• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pedesaan merupakan faktor pendukung utama ketika melaksanakan pembangunan. Sumber daya manusia, sumber daya alam seperti sayuran dan energi serta pesona alam budaya yang masih dipegang teguh oleh para masyarakat desa adalah sumber kegiatan pembangunan. Apabila membahas mengenai pembangunan maka pembangunan yang terjadi adalah pembangunan perkotaan, pembangunan tersebut meliputi pembangunan infrastruktur, perekonomian, dan pelayanan publik.. Infrastrukutur berupa perbaikan dan pengaspalan jalan, saluran irigasi, pembangunan sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Kemudian di sektor perekonomian semacam pembangunan pasar, peluang kerja, peluang usaha utamanya berada di daerah perkotaan. Masyarakat pedesaan terkadang memilki sikap enggan untuk menggurus kebutuhan rumah tangga seperti keuangan, rekening air, listrik, telepon, karena jarak yang cukup jauh dari tempat tinggal dan akses yang terbatas, padahal hubungan antara pedesaan dan perkotaan bersifat partnership, namun yang terjadi adalah hubungan yang tidak seimbang di dalam pembangunan.

John Rawls menyimpulkan dengan tiga prinsip keadilan yang ia yakini, ketiga kriteria itu adalah: kesetaraan dalam kebebasan dasar, kesetaraan untuk mendapatkan kesempatan untuk kemajuan, dan diskriminasi positif bagi mereka yang tidak beruntung dalam rangka menjamin kesetaraan(Ife & Tesoriero, 2008:106). Prinsip – prinsip tersebut seharusnya memiliki konsensus yang lebar bahwa sangat diinginkan dan penting dalam setiap masyarakat yang peduli dengan keadilan, kejujuran, atau kesetaraan. Menggeliatnya pembangunan seperti yang telah disebutkan diatas ternyata tidak signifikan berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang terjadi justru melahirkan ketimpangan ekonomi, sosial, dan budaya.

(2)

2

Secara umum pembangunan ekonomi adalah suatu proses dimana pemerintah secara khusus pemerintah daerah dan seluruh komponen masyarakat mengelola berbagai sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang pengembangan kegiatan perekonomian, kegiatan perekonomian daerah tergantung dari masalah fundamental yang dihadapi oleh daerah itu. Penanggulangan permasalahan fundamental yang dihadapi ditentukan oleh strategi pembangunan yang dipilih. Dalam konteks inilah pentingnya merumuskan visi dan misi,dan kemudian memilih strategi yang tepat (Kuncoro,2004). Potensi – potensi yang dimiliki oleh masing – masing daerah memiliki peluang positif yang cukup untuk mengembangkan perekonomian, misalnya melalui sektor pariwisata dan sumber daya alam yang terdapat di tiap daerah. Perbedaan kondisi daerah baik secara geografis maupun demografi dapat dimanfaatkan menjadi brand atau ciri khas suatu daerah di bidang perekonomian dan budaya, misalnya kuliner dan cinderamata daerah. Hal tersebut membuat persaingan antar daerah untuk dapat saling menonjolkan potensi yang dimiliki setiap daerah, sehingga menimbulkan perasaan bangga terhadap daerahnya.

Perbedaan tingkat pembangunan antar daerah mengakibatkan perbedaan tingkat kesejahteraan antar daerah. Menurut Kuncoro (2004), teori pembangunan yang ada selama ini memang belum berhasil mengupas secara tuntas mengenai kegiatan-kegiatan pembangunan ekonomi yang ada di daerah. Penting untuk melakukan perumusan ulang paradigma baru perencanaan pembangunan ekonomi daerah yang lebih komprehensif. Diperlukan suatu sintesis diantara berbagai pendekatan yang ada sehingga bisa dihasilkan rumusan baru tentang paradigma baru pembangunan ekonomi daerah secara lebih tepat. Ketimpangan antar daerah sangat dipengaruhi oleh variasi potensi daerah masing – masing, hal tersebut dapat berdampak negatif berupa inefisiensi ekonomi dan melemahkan stabilitas sosial, solidaritas, serta ketimpangan yang tinggi dipandang tidak adil. Beberapa hal yang menyebabkan ketimpangan tersebut adalah kurang lancar mobilitas

(3)

3

barang dan jasa, konsentrasi kegiatan ekonomi wilayah, dan alokasi dana pembangunan wilayah.

Ketimpangan antar daerah mengakibatkan kemiskinan yang bersumber dari mobilitas barang dan jasa, konsentrasi pembangunan wilayah, dan alokasi sumber dana daerah. Kemiskinan tersebut terjadi karena salah satu sebab dari ketiga hal yang telah disebutkan, yaitu mobilitas barang dan jasa. Keterbatasan akses menjadi penyebab terhambat pemenuhan kebutuhan antar daerah yang apabila akses tersebut lancar setiap daerah dapat saling menutupi kekurangan masing – masing karena setiap daerah memiliki perbedaan potensi yang dapat digunakan untuk saling melengkapi kebutuhan. Namun oleh karena akses yang rendah masyarakat yang tinggal di daerah terpencil membuat mereka berada dalam lingkaran kemiskinan. Kondisi tersebut membuat masyarakat yang tinggal di daerah terpencil mengalami keterbatasan di dalam pengembangan potensi, oleh karena itu masyarakat membutuhkan suatu stimulus untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki oleh daerah. Perwujudan dari stimulus adalah melalui modal usaha.

Pemberian modal usaha adalah untuk usaha produuktif kepada masyarakat daerah terpencil melalui lembaga keuangan, dengan usaha produktif masyarakat dapat mengembangkan potensi yang dimiliki daerah tersebut. Credit Union (CU) merupakan lembaga keuangan dibawah naungan koperasi yang bergerak di bidang pengembangan masyarakat, dasar hukum CU adalah mengacu kepada Undang – undang No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian pasal 44, PP. No. 9 Tahun 1995, tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi. Peraturan Menteri Negara Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah No. 19/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi, Keputusan Menteri Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah No. 20/Per/M.KUKM/XI/2008 ; tentang Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam, dan peraturan-peraturan Menteri lainnya.

(4)

4

CU bila didefinisikan merupakan kumpulan orang – orang percaya jadi CU dapat diartikan “Sekumpulan orang-orang yang saling percaya, dalam suatu ikatan pemersatu yang bersepakat untuk menabungkan uang mereka, sehingga menciptakan modal bersama, untuk dipinjamkan di antara sesama mereka, dengan balas jasa yang layak, untuk tujuan produktif dan kesejahteraan”. CU adalah lembaga yang mengelola keuangan, namun yang membedakan CU dengan lembaga keuangan lain adalah di dalam aspek individu. Individu diberikan pengarahan oleh CU untuk mengelola keuangan secara teratur, individu diarahkan untuk mencapai tujuan bersama yaitu kesejahteraan dalam segi finansial kehidupan keluarganya. Jadi bukan semata–mata tentang simpan–pinjam namun yang terpenting adalah membentuk sikap individu.

Membangun sikap individu melalui CU membutuhkan fondasi yang kuat yaitu dengan modal sosial untuk mencapai tujuan pemberdayaan masyarakat sejahtera. Menurut Pantojo (1990), semua bentuk modal sosial dapat mempengaruhi tindakan kolektif. Capaian ekonomi dan penguasaan disamping berperan menciptakan dan memelihara kepercayaan umum. Bentuk – bentuk modal sosial antara lain: hubungan keluarga, jaringan sosial, hubungan lintas bidang, modal politik, rangka kerja institusi, nilai dan norma sosial. Modal sosial merujuk kepada bagian organisasi sosial, seperti kepercayaan, norma, dan jaringan, yang dapat meningkatkan efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan–tindakan terkoordinasi (Putnam, 1993a: 167). Keseluruhan bentuk–bentuk modal sosial tersebut lebih lanjut akan diteleti melalui penelitian membangun modal sosial melalui Credit Union Unggul Sejahtera.

1.2.Rumusan Permasalahan Penelitian

Bagaimana peran modal sosial dalam mewujudkan kesejahteraan sosial- ekonomi anggota CUUS Desa Kendel?

1.3. Rumusan Tujuan Penelitian

Menjelaskan tentang peran modal sosial dalam mewujudkan kesejahteraan sosial-ekonomi anggota CUUS Desa Kendel.

(5)

5

1.4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat secara praktis agar dapat memberikan penjelasan dan informasi tentangCredit Union Unggul Sejahtera.

2. Manfaat secara teoritis agar dapat memberikan saran serta pertimbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya sosiologi tentang dinamikaCredit Union Unggul Sejahtera.

1.5. Konsep dan Batasan Penelitian

1.5.1.Credit Union ( Lembaga Keuangan Mikro )

Credit Union ( CU ) merupakan lembaga keuangan mikro non – bank yang berbadan hukum koperasi. Credit berasal dari bahasa Latin, yaitu credere/credo yang artinya percaya, Union atau unus berarti kumpulan. CU merupakan sebuah gerakan ekonomi keryakyatan yang mempunyai prinsip dari, oleh, dan untuk anggota.

1.5.2. Modal Sosial

Modal sosial merupakan interaksi yang mementingkan 3 ( tiga ) hal yaitu, kepercayaan, norma, dan jaringan. Putnam (1993a: 167) mendefinisikan modal sosial sebagai berikut :

“Dalam hal ini modal sosial merujuk pada bagian dari organisasi sosial, seperti kepercayaan, norma, dan jaringan, yang dapat meningkatkan efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan – tindakan terkoordinasi”

Modal sosial adalah berbagai kekuatan yang meningkatkan potensi pembangunan ekonomi dalam masyarakat dengan menciptakan dan mempertahankan hubungan-hubungan sosial dan pola-pola organisasi sosial.

1.5.3. Credit Union Unggul Sejahtera Desa Kendel

Credit Union Unggul Sejahtera ( CUUS ) Desa Kendel mempunyai filosofi

wiji mitayani, tandur temen, kerjo wekel dan panen bareng1. CUUS Kendel

1 Memiliki makna benih yang bermutu, menanam dengan kesungguhan, bekerja keras, dan menikmati hasil bersama – sama.

(6)

6

merupakan tempat pelayanan (TP 03) wilayah 3, CUUS terdiri dari empattempat pelayanan yaitu Salatiga / TP 01, Kabupaten Semarang / TP 02, Kabupaten Boyolali / TP 03, dan Kabupaten Purwodadi / TP 04.

Referensi

Dokumen terkait

Sekarang Misalkan Einstein adalah petapa homoseksual yang bunuh diri dengan kepribadian yang sulit yang diterbitkan hanya satu versi awal ide-idenya yang bingung dan sering

Model PjBL-STEM dapat mening- katkan kemampuan berpikir tingkat tinggi didukung dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ani Ismayani (2016) yang menyatakan

Inferensi tahap II dilakukan untuk menentukan kelas kesesuaian lahan berdasarkan tingkat pembatas yang diperoleh dari proses inferensi tahap I. Desain proses untuk

Pendapat di atas menjelaskan bahwa awalnya ada tiga manfaat utama ketika sebuah OPAC diperkenalkan ke dalam perpustakaan, antara lain: mengurangi biaya

Pengertian lempar lembing adalah salah satu nomor dalam perlombaan atletik yang melemparkan benda berbentuk lembing sejauh mungkin.Dalam melakukan lempar lembing

1215 ISMIJATI TK TK BAHTERA KASIH BUNDA Rungkut Guru Kelas TK 1216 LULUT ANJARWENI TK TK MENTARI KASIH Rungkut Guru Kelas TK 1217 Erlina Novianty TK TK MUTIARA BANGSA Rungkut Guru

Kriging yaitu suatu teknik perhitungan untuk estimasi atau simulasi dari suatu variabel terregional (regionalized variable) yang memakai pendekatan bahwa data yang dianalisis

Mengingat diabetes mellitus merupakan faktor kebahayaan untuk terjadi asidosis laktat, maka timbul pertanyaan apakah ada hubungan antara DM (yang terkendali/kontrol dan tidak)