• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN JARAK TEMPAT TINGGAL DARI LOKASI INDUSTRI KAPUR TERHADAP KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI DESA REDISARI KECAMATAN ROWOKELE KABUPATEN KEBUMEN - Elib Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN JARAK TEMPAT TINGGAL DARI LOKASI INDUSTRI KAPUR TERHADAP KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI DESA REDISARI KECAMATAN ROWOKELE KABUPATEN KEBUMEN - Elib Repository"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN JARAK TEMPAT TINGGAL DARI LOKASI INDUSTRI KAPUR

TERHADAP KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI DESA REDISARI

KECAMATAN ROWOKELE KABUPATEN KEBUMEN

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Derajat Sarjana Keperawatan

Diajukan Oleh

Fellayati

A11200784

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MUHAMMADIYAH GOMBONG

(2)

ii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang saya ajukan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Kebumen, April 2016

(3)

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Yang Bertanda Tangan Dibawah Ini Menyatakan Bahwa Skripsi Yang Berjudul:

HUBUNGAN JARAK TEMPAT TINGGAL DARI LOKASI INDUSTRI KAPUR

TERHADAP KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI DESA REDISARI

KECAMATAN ROWOKELE KABUPATEN KEBUMEN

Disusun Oleh: Fellayati A11200784

Telah disetujui dan dinyatakan telah memenuhi persyaratan untuk diujikan.

Pembimbing I Pembimbing II

(Isma Yuniar, M.Kep) (Sarwono, S.KM)

Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 Keperawatan

(4)

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judul

HUBUNGAN JARAK TEMPAT TINGGAL DARI LOKASI INDUSTRI KAPUR

TERHADAP KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI DESA REDISARI

KECAMATAN ROWOKELE KABUPATEN KEBUMEN

Disusun Oleh: Fellayati A11200784

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal 2 April 2016

Susunan Dewan Penguji:

1. H. M. Basirun Al Ummah, S. Pd, M. Kes (Penguji I) ...

2. Isma Yuniar, M.Kep (Penguji II) ...

3. Sarwono, S.KM (Penguji III) ...

Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 Keperawatan

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Hubungan jarak tempat tinggal dari lokasi industri kapur terhadap kejadian ISPA pada balita di Desa Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen”. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW sehingga peneliti mendapat kemudahan dalam menyelesaikan Skripsi ini.

Sehubungan dengan itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. M. Madkhan Anis, S.Kep, Ns, selaku Ketua STIKES Muhammadiyah Gombong.

2. Isma Yuniar, M.Kep, selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing I yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan.

3. Sarwono, S.KM, selaku pembimbing II yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan.

4. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan terimakasih atas bantuan dan dukungannya.

Semoga bimbingan dan bantuan serta dorongan yang telah diberikan mendapat balasan sesuai dengan amal pengabdiannya dari Alloh SWT. Tiada gading yang tak retak, maka penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca dalam rangka perbaikan selanjutnya. Akhir kata semoga Skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Kebumen, April 2016

(6)

vi

PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

Skripsi, April 2016

HUBUNGAN JARAK TEMPAT TINGGAL DARI LOKASI INDUSTRI KAPUR TERHADAP KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI DESA REDISARI

KECAMATAN ROWOKELE KABUPATEN KEBUMEN

xii + 39 pages + 2 figures + 6 tables + 6 appendices

Fellayati1) Isma Yuniar2) Sarwono3)

ABSTRAK

Latar Belakang : Industri pengolahan kapur memberikan dampak negatif

terhadap kesehatan masyarakat salah satunya ISPA. Industri kapur menghasilkan asap yang jika terhirup balita akan merasakan sesak di pernapasan. Adapun data yang di peroleh dari Puskesmas Rowokele selama tahun 2015 sudah menangani 2882 balita terkena ISPA. Desa Redisari merupakan salah satu daerah industri pengolahan kapur.

Tujuan : Mengetahui hubungan jarak tempat tinggal dari lokasi industri kapur

terhadap kejadian ISPA pada balita di Desa Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen.

Metode : Penelitian ini menggunakan metode analitik korelasional dengan

pendekatan cross sectional.Sampel berjumlah 66 yang diambil secara purposive sampling. Data dianalisa menggunakan analisa deskriptif dan korelatif menggunakan uji chi square.

Hasil : Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa sebagian besar balita berumur

3-5 tahun (59.1%), dan ibu berumur 20-35 tahun (66.7%). Jarak tempat tinggal balita dari lokasi industri kapur kategori dekat (50%) dan jarak tempat tinggal balita dari lokasi industri kapur kategori jauh (50%). Balita yang mengalami ISPA kategori ringan (48.5%), berat (27.3%), dan sedang (24.2%). Ada hubungan jarak tempat tinggal dari lokasi industri kapur terhadap kejadian ISPA pada balita di Desa Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen dengan p=0,000 (<0,05).

(7)

vii

BACHELOR OF NURSING PROGRAM

MUHAMMADIYAH HEALTH SCIENCE INSTITUTE OF GOMBONG

Minithesis, April 2016

CORRELATION BETWEEN THE DISTANCE OF HOUSE AND LIMESTONE INDUSTRY AND THE INCIDENCE OF ACUTE RESPIRATORY TRACT INFECTION OF UNDER FIVE YEARS OLD IN

REDISARI, ROWOKELE, KEBUMEN

xii + 39 pages + 2 figures + 6 tables + 6 appendices

Fellayati 1) Isma Yuniar 2) Sarwono 3)

ABSTRACT

Background: Industry of limestone processing result in negative impacts on

public health such as acute respiratory tract infection. The industry produces smoke that can be inhalated by under five years old and cause them difficult to take breath. Public health center of Rowokele reported that there were 2882 under five years old who had acute respiratory tract infection in 2015. Redisari village is one of the limestone processing industry.

Objective: To determine correlation between the distance of house and limestone

industry and the incidence of acute respiratory tract infection of under five years old in Redisari, Rowokele, Kebumen.

Methods: This study used a correlational analytical method with cross sectional

approach. There were 66 samples taken by purposive sampling technique. Data were analyzed using descriptive and correlative analysis by chi square test.

Results: The majority of respondents were 3-5 years old (59.1%), and their

mothers aged 20-35 years (66.7%). The distance of house and limestone industry were 50% as near category and the rest was also 50% as far category. The under five years old who suffered from acute respiratory tract infection were mild (48.5%), severe (27.3%), and mediocre (24.2%) categories. There were significant correlation between the distance of house and limestone industry and the incidence of acute respiratory tract infection of under five years old in Redisari, Rowokele, Kebumen with p value = 0.000 (<0.05).

Keywords: the distance of house, limestone industry, acute respiratory tract

(8)

viii MOTTO

A dream doesn’t become reality through magic, it takes sweat,

determination and hard work (Colin Powell)

Jalur terbentuk saat kita melangkah (Aldi Fadlan Cers)

Take small steps everyday and you will get there one day (Andrie

Wongso)

Antara mimpi dan kenyataan, ada yang namanya kerja keras (Merry

Riana)

Apapun yang terjadi terima dengan jiwa besar, jika kita memang ingin

mengubah keadaan itu, ubahlah dengan cara yang positif (Merry Riana)

When you focus on problems, you’ll have more problems. When you

focus on possibilities, you have more opportunities. (Zig Ziglar)

Optimis yang dibiasakan akan menjadi kekuatan. Optimis yang

dikembangkan akan berubah kebaikan dan berujung pada kemenangan

(9)

ix

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk

Kedua orangtuaku bapak Sugeng dan ibu Krisnaningsih,

kakakku tercinta Ika Tofika Rini,

(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

1. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)... 9

(11)

xi

A. Desain Penelitian ... 24

B. Populasi dan Sampel ... 24

C. Variabel Penelitian ... 25

D. Definisi Operasional ... 26

E. Instrumen Penelitian ... 26

F. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 27

G. Pengambilan Data ... 29

H. Teknik Analisa Data ... 29

I. Etika Penelitian ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31

A. Hasil Penelitian ... 31

B. Pembahasan ... 33

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 38

A. Kesimpulan ... 38

B. Saran ... 38 DAFTAR PUSTAKA

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 26

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Kejadian ISPA Pada Balita ... 27 Tabel 4.1 Karakteristik Responden di Desa Redisari Kecamatan Rowokele

Kabupaten Kebumen ... 31 Tabel 4.2 Jarak Tempat Tinggal Dari Lokasi Industri Kapur di Desa Redisari

Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen ... 31 Tabel 4.3 Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Redisari Kecamatan Rowokele

Kabupaten Kebumen ... 32 Tabel 4.4 Hubungan Jarak Tempat Tinggal Dari Lokasi Industri Kapur

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian

Lampiran 3. Lembar Kuesioner Lampiran 4. Hasil Uji Statistik Lampiran 5. Tabulasi Penelitian

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut WHO (2000) menyatakan pergeseran kematian akibat penyakit tidak menular sudah melanda negara-negara berkembang. WHO melaporkan sebanyak 55.694.000 kematian, ternyata 59% akibat kecelakaan dan sisanya akibat penyakit lain. Menurut World Health Report 2000 oleh WHO menyatakan bahwa 5 penyakit paru utama merupakan 17,4% dari seluruh kematian yang ada di dunia yang meliputi penyakit infeksi paru 7,4%, Penyakit Paru Obstruksi Kronik 4,8%, tuberkulosis 3%, kanker paru/trakea/bronkus 2,1% dan asma 0,3%. Sementara itu Bank Dunia menyatakan bahwa 13,3% dari seluruh Disability Adjusted Life Years

(DALY) disebabkan oleh kelima penyakit tersebut.

Menurut WHO (2012) sebesar 78% balita yang berkunjung ke pelayanan kesehatan adalah akibat ISPA. Infeksi pernapasan akut (ISPA) atau acute respiratory infection adalah infeksi akut yang menyerang saluran pernapasan. Organ saluran pernapasan yang dimulai dari hidung sampai alveoli. Infeksi ini disebabkan oleh virus, jamur dan bakteri. ISPA akan menyerang host apabila ketahanan tubuh (immunoligi) menurun. Bayi dibawah 5 tahun adalah kelompok yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih rentan terhadap berbagai penyakit (Prabowo, 2012).

ISPA lebih banyak terjadi di negara berkembang dibandingkan negara maju dengan presentase masing-masing sebesar 25%-30% dan 10%-15%. Kematian balita akibat ISPA di Asia Tenggara sebanyak 2,1 juta balita tahun 2004 (Fitri, 2012). India, Bangladesh, Indonesia, dan Myanmar merupakan negara dengan kasus kematian balita akibat ISPA terbanyak (Usman, 2012).

Di Indonesia kasus Infeksi saluran Pernafasan Akut (ISPA) selalu menempati urutan pertama penyebab 32,1% kematian bayi pada tahun 2009, serta penyebab 18,2% kematian pada balita pada tahun 2010 dan 38,8% tahun 2011. Selain itu ISPA juga sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak

(16)

2

di rumah sakit. Berdasarkan data dari P2 program ISPA tahun 2009 cakupan penderita ISPA melampaui target 13,4%, hasil yang di peroleh 18.749 kasus sementara target yang ditetapkan hanya 16.534 kasus. Survey moralitas yang dilakukan di subdit ISPA tahun 2010 menempatkan ISPA/Pneumonia sebagai penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia dengan persentase 22,30% dari seluruh kematian balita ( Kemenkes RI, 2011).

Hasil RISKESDAS propinsi Jawa Tengah tahun 2011 menunjukan bahwa penanganan kasus ISPA pada balita masih jauh dari target. Hal ini ditunjukkan data kasus pneumonia pada balita yang ditangani baru 25,5% dari 66.702 kasus pneumonia pada balita. Berdasarkan laporan rutin bulanan puskesmas Ayah 1 selama tahun 2007 penyakit ISPA sebanyak 590 (30,8%) kasus dan sepanjang tahun 2008 sebanyak 1167 (58%) kasus. Salah satu penyebabnya yaitu dari pencemaran yang sering terjadi di wilayah desa Jatijajar adalah asap pembuatan atau pengolahan batu kapur yang tersebar diantara perumahan warga. Pada tahun 2009 terdapat 115 balita di wilayah Jatijajar terdapat 92 balita menderita ISPA. (Khatifah, 2010)

Menurut Athanasia Budi Astuti, et al (2011) Faktor lingkungan merupakan faktor risiko penting dalam ISPA terutama masalah polusi udara yang dapat mempermudah timbulnya ISPA pada anak. Polusi udara dapat terjadi dimana-mana, baik dalam ruangan (in door pollution) seperti di dalam ruangan yang berasal dari pemukiman, perkantoran ataupun gedung tinggi dan polusi udara bebas (out door pollution) seperti letusan gunung berapi, pembusukan kegiatan industri, asap kendaraan, dan lain-lain (Katifah, 2010).

(17)

3

Menurut Suwadji (2014), di pedesaan atau pedalaman pencemaran udara terjadi karena eksploitasi sumber daya alam, baik secara tradisional maupun modern. Pembakaran batu kapur merupakan salah satu kegiatan di pedesaan yang kontribusinya terhadap pencemaran udara cukup besar. Batu kapur atau limestone, adalah sedimen yang banyak mengandung organisme laut yang telah mati yang berubah menjadi kalsium karbonat. Batuan ini merupakan hasil penumpukan dan sedimentasi ribuan tahun yang lalu, membentuk bebatuan masif berwarna putih kekuningan sampai kecoklatan. Mineral murni batu kapur mengandung CaCO3 sebagai kalsit (calcite).

Adanya industri pengolahan kapur sangat berpengaruh terhadap masyarakat setempat. Baik kondisi sosial, pendapatan, maupun kesehatan masyarakat. Namun hal yang perlahan tapi pasti dengan adanya pabrik pengolahan kapur ini sangat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat, misalnya meningkatnya penyakit radang tenggorokan, ISPA, paru-paru, ginjal bahkan pneumonia pada anak usia dini dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan oleh pencemaran dari pabrik pengolahan tersebut yang memberikan dampak negatif terhadap kualitas udara serta lingkungan daerah setempat.

Menurut hasil pemeriksaan kesehatan pekerja tambang batu kapur Desa Karangdawa tahun 2005 yang dilaksanakan Puskesmas Margasari penyakit ISPA menempati peringkat pertama sebanyak 46 orang (64 %). Hasil pemeriksaan kapasitas fungsi paru pekerja pembakaran batu kapur di Desa Karangdawa oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal tahun 2006, sebanyak 102 orang (49,76%) kapasitas fungsi parunya tidak normal.

(18)

4

Penambangan kapur adalah suatu tempat pertambangan dengan kadar pencemaran udara yang dapat mengganggu kesehatan. Di Desa Redisari Kabupaten Kebumen merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak tobong kapur. Sebagian besar tobong-tobong pembakaran batu kapur berada ditengah-tengah pemukiman, sehingga jarak antara rumah ke rumah dengan tobong kapur tidak terlalu jauh. Dampak yang paling dirasakan secara langsung adalah pencemaran dari cerobong asap tobong pembakar kapur. Apalagi bahan bakar yang digunakan untuk membakar kapur kebanyakan menggunakan blotong atau ersit, yaitu residu dari sisa-sisa proses pabrik kimia. Dampak ini langsung dirasakan ketika kita menghirup asapnya, berupa rasa perih di mata, sesak di pernapasan, dan bila bahan tersebut tersentuh kulit secara langsung, akan terasa terbakar.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Puskesmas Rowokele, ISPA merupakan peringkat satu dari 10 besar penyakit yang ditangani. Selama tahun 2015, Puskesmas Rowokele sudah menangani 2882 pasien ISPA. survei keadaan lingkungan tempat tinggal yang penulis lakukan terhadap 5 balita yang pernah mengalami ISPA di Desa Redisari mengindikasikan adanya kaitan antara keadaan lingkungan tempat tinggal dengan kejadian ISPA. Berdasarkan hasil pengamatan, kebanyakan balita yang pernah menderita ISPA rumahnya dekat dengan lokasi industri kapur. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian “Hubungan jarak tempat tinggal dari lokasi industri kapur terhadap kejadian ISPA pada balita di Desa Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen”.

B. Rumusan Masalah

(19)

5

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan jarak tempat tinggal dari lokasi industri kapur terhadap kejadian ISPA pada balita di Desa Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen. 2. Tujuan khusus

a. Mengetahui jarak tempat tinggal balita dari lokasi industri kapur di Desa Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen.

b. Mengetahui kejadian ISPA pada balita di Desa Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pengembangan Ilmu

a. Institusi Pendidikan Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi mengenai bahaya paparan debu kapur terhadap kesehatan manusia yang berada di kawasan industri kapur serta memberi manfaat khususnya untuk menambah referensi perpustakaan bagi peneliti selanjutnya.

b. Profesi Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi perawat untuk selalu memberikan pelayanan kesehatan khususnya meminimalisir balita supaya kejadian ISPA pada balita menurun.

2. Bagi Praktisi a. Bagi Puskesmas

(20)

6

b. Bagi Peneliti

Dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan dalam bidang penelitian khususnya tentang lingkungan di daerah kapur dengan kejadian ISPA pada balita.

c. Bagi Masyarakat

Sebagai bahan pengetahuan tentang pengaruh pembakaran batu kapur dengan kejadian ISPA pada balita.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian ini serupa sudah pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya antara lain:

1. Marhamah (2012) melakukan penelitian dengan judul “Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian ISPA pada Balita di Desa Bontang, Kabupaten Enrekang”. Tujuan penelitian untuk mengetahui Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian ISPA pada Balita di Desa Bontang, Kabupaten Enrekang. Penelitian menggunakan metode Obsservasional analitik dengan desain cross sectional study. Populasi dan sampel penelitian adalah seluruh balita yang berusia 12-59 bulan di Desa Bontang yang tercatat di buku register posyandu Puskesmas Baraka tahun 2012 yaitu 127 balita. Analisa data dilakukan dengan CI=95% serta menggunakan uji Chi Square dengan α=0.05. Hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi balita ISPA sebesar 44.9%, status imunisasi lengkap sebesar 70.9%, pemberian kapsul vitamin A sebesar 82.7%, pengetahuan ibu cukup sebesar 57.5%, ventilasi rumah memenuhi syarat kesehatan sebesar 22.8%, dan terpapar asap rokok sebesar 62.2%. Persamaan penelitian ini adalah variabel kejadian ISPA pada balita. Perbedaan penelitian ini yaitu pada variabel Faktor-faktor Kejadian ISPA.

(21)

7

dengan pendekatan case control. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 300 balita. Sampel yang diambil 30 balita dengan menggunakan random sampling. Analisa data menggunakan teknik analisis chi square dengan menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 16.0. Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan kejadian ISPA di dapatkan 15 (50.0%) balita tidak terkena ISPA. Berdasarkan perbandingan luas ventilasi dan luas lantai rumah di dapatkan 12 (40.0%) tidak memenuhi syarat dan 18 (60.0%) rumah responden yang memenuhi syarat. Berdasarkan hasil analisis chi square diperoleh hasil sebesar 0,246 dengan p: 0,132 (P>0,05). Maka Ha ditolak dan Ho diterima. Persamaan penelitian ini pada variabel kejadian ISPA pada balita. Perbedaan penelitian yaitu pada variabel Perbandingan Luas Ventilasi dan Luas Lantai Rumah.

3. Rerung (2012) melakukan penelitian dengan judul “Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian ISPA pada Balita di Lembang Batu Sura”. Metode penelitian menggunakan observasional dengan desain cross sectional study. Populasi dan sampel penelitian ini adalah seluruh balita yang yang berusia 12-59 bulan di Lembang Batu Sura yang pernah berkunjung ke Puskesmas Batu Sura selama tahun 2012 yaitu 96 balita. Analisa data dilakukan dengan CI-95% secara univariat dan bivariat serta menggunakan uji Chi Square dengan ∝=0.05. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa proporsi balita ISPA sebesar 59.4%, perilaku merokok anggota keluarga dalam rumah sebesar 49.0%, penggunaan kayu bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga (p=0,000) berhubungan dengan kejadian ISPA pada Balita, sedangkan status imunisasi (p=0,144), BBLR (p=0,436), dan umur (p=0,061) tidak berhubungan secara signifikan dengan kejadian ISPA pada balita. Persamaan penelitian pada subjek yang akan diteliti. Perbedaan penelitian pada variabel faktor-faktor kejadian ISPA pada balita di Lembang Batu Sura.

(22)

8

(23)

0

DAFTAR PUSTAKA

A. Aziz Alimul Hidayat. (2008). Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika

Arya Wardana, Wisnu. (2011). Dampak pencemaran lingkungan.Yogyakarta. Penerbit Andi.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Benih (2008). Pengobatan dan Penanggulangan ISPA. Jakarta: Majalah Kesehatan

Breck. W.G, (2006). Chemistry for Science and Enginering. Mc. Graw Hill International Book Company.

Daesusi, Ruspeni (2009). Studi kadar debu dan SO2 sekitar industri kapur dan kaitannya dengan status faal paru penduduk desa Sukomulyo, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik. Laporan Penelitian

Departemen Kesehatan RI. (2010). Pedoman Pemberantasan Penyakit ISPA untuk Penanggulangan Pneumonia pada Balita dalam Pelita IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Dinas Pertambangan dan Energi. (2005). Laporan Akhir Bimbingan Teknik Pembuatan Tungku Pembakaran Batu Kapur Dengan Batu Bara di Kabupaten Grobogan, Wonogiri dan Tegal. Pemerintah Propinsi Jawa Tengah, Semarang.

Hugo, M., Emillia, O., Sitaresmi, M.N. (2014). Pajanan Asap dalam Rumah Terhadap Kejadian ISPA Nonpneumonia Pada Anak Balita di Kabupaten Kapuas. Jurnal Kesehatan Reproduksi. Vol. 1 No. 1 (2014).

Kemenkes RI. (2011)a. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1077/Menkes/Per/V/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang Rumah.Jakarta : Kemenkes RI.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Narendra, et al. (2012). Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: Sagung

Seto

Nelson. (2013). Ilmu kesehatan anak. Jakarta: EGC.

Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika

(24)

1

Munir, M. (2010). Faktor-faktor yang melatarbelakangi ISPA pada balita usia 1-5 Tahun di Puskesmas Tuban. Skripsi. Tuban: Stikes NU Tuban.

Prayudi, T & Susanto, J.P. (2011). Kualitas Debu dalam Udara Sebagai Dampak Industri Pengecoran Logam Ceper. Skripsi. Jurnal Teknologi Lingkunan Vol. 2 No. 2.

Probowo, Sony. (2012). Penyakit yang Paling Umum pada Anak. Jakarta: Majalah Kesehatan

Rahman & Abdur. (2014). Analisis Kualitas Lingkungan, Laboratorium Kesehatan Lingkunan. Depok: FKMUI.

Riwidikdo. (2008). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Bina Pustaka. Said M. (2010). Pengendalian Pneumonia Anak Balita dalam Rangka

Pencapaian, MDG 4. Jakarta.

Soedomo M. (2009). Pencemaran Udara. Bandung: ITB Soetjiningsih (2005). Tumbuh Kembang Anak. EGC, Jakarta

Suraatmaja Sudaryat., ed. (2005). Gastroenterologi Anak. Jakarta: Sagung Seto Suma’mur, P.K (2009). Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT

Toko Gunung Agung.

Setiawan, A. dan saryono. (2008). Metodologi Penelitian Kebidanan. Nuha Medika. Jakarta

Sugiono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Suwadji (2014). Hubungan Paparan Debu Kapur Dengan Penurunan Fungsi Paru Pada Tenaga Kerja PT. Putri Indah Pertiwi Desa Pule, Gedong, Pracimantoro, Wonogiri. Publikasi Ilmiah. Program Studi Kesehatan Masyarakat – Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Taisir. (2005). Faktor-Faktor yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita di Kelurahan Lhok Bengkuang Kecamatan Tapaktuan Aceh Selatan Tahun 2005. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara Tarini, Ni Wayan Dewi (2009). Efektifitas Menyusui Satu Jam Pertama

Dilanjutkan Dengan ASI Eksklusif Terhadap Kejadian Penyakit Diare Dan ISPA Pada Bayi.

WHO. 2012a. Under- Five Mortality. http://www.who.int\

(25)

2

(26)

1

Hasil Uji Validitas Kejadian ISPA Pada Balita

Correlations

Total

Item1 Pearson Correlation .763(**) Sig. (2-tailed) .000

N 20

Item2 Pearson Correlation .871(**) Sig. (2-tailed) .000

N 20

Item3 Pearson Correlation .778(**) Sig. (2-tailed) .000

N 20

Item4 Pearson Correlation .741(**) Sig. (2-tailed) .000

N 20

Item5 Pearson Correlation .707(**) Sig. (2-tailed) .000

N 20

Item6 Pearson Correlation .656(**) Sig. (2-tailed) .002

N 20

Item7 Pearson Correlation .750(**) Sig. (2-tailed) .000

N 20

Item8 Pearson Correlation .815(**) Sig. (2-tailed) .000

N 20

Item9 Pearson Correlation .763(**) Sig. (2-tailed) .000

N 20

Item10 Pearson Correlation .623(**) Sig. (2-tailed) .003

N 20

Item11 Pearson Correlation .690(**) Sig. (2-tailed) .001

N 20

Item12 Pearson Correlation .690(**) Sig. (2-tailed) .001

N 20

Item13 Pearson Correlation .889(**) Sig. (2-tailed) .000

N 20

Item14 Pearson Correlation .723(**) Sig. (2-tailed) .000

N 20

Item15 Pearson Correlation .630(**) Sig. (2-tailed) .003

N 20

Item16 Pearson Correlation .781(**) Sig. (2-tailed) .000

N 20

Item17 Pearson Correlation .612(**) Sig. (2-tailed) .004

N 20

Item18 Pearson Correlation .651(**) Sig. (2-tailed) .002

N 20

Total Pearson Correlation 1 Sig. (2-tailed)

N 20

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

(27)

0

Hasil Uji Reliabilitas Kejadian ISPA Pada Balita

Reliability

Warnings

The space sav er method is used. That is , the covariance matrix is not c alculated or us ed in the analysis.

Cas e Proce ss ing Sum m ary

(28)

1

Frequenc y Percent Valid Percent

Cumulativ e

Frequenc y Percent Valid Percent

(29)

2

Jarak Te m pat Tinggal Dari Lokasi Indus tri Kapur

33 50.0 50.0 50.0

Frequenc y Percent Valid Percent

Cumulativ e Percent

Kejadian Is pa Pada Balita

32 48.5 48.5 48.5

Frequenc y Percent Valid Percent

(30)

3

N Percent N Percent N Percent

V alid Mis sing Total

Cases

Jarak Te m pat Tinggal Dari Lokas i Indus tri Kapur * Ke jadian Ispa Pada Balita Cros s tabulation

6 11 16 33 Lokas i Indus tri Kapur % of Total

Count % w ithin Jarak Tempat Tinggal Dari Lokas i Indus tri Kapur % of Total

Count % w ithin Jarak Tempat Tinggal Dari Lokas i Indus tri Kapur % of Total

0 cells (.0%) have ex pected count less than 5. The minimum ex pec ted count is 8.00.

a.

Sym m e tric Measure s

.529 .000

66 Contingency Coef f ic ient

Nominal by Nominal N of V alid Cases

V alue A pprox. Sig.

Not ass uming the null hypothes is. a.

(31)

4

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth……… Di

desa Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong :

Nama : Fellayati NIM : A11200784

Saat ini sedang mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan jarak tempat tinggal dari lokasi industri kapur terhadap kejadian ISPA pada balita di Desa Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen”.

Prosedur penelitian ini tidak akan menimbulkan risiko atau kerugian kepada responden. Kerahasiaan semua tindakan yang telah dilakukan akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Atas kerjasamanya, saya mengucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Peneliti

(32)

5

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini saya :

Nama :

Umur :

Alamat :

Dengan ini saya bersedia menjadi responden pada penelitian dengan judul “Hubungan jarak tempat tinggal dari lokasi industri kapur terhadap kejadian ISPA pada balita di Desa Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen”, yang diteliti oleh :

Nama : Fellayati NIM : A11200784

Demikian persetujuan ini saya buat dengan sesungguhnya dan tidak ada paksaan dari pihak manapun.

Kebumen, …….…………2016

Peneliti, Yang Membuat Pernyataan

(33)

6

HUBUNGAN JARAK TEMPAT TINGGAL DARI LOKASI INDUSTRI KAPUR TERHADAP KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI DESA REDISARI KECAMATAN ROWOKELE KABUPATEN KEBUMEN

Lembar Kuesioner

Kejadian ISPA pada balita

Tanggapilah pernyataan-pernyataan pada lembar berikut ini, dengan cara memberi tanda “” pada kolom jawaban di sebelah kanan sesuai dengan keadaan balita anda selama 3 bulan terkahir

No. Pernyataan Jawaban

Ya Tidak

ISPA ringan

1 Balita saya mengalami batuk

2 Balita saya mengalami pilek dengan atau tanpa demam

ISPA sedang

3 Balita saya mengalami batuk

4 Balita saya mengalami pilek dengan atau tanpa demam

5 Balita saya merasakan telinga sakit.

6 Balita saya mengalamimengi (napas bersuara) 7 Balita saya bernafas lebih cepat dari biasanya 8 Balita saya mengalami bercak kemerahan

(campak)

Ispa berat

9 Balita saya mengalami batuk

(34)

7

11 Balita saya bernafas lebih cepat dari biasanya 12 Balita saya mengalamimengi (napas bersuara) 13 Balita saya merasakan telinga sakit.

14 Balita saya mengalami bercak kemerahan (campak)

15 Balita saya mengalami kesadaran menurun saat demam tinggi

16 Balita saya mengalami bibir/kulit pucat kebiruan 17 Balita saya mengalami bernafas seperti

mengorok

18 Balita saya mengalami penarikan dinding dada

(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)

14

(42)
(43)
(44)
(45)
(46)

Dusun Ibu Anak Bulan Kategori Skala Tahun Kategori Skala Jarak (m) Kategori Skala

1 Sibadut Kenti Uniarsih A 42 3 -5 Tahun 3 27 20-35 Tahun 2 750 Jauh 1

2 Sibadut Sujud / Ani N 6 <1 Tahun 1 42 >35 Tahun 3 100 Dekat 0

3 Kalikarag Mustanginah J 26 1-2 Tahun 2 26 20-35 Tahun 2 500 Dekat 0

4 Kalikarag Ani Susanti A 30 1-2 Tahun 2 26 20-35 Tahun 2 20 Dekat 0

5 Kalikarag Parinah P 59 3 -5 Tahun 3 42 >35 Tahun 3 10 Dekat 0

6 Kalikarag Saminah R 17 1-2 Tahun 2 29 20-35 Tahun 2 200 Dekat 0

7 Trasan Devi Rahayu F 25 1-2 Tahun 2 18 <20 Tahun 1 400 Dekat 0

8 Trasan Mela Y 24 1-2 Tahun 2 23 20-35 Tahun 2 450 Dekat 0

9 Trasan Sukarti A 8 <1 Tahun 1 39 >35 Tahun 3 600 Jauh 1

10 Trasan Via N L 7 <1 Tahun 1 17 <20 Tahun 1 800 Jauh 1

11 Trasan Andriatun A 36 3 -5 Tahun 3 34 20-35 Tahun 2 500 Dekat 0

12 Kalikarag Munjalilah G 52 3 -5 Tahun 3 30 20-35 Tahun 2 350 Dekat 0

13 Kalikarag A A 6 <1 Tahun 1 26 20-35 Tahun 2 450 Dekat 0

14 Kalikarag Rohamah P 9 <1 Tahun 1 32 20-35 Tahun 2 300 Dekat 0

15 Kalikarag Rumini A 48 3 -5 Tahun 3 40 >35 Tahun 3 800 Jauh 1

16 Kalikarag Lusmiati R 50 3 -5 Tahun 3 40 >35 Tahun 3 700 Jauh 1

17 Kalikarag Lusmiati F 34 1-2 Tahun 2 40 >35 Tahun 3 100 Dekat 0

18 Kalikarag Resti G 4 <1 Tahun 1 19 <20 Tahun 1 10 Dekat 0

19 Kalikarag Sri Rahayu A 27 1-2 Tahun 2 37 >35 Tahun 3 20 Dekat 0

20 Kalikarag Ngadiyah A 26 1-2 Tahun 2 25 20-35 Tahun 2 15 Dekat 0

21 Kalikarag Kamiati H 57 3 -5 Tahun 3 42 >35 Tahun 3 25 Dekat 0

22 Kalikarag Ria Fibriati I 44 3 -5 Tahun 3 27 20-35 Tahun 2 70 Dekat 0

23 Kalikarag Popi Ekawati R 23 1-2 Tahun 2 29 20-35 Tahun 2 20 Dekat 0

24 Kalikarag Puji Astuti A 50 3 -5 Tahun 3 48 >35 Tahun 3 60 Dekat 0

25 Kalikarag Ningsih H 48 3 -5 Tahun 3 25 20-35 Tahun 2 200 Dekat 0

26 Kalikarag Sofiyah D 54 3 -5 Tahun 3 39 >35 Tahun 3 600 Jauh 1

27 Kalikarag Sofiyah D 54 3 -5 Tahun 3 35 20-35 Tahun 2 600 Jauh 1

28 Kalikarag Putri D 60 3 -5 Tahun 3 24 20-35 Tahun 2 400 Dekat 0

29 Kalikarag Muslimah F 53 3 -5 Tahun 3 33 20-35 Tahun 2 250 Dekat 0

30 Kalikarag Sunarsih K 51 3 -5 Tahun 3 31 20-35 Tahun 2 300 Dekat 0

31 Kalikarag Musini L 50 3 -5 Tahun 3 35 20-35 Tahun 2 200 Dekat 0

32 Kalikarag Kimbas Kusrini Z 48 3 -5 Tahun 3 32 20-35 Tahun 2 7 Dekat 0

33 Trasan Yani M 38 3 -5 Tahun 3 33 20-35 Tahun 2 700 Jauh 1

34 Sibadut Syamsiah B 42 3 -5 Tahun 3 35 20-35 Tahun 2 500 Dekat 0

No

(47)

Dusun Ibu Anak Bulan Kategori Skala Tahun Kategori Skala Jarak (m) Kategori Skala

35 Trasan Robingatun A 42 3 -5 Tahun 3 45 >35 Tahun 3 450 Dekat 0

36 Trasan Nuning A 43 3 -5 Tahun 3 22 20-35 Tahun 2 700 Jauh 1

37 Sibadut Kasinah R 46 3 -5 Tahun 3 37 >35 Tahun 3 400 Dekat 0

38 Sibadut Sujarsih K 43 3 -5 Tahun 3 44 >35 Tahun 3 400 Dekat 0

39 Sibadut Misilawi V 56 3 -5 Tahun 3 37 >35 Tahun 3 400 Dekat 0

40 Trasan Siti Ngafifah Z 55 3 -5 Tahun 3 31 20-35 Tahun 2 300 Dekat 0

41 Trasan Yuliani W 59 3 -5 Tahun 3 31 20-35 Tahun 2 300 Dekat 0

42 Bengkelung Eni Setiasih A 1 <1 Tahun 1 22 20-35 Tahun 2 1400 Jauh 1

43 Bengkelung Nurul Hidayati D 13 1-2 Tahun 2 22 20-35 Tahun 2 1600 Jauh 1

44 Bengkelung Mela Ernawati D 15 1-2 Tahun 2 28 20-35 Tahun 2 1500 Jauh 1

45 Bengkelung Eka Ambarwati S 6 <1 Tahun 1 27 20-35 Tahun 2 1500 Jauh 1

46 Bengkelung Rustinah M 17 1-2 Tahun 2 31 20-35 Tahun 2 1550 Jauh 1

47 Bengkelung Rustinah N 59 3 -5 Tahun 3 31 20-35 Tahun 2 1550 Jauh 1

48 Era Ririn D 54 3 -5 Tahun 3 26 20-35 Tahun 2 800 Jauh 1

49 Purwosari Mutakiran S 4 <1 Tahun 1 39 >35 Tahun 3 750 Jauh 1

50 Purwosari Yuniati A 37 3 -5 Tahun 3 41 >35 Tahun 3 900 Jauh 1

51 Bengkelung Yuni E 3 <1 Tahun 1 26 20-35 Tahun 2 1900 Jauh 1

52 Purwosari Sulis M 19 1-2 Tahun 2 24 20-35 Tahun 2 1100 Jauh 1

53 Purwosari Rahmiati A 18 1-2 Tahun 2 33 20-35 Tahun 2 1050 Jauh 1

54 Era Endang R 60 3 -5 Tahun 3 31 20-35 Tahun 2 1200 Jauh 1

55 Bengkelung Suparti P 52 3 -5 Tahun 3 35 20-35 Tahun 2 300 Dekat 0

56 Bengkelung Ani Fitriana N 57 3 -5 Tahun 3 32 20-35 Tahun 2 1350 Jauh 1

57 Bengkelung Rofingah N 41 3 -5 Tahun 3 38 >35 Tahun 3 1340 Jauh 1

58 Bengkelung Siti CH F 37 3 -5 Tahun 3 32 20-35 Tahun 2 1150 Jauh 1

59 Bengkelung Zahroh Z 26 1-2 Tahun 2 36 >35 Tahun 3 1000 Jauh 1

60 Purwosari Wiwin Z 54 3 -5 Tahun 3 34 20-35 Tahun 2 1000 Jauh 1

61 Bengkelung Sangadah N 43 3 -5 Tahun 3 27 20-35 Tahun 2 2000 Jauh 1

62 Bengkelung Riyanti N 18 1-2 Tahun 2 22 20-35 Tahun 2 950 Jauh 1

63 Purwosari Rimbawati L 55 3 -5 Tahun 3 32 20-35 Tahun 2 850 Jauh 1

64 Bengkelung Dana Aryani F 48 3 -5 Tahun 3 32 20-35 Tahun 2 1400 Jauh 1

65 Bengkelung Yani M 17 1-2 Tahun 2 20 20-35 Tahun 2 1100 Jauh 1

66 Bengkelung Lasmiyah L 58 3 -5 Tahun 3 38 >35 Tahun 3 1020 Jauh 1

No

(48)

Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 Item11 Item12 Item13 Item14 Item15 Item16 Item17 Item18 Kategori Skala

(49)

Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 Item11 Item12 Item13 Item14 Item15 Item16 Item17 Item18 Kategori Skala

(50)

Gambar

Gambar 2.2 Kerangka Konsep ......................................................................
Tabel  3.1 Definisi Operasional  .................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Judul Projek : Perpustakaan Multimedia di Kota Semarang Tema Desain : Arsitektur Postmodern.. Fokus Kajian : Sistem Kenyamanan Perpustakaan Multimedia Penyusun : Martin

Proyek Akhir Arsitektur saya yang berjudul Pusat Pertunjukan Seni Tari Bali.. Akhir kata, penulis berharap semoga Landasan Teori dan Program ini

PERKOTAAN (Studi tentang Hubungan Latar Belakang Sosial dengan Motivasi dan Pola Menonton Televisi Dikalangan Masyarakat Komplek Perumahan Srondol Bumi

Keempat , produk yang dirancang harus sedemikian rupa sehinga kegiatan pengiriman mudah dilakukan dan tidak menimbulkan biaya-biaya persediaan yang berlebihan disepanjang

Ubi jalar ungu ( Ipomoea batatas var Ayamurasaki ) merupakan salah satu makanan yang mengandung antosianin sebagai pewarna alami1. Ubi jalar ungu banyak mengandung antosianin

INGDRIT ZORNIASARI, Makna Jilbab Menurut Masyarakat Santri, Abangan dan Priyayi (Studi Pemaknaan Jilbab di Dusun Tempel Desa Ngronggot Kecamatan Ngronggot Nganjuk),

Ali, M.Si selaku Dosen Penguji serta Ketua Program Diploma III Manajemen Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret.. Ismi Dwi Astuti Nurhaeni, M.Si

Di dalam tulisan skripsi ini, disajikan pokok-pokok bahasan yang meliputi representasi budaya organisasi pada anggota AIESEC Local Committee UNS, dimensi