• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI TENTANG PERKEMBANGAN PERKUMPULAN RENANG TIRTA DHARMA, PINGUIN, DAN MASKAREBET EKS KARISIDENAN SURAKARTA 2005 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI TENTANG PERKEMBANGAN PERKUMPULAN RENANG TIRTA DHARMA, PINGUIN, DAN MASKAREBET EKS KARISIDENAN SURAKARTA 2005 2010"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

STUDI TENTANG PERKEMBANGAN PERKUMPULAN RENANG

TIRTA DHARMA, PINGUIN, DAN MASKAREBET

EKS KARISIDENAN SURAKARTA 2005-2010

SKRIPSI

Oleh :

DWI SUSANTO N. F.

K 5607034

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user ii

STUDI TENTANG PERKEMBANGAN PERKUMPULAN RENANG

TIRTA DHARMA, PINGUIN, DAN MASKAREBET

EKS KARISIDENAN SURAKARTA 2005-2010

Oleh :

DWI SUSANTO N. F.

K 5607034

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(3)

commit to user iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Em. Drs Mulyono B Drs. Agustiyanto,M.Pd

(4)

commit to user iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Pada hari : Selasa

Tanggal : 12 Juli 2011

Tim Penguji Skripsi :

(Nama Terang) (Tanda Tangan)

Ketua : Drs. Mulyono, M. M __________

Sekretaris : Drs. Sarjoko Lelono, M. Kes ___________

Anggota I : Prof. Em. Drs Mulyono B __________

Anggota II : Drs. Agustiyanto, M. Pd ___________

Disahkan Oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.

(5)

commit to user v

ABSTRAK

Dwi Susanto Nur Fitriyadi. STUDI TENTANG PERKEMBANGAN

PERKUMPULAN RENANG TIRTA DHARMA, PINGUIN DAN

MASKAREBET EKS KARISIDENAN SURAKARTA TAHUN 2005-2010. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui organisasi Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010. (2) mengetahui kinerja pelatih Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010. (3) mengetahui pembinaan pada Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010. (4) mengetahui prasarana dan sarana Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010. (5) mengetahui program latihan Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010. (6) mengetahui prestasi yang diraih Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010.

Sesuai dengan tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif dengan menggunakan metode survey. Sumber data dalam penelitian ini adalah Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin dan Maskarebet. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, wawancara, dan observasi. Data yang terkumpul akan dianalisia secara deskriptif kualitatif.

(6)

commit to user vi Abstract

Dwi Susanto Nur Fitriyadi. A STUDY ON THE DEVELOPMENT OF TIRTA DHARMA, PINGUIN AND MASKAREBET SWIMMING ASSOCIATIONS IN SURAKARTA EX-RESIDENCY IN 2005-2010. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty, Surakarta Sebelas Maret University.

The objectives of research are (1) to find out the organization of Tirta Dharma, Pinguin and Maskarebet Swimming Associations of 2005-2010, (2) to find out the trainer performance of Tirta Dharma, Pinguin and Maskarebet Swimming Associations of 2005-2010, (3) to find out the establishment of Tirta Dharma, Pinguin and Maskarebet Swimming Associations of 2005-2010, (4) to find out the infrastructure of Tirta Dharma, Pinguin and Maskarebet Swimming Associations of 2005-2010, (5) to find out the training program of Tirta Dharma, Pinguin and Maskarebet Swimming Associations of 2005-2010, and (6) to find out the achievement gained by the Tirta Dharma, Pinguin and Maskarebet Swimming Associations of 2005-2010.

In line with those objectives, this study is a descriptive research using survey method. The data source of research was the Tirta Dharma, Pinguin and Maskarebet Swimming Associations. Techniques of collecting data used were documentation, interview, and observation. The data obtained was then analyzed descriptively qualitatively.

(7)

commit to user vii MOTTO

v Sesungguhnya bersama kesulitan pasti ada kemudahan

( Surat Asy-syarh, 94 : 6) v Kamu tidak akan bisa kalau kamu belum mencoba

( Penulis) v Berusahalah dengan sungguh-sungguh dan berdoalah, karena itu

merupakan kunci keberhasilan dalam mencapai keinginan yang abadi

(8)

commit to user viii

PERSEMBAHAN

Kucurahkan segala pikiran dan doaku untuk membuat hasil karya skripsi ku ini, dan

kupersembahkan sebagai bukti cintaku kepada :

Allah SWT my First and only

Ayah dan ibuku tercinta

Dengan kasih saying, doa, dukungan dan pengorbanannya berusaha memberikan yang terbaik

untuk puteranya

Kakak ku tersayang (Eko Haryanto)

Kamu yang selalu aku cari saat senang dan sedih sehingga mengerti makna saudara

Pembimbingku

Terima kasih atas waktu, bantuan ide, motivasi, nasehat dan Do’anya

PR Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet

Saya mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan partisipasi untuk penelitian ini

Pendamping hidupku kelak

If it is love true….it is so easy… semoga engkau dapat menjadi pendamping hidupku selamanya

di dunia dan di akherat. Amien (Ummy)

Sahabat-sahabatku

Santri masjid, team futsal Tukenby dan khusus buat kost cowboy, terima kasih untuk nasehat,

kritik, saran, semangat serta kenangan manis dan pahit kita

“All my best friends’

POK Jaya

Teman-teman FKIP UNS POK khususnya Penkepor 07

Terima kasih untuk kebersamaannya selama menempuh kuliah di UNS

Almamaterku

Tempat dimana mengajariku belajar, berkenalan, dengan teman-teman berjuang bersama-sama

(9)

commit to user ix

KATA PENGANTAR

Dengan diucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini. Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, akan tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu penulis ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Prof. Em. Drs Mulyono B sebagai pembimbing I yang dengan sabar memberikan

petunjuk, membimbing, mengarahkan, menuntun, serta menyarankan penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Drs. Agustiyanto, M. Pd sebagai pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

6. Pengurus klub renang Tirta Dharma, Pinguin, Maskarebet yang telah memberikan

ijin dan membantu penelitian.

7. Bapak, ibu, kakak serat segenap keluarga yang senantiasa memberikan dorongan,

motivasi dan semangat sehingga skripsi ini dapat terwujud.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

(10)

commit to user x

DAFTAR ISI

halaman

JUDUL ... i

PENGAJUAN... ii

PERSETUJUAN ... iii

PENGESAHAN... iv

ABSTRAK ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

A. Tinjauan Pustaka ... 6

1. Organisasi ... 6

a. Pengertian Organisasi ... 6

b. Jenis Organisasi ... 8

(11)

commit to user xi

d. Unsur-unsur dalam Organisasi ... 11

e. Manajemen ... 12

f. Administrasi ... 13

g. Standarisasi Perkumpulan Renang ... 14

2. Pelatih ... 15

3. Pembinaan ... 18

a. Pemassalan Olahraga ... 19

b. Pembibitan Pemain ... 20

c. Pemanduan Bakat ... 21

4. Prasarana dan Sarana Renang ... 23

5. Program Latihan ... 24

a. Pengertian Latihan ... 24

b. Pengertian Program Latihan ... 26

c. Periodesasi Latihan ... 27

d. Prinsip Latihan ... 28

6. Prestasi ... 31

B. Studi Penelitian yang Sehubungan ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

1. Tempat Penelitian ... 33

2. Waktu Penelitian ... 33

B. Metode Penelitian ... 33

C. Sumber Data ... 34

D. Teknik Pengumpulan Data ... 34

E. Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 36

A. Deskripsi Data ... 36

1. Perkumpulan Renang (PR) Tirta Dharma ... 36

(12)

commit to user xii

b. Pelatih ... 38

c. Pembinaan ... 49

d. Prasarana dan sarana ... 40

e. Program Latihan ... 42

f. Prestasi ... 46

2. Perkumpulan Renang (PR) Pinguin ... 46

a. Organisasi Perkumpulan Renang (PR) Pinguin ... 46

b. Pelatih ... 48

c. Pembinaan ... 49

d. Prasarana dan sarana ... 49

e. Program Latihan ... 51

f. Prestasi ... 55

3. Perkumpulan Renang (PR) Maskarebet ... 55

a. Organisasi Perkumpulan Renang (PR) Maskarebet ... 55

b. Pelatih ... 57

c. Pembinaan ... 58

d. Prasarana dan sarana ... 59

e. Program Latihan ... 60

f. Prestasi ... 63

B. Kriteria Penelitian ... 64

C. Analisis Data ... 64

1. Perkumpulan Renang (PR) Tirta Dharma ... 64

a. Organisasi ... 64

b. Pelatih ... 65

c. Pembinaan ... 65

d. Prasarana dan sarana ... 65

e. Program Latihan ... 66

f. Prestasi ... 66

(13)

commit to user xiii

a. Organisasi ... 66

b. Pelatih ... 67

c. Pembinaan ... 67

d. Prasarana dan sarana ... 67

e. Program Latihan ... 67

f. Prestasi... 68

3. Perkumpulan Renang (PR) Maskarebet ... 68

a. Organisasi ... 68

b. Pelatih ... 68

c. Pembinaan ... 69

d. Prasarana dan sarana ... 68

e. Program Latihan ... 69

f. Prestasi ... 69

C. Simpulan Sementara ... 70

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI SARAN ... 73

A. Simpulan ... 73

B. Implikasi ... 73

C. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75

(14)

commit to user xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Nama-nama Pelatih di PR Tirta Dharma dan Lisensinya ……… 39

Tabel 2. Prasarana dan Sarana yang dimiliki PR Tirta Dharma ……… 40

Tabel 3. Jadwal Latihan PR Tirta Dharma ……… 45

Tabel 4. Prasarana dan Sarana yang dimiliki PR Pinguin ………. 50

Tabel 5. Jadwal Latihan PR Pinguin ………. 54

Tabel 6. Nama-nama Pelatih di PR Maskarebet dan lisensinya ………... 58

Tabel 7. Prasarana dan sarana yang dimiliki oleh PR Maskarebet ………... 59

Tabel 8. Jadwal Latihan PR Maskarebet ………... 63

Tabel 9. Kriteria Penelitian ……… 64

(15)

commit to user xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar wawancara pada Perkumpulan Renang ……….. 76

Lampiran 2. Daftar Qoesioner ……… 78

Lampiran 3. Daftar Hasil Qoesioner ………... 79

Lampiran 4. Daftar Prestasi Renang Tirta Dharma…..………... 80

Lampiran 5. Data Perenang PR Tirta Dharma ………... 81

Lampiran 6. Data Perenang PR Pinguin ……… 83

Lampiran 7. Data Perenang PR Maskarebet ……….. 85

Lampiran 8. Dokumentasi ………. 86

Lampiran 9. Surat ijin penyusunan skripsi dan penelitian ……… 91

(16)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu olahraga yang digemari masyarakat Indonesia saat ini adalah

olahraga renang. Renang merupakan olahraga yang baik bagi kesehatan tubuh,

karena bila kita melakukan salah satu gaya dalam berenang, maka hampir seluruh

otot tubuh bergerak, sehingga renang merupakan olahraga yang sangat bermanfaat

bagi mereka yang mengutamakan kesegaran jasmani.

Renang masuk dalam induk organisasi PRSI (Persatuan Renang Seluruh

Indonesia) dimana PRSI membawahi empat cabang olahraga air, antara lain loncat

indah, polo air, renang indah dan renang. Akhir-akhir ini prestasi olahraga renang

di Indonesia mengalami penurunan.

Untuk meningkatkan prestasi olahraga di Indonesia, khususnya cabang

olahraga renang perlu didukung oleh pihak-pihak terkait bukan hanya pelatih dan

atlet saja, tetapi berbagai pihak baik pemerintah, pengurus organisasi dan lembaga

olahraga. Pembinaan yang terencana dan dilaksanakan terus menerus merupakan

langkah yang harus ditempuh serta merupakan tanggung jawab dari semua pihak

yang ikut berperan aktif dalam kegiatan olahraga renang tersebut.

Unsur-unsur yang penting serta mendukung dalam upaya meningkatkan

prestasi renang antara lain pembinaan teknik, pembinaan fisik, dan pembinaan

kematangan juara. Disamping itu masih banyak faktor eksternal yang dapat

mempengaruhi peningkatan prestasi misalnya organisasi, pengurus, pelatih, atlet,

orang tua atlet yang mendukung serta prasarana dan sarana.

Organisasi olahraga merupakan salah suatu wadah yang bergerak dalam

olahraga yang bertujuan untuk mencapai prestasi maksimal dalam olahraga. Kerja

sama antar orang-orang yang terlibat didalamnya harus terjalin dengan baik,

rencana dan program kerja yang jelas. Melalui organisasi maka akan lebih jelas

langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mewujudkan tujuannya. Hubungan

yang harmonis, kerjasama yang kompak, program kerja yang baik, sehingga

(17)

commit to user

Kelangsungan dan kelancaran dari kegiatan organisasi tidak lepas dari

pendanaan. Dengan adanya dana yang memadai, maka kegiatan akan berjalan

dengan baik dan prestasi maksimal dapat tercapai. Suatu organisasi harus mampu

mencarikan atau mendapatkan sumber dana. Sumber dana tersebut dapat berasal

dari dalam anggota organisasi maupun dari anggota organisasi.

Kelancaran dan kualitas latihan harus didukung prasarana dan sarana yang

baik. Prasaranan dan sarana yang berkualitas merupakan tuntutan yang harus

dipenuhi guna menunjang kegiatan latihan. Tanpa adanya sarana dan prasarana,

latihan akan terganggu bahkan mungkin akan terhenti, hal ini dapat menyebabkan

tujuan latihan yaitu prestasi maksimal tidak akan tercapai.

Prestasi maksimal merupakan impian setiap atlet dari berbagai macam

cabang olahraga. Keberhasilan prestasi tidak lepas dari dukungan berbagai pihak.

Pelatih yang berkualitas memegang peranan penting terhadap peningkatan prestasi

atletnya. Pelatih harus mampu menerapkan program latihan yang sesuai dengan

kemampuan atletnya, memantau latihan dan membina secara terus menerus.

Disamping itu pelatih harus mampu mengembangkan prestasi yang telah dicapai

atletnya.

Prestasi maksimal bukan impian dari atlet saja, tetapi juga elemen-elemen

didalam di perkumpulan renang itu sendiri. Banyak perkumpulan renang yang

belum berhasil dan sedikit perkumpulan yang sukses mengantarkan atletnya di

kejuaraan tingkat nasional bahkan sampai tingkat intermasional. Perkumpulan

renang yang paling menonjol di Indonesia yang menempati peringkat pertama saat

ini adalah ESG Bandung Jabar . ESG Bandung Jabar dalam Kejuaraan Renang

Antar Perkumpulan Renang Seluruh Indonesia (KRAPSI) menduduki peringkat

pertama. Seharusnya PR itu sebagai tolak ukur untung membandingkan

bagaimana cara PR mempunyai prestasi seperti itu.

Saat ini jumlah perkumpulan renang di Eks karisidenan Surakarta selalu

meningkat dari tahun ke tahun. Beberapa diantaranya adalah antara lain

Perkumpulan renang Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet.

(18)

commit to user

PR Tirta Dharma di dalam Kejuaraan Renang Antar Perkumpulan Seluruh

Indonesia (KRAPSI) 2010 di Kolam Renang Jatidiri Semarang 27 - 30 Desember

2010 masih kurang dalam perolehan medali bahkan PR Tirta Dharma belum bisa

masuk peringkat 10 besar. Disamping itu, PR Pinguin dan Maskarebet belum bisa

mengirimkan atletnya dalam kejuaraan tersebut.

Berdasarkan permasalahan yang telah diungkapkan diatas, maka dapat

memicu pertanyaan mengapa prestasi PR Tirta Dharma, PR Pinguin dan PR

Maskarebet belum bisa bersaing dengan PR yang lainnya. Kurangnya prestasi

perkumpulan tersebut dapat diketahui melalui pengkajian dari berbagai masalah,

baik keberadaan organisasi , program latihan yang dilakukan, dan pendanaan yang

diperlukan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan. Sehubungan dengan hal

tersebut, maka penelitian ini mengambil judul "Studi Tentang Perkembangan

Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet Eks Karisidenan

Surakarta 2005-2010.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat

mengarah pada pemikiran adanya berbagai masalah yang dapat diidentifikasikan

sebagai berikut

1. Cabang olahraga renang di Indonesia perlu penanganan yang lebih baik.

2. Perlunya organisasi yang sehat dan baik untuk menangani suatu perkumpulan

renang agar dapat berprestasi maksimal.

3. Kinerja pelatih yang berkompeten dalam meningkatkan prestasi maksimal

dapat tercapai

4. Metode latihan yang diterapkan harus sesuai dengan karakteristik atlet agar

prestasi maksimal dapat tercapai.

5. Program latihan yang baik merupakan faktor untuk meningkatkan kualitas

prestasi olahraga renang.

6. Prasarana dan sarana yang lengkap dan memadai untuk kelancaran

(19)

commit to user

7. Tidak stabilnya prestasi yang diraih Perkumpulan Renang Tirta Dharma,

Pinguin, dan Maskarebet

C. Pembatasan Masalah

Dari masalah yang dapat diidentifikasikan, perlu adanya pembatasan

masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut :

1. Organisasi Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet

2005-2010.

2. Pelatih pada Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet

2005-2010.

3. Pembinaan pada Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan

Maskarebet 2005-2010.

4. Prasarana dan sarana Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan

Maskarebet 2005-2010.

5. Program latihan yang dilaksanakan pada Perkumpulan Renang Tirta

Dharma, Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010.

6. Prestasi yang pernah diraih oleh Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin,

dan Maskarebet 2005-2010.

D. Perumusan Masalah

Dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah ada, maka

dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana organisasi Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan

Maskarebet 2005-2010.

2. Bagaimana kinerja pelatih Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan

Maskarebet 2005-2010.

3. Bagaimana pembinaan yang dilakukan Perkumpulan Renang Tirta Dharma,

Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010.

4. Bagaimana prasarana dan sarana yang digunakan Perkumpulan Renang Tirta

(20)

commit to user

5. Bagaimana program latihan yang diterapkan oleh Perkumpulan Renang

Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010.

6. Prestasi apa sajakah yang diraih Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin,

dan Maskarebet 2005-2010.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka

penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut;

1. Untuk mengetahui organisasi Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin,

dan Maskarebet 2005-2010.

2. Untuk mengetahui kinerja pelatih Perkumpulan Renang Tirta Dharma,

Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010.

3. Untuk mengetahui pembinaan pada Perkumpulan Renang Tirta Dharma,

Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010.

4. Untuk mengetahui prasarana dan sarana Perkumpulan Renang Tirta Dharma,

Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010.

5. Untuk mengetahui program latihan Perkumpulan Renang Tirta Dharma,

Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010.

6. Untuk mengetahui prestasi yang diraih Perkumpulan Renang Tirta Dharma,

Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010.

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapiit memiliki manfaat antara lain:

1. Bagi Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet

2005-2010 dapat sebagai bahan evaluasi untuk mempertahankan dan meningkatkan

kualitas prestasi atletnya.

2. Dapat memberikan motifasi yang positif bagi pengurus dan pelatih

Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010

(21)

commit to user

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Organisasi

a. Pengertian Organisasi

Organisasi merupakan suatu sistem yang saling berpengaruh antar orang

dalam kelompok berkerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi bukan

hanya bertalian dengan angka bangunan semata, akan tetapi dengan badan

seluruhnya, serta fungsi yang berhubungan dengannya.

Pada prinsipnya organisasi merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja sama

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Banyak para ahli

mengemukakan batasan-batasan mengenai pengertian tentang organisasi. Berikut

ini beberapa pengertian batasan organisasi tersebut :

1) Organisasi menurut Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi yang dikutip oleh

Suratmi WS. (1991 : 8) bahwa, "Organisasi adalah sistem kerja sama antar dua

orang atau lebih yang secara sadar dimaksudkan untuk mencapai tujuan".

2) Organisasi menurut Dwight Waldo yang dikutip Soebagio Hartoko (1990 : 13)

bahwa, "Organisasi adalah struktur hubungan pribadi dalam wewenang formil

dan kebiasaan di dalam sistem organisasi.

3) Organisasi menurut Harold Koontz dan Cryil O'donnel yang dikutip oleh

Dalimin (1991 : 80) bahwa, "Organisasi adalah suatu hubungan wewenang

dengan maksud untuk mengurus kedua koordinasi struktural, baik vertikal

maupun horizontal, kearah mana tugas khusus yang diinginkan itu

dipergunakan untuk mencapai tujuan".

Dari berbagai pengertian organisasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa

organisasi adalah suatu hubungan yang didalamnya terdapat sistem kerjasama dua

orang atau lebih yang mempunyai tugas untuk djalankan guna mencapai tujuan.

Istilah organisasi memiliki dua arti umum, arti yang pertama mengacu pada suatu

lembaga atau kelompok fungsional sebagai contoh adalah perusahaan, rumah

(22)

commit to user

pengorganisasian yaitu pengaturan pekerjaan dan pengalokasian pekerjaan di

antara anggota organisasi sehingga tujuan dapat dicapai secara efisien.

Dalam setiap kegiatan baik yang individu maupun kelompok tidak akan

lepas dari adanya organisasi dan manajemen. Organisasi sebagai wadah interaksi

antar manusia menurut A.P.Pandjaitan (1992: ) mcmpunyai ciri-ciri scbagai

berikut :

1. Adanya suatu kelompok orang.

2. Adanya kegiatan yang berbeda, tetapi satu sama lain saling berkaitan yang

merupakan kesatuan kegiatan.

3. Tiap-tiap anggota memberikan sumbangan tenaganya.

4. Adanya kewenangan, koordinasi, dan pengawasan.

5. Adanya suatu tujuan (the idea of goals).

Sedangkan prinsip-prinsipnya menurut A.P.Pandjaitan (1992: ) adalah

sebagai berikut:

1. Prinsip bahwa organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas

2. Prinsip kesatuan komando

3. Prinsip pertanggungjawaban

4. Prinsip pembagian kerja

5. Prinsip kepemimpinan

Organisasi mempunyai peranan yang sangat penting terhadap kegiatan

olahraga, karena organisasi di dalam olahraga adalah merupakan wadah untuk

mencapai tujuan. Pada prinsipnya kegiatan yang dilakukan oleh setiap unsur

organisasi, sehingga organisasi menjadi sehat dan berjalan dengan baik (T.Hani

Handoko : 1994). Menurutnya unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:

1) Pengurus

2) Anggota

3) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

4) Anggaran Belanja

(23)

commit to user b. Jenis Organisasi

Berdasarkan tujuannya organisasi dapat dibedakan menjadi beberapa

macam. Jenis organisasi yang dapat dilihat dari aktifitas dan tujuan yang

dilakukan, sehingga dengan demikian organisasi tersebut dapat diketahui status

organisasi. Begerak dalam suatu bidang tertentu dan berjalan dengan baik akan

memberi gambaran yang jelas tentang jenis organisasi tersebut. Menurut Soedarno

(1991: 9) jenis organisasi dapat dibedakan menjadi,

1) Organisasi formal yaitu bila tujuannya dinyatakan lebih formal secara tertulis

berdasarkan peraturan atau hukum yang berlaku, menetapkan pola kegiatan

dengan menekankan kepada koordinasi dan hirarkis kewenangan. Termasuk

golongan ini adalah perusahaan, sekolah, organisasi politik massa.

2) Organisasi Sosial yaitu organisasi yang dibentuk berdasarkan tujuan yang

tidak dinyatakan secara formal tetapi secara implisit dengan pola kerja yang

longgar dan bahkan tidak ada kewenangan yang hirarkis. Termasuk dalam

golongan ini misalnya perkumpulan sahabat untuk mengisi waktu senggang,

reuni dan lain-lain,

3) Organisasi Informal yaitu organisasi yang terbentuk dalam bentuk formal,

tetapi tidak termasuk dalam struktur organisasi seperti yang digariskan secara

formal. Organisasi ini timbul secara spontan dan didorong oleh kebutuhan

akan pergaulan, persahabatan, rasa arnan diantara anggota organisasi formal

yang bersangkutan. Termasuk golongan ini seperti arisan, persahabatan,

kegiatan hobi, dan rekreasi diantara karyawan.

Jenis organisasi formal mempunyai kedudukan paling baik dan kuat bila

dibandingkan dengan jenis organisasi sosial dan informal, apabila dijabarkan

secara luas organisasi formal memuat hal-hal mengenai tujuan yang jelas secara

tertulis, kegiatan yang jelas, koordinasi dan hirarkis kewenangan, dimana-mana

hal tersebut kesemuanya dibutuhkan bagi keberadaan sebuah organisasi.

Jenis organisasi lainnya yang sering kita jumpai didalam masyarakat salah satunya

adalah organisasi olahraga. Organisasi olahraga tidaklah berbeda dengan

organisasi pada umumnya. Perbedaannya hanya terletak pada kegiatan atau

(24)

commit to user

olahraga tersebut Organisasi olahraga merupakan usaha dari sekelompok orang

yang bergerak dalam bidang otahraga tertentu dan saling kerjasama untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu prestasi maksimal.

Sebagai induk organisasi olahraga di Indonesia adalah Komite Olahraga

Nasional Indonesia (KONl) Pusat yang berkedudukan di Jakarta. KONI pusat ini

membawahi dan mengkoordinir semua organisasi-organisasi olahraga di

Indonesia. Dengan demikian akan terjalin kerjasama yang baik antar organisasi

olahraga, baik di tingkat daerah maupun pusat. Sehingga tujuan organisasi

olahraga yaitu prestasi maksimal dapat tercapai dengan baik.

Olahraga renang merupakan salah satu olahraga yang berkembang di

Indonesia. Di Indonesia olahraga renang dijalankan dan dikelola penuh oleh suatu

organisasi tersendiri yaitu PRSI ( Persatuan Renang Seluruh Indonesia ). Didalam

struktur kepengurusan PRSI membawahi dan mengawasi PRSI ditingkal propinsi

daerah, selanjutnya PRSl daerah membawahi dan mengelola ditingkat cabang

kota, dan struktur selanjutnya PRSl cabang kota membavvahi dan mengelola

klub-klub atau perkumpulan renang yang ada di wilayahnya. Keberadaan PRSI

didalam keorganisasian olahraga di Indonesia posisinya berada dibawah naungan

dan pengawasan KONl Pusat bersama PB olahraga lainnya.

c. Struktur dan Bagan Organisasi

Struktur organisasi merupakan gambaran kedudukan seseorang dalam

sebuah organisasi. Hakekatnya suatu organisasi itu tidak terwujud, atas dasar itu

disamping memiliki nama tertentu, maka organisasi harus membentuk struktur

organisasi serta menuangkan struktur tersebut kedalam bagan organisasi. Untuk

dapat menyusun struktur organisasi yang baik, dimungkinkan apabila senantiasa

berpegang teguh dan menerapkan organisasi secara baik dan benar.

Bagan organisasi merupakan gambar dari struktur organisasi berupa

kotak-kotak yang disalurkan dengan garis wewenang antara yang satu dengan yang

lainnya. Dengan melihat bagan organisasi, maka juga dapat dilihat bagaimana

kedudukan seseorang dalam sebuah organisasi. Kedudukan yang ditempati

(25)

commit to user

dan hubungan kerjasama yang baik dengan yang lainnya, sebab apabila tidak

mampu melaksanakan tugasnya dan tidak ada kerjasama yang baik, maka

organisasi tersebut tidak sehat dan tidak bejalan lancar.

Menurut Soebagio Hartoko (1996 : 6) mengemukakan bahwa "Bagan

organisasi adalah gambar struktur organisasi yang di tunjukan dengan kotak-kotak

atau garis-garis yang disusun menurut kedudukannya yang masing-masing

memuat fungsi tertentu, yang satu sama yang lainnya dihubungkan dengan

garis-garis saluran wewenang dan tanggung jawab".

Berdasarkan bentuk dan isi bagan organisasi maka akan memudahkan

dalam menentukan bentuk badan organisasi yang sesuai dengan organisasi yang

dijalankan. Organisasi yang sehat dan baik adalah organisasi yang setiap satuan

tertentu mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan menghasilkan kualitas

yang baik pula, sehingga membawa kemajuan organisasi. Setiap bagian tertentu

harus mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan menghasilkan kerja yang

efektif dan efisien.

Soebagio Hartoko (1996 : 2) mengemukakan bahwa rangkaian aktifitas

dalam olahraga meliputi :

1) Menyusun bentuk dan pola usaha kerjasama

2) Menggolongkan tindakan yang harus dijalankan dalam kesatuan-kesatuan

tertentu

3) Menentukan tugas pekerjaan bagi orang-orang yang tergabung dalam

usaha kerjasama itu

4) Membagi wewenang masing-masing

5) Menetapkan jalinan hubungan kerja diantara mereka serta saluran

pemerintah dan tanggung jawab.

Kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan

kedudukannya merupakan cermin kerja yang baik. Rangkaian yang harus

dilaksanakan, proses kerjasama yang baik, serta pembagian tugas yang tepat,

(26)

commit to user d. Unsur-unsur dalam Organisasi

Di dalam sebuah organisasi terdapat beberapa unsur atau unit pejabat yang

menduduki suatu bidang tertentu. Unsur-unsur organisasi tersebut mempunyai

tugas tertentu sesuai dengan jabatannya dan saling berhubungan satu sama

lainnya. Pada prinsipnya kegiatan yang dilakukan oleh setiap unsur organisasi

bertujuan untuk menghasilkan kualitas kerja yang baik dan memajukan organisasi,

sehingga organisasi menjadi sehat dan berjalan dengan baik. (Menurut T.Hani

Handoko : 1994)

Unsur-unsur organisasi tersebut adalah :

1) Pengurus

Pengurus merupakan orang yang mempunyai tugas dan tanggung jawab cukup besar dalam organisasi. Pengurus merupakan orang yang mcmegang kendali jalannya kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh suatu oganisasi. Maju atau mundurnya suatu organisasi tergantung dari suatu aktivitas para pengurusnya. Pengurus dalam suatu organisasi, biasanya dipegang oleh seorang pejabat tertentu. Pejabat yang bertindak menjadi pengurus dalam organisasi dapat disusun dengan format sebagai berikut

a) Ketua Umum b) Wakil Ketua Umum c) Sekretaris

d) Bendahara e) Seksi-Seksi f) Penaschat

2) Anggota

Selain pengurus unsur yang tidak kalah pentingnya dalam organisasi adalah anggota. Keterlibatan seorang anggota di dalam suatu organisasi sangat diperlukan, meskipun keberadaan anggota dalam organisasi tidak begitu aktif bila dibandingkan dengan keterlibatan seorang pengurus. Kewajiban pokok seorang anggota dalam organisasi adalah mentaati segala peraturan yang telah ditetapkan.

3) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

(27)

commit to user

Tangga keduanya merupakan dasar dan petunjuk bagi pelaksanaan kegiatan yang diarahkan kepada pencapaian tujuan yang telah diletapkan sebelumnya.

4) Rencana Kerja

Untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan perlu dibuat adanya rencana kerja. Dalam rencana kerja tersebut memuat kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Agar rencana kerja dapat terlaksana dengan baik, maka diperlukan kerja sama yang baik antara unsur-unsur yang terlibat di dalam organisasi.

5) Anggaran Belanja

Anggaran Belanja merupakan salah satu bentuk dari berbagai rencana kerja yang telah disusun dalam organisasi. Dalam menyusun anggaran belanja harus disesuaikan dengan keadaan organisasi. Anggaran Belanja yang dibuat hendaknya bersifat realitis, luwes dan kontinyu. Anggaran yang dibuat harus mampu mengatasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dan dapat berubah sesuai dengan keadaan, serta jangan sampai Anggaran Belanja yang dibuat tidak sesuai dengan perhitungan yang sudah direncanakan.

e. Manajemen

Manajemen erat hubungannya dengan organisasi. Demikian pula dengan

organisasi olahraga yang dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan rencana yang

telah ditentukan dan disepakati bersama, baik anggota maupun pengurus dalam

keorganisasian harus berdasarkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

Sebelum diberikan kepastian tentang pengertian manajemen, ada baiknya dikutip

pendapat tentang manajemen dari beberapa ahli yang dirangkap oleh Subagio

Hartoko, Dalimin dan Soemarno (1998);

1) Sp. Siagian : Manajemen adalah kemampuan atau ketrampilan untuk

memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapai tujuan melalui kegiatan orang

lain.

2) The Liang Gie : Manajemen itu sebagai tindakan-tindakan atau proses

menggerakkan tindakan dalam usaha kerjasama manusia sehingga tujuan yang

telah ditentukan benar-benar tercapai.

3) GR Terry : Manajemen adalah pencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih

(28)

commit to user

Dari berbagai pengertian manajemen diatas maka dapat disimpulkan bahwa

manajemen adalah kemampuan untuk bertindak melalui kegiatan orang lain dalam

rangka untuk mencapai tujuan. Dari berbagai batasan manajemen tersebut diatas

satu dengan yang lainnya tidak sama, akan tetapi mempunyai unsur-unsur yang

sama. Unsur-unsur itu adalah :

1) Adanya tujuan yang telah ditetapkan.

2) Tujuan itu telah ditetapkan melalui orang lain.

3) Diperlukannya bimbingan dan pengawalan.

f. Administrasi

Suatu rangkaian kegiatan organisasi agar dapat berjalan dengan lancar,

maka perlu disusun dan diatur agar mengarah pada tujuan yang telah ditetapkan.

Agar hasil tersebut tercapai, maka perlu adanya administrasi yang baik karena hal

ini akan membantu di dalam penyelenggaraan kegiatan. Administrasi adalah suatu

rangkaian kegiatan atau sekelompok orang yang memperdayagunakan

sumber-sumber daya, fasilitas, ide-ide dan orang-orang yang tergabung dalam suatu unit

kerja atau organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya

sehingga lebih efektif dan efisien.

Administrasi yang dikutip dari Dalimin (1998 :6), adalah sebagai berikut :

1) Jhon M Griffuer : Administrasi dapat dirumuskan sebagai

pengorganisasian dan pengarahan sumber daya manusia atau tenaga kerja

dan materi untuk rnencapai tujuan yang dicapai

2) Luther Gulich : Administrasi adalah bertalian dengan pencapaian tujuan

yang telah ditetapkan.

Dari pengertian administrasi diatas, diperoleh unsur-unsur administrasi antara lain

:

1) Sekelompok manusia, dua orang atau lebih.

2) Proses kerja sama dengan rangkaian kegiatan yang menyeluruh dan

(29)

commit to user

3) Tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya.

4) Pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

5) Pendayagunaan sumber personil dan material.

Unsur-unsur diatas dapat dirangkum dalam satu definisi administrasi yaitu

rangkaian kegiatan dalam sumber personil dan material untuk mencapai tujuan

bersama secara efektif dan efisien.

g. Standarisasi Perkumpulan Renang

Standarisasi suatu Perkumpulan Renang hingga saat ini tidak di bukukan,

untuk mendapatkan standarisasi suatu Perkumpulan Rcnang ini pcnulis

melakukan wawancara dengan Bapak Jhony Tanasa sebagai pelatih PR Tirta

Dharma.

Menurut Bapak Jhony Tanasa standarisasi suatu perkumpulan Renang di

Eks Surakarta adalah sebagai berikut:

1) Dalam suatu perkumpulan renang jumlah pemang minimal 30 orang,

2) Perkumpulan renang harus memiliki AD/ART.

3) Suatu perkumpulan harus punya jadwal latihan yang tetap agar tujuan

tercapai.

4) Harus didaftarkan ke PRSI.

5) Memiliki Prasarana dan Sarana yang memadai seperti :

a.Kolam Renang yang memadai sepanjang 50 meter.

b.Memiliki tempat latihan beban atau fisik.

c.Memiliki Pace clock, stop watch untuk perlengkapan yang lain atlet

memiliki atlet sendiri.

6) Pelatih harus sudah bersertifikat minimal mempunyai lisensi D yaitu tingkat

Kabupaten. Adapun urutan penataran kepelatihan renang adalah sebagai

berikut :

a. Penataran D tingkat Kabupaten. b. Penataran C tingkat Propinsi. c. Penaiaran B tingkat Nasional.

(30)

commit to user

7) Mengikuti perkembangan gaya-gaya renang dan peraturan yang sedang

berlaku.

8) Organisasi.

Struktur organisasi sebaiknya terdiri dari :

1. Ketua Umum

2. Ketua 1 Bidang Umum : Seksi Kesehalan

Seksi Dana

Seksi Dokumentasi Seksi Publikasi Seksi Humas

3. Ketua 2 Bidang Pembinaan dan Prestasi : Seksi Kepelatihan

Seksi Pembinaan

4. Ketua 3 Bidang Prasarana dan Sarana : Seksi Sarana

5. Sekretaris

6. Bendahara

2. Pelatih

Pelatih yang berkualitas adalah seorang pelatih yang disamping

memberikan latihan-latihan fisik dan teknik juga mampu memberikan jalan keluar

dari setiap masalah yang ada pada atlet baik jasmani, mental, emosional maupun

sosial. Seorang pelatih perlu membekali diri dengan hal-hal yang berhubungan

dengan tugasnya, sehingga didalam melatih tidak akan mengalami kesulitan yang

mengakibatkan gagalnya dalam mencapai tujuan.

Seorang pelatih yang berkualitas harus sadar akan kenyataan bahwa ia

dapat benar-benarr mempengaruhi dan membentuk watak (karakter) dan

kepribadian atlet dalam hal tertentu. Pengaruh-pengaruh ini dapat berakibat positif

maupun negatif, bermanfaat, dan dapat merusak atau mengganggu, dan yang jelas

dapat berpengaruh relatif tahan lama atau permanen pada seluruh kehidupan atlet

asuhannya.

Menurut Harsono yang dikutip A. Hamidsyah Noer (1990 4 -5)

(31)

commit to user

pendidik, guru atau bertindak sebagai ahli jiwa bahkan dapat menjadi tokoh-tokoh

lainnya misalnya :

1) Sebagai bapak atau teman akrab guna mencurahkan isi hati atau pelindung.

2) Sebagai polisi atau hakim yang selalu mengawasi atau menghukum

apabila terjadi pelanggaran atau keteledoran.

3) Sebagai pemimpin, tetapi juga dapat bertindak sebagai pelayan.

4) Disamping tugas-tugas yang diperankan itu, seorang pelalih masih dituntut

dengan tugas-tugas lain :

a) Mengadakan pemanduan

b) Menyusun program latihan

c) Menyusun strategi, menentukan taktik, serta sistem pertandingan

d) Evaluasi hasi pertandingan

e) Mengadakan penyelidikan serta menambah dan mengembangkan

pengetahuan sesuai dengan cabang olahraga yang diasuhnya.

Menurut tugas diatas jadi sangatlah jelas bahwa tugas seorang pelatih

cukup berat dan kompleks. Menurut Mackinney bagaimana dikutip Yusuf

Hadisasmila dan Aip Syarifuddin ( 1996 :27 - 28 ) berpendapat bahwa pelatih

yang baik mempunyai kemampuan sebagai berikut :

1) Mempunyai kemampuan untuk membantu atlet dalam

mengaktualisasikan potensinya.

2) Bila membentuk tim, didasarkan pada ketrampilan individu yang telah

diajarkannya.

3) Mempunyai ketrampilan dan teknis yang seimbang.

4) Mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan tingkat intelektual dengan

kemampuan atletnya.

5) Mampu menerapkan prinsip-prinsip ilmiah dalam membentuk kondisi

atlet.

6) Lebih mementingkan pada unsur pendidikan secara utuh, baru kemudian

(32)

commit to user

7) Membenci kekalahan, tetapi tidak mencari kemenangan dengan berbagai

cara atau yang tidak etis.

8) Mempunyai kemampuan untuk mengendalikan dirinya kearah

penyimpangan profesinya.

9) Mempunyai kemampuan untuk selalu dihormati oleh allet dan

teman-temannya.

10)Mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap profesinya.

Berdasarkan pendapat diatas, maka seorang pelatih yang berkualitas harus

dibekali dengan beberapa syarat, dimana dengan bekal tersebut pelatih mampu

menjalankan tugasnya dengan baik serta mampu menciptakan atlet-atlet yang

profesional. Tanpa memiliki persyaratan-persyaratan tersebut diatas, maka hasil

pembinan yang dilakukan menjadi kurang baik.

Menurut Sudjarwo (1993 : 3) tugas-tugas pokok yang harus dilakukan seorang

pelatih, antara lain :

1) Mengadakan pemanduan untuk memilih bibit unggul atlet.

2) Menyusun program latihan untuk jangka pendek maupun latihan jangka

panjang.

3) Menyusun strategi dan menentukan taktik dalam menghadapi

pertandingan.

4) Mengadakan evaluasi setelah selesai melakukan latihan atau setelah

pertandingan.

5) Selalu berusaha meningkatkan pengetahuan, baik secara teori maupun

praktek dalam cabang olahraga yang dibinanya.

Pelatih mempunyai peranan yang menentukan dalam usaha mencapai tujuan

latihan. Prestasi yang maksimal merupakan tujuan dari setiap latihan olahraga

disamping mempertahankan kesegaran jasmani. Hal ini sesuai dengan pendapat

Sudjarwo (1993 : 23 ) mengemukakan bahwa, ”ujuan pokok latihan ialah prestasi

maksimal, disamping kesehatan dan kesegaran jasmani".

Pelatih memegang peranan penting bagi setiap pencapaian prestasi, jadi kualitas

(33)

commit to user

membina dan harus mampu mengontrol, mengevaluasi setiap latihan. Menurut

Sudjarwo (1993 : 7) syarat-syarat seorang pelatih meliputi :

1) Harus mempunyai latar belakang pendidikan yang sesuai dengan tugasnya

sebagai seorang pelatih olahraga

2) Menguasai ketrampilan cabang olahraga yang diminati, baik secara teori

maupun prektek

3) Memiliki kondisi fisik yang baik, seperti kesegaran jasmani, kemampuan

gerak, dan proporsi tubuh yang sesuai dengan cabang olahraga yang

dibinanya.

4) Mempunyai pengalaman yang cukup dan selalu berusaha meningkatkan

ilmunya, terutama dalam cabang olahraga yang diminatinya.

5) Dapat bekerjasama dengan atlet, pembantu-pembantunya, dan para ahli

dibidang lain yang mcnunjang peningkatan prestasi.

6) Mempunyai sikap pemimpin yang berwatak dan berkepribadian.

Pelatih memegang peranan penting dalam usaha mencapai prestasi

maksimal, disamping faktor lainnya. Berhasil dan tidaknya tujuan dari latihan

tergantung dari pelatih dan atlet atau pemainnya. Jadi antara pelatih dan atletnya

harus saling bekerjasama secara harmonis untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

3. Pembinaan

Dalam kamus buku besar pengertian pembinaan adalah upaya yang

dilakukan agar sedikit lebih maju atau sempuma, Sedangkan pengertian dari

pembinaan prestasi adalah upaya yang dilakukan untuk memajukan atau

menyempumakan siswa (atlet) agar dapat berprestasi lebih baik. Karakteristik

utama dari pembinaan olahraga prestasi, selalu berorientasi jauh kedepan untuk

mencapai pestasi tinggi menuju ke taraf internasional. Perencanaan tersebut dapat

dikembangkan dengan baik apabila ditunjang dan ditumbuhkan dengan suatu

(34)

commit to user

secara terpadu dan berkesinambungan (Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifudin,

1996:11).

Dalam pembinaan harus menempuh pola yang tepat dan dilakukan dengan

tahap-tahap tertentu.,sehingga potensi yang dimiliki atlet dapat berkembang

secara maksimal. Untuk mencapai prestasi yang maksimal bukan kegiatan mudah.

Karena semua itu dipengaruhi oleh banyak faktor, memerlukan proses dan waktu

yang cukup lama, sumber dana atau biaya yang cukup, sarana dan prasarana yang

memadai, dan juga dukungan dari masyarakat maupun pemerintah.

Dalam melakukan pembinaan harus dilakukan melalui tahap-tahap

tertentu, dimana tahapan tersebut merupakan salah salu proses untuk

mengembangkan dan meningkatkan kualitas dan kemampuan pemain pada

periode tertentu. Menurut Soegiyono (1994 : 6) mengemukakan bahwa tahap

pembinaan prcstasi yaitu :

a. Tahap latihan persiapan dcngan pcmassalan, pembibitan dan pemanduan

bakat.

b. Tahap latihan pembentukan dengan modal pembinaan prestasi.

c. Tahap latihan pernantapan dengan modal puncak prestasi

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa proses pembinaan

olahraga prestasi dibutuhkan tahap persiapan meliputi pemassalan, pembibitan,

dan pemanduan bakat agar dihasilkan bibit-bibit atlet yang berkualitas sehingga

mampu menciptakan prestasi maksimal.

a. Pemassalan olahraga

Pemassalan merupakan suatu upaya untuk mengikutsertakan seluruh

lapisan masyarakat dengan sasaran melibatkan semua kelompok umur.

Pelaksanaan kegiatan pemassalan harus dilakukan secara terus menerus, sehingga

nantinya mampu menciptakan bibit-bibit atlet yang baik. Hal ini seperti

dikemukakan Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifudin (1996 : 36) bahwa

"Pemassalan olahraga ialah suatu proses dalam upaya mengikutsertakan peserta

sebanyak mungkin supaya mau terlibat dalam kegiatan olahraga dalam rangka

pencarian bibit-bibit atlet yang berbakat yang dilakukan dengan cara teratur dan

(35)

commit to user

Tujuan pemassalan olahraga yang dilaksanakan antara lain agar

masyarakat menyadari pentingnya olahraga prestasi, sehingga akan memunculkan

bibit-bibit atlet yang baik. Mcnurut Soegiyono (1994 : 12) mengemukakan bahwa

: "Tujuan pemassalan adalah melibatkan sebanyak-banyaknya atlet dalam

olahraga prestasi sehingga timbul kesadaran masyarakat terhadap pentinganya

olahraga prestasi sebagai bagian upaya peningkatan prestasi olahraga secara

nasional.

Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan

pemassalan olahraga disamping untuk mendapatkan bibit-bibit atlet yang baik,

juga untuk menyadarkan masyarakat tentang arti pcntingnya olahraga tcrhadap

peningkatan prestasi olahraga.

Agar masyarakat dapat terlibat sccara aktif dalam pcmassalan olahraga

prestasi, maka perlu ditempuh langkah-Iangkah yang baik dan tepat.

Langkah-langkah yang ditempuh tersebut diharapkan mampu mcwujudkan tujuan

pemassalan olahraga yang telah dilaksanakan. Menurut Yusuf Hadisasmita dan

Aip Syarifudin (1996 : 37) strategi pemassalan olahraga antara lain :

1. Menyediakan sarana dan prasarana olahraga yang memadai sesuai dengan

tujuan yang diharapkan. Apabila pemassalan olahraga ini akan diterapkan

disekolah-sekolah, maka yang perlu disediakan sarana dan prasarana yang

sesuai dengan kemampuan masing-masing tingkatannya.

2. Menyediakan penyiapan pengadaan tenaga pengajar atau pelatih olahraga

yang benar-benar memiliki kemampuan untuk menggerakan olahraga pada

anak-anak usia muda disekolah.

3. Mengadakan berbagai bentuk pertandingan cabang olahraga bagi

anak-anak sekolah, baik pertandingan antar kelas, sekolah maupun antara

perkumpulan.

4. Mengadakan demontrasi pertandingan antar atlet-atlet yang berprestasi.

5. Mengadakan kerjasama antara sekolah dengan orang tua siswa.

6. Memberikan motifasi kcpada para siswa untuk mau berolahraga.

7. Merangsang minat para sisvva dengan melalui media masa maupun

(36)

commit to user

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pemassalan

olahraga dapat dilakukan disekolah-sekolah maupun diluar sekolah. Pemassalan

dapat berjalan dengan baik, apabila didukung sarana dan prasarana yang

memadai, tenaga pengajar atau pelatih, diadakan pertandingan olahraga,

ditambahkan minat berolahraga pada siswa, serta adanya kerjasama dengan para

orang tua siswa.

Strategi diatas perlu diperhatikan agar tujuan dalam pemassalan olahraga

dapat tercapai yaitu diperolehnya bibil-bibit atlet yang baik. Bibit-bibit atlet yang

baik tersebut akan menopang dalam pembinaan olahraga selanjutnya, sehingga

potensi yang ada pada dirinya dapat dikembangkan dan prestasi maksimal dapat

diciptakan.

b. Pembibitan pemain

Prestasi maksimal bukan merupakan hal yang mudah dicapai. Prestasi

maksimal dapat dihasilkan melalui proses yang panjang. Latihan sejak dini atau

usia muda merupakan salah satu proses mencapai prestasi maksimal. Karena pada

usia muda dimungkinkan dapat dilakukan pembinaan dalam rentang waktu yang

relatif panjang. Disamping latihan sejak dini, bibit-bibit pemain yang baik

mempunyai pengaruh terhadap pencapaian prestasi. Bibit pemain yang baik dan

berbakat, maka akan lebih mudah untuk mengembangkan potensi yang dimiliki

sampai pada batas kemampuan maksimal. Pengertian pcmbibitan menurut

Soegiyono (1994 : 14) mcngcmukakan bahwa "Pembibitan adalah upaya yang

diterapkan untuk menjaring atlet berbakat dalam olahraga prestasi, yang diteliti

secara terarah dan intensif melalui orang tua, guru dan pelatih pada suatu cabang

olahraga".

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembibitan

merupakan usaha untuk mendapatkan atlet yang baik dan berbakat. Dimana atlet

yang berbakat tersebut dapat diketahui melalui penelitian secara intensif dan

terarah dari orang tua, guru atau pelatih olahraga. Atlet yang berbakat adalah

seseorang yang memiliki kemampuan yang menonjol baik intelegensi secara

(37)

commit to user c. Pemanduan bakat

Bakat merupakan salab satu faktor penting didalam mencapai prestasi

yang tinggi pada suatu cabang olahraga. Bakat merupakan potensi dalam diri

pemain yang dapat dikembangkan. Tanpa memiliki bakat yang sesuai dengan

olahraga yang dipelajari maka prestasi maksimal akan sulit tcrcapai

Pada setiap individu terdapat semua faktor yang diperlukan dalam

olahraga, hanya saja dengan perbandingan atau porsi yang berlainan. Untuk itu

ciri-ciri yang terdapat dalam individu perlu dikenali agar dihasilkan bibit-bibit

pemain yang berkualitas. Untuk mengetahui apakah seseorang memiliki bakat

dalam cabang olahraga tersebut dibutuhkan sistem yang disebut pemanduan bakat.

Pemanduan bakat ini didasarkan pada kriteria-kriteria tertentu yang mengacu pada

cabang olahraga yang dipelajarinya. Menurut Soegiyono (1994 : 14)

mengemukakan bahwa "Pemanduan bakat merupakan usaha yang dilakukan untuk

memperkirakan peluang atlet yang berbakat dalam berolahraga prestasi untuk

dapat berhasil didalam menjalani program latihan sehingga mencapai prestasi

puncak".

Pemanduan bakat mempunyai peranan penting untuk mendapatkan bibit

atlet yang baik. Pemanduan bakat merupakan upaya untuk memprediksi dengan

probilitas yang tinggi seberapa bcsar peluang seseorang untuk mencapai prestasi

maksimalnya dan apakah seorang atlet muda mampu untuk secara sukses

mcnyelesaikan atau melewati program latihan dasar untuk kemudian ditingkatkan

latihannya menuju prestasi puncaknya. Pemanduan bakat dapat dilakukan melalui

pengamatan terhadap bibit atlet yang dibinanya. Pengamatan tersebut meliputi

antara lain minat terhadap olahraga, kemampuan fisik dan sebagainya.

Menurut Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifudin (1996 : 7 )

langkah-langkah pemanduan bakat antara lain :

1. Adakan pengamatan terhadap sikap peserta didik pada kegiatan olahraga,

baik disekolah maupun diluar sekolah atau dilingkungan tempat

(38)

commit to user

2. Adakan pengamatan terhadap karakteristik dari peserta didiknya, baik

mengenai kemampuan fisiknya, bentuk fisiknya, ukuran fisik atau

tubuhnya, sifatnya atau asal usulnya.

3. Adakan pengamatan terhadap perkembangan fisik dari peserta didik

tersebut.

4. Setelah mengadakan pengamatan yang dilakukan secara cermat dan penuh

ketelitian, kemudian untuk langkah berikutnya coba adakan pemilihan atau

penyaringan atau seleksi secara umum atau khusus dengan mcnggunakan

alat yang dipakai untuk mengukur atau instrument dari cabang olahraga

yang bersangkutan.

5. Di dalam mengadakan seleksi tersebut, hendaknya didasarkan pada

karakteristik antropometrik, serta kemampuan dan perkembangan dari

fisik peserta didik.

Langkah-langkah pemanduan bakat tersebut mempunyai arti penting untuk

mendapatkan bibit-bibit atlet yang baik. Hal ini disebabkan pemanduan bakat

merupakan langkah yang tepat, karena melalui proses tertentu atau penyaringan

yang lebih teliti melalui alat ukur atau instrument terhadap cabang olahraga yang

dibinanya. Dengan demikian akan diketahui seberapa besar bakat yang dimiliki

bibit atlet tersebut, sehingga untuk melaksanakan pembinaan dapat lebih baik.

3. Prasarana dan Sarana Renang

Guna memperlancar dan mcningkatkan kualitas pembinaan prestasi

renang, maka diperlukan fasilitas dan prasarana, perlengkapan atau sarana dan

alat-alat yang memadai. Menurut Dedeng Kumia (1994) yang mengacu pada

peraturan fasilitas standar FINA, untuk pelaksanaan pertandingan supaya

diusahakan kolam renang serta perlengkapan-perlengkapannya yang memenuhi

syarat-syarat sebagai berikut, yaitu :

1. Panjang 50,00 meter.

(39)

commit to user

kolam haruslah sedemikian hingga terjamin ukuran jarak 50,00 meter yang diisyaratkan antara kedua panel.

2. Toleransi dimensional

Berlawanan dengan ukuran panjang nominal 50,00 meter, diberikan toleransi sebanyak plus 0,03 meter minus 0,00 pada semua tempat di ujung kolam dari 0,3 meter di atas permukaan air dan 0,8 meter dibawah permukaan air. Ini berlaku untuk kedua dinding ujung kolam.

3. Kedalaman air, diisyaratkan minimum 1,0 meter.

4. Lebar minimum 25,00 meter.

5. Dinding-dinding

a. Dinding-dinding kedua kolam harus paralel pada kolam dan

permukaan air dan harus terbuat dari bahan yang padat dan pada

ketinggian 0,8 meter dibawah permukaan air dengan permukaan tidak

licin . Dengan demikian dapat digunakan oleh peta peserta untuk

melakukan pembalikan dan finish dengan selamat.

b. Tonjolan injakan pada seluruh dinding kolam diperkenankan ada.

Tetapi harus terletak paling sedikit 1,2 meter di bawah permukaan air

dan lebarnya 0,1 meter sampai dengan 0,15 meter.

6. Parit-parit

Boleh dibuat pada keempat dinding kolam. Parit-parit di ujung ko1am, kalau ada harus memungkinkan tidak terganggunya pemasangan panel sentuhan sampai 0,3 meter diatas pcrmukaan air . Parit-parit ini harus ditutupi dengan ruji-ruji atau tirai yang sesuai dan harus dilengkapi dengan katup-katup yang dapat diatur, agar air selalu pada ketinggian yang tetap.

7. Lebar lintasan.

Lebar lintasan sekurang-kurangnya 2,0 meter, dimana pada sisi luar lintasan satu dan lintasan terakhir ada ruang selebar sekurang-kurangnya 0,2 meter.

8. Tali-tali lintasan.

(40)

commit to user

selebihnya. Tidak boleh ada lebih dari satu tali lintasan diantara tiap lintasan. Tali lintasan harus terentang kencang.

9. Penerangan.

Intensitas penerangan diatas tempat start dan ujung tempat pembalikan harus tidak kurang dari 600 lux.

10.Tanda-tanda Garis Lintasan.

Garis-garis dibuat pada dasar, kolam dengan warna gelap nyata, terletak di dasar kolam di tengah-tengah tiap lintasan. Lebar minimum 0,2 meter dan maksimum 0,3 meter, panjang 46,0 meter.

5. Program Latihan

a. Pengertian latihan

Banyak orang merasa berlatih tetapi sebenarnya itu hanya perasaan

rnereka saja. Pada umumnya yang bersangkutan kurang memahami pengertian

tentang latihan yang sebenarnya. A Hamidsyah Noer. (1996 :6) mengemukakan

pendapatnya tentang pengertian latihan yaitu "suatu proses yang sistematis dari

latihan atau bekerja yang dilaksanakan berulang-ulang secara kontinyu yang

semakin hari semakin bertambah beban latihannnya guna mencapai tujuan".

Hal serupa juga diungkapkan oleh Soeharsono (1992 ;2) yang

mengemukakan tentang pengertian latihan berdasarkap ciri-ciri pelatih yang baik,

maka latihan dapat diartikan sebagai "proses yang sistematis dari berlatih yang

dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari menambah beban latihan serta

intensitas latihannya. Di dalam latihan terdapat proses yang sistematis, dilakukan

berulang-ulang dan ajeg dengan selalu meningkatkan beban latihan untuk

mencapai tujuan. Tujuan pokok dari latihan adalah pencapaian prestasi maksimal.

Dari beberapa pengertian latihan diatas, didapat unsur-unsur latihan antara lain :

1) Sistematis yaitu berencana, menurut jadwal, menurut pola dan sistem

tertentu, metodis, dari yang sederhana ke yang Iebih rumit.

2) Berulang-ulang yaitu setiap teknik haruslah diulang sesering mungkin,

dimaksudkan agar gerakan-gerakan yang semula sukar dilakukan menjadi

(41)

commit to user

3) Kian hari bertambah beban yaitu setiap kali, secara periodik, segera

setelah tiba saatnya beban latihan ditambah. Jika beban tidak bertambah

prestasi pun sulit meningkat.

Menurut Sudjarwo (1993 : 23) tujuan pokok dari latihan ialah prestasi

maksimal disamping kesehatan serta kesegaran jasmani bagi atlet. Sesuai dengan

tujuan maka urutan penekanan atau aspek dalam latihan adalah sebagai berikut :

1) Pembentukan Kondisi fisik ( Physical Bild Up)

Unsur-unsur yang harus dibcntuk dan dikembangkan meliputi kekuatan, kecepatan, daya tahan, kelincahan, kelentukan, ketepatan, keseimbangan dan koordinasi.

2) Pembentukan Teknik (Technical Build Up)

Pembentukan Teknik adalah latihan yang khusus yang dimaksudkan untuk membentuk dan mengembangkan kebiasaan-kebiasaan motorik dan neuromuscular. Pembentukan teknik harus dimulai dari teknik dasar ke teknik tinggi yang akhirnya menuju kepada gerakan-gerakan otomatis.

3) Pembentukan Taktik (Tactical Build Up)

Pembentukan Taktik meliputi petahanan maupun penyerangan termasuk di dalamnya penyusunan strategi, sistem, pola dan tipe.

4) Pembentukan Mental (Mental Build Up)

Pembentukan Mental untuk bertanding dengan unsur psychologis sesuai dengan cabang olahraga yang digeluti.

5) Pembentukan Kematangan Juara

Dengan bekal fisik, teknik, taktik yang didukung dengan mental bertanding akan merupakan keselarasan yang matang antara tindakan dan proses mental bertanding tersebut. Latihannya dengan jalan mengadakan berbagai pertandingan dengan segala variasi.

b. Pengertian Program Latihan

Program latihan merupakan bahan atau kegiatan yang harus dilakukan

dalam latihan. Dalam menentukan program latihan harus mengacu pada beberapa

faktor yang mendukung keberhasilan latihan. Penerapan program latihan yang

tepat dan disesuaikan dengan kemampuan pemainmya akan meningkatkan

kualitas pemain secara maksimal. Untuk menghasilkan program latihan yang baik,

(42)

commit to user

latihan. Dalam menentukan program latihan harus mengacu pada tujuan yang

hendak dicapai. Tujuan pokok dari program latihan adalah unuk meningkatkan

kemampuan pemain dan mencapai prestasi yang maksimal.

Program latihan merupakan rencana kegialan yang sudah tersusun dan

harus dilaksanakan di dalam latihan. Dalam menentukan program latihan harus

menyatu pada beberapa faktor yang mendukung keberhasilan latihan. Pcnerapan

program latihan yang tepat dan disesuaikan dengan kemampuan atletnya akan

meningkatkan kualitas atlet secara maksimal. Suatu ha1 yang harus diperhatikan

dalam menyusun program latihan adalah, menentukan terlebih dahulu tujuan

latihan atau target yang hendak dicapai. Hal itu penting agar atlet dapat berlatih

dengan motifasi unuk mencapai sasaran.

Penyusunan program latihan harus memperhitungkan periodisasi latihan.

Dimana dalam pembagian waktu latihan harus tepat sasarannya. Sehingga dalam

periode latihan yang satu dengan periode yang lain dapat berjalan sesuai dengan

rencana. Dengan memperhatikan periode latihan dan musim latihan, maka dalam

menentukan tahap-tahap latihan lebih cermat, tepat dan menyasar, sehingga

kemampuan pemain akan meningkat lebih baik dan prestasi maksimal dapat

dicapai.

Dalam menyusun program latihan harus direncanakan dan diperhitungkan

dengan matang, sehingga pada waktu yang telah ditetapkan prestasi yang

diinginkan dapat diraihnya. Untuk membina atlet agar dapat meningkatkan pestasi

setinggi-setinggmya, diperlukan waktu yang lama. Oleh karena itu, maka

latihan-latihan tersebut dilaksanakan secara bertahap yang terdiri dari program jangka

panjang, dan jangka tahunan. ( Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifudin : 1996 : ).

Menurut Sudjarwo (1993 : 81) penyusunan program latihan dapat dibagi

menjadi:

1) Program Jangka Panjang.

Program jangka panjang berhubungan dengan program latihan untuk sasaran dua tahun keatas, misalnya untuk PON atau Olympiade.

2) Program Jangka Menengah.

(43)

commit to user

3) Program Jangka Pendek.

Program latihan jangka pendek merupakan penyusunan program latihan kurang dari satu tahun.

c. Periodesasi Latihan

Tuntutan latihan adalah mencapai prestasi semaksimal mungkin. Latihan

yang sudah terprogram akan memerlukan waktu yang panjang, untuk itu dibuatlah

suatu jadwal latihan. Jadwal latihan perlu dibagi-bagi menjadi beberapa tahapan.

Pembagian tahapan dalam program latihan ini disebut sebagai periodesasi latihan.

Periodisasi adalah dasar dari rencana pelatihan seorang atlet. Istilah periodisasi

berasal dari kata periode. Yaitu cara menggambarkan suatu porsi atau pembagian

waktu.

periodisasi adalah metode dimana pelatihan dibagi menjadi lebih kecil,

kemudahan mengelola segmen yang biasanya disebut sebagai fase pelatihan.

periodisasi pelatihan telah berkembang selama berabad-abad, banyak ilmuwan

olahraga dan penulis memberikan kontribusi untuk pengembangannya (Tudor O.

Bompa and G. Gregory Haff)

Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifudin (1996 : 128) menyatakan bahwa

periodesasi latihan adalah "suatu proses pembagian latihan dari rencana latihan

tahunan kedalam tahapan yang lebih kecil "Adapun kegunaan dari periodisasi

latihan adalah sebagai berikut :

1)Pelatih akan dapat mengatur setiap komponen-komponen latihan dari

rencana tahunan.

2)Membantu pelatih dalam menentukan puncak latihan yang tepat,

pertandingan-pertandingan sasaran (dintara pertandingan utama selama

kalender tahunan).

Pembagian waktu latihan harus tepat sasarannya, sehingga antara periode

latihan yang satu dengan periode latihan yang lain dapat berjalan sesuai dengan

rencana. Menurut Sudjarwo (1993 : 82) periodesasi latihan dapat dijabarkan

sebagai berikut;

1)Latihan dibagi menjadi tiga periode yaitu :

(44)

commit to user

b. Periode Pertandingan (Competation Period)

c. Periode Peralihan (Transation Period )

2)Dilihat dari musim latihan dibagi menjadi:

a. Preliminary season

b. Early sEason

c. Midseason

d. late season

e. Post season

Dengan memperhatikan periode latihan dan musim latihan, maka dalam

menentukan tahap-tahap latihan lebih cermat, tepat dan menyasar, sehingga

kemampuan pemain akan meningkat lebih baik dan prestasi yang maksimal dapat

tercapai.

d. Prinsip-Prinsip Latihan

Latihan yang baik harus menganut beberapa prinsip latihan, sehingga

dalam memberi atau meningkatkan beban latihan tidak menganut pada prinsip

latihan yang tepat akan merusak kondisi atletnya. Hal yang demikian ini harus

dihindari serta dalam memberi bcban latihan harus disesuaikan kemampuan dari

masing-masing atletnya.

Dengan mengetahui prinsip-prmsip latihan diharapkan prestasi seorang

atlet dapat cepat meningkat. Tanpa mengetahui hal ini seorang atlet atau pelatih

tidak mungkin akan berhasil dalam latihannya. Sudjarwo (1993 : 21-23}

mcnyarankan agar seluruh program latihan sebaiknya menerapkan prinsip-prinsip

latihan sebagai berikut:

1) Prinsip Individu

(45)

commit to user

2) Prinsip Penambahan Beban (Overload Principle)

Penambahan beban latihan harus dilakukan tahap demi tahap secara teratur dan ajeg. Beban latihan berat yang diberikan secara terus menerus justru akan mcnghentikan kenaikan prestasi. Sebaiknya setetah dua atau tiga kali latihan kemudian beban ditingkatkan itupun tergantung dari kemampuan atletnya.

3) Prinsip Interval

Latihan interval merupakan serentetan latihan yang diselingi dengan istirahat tertentu. Prinsip latihan interval ini dapat digunakan untuk suatu rencana latihan harian, mingguan, bulanan dan tahunan.

4) Prinsip Penekanan Beban (Stress)

Pemberian bcban latihan pada suatu saat harus dilaksanakan dengan tekanan yang berat. Penekanan beban latihan tersebut harus sampai menimbulkan kelelahan secara bersungguh-sungguh. Beban berat ini diberikan guna meningkatkan kemampuan organisme, kekuatan mental yang sangat diperlukan untuk menghadapi pertandingan.

5) Prinsip Makanan Baik (Nutrition)

Kalori yang masuk harus sesuai dengati kalori yang dikeluarkan untuk latihan. Untuk seorang atlet diperlukan 25-35% lemak, 15% putih telur, 50-60% hidrat arang dan vitamin serta mineral lainnya.

6) Prinsip Latihan Sepanjang Tahun

Suatu latihan harus diakukarn secara sistematis yang dilaksanakan sepanjang tahun tanpa berseling.

Sedangkan Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifudin (1996 : 130)

mcnyarankan agar dalam latihan sebaiknya menerapkan prinsip-prinsip sebagai

berikut:

1) Prinsip Beban Lebih (overload)

Prinsip beban lebih adalah

Gambar

Tabel 1 : Nama-nama Pelatih di PR Tirta Dharma dan lisensinya
Tabel 2 : Prasarana dan Sarana yang dimiliki PR Tirta Dharma.
Tabel 3 : Jadwal Latihan PR Tirta Dharma
Tabel 5 : Jadwal Latihan PR Pinguin
+5

Referensi

Dokumen terkait