• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PRODUK OLAHAN TAHU DI KOTA MEDAN SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PRODUK OLAHAN TAHU DI KOTA MEDAN SKRIPSI"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PRODUK OLAHAN TAHU DI KOTA MEDAN

(Kasus : Tahu Walik)

SKRIPSI

OLEH :

AGUNG WIRAYUDHA 170304148

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2021

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PRODUK OLAHAN TAHU DI KOTA MEDAN

(2)

ii

(Kasus : Tahu Walik) OLEH :

AGUNG WIRAYUDHA 170304148

AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana Di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2021

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v ABSTRAK

AGUNG WIRAYUDHA (170304148/AGRIBISNIS) dengan judul skripsi ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PRODUK OLAHAN TAHU DI KOTA MEDAN (Kasus : Tahu Walik).

Dibimbing oleh Ibu Ir. Lily Fauzia, M.Si sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Dr. Rulianda Purnomo Wibowo, SP., M.Ec sebagai Anggota Komisi Pembimbing.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui atribut produk yang menjadi preferensi konsumen terhadap pembelian tahu walik, sikap konsumen terhadap atribut produk yang menjadi preferensi dalam pembelian tahu walik dan faktor yang mempunyai keterkaitan preferensi konsumen terhadap pembelian tahu walik.

Penelitian dilakukan dengan metode survei di gerai tahu walik yang berada pada beberapa kecamatan di Kota Medan yang ditentukan secara sengaja, dengan pertimbangan dipilih kecamatan yang memiliki jumlah gerai tahu walik terbanyak dan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Metode penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan Non-Probability Sampling dengan teknik Accidental sampling dan rumus slovin, sampel penelitian sebanyak 100 sampel yang merupakan konsumen tahu walik yang sedang membeli tahu walik di daerah penelitian. Data penelitian terdiri dari atribut produk yang disukai konsumen dalam pembelian tahu walik diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan deskriptif dan kuantitatif dengan metode multiatribut fishbein. Hasil penelitian menunjukkan bahwa atribut yang menjadi preferensi konsumen dalam pembelian produk olahan tahu walik adalah atribut rasa, atribut kerenyahan, atribut harga, atribut tampilan dan atribut kemasan, dengan sikap konsumen terhadap tahu walik termasuk kategori positif dan terdapat faktor yang mempunyai keterkaitan preferensi konsumen terhadap pembelian tahu walik. Pada tingkat kepercayaan (bi) preferensi konsumen diurutkan mulai dari harga, tampilan, rasa, kerenyahan dan kemasan. Pada tingkat performa (ei) preferensi konsumen diurutkan mulai dari tampilan, rasa, harga, kerenyahan dan kemasan.

Kata Kunci : Preferensi, Tahu Walik, Atribut Produk, Sikap Konsumen

(6)

vi ABSTRACT

AGUNG WIRAYUDHA (170304148/AGRIBUSINESS) with the thesis title is ANALYSIS OF CONSUMER PREFERENCES TO PROCESSED TOFU PRODUCTS IN MEDAN CITY(Case : Tahu Walik). Guided by Ir. Lily Fauzia, M.Si as a chair of the supervising commission and Dr. Rulianda Purnomo Wibowo, SP., M.Ec as a member of the supervising commission.

This study aims to determine the product attributes that become consumer preferences for the purchase of tahu walik, consumer attitudes towards product attributes that become preferences in purchasing tahu walik and factors that have a relationship with consumer preferences towards the purchase of tahu walik. The research was conducted using a survey method at Tahu Walik outlets located in several sub-districts in Medan City which were determined intentionally, with the consideration that the sub-district that had the largest number of Tahu Walik outlets was chosen and could provide the information needed in the study. The method of determining the sample in this study uses Non-Probability Sampling with Accidental Sampling technique and Slovin method, the research sample is 100 samples are consumers of Tahu Walik who are buying Tahu Walik in the research area. The research data consists of product attributes that are preferred by consumers in purchasing tahu walik obtained by interviewing using a questionnaires. Data analysis used descriptive and quantitative with fishbein multi-attribute method. The results showed that the attributes that became consumer preferences in purchasing tahu walik processed products were taste attributes, crispness attributes, price attributes, appearance attributes and packaging attributes, with consumer attitudes towards tahu walik including positive categories and there were factors that had a relationship with consumer preferences towards purchases tahu walik. At the level of trust (bi) consumer preferences are sorted from price, appearance, taste, crispness and packaging. At the performance level (ei) consumer preferences are sorted from appearance, taste, price, crispness and packaging.

Keywords: Preference, Tahu Walik, Product Attributes, Consumer Attitude

(7)

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Agung Wirayudha, lahir di Medan pada tanggal 7 Agustus 1999, yang merupakan anak pertama dari 2 bersaudara, putra dari Bapak Alm. Ir. Jainis Tanjung dan Ibu Almh. Yolanda, SE.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:

1. Tahun 2003 masuk TK Negeri Pembina I Medan selesai pada tahun 2005.

2. Tahun 2005 masuk SD Swasta Ikal Medan selesai pada tahun 2011.

3. Tahun 2011 masuk SMP Negeri 16 Medan selesai pada tahun 2014.

4. Tahun 2014 masuk SMA Negeri 4 Medan selesai pada tahun 2017.

5. Tahun 2017 menempuh pendidikan di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

6. Mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Banyumas, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat pada bulan Juli 2020.

7. Melaksanakan penelitian di Kota Medan pada bulan Agustus – Semptember 2021.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PRODUK OLAHAN TAHU DI KOTA MEDAN (Kasus : Tahu Walik)” yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Selanjutnya dalam penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh ilmu pengetahuan, dukungan, bimbingan, serta motivasi yang sangat membantu dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Kemudian penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Kedua orangtua yang tercinta Bapak Alm. Ir. Jainis Tanjung dan Ibu Almh. Yolanda SE, serta Adik Tersayang Muhammad Afghan Fahreza, yang telah membimbing, membesarkan, mendoakan, memberi kasih sayang, semangat, motivasi, dukungan, dan doa restu yang terus – menerus kepada penulis selama masa perkuliahan sampai penyusunan skripsi.

2. Ibu Ir. Lily Fauzia, M.Si selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Dr.

Rulianda Purnomo Wibowo, SP., M.Ec selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak membantu meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Nurul Fajriah Pinem S.P., M.P dan Ibu Emalisa SP., M.Si. sebagai Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu memberikan kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan skripsi ini.

(9)

ix

4. Bapak Dr. Rulianda Purnomo Wibowo, SP., M.Ec sebagai Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dr. Sri Fajar Ayu, SP., MM. Sebagai Sekretaris Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh pegawai di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis dan memberikan banyak kemudahan dalam menjalankan perkuliahan dan penyelesaian skripsi.

6. Adinda Rezkika Gusmiranda Siregar sebagai teman diskusi hingga sampai saat ini dalam penyelesaian tugas akhir yang selalu memberikan semangat, dukungan, kasih sayang dan mendengarkan segala keluh kesah penulis selama masa perkuliahan sampai proses penulisan skripsi.

7. Sahabat – sahabat penulis, Putri Mulya Nabila Nasution Amd.,Ak, Nafisah Mawaddah S.hut, Siti Sarah Nasution, Ali Mazhar, Sri Handayani Nasution, Nadhiva Pohan, Uyun Andrya, Muhammad Rayza Rahman, Muhammad Ryan Maulana dan Dwiki Prayogi yang selalu memberikan motivasi dan dukungan serta membantu dalam proses pengambilan data penelitian.

8. Sahabat di masa perkuliahan di Departemen Program Studi Agribisnis dan PKP (Penyuluhan Komunikasi Pertanian) Athalla Ariq Trianda, Ariq Farhan Maulana dan Ibnu Hajar Nasution yang telah mendorong dan mendukung, meluangkan waktu dan pemikiran, memberikan motivasi serta doa – doa mereka kepada penulis selama masa perkuliahan sampai

(10)

x

proses penulisan skripsi. Serta teman – teman seperjuangan Agribisnis stambuk 2017, yang telah banyak membantu dan menjadi penyemangat penulis selama masa perkuliahan dan penyelesaian skripsi.

9. Seluruh responden yang telah bersedia meluangkan waktu dan membantu penulis dalam pengisian kuesioner.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu masukan dan saran yang membangun sangat penulis harapkan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk dikembangkan oleh peneliti – peneliti selanjutnya. Akhir kata, Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi semua pihak.

Medan, Desember 2021

Penulis

(11)

xi DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Tinjauan Pustaka ... 8

2.1.1 Tahu ... 8

2.1.2 Tahu Walik ... 10

2.1.3 Perilaku Konsumen ... 11

2.1.4 Preferensi Konsumen ... 12

2.2 Landasan Teori ... 14

2.2.1 Skala Likert ... 14

2.2.2 Uji Validitas ... 15

2.2.3 Uji Reliabilitas ... 15

(12)

xii

2.2.4 Metode Multiatribut Fishbein ... 16

2.3 Penelitian Terdahulu ... 17

2.4 Kerangka Pemikiran ... 20

2.5 Hipotesis Penelitian ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 23

3.1 Metode Penentuan Wilayah Penelitian ... 23

3.2 Metode Penentuan Sampel ... 25

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 27

3.4 Metode Analisis Data ... 28

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional ... 31

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL ... 33

4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian ... 33

4.1.1 Letak dan Kondisi Geografis ... 33

4.1.2 Keadaan Penduduk Kota Medan ... 35

4.1.3 Jumlah Gerai Tahu Walik Di Kota Medan ... 36

4.1.4 Wilayah Penelitian Tahu Walik Di Kota Medan ... 38

4.2 Karakteristik Sampel ... 39

4.2.1 Jenis Kelamin Sampel ... 39

4.2.2 Usia Sampel ... 39

4.2.3 Pendidikan Terakhir Sampel ... 40

4.2.4 Pekerjaan Sampel ... 41

4.2.5 Pendapatan Sampel ... 41

4.2.6 Status Pernikahan Sampel ... 42

(13)

xiii

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 43

5.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Kuesioner ... 43

5.1.1 Uji Validitas ... 43

5.1.2 Uji Reliabilitas ... 44

5.2 Sikap Konsumen Terhadap Atribut Produk ... 46

5.2.1 Tingkat Kepercayaan (bi) ... 46

5.2.2 Tingkat Performa (ei) ... 47

5.2.3 Sikap Konsumen Terhadap Tahu Walik ... 48

5.2.4 Urutan Sikap Konsumen Menurut Kecamatan Gerai Tahu Walik ... 51

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 53

6.1 Kesimpulan ... 53

6.2 Saran ... 53 DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN ...

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

No Judul Hal

3.1. Jumlah Gerai Tahu Walik per Kecamatan di Kota Medan 24 3.2. Wilayah Penelitian Gerai Tahu Walik per Kecamatan di Kota

Medan

25

3.3. Jumlah Penduduk Wilayah Penelitian Gerai Tahu Walik per Kecamatan di Kota Medan

27

3.4. Atribut Produk Tahu Walik 29

3.5. Skala Perhitungan Atribut Produk 29

4.1. Luas Wilayah Menurut Kecamatan Tahun 2020 di Kota Medan 34 4.2. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun

2020 di Kota Medan

36

4.3. Jumlah Gerai Tahu Walik per Kecamatan di Kota Medan 37 4.4. Wilayah Penelitian Gerai Tahu Walik per Kecamatan di Kota

Medan

38

4.5. Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin 39

4.6. Karakteristik Sampel Berdasarkan Usia 40

4.7. Karakteristik Sampel Berdasarkan Pendidikan Terakhir 40 4.8. Karakteristik Sampel Berdasarkan Pekerjaan 41 4.9. Karakteristik Sampel Berdasarkan Pendapatan 42 4.10. Karakteristik Sampel Berdasarkan Status Pernikahan 42 5.1. Hasil Uji Validitas Tingkat Kepercayaan (bi) Atribut Produk 44 5.2. Hasil Uji Validitas Tingkat Performa (ei) Atribut Produk 44 5.3. Hasil Uji Reliabilitas Tingkat Kepercayaan (bi) Atribut Produk 45 5.4. Hasil Uji Reliabilitas Tingkat Performa (ei) Atribut Produk 45

5.5. Skor Tingkat Kepercayaan (bi) 46

5.6. Skor Tingkat Performa (ei) 47

5.7. Kategori Sikap Konsumen Terhadap Tahu Walik 49 5.8. Hasil Analisis Sikap Konsumen Terhadap Tahu Walik 50 5.9. Presentase Sikap Konsumen Terhadap Tahu Walik 51 5.10. Urutan Sikap Konsumen Terhadap Tahu Walik 52

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

No Judul Hal

2.1. Skema Kerangka Pemikiran 22

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul

1 Karakteristik Konsumen Tahu Walik di Kota Medan 2 Skor Tingkat Kepercayaan (bi) Atribut Produk Tahu Walik 3 Skor Tingkat Evaluasi (ei) Atribut Produk Tahu Walik 4 Hasil Uji Validitas Data Tingkat Kepercayaan (bi) 5 Hasil Uji Validitas Data Tingkat Evaluasi (ei) 6 Hasil Uji Reliabilitas Data Tingkat Kepercayaan (bi) 7 Hasil Uji Reliabilitas Data Tingkat Evaluasi (ei) 8 Skor Tingkat Kepercayaan (bi) Atribut Tahu Walik 9 Skor Tingkat Evaluasi (ei) Atribut Tahu Walik 10 Presetase Sikap Konsumen Terhadap Tahu Walik

(17)

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sumatera Utara merupakan provinsi yang telah mengalami perkembangan pesat baik perkembangan fisik, sosial, ekonomi dan budaya. Kota Medan merupakan ibu kota dari Sumatera Utara yang menjadi kota metropolitan serta sebagai penggerak pembangunan di provinsi Sumatera Utara. Salah satu bentuk pembangunan yang telah dilakukan dikota Medan yaitu pembangunan sektor ekonomi dengan pengembangan program kewirausahaan.

Kota Medan merupakan kota terbesar di pulau Sumatera. Perkembangan kota Medan sebagai salah satu pusat perdagangan dan bisnis mengakibatkan banyak perubahan yaitu timbul persaingan bisnis yang semakin ketat hal ini ditandai dengan timbul nya usaha – usaha baru khususnya dibidang usaha kuliner. Dimana usaha kuliner pendatang baru harus mempunyai nilai lebih untuk mencapai keberhasilan dan mampu bersaing dengan usaha kuliner yang sudah ada.

Bisnis kuliner merupakan suatu usaha yang menjanjikan, karena masyarakat kota Medan yang dikenal dengan pencinta kuliner dan hobi mencoba hal yang baru sehingga peluang suatu usaha semakin meningkat. Namun dengan perkembangan bisnis kuliner yang semakin meningkat, diharapkan bisnis kuliner mampu meningkatkan citra dan mutu dari makanan yang dipasarkan sehingga menjadi nilai tambah dalam penjualan.

Tahu merupakan makanan tradisional yang sudah ada sejak berpuluh puluh tahun yang lalu. Makanan yang berbentuk kubus dan umumnya berwarna putih ini

(18)

sudah menjadi makanan yang mentradisi karena harganya yang terjangkau dan juga memiliki kandungan protein nabati yang cukup tinggi serta pengolahan yang cukup mudah untuk dijadikan berbagai macam variasi makanan.

Tahu adalah salah satu produk makanan yang popular di masyarakat Indonesia. Sejak dahulu, masyarakat Indonesia telah terbiasa mengonsumsi tahu sebagai lauk pauk pendamping nasi atau sebagai makanan ringan. Tahu merupakan makanan yang sangat diminati oleh masyarakat Indonesia selain rasanya yang enak dan juga mudah di temukan di pasar tradisional terdekat. Tahu memiliki harga yang terjangkau oleh semua kalangan masyarakat dan mengandung beberapa nilai gizi, seperti protein, lemak, karbohidrat, kalori, mineral, fosfor, dan vitamin B-kompleks.

Tahu merupakan salah satu produk olahan dari kedelai yang memiliki segmen pasar yang cukup luas. Menurut penenlitian Karyasa (2000), didapati bahwa hampir 10% penduduk Indonesia mengkonsumsi tahu sebanyak 100 gram per hari yang berkisar 2 juta kilogram(kg) tahu dibutuhkan setiap harinya. Banyaknya usaha tahu berkembang memberikan dampak positif dengan mencukupi permintaan pasar yang terus naik dari waktu ke waktu.

Industri tahu merupakan industri skala rumah tangga yang dalam pelaksanaan dan pengolahannya tidak memerlukan modal yang terlalu besar. Teknologi yang digunakan pada proses pengolahan industri tahu juga sederhana dan mudah dipelajari sehingga industri tahu dapat dijalankan oleh siapa saja. Industri pengolahan tahu juga tidak memerlukan tempat yang luas sehingga dapat dilakukan di daerah perkotaan atau pun perdesaan.

(19)

Industri tahu yang selama ini dikenal memiliki permintaan yang cukup besar ternyata mulai mengalami penurunan, dikarenakan kurangnya inovasi dalam pengolahan tahu. Minat masyarakat terhadap tahu mulai menurun dibarengi dengan munculnya olahan makanan lain yang lebih berinovasi. Hal ini membuat pada penjual tahu memikirkan untuk mengembangkan usaha tahunya dengan memulai inovasi yang baru.

Pada umumnya produk tahu yang dikenal oleh masyarakat yaitu: tahu putih, tahu halus, dan tahu pong serta warna tahu yang umum adalah putih dan kuning.

Seiring berjalannya waktu perkembangan teknologi pangan dan inovasi menciptakan berbagai macam produk tahu lainnya seperti: tahu sumedang dan tahu isi. Namun belakangan ini mulai munculnya inovasi baru dalam olahan tahu yang dikenal dengan

“tahu walik”. Karena minat masyarakat akan tahu terutama kaum milenial sudah mulai berkurang sebagai lauk pendamping nasi maka masyarakat lebih sering mengkonsumsi tahu sebagai makanan ringan.

Industri tahu merupakan industri yang cukup menjanjikan dan berpotensi untuk menjadi industri andalan karena tahu merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. Walaupun minat masyarakat telah berkurang terhadap tahu namun minat masyarakat terhadap olahan tahu tidak menurun. Salah satu produk olahan tahu yang cukup digemari masyarakat adalah olahan tahu pong. Banyak sekali olahan dari tahu pong misalnya tahu gejrot, tahu sumedang, tahu bakso, dan yang sekarang yang paling diminati adalah tahu walik. Hal ini menjadi daya tarik industri tahu yang merupakan industri rumahan sehingga dapat mengembangkan usahanya.

(20)

Tahu walik merupakan industri rumahan yang mengolah tahu dengan isi, dimana tahu walik merupakan perpaduan antara tahu dengan bakso ayam yang menghasilkan rasa yang enak dan penuh kenikmatan saat memakannya. Tahu walik merupakan tahu goreng yang telah dikeluarkan bagian dalamnya kemudian tahu tersebut dibalik sehingga bagian dalam tahu berada di luar, yang selanjutnya diisi oleh olahan daging ayam dan tepung (bakso ayam). Tahu walik merupakan usaha yang sangat mudah dijalankan karena membutuhkan modal yang minimal dan menjanjikan keuntungan yang maksimal.

Tahu walik hampir sama dengan jajanan tahu isian seperti tahu bakso, karena memiliki pembuatan yang sama yaitu dengan membelah tahu dan kemudian diisi dalamnya dengan daging bakso ayam. Namun terdapat perbedaan yang menjadi ciri khas tahu walik, yaitu tahu yang dipotong hampir terpisah kemudian kedua sisinya dibalik sehingga bagian kulit tahu berada di dalam dan bagian daging tahu yang berwarna putih berada diluar. Hal ini menjadi ciri khas tahu walik, dimana kata walik yang berasal dari bahasa Jawa memiliki arti balik. Minat masyarakat yang dulunya hanya menyukai tahu biasa sekarang beralih menjadi produk tahu olahan yaitu tahu walik.

Tahu walik berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur yang awalnya tahu walik hanya dapat dibeli di kota tersebut, namun saat ini hampir dibeberapa kota lainnya dapat ditemui tahu walik. Kota Medan salah satunya, minat masyarakat terhadap tahu walik semakin meningkat dimulai sejak pertama kali munculnya tahu walik pada tahun 2019 hingga saat ini. Tidak hanya minat masyarakat terhadap tahu walik yang

(21)

meningkat tetapi juga produsen tahu walik meningkat sehingga produsen tahu walik sudah banyak tersebar di seluruh Kota Medan.

Kota Medan merupakan Ibukota Provinsi Sumatera Utara, dimana di kota tersebut terdapat beberapa produsen tahu walik. Usaha tahu walik cukup menjanjikan karena termasuk ke dalam pembangunan bisnis kuliner yang sangat erat kaitannya dengan konsumen. Pembelian konsumen sangat berdampak terhadap kemajuan usaha tahu walik dan setiap pembelian konsumen didasari oleh perilaku konsumen. Perilaku konsumen pada dasarnya adalah keputusan yang diambil oleh konsumen berdasarkan faktor – faktor yang tersedia yaitu waktu, biaya, citarasa, dan upaya membeli suatu produk untuk di konsumsi.

Perilaku konsumen meliputi keputusan tentang apa yang akan dibeli oleh konsumen, mengapa konsumen ingin membeli, dimana konsumen ingin membeli, kapan konsumen akan membeli, dan seberapa sering konsumen akan membeli.

Perilaku konsumen juga dapat diartikan sebagai proses yang dilalui seseorang dalam membeli suatu produk untuk dikonsumsi berdasarkan minat dan kesukaan konsumen.

Kesukaan konsumen atau yang lebih dikenal dengan preferensi konsumen adalah pemilihan suka atau tidak sukanya seseorang terhadap suatu produk yang akan dikonsumsi atau dibeli. Menurut Schiffman dan Kanuk (2000), sifat stimulus konsumen meliputi variabel yang mempengaruhi persepsi konsumen seperti, keadaan suatu produk, ciri fisik produk, kemasan produk, dan iklan produk.

Konsumen adalah pengambil keputusan yang sangat penting dalam menentukan kelangsungan usaha penjualan tahu walik. Preferensi konsumen sangat berdampak bagi permintaan tahu walik, jika permintaan konsumen menurun yang

(22)

diakibatkan oleh ketidaksukaan konsumen maka permintaan akan tahu walik akan menurun sehingga usaha tahu walik tidak berkembang. Oleh karena itu produsen tahu walik harus mengetahui apa yang menjadi kesukaan konsumen dalam pembelian tahu walik, misalnya: warna, ukuran, kemasan, kebersihan, dan harga. Dengan demikian diharapkan produsen tahu walik di Kota Medan dapat mencari informasi terhadap kesukaan konsumen dalam pembelian tahu walik sehingga dapat memenuhi permintaan dan memberikan pelayanan terbaik agar meningkatkan penjualannya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan dari penelitian adalah sebagai berikut:

1. Atribut produk apakah yang menjadi preferensi konsumen terhadap pembelian tahu walik?

2. Bagaimanakah sikap konsumen terhadap atribut produk yang menjadi preferensi dalam pembelian tahu walik?

3. Faktor apakah yang mempunyai keterkaitan preferensi konsumen dengan pembelian tahu walik?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui atribut produk yang menjadi preferensi konsumen terhadap pembelian tahu walik.

2. Untuk mengetahui sikap konsumen terhadap atribut produk yang menjadi preferensi dalam pembelian tahu walik.

(23)

3. Untuk mengetahui faktor yang mempunyai keterkaitan antara preferensi konsumen dengan pembelian tahu walik.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan, maka diharapkan manfaat dari penelitian dari berbagai pihak antara lain:

1. Produsen tahu walik di Kota Medan, sebagai tambahan wawasan mengenai selera konsumen dalam perilaku pembelian tahu walik sehingga dapat memenuhi permintaan konsumen akan pembelian tahu walik dan meningkatkan penjualan

2. Peneliti, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan sebagai salah satu syarat kelulusan dalam memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Program Studi Agribisnis Universitas Sumatera Utara Medan

3. Pihak lain, diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan pengetahuan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

(24)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Tahu

Tahu merupakan makanan yang diolah dari kacang kedelai dengan proses penggumpalan (pengendapan). Tahu memiliki Kualitas yang beragam karena perbedaan bahan penggumpalan dan perbedaan proses pembuatan. Produksi tahu dilakukan dengan memanfaatkan sifat protein, yang akan menggumpal bila bereaksi dengan asam. Penggumpalan protein oleh asam cuka akan berlangsung secara cepat dan serentak diseluruh bagian cairan sari kedelai, sehingga sebagian besar air yang semula tercampur dalam sari kedelai akan terperangkap didalamnya. Pengeluaran air yang terperangkap tersebut dilakukan dengan memberikan tekanan, semakin banyak air yang dapat dikeluarkan dari gumpalan protein, sehingga gumpalan protein itulah yang disebut sebagai “tahu”. (Suprapti, 2005).

Tahu merupakan makanan yang tingkat produksi dan nilai gizi yang cukup tinggi, dimana dalam 100 gram tahu mengandun 68 kalori; protein 7,8 gram;

lemak 4,6 gram; hidrat arang 1,6 gram; kalsium 124 mg; fosfor 63 mg; besi 0,8 mg; vitamin B 0,06 mg; air 84,8 gram (Partoatmodjo, S., 1991). Produksi tahu masih dilakukan dengan teknologi yang sederhana yang sebagian dibuat oleh para pengrajin sendiri dan dalam skala industri rumah tangga atau industri kecil.

Tahu merupakan makanan yang cukup digemari masyarakat karena memiliki harga yang murah dan bergizi. Tahu memiliki kandungan protein yang

(25)

sangat tinggi dan kadar air yang terkandung mencapai 85%, sehingga tahu tidak dapat bertahan lama. Bau asam dan permukaannya berlendir merupakan tanda dari kerusakan tahu. Perendaman tahu dalam air yang diberi formalin akan membuat tahu menjadi lebih keras dan kenyal, sehingga tekturnya tidak mudah hancur dan tahan terhadap mikroorganisme, sehingga tahu dapat awet dan bertahan hingga tujuh hari (Saptarini dkk, 2011).

Di Indonesia, tahu sudah dikenal sejak lama dan merupakan makanan yang umum. Peningkatan kualitas kesehatan secara langsung merupakan bagian dari peningkatan produk makanan yang terbuat dari kedelai, seperti tahu, tempe, kecap dan produk lain yang berbasis kedelai. Industri tahu di Indonesia berkembang pesat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk. Tahu merupakan salah satu produk olahan dari kedelai yang memiliki segmen pasar yang cukup luas. Banyaknya usaha tahu berkembang memberikan dampak positif dengan mencukupi permintaan pasar yang terus naik dari waktu ke waktu.

Industri tahu merupakan industri yang cukup menjanjikan dan berpotensi untuk menjadi industri andalan karena tahu merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. Walaupun minat masyarakat telah berkurang terhadap tahu namun minat masyarakat terhadap olahan tahu tidak menurun. Salah satu produk olahan tahu yang cukup digemari masyarakat adalah olahan tahu pong. Banyak sekali olahan dari tahu pong misalnya tahu gejrot, tahu sumedang, tahu bakso, dan yang sekarang yang paling diminati adalah tahu walik. Hal ini menjadi daya tarik industri tahu yang merupakan industri rumahan sehingga dapat mengembangkan usahanya.

(26)

2.1.2 Tahu Walik

Tahu Walik merupakan salah satu jajanan khas Banyuwangi yang terbuat dari tahu goreng yang dibalik sehingga bagian dalam tahu berada di luar dan diisi oleh adonan ayam yang menghasilkan rasa yang lezat dan penuh kenikmatan (Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, 2018). Tahu walik merupakan sebuah industri rumahan yang mengolah tahu. Tahu walik sebenarnya dibuat dengan sederhana. Tahu putih yang telah digoreng dibelah dan dibalik hingga bagian lembutnya yang putih ada di luar dan bagian kulit berada di dalam. Bagian kantong ini kemudian diberi isian. Isian tahu walik yaitu adonan tepung campuran cincang daging yang dibumbui (bakso ayam). Tahu isi adonan daging ini kemudian digoreng kembali.

Meski hanya dengan dibalik tahu ini menjadi makanan istimewa. Semua bagian tahu kemudian menjadi lebih renyah, ditambah dengan campuran adonan daging menambah citarasanya. Tahu walik mudah ditemukan sebagai jajanan jalanan dengan harga pada umumnya jenis gorengan. Tahu walik disajikan dengan sambal petis atau kacang. Bahkan, tahu walik tetap nikmat dimakan hanya dengan cabai rawit. Tahu walik merupakan usaha yang sangat mudah dijalankan karena membutuhkan modal yang minimal dan menjanjikan keuntungan yang maksimal.

Tahu walik hampir sama dengan jajanan tahu isian seperti tahu bakso, karena memiliki pembuatan yang sama yaitu dengan membelah tahu dan

(27)

kemudian diisi dalamnya dengan daging bakso ayam. Namun terdapat perbedaan yang menjadi ciri khas tahu walik, yaitu tahu yang dipotong hampir terpisah kemudian kedua sisinya dibalik sehingga bagian kulit tahu berada di dalam dan bagian daging tahu yang berwarna putih berada diluar. Hal ini menjadi ciri khas tahu walik, dimana kata walik yang berasal dari bahasa Jawa memiliki arti balik.

Minat masyarakat yang dulunya hanya menyukai tahu biasa sekarang beralih menjadi produk tahu olahan yaitu tahu walik.

2.1.3 Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang terlibat dalam kegiatan mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa (Setiadi, 2003). Perilaku konsumen meliputi perilaku yang dapat diamati seperti jumlah yang dibelanjakan, kapan berbelanja, dengan siapa berbelanja, dan bagaimana barang yang sudah dibeli dikonsumsi. Selain itu juga terdapat variabel - variabel yang tidak dapat diamati, seperti nilai - nilai yang dimiliki konsumen, kebutuhan pribadi, preferensi, dan apa yang dirasakan konsumen tentang kepemilikan dan penggunaan produk.

Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh keadaan dan situasi lapisan masyarakat dimana ia dilahirkan dan berkembang sehingga pengambilan keputusan dalam tahap pembelian akan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Kotler (2008) terdiri dari:

1. Faktor Kebudayaan

(28)

Faktor kebudayaan berpengaruh luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen. Faktor kebudayaan terdiri dari: budaya, subbudaya, kelas sosial, 2. Faktor Sosial

Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor - faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga serta status sosial.

3. Faktor Pribadi

Faktor pribadi yang memberikan kontribusi terhadap perilaku konsumen terdiri dari: usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.

4. Faktor Psikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologi utama yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian.

Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian mereka. Proses pengambilan keputusan tersebut merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri atas lima tahap yaitu sebagai berikut: (Kotler, 2008). (1) Pengenalan Masalah, ditujukan untuk mengetahui adanya keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi dan belum terpuaskan jadi dari tahap ini proses pembelian itu mulai dilakukan (2) Pencarian Informasi, ditujukan untuk mengetahui perkiraan tentang gambaran produk yang diinginkan (3) Evaluasi Alternatif, yaitu menetapkan tujuan pembelian dan menilai serta mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian berdasarkan tujuan pembeliannya (4) Keputusan Pembelian, setelah melakukan tahap sebelumnya konsumen harus mengambil keputusan apakah membeli atau tidak

(29)

(5) Perilaku Pascapembelian, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan pada produk pascapembelian.

2.1.4 Preferensi Konsumen

Preferensi konsumen merupakan selera subjektif (individu), yang diukur dengan utilitas, dari berbagai produk (Indarto, 2011). Berbagai atribut seperti kualitas produk, harga produk, promosi produk dan kemasan yang melekat pada produk dapat mempengaruhi preferensi konsumen terhadap pembelian produk tersebut. Preferensi konsumen muncul dalam tahap evaluasi alternatif dalam proses keputusan pembelian, dimana dalam tahap tersebut konsumen dihadapkan dengan berbagai macam pilihan produk maupun jasa dengan berbagai macam atribut yang berbeda - beda. Preferensi konsumen merupakan suatu sikap konsumen terhadap satu pilihan produk yang terbentuk atas berbagai macam merek dalam berbagai pilihan yang tersedia (Kotler dan Keller, 2009).

Atribut produk adalah suatu gambaran yang menjelaskan produk yang berwujud maupun tidak berwujud dan memiliki karakteristik tertentu. Atribut produk dapat berupa kualitas, bentuk, merek, kemasan, warna, harga, pelayanan, dan sebagainya (Kotler dan Amstrong, 2012). Terdapat tiga macam komponen atribut produk, yakni:

(1) Kualitas produk, yakni salah satu sarana positioning utama pemasar. Kualitas memiliki dampak langsung pada kinerja produk atau jasa. Oleh karena itu kualitas berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan.

(2) Fitur produk, yakni sebuah produk dapat ditawarkan dalam beragam fitur, model dasar, model tanpa tabahan apapun, merupakan titik awal perusahaan

(30)

dapat menciptakan tingkat model yang lebih tinggi dengan menambahkan lebih banyak fitur.

(3) Gaya dan desain produk, yakni cara lain untuk menambah nilai pelanggan melalui gaya dan desain produk yang berbeda.

Preferensi konsumen merupakan pilihan atas produk yang disukai atau tidak disukai konsumen. Preferensi ini terbentuk dari persepsi konsumen terhadap produk. Preferensi konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada. Teori preferensi digunakan untuk menganalisi tingkat kepuasan bagi konsumen (Kotler, 1997).

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Skala Likert

Skala likert adalah skala pengukuran yang dikembangkan oleh Likert (1932). Skala likert mempunyai empat atau lebih butir - butir pertanyaan yang dikombinasikan sehingga membentuk sebuah skor/nilai yang merepresentasikan sifat individu, misalkan pengetahuan, sikap, dan perilaku. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial.

Skala yang paling mudah digunakan adalah skala likert. Skala likert menggunakan beberapa butir pertanyaan untuk mengukur perilaku individu dengan merespon 5 titik pilihan pada setiap butir pertanyaan, sangat setuju, setuju, tidak memutuskan, tidak setuju, dan sangat tidak setuju (Likert 1932).

Skala likert juga sering digunakan untuk mengukur kesukaan dan ketidaksukaan

(31)

(preferensi) individu seperti pada preferensi konsumen terhadap penerimaan produk makanan (Herath et al, 2013).

- Sangat Tidak Setuju/Sangat Tidak Baik (Skor 1) - Tidak Setuju/Tidak Baik (Skor 2)

- Netral (Skor 3)

- Setuju/Baik (Skor 4)

- Sangat Setuju/Sangat Baik (Skor 5) 2.2.2 Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur atau instrumen penelitian mampu mengukur apa yang ingin diukur. Hasil penelitian dikatakan valid apabila tidak terjadi penyimpangan terhadap data yang dikumpulkan dengan data yang sebenarnya terjadi pada objek (Singarimbun dan Efendi, 1989). Rumus uji validitas adalah:

(∑ ) (∑ ) (∑ )

√*( ∑ ) (∑ ) + *( ∑ ) (∑ ) + Keterangan :

r = Koefisien korelasi pearson X = Jumlah skor untuk indikator x Y = Skor total subyek

XY = Jumlah skor untuk indikator y

N = Banyaknya responden dari variabel x, y dari hasil kuesioner 2.2.3 Uji Reliabilitas

(32)

Reliablitas artinya memiliki sifat dapat dipercaya. Suatu alat ukur dapat dikatakan memiliki reliabilitas apabila digunakan berkali-kali oleh peneliti yang sama atau peneliti lain tetap memberikan hasil yang sama (Rakhmat, 2001).

Azwar (2003) menyatakan bahwa reliabilitas merupakan salah satu ciri karakter utama instrumen pengukuran yang baik. Arifin (1991) menyatakan bahwa suatu tes dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda. Rumus uji reliabilitas adalah:

( ∑ ) Keterangan:

= Koefisien reliabilitas alpha

= Jumlah item pertanyaan yang diuji

∑ = Jumlah varian skor tiap item

= Varians total

2.2.4 Metode Multiatribut Fishbein

Multiatribut fishbein merupakan metode yang memberikan hasil berupa gambaran preferensi konsumen berupa sikap dan penilaian dari suatu produk.

Multiartribut fishbein menjelaskan salience of atributs yaitu karakteristik sikap konsumen terhadap sebuah artribut (Ao) yang ditentukan oleh dua hal yaitu (1) kepercayaan terhadap artribut yang dimiliki produk (komponen bi) dan (2)

(33)

performa pentingnya artribut yang dimiliki produk (komponen ei). Rumus metode multiatribut fishbein adalah:

Keterangan:

Ao = Karakteristik sikap konsumen terhadap atribut

bi = Kepercayaan konsumen bahwa suatu produk memiliki atribut ei = Performa konsumen terhadap atribut

∑ = Jumlah atribut yang dimiliki produk

Hasil yang diperoleh melalui metode multiatribut fishbein kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan skala interval, sehingga diharapkan dapat memberikan kesimpulan dari setiap atribut produk. Rumus skala interval adalah:

Keterangan:

m = Nilai skor tertinggi n = Nilai skor terendah

b = Jumlah atribut produk 2.3 Penelitian Terdahulu

(34)

Skripsi Dhygia Pharestyna F.T (2013) yang berjudul “Analisis Sikap Konsumen Terhadap Produk Tahu Kuning Di Kota Kediri (Studi Kasus Tahu Kuning Merek LTT)”, analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Teknik pelaksanaan penelitian menggunakan metode studi kasus. Hasil penelitian terkait karakteristik umum dan pembelian konsumen terhadap produk tahu kuning merek LTT menunjukan bahwa cukup seimbang jumlah antara responden perempuan dan laki- laki, yaitu 52 responden perempuan atau sebesar 54,17% dan 44 responden laki-laki atau sebesar 45,83%, paling banyak responden terletak pada kelompok umur 15-64 tahun, tingkat pendidikan Diploma/Sarjana, jenis pekerjaan pegawai negeri, tingkat pendapatan konsumen lebih dari Rp. 3.500.000,00, jumlah anggota keluarga 2-4 orang. Berdasarkan analisis tingkat kepentingan atribut produk tahu kuning LTT, diketahui bahwa atribut yang diprioritaskan oleh konsumen dalam mengkonsumsi secara berurutan adalah rasa, harga, kemasan, promosi, dan kandungan gizi.

Berdasarkan analisis masing-masing atribut menurut ideal konsumen, diketahui bahwa atribut-atribut produk tahu kuning LTT secara keseluruhan sudah mendekati ideal konsumen, yang secara berurutan yaitu kandungan gizi, rasa, promosi, dan harga. Sedangkan atribut kemasan belum memenuhi sifat ideal konsumen. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara keseluruhan sikap konsumen terhadap produk tahu kuning LTT adalah sangat baik.

Skripsi Inggit Diah Serawati (2019) yang berjudul “Strategi Pemasaran Produk Kuliner Tahu Walik” analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. Dalam penelitian ini terlebih dahulu dikumpulkan data melalui kuesioner kepada konsumen dan kepada stakeholder usaha tahu walik. Terdapat 56 responden

(35)

konsumen tahu walik yang mengisi kuesioner tersebut. Sedangkan kuesioner pihak stakeholder diisi oleh 6 responden yang terdiri atas pemilik usaha, admin dan pegawai produksi, packing dan distribusi tahu walik “A”. Kuesioner tersebut digunakan untuk mengetahui deskripsi konsumen tahu walik serta mengetahui kelemahan dan keunggulan tahu walik “A” yang digunakan untuk menyusun analisa SWOT. Dari hasil kuesioner tersebut kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas menunjukkan bahwa keseluruhan butir pertanyaan dapat digunakan untuk penelitian. Dari hasil pembobotan dan penentuan posisi pada kuadran matrik IFAS dan EFAS didapatkan angka (0,31 dan 0,15). Menempati pada Kuadran I terletak pada ”Progresif” yang berarti berada posisi sangat baik sehingga memungkinkan untuk terus ekspansi dan membesarkan usaha. Jadi strategi yang harus diterapkan oleh home industry dengan memanfaatkan kekuatan untuk menghadapi peluang berdasarkan kuesioner konsumen dan stakeholder serta identifikasi faktor SWOT pada kuadran I “SO” dan perhitungan matrik BCG pada posisi “STAR” meliputi tingkat pertumbuhan pasar serta pangsa pasar relatif yaitu dengan cara mempertahankan pelayanan dan sistem pemesanan yang baik, meningkatkan kualitas produk tahu walik meliputi kualitas bahan baku dan kualitas kemasan, mengikuti pelatihan untuk meningkatkan dan mengembangkan soft skill sumber daya manusia, mempertahankan harga terjangkau untuk menghadapi pesaing yang mengerluarkan produk sejenis (tahu walik).

Skripsi Mario Alief Rajasa (2019) yang berjudul “Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Produk Olahan Jamur Tiram ( Pleorotus ostreatus ) di Kota Medan” analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang digunakan untuk

(36)

mengetahui karakteristik konsumen jamur tiram goreng melalui perhitungan persentase jumlah responden yang disajikan dalam bentuk tabulasi sederhana. Data- data yang diperoleh melalui kuesioner akan dikelompokkan dan dipersentasekan berdasarkan jumlah responden. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis conjoint. Atribut jamur tiram goreng yang digunakan dalam penelitian adalah Rasa, Kerenyahan, Tampilan produk, Harga, Aroma Khas dan Bahan Kemasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nilai korelasi Pearson’s dan Kendall’s Tau 0,000 (<0,05) interpretasinya adalah adanya hubungan yang kuat antara preferensi estimasi dan preferensi aktual, atau ada predictive accuracy yang tinggi pada proses conjoint.

Nilai korelasi Kendall’s Tau for Holdouts dimana Holdouts merupakan stimuli penguji hasil yang didapat dari proses conjoint bernilai 0,035 (sign.< 0,05) artinya bahwa jamur tiram goreng yang menjadi preferensi konsumen sampel dapat menggambarkan preferensi konsumen secara keseluruhan (populasi). Urutan atribut Jamur Tiram Goreng yang paling penting menurut konsumen pertama adalah atribut Rasa dengan tingkat kepentingan sebesar (23,600%), atribut kedua adalah kerenyahan dengan tingkat kepentingan sebesar (22,284%), atribut ketiga adalah tampilan jamur dengan tingkat kepentingan (17,508%), atribut keempat adalah harga dengan tingkat kepentingan (12,411%), atribut kelima adalah Aroma Khas dengan tingkat kepentingan (12,383%) dan atribut keenam adalah Bahan Kemasan dengan tingkat kepentingan (11,815%). Kombinasi Level Atribut menurut Preferensi Konsumen adalah Jamur Tiram Goreng dengan spesifikasi Rasa sangat Gurih, Tingkat Kerenyahan sangat renyah,Tampilan Jamur Tiram sangat menarik,Harga Rp 5000, Aroma Khas sedangdan bahan kemasan dengan kertas.

(37)

2.4 Kerangka Pemikiran

Seperti yang kita ketahui seiring berjalannya waktu bahwa penjualan tahu semakin berkurang dikarenakan minat masyarakat yang menurun dan dikarenakan opini masyarakat menyebutkan bahwa tahu terkesan kuno, namun untuk menanggulangi hal tersebut, para produsen tahu telah melakukan banyak inovasi dengan mengolah tahu menjadi berbagai macam produk, seperti tahu isi, tahu sumedang, tahu bakso, dan yang sekarang ini semakin populer adalah tahu walik.

Tahu walik saat ini sangat digemari masyarakat, yaitu dengan menggunakan bahan dasar tahu pong yang dibalik, kemudian diberikan isian olahan daging ayam yang menambah citarasa dari tahu tersebut serta digoreng dengan kematangan sempurna dapat menghasilkan kerenyahan yang pas, sehingga tahu walik semakin diminati masyarakat. Awal mula masuknya tahu walik di kota Medan, hanya ditemukan satu atau dua gerai saja, seiring berjalannya waktu masyarakat mulai mengenal tahu walik dan minat masyarakat terhadap tahu walik pun meningkat, sehingga gerai tahu walik semakin lama semakin bertambah dan menyebar hampir diseluruh kecamatan di kota Medan.

Minat masyarakat terhadap produk olahan tahu walik yang semakin meningkat, membuat produsen tahu walik harus selalu sigap dalam mengetahui apa yang menjadi kesukaan atau preferensi konsumen dalam pembelian tahu walik tersebut. Preferensi konsumen dalam pembelian tahu walik dapat meliputi beberapa atribut yang terdapat didalam produk olahan tahu walik, antara lain : rasa, kerenyahan, harga, tampilan dan kemasan. Dimana rasa akan menjadi penilaian

(38)

utama dalam pembelian konsumen. Hal inilah yang menjadi ketertarikan saya dalam melakukan penelitian terkait preferensi konsumen terhadap pembelian tahu walik.

Diharapkan dengan adanya penelitian ini, produsen tahu walik dapat mengetahui dan menilai apa saja yang menjadi preferensi konsumen terhadap pembelian tahu walik, yang kemudian menjadi acuan dalam penjualan tahu walik tersebut agar meningkatkan jumlah pembelian konsumen dan menjadi usaha yang menjanjikan. Preferensi konsumen yang dinilai dari atribut produk kemudian akan di ukur dengan skala likert untuk mengetahui urutan kesukaan konsumen yang kemudian akan diolah dengan uji validitas dan uji reliabilitas menggunakan aplikasi SPSS, serta dihitung dengan metode multiatribut fishbein sehingga didapati hasil data preferensi konsumen yang menjadi keputusan pembelian konsumen terhadap produk olahan tahu walik

Produk Tahu Walik Preferensi Konsumen Atribut Produk Tahu Walik

- Rasa

- Kerenyahan - Harga - Tampilan - Kemasan

Uji Validitas Uji Reliabilitas Skala Likert

Keputusan Pembelian Konsumen

Metode Multiatribut Fishbein

(39)

Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran 2.5 Hipotesis Penelitian

1. Diduga ada hubungan nyata antara sikap konsumen dengan atribut produk yang menjadi preferensi konsumen dalam pembelian produk olahan tahu walik .

2. Diduga faktor yang memiliki keterkaitan terhadap preferensi konsumen dalam pembelian produk olahan tahu walik berturut – turut adalah atribut tampilan, atribut rasa, atribut harga, atribut kerenyahan dan atribut kemasan.

(40)

24 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Wilayah Penelitian

Penelitian dilakukan di Kota Medan yang ditentukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa wilayah penelitian merupakan salah satu Kota di Provinsi Sumatera Utara dimana di wilayah tersebut banyak mengusahakan pengolahan produk tahu walik dan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Kota Medan merupakan salah satu kota metropolitan dengan jumlah penduduk paling besar dibandingkan dengan kota - kota lainnya di Provinsi Sumatera Utara. Hal ini melandaskan bahwa semakin besar jumlah penduduk maka tingkat konsumsi pada wilayah tersebut juga semakin besar. Wilayah penelitian dilaksanakan pada gerai tahu walik yang tersebar di berbagai kecamatan.

Pada Tabel 3.1. berikut, dapat dilihat bahwa terdapat 21 kecamatan di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara. Namun tidak seluruh kecamatan di Kota Medan terdapat gerai tahu walik. Berikut adalah jumlah gerai tahu walik per kecamatan di Kota Medan :

Tabel 3.1. Jumlah Gerai Tahu Walik per Kecamatan di Kota Medan

No. Kecamatan Jumlah Gerai

1 Medan Amplas 10

2 Medan Area 2

3 Medan Barat 3

4 Medan Baru 9

5 Medan Belawan -

6 Medan Deli -

(41)

7 Medan Denai 1

8 Medan Helvetia 2

9 Medan Johor 4

10 Medan Kota 2

11 Medan Labuhan -

12 Medan Maimun 1

13 Medan Marelan -

14 Medan Perjuangan 1

15 Medan Petisah 3

16 Medan Polonia 1

17 Medan Sunggal 7

18 Medan Selayang 4

19 Medan Tembung 2

20 Medan Tuntungan 2

21 Medan Timur 3

Total 57

Sumber : Data Pimer, 2021

Penentuan wilayah penelitian dipilih kecamatan yang memiliki jumlah gerai tahu walik terbanyak. Berikut adalah wilayah penelitian beserta jumlah gerai tahu walik per kecamatan :

(42)

Tabel 3.2. Wilayah Penelitian Gerai Tahu Walik per Kecamatan di Kota Medan

No. Kecamatan Jumlah Gerai

1 Medan Amplas 10

2 Medan Baru 9

3 Medan Johor 4

4 Medan Sunggal 7

5 Medan Selayang 4

Total 34

Sumber : Data Pimer, 2021

3.2 Metode Penentuan Sampel

Sampel adalah sebagian besar jumlah atau wakil dari total jumlah populasi yang akan diteliti (Arikunto, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen tahu walik yang kebetulan berada di gerai tahu walik di Kota Medan dan sedang membeli tahu walik. Penentuan gerai sebagai objek penelitian didasari agar konsumen dapat menilai secara langsung dengan baik atribut - atribut yang melekat pada tahu walik. Jumlah populasi konsumen tahu walik di wilayah penelitian tidak diketahui secara pasti, sehingga digunakan jumlah seluruh penduduk di setiap kecamatan yang kemudian akan diperkecil menggunakan rumus slovin menurut Sugiyono (2011:87).

Rumus slovin untuk menentukan sampel adalah sebagai berikut : Keterangan :

n : Ukuran sampel

n

=

𝑁

: 𝑁 (𝑒)2

(43)

N : Ukuran populasi E : Derajat toleransi

Dalam rumus Slovin ada ketentuan sebagai berikut : Nilai e = 0,1 (10%) untuk populasi dalam jumlah besar Nilai e = 0,2 (20%) untuk populasi dalam jumlah kecil

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non-Probability Sampling dengan teknik Accidental sampling, yaitu metode sampel dengan melakukan pengumpulan data melalui siapa saja yang ditemuinya di wilayah penelitian (Hamid, 2007).

Jumlah populasi dalam penelitian adalah seluruh penduduk yang berada disetiap kecamatan wilayah penelitian, sehingga populasi berada dalam jumlah besar.

Derajat toleransi yang digunakan sebesar 0,1 (10%). Sehingga didapati hasil jumlah

sampel dalam penelitian adalah :

Dimana dari ke-100 jumlah sampel yang merupakan konsumen tahu walik yang kebetulan berada di gerai tahu walik di Kota Medan dan sedang membeli tahu walik, dibagi sesuai dengan jumlah kecamatan yang memiliki jumlah gerai tahu walik

n

=

550 43

: 550 43 (0, )2 n

=

550 43

5 503,43 n

=

99,9

n = 100

(44)

terbanyak di Kota Medan. Sehingga jumlah sampel pada setiap wilayah penelitian atau kecamatan yang memiliki gerai tahu walik terbanyak di Kota Medan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3. Jumlah Penduduk Wilayah Penelitian Gerai Tahu Walik per Kecamatan di Kota Medan

No. Kecamatan Jumlah Sampel

1 Medan Amplas 20

2 Medan Baru 20

3 Medan Johor 20

4 Medan Sunggal 20

5 Medan Selayang 20

Total 100

Sumber : Data Pimer, 2021

Dikarenakan jumlah sampel adalah 100 dan wilayah kecamatan penelitian ada 5, maka jumlah sampel akan dibagi dengan jumlah wilayah kecamatan penelitian

dengan perhitungan:

Sehingga didapati bahwa pada setiap gerai kecamatan terdapat 20 sampel penelitian.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan (observasi), wawancara dan pemberian kuesioner

Jumlah sampel tiap gerai

=

00

5 = 20

(45)

kepada konsumen tahu walik. Data sekunder diperoleh melalui pencarian dan pengumpulan buku, jurnal, internet, dan dokumen lainnya yang terkait dengan tujuan penelitian.

3.4 Metode Analisis Data

Data adalah bukti yang ditemukan dari hasil penelitian sehingga dijadikan dasar kajian atau pendapat. Secara teknis, data lebih berkaitan dengan pengumpulannya secara empiris. Dengan demikian, data merupakan satuan terkecil yang diwujudkan dalam bentuk simbol angka, simbol huruf, atau simbol gambar yang menggambarkan nilai suatu variabel tertentu sesuai dengan kondisi data di lapangan.

Data yang digunakan dalam penelitian dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan dalam penyelesaian masalah dan tujuan pertama, yaitu terkait bagaimana preferensi konsumen terhadap pembelian tahu walik. Analisis kuantitatif digunakan dalam penyelesaian masalah dan tujuan kedua, yaitu faktor apakah yang mempunyai keterkaitan preferensi konsumen terhadap pembelian tahu walik.

Analisis deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui karakteristik konsumen tahu walik dan untuk mengetahui atribut – atribut yang disukai oleh konsumen, analisis kuantitatif digunakan untuk menjawab bagaimana preferensi kosumen terhadap atribut produk tahu walik menggunakan skala likert, uji validitas dan uji realibilitas serta metode multiatribut fishbein yang menggunakan kuisioner sebagai bahan pertanyaan.

Atribut produk disajikan pada tabel berikut:

(46)
(47)

Tabel 3.4. Atribut Produk Tahu Walik

No Atribut Produk Simbol

1. Rasa X1

2. Kerenyahan X2

3. Harga X3

4. Tampilan X4

5. Kemasan X5

Sumber : Data Pimer, 2021

Atribut produk yang disajikan pada Tabel 3.4. di atas kemudian akan diukur dengan skala likert yang memakai penilaian skala 1-5. Skala likert adalah skala pengukuran yang dikembangkan oleh Likert (1932) yang dikombinasikan sehingga membentuk sebuah skor/nilai yang merepresentasikan sifat individu, misalkan pengetahuan, sikap, dan perilaku. Skala likert juga sering digunakan untuk mengukur preferensi individu seperti pada preferensi konsumen terhadap penerimaan produk makanan (Herath et al, 2013).

Tabel 3.5. Skala Perhitungan Atribut Produk

No. Sikap Skor

1 Sangat Tidak Baik/Sangat Tidak Penting

1

2 Tidak Baik/Tidak Penting 2

3 Netral 3

4 Baik/Penting 4

5 Sangat Baik/Sangat Penting 5

Sumber : Data Pimer, 2021

Validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur atau instrumen penelitian mampu mengukur apa yang ingin diukur. Rumus uji validitas adalah:

(48)

(∑ ) (∑ ) (∑ )

√*( ∑ ) (∑ ) + *( ∑ ) (∑ ) + Keterangan :

r = Koefisien korelasi pearson X = Jumlah skor untuk indikator x Y = Skor total subyek

XY = Jumlah skor untuk indikator y

N = Banyaknya responden dari variabel x, y dari hasil kuesioner

Reliabilitas merupakan salah satu ciri karakter utama instrumen pengukuran yang baik. Rumus uji reliabilitas adalah:

( ∑ ) Keterangan:

= Koefisien reliabilitas alpha

k = Jumlah item pertanyaan yang diuji

∑ = Jumlah varian skor tiap item

= Varians total

Multiatribut fishbein merupakan metode yang digunakan untuk mengukur sikap konsumen terhadap sebuah produk yang membentuk karakteristik dalam preferensi konsumen, menggunakan karakteristik sikap konsumen, kepercayaan konsumen terhadap atribut dan evaluasi konsumen terhadap atribut. Rumus multiatribut fishbein adalah:

(49)

Keterangan:

Ao = Karakteristik sikap konsumen terhadap atribut

bi = Kepercayaan konsumen bahwa suatu produk memiliki atribut ei = Performa konsumen terhadap atribut

∑ = Jumlah atribut yang dimiliki produk

Skala interval merupakan rentang ukuran yang menjelaskan kesimpulan dari setiap atribut produk. Rumus skala interval adalah:

Keterangan:

m = Nilai skor tertinggi n = Nilai skor terendah b = Jumlah atribut produk

3.5 Definisi dan Batasan Operasional

1. Tahu merupakan makanan tradisional yang sudah ada sejak berpuluh puluh tahun yang lalu. Makanan yang berbentuk kubus dan umumnya berwarna putih ini sudah menjadi makanan yang mentradisi karena harganya yang terjangkau dan juga memiliki kandungan protein nabati yang cukup tinggi.

(50)

2. Tahu walik merupakan tahu goreng yang dikeluarkan bagian dalamnya kemudian dibalik sehingga bagian dalam tahu berada di luar, yang selanjutnya diisi oleh olahan daging ayam dan tepung (bakso ayam). Tahu walik merupakan usaha yang sangat mudah dijalankan karena membutuhkan modal yang minimal dan menjanjikan keuntungan yang maksimal.

3. Perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang terlibat dalam kegiatan mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa. Perilaku konsumen meliputi perilaku yang dapat diamati seperti jumlah yang dibelanjakan, kapan berbelanja, dengan siapa berbelanja, dan bagaimana barang yang sudah dibeli dikonsumsi.

4. Preferensi konsumen merupakan selera subjektif (individu), yang diukur dengan utilitas, dari berbagai produk. Berbagai atribut seperti kualitas produk, harga produk, promosi produk dan kemasan yang melekat pada produk dapat mempengaruhi preferensi konsumen terhadap pembelian produk tersebut.

5. Atribut produk adalah suatu gambaran yang menjelaskan produk yang berwujud maupun tidak berwujud dan memiliki karakteristik tertentu. Atribut produk dapat berupa kualitas, bentuk, merek, kemasan, warna, harga, pelayanan, dan sebagainya.

6. Penelitian ini dilakukan di gerai tahu walik di wilayah Kota Medan.

7. Sampel penelitian adalah konsumen tahu walik yang kebetulan sedang membeli di gerai tahu walik di Kota Medan.

(51)

35 BAB IV

DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL 4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian

4.1.1 Letak dan Kondisi Geografis

Kota Medan berada antara 3º.27’ - 3º.47’ Lintang Utara dan 98º.35’ - 98º.44’ Bujur Timur dan 2,5 – 37,5 meter ketinggian di atas permukaan laut dengan luas daerah berkisar 265,10 km². Kota Medan merupakan pusat pemerintahan di Provinsi Sumatera Utara yang terdiri dari 21 Kecamatan dan 151 Kelurahan. Dengan batas wilayahnya adalah :

1. Di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang, 2. Di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang, 3. Di sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka, dan

4. Di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.

Kota Medan beriklim tropis dengan suhu minimum menurut Stasiun BBMKG Wilayah I pada tahun 2019 yaitu 21,2ºC dan suhu maksimum yaitu 39ºC serta menurut Stasiun Sampali pada tahun 2020 yaitu suhu minimum 21ºC dan suhu maksimum 36ºC. Kelembaban udara di wilayah Kota Medan rata – rata 82%, dan kecepatan angin rata – rata sebesar 1,16m/sec, sedangkan rata – rata total laju penguapan tiap bulannya 117,5 mm. Hari hujan di Kota Medan pada tahun 2020 per bulan 17 hari dengan rata – rata curah hujan menurut Stasiun Sampali per bulannya 228,5 mm.

Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan yang memiliki luas wilayah yang berbeda – beda.

(52)

Tabel 4.1. Luas Wilayah Menurut Kecamatan Tahun 2020 di Kota Medan No. Kecamatan Luas Area (Km2) Persentasi (%)

1 Medan Tuntungan 20,68 7,80

2 Medan Johor 14,58 5,50

3 Medan Amplas 11,19 4,22

4 Medan Denai 9,05 3,41

5 Medan Area 5,52 2,08

6 Medan Kota 5,27 1,99

7 Medan Maimun 2,98 1,13

8 Medan Polonia 9,01 3,40

9 Medan Baru 5,84 2,20

10 Medan Selayang 12,81 4,83

11 Medan Sunggal 15,44 5,83

12 Medan Helvetia 13,16 4,97

13 Medan Petisah 6,82 2,57

14 Medan Barat 5,33 2,01

15 Medan Timur 7,76 2,93

16 Medan Perjuangan 4,09 1,54

17 Medan Tembung 7,99 3,01

18 Medan Deli 20,84 7,86

19 Medan Labuhan 36,67 13,83

20 Medan Marelan 23,82 8,99

21 Medan Belawan 26,25 9,90

Total 265,10 100,00

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2021

Kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Medan Maimun yaitu 2,98 km2, sedangkan kecamatan dangan luas wilayah terbesar adalah Kecamatan

(53)

Medan Labuhan yaitu 36,67 km2. Luas wilayah kecamatan di Kota Medan secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.1.

4.1.2 Keadaan Penduduk Kota Medan

Pembangunan kependudukan dilaksanakan dengan melaksanakan kelestarian sumber daya alam dan fungsi lingkungan hidup sehingga mobilitas dan penyebaran penduduk tercapai optimal. Pada tahun 2020, penduduk Kota Medan mencapai 2.435.252 jiwa, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2019, terjadi pertambahan penduduk sebanyak 155.358 jiwa (6,81%).

Dengan luas wilayah mencapai 265,10 km², dan kepadatan penduduk mencapai 9.186 jiwa/km².

Jumlah penduduk laki – laki dan perempuan di setiap kecamatan di Kota Medan tidak berbanding jauh, hanya sedikit lebih dominan penduduk dengan jenis kelamin perempuan dibandingkan laki - laki. Berikut adalah tabel penduduk menurut kecamatan dan jenis kelamin di Kota Medan.

Berdasarkan Tabel 4.2. berikut terlihat bahwa jumlah penduduk di Kota Medan adalah 2.435.252 jiwa yang terdiri dari laki – laki sebanyak 1.212.069 jiwa dan perempuan sebanyak 1.223.183 jiwa. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa di Kota Medan saat ini jumlah penduduk perempuan lebih besar daripada jumlah penduduk laki – laki yaitu dengan persentasi penduduk laki – laki sebanyak 49,8% dan persentasi penduduk perempuan sebanyak 50,2%.

(54)

Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Dan Jenis Kelamin Tahun 2020 di Kota Medan

No. Kecamatan Laki - Laki Perempuan Jumlah Total

1 Medan Tuntungan 48.243 49.006 97.249

2 Medan Johor 75.660 76.096 151.756

3 Medan Amplas 64.577 65.149 129.726

4 Medan Denai 85.282 84.361 169.643

5 Medan Area 58.023 59.006 117.029

6 Medan Kota 41.189 43.477 84.666

7 Medan Maimun 24.134 25.097 49.231

8 Medan Polonia 29.857 30.058 59.915

9 Medan Baru 17.467 19.055 36.522

10 Medan Selayang 50.948 52.228 103.176

11 Medan Sunggal 63.909 65.154 129.063

12 Medan Helvetia 81.529 83.381 164.910

13 Medan Petisah 34.614 37.230 71.844

14 Medan Barat 43.697 44.905 88.602

15 Medan Timur 57.284 59.701 116.985

16 Medan Perjuangan 51.025 52.788 103.813

17 Medan Tembung 72.727 73.807 146.534

18 Medan Deli 95.957 93.364 189.321

19 Medan Labuhan 67.633 66.132 133.765

20 Medan Marelan 92.550 89.965 182.515

21 Medan Belawan 55.764 53.223 108.987

Total 1.212.069 1.223.183 2.435.252

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2021

4.1.3 Jumlah Gerai Tahu Walik di Kota Medan

Wilayah penelitian dilaksanakan pada gerai tahu walik yang tersebar di berbagai kecamatan di Kota Medan. Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan ,

(55)

namun tidak seluruh kecamatan di Kota Medan terdapat gerai tahu walik. Berikut adalah jumlah gerai tahu walik per kecamatan di Kota Medan :

Tabel 4.3. Jumlah Gerai Tahu Walik per Kecamatan di Kota Medan

No. Kecamatan Jumlah Gerai

1 Medan Amplas 10

2 Medan Area 2

3 Medan Barat 3

4 Medan Baru 9

5 Medan Belawan -

6 Medan Deli -

7 Medan Denai 1

8 Medan Helvetia 2

9 Medan Johor 4

10 Medan Kota 2

11 Medan Labuhan -

12 Medan Maimun 1

13 Medan Marelan -

14 Medan Perjuangan 1

15 Medan Petisah 3

16 Medan Polonia 1

17 Medan Sunggal 7

18 Medan Selayang 4

19 Medan Tembung 2

20 Medan Tuntungan 2

21 Medan Timur 3

Total 57

Sumber : Data Pimer, 2021

(56)

Berdasarkan Tabel 4.3. di atas dapat dilihat bahwa hampir seluruh kecamatan di Kota Medan terdapat gerai tahu walik, dan sedikitnya kecamatan yang tidak terdapat gerai tahu walik terdiri dari 4 kecamatan, yaitu Medan Belawan, Medan Deli, Medan Labuhan dan Medan Marelan.

Dikarenakan tidak seluruh kecamatan di Kota Medan terdapat gerai tahu walik atau ada 4 kecamatan di Kota Medan yang tidak terdapat gerai tahu walik.

Sehingga, dalam penentuan wilayah penelitian dilakukan pemilihan kecamatan dengan pertimbangan yang memiliki jumlah gerai tahu walik terbanyak.

4.1.4 Wilayah Penelitian Tahu Walik di Kota Medan

Tabel 4.4. Wilayah Penelitian Gerai Tahu Walik per Kecamatan di Kota Medan

No. Kecamatan Jumlah Gerai

1 Medan Amplas 10

2 Medan Baru 9

3 Medan Johor 4

4 Medan Sunggal 7

5 Medan Selayang 4

Total 34

Sumber : Data Pimer, 2021

Berdasarkan Tabel 4.4. di atas dapat dilihat bahwa pada wilayah penelitian, kecamatan dengan keberadaan gerai tahu walik terbanyak terdapat pada kecamatan Medan Amplas dengan jumlah 10 gerai, dan keberadaan gerai tahu walik terendah pada wilayah penelitian adalah kecamatan Medan Selayang dan Medan Johor yang masing – masing terdapat 4 gerai.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Preferensi konsumen terhadap atribut produk makanan olahan berbasis pisang, khususnya ledre pisang ; (2) Karakteristik produk makanan

Atribut produk pempek yang menjadi perhatian pertama adalah rasa pada jenis pempe goreng rebus, kedua harga, ketiga jenis, keernpat ukuran, kelima tekstur.. Atribut

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji atribut buah pisang kepok yang menjadi preferensi konsumen di Kota Surakarta dan mengkaji atribut yang paling dipertimbangkan

Kombinasi buah impor yang menjadi preferensi konsumen adalah buah dengan rasa yang manis, berukuran besar, memiliki aroma khas yang kuat dan warna yang cerah.. Atribut buah impor

Dari tabel pengujian tersebut dapat dilihat bahwa preferensi responden terhadap produk olahan berbahan baku ubi jalar yang dilihat dari atribut rasa, aroma, tekstur produk

Ada preferensi konsumen terhadap atribut produk dalam membeli

Dari tabel pengujian tersebut dapat dilihat bahwa preferensi responden terhadap produk olahan berbahan baku ubi jalar yang dilihat dari atribut rasa, aroma, tekstur produk

Penduduk di Kota Manokwari memiliki preferensi yang tinggi terhadap bakso dan yang paling rendah adalah dendeng dan alasan utama daya terima preferensi konsumen terhadap produk olahan