• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN IPS DI SD : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas III SD Negeri 1 Cadassari Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta Poko

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN IPS DI SD : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas III SD Negeri 1 Cadassari Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta Poko"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN IPS DI SD

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas III SD Negeri 1 Cadassari Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta

Pokok Bahasan Membedakan Lingkungan Alam dan Buatan)

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Bidang Pendidikan Sekolah Dasar

Oleh:

RAHMAN ABDURRAHMAN NIM. 0810095

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

▸ Baca selengkapnya: reina adalah seorang peserta didik yang duduk di bangku kelas iii sd

(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Metode Penelitian ... 9

F. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Model Pembelajaran Kooperatif ... 11

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ... 11

2. Dasar Pertimbangan Memilih Model Pembelajaran ... 13

3. Ciri – ciri Model Pembelajaran ... 13

4. Pengertian Pembelajaran ... 14

5. Tujuan Pembelajaran ... 16

6. Komponen – komponen Pembelajaran ... 17

7. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ... 18

8. Unsur Model Pembelajaran Kooperatif ... 21

B. Model Pembelajaran Think Pair And Share ... 24

1. Pengertian Think Pair And Share ... 24

2. Tahapan Pelaksanaan Think Pair and Share ... 27

(3)

4. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair

and Share ... 30

5. Aplikasi Waktu Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair and Share ... 32

C. Hasil Belajar IPS ... 32

1. Pengertian Hasil Belajar ... 32

2. Faktor – faktor yang Menentukan Hasil Belajar ... 33

3. Hakikat Pembelajaran IPS ... 34

D. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair and Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Pada Pembelajaran IPS di SD 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

A. Jenis Penelitian ... 38

B. Desain Penelitian ... 38

C. Prosedur Penelitian ... 40

D. Klarifikasi Konsep ... 45

E. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 46

F. Instrumen Penelitian ... 46

G. Teknik Pengumpulan Data ... 47

H. Teknik Pengolahan Data ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 50

1. Profil Sekolah ... 50

2. Keadaan Peserta Didik... 50

3. Keadaan Guru ... 50

B. Hasil Penelitian ... 52

1. Siklus I ... 52

2. Siklus II ... 63

C. Pembahasan ... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 78

(4)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE THINK PAIR AND SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN IPS DI SD (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas III SD Negeri 1 Cadassari

Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta

Pokok Bahasan Membedakan Lingkungan Alam dan Buatan)

Oleh:

RAHMAN ABDURRAHMAN NIM. 08100 95, 2012

Pembimbing : Hj. Entin Kartini, M.Pd., dan Dr. Mamat Ruhiat, M.Pd.

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanaakan di SD Negeri 1 Cadassari. Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah seluruh peserta didik kelas III SD Negeri 1 Cadassari yang berjumlah 42 orang.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebiasaan guru di lapangan yang masih menggunakan metode konvensional. Keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar dan mengajar berkurang dan hanya bergantung pada guru.

Bertolak dari latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penulis merumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah aktivitas belajar dan hasil peserta didik kelas III SD Negeri 1 Cadassari Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta dalam pembelajaran IPS pokok bahasan membedakan lingkungan alam dan buatan, dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair and Share?.

Tujuan penelitian ini adalah; untuk mengetahui aktivitas dan hasil tindakan pembelajaran IPS pokok bahasan membedakan lingkungan alam dan buatan, dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair and Share di kelas III SD Negeri 1 Cadassari Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK).

Dilihat dari hasil observasi aktivitas peserta didik, rangkaian aktivitas peserta didik mulai dari siklus pertama sampai dengan siklus ke dua menunjukkan peningkatan aktivitas dan minat belajar peserta didik kleas III SD Negeri Cadassari. Dilihat dari hasil observasi hasil belajar peserta didik, mengalami peningakatan untuk setiap siklusnya siklus I rata-rata kelas menjadi 6,5 untuk individu dan 54,8 % untuk klasikal. Siklus II rata – rata menjadi 7,5 untuk individu dan 88,1 % untuk klasikal. Hal ini berarti kelas III SD Negeri 1 Cadassari telah mengalami ketuntasan secara individu dan klasikal yaitu meningkat hingga 3,3% dari siklus sebelumnya. Dengan Da ya serap kl asi kal 85%.

(5)

APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING TYPE THINK PAIR AND SHARE TO IMPROVE STUDENT

IN LEARNING IPS IN SD

(Classroom Action Research in the Third Grade of SD Negeri 1 Cadassari Purwakarta

By:

RAHMAN ABDURRAHMAN NIM. 08100 95, 2012

Canselor Hj. Entin Kartini, M.Pd., and Dr. Mamat Ruhiat, M.Pd.

ABSTRACT

This study has done in SD Negeri 1 Cadassari. Subjects in this this class room action is all students in grade III of SD Negeri 1 Cadassari they are 42 people. The research was motivated by the habits of teachers in the field who are still using conventional methods. Active students in following the teaching and learning activities is reduced and only depends on the teacher.

Based on the background and the identification of the above problem, the author formulated as follows: What are the learning activities and the results of the third grade students of SD Negeri Cadassari in learning IPS, by using Cooperative Learning Type Think pair and Share?.

The purpose of this study are: to determine the activities and outcomes of action learning subject IPS by using Cooperative Learning Type Think Pair and Share in the third class of SD Negeri 1 Cadassari. The type of this research used is a classroom action research (CAR).

Based on result of observation of learner activity, a series of student activities ranging from the first cycle to the second cycle showed increased activity and interests of learners in the third class of SD Negeri Cadassari. Based on the observation of the learning outcomes of students, having up for each cycle was the first cycle class average to 6.5 for individuals and 54.8% for the traditional method. Cycle II average - average to 7.5 for individuals and 88.1% for the traditional method. That means the third class of SD Negeri 1 Cadassari have

experienced individually and classical mastery is increased by 3.3% from the previous cycle. With classical absorption 85%.

(6)

BAB I

PENDAULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam proses pembelajaran suatu keberhasilan yang dapat dicapai peserta didik bukan hanya tergantung pada proses pembelajarannya, tetapi tergantung pula dari faktor peserta didik

itu sendiri. Purwanto (1990:101) mengemukakan bahwa “faktor-faktor yangmempengaruhi berhasil tidaknya belajar adalah faktor kematangan, kecerdasan,latihan, motivasi, keadaan rumah tangga, guru dan cara atau metode yangdigunakan dalam mengajar, alat-alat yang digunakan,

lingkungan dan motivasi sosial”.Salah satu lingkungan belajar peserta didik yang dominan yang mempengaruhi hasil belajar di sekolah ialah kualitas belajar mengajar.Sehingga untuk mencapai

keberhasilan kualitas belajar mengajar yang diharapkan perlu adanya suatu pendekatan yang relevan dengan tuntutan kurikulum yang terus berubah.Sehingga apapun pendekatan yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar terutama dalam pembelajaran IPS, sudah seharusnya

peserta didik diposisikan sebagai pusat perhatian utama. Pola pembelajaran di kelas tidak hanya dilakukan oleh diktatik, metodik apa yangdigunakan, melainkan juga bagaimana peran guru

memperkaya pengalaman belajar peserta didik. Pengalaman belajar bisa diperoleh melalui serangkaian penjelajahan lingkungan secara aktif.

Kenyataan di lapangan pembelajaranIPS yang dilakukan oleh guru dilapangan masih

menggunakan konvensional atau tradisional.Sehingga keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar dan mengajar berkurang dan hanya bergantung pada guru. Metode ini berkisar

(7)

karena materi tersebut dianggap sebagai materi yang membosankan.Hal tersebut terjadi pula di SDNegeri 1 Cadassari.Kelas tersebut memiliki permasalahan,yaitu hasil belajar mata pelajaran

IPS nya rendah. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil temuan pada saat observasi, nilai rata-rata IPS kelas III yaitu 65, 2 sedangkan guru kelas III SD Negeri 1 Cadassari memasang kriteria

ketuntasan minimalnya (KKM) untuk mata pelajaran IPS yaitu 70.

Faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar peserta didik tersebut antara lain disebabkan oleh kurangnya semangat peserta didik dalam belajar IPS, tidak semua peserta didik

mempunyai buku pegangan atau buku paket IPS, dan metode mengajar guru yang masih berkisar pada ceramah, tanya jawab serta penugasan.

Berdasarkan sebab-sebab tersebut peneliti memfokuskan pada metode mengajar guru yang masih bersifat konvensional. Salah satu cara yang dapat ditempuh oleh guru berkaitan dengan pengembangan metode mengajar agar tidak terpaku pada metode mengajar konvensional

adalah sebagaimana yang dikemukakan oleh Hamzah B. Uno (2008:17) yaitu dengan “Mengubah dari sekedar metode ceramah dengan berbagai variasi metode yang lebih relevan

dengan tujuan pembelajaran, memperkecil kebiasaan cara belajar peserta yang baru merasa belajar dan puas kalau banyak mendengarkan dan menerima informasi (diceramahi) guru, atau baru belajar kalau ada guru”.

Oleh karena itu metode konvensional dalam pelajaran IPS harus diubah.Hal ini dilakukan supaya peserta didik tidak lagi merasa bosan dalam mengikuti pelajaran.Sebaliknyadengan

(8)

Salah satu metode mengajar yang dapat diterapkan oleh guru untuk mengatasi permasalahan di atas dan mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan tidak

membosankan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS).Model pembelajaran kooperatif tipeThinkPair and Share (TPS) dikembangkan untuk meningkatkan

penguasaan isi akademis peserta didik terhadap materi yang diajarkan. Peningkatan penguasaan isi akademis peserta didik terhadap materi pelajaran dilalui dengan tiga proses tahapan yaitu melalui proses thinking (berpikir) peserta didik diajak untuk merespon, berpikir dan mencari

jawaban atas pertanyaan guru, melalui proses pairing (berpasangan) peserta didik diajak untuk bekerjasama dan saling membantu dalam kelompok kecil untuk bersama-sama menemukan

jawaban yang paling tepat atas pertanyaan guru. Terakhir melalui tahap sharing (berbagi) peserta didik diajak untuk mampu membagi hasil diskusi kepada teman dalam satu kelas.Jadi melalui model pembelajaran kooperatif tipeThinkPair and Share (TPS) ini penguasaan isi akademis

peserta didik terhadap materi pelajaran dapat meningkat dan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Model pembelajaran kooperatif tipe ThinkPair and Share (TPS) memberikan kepada peserta didik waktu untuk berpikir, menjawab, merespon dan membantu satu sama lain. Melalui metode ini penyajian bahan ajar tentang Mendeskripsikan Negara Kesatuan Republik Indonesia

tidak lagi membosankan karena peserta didik diberikan waktu untuk berdiskusi menyelesaikan suatu masalah atau soal bersama dengan pasangannya sehingga baik peserta didik yang pandai

maupun peserta didik yang kurang pandai sama-sama memperoleh manfaat melalui aktivitas belajar ini. Jadi selama proses belajar mengajar diharapkan semua peserta didik aktif karena pada akhirnya nanti masing – masing peserta didik secara berpasangan harus membagikan hasil

(9)

ThinkPair and Share memberi peserta didik kesempatan untuk bekerja sendiri serta

bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan lain dari pembelajaran ini adalah optimalisasi

partisipasi peserta didik. Dengan metode klasikal yang memungkinkan hanya satu peserta didik maju dan membagikan hasilnya untuk seluruh kelas, tapi pembelajaran ini memberi kesempatan

sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada peserta didik untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain (Lie, 2002: 57). Model pembelajaran tipe ThinkPair and Share (TPS) dikembangkan oleh Frank Lyman dkk dari Universitas Maryland. Model

pembelajaran ini memberikan banyak waktu kepada peserta didik untuk berpikir, merespon, dan saling membantu antara yang satu dengan yang lain. Pada kelompok kecil peserta didik perlu

dipupuk suasana yang saling membantu, saling menghargai dan bukan suasana persaingan.Peserta didik harus diberi pengertian bahwa orang yang memberi ilmu justru akan lebih memperkaya pengetahuannya. Ini artinya dengan memberi penjelasan tentang hasil diskusi

kepada temannya ia akan lebih menguasai materi tersebut. Model pembelajaran ini memuat prinsip yang mengutamakan kerjasama antar anggota dalam berpasangan. Sukses suatu pasangan

tidak ditentukan satu individu, tetapi semua individu yang saling membantu dalam mencapai hasil yang maksimal.Muslimin dalam Ghiffard (2009), mengatakan bahwa “Langkah-langkah

ThinkPair and Share ada tiga yaitu berpikir (thinking), berpasangan (pairing), dan berbagi

(sharing)”.

Model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share ini cocok sekali digunakan

untuk pelajaran yang siafatnya hafalan seperti pelajaran IPS, karena dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and sharemenjadikanpeserta didikmenjadi lebih aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran, peserta didikdapat mengembangkan idenya, peserta

(10)

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa peneliti terdorong untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul: “Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe ThinkPair and Share(TPS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta

Didikpada Pembelajaran IPS di SD”. (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IIISDNegeri

1Cadassari Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta Pokok Bahasan Membedakan

Lingkungan Alam dan Buatan).

B. Identifikasi dam Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat mengidentifikasi masalahnya yaitu sebagai berikut:

a. Kurangnya guru yang menggunakan model pembelajaran yang inovatif dalam proses

pembelajaran, sehingga peserta didik cepat bosan mengikuti pelajaran. b. Hasil belajar IPS peserta didik cenderung rendah.

c. Diperlukan sebuah upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPS, melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share.

Bertolak dari latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penulis membuat beberapa rumusan sebagai berikut:

1.Bagaimanakah aktivitas peserta didik kelas III SDNegeri1Cadassari Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta dalam pembelajaran IPSpokok bahasan membedakan lingkungan alam dan buatan, dengan menggunakan Model Pembelajaran KooperatifTipe Think Pairand

(11)

2. Bagaimanakah hasil belajar peserta didik kelas III SDNegeri1Cadassari Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta dalam pembelajaran IPSpokok bahasan membedakan

lingkungan alam dan buatan, dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif TipeThink Pairand Share?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk memecahkan masalah pembelajaran

dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas yang berkaitan dengan pembelajaran pembelajaran IPSpokok bahasan membedakan lingkungan alam dan buatan dengan menggunakan Model

Pembelajaran KooperatifTipe Think Pair and Share, khususnya untuk mendeskripsiskan pemecahan masalah pembelajaran sebagai berikut:

1. Ingin mengetahui gambaran tentang aktivitas peserta didik kelas III SDNegeri1Cadassari

Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta dalam pembelajaran IPSpokok bahasan membedakan lingkungan alam dan buatan, dengan menggunakan Model Pembelajaran

KooperatifTipe Think Pairand Share.

2. Ingin mengetahui gambaran tentang hasil belajar peserta didik kelas III SDNegeri1Cadassari Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta dalam pembelajaran IPSpokok bahasan

membedakan lingkungan alam dan buatan, dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pairand Share.

(12)

Berdasarkan permasalahan diatas, maka diharapkan penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan yang bermanfaat

dalam dunia pendidikan mengenai penerapan Model Pembelajaran KooperatifTipe ThinkPair and Share (TPS) terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembanding, pertimbangan, dan

pengembangan bagi penelitian di masa yang akan datang di bidang dan permasalahan sejenis atau bersangkutan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peserta didik

1) Peserta didik memperoleh kemudahan dalam mempelajari materi IPS yang sifatnya teoritis.

2) Melalui model pembelajaran ini peserta didik tidak lagi merasa bosan dan jenuh dengan pelajaran IPS.

3) Peserta didik diharapkan mempunyai semangat yang tinggi dalam belajar IPS sehingga

pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik yang bersangkutan.

(13)

1) Sebagai masukan bagi guru dalam menentukan metode mengajar yang tepat sesuai dengan kemampuan tiap kelas, pada mata pelajaran yang bersangkutan, dalam rangka

peningkatan prestasi belajar peserta didiknya.

2) Sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran dan peningkatan mutu proses

pembelajaran, khususnya mata pelajaran IPS. c. Bagi Peneliti

1) Untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama belajar di bangku perkuliahan.

2) Sebagai bekal bagi peneliti kelak ketika menjadi guru supaya memperhatikan metode mengajar yang tepat khususnya Model Pembelajaran Kooperatif TipeThinkPair and

Share (TPS).

E. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian kualitatif. Menurut Moleong (2007: 5) menyatakan bahwa:”penelitian kualitatif adalah penelitian yang

memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan,

dan prilaku individu atau sekelompok orang”. Dengan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakanpendekatanpenelitiantindakan kelas (PTK). Muslihuddin (2010:

5)menjelaskan bahwa:

classroom action research (CAR) adalah action researchyang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Action research pada hakikatnya merupakan rangkaian “riset – tindakan – riset – tindakan...”, yang dilakukan secara siklik, dalam rangka memecahkan masalah sampai masalah itu terpecahkan”.

Action research termasuk penelitian kualitatif walaupun data yang dikumpulkan bisa saja

(14)

kontekstual dan hasilnya tidk digeneralisasi. Namun demikian hasil action researchdapat saja diterapkan oleh orang lain yang mempunyai latar yang mirip dengan peneliti.

F. Sistematika Penelitian

Untuk memahami alur pembahasan skripsi ini penulis memberikan sistematika pembahasan sebagai berikut:

BAB I : Merupakan bab pendahuluan, yang di dalamnya memuat latar belakang masalah,

identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, mannfaat penelitian dansitematika pembahasan

BAB II : Berisi kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian.

BAB III : Metodologi Penelitian berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian termasuk beberapa komponen seperti; lokasi dan subjek penelitian, desain

penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data.

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitiantindakan kelas (PTK). Muslihuddin (2010: 5)menjelaskan bahwa:

classroom action research (CAR) adalah action researchyang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Action research pada hakikatnya merupakan rangkaian “riset – tindakan – riset – tindakan...”, yang dilakukan secara siklik, dalam rangka memecahkan masalah sampai masalah itu terpecahkan”.

Action research termasuk penelitian kualitatif walaupun data yang dikumpulkan bisa saja

bersifat kuantitatif. Action Research lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja, sifatnya

kontekstual dan hasilnya tidak digeneralisasi. Namun demikian hasil action researchdapat saja diterapkan oleh orang lain yang mempunyai latar yang mirip dengan peneliti.

B. Desain Penelitian

Berikut ini akan dibahas mengenai desain Penelitian Tindakan Kelas atau tahapan yang

biasa dilakukan dalam pelaksanaan tindakan kelas. Muslihuddin (2010: 53)menjelaskan 4 tahapan yang terdpat dalam penelitian tindakan kelas yaitu:

”(1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Kegiatan tersebut dengan satu siklus belum menunjukkan tanda – tanda perbaikan (peningkatan mutu). Kegiatan riset dilanjutkan pada siklus kedua, dan seterusnya, sampai peneliti merasa puas”.

(16)

Desainpenelitiantindakankelasinimenggunakan desainKemmis dan Taggart.Dalamprosedurpelaksanaantindakandalampenelitianinidilakukan tiga siklus. Menurut

Kemmis danTaggartdalamWiriaatmadja ( 2006:66),“Setiap siklusterdiridariempat komponen, yaitu perencanaan (plan),tindakan(act),pengamatan(observasi),danrefleksi(reflect)”.Penjelasan selanjutnyayaitusebagai berikut:

1. Perencanaanatauplanningadalahtindakanyangakandilakukanuntuk meningkatkanhasil belajarpeserta didik kelas III SDNegeri 1 Cadassari

2. Pelaksanaantindakanatauactingadalahimplementasiataupenerapan isirancangandidalam

kancah, yaitu mengenakantindakandikelas.

Perencanaan I Pelaksanaan I Pengamatan / Observasi

Siklus I

Pelaksanaan Refleksi I

Pengamatan / Observasi II Perencanaan II

Siklus II

Refleksi II

(17)

3. Pengamatan atauobserving adalah pelaksanaan pengamatan yang dilakukanolehpengamat.Pengamatanpenelitian

inidilakukansecaralangsungterhadapaktifitaspeserta didikdan aktifitasguru selamapembelajaran,sertapengamatanterhadaphasil belajarpeserta didik.

4. Refleksiataureflectingadalahkegiatanuntukmengemukakankembali apayangsudah terjadi,kegiatanini dilakukansetelahguruselesai melakukan tindakan. Setelah mengkaji proses pembelajaran,yaituaktifitaspeserta didik,aktifitasguru,danprestasi belajar peserta didikdalammenyelasaikansoal-soalpelajaran IPS, apakah sudah efektif dengan melihat ketercapaian dalam indikator kinerjapadasiklusI,sertamengkajikekuranganyangmuncul dalam pelaksanaansiklusI,kemudian bersamatimkolaborasimembuat perencanaantindak lanjutuntuksiklusberikutnya.

C. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini akan dilakukan beberapa tahapan diantaranya adalah tahap studi

pendahuluan atau identifikasi masalah, tahap merumuskan masalah, tahap memilih alternatif perbaikan pembelajaran, tahap menentukan dan menyususn instrumen penelitian, tahap pelaksanaan tindakan kelas, tahap pengupulan data, menarik kesimpulan dan tahap menyusun

laporan. Tahapan tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap Identifikasi Masalah

Pada tahap identifikasi masalah ini peneliti melakukan wawancara terhadap huru kelas III mengenai pembelajaran IPS di kelas tersebut untuk memperoleh informasi kemampuan peserta didik kelas III serta metode apa yang cocok digunakan guru kelas tersebut ketika mengajar

(18)

1. Tahap Merumuskan Masalah

Tahap ini melanjutkan tahapan pertama, yaitu setelah diadakannya identifikasi masalah dan

mencari berbagai literatur selanjutnya merumuskan masalah – masalah apa saja yang timbul yang berkaitaan dengan pembelajaran IPS pokok bahasan membedakan lingkungan alam dan

buatan di sekitar rumah dan sekolah.

2. Tahap Memilih Alternatif Perbaikan Pembelajaran

Setelah menetapkan prioritas masalah yang akan diteliti, selanjutnya dipilih alternatif

perbaikan pembelajaran yang akan diterapkan dalam memecahkan persoalan yang terjadi di kelas tersebut. Alternatif tersebut dipilih berdasarkan faktor – faktor penyebab permasalahan di

kelas tersebut, yaitu peserta didik tidak mampu membedakan lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah dan sekolah. Permasalahan pembelajaran tersebut akan dipecahkan melalui penggunaan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipethink pair and share.

3. Tahap Menentukan dan Menyusun Instrumen

Dalam tahap yang ke empat ini disusun instrumen penelitian yang disesuaikan dengan rumusan masalah penelitian yag diajukan. Dipilih dan diolah sedemikian rupa agar instrumen tersebut sesuai dengan karakteristik dan variabel penelitian, indikator kemampuan yang

diharapkan serta model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian tersebut.

4. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Dalam tahap ini, peneliti menyusun perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan sebagai upaya perbaikan pembelajaran membedakan lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah dan sekolah. Mulai dari menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan

(19)

sebagainya. Setelah tahap perencanaan selesai dilanjutkn dengan tahap pelaksanaan tindakan, yaitu melaksanakan segala kegiatan yang telah direncanakan dengan harapan dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik. Tahapan pelaksanaan yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu:

1) Melaksanakan proses pembelajaran yang disesuaikan dengan desain pembelajaran yang telah ditetapkan.

2) Melaksanakan tes akhir peserta didik sebagai upaya untuk mengetahui peningkatan hasil

belajar peserta didik melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipethink pair and share.

Setelah melaksanakan penelitian, kemudian kegiatan tersebut direfleksi. Apa saja yang menjadi perbaikan stelah melaksanakan tahap pelaksanaan tindakan dan pengamatan agar pembelajaran berikutnya lebih baik lagi dan berhasil. Jika terjadi kekurangan dalam proses

belajar sebelumnya, maka dalam tahap refleksi ini segala kekurangan tersebut diperbaiki dan peneliti menyususn kembali rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus

berikutnya. Refleksi ini berdasarkan data:

a. Hasil tes individu peserta didik pada akhir pembelajaran

b. Hasil lembar observasi aktivitas peserta didik selama melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipethink pair and share. c. Hasil lembar observasi aktivitas guru saat pembelajaran.

5. Tahap pengumpulan Data

Pada tahapan ini peneliti mengumpulkan semua data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, hasil belajar peserta didik (tes) evaluasipeserta didik.

(20)

Tahapan yang ke tujuh ini adalah tahapan berikutnya setelah pengumpulan data, maka data tersebut dianalisis, diolah sebagai data hasil akhir untuk memperoleh kesimpulan penelitian

perbaikan tindakan kelas pada pembelajaran membedakan lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah dan sekolah.

7. Tahap Menarik Kesimpulan

Tahapan penarikan kesimpulan dapat dilaksanakan jika data – data yang telah diperoleh sudah diolah. Tahapan ini adalah tahap penentuan penelitian. Dalam tahapan ini membahas

mengenai keberhasilan atau kegagalan dari sebuah penelitian. Kesimpulan diperoleh dari data – data nyata tentang proses perbaikan tindakan kelas khususnya yang membahas tentang

membedakan lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah dan sekolah. Proses tersebut dimulai dari

perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi melalui beberapa siklus. Setiap siklus memiliki

beberapa pertemuan dan satu kali evaluasi.

8. Tahap Penyunan Proposal

Setelah proses penelitian dan tahap kesimpulan didapatkan, selanjutnya adalah tahap

penyusunan laporan penelitian. Laporan ini digunakan sebagai bukti tertulis pelaksanaan penelitian. Prosedur Penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Identifikasi Masalah Studi Pendahuluan

Merumuskan Masalah Perbaikan

Memilih Model Pemecahan Masalah

(21)
[image:21.612.71.542.83.619.2]

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Kasbolah (1998/1999)

D. Klarifikasi Konsep

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam mengartikan kata – kata yang ada dalam judul penelitian, maka peneliti akan menjelaskannya dalam klarifikasi konsep berikut:

1. Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Richard I. Arends (1997:111) menyatakan bahwa “The cooperative learning model

requires student cooperation and interdependence in its task, goal, and reward structure”.

Pendapat tersebut mengandungmakna bahwa pembelajaran kooperatif adalah model yang mewajibkan peserta didikbekerjasama dan saling ketergantungan dalam struktur tugas, hasil, danpenghargaan.

2. Think Pair and Share

Pendekatan ini bertujuan memberi peserta didik lebihbanyak waktu untuk berpikir,

menjawab, dan saling membantu satusama lain. Model pembelajaran ini mempunyai tiga tahapan, yaitu berpikir(Thinking), berpasangan (Pairing), dan berbagi (Sharing)

3. Hasil Belajar

Siklus I Siklus II Siklus III

Mengumpulkan Data

Analisis Data

Menarik Kesimpulan

(22)

Menurut Masidjo (1995: 25), “hasil belajar merupakan hasil akhir yang dicapai oleh anak didik dalammengikuti seluruh program studi yang telah direncanakan dalam

rangkaiankegiatan belajar, bisa dinyatakan dengan nilai-nilai yang diperoleh melalui tesformatif”. Jadi, penelitian ini akan membahas hasil belajar peserta didik setelah

menggunakan model pebelajaran kooperatif tipe Think Pair and share. E. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang digunakan tempat penelitian adalah SDNegeri 1 Cadassari.Sekolah ini merupakan sekolah tempat penulis bekerja.Penelitian ini direncanakan memerlukan waktu

pelaksanaan selama 2 bulan yaitu mulai bulan Oktober 2012 sampai dengan November2012.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah seluruh peserta didik kelas III SDNegeri 1 Cadassari yang berjumlah 31 orang terdiri dari 20 peserta didik laki – laki dan 11 peserta didik perempuan.

F.Instrumen Penelitian

Pada Penelitian Tindakan Kelas ini penulis berusaha untuk mengetahui hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif think pair and share, maka instrumen yang digunakan oleh penulis adalah lembar tes peserta

didik yang relevan, instrumen di sini dimaksudkan sebagai alat untuk mengumpulkan data tentang hasil belajarpeserta didik. Adapun instrumen lain yang dipakai oleh penulis dalam

(23)

G. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk penelitian, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi ialah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikhis dengan jalan pengamatan dan pencatatan (Kartini Kartono, 1983: 142). Observasi

yang dilakukan peneliti adalah mengamati partisipasi peserta didik dan keaktifan peserta didik serta keaktifan guru dalam proses pembelajaran IPS peserta didik kelas III SD Negeri 1Cadassari dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Think pair and share.

Observasi merupakan suatu tindakan pengamatan langsung kepada obyek yang diamati untuk mengetahui kenyataannya. Observasi ini dilakukan untuk menyaring data keadaan peserta

didik pada proses pembelajaran di kelas. Observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi tidak langsung.Maksud observasi tidak langsung adalah dengan menggunakan perantara yang bertujuan agar hasilnya lebih obyektif. Dengan observasi dapat kita peroleh gambaran yang

lebih jelas tentang kehidupan sosial, yang sukar diperoleh dengan metode lain. Observasi dapat dilakukan apabila kita belum cukup memperoleh keterangan tentang masalah yang kita

selidiki. 2. Dokumentasi

Dokumen merupakan sumber data yang sering memiliki posisi penting dalam penelitian

(24)

data, dokumen sejak lama digunakan sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk

meramalkan (Slamet dan Suwarto 2007:52). Data yang diperoleh dari dokumen yaitu keadaan administrasi peserta didik kelas III SDNegeri 1Cadassari yang sudah ada, misalnya: nilai

ulangan harian peserta didik dan nilai ulangan tengah semester. 3. Teknik Tes

Tes digunakan untuk mengukur kemampuan sesuatu, ketrampilan, pengetahuan, penguasaan,

dan sebagainya (Amir, 2007: 135). Dalam penelitian

ini peneliti akan mengadakan tes tertulis yang akan dilaksanakan dalampelaksanaan tindakan.

Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui perkembangan daya kreatif anak atau keberhasilan pelaksanaan tindakan berupa tes pemecahan masalah dalam diskusi terbimbing.Data yang diperoleh dari pelaksanaan tes adalah hasil nilai dari tes yang diberikan

kepada peserta didik. 4. Studi literatur

Studi litaratur digunakan dengan cara membaca buku - buku yang relevan dengan judul penelitian yang penulis buat.

H. Teknik Pengolahan Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis

(25)

dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu proses siklus. Komponen-komponen analisis data model interaktif terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan

verifikasi data.

Berikut merupakan penjelasan lebih lanjut tentang ketiga komponen tersebut:

1. Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menetukan fokus, menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data mentah yang ada dalam catatan lapangan. Dalam tahap ini peneliti memilah data dan membuang data yang tidak perlu, kemudian mengorganisasikan data

dengan catatan sedemikian rupa sehingga kesimpulan-kesimpulan akhirnya dapat ditarik. 2. Penyajian data sebagai komponen kedua dalam kegiatan analisis data, merupakan suatu

rangkaian organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan kesimpulan peneliti dapat dilakukan. Sajian ini merupakan rakitan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis.Sajian data ini harus mengacu pada rumusan masalah yang telah

dirumuskan sebagai pertanyaan penelitian, sehingga narasi yang tersaji merupakan deskripsi mengenai permasalahan yang ada.

(26)

1

Rahman Abdurrahman,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE (TPS) UNTUK

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap aktivitas dan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair and Share dalam pembelajaran IPS di kelas III SD Negeri Cadassari

dapat disimpulkan:

1. Dilihat dari hasil observasi aktivitas peserta didik,pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share

dapat meningkatkan perhatian peserta didik menjadi 81%, meningkatkan

kemampuan peserta didik dalam berpikir sejenak untuk menjawab soal menjadi 100%, meningkatkan kemampuan peserta didik

dalambekerjasamamengerjakantugaskelompokdenganberpasangandanberdiku

sibersama(Pair)dari76,2%menjadi90,5%.Rangkaian aktivitas peserta didik mulai dari siklus pertama sampai dengan siklus ke dua menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipeThink Pair and Share dapat

meningkatkan aktivitas peserta didik dan minat belajar peserta didik kleas III SD Negeri Cadassari.

2. Dilihat dari hasil observasi hasil belajar peserta didik, pada tes awalmenunjukkanbahwanilairata-ratapeserta

(27)

2

Rahman Abdurrahman,2013

PadasiklusIrata-rata kelas menjadi6,5untukindividudan54,8%untuk

klasikal.HasiltesbelajarsiklusIIditandaidenganpencapaianrata-rata7,5untukindividu dan 88,1%untukklasikal.HaliniberartikelasIII SD Negeri 1 Cadassari telahmengalamiketuntasansecaraindividudanklasikalyaitu meningkat hingga 3,3%darisiklus sebelumnya. Sedangkan

batasketuntasanklasikaladalahdarijumlahpeserta didikkelasIII SD Negeri 1 Cadassari secarakeseluruhan lebihdari85%mendapatnilai6,5keatas.

B. Saran

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada peserta didik kelas III SD Negeri 1 Cadassari, peneliti dapat memberikan saran sebagai

berikut:

a. Bagi peserta didik

Lebih meningkatkan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran sehingga

diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar secara maksimal.

b. Bagi Guru

Dalam melaksanakan pembelajaran hendaknya menggunakan model yang

inovatif salah satunya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think pair and share.

c. Bagi Sekolah

Gambar

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Kasbolah (1998/1999)

Referensi

Dokumen terkait

Use of a Free Radical Method to Evaluate Antioxidant Activity.. Kimia Pangan

 Each cluster is associated with a centroid (center point)  Each point is assigned to the cluster with the closest centroid  Number of clusters, K , must be specified. 

Islam sebagai agama yang hadir ditengah-tengah kondisi sosial ma- syarakat arab yang memandang remeh perempuan, Islam tidak melaku- kan perubuhan secara menyeluruh terhadap tradisi

Nabati, Bahan Bakar Alternatif dari Tumbuhan Sebagai Pengganti Minyak. Bumi

Dalam penentuan tinggi muka air laut pada penelitian penelitian ini dilakukan relatif terhadap titik base , sehingga model separasi sederhana tidak dipakai dalam

Pada reaktor dengan durasi pengolahan aerobik selama 31,5 jam- anoksik 31,5 jam dapat dilihat bahwa nilai pH selalu mengalami kenaikan pada fase aerobik dan nilai DO

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan yaitu model terbaik untuk kasus DBD di Jawa Timur tahun 2014 adalah model

Jika Dua Unsur Dapat Membentuk Lebih Dari Dua Jenis Senyawa, Dan Jika Massa Salah Satu Unsur Dalam Senyawa –Senyawa Itu Sama.. Pernyataan Diatas Merupakan Definisi Dari