-sama membahas tentang motivasi wisatawan. Sedangkan perbedaannya terletak pada lokasi penelitian, rumusan masalah dan waktu penelitian.

(24)

11

melakukan terapi spiritual di Placid Puducherry. Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif yang terdiri atas masukan teoritis dari berbagai sumber sejarah saat ini. Data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara dengan wisatawan. Persamaan jurnal ini dengan penelitian yang penulis lakukan adalah sama-sama membahas tentang wisata spiritual, metode pengumpulan data sama menggunakan kuesioner dan sama-sama menggunakan analisis kualitatif. Sedangkan perbedaannya terletak pada masalah, lokasi penelitian dan waktu penelitian.

Jurnal internasional ketiga oleh Richard Sharpley (2005) berjudul “Tourism : a Sacred Journey? The Case of Ashram Tourism, Indian“Penelitian ini berjenis penelitian eksplorasi motivasi pengunjung ke Sri Aorobindo Ashram danAuroville di India. Peneliti melakukan wawancara secara langsung kepada pengunjung untuk mengetahui karakteristik pengunjung dan mengetahui seberapa jauh keperluan spiritual atau hanya sekedar berkunjung biasa.Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan dari hasil penelitian yang dilakukan hanya sebagai kecil wisatawan dengan tujuan berkunjung biasa, sedangkan wisatawan dengan motivasi spiritual ke Ashram lebih mendominasi. Persamaan jurnal ini dengan penelitian yang dilakukan penulis, yaitu sama-sama membahas tentang pariwisata spiritual, analisis data yang sama menggunakan deskriptif kualitatif, jenis penelitian studi eksplorasi yang sama dan sama-sama meneliti motivasi dan karakteristik wisatawan. Sedangkan perbedaannya terletak pada lokasi penelitian dan waktu penelitian.

Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Ingrid Diana Mesnoat (2006) berjudul “Motivasi dan Makna Leisure and Recreation Bagi Pengunjung di Pantai

(25)

12

karakteristik dengan motivasi pengunjung yang datang ke Pantai Kenjeran yang kemudian penelitian ini lebih menekankan motivasi wisatawan tersebut.Penelitian yang dilakukan oleh Diana ini menggunakan metode analisis data deskriptif kualitatif yaitu analisis yang dilakukan dengan memaparkan dan menguraikan keterangan-keterangan atau data-data yang dikumpulkan selama melakukan penelitian. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive samplingyaitu informan yang dipilih informan yang mengetahui secara pasti mengenai keadaan lokasi penelitian, dan peneliti juga menggunakan Quota Sampling, yang dimana cara pengambilan sampel ini dilakukan secara kebetulan sehingga sifatnya sangat subjektif. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang penulis lakukan adalah sama-sama meneliti karakteristik dan motivasi wisatawan, persamaan juga pada metode analisis data yaitu menggunakan deskriptif kualitatif. Pada teknik penentuan sampel juga sama menggunakan Puposive Sampling. Sedangkan perbedaanya adalah penelitian sebelumnya meneliti motivasi pengunjung di Pantai Kenjeran Surabaya sedangkan penelitian yang dilakukan penulis meneliti motivasi dan karakteristik wisatawan yang melakukan aktivitas pariwisata spiritual di Ubud.

Penelitian berikutnya yang dilakukan oleh Petrus Adolof Sagisolo (2012) berjudul “Studi Eksplorasi Usaha Pondok Wisata Di Kampung Wisata Yenbuba

(26)

13

sama-sama menggunakan analisis data deskriptif kualitatif dan sama menggunakan purposive samplingsebagai teknik penentuan sampel. Sedangkan perbedaannya adalah penelitian yang dilakukan oleh Petrus membahas tentang usaha pondok wisata sedangkan penelitian yang sekarang membahas tentang pariwisata spiritual. Dan perbedaan juga terjadi pada waktu dan lokasi penelitian.

Berikutnya penelitian yang dilakukan oleh Lucky Setiawan (2014) dengan judul “Karakteristik dan Persepsi Wisatawan Terhadap Daya Tarik Wisata

Pantai Kata di Kota Pariaman, Sumatera Barat”.Penelitian ini merumuskan tentang karakteristik wisatawan di Daya Tarik Wisata Pantai Kata. Hasil penelitian sebelumnya ini menggunakan metode analisis statistik deskriptif yaitu mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul dari suatu populasi (Sugiyono, 2010 dalam Lucky, 2014). Teknik penentuan sampel menggunakan Quota Sampling dan menggunakan cara penghitungan dari Slovin, untuk mengetahui berapa banyak populasi yang akan dicari serta berapa banyak responden yang diberikan kuesioner. Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan penulis yaitu sama-sama meneliti karakteristik wisatawan dan sama-sama menggunakan cara pengitungan dari slovin untuk mengetahui berapa banyak responden yang akan diberikan kuesioner. Sedangkan perbedaannya adalah penelitian sebelumnya menggunkan metode analis data statistik deskriptif, sedangkan penelitian yang sekarang menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Perbedaanya juga terletak pada lokasi dan waktu penelitian yang dilakukan.

(27)

14

Orang-orang asing selalu berusaha masuk ke dalam “back region” atau ‘daerah belakang’dari tempat-tempat yang dikunjungi, karena wilayah tersebut selalu

dikaitkan dengan hubungan keintiman dan keaslian dari sebuah pengalaman. Partisipasi orang asing dalam upacara ngaben dimulai tepat waktu ketika acara itu diumukan. Wisatawan datang atas inisiatif sendiri, kemudian meminta izin untuk ikut berpartisipasi dengan pihak-pihak terkait. Jenis penelitian yang digunakan adalah analisis data kualitatif dengan teori yang digunakan yakni teori dekonstruksi, Semiotika, dan Post-Religius. Persamaan penelitian ini dengan laporan yang akan disusun adalah sama-sama menggunakan analisis data kualitatif dan sama membahas mengenai aktivitas pariwisata spiritual. Perbedaan laporan ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Nararya adalah lokasi penelitian, rumusan masalah dan tujuan penelitian.

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Gesang Utama (2006) yang berjudul “Motivasi dan Karakteristik Wisatawan Berkunjung Ke Taman Pusat Primata

Schmutzer Jakarta”.Dalam penelitian ini peneliti menjabarkan tentang karakteristik

(28)

15

sebelumnya diatas dengan penelitian sekarang adalah dari waktu dan tempat penelitian.

2.2 Tinjauan Konsep

2.2.1 Tinjauan Tentang Studi Eksplorasi

Studi Eksplorasi berasal dari kata studi dan eksplorasi yaitu : Studi, artinya kajian, telaah, atau penelitian. Sedangkan Eksplorasi, artinya penyelidikan, penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak mengenai segala sesuatu yang terdapat di tempat itu. (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1989: 860). Jadi, studi eksplorasi adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan atau informasi mengenai segala sesuatu masalah pada sekelompok populasi tertentu.

Menurut Ikhsan (2010), studi eksplorasi (explanatory research) yaitu studi yang dilakukan karena terdapatnya sebuah fenomena atau masalah yang belum jelas penyelesaian ataupun penjelasannya (not yet defined),studi eksplorasi berusaha untuk menemukan metode yang paling baik untuk menyelesaikan masalah tersebut (menemukan research design),termasuk metode pengumpulan data yang tepat (data collection) dan merumuskan permasalahan dengan tepat. Karakteristik studi ekplorasia dalah berbasis penelitian sekunder (secondary research) dan hasil dari studi eksplorasi biasanya sangat berguna untuk masukan kebijakan.

2.2.2 Tinjuan Tentang Aktivitas Wisata

(29)

16

Rosalia,2005:2 Aktivitas merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan baik secara jasmani ataupun rohani.

Sedangkan, wisata dapat diartikan sebuah perjalanan yang dilakukan dengan perorarang maupun kelompok dengan tujuan mengunjungi tempat-tempat tertentu untuk melakukan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.The World Tourism Organization (WTO), sebuah lembaga kajian dan pendukung usaha wisata antarpemerintahan yang bermarkas di Madrid, mendefenisikan aktivitas wisata sebagai kegiatan manusia yang melakukan perjalanan (keluar dari lingkungan asalnya) untuk tidak lebih dari satu tahun berlibur, berdagang, atau urusan lainnya. Aktivitas wisata adalah apa yang dikerjakan wisatawan, atau apa motivasi wisatawan datang ke destinasi, yaitu keberadaan mereka di sana dalam waktu setengah hari sampai berminggu-minggu. Suatu pusat aktivitas misalnya suatu museum, yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung dalam setengah hari di antara lama waktu kunjungan wisatanya. Aktivitas wisata suatu digerakkan oleh adanya atraksi wisata, terutama yang unik seperti: pantai, taman, bangunan bersejarah, topografi khas, ciri khas budaya, peristiwa lokal unik, dan lain-lain. Aktivitas wisata merupakan kegiatan yang dapat menghasilkan devisa dan sering menyebabkan banyak dampak besar pada lingkungan dan pada cara hidup masyarakat setempat.

(30)

17

2.2.3 Tinjauan Tentang Pariwisata Spiritual

Istilah pariwisata spiritual memang nyaris membingungan dengan wisata religi, yang dimana sebenarnya wisata spiritual dan religi sudah bedakan.Wisata Religi lebih dekat kaitannya dengan keagamaan sedangkan wisata spiritual adalah wisata yang mengikuti aktivitas spiritual tanpa pandang agama. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi III (2001) yang dimaksud dengan spiritual adalah berhubungan dengan atau bersifat kejiwaan (rohani dan bathin).

Menurut Pendit (1994) pengertian pariwisata spiritual adalah jenis pariwisata yang banyak dikaitkan dengan sebuah keagamaan, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Kemudian menurut Yoeti (1985) pariwisata spiritual yaitu jenis pariwisata dimana tujuan perjalanan yang dilakukan adalah untuk melihat atau menyaksikan upacara-upacara keagamaan dan juga berzirah atau beribadah di sana. Jadi wisata spiritual jika di pandang secara umum adalah sesuai dengan kegiatan wisata yang lainnya, hanya saja wisata spiritual lebih mengacu ke hal-hal yang bersifat kerohanian seperti melakukan meditasi, yoga, sembahyang dan mengikuti aktivitas spiritual yang di lakukan.

(31)

18

satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan tidak dihinggapi rasa ragu sedikitpun.

Pariwisata spiritual adalah perjalanan wisata yang dikaitkan dengan proses peningkatan spiritual. Di Bali, perjalanan seperti ini disebut dengan tirtayatra. Wisata spiritual juga dapat didefinisikan sebagai perjalanan wisata menuju tempat-tempat suci untuk melaksanakan kegiatan spiritual berupa sembahyang, yoga, semadhi, konsentrasi, dekonsentrasi dan istilah lainnya sesuai dengan kepercayaan masing-masing (Dana, 2008 dalam Budiastawa, 2009).

2.2.4 Tinjauan Tentang Yoga

Kata yoga secara etimologi berasal dari bahasa Sansekerta yaitu dari akar kata yuj yang berarti menghubungkan. Dalam pengertian lebih luas, yoga berarti hubungan antara jiwa dengan roh universal yang disebut Tuhan (Brahma). Dalam pengertian ini yoga merupakan suatu cara untuk mencapai suatu kesempurnaan yaitu Dharma dan Moksa dengan memusatkan pikiran dengan Ida Sang Hyang Widi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa), sehingga secara perlahan-lahan akan dapat membebaskan diri dari ikatan-ikatan keduniawian. Yoga juga adalah the living science (ilmu tentang kehidupan) karena lampiran seluruh aspek kehidupan dapat dikaitkan dengannya. Walaupun telah berumur ribuan tahun, yoga dirasakan tetap sesuai dengan yang dipraktekan oleh masyarakat modern saat ini.

(32)

19

2.2.5 Tinjauan Tentang Produk Pariwisata

Menurut Kotler produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan kepada pasar agar dapat diperhatikan, dipakai atau dikonsumsi sehingga mungkin memuaskan kebutuhan atau keinginan. Sedangkan menurut Kotler dan Fox (dalam Yoeti, 2002) memberikan batasan produk sebagai segala sesuatu yang ditawarkan untuk menarik perhatian target pasar agar mengambil alih atau memiliki, memakai atau mengkonsumsi, sehingga dapat memuaskan wisatawan tentang kebutuhan dan keinginannya yang bermacam-macam. Termasuk dalam pengertian ini adalah objek-objek wisata yang berwujud, program perjalanan, berbagai bentuk pelayanan yang bersifat pribadi di tempat-tempat yang dipersiapkan organisasi yang dianggap memiliki nilai dan manfaat bagi seorang wisatawan.

Produk wisata bukan merupakan sesuatu yang nyata, selain mempunyai sifat ekonomis, juga mempunyai sifat sosial, psikologis dan alam, walaupun produk ini sendiri besar dipengaruhi oleh tingkah laku ekonomi.Produk wisata juga bisa sekumpulan produk yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan yang memberi pelayanan secara langsung kepada wisatawan.

Jadi, produk wisata merupakan rangkaian dari berbagai jasa yang terkait, yaitu jasa yang dihasilkan berbagai perusahaan (segi ekonomis), jasa masyarakat (segi sosial/psikologis) dan jasa alam.

a) Jasa yang disediakan oleh perusahaan antara lain jasa angkutan, penginapan, pelayanan makanan dan minuman, jasa tour.

b) Jasa yang disediakan masyarakat dan pemerintah adalah berbagai prasarana fasilitas umum, kemudahan, keramahtamahan, adat-istiadat, seni dan budaya. c) Jasa yang disediakan alam antara lain, pemandangan alam, pegunungan, pantai,

(33)

20

Banyak istilah yang menyebutkan rumusan dari produk industri pariwisata. Ada yang menyebutkan rumusan dari produk industri pariwisata. Ada yang menyebutkan sebagai produk wisata atau produk pariwisata. Namun istilah yang sesuai digunakan adalah produk industri pariwisata, karena hanya industri yang menghasilkan produk, sedangkan wisata dan pariwisata tidak.

2.2.6 Tinjauan TentangThe Elemen of Tourism Product

(34)

21

2.1The Generic Tourism Product

PP :Physical Plant FC :Freedom of Choice

S :Service I :Involvement

H :Hospitality

Gambar 2.1 Elemen Produk Pariwisata Sumber : Smith, 1994

Tingkat kepentingan dari masing-masing elemen sangat bervariasi tergantung pada spesifikasi tipe produk pariwisata yang diobservasi, namun setiap produk pariwisata merupakan jalinan dari kelima elemen tersebut. Dengan kata lain keberhasilan sebuah produk pariwisata dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan wisatawan sangat tergantung pada sejauh mana masing-masing elemen tersebut dikombinasikan untuk menghasilkan interaksi yang sinergis. Berikut penjelasan dari bagian-bagian elemen produk pariwisata :

1. The physical plant

(35)

22

seperti cruiseship. Rancangan fisik juga mengacu pada kondisi fisik lingkungan seperti cuaca, kualitas air, kesesakan dan kondisi dari infrasuktur pariwisata, tanah, air, bangunan , peralatan dan infrasuktur yang menyediakan sumber daya alam dan budaya yang berdasarkan dari pariwisata. Rancangan fisik memiliki dampak yang besar pada pengalaman para konsumen. Kualitas rancangan fisik dapat dinilai dengan apakah desain dapat meningkatkan pengalaman pengguna, melindungi lingkungan dan membuat produk yang diakses wisatawan dengan berbagai kemampuan fisik dan batasannya gunn 1972 : Mace 1980 (dalam Smith).

2.Service

Service atau pelayanan merupakan sebuah desain dan penyedian dari rancangan fisik namun hanya di awal. Rancangan fisik atau konsep memerlukan masukan dari layanan untuk membuatnya berguna bagi wisatawan. Di dalam konteks ini “service” (pelayanan) mengacu pada kinerja, tugas-tugas khusus yang

diperluan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan seperti contoh :

a. Sebuah kebutuhan manajemen hotel seperti operasi meja depan (FO), housekeeping,maintenancedan F&B ketentuannya berfungsi sebagai pelayanan hotel.

b. Sebuah pesawat membutuhkan pramugari, penumpang dan layanan dari bandara dan kontrol lalu lintas udara untuk meyediakan transportasi.

3.Hospitality

(36)

23

oleh penduduk setempat untuk wisatawan tiba di komunitas mereka. Misalnya contoh, sementara servicedari staf meja depan mengacu pada proses efisien tamu hotel,hospitalityperhotelan muncul ketika layanan ini dilakukan dengan senyum, kehangatan dan kemauan untuk merespon kebutuhan lain dari tamu seperti informasi di restoran lokal.

4.Freedom of Choice

Freedom of Choice atau kebebasan memilih mengacu pada kebutuhan traveler yang memiliki beberapa rentang yang dapat diterima menjadi pilihan dalam mencari pengalaman yang memuaskan. Tingkat kebebasan memilih akan sangat bervariasi, tergantung pada apakah perjalanan adalah untuk kesenangan, bisnis, masalah keluarga atau kombinasi. Ini bervariasi dengan anggaran wisatawan, pengalaman sebelumnya, pengetahuan dan ketergantungan pada agen perjalanan atau wisata dikemas. Seperti contoh Kebebasan untuk memilih sebuah maskapai penerbangan, rute,mobil, hotel atau restoran. Ini dapat meningkatkan sebuah sanse travelers bisnis control dan kepuasan dengan perjalanan.

5. Involvement

(37)

24

tetapi rasa keterlibatan, berfokus pada aktivitas baik untuk kesenangan atau bisnis. Keterlibatan bagi wisatawan adalah kesenangan bermain atau bersantai dengan cara yang secara pribadi memuaskan dan merasa cukup aman seperti bisa tertidur di tepi kolam renang, berjalan-jalan di pantai atau memulai percakapan dengan wisatawan lain atau lokal. Hal itu berarti memiliki akses ke kegiatan dan program yang menangkap imajinasi, minat dan antusiasme dari peserta potensial. Rasa keterlibatan menyebabkan waktu untuk lulus tanpa pemberitahuan, sebagai turis mengeksplorasi dunia di sekitar, orang lain, atau respon mental dan emosional sendiri untuk perjalanan. Keterlibatan, dikombinasikan dengan kebebasan memilih, keramahan yang hangat, layanan yang kompeten dan pabrik fisik yang baik (yang mencakup aksesibilitas, dapat diterima, kualitas lingkungan, cuaca baik dan jumlah yang sesuai dari orang lain) hampir menjamin kualitas dan produk pariwisata yang memuaskan.

2.2.7 Tinjauan Tentang Karakteristik Wisatawan

(38)

25

1. Purposeful spiritual tourist, yaitu wisatawan yang pertumbuhan spiritual pribadinya menjadi alasan utama berkunjung dan wisatawan ini memiliki minat yang sangat kuat.

2. Sightseeing spiritual tourist, yaitu wisatawan yang pertumbuhan spiritual pribadinya menjadi alasan utama berkunjung, namun pengalaman spiritualnya rendah.

3. Casual spiritual tourist, yaitu wisatawan yang pertumbuhan spiritual individu merupakan motivasi yang umum untuk juga memiliki pengalaman spiritual yang rendah.

4. Incidental spiritual tourist, yaitu wisatawan yang menjadikan pertumbuhan spiritual individu bukanlah unsur pengambilan keputusan berwisata, namun dalam perjalanannya tidak sengaja menikmati liburan spiritual.

5.Serendipitous spiritualyaitu wisatawan yang menjadikan pertumbuhan spiritual pribadi bukan sebagai unsur yang mempengaruhi keputusan berwisata, melainkan untuk mendapatkan pengalaman spiritual mendalam setelah perjalanan.

Gambaran mengenai karakteristik atau profil wisatawan dapat dibedakan berdasarkan karakteristik perjalanannya (trip descriptor) dan karakteristik wisatawannya(tourist descriptor).

(39)

26

perjalanan untuk kesehatan dan keagamaan di luar kelompok lainnya. Lebih lanjut jenis-jenis perjalanan ini juga dibedakan lagi berdasarkan lama perjalanan, jarak yang ditempuh, waktu melakukan perjalanan tersebut, jenis akomodasi dan transportasi yang digunakan, pengorganisasian perjalanan, besar pengeluaran dan lain-lain.

2. Tourist Descriptor, memfokuskan pada wisatawannya. Di dalam tourist descriptor ada beberapa karakteristik yaitu sebagai berikut :

a. Karakteristik Sosio-Demografis

Termasuk dalam karakteristik sosio-demografis adalah karakteristik berdasarkan jenis kelamin, umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan, kelas sosial, ukuran keluarga atau jumlah anggota keluarga dan lain-lain.

b. Karakteristik Geografis

Karakteristik geografis membagi wisatawan berdasarkan lokasi tempat tinggalnya wisatawan, biasanya dibedakan menjadi desa-kota, provinsi, maupun negara asalnya. Pembagian ini lebih lanjut dapat pula dikelompokkan berdasarkan ukuran (size) kota tempat tinggal (kota kecil, menengah, besar/metropolitan), kepadatan penduduk di kota tersebut dan lain-lain.

c. Karakteristik Psikografis

(40)

27

2.2.8 Konsep Motivasi

Menurut Pearce, Morrison, dan Rutledge (1998) dalam Yulie Reindrawati (2010), motivasi adalah “the total network of biological and cultural forces that give value and direction to travel choice behavior and experience”.Untuk dapat memperoleh pengertian mengenai motivasi, berikut dapat kita lihat pendapat beberapa ahli,yaitu: Sudirman, (2001) dalam Hayati, (2013) mengartikan motivasi adalah suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seorang menyebabkan orang tersebut bertindak melakukan sesuatu tanpa disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertidak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Purwanto, (2007) dalam hayati, (2013) mengemukakan motivasi segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Pada dasarnya seseorang melakukan perjalanan dimotivasi oleh beberapa hal. Berikut teori motivasi oleh McIntosh dan Murphy (dalam Pitana dan Gayatri, 2005 ) yaitu:

a) Physical or physiological motivation (motivasi yang berhubungan dengan penyegaran tubuh dan pikiran, tujuan kesehatan, olahraga dan bersenang-senang. Motivasi ini berhubungan dengan segala kegiatan yang berfungsi mengurangi segala ketegangan.

b) Cultural motivation (motivasi budaya), yaitu keinginan untuk mengetahui budaya daerah lain baik itu tari-tariannya, cara berpakaian, music, kesenian, cerita rakyat, dan sebagainya. Termasuk juga ketertarikan akan berbagai objek tinggalan budaya (banggunan bersejarah).

(41)

28

baru, mengunjungi teman dan keluarga jauh, dan mencari pengalaman baru yang berbeda. Berwisata dengan tujuan untuk melepaskan diri dari hubungan yang rutin dengan para teman dan tetangga di mana mereka berasal atau pelarian dari situasi-situasi yang membosankan dan sebagainya.

d) Status and Prestige Motivation yaitu motivasi untuk memperoleh status dan prestise, termasuk di dalamnya keinginan untuk mengenyam pendidikan berkelanjutan (contoh : pengembangan diri, pemenuhan ambisi). Motivasi-motivasi ini dikaitkan dengan keinginan seseorang agar mereka dihargai, dihormati dan dikagumi dalam rangka memenuhi ambisi pribadi.

Motivasi perjalanan seseorang dipengaruhi oleh faktor internal (intrinsic motivation) dan factor eksternal (extrinsic motivation). Secara intrinsik, motivasi terbentuk karena adanya kebutuhan dan keinginan dari manusia itu sendiri, sesuai dengan teori hierarki kebutuhan Maslow. Konsep Maslow tentang hierarki kebutuhan dimulai dari kebutuhan fisiologis kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhanpretise, dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang terbentuk dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, seperti norma sosial, pengaruh atau tekanan keluarga dan situasi lingkungan sekitar yang terinternalisasi dan kemudian berkembang menjadi kebutuhan psikologis, (Suwena, 2010).

(42)

29

melakukan perjalanan (Haq dan Jackson ,2006 dalam Budiastawa, 2009). Disini berarti bahwa atraksi wisata yang tercakup didalamnya dapat meliputi perjalanan spiritual, spa treatment, yoga retreat, perjalanan ke tempat yang disucikan, menerima pijat kuno dan sebagainya. Dengan melihat ragam aktivitas yang dapat dilakukan dalam aktivitas pariwisata spiritual, maka dapat dikatakan bahwa spiritual tourism mirip dengan wellness tourism atau pariwisata kesehatan, sebagaimana istilah yang mengutamakan keseimbangan kesehatan tubuh, mental dan jiwa. Adapun aktivitas yang dilakukan untuk mencapai hal tersebut dapat berupa yoga retreat, spa, massage, klinik dan sebagainya (Smith dan Kelly, 2006 dalam Budiastawa, 2009).

Moutinho (1994), menjelaskan bahwa ada beberapa faktor motivasi yang sama dengan yang dirasakan oleh para wisatawan yang melakukan perjalanan wisata spiritual. Moutinho juga menjelaskan bahwa bahwa faktor internal dan faktor eksternal sangatlah mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian yang ingin melakukan perjalanan wisata spiritual. Adapun faktor-faktor tersebut diantaranya :

1. Culture and Sub Culture adalah hal ini berkaitan dengan keinginan dari dalam diri seseorang untuk menambah pengetahuan tentang keunikan budaya, aliran, ajaran dari aktivitas wisata spiritual. Selain berasal dari diri wisatawan, budaya yang dimaksud juga sebagai faktor lingkungan dimana wisatawan itu berasal sebagai faktor eksternal, seperti, agama, hukum adat dan lainnya.

(43)

30

3. Referense Group merupakan dorongan untuk melakukan aktivitas wisata spiritual yang dipengaruhi oleh perkumpulan orang-orang yang memiliki ketertarikan yang sama yaitu wisata spiritual.

Dyson, Goble, & Forman, 2003 dan Kale, 2004 (Haq, Farooq & Jackson Jon,2006) menyimpulkan bahwa orang mempunyai keinginan untuk melakukan akvitas wisata spiritual sangatlah dipengaruhi oleh pengaruh internal yang disebut dengan rasa. Ada empat rasa yang dijelaskan diantaranya : (1) sense of inner self /rasa batin (2) sense of meaning/rasa makna (3) sense of interconnectedness/rasa ketertarikan dan (4)a notion of the beyond or God/gagasan dari sekitar atau tuhan. Menurut Waren, Abercrombie, & Berl 1989 and Legoherel, 1998 (Haq, Farooq & Jackson Jon,2006) bahwa dalam melakukan kegiatan wisata spiritual sangatlah dipengaruhi oleh biaya atau harga (cost of spiritual product).

Sedangkan berdasarkan atas observasi dan wawancara awal dengan salah satu pendahulu atau praktisi spiritual yaitu I Ketut Arsana yang juga sebagai pemilik Ubud Bodywork Centre dan Ashram Munivara di Ubud, yang menjelaskan “jadi kalau berbicara tentang wisatawan yang melakukan spiritual atau yoga

kesini, itu berdasarkan dari keyakinan diri untuk menjadi lebih sehat, tenang,

harmony, bahagia dan happy. Hal itulah sebenarnya manfaat dari yoga itu

sendiri”.

Berdasarkan atas beberapa pendapat ahli di atas, diperoleh inti sari dari motivasi wisatawan yang melakukan aktivitas pariwisata spiritual yang digolongkan menjadi dua garis besar yaitu :

1. Intrinsik motivation :

a. Sense of Interconektednest

(44)

31

c. Culture & Sub Culture

d. Self Belive

2. Ekstrinsik motivation : a. Cost of Spiritual Product

b. Family role and Influence

c. Referense group/Influence

d. Culture

2.2.9 Tinjauan Tentang Tipologi Wisatawan

Wisatawan dapat diklasifikasikan dengan menggunakan berbagai dasar. Pada prinsipnya dasar-dasar klasifikasi tersebut dapat dikelompokkan atas dua, yaitu dasar interaksi dan atas dasar kognitif normative (Murphy, 1985 dalam Pitana 2009). Pada tipologi atas dasar interaksi, penekanannya adalah sifat-sifat interaksi antara wisatawan dengan masyarakat local, sedangkan tipologi atas dasar kognitif-normatif lebih menekankan pada motivasi yang melatarbelakangi perjalanan.

Cohen (1972) dalam Pitana dan Gayatri 2005, mengklasifikasikan wisatawan atas dasar tingkat familiarisasi dari daerah yang akan dikunjungi, serta tingkat pengorganisasian perjalanan wisatanya. Atas dasar ini Cohen menggolongkan wisatawan menjadi empat, yaitu:

1. Drifter, yaitu wisatawan yang ingin mengunjungi daerah yang sama sekali belum diketahuinya, yang bepergian dalam jumlah kecil.

(45)

32

track). Wisatawan seperti ini bersedia memanfaatkan fasilitas dengan standar lokal dan interaksinya dengan masyarakat lokal juga tinggi. 3. Individual Mass Tourist, yaitu wisatawan yang menyerahkan

pengaturan perjalanannya kepada agen perjalanan, dan mengunjungi daerah tujuan wisata yang sudah terkenal.

4. Organized-Mass Tourist, yaitu wisatawan yang hanya mau mengunjungi daerah tujuan wisata yang sudah dikenal, dengan fasilitas seperti yang dapat ditemuinya di tempat tinggalnya, dan perjalanannya selalu dipandu oleh pemandu wisata. Wisatawan seperti sangat terkungkung oleh apa yang disebut sebagaienvironmental bubble. Cohen (1979) dalam Pitana dan Gayatri 2005, dalam tulisannya yang lain membedakan wisatawan ke dalam kelompok (1) modern pilgrimage (ziarah modern) dan (2) search for pleasure (mencari kesenangan). Cohen memendang bahwa centre bagi seseorang dapat berupaspiritual centremaupuncultural centre, di mana orang tersebut mencari makna. Makna ini tidak dapat ditemukan di tempat tinggalnya, melainkan dapat ditemukan didalam perjalanan. Atas dasar fenologi hal tersebut, Cohen dalam Pitana dan Gayatri 2005,membedakan wisatawan menjadi antara lain sebagai berikut :

1. Existensial, yaitu wisatawan yang meninggalkan kehidupan sehari-hari dan mencari ‘pelarian’ untuk mengembangkan kebutuhan spiritual.

Mereka dapat bergabung secara intensif dengan masyarakat lokal. 2. Experimental, yaitu wisatawan yang mencari gaya hidup yang berbeda

(46)

33

3. Experiential, yaitu wisatawan yang mencari makna pada kehidupan masyarakat lokal, dan menikmati keaslian kehidupan lokal/tradisonal. 4. Diversionary, yaitu wisatawan yang mencari pelarian dari kehidupan

rutin yang membosankan. Mereka mencari fasilitas rekreasi, dan memerlukan fasilitas yang berstandar internasional.

5. Recreational, yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan wisata sebagai bagian dari usaha menghibur diri atau rekreasi, untuk memulihkan kembali semangat (fisik dan mentalnya). Mereka mencari lingkungan yang menyenangkan, umumnya tidak mementingkan keaslian.

WisatawanExistensial,Experimental,danExperientialtermasuk kedalammodern pilgrimage, sedangkan Diversionary dan Recreational termasuk kedalam tipe search for pleasure.

2.3 Kerangka Pemikiran

(47)

34

tempat penelitian (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1998). Penelitian ini mengeksplorasi dari dua sisi, yaitu dari sisi produk yang ditawarkan dan sisi wisatawan yang melakukan aktivitas pariwisata spiritual di Ubud Bodywork Centre dan Yoga Barn. Adapun kerangka pemikiran peneliti dituangkan dalam gambar 2.2.

• Mengetahui elemen produk pariwisata spiritual di Ubud Bodywork Centre & Yoga Barn

• Mengetahui karakteristik, motivasi & tipologi wisatawan Studi Eksplorasi Pariwisata Spiritual di Ubud

Bodywork Centre & Yoga Barn

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2
Gambar 2.1 Elemen Produk Pariwisata
Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Hal lain lagi yang perlu diperhatikan adalah terjadinya keruntuhan yang berdampak pada terdeformasinya abutmen jembatan, yang dapat dikenali: (a) pada saat lapisan tanah lunak

Every element of the brand identity including the color of the logo and the typography on the brand name adds to the personality.. ◦ Brand equity is the value of

Penulis memilih judul pembahasan ”Pusat Budidaya dan Rekreasi Ikan Hias Air Tawar” dalam penulisan ini untuk menambah lokasi penjualan ikan hias air tawar yang lebih

Tab mailing merupakan fasilitas yang terdapat pada Microsoft word 2007, yang berfungsi untuk membuat sesuatu dokumen yang akan dicetak dalam jumlah banyak atau

In order not to make misunderstanding both in oral and written communication, the simple past form of each irregular verb must, therefore be learnt by the learners of the

kasih, sayang, nasehat dan dukungan yang telah diberikan kepada saya. Om Mamik S, Tante Theresia W, Budhe Nties, terima kasih untuk

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan menggunakan siklus tersebut di atas , ternyata hipotesis yang telah dirumuskan terbukti kebenarannya artinya ternyata penerapan

Lutfia Lujeng, Penerapan Setrategi Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS) diterapkan dalam proses belajar mengajar mata pelajaran IPS.. materi kegiatan