commit to user
STUDI TENTANG PERKEMBANGAN PERKUMPULAN RENANG
TIRTA DHARMA, PINGUIN, DAN MASKAREBET
EKS KARISIDENAN SURAKARTA 2005-2010
SKRIPSI
Oleh :
DWI SUSANTO N. F.
K 5607034
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user ii
STUDI TENTANG PERKEMBANGAN PERKUMPULAN RENANG
TIRTA DHARMA, PINGUIN, DAN MASKAREBET
EKS KARISIDENAN SURAKARTA 2005-2010
Oleh :
DWI SUSANTO N. F.
K 5607034
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Em. Drs Mulyono B Drs. Agustiyanto,M.Pd
commit to user iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.
Pada hari : Selasa
Tanggal : 12 Juli 2011
Tim Penguji Skripsi :
(Nama Terang) (Tanda Tangan)
Ketua : Drs. Mulyono, M. M __________
Sekretaris : Drs. Sarjoko Lelono, M. Kes ___________
Anggota I : Prof. Em. Drs Mulyono B __________
Anggota II : Drs. Agustiyanto, M. Pd ___________
Disahkan Oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.
commit to user v
ABSTRAK
Dwi Susanto Nur Fitriyadi. STUDI TENTANG PERKEMBANGAN
PERKUMPULAN RENANG TIRTA DHARMA, PINGUIN DAN
MASKAREBET EKS KARISIDENAN SURAKARTA TAHUN 2005-2010. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta
Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui organisasi Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010. (2) mengetahui kinerja pelatih Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010. (3) mengetahui pembinaan pada Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010. (4) mengetahui prasarana dan sarana Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010. (5) mengetahui program latihan Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010. (6) mengetahui prestasi yang diraih Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010.
Sesuai dengan tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif dengan menggunakan metode survey. Sumber data dalam penelitian ini adalah Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin dan Maskarebet. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, wawancara, dan observasi. Data yang terkumpul akan dianalisia secara deskriptif kualitatif.
commit to user vi Abstract
Dwi Susanto Nur Fitriyadi. A STUDY ON THE DEVELOPMENT OF TIRTA DHARMA, PINGUIN AND MASKAREBET SWIMMING ASSOCIATIONS IN SURAKARTA EX-RESIDENCY IN 2005-2010. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty, Surakarta Sebelas Maret University.
The objectives of research are (1) to find out the organization of Tirta Dharma, Pinguin and Maskarebet Swimming Associations of 2005-2010, (2) to find out the trainer performance of Tirta Dharma, Pinguin and Maskarebet Swimming Associations of 2005-2010, (3) to find out the establishment of Tirta Dharma, Pinguin and Maskarebet Swimming Associations of 2005-2010, (4) to find out the infrastructure of Tirta Dharma, Pinguin and Maskarebet Swimming Associations of 2005-2010, (5) to find out the training program of Tirta Dharma, Pinguin and Maskarebet Swimming Associations of 2005-2010, and (6) to find out the achievement gained by the Tirta Dharma, Pinguin and Maskarebet Swimming Associations of 2005-2010.
In line with those objectives, this study is a descriptive research using survey method. The data source of research was the Tirta Dharma, Pinguin and Maskarebet Swimming Associations. Techniques of collecting data used were documentation, interview, and observation. The data obtained was then analyzed descriptively qualitatively.
commit to user vii MOTTO
v Sesungguhnya bersama kesulitan pasti ada kemudahan
( Surat Asy-syarh, 94 : 6) v Kamu tidak akan bisa kalau kamu belum mencoba
( Penulis) v Berusahalah dengan sungguh-sungguh dan berdoalah, karena itu
merupakan kunci keberhasilan dalam mencapai keinginan yang abadi
commit to user viii
PERSEMBAHAN
Kucurahkan segala pikiran dan doaku untuk membuat hasil karya skripsi ku ini, dan
kupersembahkan sebagai bukti cintaku kepada :
Allah SWT my First and only
Ayah dan ibuku tercinta
Dengan kasih saying, doa, dukungan dan pengorbanannya berusaha memberikan yang terbaik
untuk puteranya
Kakak ku tersayang (Eko Haryanto)
Kamu yang selalu aku cari saat senang dan sedih sehingga mengerti makna saudara
Pembimbingku
Terima kasih atas waktu, bantuan ide, motivasi, nasehat dan Do’anya
PR Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet
Saya mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan partisipasi untuk penelitian ini
Pendamping hidupku kelak
If it is love true….it is so easy… semoga engkau dapat menjadi pendamping hidupku selamanya
di dunia dan di akherat. Amien (Ummy)
Sahabat-sahabatku
Santri masjid, team futsal Tukenby dan khusus buat kost cowboy, terima kasih untuk nasehat,
kritik, saran, semangat serta kenangan manis dan pahit kita
“All my best friends’
POK Jaya
Teman-teman FKIP UNS POK khususnya Penkepor 07
Terima kasih untuk kebersamaannya selama menempuh kuliah di UNS
Almamaterku
Tempat dimana mengajariku belajar, berkenalan, dengan teman-teman berjuang bersama-sama
commit to user ix
KATA PENGANTAR
Dengan diucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini. Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, akan tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu penulis ucapan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Prof. Em. Drs Mulyono B sebagai pembimbing I yang dengan sabar memberikan
petunjuk, membimbing, mengarahkan, menuntun, serta menyarankan penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Drs. Agustiyanto, M. Pd sebagai pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
6. Pengurus klub renang Tirta Dharma, Pinguin, Maskarebet yang telah memberikan
ijin dan membantu penelitian.
7. Bapak, ibu, kakak serat segenap keluarga yang senantiasa memberikan dorongan,
motivasi dan semangat sehingga skripsi ini dapat terwujud.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
commit to user x
DAFTAR ISI
halaman
JUDUL ... i
PENGAJUAN... ii
PERSETUJUAN ... iii
PENGESAHAN... iv
ABSTRAK ... v
MOTTO ... vi
PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Perumusan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
A. Tinjauan Pustaka ... 6
1. Organisasi ... 6
a. Pengertian Organisasi ... 6
b. Jenis Organisasi ... 8
commit to user xi
d. Unsur-unsur dalam Organisasi ... 11
e. Manajemen ... 12
f. Administrasi ... 13
g. Standarisasi Perkumpulan Renang ... 14
2. Pelatih ... 15
3. Pembinaan ... 18
a. Pemassalan Olahraga ... 19
b. Pembibitan Pemain ... 20
c. Pemanduan Bakat ... 21
4. Prasarana dan Sarana Renang ... 23
5. Program Latihan ... 24
a. Pengertian Latihan ... 24
b. Pengertian Program Latihan ... 26
c. Periodesasi Latihan ... 27
d. Prinsip Latihan ... 28
6. Prestasi ... 31
B. Studi Penelitian yang Sehubungan ... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33
1. Tempat Penelitian ... 33
2. Waktu Penelitian ... 33
B. Metode Penelitian ... 33
C. Sumber Data ... 34
D. Teknik Pengumpulan Data ... 34
E. Teknik Analisis Data ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 36
A. Deskripsi Data ... 36
1. Perkumpulan Renang (PR) Tirta Dharma ... 36
commit to user xii
b. Pelatih ... 38
c. Pembinaan ... 49
d. Prasarana dan sarana ... 40
e. Program Latihan ... 42
f. Prestasi ... 46
2. Perkumpulan Renang (PR) Pinguin ... 46
a. Organisasi Perkumpulan Renang (PR) Pinguin ... 46
b. Pelatih ... 48
c. Pembinaan ... 49
d. Prasarana dan sarana ... 49
e. Program Latihan ... 51
f. Prestasi ... 55
3. Perkumpulan Renang (PR) Maskarebet ... 55
a. Organisasi Perkumpulan Renang (PR) Maskarebet ... 55
b. Pelatih ... 57
c. Pembinaan ... 58
d. Prasarana dan sarana ... 59
e. Program Latihan ... 60
f. Prestasi ... 63
B. Kriteria Penelitian ... 64
C. Analisis Data ... 64
1. Perkumpulan Renang (PR) Tirta Dharma ... 64
a. Organisasi ... 64
b. Pelatih ... 65
c. Pembinaan ... 65
d. Prasarana dan sarana ... 65
e. Program Latihan ... 66
f. Prestasi ... 66
commit to user xiii
a. Organisasi ... 66
b. Pelatih ... 67
c. Pembinaan ... 67
d. Prasarana dan sarana ... 67
e. Program Latihan ... 67
f. Prestasi... 68
3. Perkumpulan Renang (PR) Maskarebet ... 68
a. Organisasi ... 68
b. Pelatih ... 68
c. Pembinaan ... 69
d. Prasarana dan sarana ... 68
e. Program Latihan ... 69
f. Prestasi ... 69
C. Simpulan Sementara ... 70
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI SARAN ... 73
A. Simpulan ... 73
B. Implikasi ... 73
C. Saran ... 74
DAFTAR PUSTAKA ... 75
commit to user xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Nama-nama Pelatih di PR Tirta Dharma dan Lisensinya ……… 39
Tabel 2. Prasarana dan Sarana yang dimiliki PR Tirta Dharma ……… 40
Tabel 3. Jadwal Latihan PR Tirta Dharma ……… 45
Tabel 4. Prasarana dan Sarana yang dimiliki PR Pinguin ………. 50
Tabel 5. Jadwal Latihan PR Pinguin ………. 54
Tabel 6. Nama-nama Pelatih di PR Maskarebet dan lisensinya ………... 58
Tabel 7. Prasarana dan sarana yang dimiliki oleh PR Maskarebet ………... 59
Tabel 8. Jadwal Latihan PR Maskarebet ………... 63
Tabel 9. Kriteria Penelitian ……… 64
commit to user xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar wawancara pada Perkumpulan Renang ……….. 76
Lampiran 2. Daftar Qoesioner ……… 78
Lampiran 3. Daftar Hasil Qoesioner ………... 79
Lampiran 4. Daftar Prestasi Renang Tirta Dharma…..………... 80
Lampiran 5. Data Perenang PR Tirta Dharma ………... 81
Lampiran 6. Data Perenang PR Pinguin ……… 83
Lampiran 7. Data Perenang PR Maskarebet ……….. 85
Lampiran 8. Dokumentasi ………. 86
Lampiran 9. Surat ijin penyusunan skripsi dan penelitian ……… 91
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu olahraga yang digemari masyarakat Indonesia saat ini adalah
olahraga renang. Renang merupakan olahraga yang baik bagi kesehatan tubuh,
karena bila kita melakukan salah satu gaya dalam berenang, maka hampir seluruh
otot tubuh bergerak, sehingga renang merupakan olahraga yang sangat bermanfaat
bagi mereka yang mengutamakan kesegaran jasmani.
Renang masuk dalam induk organisasi PRSI (Persatuan Renang Seluruh
Indonesia) dimana PRSI membawahi empat cabang olahraga air, antara lain loncat
indah, polo air, renang indah dan renang. Akhir-akhir ini prestasi olahraga renang
di Indonesia mengalami penurunan.
Untuk meningkatkan prestasi olahraga di Indonesia, khususnya cabang
olahraga renang perlu didukung oleh pihak-pihak terkait bukan hanya pelatih dan
atlet saja, tetapi berbagai pihak baik pemerintah, pengurus organisasi dan lembaga
olahraga. Pembinaan yang terencana dan dilaksanakan terus menerus merupakan
langkah yang harus ditempuh serta merupakan tanggung jawab dari semua pihak
yang ikut berperan aktif dalam kegiatan olahraga renang tersebut.
Unsur-unsur yang penting serta mendukung dalam upaya meningkatkan
prestasi renang antara lain pembinaan teknik, pembinaan fisik, dan pembinaan
kematangan juara. Disamping itu masih banyak faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi peningkatan prestasi misalnya organisasi, pengurus, pelatih, atlet,
orang tua atlet yang mendukung serta prasarana dan sarana.
Organisasi olahraga merupakan salah suatu wadah yang bergerak dalam
olahraga yang bertujuan untuk mencapai prestasi maksimal dalam olahraga. Kerja
sama antar orang-orang yang terlibat didalamnya harus terjalin dengan baik,
rencana dan program kerja yang jelas. Melalui organisasi maka akan lebih jelas
langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mewujudkan tujuannya. Hubungan
yang harmonis, kerjasama yang kompak, program kerja yang baik, sehingga
commit to user
Kelangsungan dan kelancaran dari kegiatan organisasi tidak lepas dari
pendanaan. Dengan adanya dana yang memadai, maka kegiatan akan berjalan
dengan baik dan prestasi maksimal dapat tercapai. Suatu organisasi harus mampu
mencarikan atau mendapatkan sumber dana. Sumber dana tersebut dapat berasal
dari dalam anggota organisasi maupun dari anggota organisasi.
Kelancaran dan kualitas latihan harus didukung prasarana dan sarana yang
baik. Prasaranan dan sarana yang berkualitas merupakan tuntutan yang harus
dipenuhi guna menunjang kegiatan latihan. Tanpa adanya sarana dan prasarana,
latihan akan terganggu bahkan mungkin akan terhenti, hal ini dapat menyebabkan
tujuan latihan yaitu prestasi maksimal tidak akan tercapai.
Prestasi maksimal merupakan impian setiap atlet dari berbagai macam
cabang olahraga. Keberhasilan prestasi tidak lepas dari dukungan berbagai pihak.
Pelatih yang berkualitas memegang peranan penting terhadap peningkatan prestasi
atletnya. Pelatih harus mampu menerapkan program latihan yang sesuai dengan
kemampuan atletnya, memantau latihan dan membina secara terus menerus.
Disamping itu pelatih harus mampu mengembangkan prestasi yang telah dicapai
atletnya.
Prestasi maksimal bukan impian dari atlet saja, tetapi juga elemen-elemen
didalam di perkumpulan renang itu sendiri. Banyak perkumpulan renang yang
belum berhasil dan sedikit perkumpulan yang sukses mengantarkan atletnya di
kejuaraan tingkat nasional bahkan sampai tingkat intermasional. Perkumpulan
renang yang paling menonjol di Indonesia yang menempati peringkat pertama saat
ini adalah ESG Bandung Jabar . ESG Bandung Jabar dalam Kejuaraan Renang
Antar Perkumpulan Renang Seluruh Indonesia (KRAPSI) menduduki peringkat
pertama. Seharusnya PR itu sebagai tolak ukur untung membandingkan
bagaimana cara PR mempunyai prestasi seperti itu.
Saat ini jumlah perkumpulan renang di Eks karisidenan Surakarta selalu
meningkat dari tahun ke tahun. Beberapa diantaranya adalah antara lain
Perkumpulan renang Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet.
commit to user
PR Tirta Dharma di dalam Kejuaraan Renang Antar Perkumpulan Seluruh
Indonesia (KRAPSI) 2010 di Kolam Renang Jatidiri Semarang 27 - 30 Desember
2010 masih kurang dalam perolehan medali bahkan PR Tirta Dharma belum bisa
masuk peringkat 10 besar. Disamping itu, PR Pinguin dan Maskarebet belum bisa
mengirimkan atletnya dalam kejuaraan tersebut.
Berdasarkan permasalahan yang telah diungkapkan diatas, maka dapat
memicu pertanyaan mengapa prestasi PR Tirta Dharma, PR Pinguin dan PR
Maskarebet belum bisa bersaing dengan PR yang lainnya. Kurangnya prestasi
perkumpulan tersebut dapat diketahui melalui pengkajian dari berbagai masalah,
baik keberadaan organisasi , program latihan yang dilakukan, dan pendanaan yang
diperlukan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka penelitian ini mengambil judul "Studi Tentang Perkembangan
Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet Eks Karisidenan
Surakarta 2005-2010.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat
mengarah pada pemikiran adanya berbagai masalah yang dapat diidentifikasikan
sebagai berikut
1. Cabang olahraga renang di Indonesia perlu penanganan yang lebih baik.
2. Perlunya organisasi yang sehat dan baik untuk menangani suatu perkumpulan
renang agar dapat berprestasi maksimal.
3. Kinerja pelatih yang berkompeten dalam meningkatkan prestasi maksimal
dapat tercapai
4. Metode latihan yang diterapkan harus sesuai dengan karakteristik atlet agar
prestasi maksimal dapat tercapai.
5. Program latihan yang baik merupakan faktor untuk meningkatkan kualitas
prestasi olahraga renang.
6. Prasarana dan sarana yang lengkap dan memadai untuk kelancaran
commit to user
7. Tidak stabilnya prestasi yang diraih Perkumpulan Renang Tirta Dharma,
Pinguin, dan Maskarebet
C. Pembatasan Masalah
Dari masalah yang dapat diidentifikasikan, perlu adanya pembatasan
masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut :
1. Organisasi Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet
2005-2010.
2. Pelatih pada Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet
2005-2010.
3. Pembinaan pada Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan
Maskarebet 2005-2010.
4. Prasarana dan sarana Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan
Maskarebet 2005-2010.
5. Program latihan yang dilaksanakan pada Perkumpulan Renang Tirta
Dharma, Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010.
6. Prestasi yang pernah diraih oleh Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin,
dan Maskarebet 2005-2010.
D. Perumusan Masalah
Dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah ada, maka
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana organisasi Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan
Maskarebet 2005-2010.
2. Bagaimana kinerja pelatih Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan
Maskarebet 2005-2010.
3. Bagaimana pembinaan yang dilakukan Perkumpulan Renang Tirta Dharma,
Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010.
4. Bagaimana prasarana dan sarana yang digunakan Perkumpulan Renang Tirta
commit to user
5. Bagaimana program latihan yang diterapkan oleh Perkumpulan Renang
Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010.
6. Prestasi apa sajakah yang diraih Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin,
dan Maskarebet 2005-2010.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka
penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut;
1. Untuk mengetahui organisasi Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin,
dan Maskarebet 2005-2010.
2. Untuk mengetahui kinerja pelatih Perkumpulan Renang Tirta Dharma,
Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010.
3. Untuk mengetahui pembinaan pada Perkumpulan Renang Tirta Dharma,
Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010.
4. Untuk mengetahui prasarana dan sarana Perkumpulan Renang Tirta Dharma,
Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010.
5. Untuk mengetahui program latihan Perkumpulan Renang Tirta Dharma,
Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010.
6. Untuk mengetahui prestasi yang diraih Perkumpulan Renang Tirta Dharma,
Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010.
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapiit memiliki manfaat antara lain:
1. Bagi Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet
2005-2010 dapat sebagai bahan evaluasi untuk mempertahankan dan meningkatkan
kualitas prestasi atletnya.
2. Dapat memberikan motifasi yang positif bagi pengurus dan pelatih
Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Organisasi
a. Pengertian Organisasi
Organisasi merupakan suatu sistem yang saling berpengaruh antar orang
dalam kelompok berkerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi bukan
hanya bertalian dengan angka bangunan semata, akan tetapi dengan badan
seluruhnya, serta fungsi yang berhubungan dengannya.
Pada prinsipnya organisasi merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja sama
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Banyak para ahli
mengemukakan batasan-batasan mengenai pengertian tentang organisasi. Berikut
ini beberapa pengertian batasan organisasi tersebut :
1) Organisasi menurut Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi yang dikutip oleh
Suratmi WS. (1991 : 8) bahwa, "Organisasi adalah sistem kerja sama antar dua
orang atau lebih yang secara sadar dimaksudkan untuk mencapai tujuan".
2) Organisasi menurut Dwight Waldo yang dikutip Soebagio Hartoko (1990 : 13)
bahwa, "Organisasi adalah struktur hubungan pribadi dalam wewenang formil
dan kebiasaan di dalam sistem organisasi.
3) Organisasi menurut Harold Koontz dan Cryil O'donnel yang dikutip oleh
Dalimin (1991 : 80) bahwa, "Organisasi adalah suatu hubungan wewenang
dengan maksud untuk mengurus kedua koordinasi struktural, baik vertikal
maupun horizontal, kearah mana tugas khusus yang diinginkan itu
dipergunakan untuk mencapai tujuan".
Dari berbagai pengertian organisasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa
organisasi adalah suatu hubungan yang didalamnya terdapat sistem kerjasama dua
orang atau lebih yang mempunyai tugas untuk djalankan guna mencapai tujuan.
Istilah organisasi memiliki dua arti umum, arti yang pertama mengacu pada suatu
lembaga atau kelompok fungsional sebagai contoh adalah perusahaan, rumah
commit to user
pengorganisasian yaitu pengaturan pekerjaan dan pengalokasian pekerjaan di
antara anggota organisasi sehingga tujuan dapat dicapai secara efisien.
Dalam setiap kegiatan baik yang individu maupun kelompok tidak akan
lepas dari adanya organisasi dan manajemen. Organisasi sebagai wadah interaksi
antar manusia menurut A.P.Pandjaitan (1992: ) mcmpunyai ciri-ciri scbagai
berikut :
1. Adanya suatu kelompok orang.
2. Adanya kegiatan yang berbeda, tetapi satu sama lain saling berkaitan yang
merupakan kesatuan kegiatan.
3. Tiap-tiap anggota memberikan sumbangan tenaganya.
4. Adanya kewenangan, koordinasi, dan pengawasan.
5. Adanya suatu tujuan (the idea of goals).
Sedangkan prinsip-prinsipnya menurut A.P.Pandjaitan (1992: ) adalah
sebagai berikut:
1. Prinsip bahwa organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas
2. Prinsip kesatuan komando
3. Prinsip pertanggungjawaban
4. Prinsip pembagian kerja
5. Prinsip kepemimpinan
Organisasi mempunyai peranan yang sangat penting terhadap kegiatan
olahraga, karena organisasi di dalam olahraga adalah merupakan wadah untuk
mencapai tujuan. Pada prinsipnya kegiatan yang dilakukan oleh setiap unsur
organisasi, sehingga organisasi menjadi sehat dan berjalan dengan baik (T.Hani
Handoko : 1994). Menurutnya unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pengurus
2) Anggota
3) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
4) Anggaran Belanja
commit to user b. Jenis Organisasi
Berdasarkan tujuannya organisasi dapat dibedakan menjadi beberapa
macam. Jenis organisasi yang dapat dilihat dari aktifitas dan tujuan yang
dilakukan, sehingga dengan demikian organisasi tersebut dapat diketahui status
organisasi. Begerak dalam suatu bidang tertentu dan berjalan dengan baik akan
memberi gambaran yang jelas tentang jenis organisasi tersebut. Menurut Soedarno
(1991: 9) jenis organisasi dapat dibedakan menjadi,
1) Organisasi formal yaitu bila tujuannya dinyatakan lebih formal secara tertulis
berdasarkan peraturan atau hukum yang berlaku, menetapkan pola kegiatan
dengan menekankan kepada koordinasi dan hirarkis kewenangan. Termasuk
golongan ini adalah perusahaan, sekolah, organisasi politik massa.
2) Organisasi Sosial yaitu organisasi yang dibentuk berdasarkan tujuan yang
tidak dinyatakan secara formal tetapi secara implisit dengan pola kerja yang
longgar dan bahkan tidak ada kewenangan yang hirarkis. Termasuk dalam
golongan ini misalnya perkumpulan sahabat untuk mengisi waktu senggang,
reuni dan lain-lain,
3) Organisasi Informal yaitu organisasi yang terbentuk dalam bentuk formal,
tetapi tidak termasuk dalam struktur organisasi seperti yang digariskan secara
formal. Organisasi ini timbul secara spontan dan didorong oleh kebutuhan
akan pergaulan, persahabatan, rasa arnan diantara anggota organisasi formal
yang bersangkutan. Termasuk golongan ini seperti arisan, persahabatan,
kegiatan hobi, dan rekreasi diantara karyawan.
Jenis organisasi formal mempunyai kedudukan paling baik dan kuat bila
dibandingkan dengan jenis organisasi sosial dan informal, apabila dijabarkan
secara luas organisasi formal memuat hal-hal mengenai tujuan yang jelas secara
tertulis, kegiatan yang jelas, koordinasi dan hirarkis kewenangan, dimana-mana
hal tersebut kesemuanya dibutuhkan bagi keberadaan sebuah organisasi.
Jenis organisasi lainnya yang sering kita jumpai didalam masyarakat salah satunya
adalah organisasi olahraga. Organisasi olahraga tidaklah berbeda dengan
organisasi pada umumnya. Perbedaannya hanya terletak pada kegiatan atau
commit to user
olahraga tersebut Organisasi olahraga merupakan usaha dari sekelompok orang
yang bergerak dalam bidang otahraga tertentu dan saling kerjasama untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu prestasi maksimal.
Sebagai induk organisasi olahraga di Indonesia adalah Komite Olahraga
Nasional Indonesia (KONl) Pusat yang berkedudukan di Jakarta. KONI pusat ini
membawahi dan mengkoordinir semua organisasi-organisasi olahraga di
Indonesia. Dengan demikian akan terjalin kerjasama yang baik antar organisasi
olahraga, baik di tingkat daerah maupun pusat. Sehingga tujuan organisasi
olahraga yaitu prestasi maksimal dapat tercapai dengan baik.
Olahraga renang merupakan salah satu olahraga yang berkembang di
Indonesia. Di Indonesia olahraga renang dijalankan dan dikelola penuh oleh suatu
organisasi tersendiri yaitu PRSI ( Persatuan Renang Seluruh Indonesia ). Didalam
struktur kepengurusan PRSI membawahi dan mengawasi PRSI ditingkal propinsi
daerah, selanjutnya PRSl daerah membawahi dan mengelola ditingkat cabang
kota, dan struktur selanjutnya PRSl cabang kota membavvahi dan mengelola
klub-klub atau perkumpulan renang yang ada di wilayahnya. Keberadaan PRSI
didalam keorganisasian olahraga di Indonesia posisinya berada dibawah naungan
dan pengawasan KONl Pusat bersama PB olahraga lainnya.
c. Struktur dan Bagan Organisasi
Struktur organisasi merupakan gambaran kedudukan seseorang dalam
sebuah organisasi. Hakekatnya suatu organisasi itu tidak terwujud, atas dasar itu
disamping memiliki nama tertentu, maka organisasi harus membentuk struktur
organisasi serta menuangkan struktur tersebut kedalam bagan organisasi. Untuk
dapat menyusun struktur organisasi yang baik, dimungkinkan apabila senantiasa
berpegang teguh dan menerapkan organisasi secara baik dan benar.
Bagan organisasi merupakan gambar dari struktur organisasi berupa
kotak-kotak yang disalurkan dengan garis wewenang antara yang satu dengan yang
lainnya. Dengan melihat bagan organisasi, maka juga dapat dilihat bagaimana
kedudukan seseorang dalam sebuah organisasi. Kedudukan yang ditempati
commit to user
dan hubungan kerjasama yang baik dengan yang lainnya, sebab apabila tidak
mampu melaksanakan tugasnya dan tidak ada kerjasama yang baik, maka
organisasi tersebut tidak sehat dan tidak bejalan lancar.
Menurut Soebagio Hartoko (1996 : 6) mengemukakan bahwa "Bagan
organisasi adalah gambar struktur organisasi yang di tunjukan dengan kotak-kotak
atau garis-garis yang disusun menurut kedudukannya yang masing-masing
memuat fungsi tertentu, yang satu sama yang lainnya dihubungkan dengan
garis-garis saluran wewenang dan tanggung jawab".
Berdasarkan bentuk dan isi bagan organisasi maka akan memudahkan
dalam menentukan bentuk badan organisasi yang sesuai dengan organisasi yang
dijalankan. Organisasi yang sehat dan baik adalah organisasi yang setiap satuan
tertentu mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan menghasilkan kualitas
yang baik pula, sehingga membawa kemajuan organisasi. Setiap bagian tertentu
harus mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan menghasilkan kerja yang
efektif dan efisien.
Soebagio Hartoko (1996 : 2) mengemukakan bahwa rangkaian aktifitas
dalam olahraga meliputi :
1) Menyusun bentuk dan pola usaha kerjasama
2) Menggolongkan tindakan yang harus dijalankan dalam kesatuan-kesatuan
tertentu
3) Menentukan tugas pekerjaan bagi orang-orang yang tergabung dalam
usaha kerjasama itu
4) Membagi wewenang masing-masing
5) Menetapkan jalinan hubungan kerja diantara mereka serta saluran
pemerintah dan tanggung jawab.
Kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan
kedudukannya merupakan cermin kerja yang baik. Rangkaian yang harus
dilaksanakan, proses kerjasama yang baik, serta pembagian tugas yang tepat,
commit to user d. Unsur-unsur dalam Organisasi
Di dalam sebuah organisasi terdapat beberapa unsur atau unit pejabat yang
menduduki suatu bidang tertentu. Unsur-unsur organisasi tersebut mempunyai
tugas tertentu sesuai dengan jabatannya dan saling berhubungan satu sama
lainnya. Pada prinsipnya kegiatan yang dilakukan oleh setiap unsur organisasi
bertujuan untuk menghasilkan kualitas kerja yang baik dan memajukan organisasi,
sehingga organisasi menjadi sehat dan berjalan dengan baik. (Menurut T.Hani
Handoko : 1994)
Unsur-unsur organisasi tersebut adalah :
1) Pengurus
Pengurus merupakan orang yang mempunyai tugas dan tanggung jawab cukup besar dalam organisasi. Pengurus merupakan orang yang mcmegang kendali jalannya kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh suatu oganisasi. Maju atau mundurnya suatu organisasi tergantung dari suatu aktivitas para pengurusnya. Pengurus dalam suatu organisasi, biasanya dipegang oleh seorang pejabat tertentu. Pejabat yang bertindak menjadi pengurus dalam organisasi dapat disusun dengan format sebagai berikut
a) Ketua Umum b) Wakil Ketua Umum c) Sekretaris
d) Bendahara e) Seksi-Seksi f) Penaschat
2) Anggota
Selain pengurus unsur yang tidak kalah pentingnya dalam organisasi adalah anggota. Keterlibatan seorang anggota di dalam suatu organisasi sangat diperlukan, meskipun keberadaan anggota dalam organisasi tidak begitu aktif bila dibandingkan dengan keterlibatan seorang pengurus. Kewajiban pokok seorang anggota dalam organisasi adalah mentaati segala peraturan yang telah ditetapkan.
3) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
commit to user
Tangga keduanya merupakan dasar dan petunjuk bagi pelaksanaan kegiatan yang diarahkan kepada pencapaian tujuan yang telah diletapkan sebelumnya.
4) Rencana Kerja
Untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan perlu dibuat adanya rencana kerja. Dalam rencana kerja tersebut memuat kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Agar rencana kerja dapat terlaksana dengan baik, maka diperlukan kerja sama yang baik antara unsur-unsur yang terlibat di dalam organisasi.
5) Anggaran Belanja
Anggaran Belanja merupakan salah satu bentuk dari berbagai rencana kerja yang telah disusun dalam organisasi. Dalam menyusun anggaran belanja harus disesuaikan dengan keadaan organisasi. Anggaran Belanja yang dibuat hendaknya bersifat realitis, luwes dan kontinyu. Anggaran yang dibuat harus mampu mengatasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dan dapat berubah sesuai dengan keadaan, serta jangan sampai Anggaran Belanja yang dibuat tidak sesuai dengan perhitungan yang sudah direncanakan.
e. Manajemen
Manajemen erat hubungannya dengan organisasi. Demikian pula dengan
organisasi olahraga yang dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan rencana yang
telah ditentukan dan disepakati bersama, baik anggota maupun pengurus dalam
keorganisasian harus berdasarkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
Sebelum diberikan kepastian tentang pengertian manajemen, ada baiknya dikutip
pendapat tentang manajemen dari beberapa ahli yang dirangkap oleh Subagio
Hartoko, Dalimin dan Soemarno (1998);
1) Sp. Siagian : Manajemen adalah kemampuan atau ketrampilan untuk
memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapai tujuan melalui kegiatan orang
lain.
2) The Liang Gie : Manajemen itu sebagai tindakan-tindakan atau proses
menggerakkan tindakan dalam usaha kerjasama manusia sehingga tujuan yang
telah ditentukan benar-benar tercapai.
3) GR Terry : Manajemen adalah pencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih
commit to user
Dari berbagai pengertian manajemen diatas maka dapat disimpulkan bahwa
manajemen adalah kemampuan untuk bertindak melalui kegiatan orang lain dalam
rangka untuk mencapai tujuan. Dari berbagai batasan manajemen tersebut diatas
satu dengan yang lainnya tidak sama, akan tetapi mempunyai unsur-unsur yang
sama. Unsur-unsur itu adalah :
1) Adanya tujuan yang telah ditetapkan.
2) Tujuan itu telah ditetapkan melalui orang lain.
3) Diperlukannya bimbingan dan pengawalan.
f. Administrasi
Suatu rangkaian kegiatan organisasi agar dapat berjalan dengan lancar,
maka perlu disusun dan diatur agar mengarah pada tujuan yang telah ditetapkan.
Agar hasil tersebut tercapai, maka perlu adanya administrasi yang baik karena hal
ini akan membantu di dalam penyelenggaraan kegiatan. Administrasi adalah suatu
rangkaian kegiatan atau sekelompok orang yang memperdayagunakan
sumber-sumber daya, fasilitas, ide-ide dan orang-orang yang tergabung dalam suatu unit
kerja atau organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
sehingga lebih efektif dan efisien.
Administrasi yang dikutip dari Dalimin (1998 :6), adalah sebagai berikut :
1) Jhon M Griffuer : Administrasi dapat dirumuskan sebagai
pengorganisasian dan pengarahan sumber daya manusia atau tenaga kerja
dan materi untuk rnencapai tujuan yang dicapai
2) Luther Gulich : Administrasi adalah bertalian dengan pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan.
Dari pengertian administrasi diatas, diperoleh unsur-unsur administrasi antara lain
:
1) Sekelompok manusia, dua orang atau lebih.
2) Proses kerja sama dengan rangkaian kegiatan yang menyeluruh dan
commit to user
3) Tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya.
4) Pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.
5) Pendayagunaan sumber personil dan material.
Unsur-unsur diatas dapat dirangkum dalam satu definisi administrasi yaitu
rangkaian kegiatan dalam sumber personil dan material untuk mencapai tujuan
bersama secara efektif dan efisien.
g. Standarisasi Perkumpulan Renang
Standarisasi suatu Perkumpulan Renang hingga saat ini tidak di bukukan,
untuk mendapatkan standarisasi suatu Perkumpulan Rcnang ini pcnulis
melakukan wawancara dengan Bapak Jhony Tanasa sebagai pelatih PR Tirta
Dharma.
Menurut Bapak Jhony Tanasa standarisasi suatu perkumpulan Renang di
Eks Surakarta adalah sebagai berikut:
1) Dalam suatu perkumpulan renang jumlah pemang minimal 30 orang,
2) Perkumpulan renang harus memiliki AD/ART.
3) Suatu perkumpulan harus punya jadwal latihan yang tetap agar tujuan
tercapai.
4) Harus didaftarkan ke PRSI.
5) Memiliki Prasarana dan Sarana yang memadai seperti :
a.Kolam Renang yang memadai sepanjang 50 meter.
b.Memiliki tempat latihan beban atau fisik.
c.Memiliki Pace clock, stop watch untuk perlengkapan yang lain atlet
memiliki atlet sendiri.
6) Pelatih harus sudah bersertifikat minimal mempunyai lisensi D yaitu tingkat
Kabupaten. Adapun urutan penataran kepelatihan renang adalah sebagai
berikut :
a. Penataran D tingkat Kabupaten. b. Penataran C tingkat Propinsi. c. Penaiaran B tingkat Nasional.
commit to user
7) Mengikuti perkembangan gaya-gaya renang dan peraturan yang sedang
berlaku.
8) Organisasi.
Struktur organisasi sebaiknya terdiri dari :
1. Ketua Umum
2. Ketua 1 Bidang Umum : Seksi Kesehalan
Seksi Dana
Seksi Dokumentasi Seksi Publikasi Seksi Humas
3. Ketua 2 Bidang Pembinaan dan Prestasi : Seksi Kepelatihan
Seksi Pembinaan
4. Ketua 3 Bidang Prasarana dan Sarana : Seksi Sarana
5. Sekretaris
6. Bendahara
2. Pelatih
Pelatih yang berkualitas adalah seorang pelatih yang disamping
memberikan latihan-latihan fisik dan teknik juga mampu memberikan jalan keluar
dari setiap masalah yang ada pada atlet baik jasmani, mental, emosional maupun
sosial. Seorang pelatih perlu membekali diri dengan hal-hal yang berhubungan
dengan tugasnya, sehingga didalam melatih tidak akan mengalami kesulitan yang
mengakibatkan gagalnya dalam mencapai tujuan.
Seorang pelatih yang berkualitas harus sadar akan kenyataan bahwa ia
dapat benar-benarr mempengaruhi dan membentuk watak (karakter) dan
kepribadian atlet dalam hal tertentu. Pengaruh-pengaruh ini dapat berakibat positif
maupun negatif, bermanfaat, dan dapat merusak atau mengganggu, dan yang jelas
dapat berpengaruh relatif tahan lama atau permanen pada seluruh kehidupan atlet
asuhannya.
Menurut Harsono yang dikutip A. Hamidsyah Noer (1990 4 -5)
commit to user
pendidik, guru atau bertindak sebagai ahli jiwa bahkan dapat menjadi tokoh-tokoh
lainnya misalnya :
1) Sebagai bapak atau teman akrab guna mencurahkan isi hati atau pelindung.
2) Sebagai polisi atau hakim yang selalu mengawasi atau menghukum
apabila terjadi pelanggaran atau keteledoran.
3) Sebagai pemimpin, tetapi juga dapat bertindak sebagai pelayan.
4) Disamping tugas-tugas yang diperankan itu, seorang pelalih masih dituntut
dengan tugas-tugas lain :
a) Mengadakan pemanduan
b) Menyusun program latihan
c) Menyusun strategi, menentukan taktik, serta sistem pertandingan
d) Evaluasi hasi pertandingan
e) Mengadakan penyelidikan serta menambah dan mengembangkan
pengetahuan sesuai dengan cabang olahraga yang diasuhnya.
Menurut tugas diatas jadi sangatlah jelas bahwa tugas seorang pelatih
cukup berat dan kompleks. Menurut Mackinney bagaimana dikutip Yusuf
Hadisasmila dan Aip Syarifuddin ( 1996 :27 - 28 ) berpendapat bahwa pelatih
yang baik mempunyai kemampuan sebagai berikut :
1) Mempunyai kemampuan untuk membantu atlet dalam
mengaktualisasikan potensinya.
2) Bila membentuk tim, didasarkan pada ketrampilan individu yang telah
diajarkannya.
3) Mempunyai ketrampilan dan teknis yang seimbang.
4) Mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan tingkat intelektual dengan
kemampuan atletnya.
5) Mampu menerapkan prinsip-prinsip ilmiah dalam membentuk kondisi
atlet.
6) Lebih mementingkan pada unsur pendidikan secara utuh, baru kemudian
commit to user
7) Membenci kekalahan, tetapi tidak mencari kemenangan dengan berbagai
cara atau yang tidak etis.
8) Mempunyai kemampuan untuk mengendalikan dirinya kearah
penyimpangan profesinya.
9) Mempunyai kemampuan untuk selalu dihormati oleh allet dan
teman-temannya.
10)Mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap profesinya.
Berdasarkan pendapat diatas, maka seorang pelatih yang berkualitas harus
dibekali dengan beberapa syarat, dimana dengan bekal tersebut pelatih mampu
menjalankan tugasnya dengan baik serta mampu menciptakan atlet-atlet yang
profesional. Tanpa memiliki persyaratan-persyaratan tersebut diatas, maka hasil
pembinan yang dilakukan menjadi kurang baik.
Menurut Sudjarwo (1993 : 3) tugas-tugas pokok yang harus dilakukan seorang
pelatih, antara lain :
1) Mengadakan pemanduan untuk memilih bibit unggul atlet.
2) Menyusun program latihan untuk jangka pendek maupun latihan jangka
panjang.
3) Menyusun strategi dan menentukan taktik dalam menghadapi
pertandingan.
4) Mengadakan evaluasi setelah selesai melakukan latihan atau setelah
pertandingan.
5) Selalu berusaha meningkatkan pengetahuan, baik secara teori maupun
praktek dalam cabang olahraga yang dibinanya.
Pelatih mempunyai peranan yang menentukan dalam usaha mencapai tujuan
latihan. Prestasi yang maksimal merupakan tujuan dari setiap latihan olahraga
disamping mempertahankan kesegaran jasmani. Hal ini sesuai dengan pendapat
Sudjarwo (1993 : 23 ) mengemukakan bahwa, ”ujuan pokok latihan ialah prestasi
maksimal, disamping kesehatan dan kesegaran jasmani".
Pelatih memegang peranan penting bagi setiap pencapaian prestasi, jadi kualitas
commit to user
membina dan harus mampu mengontrol, mengevaluasi setiap latihan. Menurut
Sudjarwo (1993 : 7) syarat-syarat seorang pelatih meliputi :
1) Harus mempunyai latar belakang pendidikan yang sesuai dengan tugasnya
sebagai seorang pelatih olahraga
2) Menguasai ketrampilan cabang olahraga yang diminati, baik secara teori
maupun prektek
3) Memiliki kondisi fisik yang baik, seperti kesegaran jasmani, kemampuan
gerak, dan proporsi tubuh yang sesuai dengan cabang olahraga yang
dibinanya.
4) Mempunyai pengalaman yang cukup dan selalu berusaha meningkatkan
ilmunya, terutama dalam cabang olahraga yang diminatinya.
5) Dapat bekerjasama dengan atlet, pembantu-pembantunya, dan para ahli
dibidang lain yang mcnunjang peningkatan prestasi.
6) Mempunyai sikap pemimpin yang berwatak dan berkepribadian.
Pelatih memegang peranan penting dalam usaha mencapai prestasi
maksimal, disamping faktor lainnya. Berhasil dan tidaknya tujuan dari latihan
tergantung dari pelatih dan atlet atau pemainnya. Jadi antara pelatih dan atletnya
harus saling bekerjasama secara harmonis untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
3. Pembinaan
Dalam kamus buku besar pengertian pembinaan adalah upaya yang
dilakukan agar sedikit lebih maju atau sempuma, Sedangkan pengertian dari
pembinaan prestasi adalah upaya yang dilakukan untuk memajukan atau
menyempumakan siswa (atlet) agar dapat berprestasi lebih baik. Karakteristik
utama dari pembinaan olahraga prestasi, selalu berorientasi jauh kedepan untuk
mencapai pestasi tinggi menuju ke taraf internasional. Perencanaan tersebut dapat
dikembangkan dengan baik apabila ditunjang dan ditumbuhkan dengan suatu
commit to user
secara terpadu dan berkesinambungan (Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifudin,
1996:11).
Dalam pembinaan harus menempuh pola yang tepat dan dilakukan dengan
tahap-tahap tertentu.,sehingga potensi yang dimiliki atlet dapat berkembang
secara maksimal. Untuk mencapai prestasi yang maksimal bukan kegiatan mudah.
Karena semua itu dipengaruhi oleh banyak faktor, memerlukan proses dan waktu
yang cukup lama, sumber dana atau biaya yang cukup, sarana dan prasarana yang
memadai, dan juga dukungan dari masyarakat maupun pemerintah.
Dalam melakukan pembinaan harus dilakukan melalui tahap-tahap
tertentu, dimana tahapan tersebut merupakan salah salu proses untuk
mengembangkan dan meningkatkan kualitas dan kemampuan pemain pada
periode tertentu. Menurut Soegiyono (1994 : 6) mengemukakan bahwa tahap
pembinaan prcstasi yaitu :
a. Tahap latihan persiapan dcngan pcmassalan, pembibitan dan pemanduan
bakat.
b. Tahap latihan pembentukan dengan modal pembinaan prestasi.
c. Tahap latihan pernantapan dengan modal puncak prestasi
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa proses pembinaan
olahraga prestasi dibutuhkan tahap persiapan meliputi pemassalan, pembibitan,
dan pemanduan bakat agar dihasilkan bibit-bibit atlet yang berkualitas sehingga
mampu menciptakan prestasi maksimal.
a. Pemassalan olahraga
Pemassalan merupakan suatu upaya untuk mengikutsertakan seluruh
lapisan masyarakat dengan sasaran melibatkan semua kelompok umur.
Pelaksanaan kegiatan pemassalan harus dilakukan secara terus menerus, sehingga
nantinya mampu menciptakan bibit-bibit atlet yang baik. Hal ini seperti
dikemukakan Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifudin (1996 : 36) bahwa
"Pemassalan olahraga ialah suatu proses dalam upaya mengikutsertakan peserta
sebanyak mungkin supaya mau terlibat dalam kegiatan olahraga dalam rangka
pencarian bibit-bibit atlet yang berbakat yang dilakukan dengan cara teratur dan
commit to user
Tujuan pemassalan olahraga yang dilaksanakan antara lain agar
masyarakat menyadari pentingnya olahraga prestasi, sehingga akan memunculkan
bibit-bibit atlet yang baik. Mcnurut Soegiyono (1994 : 12) mengemukakan bahwa
: "Tujuan pemassalan adalah melibatkan sebanyak-banyaknya atlet dalam
olahraga prestasi sehingga timbul kesadaran masyarakat terhadap pentinganya
olahraga prestasi sebagai bagian upaya peningkatan prestasi olahraga secara
nasional.
Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan
pemassalan olahraga disamping untuk mendapatkan bibit-bibit atlet yang baik,
juga untuk menyadarkan masyarakat tentang arti pcntingnya olahraga tcrhadap
peningkatan prestasi olahraga.
Agar masyarakat dapat terlibat sccara aktif dalam pcmassalan olahraga
prestasi, maka perlu ditempuh langkah-Iangkah yang baik dan tepat.
Langkah-langkah yang ditempuh tersebut diharapkan mampu mcwujudkan tujuan
pemassalan olahraga yang telah dilaksanakan. Menurut Yusuf Hadisasmita dan
Aip Syarifudin (1996 : 37) strategi pemassalan olahraga antara lain :
1. Menyediakan sarana dan prasarana olahraga yang memadai sesuai dengan
tujuan yang diharapkan. Apabila pemassalan olahraga ini akan diterapkan
disekolah-sekolah, maka yang perlu disediakan sarana dan prasarana yang
sesuai dengan kemampuan masing-masing tingkatannya.
2. Menyediakan penyiapan pengadaan tenaga pengajar atau pelatih olahraga
yang benar-benar memiliki kemampuan untuk menggerakan olahraga pada
anak-anak usia muda disekolah.
3. Mengadakan berbagai bentuk pertandingan cabang olahraga bagi
anak-anak sekolah, baik pertandingan antar kelas, sekolah maupun antara
perkumpulan.
4. Mengadakan demontrasi pertandingan antar atlet-atlet yang berprestasi.
5. Mengadakan kerjasama antara sekolah dengan orang tua siswa.
6. Memberikan motifasi kcpada para siswa untuk mau berolahraga.
7. Merangsang minat para sisvva dengan melalui media masa maupun
commit to user
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pemassalan
olahraga dapat dilakukan disekolah-sekolah maupun diluar sekolah. Pemassalan
dapat berjalan dengan baik, apabila didukung sarana dan prasarana yang
memadai, tenaga pengajar atau pelatih, diadakan pertandingan olahraga,
ditambahkan minat berolahraga pada siswa, serta adanya kerjasama dengan para
orang tua siswa.
Strategi diatas perlu diperhatikan agar tujuan dalam pemassalan olahraga
dapat tercapai yaitu diperolehnya bibil-bibit atlet yang baik. Bibit-bibit atlet yang
baik tersebut akan menopang dalam pembinaan olahraga selanjutnya, sehingga
potensi yang ada pada dirinya dapat dikembangkan dan prestasi maksimal dapat
diciptakan.
b. Pembibitan pemain
Prestasi maksimal bukan merupakan hal yang mudah dicapai. Prestasi
maksimal dapat dihasilkan melalui proses yang panjang. Latihan sejak dini atau
usia muda merupakan salah satu proses mencapai prestasi maksimal. Karena pada
usia muda dimungkinkan dapat dilakukan pembinaan dalam rentang waktu yang
relatif panjang. Disamping latihan sejak dini, bibit-bibit pemain yang baik
mempunyai pengaruh terhadap pencapaian prestasi. Bibit pemain yang baik dan
berbakat, maka akan lebih mudah untuk mengembangkan potensi yang dimiliki
sampai pada batas kemampuan maksimal. Pengertian pcmbibitan menurut
Soegiyono (1994 : 14) mcngcmukakan bahwa "Pembibitan adalah upaya yang
diterapkan untuk menjaring atlet berbakat dalam olahraga prestasi, yang diteliti
secara terarah dan intensif melalui orang tua, guru dan pelatih pada suatu cabang
olahraga".
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembibitan
merupakan usaha untuk mendapatkan atlet yang baik dan berbakat. Dimana atlet
yang berbakat tersebut dapat diketahui melalui penelitian secara intensif dan
terarah dari orang tua, guru atau pelatih olahraga. Atlet yang berbakat adalah
seseorang yang memiliki kemampuan yang menonjol baik intelegensi secara
commit to user c. Pemanduan bakat
Bakat merupakan salab satu faktor penting didalam mencapai prestasi
yang tinggi pada suatu cabang olahraga. Bakat merupakan potensi dalam diri
pemain yang dapat dikembangkan. Tanpa memiliki bakat yang sesuai dengan
olahraga yang dipelajari maka prestasi maksimal akan sulit tcrcapai
Pada setiap individu terdapat semua faktor yang diperlukan dalam
olahraga, hanya saja dengan perbandingan atau porsi yang berlainan. Untuk itu
ciri-ciri yang terdapat dalam individu perlu dikenali agar dihasilkan bibit-bibit
pemain yang berkualitas. Untuk mengetahui apakah seseorang memiliki bakat
dalam cabang olahraga tersebut dibutuhkan sistem yang disebut pemanduan bakat.
Pemanduan bakat ini didasarkan pada kriteria-kriteria tertentu yang mengacu pada
cabang olahraga yang dipelajarinya. Menurut Soegiyono (1994 : 14)
mengemukakan bahwa "Pemanduan bakat merupakan usaha yang dilakukan untuk
memperkirakan peluang atlet yang berbakat dalam berolahraga prestasi untuk
dapat berhasil didalam menjalani program latihan sehingga mencapai prestasi
puncak".
Pemanduan bakat mempunyai peranan penting untuk mendapatkan bibit
atlet yang baik. Pemanduan bakat merupakan upaya untuk memprediksi dengan
probilitas yang tinggi seberapa bcsar peluang seseorang untuk mencapai prestasi
maksimalnya dan apakah seorang atlet muda mampu untuk secara sukses
mcnyelesaikan atau melewati program latihan dasar untuk kemudian ditingkatkan
latihannya menuju prestasi puncaknya. Pemanduan bakat dapat dilakukan melalui
pengamatan terhadap bibit atlet yang dibinanya. Pengamatan tersebut meliputi
antara lain minat terhadap olahraga, kemampuan fisik dan sebagainya.
Menurut Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifudin (1996 : 7 )
langkah-langkah pemanduan bakat antara lain :
1. Adakan pengamatan terhadap sikap peserta didik pada kegiatan olahraga,
baik disekolah maupun diluar sekolah atau dilingkungan tempat
commit to user
2. Adakan pengamatan terhadap karakteristik dari peserta didiknya, baik
mengenai kemampuan fisiknya, bentuk fisiknya, ukuran fisik atau
tubuhnya, sifatnya atau asal usulnya.
3. Adakan pengamatan terhadap perkembangan fisik dari peserta didik
tersebut.
4. Setelah mengadakan pengamatan yang dilakukan secara cermat dan penuh
ketelitian, kemudian untuk langkah berikutnya coba adakan pemilihan atau
penyaringan atau seleksi secara umum atau khusus dengan mcnggunakan
alat yang dipakai untuk mengukur atau instrument dari cabang olahraga
yang bersangkutan.
5. Di dalam mengadakan seleksi tersebut, hendaknya didasarkan pada
karakteristik antropometrik, serta kemampuan dan perkembangan dari
fisik peserta didik.
Langkah-langkah pemanduan bakat tersebut mempunyai arti penting untuk
mendapatkan bibit-bibit atlet yang baik. Hal ini disebabkan pemanduan bakat
merupakan langkah yang tepat, karena melalui proses tertentu atau penyaringan
yang lebih teliti melalui alat ukur atau instrument terhadap cabang olahraga yang
dibinanya. Dengan demikian akan diketahui seberapa besar bakat yang dimiliki
bibit atlet tersebut, sehingga untuk melaksanakan pembinaan dapat lebih baik.
3. Prasarana dan Sarana Renang
Guna memperlancar dan mcningkatkan kualitas pembinaan prestasi
renang, maka diperlukan fasilitas dan prasarana, perlengkapan atau sarana dan
alat-alat yang memadai. Menurut Dedeng Kumia (1994) yang mengacu pada
peraturan fasilitas standar FINA, untuk pelaksanaan pertandingan supaya
diusahakan kolam renang serta perlengkapan-perlengkapannya yang memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut, yaitu :
1. Panjang 50,00 meter.
commit to user
kolam haruslah sedemikian hingga terjamin ukuran jarak 50,00 meter yang diisyaratkan antara kedua panel.
2. Toleransi dimensional
Berlawanan dengan ukuran panjang nominal 50,00 meter, diberikan toleransi sebanyak plus 0,03 meter minus 0,00 pada semua tempat di ujung kolam dari 0,3 meter di atas permukaan air dan 0,8 meter dibawah permukaan air. Ini berlaku untuk kedua dinding ujung kolam.
3. Kedalaman air, diisyaratkan minimum 1,0 meter.
4. Lebar minimum 25,00 meter.
5. Dinding-dinding
a. Dinding-dinding kedua kolam harus paralel pada kolam dan
permukaan air dan harus terbuat dari bahan yang padat dan pada
ketinggian 0,8 meter dibawah permukaan air dengan permukaan tidak
licin . Dengan demikian dapat digunakan oleh peta peserta untuk
melakukan pembalikan dan finish dengan selamat.
b. Tonjolan injakan pada seluruh dinding kolam diperkenankan ada.
Tetapi harus terletak paling sedikit 1,2 meter di bawah permukaan air
dan lebarnya 0,1 meter sampai dengan 0,15 meter.
6. Parit-parit
Boleh dibuat pada keempat dinding kolam. Parit-parit di ujung ko1am, kalau ada harus memungkinkan tidak terganggunya pemasangan panel sentuhan sampai 0,3 meter diatas pcrmukaan air . Parit-parit ini harus ditutupi dengan ruji-ruji atau tirai yang sesuai dan harus dilengkapi dengan katup-katup yang dapat diatur, agar air selalu pada ketinggian yang tetap.
7. Lebar lintasan.
Lebar lintasan sekurang-kurangnya 2,0 meter, dimana pada sisi luar lintasan satu dan lintasan terakhir ada ruang selebar sekurang-kurangnya 0,2 meter.
8. Tali-tali lintasan.
commit to user
selebihnya. Tidak boleh ada lebih dari satu tali lintasan diantara tiap lintasan. Tali lintasan harus terentang kencang.
9. Penerangan.
Intensitas penerangan diatas tempat start dan ujung tempat pembalikan harus tidak kurang dari 600 lux.
10.Tanda-tanda Garis Lintasan.
Garis-garis dibuat pada dasar, kolam dengan warna gelap nyata, terletak di dasar kolam di tengah-tengah tiap lintasan. Lebar minimum 0,2 meter dan maksimum 0,3 meter, panjang 46,0 meter.
5. Program Latihan
a. Pengertian latihan
Banyak orang merasa berlatih tetapi sebenarnya itu hanya perasaan
rnereka saja. Pada umumnya yang bersangkutan kurang memahami pengertian
tentang latihan yang sebenarnya. A Hamidsyah Noer. (1996 :6) mengemukakan
pendapatnya tentang pengertian latihan yaitu "suatu proses yang sistematis dari
latihan atau bekerja yang dilaksanakan berulang-ulang secara kontinyu yang
semakin hari semakin bertambah beban latihannnya guna mencapai tujuan".
Hal serupa juga diungkapkan oleh Soeharsono (1992 ;2) yang
mengemukakan tentang pengertian latihan berdasarkap ciri-ciri pelatih yang baik,
maka latihan dapat diartikan sebagai "proses yang sistematis dari berlatih yang
dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari menambah beban latihan serta
intensitas latihannya. Di dalam latihan terdapat proses yang sistematis, dilakukan
berulang-ulang dan ajeg dengan selalu meningkatkan beban latihan untuk
mencapai tujuan. Tujuan pokok dari latihan adalah pencapaian prestasi maksimal.
Dari beberapa pengertian latihan diatas, didapat unsur-unsur latihan antara lain :
1) Sistematis yaitu berencana, menurut jadwal, menurut pola dan sistem
tertentu, metodis, dari yang sederhana ke yang Iebih rumit.
2) Berulang-ulang yaitu setiap teknik haruslah diulang sesering mungkin,
dimaksudkan agar gerakan-gerakan yang semula sukar dilakukan menjadi
commit to user
3) Kian hari bertambah beban yaitu setiap kali, secara periodik, segera
setelah tiba saatnya beban latihan ditambah. Jika beban tidak bertambah
prestasi pun sulit meningkat.
Menurut Sudjarwo (1993 : 23) tujuan pokok dari latihan ialah prestasi
maksimal disamping kesehatan serta kesegaran jasmani bagi atlet. Sesuai dengan
tujuan maka urutan penekanan atau aspek dalam latihan adalah sebagai berikut :
1) Pembentukan Kondisi fisik ( Physical Bild Up)
Unsur-unsur yang harus dibcntuk dan dikembangkan meliputi kekuatan, kecepatan, daya tahan, kelincahan, kelentukan, ketepatan, keseimbangan dan koordinasi.
2) Pembentukan Teknik (Technical Build Up)
Pembentukan Teknik adalah latihan yang khusus yang dimaksudkan untuk membentuk dan mengembangkan kebiasaan-kebiasaan motorik dan neuromuscular. Pembentukan teknik harus dimulai dari teknik dasar ke teknik tinggi yang akhirnya menuju kepada gerakan-gerakan otomatis.
3) Pembentukan Taktik (Tactical Build Up)
Pembentukan Taktik meliputi petahanan maupun penyerangan termasuk di dalamnya penyusunan strategi, sistem, pola dan tipe.
4) Pembentukan Mental (Mental Build Up)
Pembentukan Mental untuk bertanding dengan unsur psychologis sesuai dengan cabang olahraga yang digeluti.
5) Pembentukan Kematangan Juara
Dengan bekal fisik, teknik, taktik yang didukung dengan mental bertanding akan merupakan keselarasan yang matang antara tindakan dan proses mental bertanding tersebut. Latihannya dengan jalan mengadakan berbagai pertandingan dengan segala variasi.
b. Pengertian Program Latihan
Program latihan merupakan bahan atau kegiatan yang harus dilakukan
dalam latihan. Dalam menentukan program latihan harus mengacu pada beberapa
faktor yang mendukung keberhasilan latihan. Penerapan program latihan yang
tepat dan disesuaikan dengan kemampuan pemainmya akan meningkatkan
kualitas pemain secara maksimal. Untuk menghasilkan program latihan yang baik,
commit to user
latihan. Dalam menentukan program latihan harus mengacu pada tujuan yang
hendak dicapai. Tujuan pokok dari program latihan adalah unuk meningkatkan
kemampuan pemain dan mencapai prestasi yang maksimal.
Program latihan merupakan rencana kegialan yang sudah tersusun dan
harus dilaksanakan di dalam latihan. Dalam menentukan program latihan harus
menyatu pada beberapa faktor yang mendukung keberhasilan latihan. Pcnerapan
program latihan yang tepat dan disesuaikan dengan kemampuan atletnya akan
meningkatkan kualitas atlet secara maksimal. Suatu ha1 yang harus diperhatikan
dalam menyusun program latihan adalah, menentukan terlebih dahulu tujuan
latihan atau target yang hendak dicapai. Hal itu penting agar atlet dapat berlatih
dengan motifasi unuk mencapai sasaran.
Penyusunan program latihan harus memperhitungkan periodisasi latihan.
Dimana dalam pembagian waktu latihan harus tepat sasarannya. Sehingga dalam
periode latihan yang satu dengan periode yang lain dapat berjalan sesuai dengan
rencana. Dengan memperhatikan periode latihan dan musim latihan, maka dalam
menentukan tahap-tahap latihan lebih cermat, tepat dan menyasar, sehingga
kemampuan pemain akan meningkat lebih baik dan prestasi maksimal dapat
dicapai.
Dalam menyusun program latihan harus direncanakan dan diperhitungkan
dengan matang, sehingga pada waktu yang telah ditetapkan prestasi yang
diinginkan dapat diraihnya. Untuk membina atlet agar dapat meningkatkan pestasi
setinggi-setinggmya, diperlukan waktu yang lama. Oleh karena itu, maka
latihan-latihan tersebut dilaksanakan secara bertahap yang terdiri dari program jangka
panjang, dan jangka tahunan. ( Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifudin : 1996 : ).
Menurut Sudjarwo (1993 : 81) penyusunan program latihan dapat dibagi
menjadi:
1) Program Jangka Panjang.
Program jangka panjang berhubungan dengan program latihan untuk sasaran dua tahun keatas, misalnya untuk PON atau Olympiade.
2) Program Jangka Menengah.
commit to user
3) Program Jangka Pendek.
Program latihan jangka pendek merupakan penyusunan program latihan kurang dari satu tahun.
c. Periodesasi Latihan
Tuntutan latihan adalah mencapai prestasi semaksimal mungkin. Latihan
yang sudah terprogram akan memerlukan waktu yang panjang, untuk itu dibuatlah
suatu jadwal latihan. Jadwal latihan perlu dibagi-bagi menjadi beberapa tahapan.
Pembagian tahapan dalam program latihan ini disebut sebagai periodesasi latihan.
Periodisasi adalah dasar dari rencana pelatihan seorang atlet. Istilah periodisasi
berasal dari kata periode. Yaitu cara menggambarkan suatu porsi atau pembagian
waktu.
periodisasi adalah metode dimana pelatihan dibagi menjadi lebih kecil,
kemudahan mengelola segmen yang biasanya disebut sebagai fase pelatihan.
periodisasi pelatihan telah berkembang selama berabad-abad, banyak ilmuwan
olahraga dan penulis memberikan kontribusi untuk pengembangannya (Tudor O.
Bompa and G. Gregory Haff)
Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifudin (1996 : 128) menyatakan bahwa
periodesasi latihan adalah "suatu proses pembagian latihan dari rencana latihan
tahunan kedalam tahapan yang lebih kecil "Adapun kegunaan dari periodisasi
latihan adalah sebagai berikut :
1)Pelatih akan dapat mengatur setiap komponen-komponen latihan dari
rencana tahunan.
2)Membantu pelatih dalam menentukan puncak latihan yang tepat,
pertandingan-pertandingan sasaran (dintara pertandingan utama selama
kalender tahunan).
Pembagian waktu latihan harus tepat sasarannya, sehingga antara periode
latihan yang satu dengan periode latihan yang lain dapat berjalan sesuai dengan
rencana. Menurut Sudjarwo (1993 : 82) periodesasi latihan dapat dijabarkan
sebagai berikut;
1)Latihan dibagi menjadi tiga periode yaitu :
commit to user
b. Periode Pertandingan (Competation Period)
c. Periode Peralihan (Transation Period )
2)Dilihat dari musim latihan dibagi menjadi:
a. Preliminary season
b. Early sEason
c. Midseason
d. late season
e. Post season
Dengan memperhatikan periode latihan dan musim latihan, maka dalam
menentukan tahap-tahap latihan lebih cermat, tepat dan menyasar, sehingga
kemampuan pemain akan meningkat lebih baik dan prestasi yang maksimal dapat
tercapai.
d. Prinsip-Prinsip Latihan
Latihan yang baik harus menganut beberapa prinsip latihan, sehingga
dalam memberi atau meningkatkan beban latihan tidak menganut pada prinsip
latihan yang tepat akan merusak kondisi atletnya. Hal yang demikian ini harus
dihindari serta dalam memberi bcban latihan harus disesuaikan kemampuan dari
masing-masing atletnya.
Dengan mengetahui prinsip-prmsip latihan diharapkan prestasi seorang
atlet dapat cepat meningkat. Tanpa mengetahui hal ini seorang atlet atau pelatih
tidak mungkin akan berhasil dalam latihannya. Sudjarwo (1993 : 21-23}
mcnyarankan agar seluruh program latihan sebaiknya menerapkan prinsip-prinsip
latihan sebagai berikut:
1) Prinsip Individu
commit to user
2) Prinsip Penambahan Beban (Overload Principle)
Penambahan beban latihan harus dilakukan tahap demi tahap secara teratur dan ajeg. Beban latihan berat yang diberikan secara terus menerus justru akan mcnghentikan kenaikan prestasi. Sebaiknya setetah dua atau tiga kali latihan kemudian beban ditingkatkan itupun tergantung dari kemampuan atletnya.
3) Prinsip Interval
Latihan interval merupakan serentetan latihan yang diselingi dengan istirahat tertentu. Prinsip latihan interval ini dapat digunakan untuk suatu rencana latihan harian, mingguan, bulanan dan tahunan.
4) Prinsip Penekanan Beban (Stress)
Pemberian bcban latihan pada suatu saat harus dilaksanakan dengan tekanan yang berat. Penekanan beban latihan tersebut harus sampai menimbulkan kelelahan secara bersungguh-sungguh. Beban berat ini diberikan guna meningkatkan kemampuan organisme, kekuatan mental yang sangat diperlukan untuk menghadapi pertandingan.
5) Prinsip Makanan Baik (Nutrition)
Kalori yang masuk harus sesuai dengati kalori yang dikeluarkan untuk latihan. Untuk seorang atlet diperlukan 25-35% lemak, 15% putih telur, 50-60% hidrat arang dan vitamin serta mineral lainnya.
6) Prinsip Latihan Sepanjang Tahun
Suatu latihan harus diakukarn secara sistematis yang dilaksanakan sepanjang tahun tanpa berseling.
Sedangkan Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifudin (1996 : 130)
mcnyarankan agar dalam latihan sebaiknya menerapkan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
1) Prinsip Beban Lebih (overload)
Prinsip beban lebih adalah