• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN KERETA DORONG ALAT ANGKUT GALON AIR MINERAL SECARA ERGONOMIS DI UD.ENNY JAYA KRIAN-SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANCANGAN KERETA DORONG ALAT ANGKUT GALON AIR MINERAL SECARA ERGONOMIS DI UD.ENNY JAYA KRIAN-SIDOARJO."

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN KERETA DORONG

ALAT ANGKUT GALON AIR MINERAL SECARA ERGONOMIS DI UD.ENNY JAYA KRIAN-SIDOARJO

SKRIPSI

Diajukan Untuk memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Studi Strata Satu Dan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri

O

O

l

l

e

e

h

h

:

:

C

C

H

H

O

O

M

M

A

A

R

R

U

U

D

D

I

I

N

N

0

0

7

7

3

3

2

2

0

0

1

1

5

5

0

0

0

0

7

7

J

J

U

U

R

R

U

U

S

S

A

A

N

N

T

T

E

E

K

K

N

N

I

I

K

K

I

I

N

N

D

D

U

U

S

S

T

T

R

R

I

I

F

F

A

A

K

K

U

U

L

L

T

T

A

A

S

S

T

T

E

E

K

K

N

N

O

O

L

L

O

O

G

G

I

I

I

I

N

N

D

D

U

U

S

S

T

T

R

R

I

I

U

U

N

N

I

I

V

V

E

E

R

R

S

S

I

I

T

T

A

A

S

S

P

P

E

E

M

M

B

B

A

A

N

N

G

G

U

U

N

N

A

A

N

N

N

N

A

A

S

S

I

I

O

O

N

N

A

A

L

L

V

V

E

E

T

T

E

E

R

R

A

A

N

N

J

J

A

A

W

W

A

A

T

T

I

I

M

M

U

U

R

R

2011

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(2)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………...…1

1.2 Rumusan Masalah ………...2

1.3 Tujuan Penelitian ………3

1.4 Batasan Masalah ……….3

1.5 Asumsi... ………..3

1.6 Manfaat Penelitian ……….……….…4

1.7 Sistematika Penulisan ……….….4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Latar Belakang Sejarah dan Perkembangan Studi Penelitian Kerja ...6

2.2 Ruang Lingkup Penelitian Kerja…………..………...7

2.3 Pengujian Kecukupan Data...………..………8

2.4 Pengujian Keseragaman Data………...9

2.5 Menentukan Faktor Penyesuaian………9

2.6 Kelelahan...10

2.7 Antropometri...11

2.7.1 Cara Pengukuran dan Faktor - Factor yang Mempengaruhi Dimensi Tubuh Manusia……….11

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(3)

2.7.2 Aplikasi Distribuís Normal Dalam Penetapan

Data Antropometri………...14 2.7.3 Aplikasi Data Antropometri Dalam Perancangan

Fasilitas Kerja ……….….16

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian………...26 3.2 Identifikasi Variabel………...26 3.3 Langkah-Langkah Pemecahan Masalah………27

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(4)

ABSTRAKSI

Kinerja manusia merupakan sumbangan yang sangat penting bagi kinerja suatu organisasi. Suatu organisasi tidak akan berfungsi dengan baik tanpa didukung oleh manusia yang andal. Metode kerja dan fasilitas kerja yang digunakan dalam bekerja seharusnya dapat membuat pekerja merasa aman, nyaman dan tidak menimbulkan rasa lelah (fatique) yang berlebihan sehingga pekerjaan tersebut dapat diselesaikan secara efisien dengan hasil yang seoptimal mungkin dan mutu yang tetap terjaga.

UD.ENNY JAYA di Surabaya merupakan Usaha Dagang (UD) yang bergerak di bidang penyaluran air mineral gallon bermerek yang memiliki mesin pengisian ulang air mineral,dimana pada bagian distribusi ini para pekerjanya belum bekerja secara optimal.

Dengan adanya masalah tersebut maka dilakukan penelitian untuk melakukan perbaikan sistem kerja bongkar muat gallon air mineral dengan merancang kereta dorong (trolley) khusus gallon air mineral yang ergonomis sehingga diharapkan dapat mengurangi rasa lelah yang berlebihan pada saat pekerja beraktifitas.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan , maka dapat diambil data sebagai berikut ini: Tinggi pegangan kereta dorong 25 cm, Panjang kereta dorong: 120 cm, Lebar kereta dorong: 30 cm, Roda 3 buah dan Ø 25 cm, Sedangkan untuk ukuran kereta dorong usulan sebagai berikut: Tinggi pegangan kereta dorong 97,7 cm, Panjang kereta dorong: 90 cm, Lebar kereta dorong: 100 cm, Lebar pegangan kereta dorong :66.9 cm dan Roda 4 buah dan Ø 10 cm. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ukuran dimensi kereta dorong usulan lebih ergonomis karena telah memenuhi unsur anthropometri tubuh orang dewasa Indonesia. Selain itu kereta dorong usulan ini akan dapat meminimalisir rasa sakit dan keluhan dari penggunaan oleh produk tersebut.

Kata kunci : rancangan desain, anthopometri, ergonomi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kinerja manusia merupakan sumbangan yang sangat penting bagi kinerja suatu organisasi. Suatu organisasi tidak akan berfungsi dengan baik tanpa didukung oleh manusia yang andal. Selain manusia, faktor penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam sistem kerja adalah metode kerja dan fasilitas kerja. Metode kerja dan fasilitas kerja merupakan komponen yang berhubungan langsung dengan manusia dimana rancangan metode kerja yang baik sangat diperlukan sesuai dengan kemampuan manusia untuk berinteraksi dengan fasilitas kerjanya.

Metode kerja dan fasilitas kerja yang digunakan dalam bekerja seharusnya dapat membuat pekerja merasa aman, nyaman dan tidak menimbulkan rasa lelah (fatique) yang berlebihan sehingga pekerjaan tersebut dapat diselesaikan secara efisien dengan hasil yang seoptimal mungkin dan mutu yang tetap terjaga. Hal ini akan memberikan kepuasan kerja kepada pekerja dan meningkatkan motivasi kerja serta pekerjaan yang dilakukan tersebut akan menjadi lebih efektif (sesuai dengan target organisasi).

UD.ENNY JAYA di Surabaya merupakan Usaha Dagang (UD) yang bergerak di bidang penyaluran air mineral gallon bermerek yang memiliki mesin pengisian ulang air mineral,dimana pada bagian distribusi ini para pekerjanya belum bekerja secara optimal.Dalam proses bongkar muat di UD.ENNY JAYA sidoarjo, para pekerja tersebut bekerja memindahkan galon air mineral dengan cara

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(6)

mengangkat barang selama jam kerja sehingga cara kerja ini dapat menimbulkan rasa lelah (fatique) yang berlebihan pada bagian otot kaki dan tangan, posisi kerja membungkuk juga dapat menimbulkan kelelahan pada pinggang dan otot leher bagian belakang.

Dengan adanya masalah tersebut maka dilakukan penelitian untuk melakukan perbaikan sistem kerja bongkar muat gallon air mineral dengan merancang kereta dorong (trolley) khusus gallon air mineral yang ergonomis sehingga diharapkan dapat mengurangi rasa lelah yang berlebihan pada saat pekerja beraktifitas.

1.2 Rumusan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan permasalahan dari penelitian tugas akhir ini adalah bagaimana merancang kereta dorong gallon air mineral secara ergonomis.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian tugas akhir ini, yaitu merancang kereta dorong gallon air mineral secara ergonomis.

1.4 Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak terlalu luas topic pembahasannyamaka diperlukan adanya pembatasan masalah, adapun batasan masalah dari penelitian ini adalah : 1. Data anthropometri diambil dari pekerja bagian pengiriman di UD.ENNY

JAYA sidoarjo pada saat penelitian.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(7)

2. Prosentase populasi yang harus diikuti adalah: persentil 5%, persentil 50% dan persentil 95%.

3. Penelitian ini tidak membahas masalah tingkat konsumsi energi yang dibutuhkan dan dikeluarkan operator pada saat bekerja.

I.5 Asumsi

Sedangkan asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Kondisi lingkungan kerja dianggap baik dan telah memenuhi persyaratan. 2. Pekerja yang diamati adalah pekerja bongkar muat dan dianggap telah dapat

mewakili keseluruhan populasi.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : Manfaat teoritis:

1. Bagi penulis

Penyusun tugas akhir ini merupakan penerapan teori-teori yang diperoleh dibangku kuliah dan menambah pengetahuan tentang keadaan home industri

beserta permasalahannya.

2. Bagi universitas

Menambah kasanah ilmu pengetahuan fakultas teknologi industri UPN”Veteran ”Jawa Timur dalam kaitannya dengan pengaplikasian teori-teori pada lapangan industri.

3. Untuk pengguna

Memberikan kenyamanan dan rasa aman pada pekerja dalam proses kerja.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(8)

Manfaat praktis :

1. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan untuk lebih memperhatikan sistem kerja terutama fasilitas kerja yang ergonomis sehingga mampu meningkatkan produktivitas tenaga kerja.

1.7 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Adapun sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan dan sasaran penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan asumsi serta sistematika penulisan tugas akhir.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Mengemukakan teori-teori dari referensi dan literature yang sesuai dengan materi penelitian yang dijelaskan dan mendukung terhadap masalah-masalah yang terjadi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Melakukan langkah-langkah metodologi yang digunakan untuk pembahasan masalah berupa uraian langkah yang diambil dalam pembahasan beserta penjelasan untuk setiap langkah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(9)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Mengidentifikasi seluruh data yang dikumpulkan dalam penelitian serta pengolahan data yang berhubungan dengan perbaikan sistem kerja tersebut untuk mendapatkan standart operasi yang lebih baik. Menganalisis terhadap hasil pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil keseluruhan penelitian, yakni pengolahan data dan analisis permasalahan maka dapat disimpulkan suatu usulan perbaikan metode kerja yakni: melakukan pembakuan gerakan tangan untuk seluruh operator di bagian bongkar muat dan bekerja dengan cara berjalan (dengan adanya tambahan fasilitas berupa kereta dorong (trolley) khusus gallon air mineral).

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(10)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Latar Belakang Sejarah dan Perkembangan Studi Penelitian Kerja

Aktivitas penelitian kerja yang terdiri dari penelitian metode atau gerakan kerja (motion study) dan pengukuran waktu kerja (time study atau work

measurement) dalam perkembangannya tidaklah dapat terlepas dari dua buah nama

yaitu Frederick W. Taylor dan Frank B. Gilberth. Aktivitas pengukuran waktu kerja diperkenalkan pertama kali oleh Taylor terutama sekali dipergunakan untuk menentukan waktu baku untuk penyelesaian kerja. Dengan adanya waktu ini maka sistem pengaturan upah ataupun insentif/bonus kerja akan dapat dibuat berdasarkan konsep “a fair day’s pay for a fair day’s work” (Sritomo, 1995). Begitu pula dengan mengetahui waktu baku ini maka estimasi akan output kerja yang dihasilkan serta jadwal perencanaan kerja bisa dibuat secara lebih akurat.

Penelitian mengenai metode kerja dan gerakan kerja yang dikembangkan oleh Frank B. Gilberth dilaksanakan dengan mempelajari gerakan-gerakan tubuh manusia yang dipergunakan untuk melaksanakan operasi kerja. Tujuan pokok dari studi gerakan/metode kerja ini adalah untuk memperbaiki pelaksanaan operasi kerja dengan menghilangkan gerakan-gerakan kerja yang tidak efektif dan tidak diperlukan, menyederhanakan gerakan-gerakan kerja serta menetapkan gerakan dan urutan kerja ynag paling efektif guna mencapai tingkat kerja yang optimal.

Penelitian yang dilakukan oleh Taylor dan Gilberth walaupun tidak dilakukan bersama-sama, tetapi berlangsung pada periode waktu yang hampir bersamaan. Pada awalnya, aktivitas lebih ditekankan untuk mengikuti apa-apa yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(11)

7

sebelumnya ditulis oleh Taylor sampai pada akhirnya timbul kesadaran untuk terlebih dahulu melaksanakan studi kerja dengan tujuan memperoleh metode kerja yang lebih baik dan sederhana sebelum akhirnya waktu baku untuk penyelesaian kerja tersebut diukur dan ditetapkan. Kedua aktivitas penelitian metode/gerakan kerja dan pengukuran waktu kerja harus digabungkan menjadi satu kesatuan aktivitas yang terpadu dan dikenal sebagai Studi Gerak dan Pengukuran Waktu Kerja (Motion and Time Study).

2.2 Ruang Lingkup Penelitian Kerja

Telaah metode adalah kegiatan pencatatan secara sistematis dan pemeriksaan dengan seksama mengenai cara-cara yang berlaku atau diusulkan untuk melaksanakan kerja. Sasaran pokok dari efektivitas ini adalah mencari, mengembangkan, dan menerapkan metode kerja yang lebih efektif dan efisien. Tujuan akhir adalah waktu penyelesaian pekerjaan akan bisa lebih singkat/cepat dalam situasi sistem kerja.

Proses penelitian kerja pada prinsipnya akan menitikberatkan pada studi tentang gerakan kerja yang dilakukan oleh pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan. Dari hasil studi ini diharapkan akan dihasilkan gerakan-gerakan standar untuk penyelesaian pekerjaan yaitu rangkaian gerakan kerja yang efektif dan efisien. Untuk mencapai maksud ini maka terlebih dahulu haruslah diperoleh kondisi pekerjaan yang memungkinkan dilakukannya gerakan-gerakan secara ekonomis. Hal ini disebut studi gerakan. Untuk mendapatkan kondisi kerja yang baik yaitu memungkinkan dilakukan gerakan ekonomis maka perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi, yaitu:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(12)

8

- Penggunaan badan/anggota tubuh manusia serta gerakan-gerakannya - Perancangan alat-alat dan perlengkapan kerja

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pokok dari studi kegiatan kerja adalah sebagai berikut:

1. Pendayagunaan usaha manusia dan pengurangan keletihan yang tidak perlu dengan menggunakan alat bantu kerja.

2. Penghematan waktu siklus penyelesaian pekerjaan.

3. Pengurangan resiko kecelakaan kerja akibat keletihan kerja.

2.3 Pengujian Keseragaman Data

Pengujian keseragaman data adalah suatu pengujian yang berguna untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan berasal dari satu sistem yang sama. Melalui pengujian ini kita dapat mengetahui adanya perbedaan-perbedaan dan data-data yang di luar batas kendali (out of control) yang dapat kita gambarkan pada peta kontrol. Data-data yang demikian dibuang dan tidak dipergunakan dalam perhitungan selanjutnya. Untuk membuat peta kontrol, terlebih dahulu kita tentukan batas-batas kontrolnya dengan menggunakan rumus uji keseragaman data sebagai berikut :

BKA= x + k BKB = x - k

Dimana :

x = Nilai rata - rata  = Standar deviasi k = Tingkat keyakinan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(13)

9 Standar deviasi : =

n-1

2.4 Sistem Kerja

Sistem kerja adalah suatu sistem dimana komponen-komponen kerja seperti manusia (operator), mesin dan/atau fasilitas kerja lainnya, material serta lingkungan kerja fisik akan berinteraksi (Sritomo, 1995).

Mendapatkan sistem kerja yang lebih baik dari sistem kerja yang telah ada atau memiliki sutu sistem kerja yang diajukan merupakan salah satu hal yang ingin dicapai dengan mempelajari teknik tata cara kerja. Kemampuan untuk membentuk atau menciptakan cara-cara kerja yang baik merupakan kebutuhan utama dalam kegiatan di atas yaitu mencari satu sistem kerja yang baik dari yang lainnya, karena dari alternatif-alternatif cara-cara kerja yang baiklah diadakan pemilihan tersebut dan bukan dari cara kerja yang dibentuk dari sembarangan.

2.5 Perbaikan Sistem Kerja

Perbaikan sistem kerja berisi prinsip-prinsip untuk mendapatkan perbaikan sistem kerja yang efisien dan sistem kerja yang baik, seorang perancang kerja harus dapat menguasai dan mengendalikan faktor-faktor yang membentuk suatu sistem kerja. Faktor-faktor tersebut bila dilihat dalam kelompok besarnya terdiri atas pekerja, peralatan dan mesin, serta lingkungannya. Dengan demikian diharapkan para perancang pekerja dapat menyusun suatu sistem kerja yang antara lain terdiri dari gerakan-gerakan yang baik yaitu gerakan yang memberikan hasil kerja yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(14)

10

baik, misalnya gerakan yang dapat mengakibatkan waktu pengerjaan yang singkat. Sedangkan ekonomi gerakan berisi prinsip-prinsip yang harus dipertimbangkan dalam sistem kerja yang baik (Sutalaksana, 1979)

Dari hal diatas jelas bahwa di dalam memperbaiki suatu sistem kerja ada 4 macam komponen sistem kerja yang harus dipelajari guna memperoleh sistem kerja yang sebaik-baiknya meliputi (Sritomo, 1995)

a. Komponen Material: Bagaimana cara menempatkan material, jenis material yang mudah diproses dan lain-lain.

b. Komponen Manusia: Bagaimana sebaiknya postur orang pada saat bekerja agar mampu memberikan gerakan-gerakan kerja yang efektif dan efisien.

c. Komponen Mesin : Bagaimana desain dari mesin / peralatan kerja.

d. Komponen Lingkungan: Bagaimana kondisi lingkungan kerja fisik tempat operasi kerja tersebut dilaksanakan.

2.6 Kelelahan

Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahati. Kelelahan diatur secara sentral oleh otak. Pada susunan saraf pusat terdapat sistem aktivasi (bersifat simpatis) dan inhibisi (bersifat parasimpatis). Istilah kelelahan biasanya menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu, tetapi semuanya bermuara kepada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh. Kelelahan diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu :

1. Kelelahan otot: merupakan tremor pada otot/perasaan nyeri pada otot

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(15)

11

2. Kelelahan umum: biasanya ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja yang disebabkan oleh intensitas atau lamanya kerja.

2.7 Antropometri

Antropomentri merupakan kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia (ukuran, volume dan berat) serta penerapan dari data tersebut untuk perancangan fasilitas atau produk.

Pengukuran antropometri terbagi atas dua bagian yaitu : 1. Antropometri Statis

Antropometri statis disebut juga dengan pengukuran dimensi struktur tubuh. Antropometri statis berhubungan dengan pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan diam atau dalam posisi standar dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara lain berat badan, tinggi tubuh ukuran kepala, panjang lengan dan sebagainya.

2. Antropometri Dinamis

Antropometri disebut juga dengan pengukuran dimensi fungsional tubuh. Disini pengukuran dilakukan terhadap dimensi tubuh pada saat berfungsi melakukan gerakan-gerakan tertentu yang berkaitan dengan yang harus disesuaikan.

2.7.1 Cara Pengukuran dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dimensi

Tubuh Manusia.

Dalam antropometri, dimensi yang diukur diambil secara linear dan dilakukan pada permukaan tubuh. Agar hasil pengukuran representatif, maka

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(16)

12

pengukuran harus dilakukan dengan metode tertentu terhadap berbagai individu dan tubuh harus dalam keadaan diam.

Media sederhana yang dilakukan untuk keperluan mengukur bentuk dan ukuran tubuh mjanusia antara lain meliputi:

1. Spreading and sliding calipers, digunakan untuk mengukur dalam jarak pendek misalnya untuk megukur tebal badan.

2. Antropometer berupa tongkat meteran dengan dua palang dimana palang yang satu posisinya tetap sementara palang yang lain bisa digerakkan.

3. Tapes, untuk mengukur dalam arah melingkar atau keliling.

4. Kursi ergonomis, untuk mengukur dimensi tubuh manusia dalam posisi duduk. 5. Timbangan untuk mengukur berat badan.

Dimensi atau ukuran tubuh tiap manusi berbeda-beda, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia antara lain1:

1. Keacakan/ random

Walaupun dalam satu kelompok populasi terdapat manusia dengan jenis kelamin, suku/bangsa, kelompok usia dan pekerjaan yang sama, pasti terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara individu yang satu dengan yang lainnya.

2. Jenis Kelamin

Pada umumnya laki-laki memilki dimensi tubuh yang lebih besar, kecuali bagian dada dan pinggul. Selain itu pria dianggap lebih panjang dimensi segmen badannya dibandingkan wanita.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(17)

13 3. Suku bangsa

Variasi dimensi tubuh terjadi karena pengaruh etnis. Meningkatnya jumlah migrasi dari suatu negara ke negara lain juga akan mempengaruhi antropometri secara nasional.

4. Usia

Pada umumnya bertambahnya umur manusia akan menyebabkan semakin berkembangnya ukuran tubuh. Ukuran tubuh berkembang dari saat lahir sampai umur  20 tahun untuk pria dan  17 tahun untuk wanita. Dimensi tubuh manusia akan berkurang setelah umur 60 tahun. Setelah mengijak usia dewasa, tinggi badan manusia memiliki kecenderungan untuk menurun yang disebabkan oleh berkurangnya elastisitas tulang belakang dan gerakan tangan dan kaki. 5. Pakaian

Karena terjadinya perbedaan iklim/musim menyebabkan manusia memakai pakaian tertentu sehingga merubah dimensi tubuh, misalnya pada waktu musim dingin menyebabkan orang memakai pakaian tebal dan ukuran relatif besar. 6. Faktor Kehamilan pada Wanita

Faktor ini sudah jelas mempunyai pengaruh perbedaan yang berarti bila dibandingkan dengan antara wanita yang hamil dengan wanita yang tidak hamil.

7. Cacat Tubuh secara Fisik

Berikut ini beberapa penjelasan dan gambar pengukuran dimensi struktur tubuh dan dimensi fungsional tubuh, sebagai berikut :

1. Pengukuran dimensi struktur tubuh (struktural body dimensions). - Tubuh diukur dalam posisi tidak bergerak (static anthropometri).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(18)

14

- Meliputi : berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri maupun duduk, panjang lengan, dsb.

- Percentile : 5-th dan 95-th percentile.

Gambar 2.1. Pengukuran Dimensi Struktur Tubuh dalam

Posisi Berdiri dan Duduk Tegap

Sumber: Stevenson, 1989; Nurmianto, 1991 dalam Nurmianto,2008

2. Pengukuran dimensi fungsional tubuh (functional body dimensions).

- Tubuh diukur dalam posisi melakukan gerakan kerja atau posisi dinamis (dynamic anthropometri).

- Banyak diaplikasikan dalam proses perancangan fasilitas/ ruang kerja. (Sritomo 1995)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(19)

15

Gambar 2.2. Pengukuran Dimensi Fungsional Tubuh dalam

Berbagai Posisi Gerakan Kerja

Sumber: Stevenson, 1989; Nurmianto, 1991 dalam Nurmianto,2008

2.7.2 Aplikasi Distribusi Normal dalam Penetapan Data Antropometri

Untuk penetapan data antropometri, diterapkan pemakaian distribusi normal.

Distribusi normal dapat diformulasikan berdasarkan harga rata-rata (mean, X ) dan

standar deviasi (SD, x). Persentil adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa persentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya sama dengan atau lebih rendah dari 95 persentil; 5% dari populasi berada sama dengan atau lebih rendah dari 5 persentil.

Dalam pokok bahasan antropometri, 95 persentil menunjukkan tubuh berukuran besar, sedangkan 5 persentil menunjukkan tubuh berukuran kecil. Jika diinginkan dimensi untuk mengakomodasi 95% populasi maka 2.5 dan 97.5 persentil adalah batas rentang yang dapat dipakai. Seperti tampak pada diagram berikut ini :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(20)

16

Gambar 2.3 Grafik untuk persentil 95%

Sumber :Nurmianto 2008

Besarnya nilai persentil dapat ditentukan dari tabel probabilitas distribusi normal dapat dilihat pada Tabel 2.2

Tabel 2.2 Perhitungan Persentil

Persentil Kalkulasi 1 x - 2,325x 2.5 th x - 1,96x 5 th x - 1,645x 10 th x - 1,280x 50 th x

90 th x + 1,280x 95 th x + 1,645x 97.5 th x - 1,96x 99 th x - 2,325x

Sumber :Nurmianto 2008

Adapun pendekatan data untuk antropometri adalah sebagai berikut: a) Pilihlah standart deviasi yang sesuai untuk perancangan yang dimaksud

b) Carilah data pada rata-rata dan distribusi dari dimensi yang dimakud untuk populasi yang sesuai.

c) Pilihlah nilai persentil yang sesuai sebagai dasar perancangan d) Pilihlah jenis kelamin yang sesuai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(21)

17

Pengukuran bentuk tubuh bertujuan untuk mengetahui bentuk tubuh manusia sehingga peralatan yang dirancang lebih sesuai dengan bentuk tubuh manusia agar lebih nyaman dan menyenangkan.

2.7.3 Aplikasi Data Antropometri dalam Perancangan Fasilitas Kerja

Data-data hasil pengukuran tubuh manusia atau yang disebut dengan data antropometri digunakan untuk perancangan peralatan. Oleh karena itu keadaan dan ciri fisik manusia dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga berbeda satu sama lainnya, maka terdapat tiga prinsip dalam pemakaian data untuk perancangan, perbaikan dan pengukuran sistem kerja yaitu sebagai berikut:

1. Perancangan fasilitas berdasarkan individu ekstrim

Prinsip ini digunakan apabila mengharapkan agar fasilitas yang dirancang dapat dipakai dengan enak dan nyaman oleh sebagian besar pemakai (biasanya minimal oleh 95% pemakai) misalnya ketinggian suatu alat sesuai dengan jangkauan ke atas orang pendek, lebar tempat duduk sesuai dengan lebar pinggul orang gemuk, dan lain-lain.

2. Perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan

Prinsip ini digunakan untuk merancang suatu fasilitas agar bisa digunakan dengan enak dan nyaman bagi orang yang memerlukannya. Jadi bisa disesuaikan dengan ukuran tubuh sipemakai. Misalnya kursi pengemudi mobil yang bisa diatur maju atau mundur dan kemiringan sandarannya.

3. Perancangan fasilitas berdasarkan harga rata-rata para pemakai

Prinsip ini hanya bisa digunakan apabila perancangan berdasarkan harga ekstrim tidak mungkin digunakan serta tidak layak jika menggunakan prinsip

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(22)

18

perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan. Prinsip ini tidak mungkin dilaksanan jika lebih banyak ruginya, artinya hanya sebagian kecil pemakai yang merasa sesuai menggunakannya. Sedangkan jika fasilitas tersebut dirancang berdasarkan fasilitas yang bisa disesuaikan tidak juga layak karena biayanya mahal.

Seorang desainer seharusnya mengetahui aspek dimensi tubuh dari populasi yang akan menggunakan peralatan hasil rancangan tersebut. Dalam hal ini, harus ada semacam target, misalnya sedikitnya 90% sampai 95% dari populasi yang harus dapat menggunakan hasil desainnya tersebut.

Berkaitan dengan aplikasi data anthropometri yang diperlukan dalam proses perancangan produk, rekomendasi yang bisa diberikan :

1. Tetapkan anggota tubuh yang mengoperasikan rancangan tersebut.

2. Tentukan dimensi tubuh yang penting ((struktural body dimensions atau

functional body dimensions).

3. Tentukan populasi terbesar yang menjadi target utama.

4. Tetapkan prinsip ukuran (ukuran individual yang ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel atau ukuran rata-rata)

5. Pilih nilai percentile yang dikehendaki (90-th, 95-th, 99-th atau yang lain). 6. Tetapkan nilai ukuran dari tabel data anthropometri yang sesuai, aplikasikan

data tersebut dan tambahkan faktor kelonggaran.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(23)

19

Gambar 2.4 data anthropometri yang diaplikasikan dalam perancangan dan pengukuran kerja.

Gambar 2.4 Data Anthropometri Untuk Perancangan Produk/ Fasilitas Kerja

Sumber: Stevenson, 1989; Nurmianto, 1991 dalam Nurmianto,2008

Keterangan :

1 = dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai s/d ujung kepala). 2 = tinggi mata dalam posisi berdiri tegak.

3 = tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak.

4 = tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus).

5 = tinggi kepalan tangan yang berjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam gambar tidak ditunjukkan).

6 = tinggi tubuh dalam posisi duduk (diukur dari alas tempat duduk/ pantat sampai dengan kepala).

7 = tinggi mata dalam posisi duduk. 8 = tinggi bahu dalam posisi duduk.

9 = tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus). 10 = tebal atau lebar paha.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(24)

20

11 = panjang paha yang diukur dari pantat s/d ujung lutut.

12 = panjang paha yang diukur dari pantat s/d bagian belakang dari lutut/betis. 13 = tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk.

14 = tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai sampai dengan paha.

15 = lebar dari bahu (bisa diukur dalam posisi berdiri ataupun duduk). 16 = lebar pinggul/ pantat.

17 = lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak ditunjukkan dalam gambar).

18 = lebar perut.

19 = panjang siku yang diukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam posisi siku tegak lurus.

20 = lebar kepala.

21 = panjang tangan diukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari. 22 = lebar telapak tangan.

23 = lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar-lebar kesamping kiri-kanan (tidak ditunjukkan dalam gambar).

24 = tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak, diukur dari lantai sampai dengan telapak tangan yang terjangkau lurus ke atas (vertikal).

25 = tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak, diukur seperti halnya no. 24 tetapi dalam posisi duduk (tidak ditunjukkan dalam gambar).

26 = jarak jangkauan tangan yang terjulur ke depan diukur dari bahu sampai ujung jari tangan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(25)

21

Tabel 2.1 Perkiraan Anthropometri Untuk Masyarakat Hongkong, Dewasa, dapat Diekivalensikan Sementara Untuk Masyarakat Indonesia

(Kesamaan Etnis Asia) (mm)

Pria Wanita Dimensi Tubuh

5% X 95% S.D 5% X 95% S.D 1. Tinggi Tubuh Posisi berdiri

tegak 1.585 1.680 1.775 58 1.455 1.555 1.655 60 2. Tinggi Mata 1.470 1.555 1.640 52 1.330 1.425 1.520 57 3. Tinggi Bahu 1.300 1.380 1.460 50 1.180 1.265 1.350 51 4. Tinggi Siku 950 1.015 1.080 39 870 935 1.000 41 5. Tinggi Genggaman Tangan

(knuckle) pada posisi relaks kebawah

685 750 815 40 650 715 780 41

6. Tinggi Badan pada Posisi

Duduk 845 900 955 34 780 840 900 37

7. Tinggi Mata pada Posisi

Duduk 720 780 840 35 660 720 780 35

8. Tinggi Bahu pada Posisi

Duduk 555 605 655 31 165 230 295 38

9. Tinggi Siku pada Posisi

Duduk 190 240 290 31 165 230 295 38

10. Tebal Paha 110 135 100 14 105 130 155 14

11. Jarak dari Pantat ke Lutut 505 550 595 26 470 520 570 30 12. Jarak dari Lipat Lutut

(popliteal) ke Pantat 405 450 495 26 385 435 485 29 13. Tinggi Lutut 450 495 540 26 410 455 500 27 14. Tinggi Lipat Lutut

(popliteal) 365 405 445 25 325 375 425 29

15. Lebar Bahu (bideltoid) 380 425 470 26 335 385 435 29 16. Lebar Panggul 300 335 370 22 295 330 365 21

17. Tebal Dada 155 195 235 25 160 215 270 34

18. Tebal Perut (abdominal) 150 210 270 36 150 215 280 39 19. Jarak dari siku ke ujung jari 410 445 480 22 360 400 400 24 20. Lebar Kepala 150 160 170 7 135 150 165 8 21. Panjang Tangan 165 190 195 9 150 165 180 9

22. Lebar Tangan 70 80 90 5 60 70 80 5

23. Jarak Bentang dari ujung

jari tangan kanan ke kiri 1.480 1.635 1.790 95 1.350 1.480 1.610 80 24. Tinggi pegangan tangan

(grip) pada posisi tangan vertikal ke atas & berdiri tegak

1.835 1.970 2.105 83 1.685 1.825 1.965 86

25. Tinggi pegangan tangan (grip) pada posisi tangan vertikal ke atas & duduk

1.110 1.205 1.3 58 855 940 1.025 51

26. Jarak genggaman tangan (grip) ke punggung pada posisi tangan ke depan (horisontal)

640 705 770 38 580 635 690 32

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(26)

22

Tabel 2.2 Anthropometri Masyarakat Indonesia Yang Didiapat Dari Interpolasi Masyarakat British dan Hongkong (Phesant, 1286)

Terhadap Masyarakat Indonesia (mm)

Pria Wanita Dimensi Tubuh

5% X 95% S.D 5% X 95% S.D 1. Tinggi Tubuh Posisi berdiri

tegak 1.532 1.632 1.732 61 1.464 1.563 1.662 60 2. Tinggi Mata 1.425 1.52 1.615 58 1.35 1.446 1.542 58 3. Tinggi Bahu 1.247 1.338 1.429 55 1.184 1.272 1.361 54 4. Tinggi Siku 932 1.003 1.074 43 886 957 1.028 43 5. Tinggi Genggaman Tangan

(knuckle) pada posisi relaks kebawah

655 718 782 39 646 708 771 38

6. Tinggi Badan pada Posisi

Duduk 809 864 919 33 775 834 893 36

7. Tinggi Mata pada Posisi

Duduk 694 749 804 33 666 721 776 33

8. Tinggi Bahu pada Posisi

Duduk 523 572 621 330 501 550 599 30

9. Tinggi Siku pada Posisi

Duduk 181 231 282 31 175 229 283 33

10. Tebal Paha 117 140 163 14 115 140 165 15 11. Jarak dari Pantat ke Lutut 500 545 590 272 488 527 586 30 12. Jarak dari Lipat Lutut

(popliteal) ke Pantat 405 450 495 27 488 537 586 30 13. Tinggi Lutut 448 496 544 29 428 472 516 27 14. Tinggi Lipat Lutut

(popliteal) 361 403 445 26 337 382 428 28 15. Lebar Bahu (bideltoid) 382 424 466 26 342 385 428 26 16. Lebar Panggul 291 331 371 24 298 345 392 29 17. Tebal Dada 174 212 250 23 178 228 278 30 18. Tebal Perut (abdominal) 174 228 282 33 175 231 287 34 19. Jarak dari siku ke ujung jari 405 439 473 21 374 409 287 34

20. Lebar Kepala 140 450 160 6 135 146 157 7

21. Panjang Tangan 161 176 190 9 153 168 183 9

22. Lebar Tangan 71 79 87 5 64 71 78 4

23. Jarak Bentang dari ujung

jari tangan kanan ke kiri 1.52 1.663 1.806 87 1.4 1.523 1.646 75 24. Tinggi pegangan tangan

(grip) pada posisi tangan vertikal ke atas & berdiri tegak

1.795 1.923 2.051 78 1.713 1.841 1.969 79

25. Tinggi pegangan tangan (grip) pada posisi tangan vertikal ke atas & duduk

1.065 1.169 1.273 63 945 1.03 1.115 52

26. Jarak genggaman tangan (grip) ke punggung pada posisi tangan ke depan (horisontal)

649 708 767 37 610 661 712 31

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(27)

23

Tabel 2.3 Anthropometri Telapak Tangan Orang Indonesia (mm)

Pria Wanita Dimensi Tubuh

5th 50th 95th S.D 5th 50th 95th S.D 1. Panjang tangan 163 176 189 8 155 168 181 8 2. Panjang telapak tangan 92 100 108 5 87 94 101 4 3. Panjang ibu jari 45 48 51 2 42 45 48 2 4. Panjang jari telunjuk 62 67 72 3 60 65 70 3 5. Panjang jari tengah 70 77 84 4 69 74 79 3 6. Panjang jari manis 62 67 72 3 59 64 69 3 7. Panjang jari kelingking 48 51 54 2 45 48 51 2 8. Lebar ibu jari (IPJ) 19 21 23 1 16 18 20 1 9. Tebal ibu jari (IPJ) 19 21 23 1 15 17 19 1 10. Lebar Jari telunjuk 18 20 22 1 15 17 19 1 11. Tebal jari telunjuk 16 18 20 1 13 15 17 1 12. Lebar telapak tangan (Metacarpal) 74 81 88 4 68 73 78 3 13. Lebar telapak tangan (sampai ibu

jari) 88 98 108 6 82 89 96 4

14. Lebar telapak tangan (minimum) 68 75 82 4 64 59 74 3 15. Tebal telapak tangan (Metacarpal) 28 31 34 2 25 27 29 1 16. Tebal telapak tangan (sampai ibu

jari 41 48 47 2 41 44 47 2

17. Diameter genggam (maksimum) 45 48 51 2 43 46 49 1 18. Lebar maksimum (ibu jari ke jari

kelingking) 177 192 206 9 169 184 199 9 19. Lebar fungsional maksimum (ibu

jari ke jari lain) 122 132 142 6 113 123 134 6 20. Segiempat minimum yang dapat

dilewati telapak tangan 57 62 67 3 51 56 61 3

Gambar 2.5 Anthropometri Tangan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(28)

24

Tabel 2.4 Anthropometri Kepala Orang Indonesia

Dimana : Lebar Kepala = 9,2% Tinggi Badan Pria dan 9,3% Tinggi Badan

Wanita (mm)

Pria Wanita Dimensi Tubuh

5th 50th 95th S.D 5th 50th 95th S.D 1. Panjang kepala 166 176 186 6 158 168 178 6 2. Lebar kepala 132 140 148 5 121 129 137 5 3. Diameter maksimum dari dagu 217 230 243 8 198 209 221 7 4. Dagu ke puncak kepala 192 203 215 7 185 196 208 7 5. Telinga ke puncak kepala 70 77 84 4 69 74 79 3 6. Telinga ke belakang kepala 62 67 72 3 59 64 69 3 7. Antara dua telinga 48 51 54 2 45 48 51 2 8. Mata ke puncak kepala 19 21 23 1 16 18 2 1 9. Mata ke belakang kepala 19 21 23 1 15 17 19 1 10. Antara dua pupil mata 18 20 22 1 15 17 19 1 11. Hidung ke puncak kepala 16 18 20 1 13 15 17 1 12. Hidung ke belakang kepala 74 81 88 4 68 73 78 3 13. Mulut ke puncak kepala 88 98 108 6 82 89 96 4 14. Lebar mulut 68 75 82 4 64 59 74 3

Gambar 2.6 Anthropometri Kepala

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(29)

25

Tabel 2.5 Anthropometri Kaki Orang Indonesia

Dimana : Panjang Telapak Kaki = 15,2 % Tinggi Badan Pria dan 14,7 % Tinggi Badan Wanita (mm)

Pria Wanita Dimensi Tubuh

5th 50th 95th S.D 5th 50th 95th S.D 1. Panjang telapak kaki 230 248 266 11 212 230 248 11 2. Panjang telapak lengan kaki 165 178 191 8 158 171 184 8 3. Panjang kaki sampai jari 186 201 216 9 178 191 204 8

4. Lebar kaki 82 89 96 4 81 88 95 4

5. Lebar tangkai kaki 61 66 71 3 49 54 59 3 6. Tinggi mata kaki 61 66 71 3 59 64 69 3 7. Tinggi bagian tengah telapak kaki 68 75 82 4 64 69 74 3

Gambar 2.7 Anthropometri Kaki

2.8 Aplikasi Data Antropometri dalam Perancangan Troli

Data antropometri yang menyajikan data ukuran anggota tubuh manusia dalam persentil tertentu digunakan dalam perbaikan disain kerea dorong ini.Data ini harus dapat digunakan oleh ukuran rata-rata operator.Oleh karena itu langkag-langkah seperti berikut ini :

a. Terlebih dahulu harus ditetapkan anggota tubuh yang mana yang akan difungsikan untuk mengoperasikan rencangan tersebut.

b. Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan tersebut,dalam hal ini juga perlu diperhatikan apakah harus menggunakan data structural body

dimension ataukah functional body dimension.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(30)

26

c. Selaanjutnya tentukan populasi terbesar yang harus diantisipasi,diakomodasikan,dan dijadikan target utama pemakaian rancangan produk tersebut.Hal ini lazim dikenal sebagai “market segmentation”,seperti produk wanita,dll.

d. Tentukan prinsip ukuran yang harus diikuti semisal apakah rancangan tersebut untuk ukuran individual yang ekstrim,rentang ukuran yang fleksible (adjustable) ataukah ukuran rata-rata.

e. Pilih presentase populasi yang harus diikuti :90- th, 95- th, 99- th ataukah nilai persentile yang dikehendaki.

f. Untuk setiap dimensi tubuh yang telah diidentifikasi selanjutnya pilih nilai ukurannya dari table data antropometri yang sesuai.Aplikasi data tersebut dan tambahkan factor-faktor kelonggaran (allowance) bila diperlukan seperti halnya tambahan ukuran akibat factor tebalnya pakaian yang harus digunakan oleh operator,pemakaian sarung tangan (gloves),dan lain-lain.

Pada penelitian ini digunakan enam data antropometri yaitu jangkauan tangan kedepan,dan leher bahu,diameter lingkar genggam,tinggi siku berdiri,lebar jari ke2,3,4,5.telah ditunjukkan bagaimana cara pengukuran tiap data antropometri yang akan digunakan dalam penelitian ini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(31)

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan UD.ENNY JAYA - Sidoarjo, dengan alamat: Desa Melati Krian-Sidoarjo. Sedangkan waktu pelaksanaannya yakni pada bulan juli 2011 sampai dengan data yang dibutuhkan tercukupi.

3.2. Indentifikasi Variabel

Secara garis besar, hanya ada 2 (dua) variabel yaitu variabel yang mempengaruhi dan variabel yang dipengaruhi. Artinya adalah sebagai berikut : 1. Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, variabel

tersebut meliputi :

- Data Observasi, yang terdiri atas : a. Data keluhan pekerja

b. Data dimensi tubuh - Nilai Percentil (5-th & 95-th)

2. Variabel Terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, dalam hal ini adalah rancangan kereta dorong kerja yang ergonomis untuk para pekerja bongkar muat galon air mineral.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(32)

28 3.3. Langkah – Langkah Pemecahan Masalah

Penelitian ini dilaksanakan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

Mulai

Observasi Penelitian Studi Pustaka

Identifikasi Masalah

Perumusan Tujuan

Identifikasi Variabel

Pengumpulan Data : 1.Data observasi :

a. Data Keluhan Pekerja b. Data Dimensi Tubuh 2.Nilai Persentil

5th dan 95th

Uji Keseragaman Data

Ya Buang Data Ekstrim

Data Seragam

A Sisa Data

Uji Kecukupan Data

B Tidak Tidak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(33)

29

Gambar 3.1 Langkah-langkah Pengumpulan Data Perancangangan

Kereta Dorong Galon Air Mineral Perhitungan Ukuran Kereta dorong

A

Perancangan Desain Kereta Dorong

Tidak

Pembuatan Kereta dorong

Membandingkan desain Kereta dorong yang telah ada dengan desain kereta dorong baru

Desain Ergonamis

Kesimpulan dan Saran Hasil dan Pembahasan

Selesai Ya Data

Cukup

B

Ya

Tidak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(34)

30

Penjelasan Langkah-langkah Pengumpulan Data Perancangangan

Kereta dorong:

1. Observasi Penelitian

Observasi Penelitian dilakukan dengan tujuan mengenal kondisi perusahaan agar dapat dijadikan kerangka dasar pemikiran pada tahap-tahap selanjutnya. Pada tahap ini juga berguna untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan yang dapat dijadikan sebagai topik bahasan penelitian (riset) yang akan dipilih.

2. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan teori-teori yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Studi pustaka ini juga bermanfaat sebagai landasan logika berpikir dalam menyelesaikan masalah secara ilmiah. Kegiatan yang harus dilakukan pada studi pustaka adalah mencari teori-teori yang berhubungan dengan pemecahan masalah sehingga dapat mendukung aplikasi dalam merancang sistem kerja pada industri.

3. Identifikasi Masalah

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan bahwa kenyamanan dan keamanan pekerja saat melakukan pekerjaannya dapat meningkatkan kinerja/performance operator agar dapat bekerja secara optimal, maka permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana perancangan fasilitas kerja tersebut dapat dicapai dengan mempertimbangkan posisi komponen, peralatan kerja dan metode kerja untuk mendapatkan kondisi kerja yang ENASE (Efektif,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(35)

31

Nyaman, Aman, Sehat, dan Efisien). Identifikasi masalah yang dihadapi diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dengan para pekerja maupun dengan supervisor di lapangan.

4. Perumusan Tujuan

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa fasilitas kerja yang ada di perusahaan dan menganalisa faktor-faktor penyebabnya serta memberikan usulan untuk melakukan perbaikan terhadap fasilitas kerja.

5. Pengumpulan Data

Pengumpulan data-data yang dibutuhkan untuk memecahkan permasalahan didalam penelitian ini adalah:

- Data observasi di lapangan, yang meliputi : a. Data keluhan pekerja bagian bingkar muat b. Data dimensi tubuh pekerja

- Nilai percentil : 5 – th & 95 – th

6. Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari pengumpulan data, selanjutnya diolah untuk mendapatkan suatu gambaran mengenai usulan perbaikan sistem kerja berdasarkan metode kerja yang lama dan fasilitas kerja yang lama, meliputi :

a. Uji keseragaman data

Pengujian ini untuk melihat apakah ada data yang out of control (diluar batas kendali). Data yang out of control harus dikeluarkan dan harus

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(36)

32

dihitung batas kendali yang baru. Untuk membuat peta kontrol, terlebih dahulu ditentukan batas-batas kontrolnya dengan menggunakan rumus: BKA= x + k

BKB = x - k Dimana :

x = Nilai rata - rata  = Standar deviasi k = Tingkat keyakinan

Standar deviasi : =

n-1

b. Uji kecukupan data dengan rumus:

2 2 2

' 40. .( ( ) ( ) )

    

 

i

i i

x

x x

N N

D engan :

k = Tingkat keyakinan

s = D erajat ketelitian

N = Jumlah data pengamatan

N ’ = Jumlah data teoritis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(37)

33 c. Persentil

Persentil adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa persentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya sama dengan atau lebih rendah dari 95 persentil; 5% dari populasi berada sama dengan atau lebih rendah dari 5 persentil.

d. Pengolahan data untuk merancang fasilitas

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data dengan menggunakan prinsip anthropometri yaitu mendapatkan rata-rata dimensi tubuh terlebih dahulu kemudian mencari standard deviasi, nilai maksimum dan minimum selanjutnya dilakukan dan uji normalitas data serta diakhiri oleh persentil untuk mendapatkan sistem kerja yang baru (usulan). Hasil pengukuran trolli sesuai percentil tersebut dilanjutkan dengan perancangan kereta dorong yang berupa desain, pembuatan, dan uji coba kereta dorong untuk sistem kerja bongkar muat galon air mineral yang telah disesuaikan dari hasil pengolahan data yang ada.

7. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan rancangan metode kerja dan fasilitas kerja yang baru, maka dihasilkan suatu hasil dan pembahasan terhadap perbaikan fasilitas kerja yang ada. Hasil analisa tersebut yaitu hasil perancangan kereta dorong untuk sistem bongkar muat galon air mineral yang telah disesuaikan dari hasil pengolahan data yang ada. Apabila hasil perancangan kereta dorong tersebut belum sesuai maka perlu dilakukan analisa pengolahan data kembali.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(38)

34 8. Kesimpulan dan Saran

Bagian ini menguraikan secara singkat hasil yang dicapai setelah dilakukan analisa dan evaluasi permasalahan sehingga dapat ditarik kesimpulan dan dapat pula diberikan saran yang dibutuhkan untuk aplikasi hasil pemecahan masalah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(39)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengumpulan Data

Adapun data yang diperlukanpadapenelitianiniterdiridari data

dimensitubuhpekerjabagianpengirimandan data yang

diperolehdarihasilobservasidilapangan.

4.1.1 Data Observasi

Data yang diperolehdarihasilobservasi di lapangantermasuk juga

denganmenggunakankuisioner.

4.1.1.1 Data KeluhanPekerja.

Data keluhanpekerjadiperlukanuntukmengidentifikasibagian-bagianotot yang

mengalamikelelahan (fatique) yang terjadiakibatpenerapanmetodakerja yang ada. Data inidisajikan pada Tabel 4.1 yang diambildari 24 responden (pekerjapengiriman)

darikeseluruhanshift.

Tabel 4.1 HasilKuisionerKeluhanPekerjaPengiriman

Setelahbekerja No. JenisKeluhan Tidak

Sakit

Agak

Sakit Sakit

1 Bagianbahu 7 15 2

2 Bagianlengan 17 7 0

3 Bagianpergelangantangan 3 19 2

4 Bagianpunggung 14 10 0

5 Bagianpaha 0 6 18

6 Bagianbetis 0 9 15

7 Bagianlutut 0 8 18

8 Bagiantelapaktangan 18 7 1

Total 59 81 56

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(40)

4.1.1.2 DataDimensiTubuhPekerja

Ukuranuntukperancangankeretadorong yang baruinidiambildari data

dimensitubuhpekerjatersebutyaitudimensitubuhorang

Indonesia.Dalampengukurankeretadoronginijugamemperhatikanaspek-aspekergonomisdandimensitubuh yang sesuaidenganalatkerja yang akan di rancang.

Dalam pelaksanaan pengumpulan data ini dilakukan dengan teknik

pengumpulan data terdiri dari dua kegiatan pokok yakni studi lapangan dan studi

kepustakaan. Melalui studi lapangan didapatkan data-data yang berkenaan dengan

aktivitas kerja pengguna, data antropometri, analisa persentil. Sedangkan studi

kepustakaan didapatkan melalui referensi-referensi yang terkait dengan ergonomi dan

berbagai informasi mengenai perancang produk yang akan diperlukan dalam penelitian

ini. Data yang diambil berdasakan data antropometri yang berasal dari 30 orang

pekerja.

Adapun dimensi tubuh besesuaian yang diukur adalah sebagai berikut :

1. Tinggisikuberdiri (Tsb)

2. Lebar bahu : bisa diukur dalam posisis berdiri ataupun duduk (Lb).

3. Lebar Telapak tangan (Lt).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(41)

Tabel 4.4DimensiTubuhPekerja

DimensiTubuh (cm) pekerja

Ke Tsb Lb Lt

1 100,3 47 22

2 101,2 51 24

3 93,5 48 22

4 95,5 45 21

5 95,5 46 23

6 94,2 50 22

7 101,1 52 25

8 94,5 47 22

9 94,7 46 21

10 96,3 47 22

11 98,1 43 21

12 94,1 48 24

13 95,2 50 23

14 96,5 45 22

15 94,5 43 21

16 96,5 43 21

17 96,5 46 22

18 94,5 53 24

19 94,1 48 23

20 94,7 42 21

21 101,2 54 25

22 95,7 45 21

23 96,7 43 20

24 98,4 47 23

X 2313,6 1129 535

Sumber:Pengolahan Data

4.2 Pengolahan Data

4.2.1 Desain Kereta Dorong Awal

Kereta dorong yang sudah ada pada UD.ENNY JAYA di Krian-Sidoarjo ini

memiliki ukuran tinggi 25 cm, lebar 30 cm, panjang 120 cm, tinggi pegangan 180 cm

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(42)

dan banyaknya roda 3 buah.Spesifikasi kereta dorong dapat dilihat pada gambar 4.1

dibawah ini :

Gambar 4.1 Kereta Dorong Awal

Pada proses kerja pengiriman dilakukan menggunakan kereta dorong lama dengan

kapasitas 8 galon air mineral oleh pekerja yang bekerja dibagian pengiriman.Dan

pekerja melakukan aktivitas loading dan unloading sebanyak 25 kali selama 7 jam per hari.Pada proses tersebut ternyata banyak terjadi keluhan pekerja terhadap

penggunaan kereta dorong lama, yaitu:

 Sering terjadi keluhan rasa sakit pada bagian bahu, lengan, pergelangan tangan,

bagian paha, betis, telapak tangan, lutut dan bagian telapak tangan.

 Kesulitan waktu menarik kereta dorong lama karena posisi tangan tertarik

kebelakang.

 Butuh pengawasan ekstra terhadap galon karena galon sering jatuh karena

tidak adanya tempat khusus.

 Kurang seimbangnya kereta dorong karena hanya menggunakan 3 roda.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(43)

Dari data diatas maka perlu dilakukan perancangan ulang alat bantu kerja yang berupa

kereta dorong agar pekerja tidak mengalami kelelahan berlebihan sehingga bisa

bekerja dengan maksimal.

4.2.2 DisainKeretaDorongUsulan

4.2.2.1 UjiKeseragaman Data

Ujikeseragaman data digunakanuntukpengendalian proses bagian data yang

ditolakatautidakseragamkarenatidakmemenuhispesifikasi.

 Tinggi sikuberdiri(Tsb) daritabel 4.1 diperoleh data

untukmencariXdanxadalahsebagaiberikut:

24 ... 3 2

1 X X Xn

X

X     

      24 4 , 98 ... 5 , 93 2 , 101 3 , 100 X 96,18 1 24 ) ( ... ) ( )

( 1 2 2 2 2

      

X X X X Xn X

x  1 24 ) 18 , 96 4 , 98 ( ... ) 18 , 96 2 , 101 ( ) 18 , 96 3 , 100

( 2 2 2

        x

 =5,27

Uji keseragaman data Tinggi sikuberdiri (Tsb) dengan tingkat kepercayaan

yang digunakan 95%, maka k = 2, yaitu:

x

k X

BKA   

BKA = 96,18+ 2 (5,27) = 106,7

x

k X

BKB   

BKB = 96,18 - 2 (5,27) = 85,54

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(44)

Dari data diatas dapat dibuat tabel uji keseragaman Tinggi sikuberdiri (Tsb)

pada halaman sebagai berikut :

Dari gambar diatasterlihatbahwa data yang diambiltidakada yang melintasi batas

control atas (BKA) dan batas control bawah (BKB) jadi data tersebutseragam

 Dari Table 4.1 diperolehnilaiLebarbahu (Lb) dariTable 4.1 diperoleh data

untukmencariXdan adalahsebagaiberikut:

30 ...

3 2

1 X X Xn

X

X     

9 , 46 24 47 ... 48 51 47       X 1 24 ) ( ... ) ( )

( 1 2 2 2 2

   

  

X X X X Xn X

x  1 24 ) 9 , 46 47 ( ... ) 9 , 46 51 ( ) 9 , 46 47

( 2 2 2

        x

 = 9.6

Uji keseragaman data nilaiLebarbahu (Lb) dengan tingkat kepercayaan yang

digunakan 95%, maka k = 2, yaitu:

x

k X

BKA  

Gambar 4.2UjiKeseragamanTinggiBahuPosisiduduk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(45)

BKA = 46,9 + 2 (9,6) = 66,1

k X BKB 

BKB = 46,9– 2 (9,6) = 27,7

Dari data diatas dapat dibuat tabel uji keseragaman nilaiLebarbahu (Lb) sebagai

berikut :

Dari gambar diatasterlihatbahwa data yang diambiltidakada yang melintasi batas

control atas (BKA) dan batas control bawah (BKB) jadi data tersebutseragam

 Dari tabel 4.1 diperolehnilaiLebartelapaktangan (Lt) daritabel 4.1 diperoleh data

untukmencariXdanxadalahsebagaiberikut:

24 ... 3 2

1 X X Xn

X

X     

4 , 22 24 23 ... 22 24 22       X 1 24 ) ( ... ) ( )

( 1 2 2 2 2

   

  

X X X X Xn X

x  1 24 ) 4 . 22 23 ( ... ) 4 . 22 24 ( ) 4 . 22 22

( 2 2 2

   

  

 = 1,8

Gambar4.3LebarBahu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(46)

Uji keseragaman data Lebartelapaktangan (Lt) dengan tingkat kepercayaan yang

digunakan 5%, maka k = 2, yaitu:

BKA = 22,4+ 2 (1,8) = 26

x

k X

BKB  

BKB = 22,4 - 2 (1,8) = 18,8

Dari data diatas dapat dibuat tabel uji keseragaman Lebartelapaktangan (Lt)

sebagai berikut :

Dari gambar diatasterlihatbahwa data yang diambiltidakada yang melintasi batas

control atas (BKA) dan batas control bawah (BKB) jadi data tersebutseragam

Berdasarkangrafikujikeseragaman data untukseluruhdimensitubuhpekerja,

diperolehtabel 4.2hasilujikeseragaman data sebagaiberikut :

Tabel 4.2HasilUjiKeseragamanData

DimensiTubuh BKA BKB Simp.

Baku Data min.

Data

max. Keterangan

X

Gambar 4.4 UjiKeseragamanDimensiLebarTelapak Tangan

x

k X

BKA  

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(47)

(cm)

Tsb 10,7 85,6 96,18 5,2 93,5 101,2 Data seragam Lb 66,1 27,2 46,9 9,6 41 52 Data seragam

Lt 26 18,8 22,4 1,8 20 25 Data seragam Sumber :Pengolahan Data 2011

4.2.2.2 UjiKecukupan Data

Ujikecukupan data

digunakanuntukmenganalisajumlahpengukuranapakahsudahrepresentative,

dimanatujuannnyamembuktikanbahwa data sampel yang

diambilsudahdapatmewakilipopulasi.

Untuk uji kecukupan data dengan tingkat ketelitian 5 % dan tingkat keyakinan

95 % digunakan persamaan:

 

2 2 2 / '          

X X X N s k N

Jika, N`≤N maka data sudah cukup untuk melakukan perancangan

N`>N maka data belum cukup untuk melakukan perancangan.

 Data Tinggisikuberdiri (Tsb)dariTabel 4.4diperolehnilai:

 X =2313,6

 X2 = 8242066,81 Maka :

 

2 2 2 / '          

X X X N s k N 076 , 0 2313,6 (2313,6) ) 8242066,81 ( 24 40 ' 2 2          N Kesimpulan:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(48)

N’ = 0,076< N data = 24

Maka data hasil pengukuran yang dilakukan sudah cukup untuk melakukan

perancangan produk.

 Data Lebarbahu (Lb) dariTabel 4.4diperolehnilai::

 X = 1129

 X2 = 1482464

Maka :

 

2

2 2 / '          

X X X N s k N 024 , 0 1129 (1129) ) 1482464 ( 24 40 ' 2 2          N Kesimpulan:

N’ = 0,024< N data = 24

Maka data hasil pengukuran yang dilakukan sudah cukup untuk melakukan

perancangan produk.

 Data Lebartelapaktangan (Lt)dariTabel 4.4diperolehnilai:

 X = 532

 X2 = 451584 Maka :

 

2 2 2 / '          

X X X N s k N 11 , 0 532 (532) ) 451584 ( 24 40 ' 2 2          N Kesimpulan:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(49)

N’ = 0,11< N data = 24

Maka data hasil pengukuran yang dilakukan sudah cukup untuk melakukan

perancangan produk.

Berdasarkan hasil uji kecukupan data yang diperoleh pada masing-masing

elemen pengukuran dapat dilihat pada Tabel 4.5

Tabel 4.5Hasil Uji Kecukupan Data

No. Ukuran N N` Keterangan

1. Tinggi Siku berdiri (Tsb) 30 0,076 Data Cukup 2. Lebar Bahu (Lb) 30 0,024 Data Cukup 3. Lebar telapak tangan (Lt) 30 0,11 Data Cukup

Sumber :Pengolahan Data 2011

4.2.2.3Perhitungan Ukuran Kereta Dorong

Bedasarkan data-data dimensi tubuh tubuh pekerja yang telah diperoleh

selanjutnya dapat ditentukan ukuran kereta dorongusulan dengan penyesuaian

penentuan percentil.

A. Menentukantinggipegangankeretadorong

Dari perhitunganujikeseragaman data diperolehnilai:X=

96,18Selanjutnyauntukmenentukantinggipegangankeretadorongdigunakan P50%

(nilai 50% persentil), yang merupakanpersentil rata-ratadaripopulasipekerja yang

diukurdenganmaksud yang

pendekbisamenyesuaikandantinggijugabisamenyesuaikan, sehingga agar

dapatmenggunakankeretadoronginidengannyaman.Berdasarkanhasilperhitungans

tandarddeviasidiatas,

selanjutnyadilakukanperhitungantinggipegangankeretadorongdengannilai

percentil 50%:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(50)

Perhitungantinggikeretadorongdengannilai percentil 50%,

adalahsebagaiberikut :

Tkeretadrong =

= 96.18 cm ≈ 97 cm

Jadi ukuran tinggi tinggipegangankeretadorongdengan nilai percentil

50%adalah 97 cm.

B. Menentukan Panjang Troli

Data yang digunakan adalah disesuaikan dengan dimensi diameter galon

air mineral dengan allowance sebesar 2cm tiap galon yang berjumlah 3 galon,sedangkan dimensi ukuran ketinggian galon air mineral adalah

28cm.Perhitungan lebar kereta dorong galon adalah= (28cm+2cm)x 3 =90cm.

Jadi panjang kereta dorong adalah 90cm.

C. Menentukan Lebar Kereta Dorong

Setelah didapat ukuran panjang kereta dorong maka langkah selanjutnya

adalah menentukan lebar kereta dorong,data yang digunakan adalah ukuran

dimensi ketinggian galon rangkap dua.Sedangkan ukuran diameter galon adalah

50cm.

Perhitungan lebar kereta dorong galon air mineral adalah:

= Tinggi gallon air mineral x 2

=50cm x 2=100cm

Jadi lebar kereta dorong yang akan dibuat adalah 100 cm.

D. Menentukanlebarpegangankeretadorong

Dataantropometri yang

dibutuhkanuntukmenetukanlebarpegangankeretadorongadalahlebarbahu (Lb)

denganpersentil ke-95 sertadiberikanallowancemasing-masing 10 cm

X

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(51)

disisikiridankanan, hal ini dimaksudkan agar

pekerjalebihleluasadalammengopasikankeretadorong.Penggunaanpersentil 95

dimaksudkan agar pekerja dengan lebar bahu yang

lebihbesardapatmemegangpeegangankeretadorongdenganleluasadannyama,

Perhitunganlebarpegangankeretadorongdengannilai percentil 95%,

adalahsebagaiberikut :

L PeganganKeretadrong = + 1,645 x + allowence

= 46.9 cm + 1,645 (9,6)+ 10 cm= 72,69 cm ≈ 73 cm

Jadi ukuran Lebar pegangankeretadorongdengan nilai percentil 95% adalah

73cm.

E. Menentukan Diameter Pegangan Kereta Dorong

Data antropometri yang dibutuhkan untuk menetukan diameter pegangan kereta

dorong ini adalah data lebar telapak tangan dengan persentil ke-5.Penggunaan

persentil 5 dimaksudkan agar pekerja yang memiliki diameter genggam lebih

kecil maupun yang lebih kecil dapat memegang pegangan kereta dorong dengan

nyaman.

Perhitungan diameter pegangan kereta dorong, sebagai berikut :

Dismeter pegangan kereta dorong = - 1,645 x

= 22,4 cm – 1,645 (1,8)

= 19,4 cm ≈ 20 cm

Jadi diameter pegangan kereta dorong adalah 20cm

4.2.2.4 Perancangan Desain Kereta Dorong

Bedasarkan hasil perhitungan penentuan ukuran kereta darangsesuai dimensi

tubuh pekerjadiatas, adalah sebagai berikut :

X

X

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(52)

 Ukuran tinggi pegangan kereta dorong dengan nilai percentil 50% adalah 97cm.

 Ukuran panjang kereta dorongadalah 90 cm.

 Ukuran lebar kereta dorongadalah 100 cm.

 Ukuran lebar pegangan kereta dorongdengan nilai percentil95% adalah 73 cm.

 Ukuran diameter pegangan kereta dorong dengan nilai percentil 5% adalah 20cm

Maka gambar teknik untuk kereta dorongdapat pada Gambar 4.5pada halaman

berikut :

Gambar 4.5 Kereta Dorong

4.2.2.5 PembuatanKereta Dorong

Dari sub bab 4.2.2.4 mengenai desain Kereta Dorong, kami memilih desain

Kereta Dorongini karena desain ini memiliki kenyamanan dalam penggunaannya.

Adapun rencana kerja pembuatan produk usulan, sebagai berikut :

A. Menetapkan jadwal kerja

73 cm

97 cm

20 cm

100 cm

90 cm

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(53)

Dalam pembuatan Kereta Dorong ini, ditetapkan jadwal kerja selama 4 (empat)

hari kerja efektif (tujuh jam kerja per hari) mulai persiapan material hingga

penyelesaian akhir.

B. Persiapan material dan alat

Setelah menetapkan jadwal kerja, selanjutnya mulai melakukan persiapan

material yang menyesuaikan dengan desain produk usulan (Kereta Dorong). Material

yang perlu dipersiapkan, sebagai berikut :

1. Pelat baja stal kotak untuk rangka kerta dorong, tebal = 1,4 mm dengan ukuran 25

cm (lebar dudukan kursi) dan 25 cm (panjang dudukan kursi).

2. Pipa besi untuk pegangan Kereta Dorong, ukuran Ø 3/4 inch dengan panjang

200cm.

3. Plat baja strip untuk rangka bawahKereta Dorong, ukuran 3/4 mm dengan panjang

15 cm.

4. Roda tanpa pengunci sebanyak 4 buah ukuran 40 mm dengan ukuran 10 cm.

5. Karet busa untuk pegangang Kereta Dorong

6. Mur baut untuk pengait roda, ukuran ¼ inch sebanyak 2 buah

7. Cat besi untuk finishing, warna merah dan putih sebanyak ½ kg

8. Electrode las untuk pengelasan konstruksi, type RB 26 welding electrode sebanyak

1 kg.

Sedangkan peralatan kerja yang digunakan dalam pembuatan produk usulan

(Kereta Dorong), meliputi : meteran, penanda, water pass, sarung tangan kerja, masker,

gergaji potong, mesin gerinda, mesin las, mesin bor, sarung tangan las, helm las, kuas

cat.

C. Pelaksanaan kerja

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(54)

Dalam tahap ini apabila seluruh material dan peralatan sudah disiapkan dan

sesuai, maka pelaksanaan pembuatan produk usulan (kursi adjustable) sebagai berikut :

1. Pembuatan rangka Kereta Dorong dengan melakukan pemotongan dan

pembentukan pelat stal kotak sesuai dengan ukuran desain yang sudah ditentukan

yaitu lebar Kereta Dorong 100 cm dan panjang 90 cm.

2. Pembuatan alas kereta dorong dengan melakukan pemotongan plat besi ukuran

ukuran 100 cmdan panjang 90 cm

3. Pembuatan tutup belakang dengan melakukan pemotongan plat besi beton 1,4 mm

sesuai dengan kebutuhan

4. Perakitan semua bagian dengan cara pengelasan.

5. Pemasangan roda dengan cara dilas dan beri baut pengunci.

6. Setting dan pengecekan konstruksi Kereta Dorong secara keseluruhan sesuai

dengan kebutuhan.

7. Finishing dengan melakukan pengecatan pada seluruh konstruksi Kereta Dorong.

4.2.2.6Membandingkan Kereta Dorong Awal dengan Desain Kereta Dorong Baru

(Usulan)

Berikut ini gambar Kereta Dorong awal yaang tampak di gambar 4.5 bawah ini:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(55)

Gambar 4.5 Bentuk Kereta Dorong awal

Untuk ukuran Kereta Dorong sebagai berikut :

Tinggi Kereta Dorong = 25 cm

Lebar Kereta Dorong = 30 cm

Panjang Kereta Dorong = 120 cm

Banyaknya Roda = 3 buah Ø 20 cm

Tinggi Pegangan Kereta Dorong Awal = 180 cm

Sedangkan dari hasil perhitungan di atas maka menghasilkan bentuk desain

Kereta Dorong yang baru sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(56)

Gambar 4.6 BentukKereta Dorong Usulan

Gambar 4.7 BentukKereta Dorong Usulan 97,7

66.9 cm

100 cm

90 cm

97,7

30

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(57)

Sebelum melakukan uji coba kereta dorong setelah proses pembuatan selesai,

dilakukan koordinasi dengan supervisor sebagai bentuk pengenalan kereta dorong

usulan untuk sarana kerja dibagian pengiriman kepada pekerja

Selanjutnya ujicoba produk usulan dilaksanakan dengan responden sebanyak

24 orang pekerja selama 3 shif.Hasil uji coba produk usulan ini menghasilkan data

jawaban responden sebanyak 24 orang pekerja dalam bentuk tabel yang dapat dilihat

pada tabel Kuesioner berikut :

Tabel 4.6HasilKuisionerKeluhanPekerjaPengiriman

Setelahbekerja No. JenisKeluhan Tidak

Sakit

Agak

Sakit Sakit

1 Bagianbahu 23 0 1

2 Bagianlengan 23 1 0

3 Bagianpergelangantangan 23 0 1

4 Bagianpunggung 24 0 0

5 Bagianpaha 23 1 0

6 Bagianbetis 23 1 0

7 Bagianlutut 22 1 1

8 Bagiantelapaktangan 24 0 0

Total 185 4 3

Dari data kuisioner di atas terlihat tingkat keluhan rasa sakit lebih kecil dibanding

tingkat keluhan agak sakit dan tidak sakit sehingga dapat disimpulkan bahwa secara

kualitatif desain kereta dorong pada UD. ENNY JAYA Krian-Sidoarjo sudah dapat

katakan desain kereta dorong usulan ergonomis

4.3 Hasil dan Pembahasan

Berdasar

Gambar

Gambar 2.1. Pengukuran Dimensi Struktur Tubuh dalam
Gambar 2.2. Pengukuran Dimensi Fungsional Tubuh dalam Berbagai Posisi Gerakan Kerja
Gambar 2.3 Grafik untuk persentil 95%
Gambar 2.4 Data Anthropometri Untuk Perancangan Produk/ Fasilitas Kerja
+7

Referensi

Dokumen terkait