• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI KOMUNIKASI SATLANTAS POLRES GRESIK DALAM MENSOSIALISASIKAN KESELAMATAN BERKENDARA” (Studi Deskriptif Strategi Komunikasi SatLantas Polres Gresik Dalam Mensosialisasikan Keselematan Berkendara Berdasarkan UU 42 N0 22 TH 2009).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI KOMUNIKASI SATLANTAS POLRES GRESIK DALAM MENSOSIALISASIKAN KESELAMATAN BERKENDARA” (Studi Deskriptif Strategi Komunikasi SatLantas Polres Gresik Dalam Mensosialisasikan Keselematan Berkendara Berdasarkan UU 42 N0 22 TH 2009)."

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Deskriptif Strategi Komunikasi SatLantas Polres Gresik Dalam Mensosialisasikan

Keselematan Berkendara Berdasarkan UU 42 N0 22 TH 2009)

SKRIPSI

Oleh:

Ryan Ver giawan

NPM 0943015012

YAYASAN KESEJ AHTERAAN, PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

Ber dasar kan UU 42 No 22 TH 2009)

Oleh:

RYAN VERGIAWAN NPM. 0943015012

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan Nasional " Veteran" J awa Timur Pada Tanggal 15 J anuar i 2014

Menyetujui,

Pembimbing Utama Tim Penguji: 1. Ketua

Dr s, SAIFUDIN ZUHRI,M.Si Ir. DIDIEK TRANGGONO, M.Si

NPT. 37006 94 00351 NIP. 1 95812 251990 011 001

2. Sekretaris

Dr s, SAIFUDIN ZUHRI,M.Si NPT. 37006 94 00351

3. Anggota

Dra.HERLINA SUKMAWATI.M.Si NIP. . 1 9641225 199309 2001

Mengetahui, D E K A N

(3)

Mensosialisasikan Keselamatan Berkendar a Berdasar kan UU 42 N0 22 TH 2009)

Disusun Oleh :

RYAN VERGIAWAN NPM. 0943015012

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi Menyetujui

.

PEMBIMBING UTAMA

Dr s. SYAIFUDDIN ZUHRI, M.Si NPT.37006940035

Mengetahui, DEKAN

(4)

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat, hidayah dan karunia-NYA, kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Komunikasi Satlantas Polres Gresik Dalam

Mensosialisasikan Keselamatan Berkendara”.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan akademis bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UPN “Veteran” Jawa Timur.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini :

1. ALLAH SWT atas segala nikmat dan karunia-NYA

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor UPN “Veteran” Jawa Timur.

3. Dra. Suparwati, M.Si, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UPN “Veteran” Jatim.

4. Juwito, S.Sos, M.Si, sebagai ketua Program Studi Ilmu Komunikasi (FISIP) UPN “Veteran” Jatim.

5. Drs. Syaifuddin Zuhri, M.Si, sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi (FISIP) UPN “Veteran” Jatim.

6. Kanit Dikyasa Bambang Eko Sujarwo, S.H, serta seluruh anggota Polres Gresik.

7. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi maupun staf karyawan FISIP UPN “Veteran” Jatim.

(5)

10.Teman-teman kontrakan wiguna, Michael, Erick, Dio, Afif, Sakek, Alehandro / Paimo, atas dukungan dan doa

11.Maulidiah el firdaus se keluarga atas dukungan dan doanya

12.Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, untuk segala bentuk bantuan yang diberikan, terima kasih banyak

Akhir kata penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari

kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik maupun saran selalu penulis harapkan demi tercapainya hal terbaik dari penelitian ini. Besar harapan penulis, semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat sekaligus menambah pengetahuan bagi

berbagai pihak. Amin.

Surabaya, 10 Januari 2014

(6)

RYAN VERGIAWAN. 0943015012. STRATEGI KOMUNIKASI SATLANTAS

POLRES GRESIK DALAM MENSOSIALISASIKAN KESELAMATAN

BERKENDARA (Studi Deskr iptif Strategi Komunikasi Satlantas Polres Gresik Dalam Mensosialisasikan Keselamatan Ber kendara Berdasar kan Implementasi UU 42 N0 22 TH 2009)

Berdasarkan program Decade Of Road Safety dari Ditlantas Polri, yang juga merupakan program pemerintah dan implementasi UU NO 22 TH 2009 tentang LLAJ pasal 3 dalam rangka pesan keselamatan di jalan raya. Satlantas Polres Gresik membuat sosialisasi keselamatan berkendara dengan tujuan dapat menurunkan angka kecelakaan serta memberi pemahaman kepada masyarakat Gresik tentang pentingya keselamatan di jalan.

Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Perumusan Strategi Komunikasi. Dalam perumusan Strategi Komunikasi agar pesan yang disampaikan kepada publik menjadi efektif, Arifin ( 1998 :50 ) menawarkan Strategi Komunikasi sebagai berikut: Mengenal khalayak, Menentukan pesan, Menetapkan metode, Seleksi penggunaan media. Subjek penelitian ini adalah tiga narasumber yang mengetahui dan terhubung terkait sosialisasi keselamatan berkendara. Dan sisanya adalah masyarakat.

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakuan dapat disimpulkan bahwa, dalam pengenalan khalayak Satlantas Polres Gresik menangkap banyaknya masyarakat yang kurang perhatian terhadap keselamatan berkendara. Untuk menentukan pesan Satlantas Polres Gresik menyusun 3 pesan yang akan disampaikan yaitu; Tertib berlalu lintas, Etika berlalu lintas, dan Safety riding. Sedangkan dalam menetapkan metode Satlantas menggunakan metode edukatif dan metode getok tular, dengan melalui Face to face, Media sosial, Acara khusus, Dan melalui selebaran, pamflet. Untuk media Satlantas menggunakan media Facebook, Twitter, Koran dalam menyebarluaskan informasi terkait sosialisasi keselamatan berkendara. Kata Kunci : Strategi Komunikasi, Sosialisasi Satlantas Polres Gresik

Under Decade Of Road Safety program of Ditlantas Police , who is also a government program and the implementation of Law No. 22 TH 2009 on LLAJ Article 3 in the context of road safety messages . Police then Satlantas Gresik make driving safety socializing with the aim to reduce the number of accidents as well as to the community members Gresik understanding about the importance of road safety .

The foundation of the theory used in this study is the Communication Strategy Formulation . Communication Strategies in the formulation so that the messages being conveyed to the public to be effective , Arifin (1998 : 50 ) offers the following Know the audience , Determining the message , Establish methods , Selection of media usage . The subjects were three speakers , knowing the dissemination of safety related and And public .

Based on the research that was done already can be concluded that , in the introduction of the Police Traffic Unit audiences Gresik capture the many people who are less attentive to driving safety . To determine the compose message Gresik Police Traffic Unit Orderly traffic , traffic Ethics and Safety riding . While the set Satlantas method using educational methods and methods of word of mouth , through Face -to-face , social media , special events , and through leaflets , pamphlets . For Satlantas media using media Facebook , Twitter , newspapers in disseminating safety related information dissemination drive .

(7)

1.1 Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan proses dimana dua orang atau lebih melakukan suatu

pertukaran informasi yang pada gilirannya terjadi kesepakatan dan hubungan yang mendalam (Prodjosaputro, 1978). Ini menjelaskan hakekat hubungan dengan adanya

suatu pertukaran informasi (pesan), setelah itu diharapkan perubahan sikap, tingkah laku dan kebersamaan dalam menciptakan saling pengertian diantara orang-orang yang ikut pada proses komunikasi (wursanto,1987).

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen

(management) untuk mencapai suatu tujuan.Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut,

strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan

harus menunjukan bagaimana taktik operasionalnya.

Demikianlah pula strategi komunikasi merupakan paduan dan perencanaan

komunikasi (communication planning) dan manajemen komunikasi (communication

management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi

komunikasi harus dapat menunjukan bagaimana operasionalnya secara taktis harus

dilakukan dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu

bergantung dari situasi dan kondisi.

Strategi komunikasi berperan penting dalam sosialisasi, karena dengan

(8)

Di era sekarang ini teknologi internet berkembang pesat dalam akses informasi. Sehingga dengan adanya media social pula masyarakat dengan mudah

mengakses berbagai informasi melalui internet. Media sosial merupakan media untuk bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan secara online yang memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu (Apa itu

sosialmedia, 2012)

Hal ini senada dengan fungsi media menurut Onong Uchjana Effendy (1985,

hal. 8) yang menyatakan bahwa, “fungsi utama dari media

adalah memberikan informasi (toinform), mendidik masyarakat (toeducate), menyajikan hiburan(toentertain), dan mempengaruhi masyarakat (to influence)”.

Komunikasi mempunyai peranan penting dalam kepolisian, terutama polisi lalu lintas yang berhubungan langsung dengan masyarakat dalam hal membina dan

menyelenggarakan fungsi lalu lintas yang meliputi pendidikan masyarakat. Seperti yang terdapat pada pasal Pasal 1 angka 3 Per kapolr i No. 5 Tahun 2012 tentang Registr asi dan Identifikasi Kendar aan Bermotor: “Korps Lalu Lintas Polri yang

selanjutnya disebut Korlantas Polri adalah unsur pelaksana tugas pokok bidang

keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas yang berada di

bawah Kapolri serta bertugas membina dan menyelenggarakan fungsi lalu lintas

yang meliputi pendidikan masyarakat, penegakan hukum, pengkajian masalah lalu

lintas, registrasi dan identifikasi pengemudi dan kendaraan bermotor serta patroli

jalan raya.”

Untuk itu, ada empat langkah yang menjadi ciri utamsa tugas Polantas, yaitu

(9)

pengemudi dan kendaraan bermotor. Selain itu, Polantas melayani masyarakat dalam pengurusan STNK, SIM, dan menolong kecelakaan lalu lintas.

Berdasarkan program Decade Of Action for Safety dari Ditlantas Polri. Yang merupakan Program pemerintah dalam rangka pesan keselamatan di jalan dan implementasi UU NO 22 TH 2009 tentang LLAJ pasal 3 yang berisi berikut :

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan diselenggarakan dengan tujuan:

1. Terwujudnya pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang aman, selamat,

tertib, lancar, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat

bangsa.

2. Terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa.

3. Dan terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi masyarakat. http://hubdat.dephub.go.id/uu/288-uu-nomor-22-tahun-2009-tentang-lalu-lintas-dan-angkutan-jalan.

Maka Satlantas Polres Gresik membuat sosialisasi keselamatan berkendara dengan tujuan dapat menurunkan angka kecelakaan terutama di Gresik. Serta ikut

mensukseskan Program Decade Of Action for Safety dari Ditlantas Polri. Diharapkan pula dengan adanya sosialisasi ini Satlantas Polres Gresik dapat memberikan edukasi tentang bagaimana berkendara yang baik di jalan raya.

Untuk isi pesan yang disampaikan dalam sosialisasi keselamatan berkendara tersebut antara lain adalah mengikuti rambu lalu lintas, menggunakan sabuk

(10)

SNI bagi pengendara sepeda motor, Wajib menunjukkan STNK dan SIM saat ada pemeriksaan dan yang bertujuan untuk Keselamatan berkendara di jalan.

Dalam penyampaian sosialisasi keselamatan berkendara, Satlantas Polres Gresik melakukan berbagai cara. Dengan menggelar acara khusus, menggunakan media sosial, secara face to face, dan juga sosialisasi dengan menyebarkan brosur

dan pamflet. Untuk acara khusus Satlantas Polres Gresik menggelar acara seperti pertunjukan OVP, Teatrikal di jalan. Karena diharapkan pula dengan sosialisasi

dengan acara khusus tersebut masyarakat bisa dengan mudah dan tidak jenuh untuk menangkap pesan yang disampaikan oleh satlantas polres gresik.

Opera van police (OVP) sendiri merupakan sebuah acara/event yang dibuat

oleh Satlantas Polres Gresik berupa pertunjukan seni lawak. Namun pesan-pesan yang disampaikan dalam OVP tersebut berisi tentang pentingnya keselamatan

berkendara dan berkendara yang baik di jalan.

Teatrikal di jalan juga merupakan sebuah pertunjukan yang menampilkan orang dengan menggunakan kostum dan make up korban kecelakaan. Dan di

belakangnya juga terpampang spanduk bertuliskan “Jangan Tiru Kami”. Yang dimana teatrikal tersebut di pertunjukan di perlimaan lampu merah, dengan

demikian diharapkan pengguna jalan yang lewat bisa menerima pesan tersebut dengan cara berbeda.

Sedangkan untuk mempromosikan kegiatan acara tersebut, Satlantas Polres

Gresik dipublikasikan melalui media. Salah satunya www.Suara Surabaya.net, dengan judul “Polres Gresik Siapkan Opera Van Police”. Dan pemberitaan lain ada

(11)

Dalam www.suarasurabaya.net, rabu, 2 januari 2013. isinya tentang AKBP Budi Idayanti Kasatlantas Polres Gresik yang menuturkan bahwa pada malam tahun

baru aka nada pertunjukan dan games-games yang akan dipentaskan dalam acara Car free night. Serta akan ada phospore patrol, modern dance, serta opera van police yang akan menampilkan belasan polisi dan memainkan guyonan khas gresik.

Untuk target dari sosialisasi keselamatan berkendara adalah seluruh lapisan masyarakat terutama pengguna jalan raya. Serta siswa SMP dan SMA yang belum

maupun sudah mepunyai sim. Diharapkan sebagai generasi penerus, supaya mengetahui dan lebih memahami tentang pentingnya keselamatan berkendara. Sehingga setelah mereka nantinya mempunyai sim mereka bisa menjadi pengguna

jalan yang baik.

Tujuan dalam sosialisasi yang mendukung Program Decade Of Action for

Road Safety Korlantas Polri ini. Selain dapat menekan angka kecelakaan terutama di Kabupaten Gresik. Diharapkan pula Polres Gresik bisa menghibur masyarakat dan menghilangkan kesan seram dan kaku. Dan hubungan satlantas polres gresik bisa

semakin dekat dengan masyarakat, sehingga tercipta hubungan yang baik antara masyarakat dengan polisi.

Selain acara khusus, Satlantas Polres Gresik juga mensosialisasikan keselamatan berkendara melalui Twiter dan Facebook. Dengan mengupdate status berisi informasi mengenai keselamatan berkendara, ketentuan masa berlaku sim, tata

cara membuat stnk serta informasi lain mengenai pelayanan Polisi lainya.

Seperti pada twiternya Satlantas Polres Gresik dengan nama Polres Gresik.

(12)

bagi pengendara sepeda motor. Etika berkendara itu perlu tujuannya adalah untuk

menghormati, menghormati, dan menjaga keselamatan orang lain.”

Serta himbauan kepada masyarakat agar hati-hati di dalam memarkir kendaraan tweetnya pun seperti berikut “Hati-hati dalam memarkir kendaraan anda..!! Pencuri Mobil maupun sepeda motor slalu mengintai kendaraan anda...!!!

WASPADALAH....!!!!”.

Sedangkan di Facebook yang bernama Satlantas Polres Gresik, mereka

mengupdate status berisikan tentang himbauan keselamatan di jalan. “Selamat pagi rekan-rekan facebook di ingatkan kembali jangan lupa memakai helm dan selalu

gunakan sabuk keselamatan dalam berkendara, serta jangan agresif di jalan.. ingat

anak dan istri menunggu di rumah, selamat beraktifitas..!!”

Untuk sosialisasi melalui media sosial tersebut Satlantas Polres Gresik

mempunyai tujuan. Agar sosialisasi bisa dilakukan juga di jejaring sosial, sehingga masyarakat bisa mengakses informasi mengenai pelayanan dan sosialisasi keselamatan berkendara dengan mudah dan cepat.

Untuk targetnya sendiri tentunya seluruh lapisan masyarakat, pengguna twiiter dan facebook, pengguna jalan, pengguna smartphone, sehingga untuk

mengakses informasi tentang keselamatan berkendara bisa dengan mudah mengetahui dan dapat dimana saja.

Dalam sosialisasi, diperlukan adanya strategi komunikasi agar suatu pesan

dapat disampaikan kepada khalayak sesuai dengan tujuan yang dimaksud. Dalam penelitian ini tentunya tujuan tersebut adalah mensosialisasikan keselamatan

(13)

Menurut Arifin (1994:58) Strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankanguna mencapai tujuan. Jadi dalam

merumuskan strategi komunikasi, selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak.

Berdasarkan latar belakang di atas maka Peneliti bermaksud untuk

mengetahui strategi komunikasi yang digunakan oleh Satlantas Polres Gresik dalam mensosialisasikan keselamatan berkendara. Dan peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul ” Strategi Komunikasi Satlantas Polr es Gresik Dalam Pr ogram Sosialisasi Keselamatan Berkendara Melalui Media Online”

1.1.Perumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian pada latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana strategi komunikasi Satlantas Polres Gresik dalam

mensosialisasikan keselamatan berkendara?

1.2.Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah maka tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini adalah

(14)

1.3.Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi serta sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu komunikasi sebagai bahan masukan atau referensi untuk penelitian selanjutnya.

b. Manfaat Praktis

Dapat memberikan masukan pada pihak Satlantas Polres Gresik dalam

(15)

2.1.Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan

beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang menjadi rujukan

penulis diantara:

Penelitian yang dilakukan oleh Dana Priatama jurusan Ilmu Komunikasi

FISIP Universitas Mulawarman, didalam penelitiannya yang berjudul “Strategi

Komunikasi Lembaga Pemberdayaan Masyar akat (LPM) Dalam Sosialisasi

Pr ogram Pembinaan Masyarakat (LPM) Dalam Sosialisasi Pr ogr am

Pembinaan Masyarakat Di Kelurahan Loa Bakung, Kota Samarinda”.

Tentang strategi komunikasi yang digunakan oleh Lembaga Pemberdayaan

Masyarakat (LPM) dalam mensosialisasikan program pembinaan masyarakat di

Kelurahan Loa Bakung Samarinda.Strategi yang dilaksanakan melalui beberapa

tahap sesuai teori strategi komunikasi seperti menentukan khalayak, bagaimana

menyusun pesan, menetapkan metode yang digunakan serta menyeleksi

penggunaan media cetak maupun elektronik. Dimana strategi komunikasi yang

telah terencana seperti sosialisasi Program Pembinaan Masyarakat yang dilakukan

di kelurahan yang didampingi oleh koordinator program pembinaan masyarakat.

(16)

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kota Samarinda dalam mensosialisasikan

program pembinaan masyarakat sudah tepat.

Penelitian yang dilakukan oleh Angela Dian R Jurusan Ilmu komunikasi FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, didalam penelitiannya yang berjudul

“STRATEGI KOMUNIKASI DPPKAD KABUPATEN SRAGEN DALAM SOSIALISASI PROGRAM PENGALIHAN PBB-P2”. Pr ogram pengalihan PBB - P2 adalah pr ogram dari Direktor at J enderal. Program pengalihan PBB

- P2 adalah program dari Direktorat Jenderal Perpajakan untuk mentransfer pengelolaan PBB - P2 dari pajak pusat ke daerah pajak. Program ini bertujuan

untuk meningkatkan penerimaan PBB - P2 dan pajak pendapatan bisa langsung digunakan untuk pembangunan daerah . Program baru ini akan membutuhkan pendidikan publik besar-besaran yang dilakukan oleh DPPKAD Sragen .

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan strategi komunikasi DPPKAD Sragen dalam sosialisasi dari program pengalihan PBB - P2 menjadi pajak daerah .

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah primer deskriptif kualitatif Sumber data yang diperoleh dari wawancara dan observasi . Teknik analisis adalah dilakukan melalui proses reduksi data, display data dan penarikan

kesimpulan.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

purposive sampling .Berdasarkan hasil penelitian ini , diketahui strategi komunikasi panggung dilakukan oleh DPPKAD Sragen , yaitu: tahu penonton

(17)

pengaturan titik pesan dan set pesan yang akan disampaikan kepada sosialisasi sasaran. setelah menulis pesan , langkah selanjutnya adalah menentukan metode .

Teknik ini adalah teknik digunakan dalam hubungan sosialisasi , integrasi , penghargaan dan pengaturan , sedangkan untuk Metode , DPPKAD Sragen metode informatif dan persuasif . setelah menulis pesan dan menentukan langkah

berikutnya adalah memilih metode penggunaan media .

Media yang digunakan oleh DPPKAD Sragen dalam sosialisasi merupakan

media local koran, radio , televisi dan spanduk lokal . Tahap terakhir adalah

evaluasi dan pemantauan. Ini digunakan untuk mengetahui bahwa sosialisasi

dapat diterima oleh penonton.

Dengan memperhatikan dari hasil rujukan penelitian terdahulu, Peneliti

ingin lebih membuktikan dalam ketertarikan Peneliti untuk mengetahui Strategi

yang dilakukan Satlantas Polres Gresik pada penelitian yang berjudul ” Strategi

Komunikasi SatLantas Polres Gresik Dalam Sosialisasi Keselamatan Berkendara

di Gresik.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Definisi Komunikasi

Menurut Prof. H. Hafied Cangara, M.Sc.Ph.D di dalam bukunya yang

(18)

dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari kata akar communico yang artinya membagi.

Everett M.Rogers (1985) seorang pakar sosiologi pedesaan amerika yang kemudian lebih banyak memberi perhatian pada studi riset kommunikasi khususnya dalam hal penyebaran inovasi membuat definisi komunikasi, yakni:

Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu

penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka”.

Definisi ini kemudian dikembangkan bersama dengan Lawrence D. Kincad (1981) sehingga melahirkan suatu definisi yang lebih maju dengan menyatakan: “Komunikasi adlah suatu proses dimana dua orang atau lebih

membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainya , yang

pada giliranya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.”

Pengertian komunikasi dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal mengandung kesamaan makna antara kedua belah pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya berupa informatif, yakni agar

orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan melakukan suatu perbuatan atau kegiatan

dan yang lain-lain.

Pentingnya komunikasi bagi kehidupan sosial, budaya, pendidikan dan politik sudah disadari oleh cendekiawan sejak Aristoteles yang hidup ratusan

tahun sebelum masehi. Akan tetapi studi Aristoteles hanya berkisar pada retorika dalam lingkungan kecil. Baru pada pengalaman abad ke-20 , ketika dunia

(19)

pesatnya penemuan-penemuan, maka secara perlahan mulai disadari pentingnya komunikasi ditingkatkan dari pengetahuan menjadi ilmu. Dari sekian banyak

ahli-ahli yang menaruh minat pada komunikasi adalah Carl Hovland, menurutnya ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap (Effendy,

1995 : 10).

Definisi Hovland diatas menunjukkan bahwa yang dijadikan obyek studi

ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum (Public Opinion) dan sikap publik (Public attitude)

yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang

amat penting. Bahkan dalam definisinya secara khusus mengenai pengertian komunikasi sendiri, Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses

mengubah perilaku orang lain (Communication is the process to modify the

behavior of the other individuals). Akan tetapi, seseorang akan dapat mengubah

sikap, pendapat, atau perilaku orang lain apabila komunikasinya itu memang

komunikatif seperti diuraikan diatas untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara efektif. Para peminat komunikasi seringkali

mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya

“The Structure And Function Communication In society”. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan

(20)

Paradigma Lasswell diatas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi 5 unsur sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan , yakni :

1. Komunikator (Communicator, Source, Sender)

2. Pesan ( Message )

3. Media ( Channel, Media )

4. Komunikan ( Communicant, Receiver)

5. Efek/ Effect ( Impact, Influence )

Jadi berdasarkan paradigma tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan media yang menimbulkan efek tertentu (Effendy, 1995 : 10 ).

Proses komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (Komunikator). Pikiran bisa merupakan gagasan informasi opini dan

lain-lain yang muncul dari dalam benaknya. Komunikasi akan berhasil apabila pikiran disampaikan dengan menggunakan perasaan yang disadari, sebaliknya komunikasi akan gagal jika sewaktu menyampaikan pikiran perasaan tidak

terkontrol. Pikiran dan perasaan yang akan disampaikan itu dinamakan Picture in

our head oleh Walter Lippman. Yang menjadi permasalahan ialah bagaimana agar

“Gambaran dalam benak” dan “Isi kesadaran” pada komunikator itu dapat dimengerti, diterima, bahkan dilakukan oleh komunikan (Effendy, 1995 : 11).

(21)

1. Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakan apa, dengan cara apa, kepada siapa, dengan efek apa (Lasswell)

2. Komunikasi adalah proses dimana seorang individu atau komunikator mengoperkan stimulant biasanya dengan lambang-lambang bahasa (verbal maupun non-verbal) untuk mengubah tingkah laku orang lain (Carl

Hovland)

3. Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau

emosi dari seseorang kepada orang lain terutama melalui smbol-simbol (Theodorson dan Thedorson)

4. Kommunikasi adalah seni menyampaikan informasi, ide-ide dan sikap

seseorang kepada orang lain (Edwin Emery)

5. Komunikasi adalah suatu proses interaksi yang mempunyai arti antara

sesama manusia (Delton E, Mc Farlan)

6. Komunikasi adalah proses sosial, dalam arti pelemparan pesan / lambang yang mana mau tidak mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua

proses dan berakibat pada bentuk perilaku manusia dan adat kebiasaan (William Albig)

7. Komunikasi berarti suatu mekanisme hubungan antar manusia dilakukan dengan mengartikan simbol lisan dan membacanya melalui ruang dan menyimpan dalam waktu (Charles H. Cooley)

8. Komunikasi merupakan proses pengalihan suatu maksud dari sumber kepada penerima, proses tersebut merupakan seni aktifitas, rangkaian atau

(22)

9. Komunikasi merupakan interaksi antar pribadi yang menngunakan sistem simbolinguistik, seperti sistem simbol verbal (kata-kata) dan non-verbal.

Sistem ini dapat disosialisasikan langsung / tatap muka atau melalui media lain (tulisan, oral, dan visual). (Karlfried Knapp). (Tommy Suprapto, 2011 : 5-6)

2.2.2. Konseptual Komunikasi

Deddy Mulyana (2005:61-69) mengkategorikan definisi-definisi tentang komunikasi dalam tiga konseptual yaitu:

1. Komunikasi sebagai tindakan satu arah.

Suatu pemahaman komunikasi sebagai penyampaian pesan searah dari seseorang (atau lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik

secara langsung (tatap muka) ataupun melalui media, seperti surat (selebaran), surat kabar, majalah, radio, atau televisi. Pemahaman komunikasi sebagai proses searah sebenarnya kurang sesuai bila diterapkan pada komunikasi

tatapmuka, namun tidak terlalu keliru bila diterapkan pada komunikasi publik (pidato) yang tidak melibatkan tanya jawab.

Pemahaman komunikasi dalam konsep ini, sebagai definisi berorientasi-sumber. Definisi seperti ini mengisyaratkan komunikasi semua kegiatan yang secara sengaja dilakukan seseorang untuk menyampaikan rangsangan untuk

(23)

kebutuhan komunikator, seperti menjelaskan sesuatu sesuatu kepada orang lain atau membujuk untuk melakukan sesuatu.

Beberapa definisi komunikasi dalam konseptual tindakan satu arah:

a. Everet M. Rogers: komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan

maksud untuk mengubah tingkah laku.

b. Gerald R. Miller: komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang

disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima.

c. Carld R. Miller: komunikasi adalah proses yang memungkinkan

seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya

lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain

(komunkate).

d. Theodore M. Newcomb: Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi terdiri dari rangsangan yang diskriminatif,

dari sumber kepada penerima.

2. Komunikasi sebagai interaksi.

Pandangan ini menyetarakan komunikasi dengan suatu proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan pesan, baik verbal atau nonverbal, seorang penerima bereaksi dengan

memberi jawaban verbal atau nonverbal, kemudian orang pertama bereaksi lagi setelah menerima respon atau umpan balik dari orang kedua, dan

(24)

Contoh definisi komunikasi dalam konsep ini, Shanon dan Weaver (dalam Wiryanto, 2004), komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak

terbatas pada bentuk pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam

hal ekspresi muka, lukisan, seni , dan teknologi.

3. Komunikasi sebagai transaksi.

Pandangan ini menyatakan bahwa komunikasi adalah proses yang dinamis

yang secara sinambungan mengubah phak-pihak yang berkomunikasi. Berdasrkan pandangan ini, maka orang-orang yang berkomunikasi dianggap sebagai komunikator yang secara aktif mengirimkan dan

menafsirkan pesan. Setiap saat mereka bertukar pesan verbal dan atau pesan nonverbal.

Beberapa definisi yang sesuai dengan konsep transaksi:

a. Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss: Komunikasi adalah proses pembentukan makna di antara dua orang atau lebih.

b. Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson: Komunikasi adalah proses memahami danberbagi makna.

c. William I. Gordon : Komunikasi adalah suatu transaksi dinamis yang melibatkan gagasan dan perasaan.

d. Donald Byker dan Loren J. Anderson: Komunikasi adalah berbagi

(25)

2.2.3. Fungsi Komunikasi

Menurut Prof. H. Hafied Cangara, M.Sc.Ph.D di dalam bukunya yang

berjudul “Perencanaan & Strategi Komunikasi” (2013:39),

Fungsi adlah potensi yang dapat digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu. Komunikasi sebagai ilmupengetahuan memiliki fungsi yang dapat dimanfaatkan

oleh manusia dalam mememnuhi kebutuhan hidupnya. Secara klasik fungsi komunikasi ditujukan untuk:

1. Member informasi 2. Menghibur

3. Mendidik dan

4. Membentuk opini publik.

Robert G. King memasukkan fungsi komunikasi kedalam ruang lingkup

ilmu komunikasi. Menurutnya, ada tiga fungsi dari proses komunikasi yang dapat dijadikan acuan dalam setiap rancangan materi pesan yang ingin disampaikan. Efek apa yang ingin dicapai dicapai diakhir proses komunikasi. Ada tiga fungsi

komunikasi yang ditemukan oleh King, yaitu:

a. Proses pengembangan mental (Development of Menthal Process)

b. Penyesuaian dengan lingkungan (Adjustment of Environment)

(26)

2.2.4. Tujuan Komunikasi

Setiap proses komunikasi memiliki tujuan untuk efisiensi dan efektifitas,

demikian yang dikatakan King dalam ruang lingkupnya. Efisiensi maksudnya adalah dengan sumber daya yang ada, tetap diusahakan sebuah proses komunikasi mencapai hasil yang maksimal. Ketika seorang komunikator menyampaikan

pesan, materi pesan yang disampaikan sebisa mungkin mendapatkan feedback

yang positif dari penerima pesannya.

Tujuan efektifitas dalam ruang lingkup Robert G. King diartikan sebagai cara mengoptimalkan setiap fungsi komponen dalam proses komunikasi. Setiap

unsur yang terlibat dalam proses komunikasi, baik itu komunikator, media, pesan, maupun komunikan harus memainkan perannya secara tepat untuk menciptakan iklim yang kondusif sebagai proses komunikasi mencapai tujuan (Lukiati Komala,

2009 : 139-140)

Menurut Effendy di dalam bukunya berjudul “Ilmu Komunikasi dan Filsafat Komunikasi” (2003:55), Komunikasi memiliki beberapa tujuan utama

yakni :

1. Mengubah sikap (to change the attitude)

2. Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion) 3. Mengubah perilaku (to change the behaviour)

(27)

2.2.5. Strategi

Arifin (1994: 10) mengemukakan bahwa strategi adalah keseluruhan

keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan, jadi merumuskan suatu strategi komunikasi berarti memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi dan yang akan dihadapi di

masa depan, guna mencapai efektivitas. Dengan strategi komunikasi ini berarti dapat ditempuh dengan beberapa cara dengan menggunakan komunikasi secara

sadar untuk menciptakan perubahan diri khalayak dengan mudah dan cepat. Totok Mardikanto (2010: 196) menyatakan bahwa strategi digunakan untuk mendefinisikan rancangan operasionalnya yang akan dipilih untuk

melaksanakan kebijakan-kebijakan dan kegiatannya. Dalam hubungan ini, Rogers (Crawford dan Ward, 1974) menyatakan bahwa strategi komunikasi pembangunan

merupakan suatu rencana penyampaian ide-ide baru atau inovasi. Sedangkan Lionberger dan Gwin (1982) mengartikan strategi sebagai metoda yang terpilih untuk melakukan suatu kegiatan.

Sementara Effendi (2006: 32) mengemukakan bahwa strategi pada

hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk

(28)

2.2.6. Strategi Komunikasi

Menurut Glueck (1998:12), strategi adalah rencana yang disatukan,

menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksananaan yang tepat oleh perusahaan.

Menurut Winadi (1989:46), strategi bersal dari bahasa yunani yang artinya kepemimpinan (leadership), strategi adalah keseluruhan tindakan-tindakan

yang ditempuh oleh sebuah organisasi untuk mencapai sasaran-sasarannya, dan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan, sangat dibutuhkan pengambilan keputusan strategis.

Menurut Hunger dan Wheelen (2001:16), strategi adalah rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi

dan tujuannya. Strategi akan memaksimalkan keunggulan kompetitif dan meminimalkan keterbatasan bersaing.

Kehidupan manusia tidak terlepas dari ruang lingkup komunikasi, manusia

sebagai makhluk sosial, maka dengan komunikasi tidak saja sebagai alat untuk kontak hubungan dengan antara individu, namun komunikasi juga merupakan alat

bagi manusia untuk bertahan hidup. Komunikasi memiliki kekuatan untuk melakukan seleksi terhadap berbagai stimuli yang ada disekitarnya, stimuli yang akan dipilih dan stimuli tersebut dapat memberikan rangsangan yang labih kuat.

(29)

1. Tujuan 2. Sasaran

3. Pesan

4. Instrumen dan kegiatan 5. Sumberdaya dan skala waktu

6. Evaluasi dan perbaikan

Menurut Arifin (1994:58) Strategi adalah keseluruhan keputusan

kondisional tentang tindakan yang akan dijalankanguna mencapai tujuan. Jadi dalam merumuskan strategi komunikasi, selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak. Itulah sebabnya

maka langkah pertama yang diperlukan adalah mengenal khalayak dan sasaran. Kemudian berdasarkan dengan adanya pengenalan serta komunikator dipilih,

sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada. Langkah – langkahnya sebagai berikut:

1. Mengenal Khalayak

Sebelum melaksanakan sosialisasi, sangat penting bagi komunikator untuk mengenal khalayak yang akan menjadi sasaran sosialisasinya. Tahap ini

merupakan tahap dimana komunikator menyamakan kepentingan dengan khalayak. Untuk menyamakan kepentingan tersebut, seorang komunikator

(30)

2. Menyusun pesan

Setelah menentukan khalayak, maka tahap selanjutnya dalam strategi

komunikasi adalah menyusun pesan. Syarat utama dalam mempengaruhi khalayak dari pesan tersebut, ialah mampu membangkitkan perhatian. Hal ini sesuai dengan AA Procedure atau From Attention to Action Procedure.

Artinya membangkitkan perhatian (attention) untuk selanjutnya menggerakkan seseorang atau banyak orang melakukan suatu kegiatan

(action) sesuai tujuan yang dirumuskan. Pesan harus dirancangkan dan

disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian sasaran yang dimaksud.

3. Menetapkan metode

Setelah mengenal khalayak dan menyusun pesan, langkah selanjutnya dalam

strategi komunikasi adalah menetapkan metode atau cara komunikator untuk menyampaikan sosialisasinya. Pemilihan metode ini harus disesuaikan dengan bentuk pesan, keadaan khalayak, fasilitas dan biaya. Pemilihan metode sangat

penting karena menentukan tata cara yang digunakan untuk menyampaikan pesan.

4. Seleksi dan penggunaan Media Media

Media komunikasi merupakan sarana atau alat yang digunakan untuk

mempermudah proses penyampaian warta/pesan/informasi dari komunikator

(31)

jenisnya, mulai dari cetak, tulis hingga elektronik. Namun efektivitas dari masing-masing media itu sendiri juga berbeda. Karena itu seorang

komunikator yang handal harus dapat memahami karakteristik media

komunikasi, sehingga pada akhirnya dapat memilih media apa yang tepat dan sesuai dengan karakter pesan maupun karakter khalayaknya.

Strategi komunikasi, baik secara makro (planned multi-mrdia strategy)

maupun secara mikro (single communication medium strategy)mempunyai fungsi ganda :

a. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasive dan

instruktif secara sistematis kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal.

b. Menjembatani ‘kesenjangan budaya’ (cultural gap) akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkannya media massa yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya. (Effendy, 1986:

35)

2.2.6.1. Tujuan Strategi Komunikasi

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planing) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk

(32)

Jadi, strategi itu pada hakikatnya adalah suatu perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktik

operasionalnya. Komunikasi secara efektif adalah sebagai berikut: a. Bagaimana mengubah sikap (how to change the attitude) b. Mengubah opini (to change the opinion)

c. Mengubah perilaku (to change behavior)

Tujuan sentral dari strategi komunikasi menurut R. Wayne Pace, Brent D.

Peterson dan M. Dallas Burnett dalam bukunya Techniques for Effective

Communication, adalah:

a. To secure understanding, yaitu memastikan bahwa komunikan mengerti pesan

yang diterimanya.

b. To establish acceptance, andaikata ia sudah dapat mengerti dan menerima,

maka penerimaannya itu harus dibina

c. To motivate action, bagaimana komunikator dapat memberikan motivasi kepada

komunikan. (Effendy, 2006: 32)

Bagaimana mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari proses komunikasi tersebut.

Peristiwa dalam proses komunikasi kampanye ini melibatkan konseptor (conception skill), teknisi komunikasi (technical skill) dan komunikator dengan segala kemampuan komunikasi (communication skill) untuk mempengaruhi

(33)

Kondisi yang mendukung sukses tidaknya penyampaian pesan (message) tersebut dalam berkampanye, menurut Wilbur Schramm di dalam bukunya, The

Process dan Effects of Mass Communications, yaitu sebagai berikut: a. Pesan dibuat sedemikian rupa dan selalu menarik perhatian.

b. Pesan dirumuskan melalui lambang-lambang yang mudah dipahami atau

dimengerti oleh komunikan.

c. Pesan menimbulkan kebutuhan pribadi dari komunikannya.

d. Pesan merupakan kebutuhan yang dapat dipenuhi, sesuai dengan situasi dan keadaan kondisi dari komunikan.

Pesan tersebut berupa ide, pikiran, informasi, gagasan, dan perasaan.

Pikiran dan pesan tersebut tidak mungkin dapat diketahui oleh komunikan jika tidak menggunakan “suatu lambang yang sama-sama dimengerti”.

2.2.6.2. Perumusan Str ategi Komunikasi

Khalayak memilki kekuatan penangkal yang bersifat psikologi dan sosial

bagi pengaruh yang berasal dari luar diri dan kelompoknya. Disamping itu khalayak tidak hanya diransang oleh adanya suatu pesan saja, melainkan banayak

pesan dalam waktu bersamaan. Artinya terdapat juga kekuatan pengaruh dari pesan – pesan lain yang datang dari sumber ( komunikator) lain dalam waktu yang sama, maupun sebelum dan sesudahnya. Dengan demikian pesan yang diharapkan

menimbulkan efek atau perubahan pada khalayak bukanlah satu – satunya “kekuatan” melainkan hanya satu diantara semua kekuatan pengaruh yang bekerja

(34)

Jadi efek tidak lain dari paduan sejumlah kekuatan yang bekerja dalam keseluruhan proses komunikasi. Justru itu, maka pesan sebagai satu – satunya

kekuatan yang dimiliki oleh komunikator harus mampu mengungguli semua kekuatan yang ada untuk menciptakan efektifitas. Kekuatan pesan ini, dapat didukung oleh metode penyajian, media dan kekuatan kepribadian komunikator

sendiri.

Suatu strategi adalah keputusan kondisional tentang tindakan yang akan

dijalankan guna mencapai tujuan. Jadi dalam merumuskan startegi komunikasi, selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga terutama memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak. Itulah sebabnya maka langkah pertama yang

diperlukan ialah mengenal khalayak atau sasaran. Kemudian berdasarkan pengenalan serta komunikator dipilih sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada.

Hal ini dimaksudkan selain agar kekuatan penangkal yang dimiliki khalayak dapat “ dijinakkan” juga untuk mengalahkan kekuatan pengaruh dari pesan – pesan lain yang berasal dari sumber ( komunikator ) lain.

Agar pesan yang disampaikan kepada sasaran ( publik ) menjadi efektif, Arifin ( 1998 : 50 ) menawarkan strategi – strategi komunikasi sebagai berikut :

1. Mengenal khalayak

Untuk mencapai hasil yang positif dalam proses komunikasi, maka komunikator

harus menciptakan persamaan kepentingan dengan khalayak terutama dalam pesan metode dan media. Untuk menciptakan persamaan kepentingan tersebut,

(35)

) dan lapangan pengalaman (field of experince ) khalayak secara tepat dan seksama meliputi :

a. Kondisi kepribadian dan kondisi fisik khalayak yang terdiri atas : 1. Pengetahuan khalayak mengenai pokok persoalan

2. Pengetahuan khalayak untuk menerima pesan – pesan lewat media yang

digunakan

3. Pengetahuan khalayak terutama pembendaharaan kata yang digunakan

b. Pengaruh kelompok dan masyarakat serta nilai – nilai dan norma – norma dalam kelompok dan masyarakat yang ada.

c. Situasi dimana kelompok itu berada.

Dalam observasi atau penelitian, publik dapat diidentifikasikan dari berbagai segi, dari segi pengetahuan khalayak misalnya terdapat pesan – pesan yang

disampaikan dapat ditemukan khalayak yang tidak memiliki pengetahuan, memiliki hanya sedikit, memiliki banyak, dan yang ahli tentang masalah yang disajikan. Sedang dari segi sikap khalayak terhadap isi pesan

yang disampaikan dapat ditemukan khalayak yang setuju, ragu- ragu, dan yang menolak.

Demikian juga dari segi kesediaan khalayak menerima pengaruh, khususnya mengenai inovasi ( ide – ide baru), dengan melalui penelitian dapat diperoleh identifikasi publik atau khalayak. Dalam hal ini Schonfeld ( 1998 : 52 )

mengemukakan klasifikasi khalayak sebagai berikut :

a. Inovator atau penemuan ide adalah orang yang kaya akan ide baru, dan

(36)

b. Early Adopters atau orang – orang yang cepat bersedia untuk mencoba apa yang dianjurkan kepadanya.

c. Early Mayority atau kelompok orang- orang yang mudah menerima ide- ide baru asal saja sudah diterima oleh orang kebanyakan.

d. Mayority atau kelompok dalam jumlah terbanyak yang menerima atau menolak

ide baru, terbatas pada suatu daerah.

e. Non – Adopters atau orang –orang yang tidak suka menerima ide baru dan

mengadakan perubahan – perubahan atas pendapatnya semula.

Mengenal pengaruh kelompok dan nilai – nilai kelompok, memang merupakan hal yang harus dikenal dan diteliti oleh komunikator untuk

menciptakan komunikasi yang efektif, sebab manusia hidup dalam dan dari kelompoknya.

Dalam identifikasi publik ini dapat dilihat, bahwa makin modern hidup seseorang makin banyak kelompok referensinya (reference group), selanjutnya semakin luas pula lingkungan referencenya (frame of reference). Sebaliknya

semakin tradisional seseorang, makin kecil kelompok referencenya, makin sempit pula lingkungan referencenya. Artinya makin modern seseorang makin kurang

dan renggang hubungannya dengan kelompok, sebaliknya makin tradisional seseorang makin kuat dan erat hubungannya dalam kelompoknya.

Pengenalan mengenai khalayak sangat diperlukan, unsur manusia dalam

(37)

2. Menyusun pesan

Syarat – syarat perlu diperhatikan dalam menyusun pesan yaitu

menentukan tema dan materi. Syarat utama dalam mempengaruhi khalayak dari pesan tersebut, ialah mampu membangkitkan “ perhatian”. Hal ini sesuai dengan AA. Procedure atau From Attention To Action Procedure. Artinya

membangkitkan perhatian (attention) untuk selanjutnya menggerakkan seseorang atau banyak orang melakukan suatu kegiatan ( Action ) sesuai tujuan yang

dirumuskan.

Selain AA. Procedure, dikenal pula rumus klasik AIDDA yang juga dikenal dengan adoption process, yaitu attention, Interest, desire, decision, dan

Action. Artinya dimulai dengan membangkitkan perhatian (attention), kemudian menimbulkan minat dan kepentingan (interest), sehingga banyak memiliki hasrat

(desire), untuk menerima keputusan untuk mengamalkan dalam tindakan (action). Menurut Schram (1984 : 68 – 69), syarat- syarat berhasilnya suatu pesan sebagai berikut :

1. Pesan harus direncanakan dan disampaikan sedemikian rupa sehingga pesan itu

dapat menarik perhatian yang ditujukan.

2. Pesan haruslah menggunakan tanda–tanda yang dirasakan pada pengalaman yang sama antara sumber dan sasaran, sehingga kedua pengertian bertemu.

(38)

4. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh suatu kebutuhan yang layak bagi situasi kelompok dimana sasaran pada saat digerakkan untuk memberi

jawaban yang dikehendaki.

Selanjutnya Schram mengemukakan apa yang disebut availability (mudahnya diperoleh ) dan contras (perbedaan yang menyolok ). Kedua hal ini

ditujukan terutama dalam penggunaan tanda –tanda komunikasi (sign of communication ) dan penggunaan medium.

Availability, berarti pesan itu mudah diperoleh dalam persoalan yang sama orang selalu memilih yang paling gampang, yaitu tidak terlalu banyak meminta energi atau biaya. Sedang contrast menunjukkan, bahwa pesan itu disampaikan

dengan menggunakan tanda – tanda dan medium memiliki perbedaan yang tajam dengan keadaan sekitarnya, sehingga ia kelihatan atau kedengaran sangat

menyolok, dan dengan demikian itu mudah ditangkap oleh panca indra.

3. Menetapkan Metode

Setelah mengidentifikasikan situasi dan kondisi khalayak serta telah menyusun pesan sedemikian rupa, maka tahap selanjutnya adalah memilih metode

penyampaian yang sesuai. Pemilik metode ini harus disesuaikan dengan bentuk pesan, keadaan khalayak, fasilitas dan biaya.

Arifin ( 1984 : 73 ) menawarkan merode komunikasi yang efektif yaitu :

(39)

Adalah mempengaruhi khalayak dengan cara mengulang – ulang pesan

kepada khalayak. Dengan metode ini banyak manfaat yang dapat ditarik. Manfaat itu antara lain bahwa khalayak akan lebih memperhatikan pesan itu, karena justru berkonsentrasi pada pesan yang diulang – ulang,

sehingga ia akan lebih banyak menarik perhatian. Manfaat lainnya, bahwa khalayak tidak akan mudah melupakan hal yang penting disampaikan

berulang – ulang itu. Selanjutnya dengan metode repetition ini, komunikator memperoleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahan – kesalahan yang tidak disengaja dalam penyampaian- penyampaian

sebelumnya.

2. Canalizing

Untuk mempengaruhi khalayak haruslah lebih dahulu mengerti tentang kerangka referensinya dan lapangan pengalaman dari khalayak tersebut

dan kemudian menyusun pesan dan metode sesuai dengan itu. Hal tersebut dimaksudkan, agar khalayak tersebut pada permulaan dapat menerima

pesan yang dikehendaki. Maksudnya komunikator menyediakan saluran – saluran tertentu untuk menguasai motif – motif tertentu yang ada pada khalayak, juga termasuk dalam proses canalizing ialah memahami dan

(40)

3. Informatif

Dalam dunia komunikasi massa dikenal salah satu bentuk pesan yang bersifat informatif, yaitu suatu bentuk isi pesan, yang bertujuan mempengaruhi khalayak dengan cara ( metode ) memberikan penerangan.

Penerangan berarti penyampaian suatu apa adanya, apa sesungguhnya. Dengan kata lain, penyampaian sesuatu sesuai dengan fakta – fakta dan

data – data yang benar serta pendapat – pendapat yang benar. Jadi dengan penerangan ( information ) berarti pesan – pesan yang dilontarkan itu berisi tentang fakta – fakta dan pendapat – pendapat yang dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya, sehingga bagi komunikan dapat diberi kesempatan untuk menilai, menimbang- nimbang dan mengambil

keputusan atas dasar pemikiran – pemikiran yang sehat

4. Persuasif

Persuasif berarti, mempengaruhi khalayak dengan cara membujuk. Dalam hal ini khalayak digugah baik pikirannya, terutama perasaannya. Metode

persuasif ini merupakan suatu cara untuk mempengaruhi komunikasi dengan tidak diberi kesempatan untuk banyak berfikir kritis, bahkan kalau perlu khalayak itu dapat terpengaruh secara tidak sadar ( suggestive).

(41)

terjadinya sugesti pada individu atau khalayak dapat dipermudah dengan jalan :

1. Menghambat ( inhibition )

2. Memecah belah ( dissociation ) proses berfikirnya.

3. Hambatan dalam proses berfikir terjadi karena a. Kelelahan

b. Perangsang – perangsang emosionil 5. Edukatif Method ( metode pendidikan )

Salah satu usaha untuk mempengaruhi khalayak dari suatu pertanyaan

umum yang dilontarkan, dapat diwujudkan dalam bentuk pesan yang berisi: pendapat – pendapat, fakta – fakta, dan pengalaman – pengalaman.

Metode ini dapat juga disebut metode mendidik. Mendidik berarti memberikan ide kepada khalayak, apa adanya dari segi kebenarannya, dengan sengaja, teratur dan berencana, dengan tujuan mengubah tingkah

laku manusia kearah yang diinginkan.

6. Cursive Method

Yang berarti mempengaruhi khalayak dengan cara memaksa. Dalam hal ini khalayak dipaksa, tanpa perlu berfikir lebih banyak lagi, untuk

menerima gagasan – gagasan atau ide – ide yang dilontarkan, oleh karena itu pesan dari komunikator ini selain pendapat – pendapat juga berisi

(42)

bentuk peraturan – peraturan, perintah – perintah, dan intimidasi – intimidasi dan untuk pelaksanaannya yang lebih lancar, biasanya

dibelakangnya berdiri kekuatan yang cukup tangguh.

4. Seleksi dan penggunaan Media

Sebelum suatu pesan atau kebijaksanaan lembaga disampaikan kepada masyarakat perlu dipertimbangkan tentang penggunaan media atau saluran yang

paling efektif. Didalam ilmu komunikasi dikenal komunikasi langsung ( face to face ) dan media massa. Jika sasarannya hanya terdiri dari beberapa orang saja dan lokasinya dapat dijangkau saja digunakan komunikasi langsung, termaksud

jika sasarannya internal publik biasa digunakan pertemuan – pertemuan. Jika sasarannya banyak orang dan tersebar dimana – mana, maka salurannya yang

sesuai adalah media massa.

Sebagaimana dalam penyusunan pesan kita harus selektif dalam artian menyesuaikan keadaan dan kondisi khalayak, maka dengan sendirinya dalam

penggunaan mediapun harus demikian adanya.

5. Hambatan dalam komunikasi

Dalam komunikasi, pada saat penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan sering terjadi tidak tercapainya pengertian sebagaimana yang

dikehendaki, malah timbul kesalahpahaman. Tidak dapat diterimanya pesan tersebut dengan sempurna dikarenakan perbedaan lambang atau bahasa antara apa

(43)

yang dipergunakan dengan yang diterima. Atau terdapat hambatan teknis lainnya yang menyebabkan gagasan terhadap kelancaran sistem komunikasi kedua belah

pihak.

Kreitner dalam Ruslan ( 2003 : 8 ), menerangkan empat macam hambatan yang dapat menganggu dalam sistem komunikasi tersebut, yakni :

a. Hambatan dalam proses penyampaian ( process barrier )

Hambatan ini bisa datang dari pihak komunikator (sender barrier) yang mendapat kesulitan dalam penyampaian pesan – pesannya, tidak menguasai materi pesan, dan belum memiliki kemampuan sebagai komunikator yang handal. Hambatan ini

bisa juga berasal dari penerima pesan tersebut (receiver barrier) karena sulitnya komunikan dalam memahami pesan itu dengan baik. Hal ini dapat disebabkan

oleh rendahnya tingkat penguasaan bahasa, pendidikan, intelektual dan sebagainya yang terdapat dalam diri komunikan. Kegagalan komunikasi dapat pula terjadi dikarenakan faktor- faktor, feed backnya ( hasil tidak tercapai ),

medium barrier ( media atau alat dipergunakan kurang tepat ) dan decoding barrier ( hambatan untuk memahami pesan secara tepat )

b. Hambatan secara fisik ( physical barrier )

Sarana fisik dapat menghambat komunikasi yang efektif, misalnya pendengaran

(44)

pertemuan, dll. Hal ini dapat membuat pesan – pesan tidak efektif samapi dengan tepat kepada komunikannya.

c. Hambatan semantik ( semantik barrier )

Hambatan segi semantik ( bahasa dan arti perkataan ), yaitu adanya perbedaan

pengertian dan pemahaman antara pemberi pesan dan penerima

tentang satu bahasa atau lambang. Mungkin saja bahasa yang disampaikan terlalu teknis dan formal, sehingga menyulitkan pihak komunikan yang tingkat

pengetahuan dan pemahaman bahasa teknisnya kurang. Atau sebaliknya, tingkat pengetahuan dan pemahaman bahasa teknis komunikator yang kurang.

d. Hambatan psiko – sosial ( psychosocial barrier )

Adanya perbedaan yang cukup lebar dalam aspek kebudayaan, adat istiadat,

kebiasaan, persepsi dan nilai – nilai yang dianut sehingga kecenderungan, kebutuhan serta harapan – harapan dari kedua belah pihak yang berkomunikasi

juga berbeda. Misalnya, seorang komunikator (pembicara) menyampaikan kata “ momok “ yang dalam kamus besar bahasa Indonesia sudah benar. Nyatanya kata tersebut dalam bahasa sunda berkonotasi karang baik. Jika kata tersebut diucapkan

pada pidato / kata sambutan dalam sebuah acara formal yang dihadiri para pejabat, tokoh dan sesepuh masyarakat sunda, maka citra yang bersangkutan (

(45)

2.2.7. Pengertian Sosialisasi

Dalam penelitian yang berjudul “Strategi Komunikasi Satlantas Polres

Gresik Dalam Sosisalisasi Keselamatan Berkendara” ini. Maka penulis mencantumkan teori mengenai sosialisasi.

Hendropuspito (1989:177) dalam arti luas menjelaskan sosialisasi adalah

proses suatu usaha masyarakat menghantar warganya masuk kedalam kebudayaan. Dengan kata lain, masyarakat melakukan suatu rangkaian kegiatan

tertentu untuk menyerah terimakan kebudayaan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sosialisasi dalam arti sempit dapat dirumuskan sebagai perangkat kegiatan masyarakat yang didalamnya individu - individu diajar dan belajar

memahirkan diri dalam peranan sosial yang sesuai dengan bakatnya.

Dalam arti seperti tersebut diatas, sosialisasi membahas masalah

pendidikan angkatan muda dengan sistem pendidikan formal (sekolah) dalam kaitannya dengan masalah alokasi jabatan, kata jabatan yang dipinjam dunia pemerintahan politik dipakai disini untuk menggantikan istilah sosiologi fungsi

sosial atau peranan sosial. Kata peranan dapat pula digantikan dengan kata pekerjaan atau profesi. Dengan kata ini mungkin kita dapat memahami lebih tepat

masalah sedang kita bicarakan dalam kaitannya dengan sosialisasi dalam arti sempit.

(46)

Kebiasaan satu kelompok manusia dapat berbeda dengan kelompok lain. Kebiasan-kebiasaan yang berbeda tersebut mencakup bidang ekonomi,

kekeluargaan (kekerabatan) pendidikan, adama, dan politik. Oleh karena itu sering kita jumpai keanekaragaman kebiasaan dalam kelompok-kelompok masyarakat. Kebiasaan-kebiasaan tersebut umumnya berusaha ditanamkan dari satu generasi

ke generasi selanjutnya. Tujuannya adalah agar anggota kelompok atau masyarakat dari generasi berikutnya dapat bersikap dan berperilaku sesuai dengan

kebiasaan(nilai dan aturan yang dianut kelompok masyarakat tersebut).

Dalam sosiologi, penanaman atau proses belajar anggota kelompok atau masyarakat tentang kebiasaan-kebiasaan di dalam kelompok masyarakatnya

disebut sosialisasi. Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan-kebiasaan nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi berikutnya

dalam sebuah kelompok masyarakat.

Menurut David B. Brinkerhoft dan Lynn K. White :

Menurut Brinkerhoft dan White (1989:90) sosialisasi sebagai suatu proses belajar

peran, status, dan nilai yang diperlukan untuk keikutsertaan (partisipasi) dalam institusi sosial.

Sedangkan menurut James W. Vander Zenden :

Suatu proses interaksi sosial dengan mana orang memperoleh pengetahuan, sikap, nilai dan perilaku esensial untuk keikutsertaan (partisipasi) efektif dalam

masyarakat. (Prof.dr.Damsar,2011:66).

Dikutip dari makalah “Sossialisasi Sosiologi”, oleh Laensugi dalam

(47)

Bahwa Menurut soejono dirjosisworo, sisialisasi mengandung tiga pengertian seperti berikut:

1. Proses sosialisasi adalah proses belajar, yaitu proses akomodasi tempat individu menahan, mengubah implus-implus dalam dirinya, dan mengambil alih cara hidup masyarakatnya

2. Dalam proses sosialisasi itu, individu mempelajari kebiasaan, sikap, ide, pola nilai dan tingkah laku serta ukuran kepatuhan tingkah laku di dalam

masyarakat tempat ia hidup.

3. Semua sifat dan kecakapan yang dipelajari dalam proses sosialisasi itu disusun dan dikembangkan sebagai kesatuan sistem dalam diri pribadinya.

Dari pendapat para ahli itu, dapat kita katakan bahwa yang dipelajari dalam proses sosialisasi adalah peran, nilai, dan norma sosial. Bagaimana

seseorang berperan sesuai dengan nilai, kebiasaan, dan norma yang berlaku dan diwarisi dari masyarakatnya. Oleh karena itu, teori sosialiasi sering juga disebut sebagai teori tentang peran( role theory).

Maka dapat penulis simpulkan bahwa dalam prosesnya sosialisasi keselamatan berkendara ini diharapkan dapat individu dapat mempelajari

(48)

2.2.8. Tujuan Sosialisasi

Arifin (2007:104) menyatakan tujuan pokok sosialisasi adalah :

1. Individu harus diberi ilmu pengetahuan (ketrampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak dimasyarakat

2. Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan

kemampuannya.

3. Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan

mawas diri yang tepat.

4. Bertingkah atau selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan masyarakat

umumnya.

Terdapat beberapa media sosialisasi menurut Arifin (2007:105), yaitu :

1. Orang tua atau keluarga

Merupakan lingkungan pertama sejak kita dilahirkan dan merupakan

lingkungan yang paling lama kita berada.

2. Teman bermain

Dalam hal ini banyak dituntut untuk bersikap toleran, menghargai milik

orang lain, memainkan suatu peran atau sebagainya, dengan perkataan lain teman sebaya ini sering menjadi acuan dalam bertingah laku.

3. Sekolah

(49)

4. Media massa

Media massa sangat penting peranannya dalam proses sosialisasi atau

paling tidak melalui media massa seseorang memperoleh pengetahuan.

5. Masyarakat

Kenyataan menunjukkan bahwa makin kompleks masyarakat, maka makin

sulit suatu sosialisasi. Hal ini disebabkan karena dalam masyarakat majemuk terdiri dari berbagai kelompok etnis dan aturan belum tentu satu

sama lain memiliki norma yang sejalan. Apa yang diperbolehkan dalam satu kelompok, barangkali merupakan larangan dalam kelompok yang lain.

2.2.9. Bentuk Sosialiasai

1. Sosialisasi pr imer

Sosialisasi primer, terjadi ketika manusia baru lahir. Pada saat itu manusia dibentuk menjadi makhluk sosial, manusia diarahkan menjadi pribadi yang dapat berinteraksi dengan pribadi yang sesuai dengan harapan masyarakat. Sosialisasi

primer terjadi di tengah-tengah keluarga pada masa kanak-kanak. Berger dan luckman menjelaskan bahwa sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang

(50)

2. Sosialisasi sekunder

Sosialissi sekunder terjadi pada akhir masa kanak-kanak dan remaja. Pada

saat ini, anak meninggalkan keluarganya dan masuk ke dalam pengaruh teman sebaya dan roang dewasa di luar rumahnya. Sosialisasi sekunder merupakan

proses sosialisasi yang memperkenalkan individu ke dalam lingkungan di

luar keluargannya, seperti sekolah lingkungan bermain, dan lingkungan kerja. Maka dapat penulis simpulkan bahwa Satlantas Polres Gresik

mensosialisasikan keselamatan berkendara untuk semua umur. Diharapkan pula dapat menjadi sosialisasi primer dimana dari sosialisasi keselamatan berkendara sendiri pesan yang disampaikan Satlantas, dapat diterima baik oleh keluarga.

Sehingga keluarga nantinya menyampaikan pesan kepada anak-anaknya.

Sedangkan sosialisasi sekunder Satlantas Polres Gresik juga

mensosialisasikan keselamtan berkendara mulai dari anak-anak hingga dewasa sehingga diharapkan masyarakat dapat belajar menjadi anggota masyarakat yang baik dan patuh kepada peraturan lalu lintas.

2.2.10.Media Sosial

Media sosial adalah sebuah media yang berbasis online, dimana para penggunanya bisa dengan mudah berbagi dan menciptakan isi pesan yang diinginkan. MenurutKaplan dan Haenlein (2010, hal. 60)

mendefinisikan media sosial sebagai “a group of Internet-based applications that build on theideological and technological foundations of Web 2.0, and that allow

(51)

merupakan media yang menggunakan teknologi berbasis web untuk bertukar informasi antar sesama pencipta pesan.

Media sosial juga dapat diartikan sebagai fase perubahan yaitu bagaimana seseorang membaca dan membagikan berita, informasi dan konten kepada orang lain. Media sosial merupakan perpaduan sosiologi dan teknologi yang mengubah

monolog (one to many) menjadi dialog (many to many) dandemokrasi informasi yang mengubah orang-orang dari pembaca konten menjadi penerbit konten

(Kusumastuti, 2009).Media sosial merupakan media untuk bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan secara online yang memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu (Apa itu sosialmedia, 2012). Media

sosial dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian besar yaitu:

1. Social Networks, yaitu media sosial untuk bersosialisasi dan berinteraksi

(Facebook,Myspace, Hi5, LinkedIn,Bebo, dll),

2.Discuss, yaitu media sosialy ang memfasilitasi sekelompok orang untuk melakukan obrolan dan diskusi (Google talk, Yahoo!Messenger, Skype,

Phorum,dll)

3.Share, yaitu media social yang memfasilitasi kita untuk saling berbagi file,

video, musik, dll (Youtube,Slideshare, Flickr, Instagram,Mediafire, dll) 4.Publish, (Wordpress,Wikipedia, Blog, dll)

5. Social game, yaitu media sosial berupa game yang dapat dilakukan atau

dimainkan bersama-sama(Koongregate, Doof, Pogo,Cafe.com, dll) 6. MMO (Warcraft, Neopets,Conan, dll)

(52)

8. Livecast (Yahoo Live, BlogTV, Justin TV, livestreamTV, Livecastr, dll) 9.Livestream (Socializr,Froendsfreed, Socialthings,dll)

10.Microblog (Twitter, Plurk,Pownce, Twirzx, Plazes,Tweetpeek, dll)Media sosial

Online menurutShedletskey dan Aitken (2004, hal.24-25) yang merupakan media

komunikasi di internet memiliki 2 faktor, yaitu:

1. Bahasa dan tulisan

Bahasa membantu manusia dalam membentuk kemampuan untuk mempresentasikan ide-ide, baik secara pikiran maupun ekspresi.

Tulisan membantu manusia untuk merekam, menjaga, dan mengirimkanide-ide lalu menyebarkannya pada orang banyak.

2. Media visual

Seperti film dan televisi, internet suatu media yang berorientasi visual. Internet mengijinkan transmisi suatu informasi

dari suatu sumber pada orang banyak. Memahami komunikasi di media social online atau internet menempatkan orang-orang pada posisi untuk

tampil pada dunia “nyata” bahwa memahami komunikasi di internet menambah kesadaran kita terhadap dunia.

Media social memiliki ciri – ciri ,yaitu:

1. Pesan yang disampaikan tidak khusus untuk satu orang, namun bisa dilihat banyak orang. Kecuali si pengguna menginginkan hanya orang tersebut yang

Referensi

Dokumen terkait