• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PENGURUS MASJID AL-JIHAD DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN DI CANDIMAS NATAR LAMPUNG SELATAN - Raden Intan Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERAN PENGURUS MASJID AL-JIHAD DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN DI CANDIMAS NATAR LAMPUNG SELATAN - Raden Intan Repository"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas Dan Memenuhi Syarat-syaratGuna Memeproleh Gelar

Sarjana Sosial (S1) Dalam Ilmu Dakwah

Oleh Rini Widya Astuti Npm: 1341030112 Jurusan : Manajemen Dakwah

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN

(2)

PERAN PENGURUS MASJID AL-JIHAD DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN DI CANDIMAS NATAR LAMPUNG SELATAN

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memeproleh Gelar

Sarjana Sosial (S1) Dalam Ilmu Dakwah

Oleh Rini Widya Astuti Npm: 1341030112

Jurusan : Manajemen Dakwah

Pembimbing I : Mulyadi, S.Ag., M.Sos.I. Pembimbing II : M.Husaini. MT

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN

(3)

ii

ABSTRAK

PERAN PENGURUS MASJID AL-JIHAD DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN DI CANDIMAS NATAR LAMPUNG SELATAN

Oleh

RINI WIDYA ASTUTI

Peran pengurus masjid memiliki kedudukan didalam masyarakat muslim, karena masjid memiliki beragam fungsi yang sangat penting dan harus dikembangkan dalam kehidupan dimasyarakat. Dengan demikian keragaman yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dimasyarakat maka akan timbul gejala perpecahan dan perselisihan sering nampak dalam kehidupan sosial masyarakat muslim, sebagian perselisihan itu dilatarbelakangi oleh perbedaan pemahaman, berbedaan mazhab yang dianut, sehingga menimbulkan masalah dan konflik dikalangan jamaah dan masyarakat sekitarnya.

Masalah dan perbedaan pendapat dikalangan masyarakat itu terekspresikan dalam berbagai prilaku baik yang berdimensi ibadah maupun prilaku sosialnya. Selain masjid berfungsi sebagai tempat ibadah yang sifatnya ritual, masjid Al-Jihad juga difungsikan sebagai tempat pembinaan nilai-nilai keagamaan, pengembangan dan sebagai pemersatu umat yang sifatnya sosial, dengan adanya kegiatan-kegiatan yang sudah diprogram oleh pengurus masjid sehingga melalui kegiatan ini dapat merespon aspirasi dan memberikan pencerahan, pengetahuan, serta wawasan pengembangan dalam kehidupan sosial. “Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran pengurus masjid dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan”.

Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) artinya suatu penelitian yang dilakukan dalam kancah kehidupan yang sebenarnya. Karena penulis bermaksud mengangkat data lapangan. Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang berkenaan dengan peran pengurus masjid Al-Jihad dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan. Jika dari sifatnya maka penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan atau melukiskan keadaan sabjek atau objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Dengan demikian yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengurus masjid, dan yang menjadi sampel adalah empat orang pengurus.

Untuk mendapatkan data yang diperlukan penulis menggunakan tehnik interview, observasi, dan dokumentasi. Setelah data terkumpul dianalisis dengan metode analisis kualitatif dengan pendekatan berfikir induktif.

Dari hasil penelitian pada masjid Al-Jihad adalah : Bahwa peran pengurus masjid dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan kepada jamaah yaitu dengan cara diadakannya pengajian ibu-ibu, pengajian bapak-bapak, dan Taman Pendidikan anak. Tidak hanya itu saja penanaman yang dilakukan kepada jamaah juga dengan cara Sholat berjamaah di masjid.

(4)

iii

KEMENTRIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM ISLAM NEGERI RADEN INTAN BANDAR LAMPUNG

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

Alamat : Jl. Let. Kol Endro Suratmin, Sukarame I Bandar Lampung, Telp. (0721) 703260

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Peran Pengurus Masjid Al-Jihad Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Keagamaan Di Candimas Natar Lampung Selatan

Nama Mahasiswa : Rini Widya Astuti

NPM : 1341030112

Jurusan : Manajemen Dakwah

Fakultas : Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Telah diperiksan dan dikoreksi oleh pembimbing I dan II. Maka untuk itu pembimbing I dan II menyetujui untuk dimunaqasahkan dan dipertahankan dalam sidang munaqasah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Raden Intan Lampung.

Pembimbing I Pembimbing II

Mulyadi, S.Ag., M.Sos.I. M. Husaini MT

NIP: 197403261999031002 NIP: 19781218009121001

Mengetahui

Ketua Jurusan Manajemen Dakwah

(5)

vi

Alamat: Jl.Let.kol H. Endro Suratmin Sukarame I Bandarlampung 35131 0721-703260

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul : PERAN PENGURUS MASJID AL-JIHAD DALAM

MENANAMKAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN DICANDIMAS NATAR

LAMPUNG SELATAN disusun oleh Nama: RINI WIDYA ASTUTI, NMP: 1341030112, Jurusan Manajemen Dakwah (MD), telah diujikan dalam sidang Munaqosyah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi pada hari/tanggal: kamis/02 November 2017

TIM DEWAN PENGUJI :

Ketua Sidang : H.Zamhariri, M.Sos.I (…………...……..)

Sekretaris : Nasirudin S.Sos (………...…..)

Penguji I : Hj.Rodiyah, S.Ag., MM (………....) Penguji II : Mulyadi S.Ag. M.Sos.I (……..…………...)

Dekan

(6)

v MOTTO



































































Artinya :” hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan Termasuk golongan orang-orang-orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS.At-taubah : 18)1

1

(7)

vi

1. Kedua orang tuaku Ayahanda Suyatno dan Ibunda Nafsiah tercinta yang telah mencurahkan kasih sayangnya serta mendidik, dan mendoakan sepanjang perjalanan hidupku agar terwujudnya cita-cita yang mulia bagi agama, masyarakat dan bangsa.

2. Sahabat tersayang Anjas Malik, Dan Intan Purnama Putri yang selalu memberikan dukungan sehingga karya ini dapat terselesaikan.

(8)

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Rini Widya Astuti, Lahir pada tanggal 06 Desember 1995 Di Medan. Anak tunggal dari Ayahanda Suyatno dan Ibunda Nafsiah.

Pendidikan dimulai dari Sekolah Dasar Negri (SDN1) Candimas Natar Lampung Selatan tahun 2001 sampai 2006, melanjutkan pendidikan Madrasah Tsanahwiyah (MTS) Da’arul Ma’arif Tegineneng Natar Lampung Selatan pada tahun 2007 sampai 2009. Setelah itu penulis Melanjutkan Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah2 Bandar Lampung pada tahun 2010 sampai 2013.

(9)

viii

memberikan kekuatan kepada penulis baik kekuatan fisik maupun mental sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Peran Pengurus Masjid Al-Jihad Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Keagamaan Di Candimas Natar

Lampung Selatan” guna melengkapi persyaratan untuk menyelesaikan

pendidikan pada program Strata Satu (S1) Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi UIN Raden Intan Lampung.

Shalawat beriring salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. Yang telah menjalakan misi Islam, sehingga terwujud keselamatan dan kesejahteraan hidup umat manusia.

Dalam proses penulisan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak terutama kepada bapak dan ibu pembimbing skripsi ini. Oleh sebab itu, melalui skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak prof. Dr. H. Khomsarial Romli, M.Si selaku Dekan Fakultas Dakwah Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung.

2. Bapak Dr. Jasmadi. M. Ag selaku Dekan 1 Fakultas Dakwah Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung.

(10)

ix

4. Bapak Mulyadi, S. Ag, M.Sos.I. Selaku pembimbing I dan bapak M.Husaini,MT selaku pembimbing II dan selaku sekertaris jurusan MD yang telah banyak mencurahkan waktu serta pemikirannya dalam membimbing penulis serta menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis serta segenap staf akademik Fakultas Dakwah Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung.

6. Kepala dan staf perpustakaan Fakultas Dakwah yang turut memberikan dta-data berupa literatur sebagai sumber dalam penulisan skripsi.

7. Ketua masjid Al-Jihad yang telah memberikan bantuan dan keterangan mengenai peran serta pengurus dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan di masjid Al-jihad sehingga penulis dapat menyelesaikaan skripsi ini.

8. Teman seperjuanganku Manajemen Dakwah (MD) kelas B angkatan 2013 Fakul Dakwah Ilmu Komunikasi UIN Raden Intan Lampung, Suryati, Fitri Dwi Cahyani, Eka Nuraini, Rohma Nurlia, Maria Ulfa, Diana Pratiwi, Siti Nurahma, Nuri Ulwati, Mayu Shofa, Ayu Wulan Safitri, Ida Andhayani, Khoiriyani Istiqomah, Siti Badriah, Alkausar, Defriansyah, Amru Baladi, Kalin Rezeki, Ari Rahmat Hidayat, Agistian Pranata Rahman, Nizam Virgo Ardi, Safrudin Rais, Erfan Setiawan, Junindra Strada.

(11)

x

pada umumnya, dan segenap keluarga besar Jurusan Manajemen Dakwah khususnya. Selanjutnya penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna memperbaiki dimasa mendatang.

Bandar lampung, 2017 Penulis

RINI WIDYA ASTUTI

(12)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

PERSETUJUAN ... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... A. Penegasan Judul ... 1

B. Alasan Memilih Judul... 2

C. Latar Belakang Masalah ... 3

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Kegunaan Penelitian ... 6

G. Metodologi Penelitian ... 7

H. Tinjauan Pustaka ... 11

BAB II PENGURUS MASJID DAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN ... A. PENGURUS MASJID ... 12

1. Pengertian Pengurus Masjid ... 12

2. Peran Dan Fungsi Pengurus Masjid ... 14

3. Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus Masjid ... 15

B. NILAI-NILAI KEAGAMAAN ... 20

1. Akidah ... 20

(13)

xii

3. ibadah ... 29

4. Hubungan Antara Akidah, Ibadah, Dan Akhlak ... 31

BAB III MASJID AL-JIHAD CANDIMAS NATAR LAMPUNG SELATAN A. Gambaran Umum Masjid Al-Jihad Candimas Natar ... 36

1. Sejarah Berdirinya Masjid Al-Jihad Candimas Natar ... 36

2. Struktur Kepengurusan Masjid Al-Jihad ... 37

B. Aktivitas Penanaman Nilai-Nilai Keagamaan Di Masjid Al-Jihad ... 39

BAB IV PERAN PENGURUS MASJID AL-JIHAD DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN DI CANDIMAS NATAR LAMPUNG SELATAN Peran Pengurus Masjid Al-Jihad Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Keagamaan ... 54

BAB V KESIMPULAN, SARAN ... A. Kesimpulan... 61

B. Saran ... 62 DAFTAR PUSTAKA

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran-Lampiran

1. Pedoman Wawancara 2. Daftar Nama-Nama Sampel 3. SK Judul

4. Perubahan Judul

5. Surat Rekomendasi Penelitian KESBANGPOL

6. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Di Masjid Al-Jihad Candimas Natar Lampung Selatan

7. Kartu Konsultasi

(15)

agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam memahami isi skripsi ini, maka secara singkat akan diuraikan beberapa kata yang terkait dengan maksud dari judul skripsi.

Judul skripsi ini adalah “ PERAN PENGURUS MASJID AL-JIHAD DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN DI CANDIMAS NATAR LAMPUNG SELATAN

Peran adalah “ Perilaku yang diharapkan oleh orang lain dari seseorang yang menduduki status tertentu”.1

Peran yang penulis maksuds ialah tingkah laku, perilaku atau suatu kedudukan yang dimiliki oleh seseorang karena adanya kepercayaan dari pihak lain. Dari peran ini akan menghasilakan suatu perkembangan yang positif untuk orang lain yang telah mempecayainya.

Pengurus adalah “ orang-orang yang bekerja disebuah lembaga yang sifatnya

terstruktur”.2 Pengurus yang dimaksud ialah orang-orang yang bekerja dan mengabdi dimasjid Al-Jihad.

Masjid adalah “tempat yang dipakai untuk bersujud kemudian maknanya meluas menjadi bangunan khusus yang dijadikan orang-orang untuk tempat

1

Sihat Simamora, Sosiologi Suatu Pengantar,(Jakarta: PT Bima Aksara 1983)h. 76

2

(16)

2

berkumpul menunaikan sholat berjamaah dan masyarakat religius membumikan nilai-nilai islam dalam kehidupan masyarakat”.3

Dalam penelitian ini masjid yang dimaksud oleh peneliti adalah masjid Al-Jihad di Candimas Natar Lampung Selatan

Nilai-nilai keagamaan adalah ide atau keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya sendiri.

Agama berasal dari bahasa sansekerta yang memiliki arti “tradisi”. Sedangkan agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (keercayaan) dan kepribadian kepada tuhan yang maha kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan lingkungannya.

Berdasarkan Penegasan Judul diatas, maksud penulis adalah tingkah laku seseorang yang diberikan kepercayaan dalam suatu lembaga dakwah yaitu lembaga kemasjidan dalam melakukan tindakan proses pembinaan yang dapat mempengaruhii orang banyak dalam hal ini melakukan penanaman nilai-nilai keagamaan kepada masyarakat dalam bidang akidah, akhlak, dan ibadah.

B. Alasan Memilih judul

1. Takmir masjid sebagai pengguna dan memakmurkan masjid yang menunjang dalam semua kegiatan yang ada didalam masjid.masjid adalah tempat yang multifungsi untuk dipakai untuk berbagai macam kegiatan didalamnya agar fugsinya tetap dapat eksis seiring dengan perkembangan zaman.

(17)

2. Masjid Al-jihad merupakan tempat ibadah yang didalamnya telah melakukan penerapan nilai-nilai keagamaan dalam kegiatan dakwah sebagai sarana pengatur umat dalam berbagai aktivitas.

3. Sumber data lapangan yang mudah didapat,banyak bahan materi dan landasan teori yang dapat mendukung penulis dalam penelitian ini, disamping itu juga lokasi penelitian mudah terjangkau.

C. Latar Belakang Masalah

Masjid seharusnya didaya gunakan sebagai tempat pembinaan umat islam didirikan atas dasar taqwa dan perfungsi mensucikan masyarakat yang dibina didalamnya dalam arti yang luas, ini berarti masjid sebagai tempat peribadatan ritual hanyalah salah satu dari fungsi masjid, namun kenyataannya bahwa masjid-masjid diberbagai tempat baru berfungsi sebagai tempat peribadatan semata.

(18)

4

tajam menyebutkan :”itulah masjid yang hidup dan menghidupkan bukan masjid

yang roman lahirnya dihiasi dan didandani kuburan cina pakai marmer berukir tetapi sekedar untuk menyimpan mayat yang tak bernyawa didalamnya”. Masjid

lah sebagai pertahanan terakhir umat islam, dalam situasi serba kacau dan dimana masyarakat sudah jauh dari ajaran islam maka benteng terakhir adalah masjid. Berbagai kekuatan yang mempengaruhi fungsi masjid sebagai pusat umat islam sadar atau tidak sadar berlangsung terus menerus, mulai dai penyempitan fungsinya yang hanya sebagai pusat ibadah sampai mulai berkembang saat ini dimaa terlihat ada kecendrungan gerakan baru dikalangan umat untuk lebih mengoptimalkan fungsi masjid ini, ia bukan hanya sebagai pusat ibadah tetapi juga lebih luas dari pada ituyaitu pusat kebudayaan atau pusat muamalat. Keadaan ini mulai disadari opini umat cenderung tentang dikotomi dalam islam sudah mulai pudar. Sehingga berkembang anggapan bahwa tida ada dikotomi, tidak ada pemisahan antara ibadah dengan muamalah. Urusan dunia dan urusan akhirat adalah sejalan dan pararel akhirnya masjid tidak hanya sebagai tempat sujud tetapi sudah lebih luas menjadi pusat kemasyarakatan, pusat kegiatan remaja, perpustakaan,pendidikan berjenjag dan sebagainya.

(19)

Dalam ajaran tentang aqidah, syariah, dan akhlak. Sejatinya adalah system kehidupan yang menjadi tuntunan bagaimana manusia membina hubungan baik dengan tuhan-Nya, fungsi masjid sebagai lembaga pembinaan sosial bisa dipahami dari realitas sejarah perjuangan nabi SAW ketika pertama kali mengembangkan kehipan sosial dan politik dikota madinah. Mengawali langkah-langkah strateginya untuk mengembangkan masyarakat madinah yang maju dan berperadaban, Rasul SAW mendirikan masjid sebagai pusat pembinaan sosial politik, sosial budaya, sosial ekonomi bahkan sebagai pusat pengembangan strategi militer.

Masjid didirikan atas kehendak umat muslim serta sesuai dengan kebutuhan yang ada,tetapi masjid didirikan agar dapat ditempati untuk ibadah,didalam masjid harus adanya penanaman nilai-nilai keagamaan yang baik yang dilakukan oleh pengurus untuk kehidupan masyarakat yang lebih baik.

Masjid al-jihad dikelola dalam suatu kepengurusan yang berjumlah 41 orang. Kegiatan keagamaan di masjid al-jihad meliputi kegiatan sholat wajib berjamaah, sholat jum’at , pengajian atau majlis taklim (kaum bapak, kaum ibu,

(20)

6

Maka Peran Pengurus Masjid Al-jihad sangatlah penting bagi. masyarakat untuk menuju kesejahteraan para umat-Nya khususnya dengan mendapatkan ilmu agama baik melalui kegiatan yang ada di dalam masjid tersebut.4

D. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan maslah penelitian ini, yakni : Bagaimana peran pengurus masjid dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan ?

E. Tujuan penelitian

Dalam suatu penelitian tentunya seorang penulis mempunyai tujuan yang ingin dicapai dalam penelitiannya, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui peran pengurus masjid dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan.

F. Kegunaan penelitian

1. Secara teoritis karya ini dapat berguna sebagai salah satu literatur dan pengetahuan guna memberikan sumbangan pemikiran untuk menambah khanasah keilmuan bagi mahasiswa tentang Peran Masjid Al-Jihad Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Keagamaan dicandimas Natar Lampung Selatan. 2. Secara praktis karya ini dapat dijadikan persembahan untuk almamater UIN

Raden Intan Lampung khususnya, dan umumnya untuk masjid Al-Jihad Natar.

4

(21)

G. Metode Penelitian

Metode adalah cara yang tepat untuk melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran-pikiran secara seksama untuk mencapai tujuan. Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai masalah yang pemahamannya memerlukan pengumpulan dan penafsiaran fakta-fakta.5

1. Jenis dan Sifat Penelitian a. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu suatu penelitian yang dilakukan dalam kanca kehidupan yang sebenarnya.6

Metode penelitian dalam skripsi ini seluruhnya menggunakan metode kualitatif yakni penelitian yang menghasilkan deskripsi berupa kata-kata atau lisan dari fenomena yang diteliti atau dari orang yang berkopeten dibidangnya

b. Sifat Penelitian

Adapun penelitian ini bersifat Deskriptif (descriptive research) ialah penelitian yang menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek/objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.7 Dalam penelitian ini penulis menggambarkan data yang sesuai dengan apa adanya

5

Cholid Norobuko Dan Ahmadi,Metode penelitian,( Jakarta : PT Bumi Aksara, 1997 ),h. 1

6

Kartini Kartono, Pengantar Metedologi Riset Sosial, (Jakarta: Gramedia Pustaka, 1981), h. 93.

7

(22)

8

dari fakta yang sebenarnya guna mendapatkan kejelasan tentang apa yang menjadi masalah yang diteliti.

2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.8 Populasi disebut juga univer, tidak lain dari daerah gbeneralisasi yang diwakili oleh sample. Ada pun yang ingin menjadi populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan pengurus masjid Al-Jihad Candimas Natar Lampung Selatan yang berjumlah 41 pengurus.

Dari populasi yang diteliti agar lebih spesifik perlu diadakan pemilihan objek secara khusus yang akan diteliti, dalam hal ini adalah sample penelitian untuk itu diperlukan tekhnik sampling ( cara yang digunakan untuk mengambil sampel).9 Sedangkan sampling adalah suatu cara yang berkaitan dengan pembatasan jumlah dan jenis sumber data yang akan digunakan dalam penelitian

Dalam teknik penarikan sampel penulis menggunakan teknik snowball sampling, yaitu teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang sampel, tetapi karna dua orang sampel ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka penelitian mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sampel sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak.10

8

Suharsimi arikunto,prosedur penelitian suatu pendekatan (jakarta Rineka Cipta 1998) h.115 9

Sutrisno Hadi, Methologi Research, ( yogyakarta : Fakultas Psikologi Ugm, T.Th), h.75

10

(23)

3. Metode Pengumpulan Data

Metode penelitian ini menggunakan beberapa metode sebagai dasar yang efektif untuk mendapatkan data-data dan informasi, data-data diambil dari Masjid Al-jihad ini menggunakan metode sebagai berikut:

a. Metode Interview

Interview adalah suatu proses tanya jawab antara dua orang atau lebih dengan berhadapan-berhadapan secara fisik, antara satu dengan yang lainnya dan masing-masing dapat mendengarkan secara langsung pembicaraan dengan menggunakan alat bantu seperti perekam, atau alat-alat tulis.11

Dengan demikian metode interview adalah proses pencarian data yang dilakukan dengan berhadapan langsung dengan orang yang akan diminta keterangan tentang suatu permasalahan. sedangkan interview yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah interview bebas terpimpin, yakni “menginterview dengan

menggunakan krangka pertanyaan-pertayaan untuk disajikan, tetapi bagaimana cara pertayaan-pertayaan itu diajukan dan di interview sama sekali diarahkan kepada kebijaksanaan interview.12

Sedangkan yang di interview adalah pengurus masjid yang penulis tetapkan didalam sampel. Sedangkan data yang dicari adalah tentang upaya pengurus masjid

11

Ibid., h. 192.

12

(24)

10

dalam meningkatkan pembangunan bidang agama meliputi sarana idarah, imarah dan ri’ayah di majelis taklim.

b. Metode Observasi

Observasi adalah “ pengamatan dan pencatatan dengan sistematis atas

fenomena yang diselidiki. Dalam arti luas, observasi sebenarnya merupakan pengamatan yang dilakukan baik secara langsung atau tidak langsung”.13

dalam hal ini penulis menggunakan metode observasi non partisipan, yaitu observasi yang tidak turut ambil bagian melibatkan peneliti secara langsung dalam kegiatan pengamatan dilapangan.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data-data mengenai hal atau variabel yang berupa catatan transkip, buku, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger dan lain-lain.14

Data ini dapat digunakan untuk mendapatkan data tentang sejarah berdirinya masjid Al-jihad di Candimas Lampung Selatan , keadaan, dan fungsi manajemen dalam membangun bidang agama masjid dan sebagainya.

13

Kartini Kartono, Pengantar Riset Sosial, (Mandar Maju, Bandung, Cetakan Ke viii), 1996 h. 32.

14

(25)

H. Tinjauan Pustaka

Dalam melakuka penelitian ini penulis, mengadakan suatu telaah kepustakaan, penulis menemukan skripsi yang memiliki kemiripan judul yang akan penulis teliti, judul skripsi tersebut antara lain :

1. Pada tahun 2017, Zulkifli, NPM 1141020020 UIN Raden Intan Lampung, dengan judul skripsi “ Fungsi Masjid Dalam Pengembangan Integrasi Sosial

Masyarakat Muslim”.Berisi tentang suatu proses atau usaha fungsi masjid

dalam pengembangan masyarakat muslim yang dilakukan oleh seorang pengurus masjid baiturrahman way kandis bandar lampung. Sedangkan perbedaan dengan skripsi saya dari judulnya, tempat, teori, dan lebih berfokus kepada peran pengurus masjid dalam menenamkan nilai-nilai keagamaan. 2. Pada tahun 2013, Margo Utama, NPM 0841030008 UIN Raden Intan

Lampung, dengan judul Aplikasi Fungsi Manajemen Pada Masjid Ad-Du’a Di Kelurahan Way Halim Kota Bandar Lampung. Berisi tentang fungsi-fungsi manajemen yang diterapkan pada masjid ad-du’a way halim. Sedangkan perbedaan dengan skripsi saya dari judul, tempat, tujuan, dan teori.

(26)

BAB II

PENGURUS MASJID DAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN

A. Pengurus Masjid

1. Pengertian Pengurus Masjid

Pengurus masjid ialah seseorang yang memfungsikan dirinya untuk masjid, berperan aktif di dalam masjid pula. Pengurus masjid dipilih oleh jamaah secara demokratis. Mereka dianggap mampu mengemban amanah jamaah. Yakni, melaksanakan tugas dengan baik dan membuat laporan pertanggung jawaban kerja secara berkala. Setiap pengurus masjid harus memiliki akhlak yang baik dan mulia. Sebagai pribadi yang bertanggung jawab dalam mengelola masjid, kualitas kepemimpinan dan kemampuan managerialsaja belum cukup. Persyaratan lain yang harus terdapat dalam dirinya adalah akhlak terpuji. Sebab, sebagai panutan orang banyak, akhlak inilah yang akan menumbuhkan penghargaan dan kepercayaan agama.1

Menjadi pengurus masjid bukanlah pekerjaan yang ringan, tugas dan tanggung jawabnya sangat berat. sudah tidak menerima gaji dan imbalan yang memadai, dia harus juga mengorbankan waktu dan tenaganya. Sebagai orang yang dipilih dan dipercaya oleh jamaah, dia diharapkan pula dapat menunaikan tugasnya dengan baik dan bertanggung jawab.

1

(27)

1. Memelihara Masjid

Masjid sebagai tempat ibadah menghadap Allah perlu dipelihara dengan baik. Bangunan dan ruangannya dirawat agar tidak kotor dan rusak. Pengurus masjid membersihkan bagian manapun yang kotor dan memperbaiki setiap kerusakan. Semua peralatan masjid juga dipelihara agar awet dan dapat dipakai selama mungkin. Jikalau kerusakan perkakas itu parah dan tidak dapat diperbaiki lagi, secepatnya dicarikan penggantinya.

2. Mengatur Kegiatan

Segala kegiatan yang dilaksanakan dimasjid menjadi tugas dan tanggung jawab pengurus masjid untuk mengaturnya. Baik kegiatan ibadah rutin maupun kegiatan lainnya, untuk kegiatan sholat jumaat, umpamanya, pengurus masjidlah yang mengatur khotib dan imamnya. Begitu juga dengan kegiatan pengajian, ceramah, dan kegiatan lainnya. pengurus yang memahami arti dan cara berorganisasi senantiasa menyusun program atau rencana kegiatan.

Penguruslah yang mesti berusaha meningkatkan kualitas jamaah, bila masjid diharapkan lebih maju dan berkembang. Program yang disusun tidak akan berkualitas tanpa dukungan jamaah yang berkulitas. Disini kesiapan pengurus masjid ditantang, Artinya, pengurus harus siap dan sungguh-sungguh mengusahakan agar jamaahnya berbobot, berwawasan dan memiliki visi keislaman. Jamaah dapat membantyu tugas-tugas pengurus masjid, baik dalam membangun dan memperbaiki masjid maupun dalam memeliharanya. Didalam berbagai kegiatan masjid, jamaah tidak bisa tinggal dian dan bersikap semasa bodo. Mereka juga berkewajiban membantu pelaksanaan berupa fikiran, tenaga, dana atau doa yang tulus ikhlas.2

Kesimpulannya yaitu bahwasannya semua pengurus sangat berperan didalam masjid untuk memelihara bangunan dan ruangan masjid tersebut, jika bangunan ada yang harus diperbaiki sebisa mungkin pengurus memperbaikinya dan peran pengurus selanjutnya yaitu mengatur kegiatan bahwasannya semua pengurus berhak mengatur semua kegiatan yang ada didalam masjid, dan menjadwalkan semua kegiatan agar berjalan dengan baik.

2

(28)

14

2. Peran dan Fungsi Pengurus Masjid

Peran dan fungsi yang bisa dan harus dijalankan pengurus masjid sangat penting dan strategis. Karena itu pengurus masjid bukanlah sekedar berfungsi sebagai pemimpin. Ada beberapa tugas dan fungsi pengurus masjid yang harus diwujudkan, yaitu3 :

a. Pemersatu Umat Islam

Rosulullah Saw amat memperhatikan persatuan dan kesatuan dikalangan para sahabatnya. Bila sahabat berbeda pendapat, Rasulullah menengahi perbedaan itu. Karena itu pengurus pada masa sekarang harus berperan untuk memperkokok persatuan dan kesatuan umat islam, baik dikalangan intern jamaah maupun dalam hubungan dengan pengurus yang lain dan jamaah masjid lainnya.

b. Menghidupkan Semangat Musyawarah

Masjid merupakan tempat bermusyawarah, musyawarah antar pengurus dengan pengurus dan pengurus dengan jamaahnya, bahkan antar sesama jamaah. Imam masjid selalu berusaha mendudukan persoalan melalui musyawarah sehingga dengan musyawarah itu hal-hal yang belum jelas menjadi jelas dan hal-hal yang dipertentangkan bisa dicarikan titik temunya.

c. Membentengi aqidah Umat

3

(29)

Dalam kehidupan sekarang yang begitu rendah nilai moralitas masyarakat kita, amat diperlukan benteng aqidah yang kuat, sebab kerusakan moral pada hakikatnya karena kerusakan aqidah. Peran pengurus semestinya membentengi aqidah yang kuat bagi jamaahnya terutama peran sang imam masjid.

d. Membangun Solidaritas Jamaah

Mewujudkan masjid yang makmur, mencapai umat yang maju dan mencapai kejayaan islam dan umatnya merupakan sesuatu yang tidak bisa dicapai secara individual, begitu juga dalam upaya menghadapi tantangan umat yang terasa kian besar, diperlukan klerja sama yang solid antar sesama jamaah masjid.

Dalam rangka membangun kesolidan jamaah itu imam masjid dan pengurus masjid menyatukan seluruh potensi jamaah dan memanfaatkannya semaksimal mungkin untuk mensyiarkan dan menegakkan agama allah sehingga menjadi suatu kekuatan yang berarti.

3. Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus Masjid

Seseorang ta‟mir masjid atau pengurus masjid memiliki tugas dan

(30)

16

pimpinan yang bertanggung jawab atas keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menjadi pengurus masjid bukanlah pekerjaan yang ringan, tugas tanggung jawabnya sangatlah berat. Diantaranya tugas pengurus masjid dan tanggung jawabnya sebagai berikut:

1) Memelihara masjid

Masjid merupakan tempat beribadah umat islam perlu dipelihara dengan baik, bangunannya ruanganya agar tidak kotor dan rusak. Pengurus masjid memiliki kewajiban untuk membersihkan masjid dan memperbaiki setiap kerusakan pada peralatan yang ada didalam masjid dipelihara agar awet dan dapat dipakai selama mungkin. Jika ada peralatan yang tidak dipakai lagi secepat mungkin dicarikan penggantinya. Pada suatu masjid lebih baik jika ada gudang penyimpanan barang, agar peralatan masjid tidak hilang dan dicuri orang.

2) Mengatur kegiatan

Segala kegiatan yang dilakukan di masjid menjadi tugas dan tanggung jawab pengurus masjid untuk mengaturnya baik kegiatan ibadah rutin ataupun kegiatan lainnya. Pengurus masjid harus memahami arti dan cara berorganisasi sehingga segala kegiatannya yang telah diprogram dapat berjalan secara teratur dan terarah. Dalam mengatur dan melaksanakan kegiatan masjid, kejelian pengurus dalam membaca kebutuhan jamaah akan sangat membantu, dalam membuat program kegiatan masjid pengurus harus melibatkan jamaah, meminta masukan dari jamaah, baik jenis kegiatan, waktu pelaksanaan, penanggung jawab, tujuan dan target yang hendak dicapai hinga perkiraan biaya yang diperlukan.4

3) Penasehat

Penasehat dalam organisasi takmir masjid memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Memberikan nasehat/ arahan/ saran kepada ketua dan pengurus takmir lainnya, baik secara lisan maupun tertulis, diminta atau tidak.

b. Memberikan pertimbangan atau pendapat mengenai suatu hal apabila diminta oleh ketua takmir.

c. Mengawasi jalannya organisasi dan kegiatan yang diselenggarakan

oleh takmir agar tidak menyimpang dari ketentuan syar‟i dan dari

kesepakatan bersama.

4

(31)

d. Memberikan teguran dan atau peringatan apabila ketua atau pengurus lainnya melakukan tindakan yang bertentangan dengan syar‟i.

e. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada jamaah, atau kepada atasannya.

4) Ketua Takmir

Ketua dalam organisasi takmir masjid memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Memimpin dan mengorganisasikan para pemgurus lainnya dalam melaksanakan tugasnya, sehingga mereka tetap berada pada tugas dan tanggung jawab masing-masing.

b. Menjadi wakil organisasi, baik keluar maupun ke dalam.

c. Memimpin dan mengawasi pelaksanaan program kerja yang telah di canangkan.

d. Mengevaluasi semua kegiatan yang telah, sedang dan akan dilakukan oleh jajaran pengurusnya.

e. Menyelenggarakan pembinaan ruhiyan kepada pengurus maupun jamaah masjid.

f. Menandatangani surat keluar sebagai wakil organisasi.

g. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada jamaah, atau kepada atasannya dengan membuat laporan pertanggungjawaban (LPJ).5

5) Wakil Ketua

Wakil ketua dalam organisasi takmir masjid memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Mewakili atau ketua apabila ketua berhalangan hadir, atau tidak ada di tempat.

b. Membantu ketua dalam menjalankan tugasnya sehari-hari dan membantu ketua dalam memimpin jajaran pengurus takmir. c. Melaksanakan program dan tugas tentu berdasarkan

musyawarah.

d. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaab tugasnya kepada ketua.

6) Sekretaris

Sekretaris dalam organisasi takmir masjid memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :6

a. Mewakili ketua dan wakil ketua apabila keduanya berhalangan hadir, atau tidak ada ditempat.

5

Asadullah Al-Faruq, Mengelola dan Memakmurkan Masjid, (jakarta: pustaka arafah 2010),h.84

6

(32)

18

b. Memberikan pelayanan yang bersifat teknis dan administratif. c. Melaksanakan fungsi kesekertatiatan, seperti membuat undangan,

mencatat agenda dan hasil rapat, membuat rapat organisasi, dan sebagainya.

d. Mengkoordinasikan kegiatan kesekertariatan bidang dan atau seksi.

e. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada ketua.

7) Bendahara

Bendahara dalam organisasi takmir masjid memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab terhadap pengaturan, pemeliharaan dan pengelolaan harta kekayaan organisasi, baik berupa uang maupun barang.

b. Merencanakan dan mengusahakan masuknya dana ke masjid, dan mengendalikan pengeluaran sesuai dengan ketentuan.

c. Mengeluarkan uang sesuai dengan kebutuhan berdasarkan persetujuan ketua.

d. Membuat standarisasi form administrasi keuangan, baik pemasukan maupun pengeluaran.

e. Mengadakan pengarsipan terhadap surat atau tanda bukti penerimaan dan pengeluaran uang.

f. Membuatan laporan keuangan rutin.

g. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada ketua.

8) Bidang Ibadah

Bidang ibadah dalam organisasi takmir masjid memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Mempersiapkan tempat dan sarana penunjang lainnya agar pelaksanaan ibadah dapat berjalan dengan baik dan jamaah merasakan kenyamanannya.

b. Menentukan imam besar, wakil imam, muadzin, khatib dan petugas-petugas lainnya yang berkaitan dengan ibadah, serta mengadakan evaluasi khatib jumat.

c. Membuat jadwal imam dan khatib sholat jumat, menyediakan jadwal waktu sholat, menyediakan Al-Qur‟an di dalam masjid, dan memfasilitasi kegiatan ibadah lainnya, seperti zakat, sholat tarawih, dan sebagainya.

d. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada ketua.

9) Bidang Dakwah

(33)

a. Merencanakan, mengatur dan melaksanakan kegiatan dakwah. b. Mengkoordinir kegiatan anak-anak, remaja, ibu-ibu, dan

jamaah masjid pada umumnya.

c. Mengadakan pengajian rutin, pengajian rutin terdiri dari pengajian anak-anak (TPA), pengajian remaja, pengajian bapak-bapak dan ibu-ibu.

d. Mengadakan berbagai macam kegiatan yang bersifat insidental, seperti tabligh akbar, seminar, diskusi publik dan sebagainay. e. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan

tugasnya kepada ketua. 10) Bidang Sarana Dan Prasarana

Bidang sarana dan prasarana dalam organisasi takmir masjid memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Mengatur, menjaga dan merawat sarana dan prasarana masjid. b. Mengadakan perbaikan, renovasi dan mengupayakan

penambahan fasilitas masjid.

c. Mengadakan piket harian, menjaga kebersihan, kenyamanan dan keamanan masjid.

d. Mendata segala kerusakan sarana dan prasarana masjid. e. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan

tugasnya kepada ketua. 11) Bidang Usaha Dana

Bidang usaha dana dalam organisasi takmir masjid memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Berkoordinasi dengan bendahara dalam rangka merencanakan dan mengusahakan masuknya dana ke masjid.

b. Membentuk dan mengelola badan usaha untuk membantu pemasukan keuangan masjid.

c. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam rangka menyelesaikan kegiatan masjid, atau mencari pihak luar yang bersedia menjadi donatur atau sponsor dalam kegiatan tertentu.

d. Menyelenggarakan program training kewirausahaan.

e. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada ketua.

12) Bidang Muslimah

Bidang muslimah dalam organisasi takmir masjid memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Merencanakan, mengatur dan melaksanakan kegiatan dakwah khusus bagi remaja putri dan ibu-ibu, baik berupa pengajian maupun pelatihan keterampilan.

(34)

20

c. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada ketua.

13) Bidang Hubungan Masyarakat (Humas)

a. Menjembatani antar takmir masjid dengan masyarakat sekitar. b. Mengadakan acara-acara yang bersifat sosial kemasyarakatan,seperti bakti sosial, khitanan massal, dan lain sebagainya.

c. Mengadakan koordinasi dengan pengurus RT/RW dan pemerintahan di atasnya dalam pelaksanaan program kerja organisasi.

d. Mengadakan hubungan dengan mushalla-mushalla dan masjid-masjid lain yang ada di sekitarnya.

e. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada ketua. 7

B. Nilai-Nilai Keagaaman

Al-qur‟an adalah kitab yang terakhir yang diturunkan Allah SWT untuk menjadi petunjuk bagi seluruh umat manusia. Al-qur‟an berupaya untuk mengeluarkan dan membebaskan manusia dari kehidupan yang sesat kepada kehidupan yang penuh dengan cahaya kebenaran sehingga dapat dirasakan rahmat dan berkat dari kehadiran al-qur‟an itu. Tujuan diturunkannya Al-qur‟an, menurut mahmud Syaltout meliputi tiga bidang yaitu akidah , akhlak, dan ibadah.8 ketiga bidang ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Akidah

Menurut bahasa akidah berasal dari kata „aqada-ya’qidu-aqdan atau aqidatan yang berarti mengingatkan. Bentuk jamak dari akidah adalah „aqaid yang berarti simpulan atau ikatan iman. Dari kata itu muncul pula kata I’tiqad yang berarti tashid atau kepercayaan.

7

Ibid,h.90

8

(35)

Pengertian akidah dari segi istilah sering disamakan dengan pengertian keimanan, sayid sabiq saat mendefinisikan keimanan atau akidah mengataka, penegertian keimanan atau akidah itu terdiri dari 6 perkara atau yang dimaksud dengan rukun iman :

a. Beriman kepada Allah, beriman dengan nama-nama-Nya yang mulia dan sifat-sifat-Nya yang tinggi, juga beriman dengan bukti-bukti wujud atau ada-Nya serta klenyataan sifat keagungan-Nya dalam alam semesta. b. Beriman kepada alam yanga ada dibalik alam semesta ini, yakni alam

yang tidak dapat dilihat, termasuk kekuatan-kekuatan kebaikan yang terkandung didalamnya, yang berbentuk malaikat,dan kekuatan-kekuatan jahat yang berbentuk iblis dan sekalian tentaranya dari golongan setan. Selain itu juga beriman kepada apa yang ada di dalam alam yang lain seperti jin dan roh.

c. Beriman terhadap kitab-kitab Allah SWT yang diturunkan kepada para rasul untuk mengetahui yang hak dan yang bathil, yang baik dan yang buruk, serta yang halal dan yang haram.

d. Beriman kepada nabi-nabi dan sasul-rasul yang dipilih Allah SWT untuk membimbing kearah petunjuk dan memimpin seluruh makhluk menuju kebenaran (hak).

e. Beriman terhadap hari akhir dan peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan itu seperti kebangkitan dari kubur (hidup sesudah mati) memperoleh balasan pahala atau siksa,surga atau neraka.

f. Beriman kepada takdir (qadha dan qadar) yang diatas landasanya itulah peraturan segala yang ada di alam semesta ini berlaku, baik dalam penciptaan atau cara mengaturnya.9

Kesimpulannya yaitu bahwa sesungguhnya semua umat Islam wajib mengimani Rukun Iman yang bermaksud untuk selalu mengingat Allah dan para Rosul Allah SWT.

Akidah adalah awal dan akhir seruan islam. Ia merupakan kepercayaan kepada tuhan yang maha Esa (faith in the unity of god). Sebagai

9

(36)

22

konsekwensi dari keyakinan ini maka hanya Allah satu-satunya yang wajib disembah, dimohon petujuk dan pertolongan, dn harus dipatuhi. Akidah yang merupakan ajaran sepanjang sejarah manusia, yang bawa oleh setiap Nabi dn Rasul Allah.

Ajaran akidah sebagaimana diuraikan di atas dimaksud untuk membebaskan manusia dari perasaan takut mati. Tauhid atau akidah menyadarkan manusia bahwa persoalan mati ditangan tuhan, dan setiap yang berjiwa pasti mengalami kematian. Akidah serupa ini akan menumbhkan semangat jihad untuk menegakan kebenaran dan memberantas kebatilan. Selain itu, akidah juga akan membebaskan manusia dari perbuatan yang berkeluh kesah, putus asa, dan bingung menghadapi persoalan hidup.dengan tauhid, seorang muslim memiliki jiwa besar, tidak berjiwa kerdil, memiliki jiwa yang agung dan tenang, dan tuma’ninah. Jadi, akidah akan memberikan kebahagian hakiki pada manusia di

dunia, dan kebahagiaan abadi di akhirat kelak. Karena itu pendidikan akidah sangat penting bagi manusia terutama generasi muda sebagai harapan bangsa dan negara di masa yang akan datang.10

Adapun pembagian akidah yaitu : 1. Tauhid

Tauhid adalah konsep dalam akidah islam yang menyatakan keesaan Allah. Dalam pengamalannya ketauhidan dibagi menjadi 3 macam yakni tauhid rububiyah, uluhiyah, dan asma wa sifat. Mengamalkan tauhid dan

10

(37)

menjauhi syirik merupakan konsekuensi dari kalimat syahadat yang telah diikrarkan oleh seorang muslim. Seorang muslim meyakini bahwa tauhid adalah dasar islam yang paling agung dan hakikat Islam yang paling besar, dan merupakan salah satu syarat diterimanya amal perbuatan disamping harus sesuai dengan tuntunan rasulullah.

a. Tauhid Rububiyah

beriman bahwa hanya Allah satu-satunya Rabb yang memiliki, merencanakan, menciptakan, mengatur, memelihara, memberi rizki ,memberikan manfaat, menolak mudharat serta menjaga seluruh Alam Semesta.

b. Tauhid uluhiyah

Beriman bahwa hanya Allah semata yang berhak disembah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Beriman terhadap uluhiyah Allah merupakan konsekuensi dari keimanan terhadap rububiyah-Nya, mengesakan allah dalam segala macam ibadah yang kita lakukan. Seperti Sholat, doa, nazar, menyembelih, tawakal, taubat, harap, cinta, takut dan berbagai macam ibadah lainnya.

c. Tauhid Asma Wa Sifat

Beriman bahwa Allah memiliki nama dan sifat baik (asma‟ul husma)

yang sesuai dengan keagungan-Nya. Umat Islammengenal 99 asma‟ul husna yang merupakan nama sekaligus sifat Allah.

(38)

24

Kata fiqih dan tafaqquh, keduanya berarti “ pemahaman yang dalam”, sering digunakan dalam Al-Qur‟an dan Al-Hadist. Dalam terminologi

Al-Qur‟an dan As-sunnah, fiqh adalah pengetahuan yang luas dan mendalam

mengenai perintah-perintah dan realitas islam dan tidak memilikirelevansi khusus dengan bagian ilmu tertentu. Akan tetapi, dalam terminologi ulama, istilah fiqh secara khusus diterapkan pada pemahaman yang mendalam atas hukum-hukum Islam .11

Prinsip-Prinsip fiqh atau hukum Islam yang dijadikan landasan idiil yaitu sebagai berikut :

a. Prinsip tauhidullah, bahwa semua paradigma berfikir yang digunakan untuk menggali kandungan ajaran islam yang termuat dalam Al-Qur‟an dan Al-Hadis, dalam konteks ritual maupun sosial, harus bertitik tolak dari nilai-nilai ketauhidan, yakni tentang segala yang ada dan yang mungkin ada, bahkan yang mustahil ada adalah diciptakan oleh Allah SWT. Maka kata rabbul’alamin, dapat dimaknakan bahwa Allah Maha Intelektual yang

memiliki iradah atas segala sesuatu.

b. Prinsip Insaniyah, prinsip kemanusiaan bahwa produk akal manusia yang dijadikan rujukan dalam perihal sosial maupun sistem budaya harus bertitik tolak dari nilai-nilai kemanusiaan, memuliakan manusia dan memberikan manfaat serta menghilangkan kemadaratan bagi manusia.

11

(39)

c. Prinsip tasamuh, prinsip toleransi, sebagai titik tolak pengamalan hukum Islam, karena cara berfikir manusia yang berbeda-beda, satu sama lain harus saling menghargai dan mengakui bahwa kebenaran hasil pemikiran manusia bersifat relatif.

d. Prinsip ta’awun, tolong-menolong, sebagai titik tolak kehidupan manusia sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan.

e. Prinsip silaturahmi baina an-nas, sebagai titik tolak bahwa antara satu individu dan individu lainnya akan melakukan interaksi karena manusia adalah human relation yang secara fitrahnya menjadikan silaturahmi sebagai embrio terciptanya masyarakat.

f. Prinsip keadilan atau al-mizan (keseimbangan) antara hak dan kewajiban. Sebagai titik tolak kesadaran setiap manusia terhadap hak-hak orang lain dan kewajiban dirinya. Jika ia berkewajiban melakukan sesuatu, ia berhak menerima sesuatu. Keduanya harus berjalan seimbang dan dirasakan adil untuk dirinya dan orang lain. 12

2. Akhlak

Menurut suatu pendekatan, akhlak berasal dari kata khilqun atau khuluqun yang mengandung segi-segi persesuaian dengan khulqun serta erat hubungan nyadengan khaliq atau majhluq. Dar sinilah asal perumusan ilmu akhlak yang merupakan koleksi ugeran (kaidah/norma) yang memungkinkan timbulnya hubungan baik antara makhluk dengan khaliq dan antara sesama makhluk.

12

(40)

26

Menurut Farid Ma‟ruf dalam bukunya akhlak dalam perkembangan muhamadiyah. Akhlak adalah kehendak jiwa manusia yang menimbulkan

perbuatan-perbuatan yang mudah, karena sudah menjadi kebiasaan, tanpa memerlukan pertimbangan terlibih dahulu.

Selanjutnya menurut Ahmad Amin dalam bukunya Al-akhlak, akhlak adalah kehendak yang dibiasakan.

Dari beberapa pendapat mengenai akhlak diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwasanya akhlak merupakan suatau perbuatan yang spontan atau reflek, tanpa pemikiran dan juga pertimbangan serta dorongan dari luar, perbuatan tersebut dilakukan secara berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan, akhlak itu sendiri akan terbentuk didalam diri individu itu baik juga jika orang tersebut memiliki akhlak yang baik yang bertujuan untuk beribadah baik hubungan dengan Allah ataupun hubungan dengan manusia.13

Dengan perkataan lain akhlak adalah suatu haiat atau bentuk dari suatu keadaan jiwa yang benar-benar telah meresap. Dari sini timbul berbagai perbuatan secara spontan, mudah, terus-menerus, tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran atau renungan dan angan-angan. Apabila dari haiat tadi lahir kelakuan-kelakuan yang baik dan terpuji menurut agal dan syariat agama, maka haiat yang demikian itu fapat di namakan budi pekerti atau akhlak yang mulia. Sebaliknya, apabila kebijaksanaan yang merupakan pangkal timbulnya akhlak yang baik seperti renungan yang baik, hati yang bersih, pikiran yang cerdas, prasangka yang

13

(41)

tepat dan kecerdikan dalam meneliti suatu perbuatan. Sebaliknya penggunaan akal tanpa pengendalian agama akan melahirkan akhlak yang buruk seperti suka menipu dan pintar busuk dan sebagainya.

Kedua, keberanian timbul dari kekuatan nafsu yang dikendalikan oleh petunjuk agama dan akal. Kalau kekuatan nafsu itu berlebihan, seseorang menjadi sembrono. Sebaliknya, jika kekuatan nafsu melemah, yang timbul adalah jubun (pengecut) dan khauran (lemah/tidak bertenaga). Dengan demikian, nafsu yang berlebihan penggunaannya dapat membahayakan manusia yang bersangkutan. Demikian juga jika ia melemah. Karena itu, yang baik adalah pertengahan, yakni penggunaan nafsu yang seimbang itu akan timbul keberanian atau syariah dan dari keberanian ini lahir akhlak terpuji seperti sifat pemurah, penolong, sanggup menahan cobaan, lemah lembut, teguh dalam pendirian, berhati mulia, kasih sayang dan menekan kekerasan.sebaliknya jika nafsu yang berlebihan akan menimbulkan akhlak yang tercela seperti keberanian yang secara membabi buta, ( tahawur), angkuh, pemarah, takabur, membanggakan diri, dan akhlak buruk lainnya.

(42)

28

tanpa kendali akal dan agama, akan timbul akhlak yang buruk seperti sifat yang penjilat, dengki dan senang mencela orang lain.

Induk akhlak yang terakhir ialah keadilan, ini merupakan sikap pertengahan anatara pengekangan hawa nafsu syahwat dan amarah dibawah bimbingan akal dan agama. Dari sini juga timbul akhlak yang mulia yang seperti disebut diatas. Akhlak yang demikian itu padaa intinya bertujuan untuki mendidik manusia dan mensucikan jiwanya, mengangkat kedudukannya ke tempat yang terhormat, baik secara individual maupun kolektif, dan dan mengajarkanrsa tolong meolong diantara sesama manusia dngan sikap-sikap yang positif.14

Para ahli ilmu tasawuf pada umumnya membagi tasawuf kepada tiga bagian. Pertama tasawuf falsafi,kedua tasawuf akhlaki, dan ketiga tasawuf amali. Ketiga macam tasawuf ini tujuannya sama, yaitu mendekatkan diri kepada Allah dengan cara membersihkan diri dari perbuatan yang tercela dan menghias diri dengan perbuatan yang terpuji. Dengan demikian dalam proses pencapaian tujuan bertasawuf seseorang harus terlebih dahulu berakhlak mulia.

Hubungan antara akhlak dengan tasawuf menurut Harun Nasution ketika mempelajari tasawuf ternyata pula bahwa Al-Quran dan Al-Hadis mementingkan akhlak. Al-Qur‟an dan Al-Hadis menekankan nilai-nilai kejujuran, kesetiakawanan, persaudaraan, rasa kesosialan, keadilan, tolong-menolong, murah hati, suka memberikan maaf, sabar, baik sangka, berkata benar, pemurah, keramahan, bersih hati, berani, kesucian, hemat, menepati janji, disiplin, mencintai

14

(43)

ilmu dan berpikiran luas. Nilai-nilai serupa ini yang harus dimiliki oleh seorang muslim, dan dimasukkan ke dalam dirinya dari semasa ia kecil.15

3. Ibadah

Ibadah berasal dri bahasa arab „abada ya’budu-‘ibadatan, ‘ubudatan dan ‘ubudiyatun, yang secara etimologis berarti menyembah, menurut dan

merendahkan diri. Ibadah berarti pula menyerahkan secara mutlak dan kepatuhan, baik lahir maupun batin keapada kehendak ilahi.

Secara terminology ibadah ialah mendekatkan diri kepada Allah dengan mentaati segala perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya dan mengerjakan segala sesuatu yang diizinkan-Nya. Ibadah itu ada yang bersifat umum dan khusus. Ibadah yang umum meliputi segala amalan yang diizinkan Allah. Sedangkan yang khusus ialah perbuatan yang telah ditetapkan Allah perinci-perinciannya, tingkat, dan cara-cara yang tertentu.

Ibada dalam arti umum meliputi segala kegiatan manusia, baik yang dilakukan dalam hubungannya dengan bidang ekonomi dan sosial maupun kegiatan muamalat lainnya yang didasarkan kepada keputusan, ketundukan dan keikhlasan kepada Allah SWT. Sedangkan ibadah dalam arti khusus mencakup perbuatan yang tata cara serta rincian mengerjakannya telah ditentukan Allah dan rasul-Nya seperti tata cara melaksanakan shalat, puasa dan haji.

15

(44)

30

Menurut penulis ibadah yang tunduk atau merendahkan diri kepada Allah SWT dan taat dengan segala perintah-Nya, mencakup atas segala apa yang Allah ridhoi baik yang berupa ucapan maupun perbutan.

kurang dari enam puluh kali, belum lagi kata-kata yang seakar ataupun serumpun dengan nya seperti : „ abada, ya’budu, dan ta’budu.

Ayat dibawah ini akan menjelaskan tentang ibadah :



















































Artinya: “ barang siapan yang mengharap perjumpaan dengan ruhnya maka

hendaklah ia mengerjakan amal yang sholeh dan janganlah ia mempersekutukan seseorang dalam beribadatan kepaada tuhannya.” ( Qs Al -Kahfi 18:110 )

Ayat tersebut diatas secara keseluruhan bahwa zat yang berhak disembah atau di ibadahi hanyalah Allah SWT. Dan penyembahan kepada selain Allah tidak. Disamping itu ayat-ayat tersebut dilarang menyombonglkan diri dan tidak mau tunduk kepada-Nya. Dalam beribadah diperlukan keteguhan hati tanpa keraguan sedikitpun.

(45)

bertujuan membuat rohani manusia senantiasa dekat kepada-Nya dapat lebih meningkatkan kesucian jiwa. Kesucian jiwa intens akan dapat menjadi alat kendli hawa nafsu agar tidak melanggar nilai-nilai moral, peraturan, dan hukum tuhan.16 a. Iman

Iman adalah prinsip agama islam, perkataan iman biasanya diartikan

dengan perkataan “kepercayaan”. Iman kepada Allah diartikan sebagi ungkapan

“percaya kepada Allah”. Perkataan iman berasal dari akar “amana” yang

mempunyai dua bentuk, transitif, dan instransitif. Dalam bentuk transitif perkataan

“amana” berarti memberi perdamaian dan keamanan. Dalam pengrtian inilah

Al-Quran menyebutkan salah satu nama Allah : Al-Mukmin, Artinya yang maha pemberi kedamaian dan keamanan. Sedangkan dalam bentuk intransitif, perkataan

“amana” berarti masuk ke dalam kedamaian dan keamanan. Dalam penegrtian

inilah seseorang yang menerima agama Allah yang disebut “Mu‟min” yakni orang

yang dengan menganut agama islam akan merasakan “rasa damai dalam hati

(peace of mind)dan terhindar atau aman dari rasa takut .

Dalam agama Islam, iman bukan pengakuan lisan. Iman mencakup, pembenaran hati (tashdiqun bil-qalbi), pengakuan lisan (taqrirun bil-lisani), perbuatan dengan seluruh indra (‘amalun bil-arkani).17

4. Hubungan Antara Akidah, Ibadah, dan Akhlak

16Ibid.,

h. 41-43

17

(46)

32

Antara akidah, ibadah, dn akhlak memiliki hubungan fungsional yang saling mengisi, dan dalam prktek, ketiga bidang ini tidak mungkin dapat dipisahkan.

Akidah atau iman adalah pondasi dalam kehidupan umat islam, sedangkan ibadah adalah manifestasi dari iman. Kuat atau lemahnya ibadah seseorang ditentukan oleh kualitas iman nya. Demikian pula sikap seseorang dalam menerima dan melaksanakan petunjuk-petunjuk dan perintah-perintah tuhan serta sikap menjauhi larngan-larangannya yang disebut undangan-undangan ilahi (syariah) menunjukan sikap yang paling dalam terhadap Allah SWT. Sebaliknya, kualitas iman seseorang dibuktikan dengan pelksanaan ibadah secara sempurna dan realisasi syariat dalam kehidupannya. Akidah yang diyakini sebagai rukun iman pertama dinyatakan dengan ucapan dua kalimat syahadt. Iman itu kemudian menjadi tiang utama yang menopang seluruh struktur atau bangunan ajaran islam. Karena itulah, ibadah dalam islam baru dianggap sah apabila dilakukan atas dasar keikhlasan hanya kepada dia semata.

(47)

Pokok-pokok ibadah yang diwajibkan seperti shalat lima waktu, puasa dibulan ramadhan, dn naik haji, mengandung nilai-nilai yang agung. Ia memberi pengaruh positif, baik bagi pelakunya maupun untuk orang lain.

Didalam ibadah-ibadah tersebut shalat merupakan suatu ibadah yang dapat membawa manusia sangat dekat dengan Allah. Didalam shalat terjadi dialog antara manusia dengan Allah. Dialog itu berlaku antara dua pihak yang saling berhadapan. Dalam shalat manusia memang berhadapan dengan tuhan. Dalam shalat seseorang melakukan hal-hal berikut : menuju kemahasucian Allah, menyerahkan diri kepada-Nya, memohon perlindungan dari godaan setan, memohon pengampunan dan dibersihkan dari dosa, memohon petunjuk jalan yang benar dan dijauhkan dari kesesatan-kesesatan dan perbuatan yang tidak baik. Dialog ini wajib dilakukan lima kali sehari semalam, dan jika seseorang dengan penuh kesadaran memohon penyucian roh lima kali sehari serta ia betul-betul kearah itu, rohnya menjadi bersih dan ia dijauhkan dari perbuatan yang kotor dan jahat.

Hubungan shalat dengan timbulnya perbutan terpuji dijelaskan dalam firman Allah SWT sebagai berikut :

(48)

34

Artinya: “ bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-kitab

(al-quran) dan dirikanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (sholat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Qs Al-Ankabut 29:45)

Disamping mencegah perbuatan keji dan munkar, shalat juga dapat meningkatkan manusia kedapa tuhan.

Contoh-contoh diatas memperlihatkan dengan jelas bahwa ibadah dalam islam sangat berhubungan erat dengan pembinaan akhlak mulia, ibadah dlam islam bukanlah penyembahan sebagaimana penyembahan terhadap dewa atau roh yang terdapat dalam agama primitive, melainkan suatu upaya mendekatkan diri kepada tuhan, agar roh manusia senantiasa berhubungan dengan tuhan dan memperoleh kesucian. Kesucian ini akan membawa kepada lahirnya budi pekertin yang baik dan luhur. Oleh karena itu, ibadah dalam islam disamping latihan spiritual, juga merupakan latihan moral.

(49)

ketiga komponen ini tidak bisa dipisahkan, jika dipisahkan, disamping akan menyesatkan manusia dari agama islam, pemisahan itu juga dapat menyebabkan seseorang tidak merasakan manfaat dari keberagamannya. Karena itu seorang muslim setelah menyatakan keimanannya, harus melaksanakan ibadah. Ibadah itu harus ditindak lanjuti dengan pengembangan budi pekerti yang mulia.18

18

(50)

BAB III

MASJID AL-JIHAD CANDIMAS NATAR LAMPUNG SELATAN

A. Gambaran Umum Masjid Al-Jihad Candimas Natar Lampung Selatan 1. Profil Masjid Al-Jihad

Pada tahun 1986 telah berdiri masjid yang diberi nama Al-Jihad, sebelum masjid ini berubah nama menjadi masjid pada zaman dulu disebut sebagai mushola pada tahun 1970. Masjid ini didirikan oleh bapak Kaum dengan tanah kepemilikan bapak kaum dengan tujuan agar masyarakat dapat mengerjakan shalat berjamaah, karena sebelumnya masjid yang ada dicandimas ini letaknya jauh dari rumah warga untuk itu bapak kaum berinisiatif mendirikan mushola. Setelah melakukan renovasi dengan memperpanjang dan memperlebar bangunan mushola ini resmi berganti nama menjadi Masjid Al-Jihad yang didukung oleh bapak H Fatoni, dan Kepdes bapak H. Sarino.

(51)

2. Struktur Masjid Al-jihad

Struktur Masjid Al-Jihad terdiri dari bidang Idarah/pembangunan, bidang Imaroh/peribadatan, bidang Riayah/pemeliharaan, bidang humas, dan bidang taman pendidikan Al-qur’an. Struktur yang dibuat tersebut tentunya disusun sedemikian rupa agar segala aspek yang terkait dengan masalah kemakmuran masjid dapat terlaksana dengan baik.

Strukur Masjid Al-Jihad

Pelindung :Kepala Desa Candimas Natar Penasehat : 1. Hi. Sarimun

2. Sawab Abu Yahya 3. Hi. Supardi

4. Ketua BPD Desa Candimas 5. Ketua LPM Desa Candimas Ketua : Hi. Muanam Wakil Ketua: Muhlisin Sekretaris : Supriyadi S.Ag Wakil Sekretaris: Rahmat Efendi Bendahara : Hi. Ibnu Sabil

(52)

38

Bidang Idaroh/pembangunan: Koordinator: Turman

Anggota : 1. Tulus

2. Agus Suswanto 3. Zulfitriyanto 4. Rohmat 5. Suprayitno Bidang Imaroh/peribadatan: Koordinator: Andiyanto Anggota : 1. Abu Haitsam 2. Suyanto 3. A.Faisal Amri

4. Slamet Kharis Ridwan 5. Fery Syam

Bidang Riayah/pemeliharaan: Koordinator: Aris Budiman Anggota: 1. Erwin Yunizar

2. Bukhori 3. Sigit Efendi 4. Adi

(53)

Bidang Humas: Koordinar : Puwanto Anggota: 1. Raman Efendi 2. Andri Arianto 3. Wachidi 4. Sunoto 5. Mujiyono

Bidang Taman Pendidikan Al-Quran: Koordinato : Dedi Susilo

Anggota: 1. Sukarjo

2. Slamet Hariyanto 3. Rian Romadhon

4. Sujarwo 5. Sutrisno

B. Aktivitas Penanaman Nilai-Nilai Keagamaan

Pembinaan nilai-nilai keagamaan kepada para jamaah menurut bapak H. Muanam dilakukan dengan cara melakukan pengajian majelis taklim yang sudah terjadwal, pengajian TPA.1 Sedangkan menurut bapak supriyadi pembinaan nilai pada jamaah dengan cara mengadakan majelis taklim ibu-ibu setiap malam kamis dengan materi pembahasan aqidah dan fiqh (Bpk. Ustadz andi yanto) dan (Bpk. Ustadz

1

(54)

40

supriyadi) dengan materi fiqh bersuci dan toharoh, risma setiap malam minggu dengan materi fiqh dan tajwid, pengajian bapak-bapak malam jumat dan malam rabu satu kali dalam sebulan (Bpk Ustadz Abu Hamam, Ustadz Abu Ja’far, Ustadz H. Zulkarnain. Dengan materi yang disampaikan dan kitab yang dipakai yaitu Masalah kajian orang meninggal, kitab Ahkamul jannais, Syeh Nasiruddin Al-Abani, aqidah dengan kitab tauhid, Syeh M.Atamimi, fiqh muyasar, Prof.Dr.mentri arab saudi, Al-Usul Salasah, dan Minal Fitan (menghadapi fitnah-fitnah dalam agama).2 Kemudian bapak Muhlisin mengatakan bahwa pembinaan nilai-nilai keagamaan kepada para jamah dengan cara melakukan pengajian yang rutin yang sudah terjadwal, adanya pengajian TPA dan risma.3 Menurut bapak H. Sabil pembinaan nilai-nilai kepada para jamaah dilakukan dengan cara mengadakan pengajian bapak-bapak dan pengajian ibu-ibu, adanya pengajian TPA dan risma dan masjid Al-Jihad juga sangat terbuka untuk kalangan masyarakat tidak menuntut kemungkinan untuk aliran apapun yang masih berlandaskan ahlusunah.4

Beberapa pendapat yang telah dijabarkan oleh para pengurus masjid dapat disimpulkan bahwa, penanaman nilai-nilai keagamaan yang dilakukan pengurus kepada para jamaah dengan cara diadakannya majlis taklim yang sudah terjadwal

2

Supriyadi, Wawancara dengan Sekretaris, Masjid Al-Jihad, Candimas Natar, Tanggal 16 September 2017

3

Muhlisin, Wawancara dengan wakil Ketua Takmir, Masjid Al-Jihad, Candimas Natar, Tanggal 17 September 2017

4

(55)

dengan baik, pengajian TPA, majlis taklim ibu-ibu, Risma, dan pengajian bapak-bapak. Masjid al-jihad ini juga sangat terbuka untuk kalangan masyarakat apapun.

Nilai-nilai keagamaan yang ditanamkan di masjid Al-jihad ini menurut bapak H. Muanam dengan cara pengajian TPA setiap sore hari untuk anak-anak, apapun yang bisa diamalkan untuk para jamaah sebisa mungkin pengurus memberikan ilmu kepada jamaah.5 Bapak Supriyadi memaparkan bahwasannya penanaman nilai-nilai keagamaan kepada jamaah atau anak TPA dengan cara belajar sholat, belajar membaca Al-Qur’an, dan lain-lainnya. pengurus memberikan ajaran tentang bagaimana cara sholat dan cara-cara yang lain menurut ajaran islam yang benar.6 Sedangkan menurut bapak Muhlisin jika penanaman nilai keagamaan yang sudah diterapkan dan didberikan sudah semaksimal mungkin kepada para jamaah contohnya seperti pembelajaran tentang Sholat dan membaca Al-Qur’an tetapi masih kurang memuaskan dan masih kurang penyerapannya, disaraankan oleh para pengurus anak tersebut untuk melanjutkan pendidikan kepondok pesantren.7 Menurut bapak Sabil penanaman nilai-nilai keagamaan yang diberikan pengurus sudah semaksimal mungkin untuk perubahan dan terciptanya generasi muda yang lebih baik menurut ajaran Islam.8

5

Muanam, Wawancara dengan ketua takmir, Masjid Al-Jihad, Candimas Natar, Tanggal 15 September 2017

6

Supriyadi, Wawancara dengan sekertaris, Masjid Al-Jihad, Candimas Natar, Tanggal 16 September 2017

7

Muhlisin, Wawancara dengan wakil ketua takmir, Masjid Al-Jihad, Candimas Natar, Tanggal 17 September 2017

8

(56)

42

Dari beberapa pendapat para pengurus Masjid Al-Jihad tidak jauh berbeda pendapatnya yaitu dengan sama-sama memberikan penanaman niali-nilai keagamaan kepada jamaah dengan baik dan memberikan perubahan yang baik kepada anak TPA agar menjadi generasi yang lebih baik menurut ajaran Islam.

Pengurus yang aktif dalam pembinaan jamaah menurut bapak Muanam semua pengurus yang ada di masjid Al-Jihad termasuk aktif dalam memberikan pembinaan nilai keagaman kepada jamaah.9 Sedangkan menurut bapak Supriyadi yang aktif dalam penanaman nilai keagamaan kepada para jamaah itu semua pengurus dan dibantu oleh para ustadz.10 Kemudian bapak Muhlisin mengatakan bahwa semua pengurus aktif dalam kegiatan pembinaan nilai keagamaan pada para jamaahnya.11 Selanjurnya bapak Sabil menegaskan bahwa semua pengurus aktif dalam memberikan penanaman nilai keagamaan kepada jamaah, semua ada nilai kebersmaan walaupun bagrounnya berbeda-beda atau pemahaman tetapi tetap nilai kebersmaannya dijunjung tinggi.12

Jadi yang dapat disimpulkan bahwa semua pengurus yang ada di masjid Al-Jihad ini aktif dalam kegiatan penanaman nilai-nilai keagamaan kepada jamaah.

Bapak Muanam mengatakan untuk menjaga pesatuan jamaah yang dilakukan oleh pengurus yaitu dengan sholat jamaah, jika ada perbedaan diantara

9

Muanam, Wawancara dengan ketua takmir, Masjid Al-Jihad, Candimas Natar, Tanggal 15 September 2017

10

Supriyadi, Wawancara dengan sekretaris, Masjid Al-Jihad, Candimas Natar, Tanggal 16 September 2017

11

Muhlisin, Wawancara dengan wakil takmir,

Referensi

Dokumen terkait