• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Kampanye Digital Disleksia Usia Awal Sekolah Dasar untuk Orangtua dan Guru.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Kampanye Digital Disleksia Usia Awal Sekolah Dasar untuk Orangtua dan Guru."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha vii ABSTRAK

PERANCANGAN KAMPANYE DIGITAL MENGENAI

DISLEKSIA UNTUK ORANGTUA DAN GURU ANAK USIA AWAL SEKOLAH DASAR

Oleh Richela Agustina

NRP 1164119

Disleksia merupakan kesulitan belajar yang primer berkaitan dengan kesulitan dalam memecahkan suatu simbol atau kode, berhitung, termasuk proses fonologi, yaitu pengucapan, membaca, menulis, dan mengeja. Disleksia dapat terjadi pada siapa saja ataupun kalangan mana saja. Kesulitan anak disleksia dalam memahami materi yang diberikan guru disebabkan karena perbedaan sistem penyampaian informasi di otak dengan anak pada umumnya. Oleh karena itu, diperlukan penyesuaian metode belajar untuk anak disleksia.

Maka dari itu, tujuan perancangan kampanye ini adalah untuk menyadarkan orangtua dan guru untuk memahami disleksia dan dapat menanganinya. Manfaat perancangan ini adalah agar orang tua dan guru dapat mendampingi anak disleksia dalam belajar dengan metode yang sesuai.

Pendekatan yang digunakan ialah dengan membuat kampanye digital dengan media berupa media sosial dan media cetak. Melalui perancangan kampanye digital ini, diharapkan anak dengan disleksia dapat terbantu dan mulai dapat membaca, menulis, mengeja, dan berhitung dengan lebih baik.

(2)

Universitas Kristen Maranatha viii

ABSTRACT

DIGITAL CAMPAIGN DESIGN OF DYSLEXIA FOR PARENTS

AND TEACHERS OF EARLY ELEMENTARY SCHOOL

CHILDREN

Submitted by Richela Agustina

NRP 1164119

Dyslexia is a learning difficulty related with problems of symbols, calculating, phonology (such as pronunciation), reading, writing and spelling. Dyslexia can happen to anyone from any social group. The difficulties dyslexic children in understanding what their teachers are teaching roots from the different information transfer system in their brain compared to other children. That is why dyslexic children need adjustment in their learning style.

That is why the purpose of this campaign is to make parents and teachers understand what dyslexia is and how to deal with it it. The benefit of this design is parents and teachers will know what learning methods to use when accompanying their children learn.

The approach used is making a digital campaign using social and printed media. By using social media, dyslexic children are expected to be assisted and start to read, write, spell and calculate better.

(3)

Universitas Kristen Maranatha ix

DAFTAR ISI

COVER DALAM ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 2

1.3 Tujuan Perancangan ... 2

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 3

1.5 Skema Perancangan ………....………... 4

BAB II : LANDASAN TEORI ... 5

2.1 Desain Grafis ... 5

2.2 Tipografi ... 5

2.3 Kampanye ... 5

2.4 Iklan Layanan Masyarakat ... 6

2.5 Disleksia ………...…………... 7

2.5.1 Faktor Resiko Disleksia ……...….. 10

BAB III : DATA DAN ANALISIS MASALAH ... 12

3.1 Data dan Fakta ... 12

(4)

Universitas Kristen Maranatha x

3.1.1.1 Lembaga terkait dengan kampanye ... 12

3.1.1.2 Mandatory dari kampanye... 14

3.1.1.3 Sponsor dari kampanye ... 14

3.2 Tinjauan Karya Sejenis... 15

3.2.1 Dyslexia Speaks Up ... 15

3.2.2 Bulan Peduli Disleksia ... 18

3.3 Data Permasalahan ... 19

3.3.1 Artikel, Jurnal, dan Literatur ………... 19

3.3.2 Wawancara ………... 20

3.3.2.1 dengan psikolog Endah Fajar Puspita, S.Psi., M.Psi... 20

3.3.2.2 dengan psikolog Sary Matualesy, S.Psi., M.T., M.Psi. dan Diah Puspari, M. Psi. ... 22

3.3.2.3 dengan psikolog Rieke Rizhiani, M.Psi. ... 23

3.3.3 Observasi Kelas Disleksia ………... 30

3.3.4 Kuisioner ………….…………... 32

3.4 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ... 41

3.5 Analisis STP ... 41

3.6 Analisis SWOT Kampanye ... 43

(5)

Universitas Kristen Maranatha xi

4.7.2 Komik Strip ………... 55

4.7.3 Video Awareness ………... 56

4.7.4 Video Informing ………... 57

4.7.5 Video Reminding ………... 58

4.7.6 Poster Awareness ………... 59

4.7.7 Poster Informing ………... 60

4.7.8 Poster Reminding ………... 60

4.7.9 Media Latihan Anak ……...…... 61

4.7.10 Media Sosial ………... 74

4.7.10.1 Facebook ………... 74

4.7.10.2 Instagram ……... 74

4.8 Budgeting ………...…. 75

BAB V : PENUTUP ... 77

5.1 Kesimpulan ………...…. 77

5.2 Saran ………...…. 78

DAFTAR PUSTAKA ... 80

LAMPIRAN ... 81

DATA PENULIS ... 87

(6)

Universitas Kristen Maranatha xii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1.1 : Skema Perancangan ………...….. 4

Diagram 3.6 : Diagram Hasil Penyebaran Kuisioner …………...………..…..… 32

Diagram 3.7 : Diagram Hasil Penyebaran Kuisioner …………...………..…..… 32

Diagram 3.8 : Diagram Hasil Penyebaran Kuisioner …………...………..…..… 33

Diagram 3.9 : Diagram Hasil Penyebaran Kuisioner …………...………..…..… 33

Diagram 3.10 : Diagram Hasil Penyebaran Kuisioner ...……...………..…..… 34

Diagram 3.11 : Diagram Hasil Penyebaran Kuisioner …………...…..…..…..… 34

Diagram 3.12 : Diagram Hasil Penyebaran Kuisioner …………...…..…..…..… 35

Diagram 3.13 : Diagram Hasil Penyebaran Kuisioner …………...…..…..…..… 35

Diagram 3.14 : Diagram Hasil Penyebaran Kuisioner …………...…..…..…..… 36

Diagram 3.15 : Diagram Hasil Penyebaran Kuisioner …………...…..…..…..… 36

Diagram 3.16 : Diagram Hasil Penyebaran Kuisioner …………...…..…..…..… 37

Diagram 3.17 : Diagram Hasil Penyebaran Kuisioner …………...…..…..…..… 37

Diagram 3.18 : Diagram Hasil Penyebaran Kuisioner …………...…..…..…..… 38

Diagram 3.19 : Diagram Hasil Penyebaran Kuisioner …………...…..…..…..… 38

Diagram 3.20 : Diagram Hasil Penyebaran Kuisioner …………...…..…..…..… 39

Diagram 3.21 : Diagram Hasil Penyebaran Kuisioner …………...…..…..…..… 39

Diagram 3.22 : Diagram Hasil Penyebaran Kuisioner …………...…..…..…..… 40

Diagram 3.23 : Diagram Hasil Penyebaran Kuisioner …………...…..…..…..… 40

(7)

Universitas Kristen Maranatha xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 : Logo ADI ………...12

Gambar 3.2 : Logo IndiGrow ………..……...…….. 14

Gambar 3.3 : Logo RS. Melinda 2 Bandung ………....………...…. 14

Gambar 3.4 : Workshop dan Lomba Dislexia Speaks Up ………... 16

Gambar 3.5 : Kampanye Digital Bulan Peduli Disleksia ………..…..… 18

Gambar 3.6 : Diagram Hasil Penyebaran Kuisioner …………...………..…..… 32

Gambar 4.2 : Logo Kampanye Tilik Disleksik ... 53

Gambar 4.3 : Tipografi Logo Kampanye ... 54

Gambar 4.4 : Tagline Kampanye ... 54

(8)

Universitas Kristen Maranatha xiv

Gambar 4.7 : Scene Penjelasan oleh psikolog ………... 57

Gambar 4.8 : Video Reminding ………...… 58

Gambar 4.9 : Poster Awareness ………... 59

Gambar 4.10 : Poster Informing …………...…. 60

Gambar 4.11 : Poster Reminding ……..…...…….. 60

Gambar 4.12 : Cover Depan dan Belakang Lembar Aktivitas………..……... 61

Gambar 4.13 : Pengantar Lembar Aktivitas ……..………... 61

Gambar 4.14 : Lembar Aktivitas Puzzle Huruf ……..…...…….. 62

Gambar 4.15 : Lembar Aktivitas Puzzle Angka ……..……...….. 62

Gambar 4.16 : Lembar Aktivitas Berhitung ……..…...…….. 63

Gambar 4.17 : Lembar Aktivitas Maze Huruf ...…….. 65

Gambar 4.18 : Lembar Aktivitas Maze Angka ..…...….. 66

Gambar 4.19 : Lembar Aktivitas Urutan Hari ..…...….. 68

Gambar 4.20 : Lembar Aktivitas Urutan Angka ..……... 69

Gambar 4.21 : Lembar Aktivitas Mencocokkan Objek ……...… 70

Gambar 4.22 : Lembar Aktivitas Huruf Besar dan Kecil ………...…….. 72

Gambar 4.23 : Lembar Aktivitas Ular Tangga Huruf beserta Dadu ……….. 73

Gambar 4.24 : Tampilan Profil Facebook ……...……….. 74

(9)

Universitas Kristen Maranatha xv

DAFTAR TABEL

(10)

Universitas Kristen Maranatha xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ………….………...………... 81

Lampiran 2 ……. ……….………..… 82

Lampiran 3 ………….………...………... 83

Lampiran 4 ……. ……….………..…… 84

Lampiran 5 ………….………...………... 85

(11)

Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Disleksia berasal dari bahasa Yunani yakni dyslexia, “dys” berarti kesulitan, “lexis” berarti kata-kata. Dengan kata lain, disleksia merupakan kesulitan belajar yang primer berkaitan dengan masalah bahasa tulisan seperti membaca, menulis, dan mengeja. Penyebab terjadinya disleksia ada dua faktor, yakni faktor genetis dan faktor di luar genetis. Faktor genetis merupakan penyebab utama seorang anak mengalami disleksia. Ciri-ciri yang terjadi pada anak yang mengalami disleksia tidak hanya dilihat dari kesulitan membaca, menulis, dan mengeja saja, melainkan dapat dilihat dari gejala lainnya seperti seorang anak yang usianya sudah menginjak enam tahun namun masih meletakkan benda dengan posisi terbalik, sering jatuh, sulit membedakan kanan dan kiri, sering tersesat bahkan untuk pulang ke rumah, atau tidak paham tentang konsep waktu. Selain itu, ciri-ciri lain yang terjadi pada anak dengan disleksia adalah terjadi masalah pada konsentrasi, daya ingatnya jangka pendek (cepat lupa dengan instruksi), dan mengalami masalah dalam pengorganisasian, sehingga cenderung tidak teratur.

Dari uraian di atas, tidak jarang anak-anak yang mengalami disleksia dianggap sebagai anak kurang pandai, malas, kurang berusaha, kurang motivasi, ataupun ceroboh. Anggapan ini menimbulkan rasa malu, rendah diri, kurang percaya diri, dan tekanan psikologis bagi anak dengan disleksia yang diakibatkan oleh lingkungan di sekitarnya.

(12)

Universitas Kristen Maranatha 2

mengenalkan disleksia dan penanganan disleksia yang dikemas dalam bentuk kampanye bagi para orangtua dan guru sehingga melalui kampanye ini diharapkan dapat menambah kesadaran masyarakat dalam memperhatikan perkembangan anak.

Disleksia bukanlah penyakit, melainkan kesulitan belajar yang berkaitan dengan bahasa tulisan seperti membaca, menulis, dan mengeja. Disleksia dapat menyerang siapa saja, baik wanita maupun pria, masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi maupun masyarakat tingkat ekonomi rendah. Pada umumnya anak yang mengalami disleksia tidak terdeteksi secara langsung, terutama anak usia pra sekolah. Hal ini dikarenakan anak-anak masih belum masuk tahap belajar. Jika hal ini tidak segera diatasi akan terus bertambah parah dan menyulitkan proses belajar selanjutnya.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berikut adalah rumusan masalah untuk memperjelas arah penelitian:

a. Bagaimana menyosialisasikan disleksia secara efektif dan efisien?

b. Bagaimana cara mengenalkan disleksia kepada masyarakat (khususnya orangtua dan guru) agar dapat mendampingi anak dengan disleksia secara maksimal?

Ruang Lingkup

Kampanye yang sesuai dengan target audiens dan menginformasikan pengetahuan mengenai disleksia bagi masyarakat.

1.3 Tujuan Perancangan

(13)

Universitas Kristen Maranatha 3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam penyusunan laporan penelitian, pengumpulan data dilakukan dengan metode :  Survei

Pengumpulan informasi melalui peninjauan dan pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian (seperti biro psikologi perkembangan anak dan kelas anak dengan disleksia)

 Studi Pustaka

Mengumpulkan data melalui informasi-informasi yang didapatkan melalui buku, jurnal, serta melalui internet dengan website-website terpercaya yang terkait dengan disleksia, psikis anak, dan emosi anak

 Wawancara

Pengumpulan informasi dari narasumber (wawancara melalui psikolog anak, ahli terapis anak) untuk mendapatkan gambaran mengenai apa yang disebut dengan disleksia dan bagaimana penanganannya

 Kuisioner

(14)

Universitas Kristen Maranatha 4

1.5 Skema Perancangan

Konsep Komunikasi

Memberikan edukasi dan informasi terkait Disleksia

secara informatif

Konsep Media

media yang sesuai, menarik, efektif, dan efisien serta edukatif Latar Belakang Masalah

Disleksia yang kurang disosialisasikan

Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Permasalahan dan Ruang Lingkup

a. Bagaimana menyosialisasikan disleksia secara efektif dan efisien? b. Bagaimana cara mengenalkan disleksia kepada masyarakat (khususnya orangtua dan guru) agar dapat mendampingi anak dengan disleksia secara

maksimal?

Wawancara Studi Pustaka Survei

Konsep Dasar Perencanaan

Membuat perancangan kampanye terkait pengetahuan tentang disleksia untuk para orangtua dan guru yang memiliki anak atau

murid usia sekolah dasar

(15)

 

Universitas Kristen Maranatha  77  

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Disleksia merupakan kesulitan belajar yang primer berkaitan dengan masalah bahasa

tulisan seperti membaca, menulis, dan mengeja. orang tua dan guru seharusnya lebih

tanggap dengan yang terjadi pada anak yang mengalami kesulitan belajar dalam

membaca. Terlebih karena kemahiran membaca sangatlah bermanfaat bagi

kehidupan seorang anak usia sekolah karena membaca merupakan dasar untuk

menguasai ilmu dan kemahiran yang lain. Untuk menyelesaikan masalah ini

dibutuhkan kesadaran masyarakat terlebih dahulu.

Dari pengumpulan data sampai penyelesaian akhir, penulis dapat menyimpulkan

bahwa harus ada pihak yang memperkenalkan dan membantu orangtua dan guru

dalam penanganan anak disleksia. Maka dari itu, penulis merancang kampanye

digital yang didukung oleh tahapan awareness di media cetak seperti koran dan

poster yang beredar di lingkungan orangtua dan guru.

Kampanye ‘tilik disleksik’ dirancang untuk memenuhi tujuan di atas. Strategi yang

digunakan adalah dengan memaparkan fakta dan informasi mengenai disleksia.

Strategi ini tentunya melalui visual yang menarik dan efisien untuk target. Konsep

keseluruhan dari perancangan kampanye ini adalah kampanye informatif yang fokus

kepada orang tua dan guru dengan menyediakan informasi dan tips untuk orang tua

mengenai disleksia. Penulis juga ingin menunjukkan bahwa dengan penanganan anak

disleksia usia sekolah dasar dapat menjadikan anak pribadi yang tumbuh dengan

karakter percaya diri dan aktif yang tentunya membantu anak dalam mencapai masa

depan yang cerah.

Penulis menggunakan pendekatan dengan strategi komunikasi awareness, informing,

dan reminding karena untuk dapat mencapai tujuan kampanye ini target mula-mula

harus diberikan informasi untuk menyadari keberadaan kampanye ini lalu diajak

untuk turut serta dalam kampanye, dan yang terakhir adalah untuk menjaga target

(16)

 

Universitas Kristen Maranatha  78  

terpenuhi. Untuk media yang digunakan, penulis menggunakan media yang biasa

diakses oleh target. Media-media ini dapat dengan mudah ditemukan dan diakses

dalam kehidupan sehari-hari target. Media dari kampanye ini antara lain adalah

komik strip pada koran, poster yang disebar di sekolah-sekolah dasar, video

informatif di Youtube, serta informasi pada timeline di media sosial.

Dari perancangan kampanye ini, diharapkan target dapat memenuhi tujuan

perancangan yaitu orangtua dan guru akan mengetahui langkah-langkah yang tepat

untuk dapat mendampingi anak disleksia. Dengan demikian, generasi muda terutama

anak usia sekolah dasar dirangkul sejak dini dan percaya diri dalam menghadapi

masa depannya.

5.2 Saran

Dari topik yang dipilih oleh penulis, ada beberapa saran yang sekiranya dapat

menjadi pertimbangan di waktu yang akan datang. Untuk disleksianya sendiri, upaya

untuk menginfokan tentang disleksia dan karakteristiknya perlu dilakukan lebih

serius lagi, juga untuk membangun kesadaran penuh terhadap masyarakat khususnya

orangtua dan guru. Proses penempatan lagu sebagai pendukung video juga dapat

dibuat lebih profesional dan mendekati genre musik yang akrab di telinga target. Ke

depannya juga dapat digunakan kode QR untuk mempermudah akses target kepada

media.

Dari hasil survei kuisioner yang disebar penulis, dapat diambil kesimpulan bahwa

masyarakat menengah ke bawah masih menikmati sebagian waktunya mendengarkan

radio dan menonton televisi. Iklan layanan masyarakat atau bahkan talkshow dapat

disiarkan melalu media televisi dan radio. Meskipun radio tidak dapat

memperlihatkan visualisasi (berbeda sekali dengan televisi yang mempunyai

visualisasi) , audio serta bersifat auditori atau untuk didengar, dan juga isi pesan atau

informasi dari siaran radio mudah lenyap dari ingatan pendengar, karena pendengar

tidak bisa meminta mengulang informasi yang sudah disiarkan. Namun radio

merupakan alat penerima program dengan biaya murah pendengar radio tidak harus

pandai baca tulis, tidak mengenal umur maupun tingkatan strata sosial. Dengan

(17)

 

Universitas Kristen Maranatha  79  

sehingga radio mampu menjangkau masyarakat luas. Berdasarkan hasil kuisioner,

Radio K-Lite merupakan radio paling banyak yang diminati warga Bandung

kalangan menengah ke bawah usia 35 ke atas.

Iklan layanan masyarakat dan talkshow juga dapat disiarkan melalui media televisi

pada pukul 18-21 WIB, karena berdasarkan hasil kuisioner masyarakat kebanyakan

menghabiskan waktu senggangnya dengan menonton televisi.

Adapun untuk kepentingan peneliti lainnya mengenai topik ini, diharapkan adanya

penelitian lebih lanjut mengenai penanganan yang lebih spesifik dan bervariasi bagi

anak-anak disleksia baik untuk mempelajari materi yang anak terima di sekolah

Gambar

Tabel Budgeting Kampanye Tilik Disleksik ....………………………………… 75

Referensi

Dokumen terkait

Hapsoro (2005) telah melakukan penelitian konfrehensif terhadap kedua kultivar kacang tanah transgenik tersebut antara lain untuk: (1) mengevaluasi respons tanaman kacang

Perhitungan diatas terlihat bahwa perusahaan dalam memproduksi beton tidak membedakan antara biaya bahan baku langsung dan biaya bahan penolong atau biaya bahan

Dari data tersebut yang paling tertinggi jawaban siswa kelas XI SMAN 12 Pekanbaru adalah Setuju faktor keluarga berpengaruh dalam menonton Program Acara School Update RTv, dengan

Siti Zariah Tarigan (isteri) dan Hardisyah (anak). Demikian juga dengan teman-temannya dulu satu kantor yang diduga kuat cukup banyak mengenal beliau seperti Ir. Indra Harahap,

Dengan demikian kontribusi nilai ekonomis dari masing- masing kegiatan pemanfaatan ekosistem terumbu karang baik secara langsung maupun tidak langsung di Pantai

Agar supaya setiap orang dapat meneetahuirrya, ntemerintahkan

Pihak lain yang dapat ditunjuk oleh Badan Pengawas untuk melakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada huruf ini, misalnya, akuntan publik, konsultan hukum, ahli komoditas, atau

Penelitian ini dilakukan untuk menentukan dosis hormon pertumbuhan rekombinan (rGH) ikan mas (rCcGH) dalam pakan buatan yang memberikan performa terbaik pada bobot tubuh, biomassa,