• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI DAERAH PENANGKAPAN DAN HASIL TANGKAPAN PURSE SEINE DI KM. SINAR HARAPAN BULUKUMBA SULAWESI SELATAN TUGAS AKHIR OLEH : ERI ARWIN ASHARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STUDI DAERAH PENANGKAPAN DAN HASIL TANGKAPAN PURSE SEINE DI KM. SINAR HARAPAN BULUKUMBA SULAWESI SELATAN TUGAS AKHIR OLEH : ERI ARWIN ASHARI"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

i

STUDI DAERAH PENANGKAPAN DAN HASIL TANGKAPAN PURSE SEINE DI KM. SINAR HARAPAN BULUKUMBA

SULAWESI SELATAN

TUGAS AKHIR

OLEH :

ERI ARWIN ASHARI

14 22 020 224

JURUSAN PENANGKAPAN IKAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP

2017

(2)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

STUDI DAERAH PENANGKAPAN DAN HASIL TANGKAPAN PURSE SEINE DI KM. SINAR HARAPAN BULUKUMBA

SULAWESI SELATAN

Oleh Eri Arwin Ashari

1422020224

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Studi pada Politeknik Pertanian Negeri Pangkep

Disetujui,

Mengetahui,

Dr. Ir. Darmawan. MP Salman, S.Pi, M.Si

Direktur Ketua jurusan

Tanggal Lulus : 7 September 2017

(3)

iii

LEMBARAN PENGESAHAN

Judul Tugas Akhir : Studi Daerah Penangkapan dan Hasil Tangkapan pada Alat Tangkap Purse Seine di KM. Sinar Harapan Bulukumba, Sulawesi Selatan

Nama Mahasiswa : Eri Arwin Ashari

Nim : 1422020224

Jurusan : Penangkapan Ikan

Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh : Tim Penguji

1. Hasmawati, S.Pi, M.Si

2. Dr. Muh. Sulaiman, S.Pi, M.Si 3. Adam Rachman, S.Pi, M.Si 4. Ir. Syatir Suaib, M.Si

(4)

iv

RINGKASAN

ERI ARWIN ASHARI, 1422020224 Studi Daerah Penangkapan dan Hasil Tangkapan Purse Seine di KM. Sinar Harapan Bulukumba, Sulawesi Selatan.

(Dibawah bimbingan oleh ibu HASMAWATI dan bapak MUH.SULAIMAN).

Pemanfaatan sumberdaya hayati laut khususnya bidang perikanan bertujuan untuk mendapatkan hasil tangkapan yang sebesar-besarnya tanpa merusak sumberdaya tersebut, dimana keadaan sumberdaya ini belum dikelola semaksimal mungkin karena terbatasnya sarana dan prasarana serta penguasaan teknologi yang diperlukan untuk mengeksploitasi dan pengelolaan sumber daya tersebut.

Pengambilan data dilakukan selama mengikuti kegiatan di kapal purse seine di KM. Sinar Harapan bertempat di Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan. Metode yang digunakan yaitu observasi dan dianalisis secara deskriptif serta interview dengan awak kapal.

Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini yaitu (1) Mengetahui jenis dan jumlah hasil tangkapan purse seine di KM. Sinar Harapan. (2) Mengetahui jumlah hasil tangkapan purse seine berdasarkan daerah penangkapan (fishing ground).

Hasil tangkapan purse seine KM. Sinar Harapan dibagi atas Hasil Tangkapan Utama (HTU) yaitu ikan layang (Decapterus sp) dengan jumlah hasil tangkapan 1180 Kg, ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) dengan jumlah hasil tangkapan 491 Kg, ikan kembung (Rastrelliger sp) dengan jumlah hasil tangkapan 431 Kg dan Hasil Tangkapan Sampingan (HTS) yaitu ikan tongkol (Auxis thazard) dengan jumlah hasil tangkapan 330 Kg, ikan tuna mata besar (Thunnus obesus) dengan jumlah hasil tangkapan 79 Kg, cumi–cumi (laligo spp) dengan jumlah hasil tangkapan 41 Kg, dan hasil tangkapan yang paling sedikit adalah ikan barakuda (Sphyraena barracuda) dengan jumlah hasil tangkapan 31 Kg. Jadi jumlah hasil tangkapan selama 2 Trip yaitu sebanyak 2583 Kg. Berdasarkan daerah penangkapan (fishing ground) yang beroperasi di daerah Perairan Selayar pada trip pertama terdapat hasil tangkapan paling banyak tertangkap pada titik koordinat 06˚5.574’ LS 120°57.060’ BT dengan jumlah hasil tangkapan 406 Kg, sedangkan hasil tangkapan paling sedikit terdapat pada titik koordinat 5°42.835’ LS 120°56.178’ BT dengan jumlah hasil tangkapan 223 Kg dan pada trip kedua terdapat hasil tangkapan paling banyak terdapat pada titik koordinat 5°59.645’ LS 120°54.428’ BT dengan jumlah hasil tangkapan 373 Kg, sedangkan hasil tangkapan yang paling sedikit terdapat pada titik koordinat 5°42.835’ LS 120°56.178’ BT dengan jumlah hasil tangkapan 140 Kg.

Kata Kunci: Hasil tangkapan, purse seine, fishing ground

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Sang Maha Agung yang telah memberikan setitik ilmu-Nya serta nikmat yang tak terhingga sehingga penulis diberikan ruang dan waktu untuk menyelesaikan Laporan tugas akhir ini.

Salam dan shalawat senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW atas suri teladannya sehingga penulis dapat menyelasaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul “Studi Daerah Penangkapan Dan Hasil Tangkapan Tangkap Purse Seine Di KM. Sinar Harapan Bulukumba, Sulawesi Selatan ”

Penulisan Laporan Tugas Akhir ini merupakan sebuah tahapan terakhir dalam prosesi pendidikan di perguruan tinggi, guna meraih gelar Ahli Madya Perikanan pada Program Studi Penangkapan Ikan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

Penulis yakin sepenuhnya bahwa tugas akhir ini tidak akan mungkin dapat terwujud tanpa bantuan, dukungan dan doa dari kedua orang tua Ayahanda M.Tahir dan Ibunda Rosniati, serta bantuan dan dukungan dari semua pihak.

Karenanya penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. H. Darmawan, MP, selaku direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

2. Bapak Salman, S.Pi.,M.Si, selaku Ketua Jurusan Penangkapan Ikan.

3. Ibu Hasmawati, S.Pi.,M.Si dan Bapak Dr. Muh. Sulaiman, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas akhir ini.

(6)

vi

4. Bapak Emil selaku Nahkoda KM. Sinar Harapan sekaligus pembimbing lapangan serta seluruh ABK KM. Sinar Harapan

5. Dosen, Pegawai, dan Teknisi jurusan penangkapan ikan secara khusus serta politeknik pertanian negeri pangkep umumnya

6. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Penangkapan Ikan (HIMAPI) 7. Teman-teman Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Sinjai (HIPPMAS) 8. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan sumbangsih dalam

penulisan tugas akhir ini baik yang berupa materi maupun nonmateri.

Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan proposal tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, olehnya itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun dalam upaya perbaikan menuju kesempurnaan.

Proposal tugas akhir ini semoga bermanfaat bagi penulis, civitas akademika, dan masyarakat luas dan mendapat berkah disisi-Nya. Aamiin .

Mandalle, Agustus 2017

Penulis

(7)

vii DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan dan Kegunaan ... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Purse Seine ... 3

2.2 Metode dan Daerah Penangkapan Purse Seine ... 6

2.3 Pengoperasian Purse Seine ... 9

2.4 Hasil tangkapan Purse Seine ... 13

2.5 Daerah Sebaran Ikan Layang, Cakalang, dan Tongkol ... 14

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat ... 17

3.2 Metode Pengambilan Data ... 18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Purse Seine ... 19

4.2 Purseiner ... 20

4.3 Pengoprasian Purse Seine ... 20

(8)

viii

4.4 Hasil Tangkapan Purse Seine... 22

4.5 Daerah Penangkapan ( Fishing tangkapan Ground ) ... 23

4.6 Hasil Tangkapan Purse Seine Berdasarkan Daerah Penangkapan ( Fishing Ground ) ... 24

V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 26

5.2 Saran ... 27

DAFTAR PUSTAKA ... 28

LAMPIRAN ... 30

RIWAYAT HIDUP ... 41

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman

1. Pemasangan Tali Ris atas ... 5

2. Pemasangan Tali Ris bawah ... 5

3. Peta Lokasi Daerah Penangkapan (Fishing Ground) ... 17

4. Alat Tangkap Purse Seine ... 20

5. Sketsa Penurunan Jaring ... 21

6. Hasil Tangkapan Selama 2 Trip ... 22

7. Hasil Tangkapan Berdasarkan Titik Koordinat ... 24

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Halaman

1. Konstruksi Alat Tangkap Purse Seine ... 31 2. Hasil Tangkapan Purse Seine Selama 2 Trip Di KM. Sinar Harapan ... 32 3. Jenis Hasil Tangkapan Purse Seine Berdasarkan Titik Koordinat Daerah

Penangkapan ... 33 4. Struktur Organisasi dan Tenaga Kerja KM. Sinar Harapan, Bulukumba,

Provinsi Sulawesi Selatan ... 34 5. Data Kapal Purse Seine KM. Sinar Harapan, Bulukumba, Provinsi Sulawesi

Selatan ... 35 6. Alat Navigasi Yang di Gunakan Untuk Penentuan Daerah Penangkapan ... 37 7. Jenis Hasil Tangkapan Purse Seine KM. Sinar Harapan 2017 ... 38

(11)

19 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, yang terdiri atas lautan dan pulau-pulau kecil. Luas wilayah perairan laut Indonesia diperkirakan mencapai 5,8 juta km² atau sekitar dua per tiga dari wilayah Indonesia, dengan panjang garis pantai 81.000 km². Potensi sumberdaya perikanan dan kelautan yang terkandung di perairan Indonesia ini cukup melimpah dan beraneka ragam (Simbolon, 2011).

Salah satu alat tangkap yang berkembang dengan pesat di Laut Jawa pada akhir 1980-an dan awal 1990-an adalah purse seine. Perkembangannya berkaitan erat dengan pelarangan pengoperasian alat tangkap jenis trawl atau pukat harimau di perairan Indonesia pada tahun 1985 kecuali ke arah Timur dari 130º BT. Sejak tahun 1985 trawl atau pukat harimau hanya boleh beroperasi di perairan Timur Indonesia dan sejak itu pula purse seine berkembang pesat di Laut Jawa (Rosalina, 2012).

Pengelolaan sumberdaya ikan (SDI) yang optimal memerlukan dukungan informasi yang komprehensif agar pemanfaatan dapat dilakukan secara bertanggung jawab untuk menjamin kelestarian sumberdaya. Salah satu informasi penting yang diperlukan adalah daerah penangkapan ikan, karena informasi ini dapat meningkatkan efektifitas dan efesiensi operasi penangkapan. Efesiensi dalam hal ini tidak hanya sekedar penghematan biaya, waktu dan tenaga, tetapi juga terkait erat kuantitas dan kualitas ikan yang tertangkap (Simbolon, 2011).

(12)

20 Banyaknya jumlah jenis ikan dengan segala sifatnya yang hidup pada lingkungan yang berbeda-beda menyebabkan cara penangkapan yang berbeda sehingga berhasil tidaknya usaha penangkapan ikan di laut pada dasarnya tergantung dari daerah penangkapan dan alat tangkap yang digunakan. Salah satunya adalah dengan menggunakan alat penangkapan ikan seperti purse seine.

1.2 Tujuan dan Kegunaan 1. Tujuan

Tujuan dari tugas akhir ini yaitu :

1. Mengetahui jenis dan jumlah hasil tangkapan purse seine KM. Sinar Harapan.

2. Mengetahui jumlah hasil tangkapan purse seine berdasarkan titik koordinat atau daerah penangkapan (fishing gruond).

2. Kegunaan

Kegunaan dari penulisan tugas akhir ini yaitu untuk memberikan informasi tentang hasil tangkapan berdasarkan titik koordinat lokasi penangkapan (fishing ground) pada purse seine KM. Sinar Harapan di perairan selayar.

(13)

21 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Purse Seine

Purse seine adalah suatu alat penangkapan ikan yang digolongkan ke dalam

kelompok jaring lingkar (Surrounding nets), jaring ini dioperasikan dengan jalan melingkari gerombolan ikan, baik dari bagian samping maupun dari bagian bawah, sehingga gerombolan ikan tersebut tidak dapat meloloskan diri dari jaring. Purse seine merupakan alat tangkap yang cukup dominan dipergunakan nelayan

diberbagai perairan Indonesia dikarenakan alat tangkap ini cukup efisien dalam menangkap ikan (Baskoro dan Suherman, 2007).

Menurut Tomasila dan Usemahu (2004), purse seine digunakan untuk menangkap ikan yang bergerombol (schooling) di permukaan laut, oleh karena itu, jenis-jenis ikan yang tertangkap adalah jenis ikan pelagis yang hidupnya bergerombol seperti layang, lemuru, kembung dan tuna. Ikan-ikan yang tertangkap dengan purse seine tersebut dikurung oleh jaring sehingga pergerakannya terhalang oleh jaring dari dua arah, baik pergerakannya kesamping (horizontal) maupun pergerakan kearah dalam (vertical).

Menurut Ayodhyoa (1981), mengatakan bahwa prinsip penangkapan dengan menggunakan purse seine melingkari gerombolan ikan dengan jaring, kemudian bagian bawah jaring dikerutkan sehingga ikan tujuan penangkapan akan terkurung dan pada akhirnya terkumpul pada bagian kantong. Dengan kata lain memperkecil ruang lingkup gerakan ikan, sehingga ikan tidak dapat melarikan diri dan akhirnya tertangkap.

(14)

22 Menurut Sadhori (1995) dalam Ikhsan (2010) mengatakan bahwa konstruksi jaring purse seine yang digunakan oleh nelayan terdiri dari empat bagian utama yaitu bagian kantong, badan, sayap dan tepi jaring (selvadge), yang secara keseluruhan alat ini berbentuk persegi. Selain dari bagian utama jaring purse seine, ada pula bagian-bagian purse seine yang lain diantaranya tali-temali, pemberat, pelampung dan cincin. Sedangkan menurut Sultan (1991) mengatakan bahwa pada dasarnya purse seine terdiri dari beberapa bagian yang banyak variasinya dalam besar mata, ukuran benang serta jumlah dan susunannya yang disesuaikan pula dengan jenis dari purse seinenya dimana pada garis besarnya terdiri:

a) Pelampung, yaitu berfungsi untuk menahan bagian atas dari jaring atau tali, sehingga bagian itu tetap berada dalam kedudukan yang sesuai dengan yang dikehendaki. Umumnya pelampung berbentuk bujur telur dengan bagian kedua ujungnya tumpul dan terbuat dari karet sintetis.

b) Tali ris atas/bawah, yaitu berfungsi menempatkan pelampung/pemberat dan berfungsi juga untuk menggantungkan jaring. Tali ini mengeliligi jaring secara keseluruhan.

Tali yang termasuk dalam tali ris yaitu :

 tali ris atas

 tali ris bawah

 tali pelampung

 tali pemberat

 tali pengguat ris atas

 tali pengguat ris bawah

(15)

23 Adapun gambar-gambar pemasangan tali ris yaitu dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Pemasangan Tali Ris atas

Gambar 2. Pemasangan Tali Ris bawah

c) Mata Penguat (Selvage), yaitu berfungsi untuk mencegah ketegangan daging jaring serta menjaga kemungkinan tersangkutnya daging jaring tersebut pada pemberat. Selvage biasanya dibuat dari benang polyester (PE) atau kadang-kadang mempergunakan bahan jaring sama dengan jaring utama yang memiliki ukuran mata (mesh size) yang sama dengan jaring utama tetapi ukuran benangnya biasanya lebih besar.

d) Daging jaring, yaitu merupakan bagian yang utama dari sebuah purse seine dan yang menentukan berhasil tidaknya penangkapan itu. Daging

jaring tersebut terpasang antara tali ris atas yang mempunyai pelampung dan tali ris bawah dengan pemberatnya. Bagian ini merupakan alat penghadang serta sekaligus sebagai tempat penampung ikan-ikan yang telah tertangkap.

e) Cincin (Ring), dimana melalui lubang cincin ini tali kolor dengan mudah dapat ditarik, sehingga jaring bagian bawah dengan cepat dapat tertutup rapat dan nantinya dapat terbentuk sebuah “kantong”. Selain itu bunyi dari cincin tersebut yang saling bergerak satu sama lain, dapat menakut-

(16)

24 nakuti ikan agar tidak dapat meloloskan diri mulali bagian bawah jaring.

Cincin ini terletak dibagian dasar dari purse seine yang dihubungkan oleh tali cincin pada tali ris bawah sehingga posisinya menggantung, cincin ini terbuat dari logam yang tahan karat.

f) Pemberat (singker), dimaksudkan untuk dapat segera menenggelamkan bagian bawah jaring, agar kedudukan jaring didalam air dapatlah menjadi sesuai apa yang diharapkan.

g) Tali kolor (Purse Line), untuk tali kerut, ukurannya merupakan ukuran yang paling besar dibandingkan dengan tali lainnya karena tali kerut memerlukan kekuatan yang lebih besar dalam proses penarikan jaring.

Tali kerut (purse line) yang biasa disebut oleh nelayan sebagai tali kolor adalah tali yang berfungsi untuk menutup bagian dasar jaring. Terletak memanjang dibagian bawah dari jaring.

2.2 Metode dan Daerah Penangkapan ( Fishing Ground ) Purse Seine 2.1.1 Metode Penangkapan Purse Seine

Ada dua metode penangkapan ikan dengan menggunakan purse seine yang biasa dilakukan oleh nelayan yaitu dengan cara mencari atau mengejar gerombolan ikan dan menggunakan alat bantu lampu dan rumpon sebagai pengumpul ikan (Ayodhyoa, 1981).

a. Mengejar Gerombolan Ikan

Mengejar gerombolan ikan yaitu cara penangkapan ikan dimana kapal selalu aktif mencari gerombolan ikan, yang berada di permukaan perairan, apabila sudah menemukan gerombolan ikan, maka alat tangkap segera diturunkan dengan

(17)

25 cara melingkari gerombolan ikan tersebut, dan jika ikan sudah terkurung, dilakukan penarikan tali kolor (purse seine) sehingga bagian bawah jaring tertutup kemudian selanjutnya diadakan penarikan jaring ke atas kapal.

b. Mengumpulkan Ikan Dengan Alat Bantu Penangkapan ikan 1. Lampu (cahaya)

Fungsi lampu untuk penangkapan adalah untuk mengumpulkan kawanan ikan kemudian dilakukan operasi penangkapan dengan menggunakan berbagai alat tangkap, seperti purse seine. Jenis lampu yang digunakan beragam, seperti obor, petromaks, lampu listrik.

Ikan-ikan yang media hidupnya di air tertarik oleh cahaya lampu karena sinarnya bersifat phototaxis positif dan karena itu mereka selalu berusaha mendekati sumber cahaya dan berkumpul di sekitarnya (Ratna, 2011).

2. Rumpon

Rumpon merupakan suatu benda menyerupai pepohonan yang dipasang di suatu tempat di tengah laut. Pada prinsipnya rumpon terdiri dari empat komponen utama, yaitu: pelampung (float), tali panjang (rope) dan atraktor (pemikat) dan pemberat (sinkers / anchor).

Rumpon tetap atau rumpon dengan ukuran besar, tidak perlu diangkat sehingga untuk memudahkan penangkapan dibuat rumpon mini. Pada saat operasi-mulai dilakukan, diusahakan agar ikan-ikan berkumpul di sekitar rumpon dipindahkan atau distimulasikan ke rumpon mini. Caranya ada beberapa macam, misalnya menggiring dengan menggerak-gerakkan rumpon induk dari atas perahu melalui pelampung-pelampungnya. Cara lain yang ditempuh yaitu sekan-akan meniadakan rumpon induk untuk sementara waktu dengan cara

(18)

26 menenggelamkan rumpon induk. Ikan-ikan yang semula berkumpul di sekitar rumpon beralih ke rumpon mini dan disini dilakukan penangkapan (Ratna, 2011).

2.1.2 Daerah Penangkapan (Fishing Ground)

Daerah penangkapan (fishing ground) merupakan suatu daerah dimana ikan berkumpul untuk mencari makanan dan menjadi tujuan utama dalam operasi penangkapan. Sebab-sebab utama jenis ikan berkumpul di suatu daerah perairan antara lain: ikan-ikan tersebut memilih perairan yang cocok untuk hidupnya, mencari makanan, mencari tempat yang sesuai untuk pemijahannya maupun untuk perkembangan larvanya (Rafsanjani, 2012).

Purse seine dapat digunakan pada fishing ground dengan kondisi yang

jumlah ikan berlimpah dan bergerombol pada area permukaan air dan kondisi laut dalam keadaan bagus dan tenang. Kedalaman perairan yang dapat dioperasikan alat purse seine yaitu 15 – 50 m dari permukaan laut tergantung besarnya alat tangkap

tersebut (Rafsanjani, 2012).

Menurut Mallawa (2012) daerah penangkapan yang ideal untuk alat tangkap purse seine adalah perairan dengan persyaratan sebagai berikut:

1. Perairan yang diperkirakan banyak ikan,

2. Perairan dengan kondisi: kecepatan arus tidak terlalu tinggi, gelombang tidak terlalu besar, kondisi meteoroligi yang normal, kedalaman perairan yang cukup (kedalaman perairan > tinggi jaring), bukan alur pelayaran dan sebagainya,

(19)

27 3. Perairan dimana proses pelingkaran gerombolan ikan dapat dilakukan dengan baik, purse seine dapat dioperasikan pada perairan pantai maupun perairan dalam dan laut lepas.

Purse seine Bulukumba umumnya banyak menangkap ikan pelagis jenis

cakalang, layang dan kembung. Sumber daya ikan pelagis di sekitar perairan bagian Selatan Pulau Sulawesi cukup besar yang tersebar di sekitar Perairan Selayar, Teluk Bone dan Laut Flores. Penelitian Mallawa et al. (2010) dalam Nurdin (2014) mengatakan bahwa sumber daya ikan cakalang di Teluk Bone ditangkap oleh nelayan Bulukumba, Sinjai, Bone, Wajo, Palopo, Luwu, Luwu Utara dan Luwu Timur sepanjang tahun. Penelitian lain oleh Zainuddin (2009) dalam Nurdin (2014) mengatakan bahwa potensi ikan layang dan cakalang di sekitar Perairan Selayar cukup besar. Ikan cakalang merupakan jenis ikan pelagis besar yang sering tertangkap oleh alat tangkap purse seine. Perairan Selayar, Teluk Bone dan Laut Flores merupakan wilayah perairan yang memiliki sumber daya ikan cakalang yang cukup besar.

2.3 Pengoperasian Purse Seine

Pada umumnya pengoperasian purse seine dikenal dua cara, yaitu (1) purse seine dioperasikan dengan mengejar gerombolan ikan, hal ini biasanya dilakukan

pada siang hari; (2) menggunakan alat bantu penangkapan seperti rumpon, cahaya, dan fish finder. Hal ini dapat dilakukan pada siang dan malam hari (Sudirman dan Mallawa, 2004).

Pengoperasian purse seine dilakukan dengan melingkari gerombolan ikan sehingga membentuk sebuah dinding besar yang selanjutnya jaring akan ditarik dari

(20)

28 bagian bawah dan membentuk seperti sebuah kolam. Untuk memudahkan penarikan jaring hingga membentuk kantong, alat tangkap ini dilengkapi dengan cincin sebagai tempat lewatnya “tali kolor” atau “tali pengerut” (Subani & Barus 1998 dalam Randi 2016).

Pola yang dibentuk pada penangkapan ikan menggunakan purse seine sangat khas, yaitu pola menyerupai lingkaran, dengan kecepatan kapal (boat) yang tinggi dan stabil, lalu setelah membentuk pola menyerupai lingkaran, kecepatan boat yang tinggi akan menurun drastis hingga 0 km/jam, jika kecepatan boat tidak

dipengaruhi oleh arus. Hal ini disebabkan karena dimatikannya mesin boat untuk mencegah masuknya jaring ke dalam baling-baling boat (Andirwan, 2013).

Pada umumnya jaring dipasang dari bagian belakang kapal (buritan) ada juga yang menggunakan samping kapal. Urutan operasi dapat digambarkan sebagai berikut:

Pertama-tama haruslah mencari gerombolan ikan terlebih dahulu. Ini dapat dilakukan berdasarkan pengalaman-pengalaman, seperti adanya perubahan warna permukaan air laut karena gerombolan ikan berenang dekat dengan permukaan air, burung-burung yang terbang dan menyambar-nyambar permukaan laut dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut di atas biasanya terjadi pada dini hari sebelum matahari terbit atau senja hari setelah matahari terbenam disaat gerombolan ikan naik ke permukaan laut. Tetapi dengan adanya berbagai alat bantu seperti fish finder, waktu operasi pun tidak lagi terbatas pada dini hari atau senja hari, siang hari pun jika gerombolan ikan ditemukan segera jaring dipasang (Andirwan, 2013).

(21)

29 Pengoperasian alat tangkap ini pada dasarnya terdiri dari 2 tahapan kegiatan yang meliputi setting (penurunan alat tangkap) dan hauling (pengangkatan alat tangkap).

1. Penurunan Alat Tangkap (Setting)

Setting merupakan kegiatan penurunan alat tangkap, mengitari dan

membentuk suatu lingkaran penuh untuk mengelilingi dan mengurung gerombolan ikan yang telah terkumpul.

Menurut Sadhori (1985) bahwa hal-hal yang harus diperhatikan dengan cermat sebelum penurunan jaring meliputi:

a. Kecepatan dan arah angin.

b. Kecepatan dan arah arus.

c. Arah renang gerombolan ikan.

d. Kedalaman dasar perairan.

Proses setting dimulai dengan komando Nakhoda, pelampung besar (buoy) dilepas kelaut, kapal dijalankan dengan cepat hampir searah dengan arus, kemudian jaring dilingkarkan pada gerombolan ikan, dengan memperhitungkan jari-jari lingkaran jaring dan gerombolan ikan maka setelah selesai penurunan jaring maka pelampung besar sudah berada di haluan kapal dan segera dinaikan ke atas kapal (Sadhori, 1985).

2. Pengangkatan Alat Tangkap (Hauling)

Pengangkatan alat tangkap (hauling) dilakukan segera setelah alat tangkap selesai dilingkarkan mengelilingi gerombolan ikan, dengan tujuan mengangkat alat tangkap dan hasil tangkapan ke atas kapal. Kegiatan ini terbagi dalam 2 (dua) kegiatan utama, yaitu penarikan tali kerut dan penarikan isi jaring.

(22)

30 a. Penarikan Tali Kolor

Penarikan tali kerut sebaiknya tidak memakan waktu yang lama kira-kira yang berkisar 30 menit dengan kecepatan sedang agar supaya tali kerut tidak cepat aus sehingga tidak mudah putus, disamping itu penarikan tali kerut yang terlalu cepat akan menyebabkan kapal akan tertarik masuk kedalam lingkaran jaring (Marzuki, 1976). Selanjutnya dikatakan pula bahwa semakin cepat proses penarikan tali kolor, maka semakin cepat pula cincin purse seine akan terkumpul sehingga jaring akan membentuk sebuah kantong dan kawanan ikan tidak dapat meloloskan diri lagi. Hal ini dimaksudkan demi efisiensi dan tingkat keberhasilan operasi penangkapan yang tinggi.

b. Penarikan Isi Jaring (badan jaring)

Penarikan isi jaring harus dilakukan dengan cepat namun berhati-hati mengingat ikan masih dapat lolos dan melarikan diri dengan cara melompati tali pelampungnya (Ben Yami, 1994 dalam Randi 2016).

Menurut Brandt (1964) dalam Randi (2016) mengatakan bahwa proses penarikan isi jaring dari laut ke atas kapal dapat dipermudah dengan penggunaan alat-alat bantu seperti:

1. Power block

Dioperasikan secara hidrolik, jaring ditarik dengan winch dan diangkat dengan menggunakan block.

2. Net houler

Alat penarik jaring.

3. Drum seining

(23)

31 Alat penarik jaring berbentuk drum besar yang letaknya di buritan kapal.

Penarikan isi jaring dengan secara manual dengan menggunakan tenaga manusia dapat dilakukan ketika penarikan tali kerut belum selesai semuanya, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi beban tarik Capstand serta efisiensi waktu untuk operasi selanjutnya.

2.4 Hasil Tangkapan Purse Seine

Jenis ikan hasil tangkapan purse seine di perairan jepang antara lain: ikan sardine, herring, anchovy, layang dan sebagainya. Di Indonesia, hasil tangkapan purse seine didominasi oleh kelompok ikan pelagis kecil seperti kembung, layang,

dan tembang, namun turut juga tertangkap jenis ikan demersal seperti peperek Mallawa (2012). Baruadi (1999) dalam Mallawa (2012) melaporkan bahwa purse seine di perairan Gorontalo Teluk Tomini selain menangkap ikan pelagis kecil yaitu

ikan layang dan kembung juga menangkap ikan pelagis besar yaitu ikan cakalang.

Sibulo (1998) dalam Mallawa (2012) menjelaskan bahwa hasil tangkapan purse seine yang menggunakan lampu di perairan Jeneponto Selat Makassar didominasi

oleh tembang (29,46 %) dan lemuru (28,08 %), menyusul layang (17,06 %), kembung (9,29 %), selar bentong (13,80 %), kembung (11,36 %), cakalang (3,52

%), ikan lainnya seperti layur , alu-alu, cumi-cumi kurang dari 5%.

(24)

32 2.5 Daerah Penyebaran Ikan Layang, Cakalang, dan Tongkol

2.5.1 Ikan Layang (Decapterus russelli)

Penyebaran ikan layang secara vertikal dapat dipengaruhi oleh persediaan makanan (Simbolon, 2011). Nontji (1993) dalam Simbolon (2011) mengatakan bahwa makanan utama ikan layang adalah zooplankton, meskipun terkadang memakan ikan kecil seperti ikan teri. Ikan layang termasuk kelompok ikan pemakan plankton. Sebagai pemakan plankton, ikan layang kemungkinan dapat muncul di

permukaan atau bermigrasi ke lapisan yang lebih dalam karena ikan tersebut mengikuti ruaya harian dari plankton yang menjadi sumber makanannya.

Daerah penangkapan ikan layang sering ditemukan di sekitar terjadinya upwelling seperti halnya di Selat Makassar bagian Selatan (perairan Barru). Arus

yang bergerak cepat dari Laut Flores menuju Laut Jawa bertemu dengan arus yang datang dari bagian Utara Selat Makassar, sehingga terjadi penyeretan massa air di bagian pantai perairan Barru (Simbolon, 2011).

Musim penangkapan ikan layang tergantung dari pola migrasinya. Pola migrasi ikan layang adalah musiman, karena kebiasaan hidupnya sangat peka terhadap salinitas rendah, juga ikan layang melakukan migrasi setiap hari yaitu migrasi harian. Migrasi ikan layang, dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu yang secara tidak langsung jenis pakannya itu dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari. Ikan layang tinggal di lautan luas atau juga tersebar di perairan teluk. Puncak produksi ikan layang di perairan Indonesia terjadi dua kali dalam setahun yang kurang lebih jatuh pada bulan Januari-Maret dan Juni-September (Prihatini, 2006 dalam Hasbiadin, 2016).

(25)

33 2.5.2 Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis)

Menurut Simbolon (2011) penyebaran cakalang di perairan Samudera Hindia meliputi daerah tropis dan sub tropis. Beaufort dan Chapman (1981) dalam Simbolon (2011) juga menyatakan bahwa daerah penyebaran ikan cakalang adalah pada bagian Selatan dan Barat Daya Sumatera, Laut Timor, Laut Sulawesi, Laut Maluku, perairan pulau Bacan, Laut Banda, Laut Flores dan Laut Arafura.

Uktolseja et al. (1989) dalam Simbolon (2011) melaporkan bahwa persediaan cakalang di Kawasan Timur Indonesia tersedia sepanjang tahun, terutama di Laut Maluku, Banda, Seram dan Laut Sulawesi. Gafa dan Marta (1987) dalam Simbolon (2011), juga menegaskan bahwa Laut Sulawesi dan Maluku

merupakan daerah penyebaran ikan cakalang yang cukup potensial.

Musim penangkapan ikan cakalang untuk daerah di Kawasan Indonesia Timur pada umumnya berkisar pada musim peralihan yaitu bulan April, Mei, dan Juni hingga awal musim timur. Di Laut Maluku, puncak musim terjadi pada bulan Maret dan Agustus (Hasbiadin, 2016).

Monintja et al. (2001) dalam Simbolon (2011) juga menegaskan bahwa cakalang di Indonesia sebagian besar terdapat di perairan KTI seperti di perairan Sulawesi Utara, Halmahera, Maluku dan Papua dengan basis penangkapan masing- masing terdapat di Bitung, Ternate, Ambon, dan Sorong. Penangkapan ikan cakalang dapat dilakukan sepanjang tahun, baik pada musim Barat, musim Timur maupun musim peralihan.

(26)

34 2.5.3 Ikan Tongkol (Euthynnus affinis)

Ikan tongkol tersebar di seluruh perairan Indonesia. Daerah penangkapannnya terdapat disekitar pantai, sehingga sering disebut dengan istilah tuna pantai (Direktorat Jenderal Perikanan, 1987 dalam Hasbiadin, 2016).

Berdasarkan hasil penelitian Zulkhasyni (2011) dalam Hasbiadin (2016) menunjukkan bahwa musim tangkapan ikan tongkol di perairan Indonesia terjadi pada musim Barat, sebab pengaruh musim Barat lebih dominan dibandingkan dengan musim Timur. Sedangkan musim tangkapan ikan cakalang terjadi pada musim Barat dan musim peralihan, dengan kata lain, pengaruh musim Barat lebih dominan dibandingkan dengan musim Timur.

(27)

35 BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Pengumpulan data lapangan dilakukan selama 2 Trip, bertempat di Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan. Fishing base purse seine berada di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Bontobahari, Kabupaten Bulukumba pada titik koordinat 5°31.182’ LS 120°22.697’ BT. Sedangkan fishing gruond terletak di perairan selayar pada titik koordinat seperti pada Gambar 3 dan Lampiran 3.

Gambar 3. Peta Lokasi Daerah Penangkapan (Fishing Ground)

(28)

36 3.2 Metode Pengambilan Data

Penyusunan Tugas Akhir ini dilakukan berdasarkan data yang dikumpulkan selama mengikuti kegiatan operasi penangkapan di KM. Sinar Harapan, yang meliputi:

a. Interview atau wawancara langsung dengan pembimbing lapangan atau Nakhoda dan ABK di lapangan.

b. Observasi atau pengamatan langsung dengan cara mengamati secara langsung selama kegiatan operasi penangkapan berlangsung.

c. Data sekunder melalui bahan-bahan literatur.

d. Dokumentasi merupakan foto-foto dan tulisan yang berhubungan dengan materi kajian.

Gambar

Gambar 1.  Pemasangan Tali Ris atas
Gambar 3. Peta Lokasi Daerah Penangkapan (Fishing Ground)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam proses pencarian dan pemenuhan karyawan yang dilakukan, banyak kendala yang dihadapi Bank Muamalat KCP Tulungagung antara lain sulitnya mendapatkan SDM yang

alat penangkap ikan berbentuk empat persegi panjang yang ukuran mata jaringnya sama besar dan dilengkapi dengan pelampung, pemberat, tali ris atas dan tali ris bawah atau tanpa

alat penangkap ikan berbentuk empat persegi panjang yang ukuran mata jaringnya sama besar dan dilengkapi dengan pelampung, pemberat, tali ris atas dan tali ris bawah atau tanpa

alat penangkap ikan berbentuk empat persegi panjang yang ukuran mata jaringnya sama besar dan dilengkapi dengan pelampung, pemberat, tali ris atas dan tali ris bawah atau tanpa

alat penangkap ikan berbentuk empat persegi panjang yang ukuran mata jaringnya sama besar dan dilengkapi dengan pelampung, pemberat, tali ris atas dan tali ris bawah atau tanpa

• Gill net (jaring insang) adalah jaring yang berbentuk empat persegi panjang yang dilengkapi dengan pemberat pada tali ris bawahnya dan pelampung pada tali ris atasnya.. •

Pada alat tangkap jaring bawal tali ris atas tali pelampung merupakan dua tali yang di pasang dengan mengabungkanya, terbuat dari bahan yang sama, yaitu bahan..

Jaring insang (gill net) merupakan alat penangkapan ikan berbentuk empat persegi panjang yang ukuran mata jaringnya merata dan dilengkapi dengan pelampung, pemberat, tali