• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAGIAN IX

TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA

Sulaman berwarna adalah teknik menghias hias dengan menggunakan kain dasar dan beberapa jenis benang yang bervariasi. Sulaman berwarna dikelompokkan berdasarkan jenis kain yang digunakan, yaitu teknik menghias yang menggunakan jenis kain rapat (tenunan rapat), kain strimin (tenunan bagi), kain bercorak baik kotak maupun bulat dan teknik lekapan.

A. Teknik Menghias Kain pada Tenunan Rapat

Teknik menghias kain yang dikerjakan pada kain dengan tenunan rapat mencakup :

1. Desain Sulaman Fantasi

Sulaman fantasi merupakan jenis sulaman yang pengerjaannya tidak terikat oleh suatu aturan tertentu, dalam arti berbagai variasi tusuk hias dapat dipergunakan untuk menghasilkan sulaman fantasi. Meski dapat mempergunakan bermacam-macam tusuk hias dan warna benang, sulaman fantasi dibatasi penggunaannya dengan tiga macam warna benang hias dan tiga macam tusuk hias. Dalam hal ini kita dituntut untuk mampu berkreasi hingga teknik hias sulaman fantasi dapat tampil indah dan serasi. Tusuk Hias yang digunakan seperti tusuk pipih, tusuk tangkai dan tusuk rantai :

(2)

Motif sulaman fantasi dapat berupa motif–motif alam atau bentuk-bentuk geometris, tergantung benda yang akan dihias dan untuk keperluan apa benda tersebut.

Teknik menggambar untuk sulaman fantasi dikerjakan dengan cara memberi warna dasar pada gambar desain yang telah dibuat, kemudian motifnya diberi warna sesuai dengan warna yang dikehendaki. Gunakan warna dengan variasi yang menarik dan harmonis. Motif yang diisi penuh dengan tusuk hias, diisi penuh dengan cat air (diblok) dan motif yang berupa garis dikerjakan seperti garis pula sesuai bentuknya serta sesuaikan pula dengan warna benang yang digunakan. Pembuatan gambar kerja disesuaikan dengan tusuk hias yang digunakan.

Contoh desain dan gambar kerja sulaman fantasi

Desain Sulaman Fantasi

(3)

2. Desain Sulaman Janina

Sulaman janina merupakan jenis sulaman yang mempunyai ciri khas yaitu, seluruh motifnya ditutup dengan menggunakan tusuk flanel. Untuk mempermudah pengerjaan sulaman tersebut, perlu diperhatikan bentuk motif atau ragam hias sulaman janina sebaiknya tidak terlampau rumit, dan tidak terlalu besar, karena rentangan benang pada tusuk flanel, jika terlampau lebar akan mudah terkait. Motif yang berupa garis diselesaikan dengan menggunakan tusuk tangkai atau tusuk hias lain sesuai bentuknya. Dan pada setiap tepi motif hias dipinggiri dengan menggunakan tusuk tikam jejak. Kombinasi warna benang yang digunakan bebas, warna apapun bisa dengan tetap memperhatikan keserasian warna.

Gambar desain sulaman janina dikerjakan dengan cara memberi warna dasar terlebih dahulu, dan pada motifnya diblok dengan warna–warna sesuai dengan keinginan. Gambar kerja diselesaikan dengan membuat garis silang seperti tusuk flannel.

Tusuk Flannel Contoh desain dan gambar kerja sulaman janina :

Desain Sulaman Janina

(4)

Gambar Kerja Sulaman Janina 3. Desain Sulaman Tiongkok

Sulaman Tiongkok merupakan jenis sulaman yang mempunyai ciri khusus, yaitu setiap motifnya diisi penuh dengan tusuk pipih panjang pendek dan pewarnaan pada setiap motif dilakukan secara bertingkat. Warna yang satu dengan warna berikutnya dalam satu motif bercampur sehingga membentuk kombinasi analogus yang baik. Pemilihan kombinasi warna yang serasi akan membuat sulaman ini menarik. Penggunaan warna untuk bagian tengah atau bagian tepi dari suatu motif hias, bertingkat bisa lebih tua ke yang lebih muda atau sebaliknya.

Teknik menggambar desain sulaman Tiongkok, setelah diberi warna dasar, setiap motif dapat diblok sesuai dengan warna yang diinginkan secara bertingkat. Gambar kerja diselesaikan dengan membuat garis-garis yang panjang pendek secara rapat menyerupai tusuk pipih pada setiap motifnya.

(5)

Contoh desain dan gambar kerja sulaman tiongkok :

Desain Sulaman Tiongkok

Gambar Kerja Sulaman Tiongkok

4. Desain Sulaman Jerman

Sulaman Jerman merupakan jenis sulaman yang mudah dikenal dari tusuk hias yang dipergunakan yaitu seluruh motif disulam atau ditutup dengan menggunakan tusuk pipih dengan arah diagonal atau miring. Sulaman Jerman dikenal dengan sulaman rata, karena setiap motif sama sekali tidak diisi. Penggunaan tusuk pipih akan lebih manis penampakannya, jika rentangan benang yang digunakan tidak terlalu lebar. Oleh karena itu bentuk motif untuk sulaman Jerman sebaiknya

(6)

tidak terlampau besar atau lebar. Motif hias yang berupa garis diselesaikan dengan tusuk tangkai atau tusuk lain yang sejenis sesuai bentuknya.

Tusuk pipih diagonal

Teknik menggambar desain sulaman Jerman, terlebih dahulu diberi warna dasar, kemudian motifnya diblok dengan warna–warna yang diinginkan. Penggunaan warna benang hias cukup dua macam, ini untuk menghindari kesan seperti sulaman fantasi.. Motif garis diselesaikan dengan garis pula menyerupai tusuk hias yang digunakan. Gambar kerja diselesaikan dengan membuat garis-garis diagonal pada setiap motif hias menyerupai tusuk pipih yang rapat, kecuali motif garis yang harus diselesaikan berupa garis pula.

Contoh desain dan gambar kerja sulaman Jerman :

(7)

Gambar Kerja Sulaman Jerman

5. Desain Sulaman Perancis

Sulaman Perancis mempunyai persamaan dengan sulaman Jerman, yaitu keduanya menggunakan tusuk pipih untuk mengisi motifnya. Perbedaannya, pada sulaman Jerman tusuk pipih dikerjakan dengan arah miring atau diagonal, sedangkan pada sulaman Perancis, arah tusuk pipih dibuat horizontal mengikuti bentuk motif hiasnya. Di samping itu motif sulaman Perancis terlihat timbul karena pada bagian motif terlebih dahulu diberi tusuk pengisi. Tusuk pengisi yang dapat digunakan yaitu tusuk rantai yang rapat, tusuk holbein atau tusuk tangkai.

Benang sulam yang digunakan adalah benang berwarna dengan kombinasi yang harmonis. Pinggiran motif diselesaikan dengan tusuk tikam jejak dengan menggunakan benang logam warna emas atau perak. Bentuk motif sulaman ini harus

(8)

sederhana dan tidak terlalu banyak sudut agar mudah mengerjakannya. Motif juga jangan terlalu lebar agar lebih manis dan rentangan benang dari tusuk pipih yang digunakan tidan mudah rusak atau terkait. Sulaman Perancis banyak digunakan untuk menyulam huruf atau inisial nama dan simbol yang motifnya tidak terlalu besar.

Penyelesaian gambar untuk desain sulaman Perancis, sama dengan sulaman Jerman. Setelah diberi warna dasar, motifnya diblok dengan warna yang diinginkan, biasanya untuk sulaman Perancis sering menggunakan warna yang serasi atau lebih tua dari warna dasarnya. Pembuatan gambar kerja diselesaikan dengan membuat garis-garis horizontal yang rapat menyerupai tusuk pipih pada setiap motifnya. Tusuk pipih ini harus tegak lurus mengikuti bentuk motif.

Contoh desain dan gambar kerja sulaman Perancis :

Desain Sulaman Perancis

(9)

6. Desain Sulaman Lekapan

a. Desain Sulaman Lekapan Benang atau Pita

Sulaman lekapan benang, sesuai dengan namanya merupakan salah satu teknik menghias kain yang dilakukan dengan cara melekatkan seutas benang pada kain dasar. Benang dilekatkan sesuai dengan bentuk motif yang telah didesain terlebih dahulu. Motif untuk teknik lekapan benang didesain sedemikian rupa sehingga merupakan suatu garis yang tidak terputus dan membentuk suatu motif hias. Sumber ide untuk morif hias lekapan benang dapat berupa renggaan bunga, binatang atau manusia atau juga dalam bentuk bebas.

Tusuk hias yang digunakan yaitu tusuk lilit, tusuk silang dan variasinya seperti pada gambar berikut :

Tusuk lilit lekapan benang

Teknik menggambar desain untuk sulaman lekapan benang, dikerjakan dengan cara memberi warna dasar pada gambar desainnya, kemudian motif yang berupa garis diberi warna lebih tua dari warna dasarnya. Pembuatan gambar kerja menyerupai gambar desainnya tetapi harus tergambar tusuk lilit yang digunakan untuk melekapkan benangnya. Contoh desain dan gambar kerja :

Desain Sulaman Lekapan Benang

(10)

Gambar Kerja Sulaman Lekapan Benang

b. Desain Sulaman Aplikasi

Sulaman aplikasi adalah jenis sulaman yang hiasannya diperoleh dengan cara melekapkan secamping kain yang dibentuk menurut motif yang diinginkan pada kain lain sebagai hiasan dengan menggunakan tusuk hias. Kain pelekap yang digunakan dapat berupa kain polos atau kain bermotif bunga, bintik atau kotak. Kain pelekap ditempatkan pada bagian baik kain yang dihias. Perhatikan arah serat kain pelekap harus sama dengan arah serat kain yang dihias, agar hasilnya bagus. Motif hias sulaman aplikasi ini usahakan tidak terlalu banyak sudut atau berliku yang meruncing supaya tidak menyulitkan dalam pengerjaannya. Penyelesaian kain pelekap dapat menggunakan tusuk feston, tusuk flanel dsb.

Rantai Silang Duri ikan Tangkai

(11)

Teknik menggambar desain sulaman aplikasi dilakukan dengan cara memberi warna dasar sesuai dengan warna kain yang akan dihias, dan memberi warna pada motif hias (diisi penuh atau diblok dengan cat air) sesuai dengan warna kain pelekapnya. Pembuatan gambar kerja, sama dengan desain hanya tusuk hias yang digunakan untuk melekapkan kain pelekap, harus nampak. Contoh desain dan gambar kerja sulaman aplikasi :

Desain Sulaman Aplikasi

Gambar Kerja Sulaman Aplikasi c. Desain Sulaman Inkrustasi

Inkrustasi merupakan jenis sulaman yang pengerjaannya hampir sama seperti sulaman aplikasi. Sulaman inkrustasi seperti halnya sulaman aplikasi ditandai dengan adanya secamping kain yang dilekapkan sebagai motif hiasnya. Perbedaannya dengan aplikasi, kain pelekap yang digunakan pada sulaman inkrustasi berupa kain yang tipis atau tembus terang, seperti voal atau tile. Jika aplikasi kain pelekatkan diletakkan di atas kain dasar, untuk inkrustasi kain pelekapnya diletakkan di bawah kain dasar atau di bagian buruk kain yang dihias, kemudian kain dasar yang diberi lekapan digunting, sehingga kain pelekapnya akan tampak sebagai motif hias.

(12)

Teknik menggambar sulaman inkrustasi, seperti halnya sulaman aplikasi yaitu memberi warna dasar terlebih dahulu, motifnya diberi warna secara penuh atau diblok dengan cat air yang warnanya sedikit lebih tua dari warna dasarnya. Gambar kerja dibuat dengan membuat garis-garis diagonal yang rapat menyerupai tekstur kain tile pada setiap motifnya. Contoh desain dan gambar kerja sulaman Inkrustasi :

Desain Sulaman Inkrustasi

(13)

6. Sulaman Lekapan Pita

Sulam pita pertama kali dikenal di Perancis pada pertengahan abad 18, yang kemudian menyebar ke Inggris, Australia, New Zeland, Amerika Serikat, Kanada dan Jepang. Di Indonesia sulam pita umumnya digunakan untuk menghias rambut dan kado, tetapi pada perkembangan selanjutnya sulam pita digunakan sebagai bahan untuk menyulam.

Sulam pita, pada awalnya motif hiasnya terbatas berupa bunga atau buah seperti buah anggur, tetapi dengan kreativitas yang tinggi dewasa ini motif sulam pita dapat berupa daun, gandum serta dapat diterapkan untuk menghias serbet, tudung saji, sarung bantal kursi, hiasan dinding dan untuk menghias busana.

Bahan yang diperlukan untuk pembuatan sulaman pita yaitu : a. Pita.

Pita sebagai bahan utama banyak sekali macamnya yaitu pita sutera, pita organdi, pita Jepang dan pita satin yang disesuaikan dengan desain dan keinginan pembuat sulamannya. Hindari pemilihan pita yang luntur jika dicuci. Pita untuk menyulam sebaiknya berukuran 6 mm atau 4 mm, karena bila menggunakan pita yang lebih besar ukurannya akan menyulitkan dalam proses penyulaman.

b. Kain

Kain yang digunakan, sebaiknya kain yang berserat besar seperti kain strimin hingga pita akan mudah ditarik.

c. Benang

Ada dua macam benang yang harus disediakan yaitu benang wol (siet) dan benang sulam. Benang wol digunakan sebagai benang sari seperti pada bunga matahari, sedangkan benang sulam untuk bunga johny-jump ups.

Alat yang digunakan untuk pembuatan sulaman pita yaitu : a. Jarum

Jarum yang digunakan sebaiknya tidak satu, tetapi dalam berbagai ukuran yaitu mulai dari yang berlubang kecil hingga besar hingga pita masuk di lubang jarum.

(14)

b. Bidangan

Bidangan sebaiknya memakai yang lebih besar atau paling besar seperti dengan ukuran diameter + 25 cm hingga untuk satu rangkaian bunga tidak ada yang tertindas tepi bidangan yang mungkin menyebabkan sulaman pita menjadi rusak. c. Gunting dan pelindung jari untuk melindungi jari sewaktu menyulam.

d. Pensil dan ballpoint marker, untuk membuat desain dan gambar pola e. Kertas karbon untuk memindahkan pola pada kain.

Cara pembuatan pola untuk sulaman pita :

Pita sebelum digunakan, sebaiknya disimpul agar tidak mudah tertarik ke atas kain. Selain itu, agar pita tidak mudah tertarik jalinan benang-benangnya, dan tidak berubah bentuk pada saat dicuci atau disetrika, sebaiknya tepi pita distik dengan warna benang yang sama seperti pada gambar berikut :

(15)

Teknik Pembuatan Sulaman Pita : 1. Pembuatan Bunga Ros (Mawar)

Langkah pembuatan sulaman pita motif bunga ros yaitu L

a. Jelujur pita dengan benang yang panjangnya melebih panjang pita b. Tarik benang jelujuran sedemikian rupa hinga pita berkerut c. Tusukkan pita yang telah dijelujur dan berkerut pada kain

d. Putar pita dari bagian tengah terlebih dahulu, hingga menyerupai kuntum bunga mawar

2. Pembuatan Benang Sari

Pembuatan benang sari, yaitu tusukkan jarum dengan benang dan pada bagian ujungnya lilitkan benang sebanyak 2 kali pada jarum, kemudian tarik jarum hingga benang membentuk simpul.

3. Pembuatan Tusuk Tangkai

Cara pembuatan tusuk tangkai yaitu tarik benang ke bawah dan ke atas kain dengan susunan berjajar. Sulaman kedua di mulai di tengah-tengah setikan pertama, begitu seterusnya hingga panjang tangkai sesuai keinginan.

(16)

4. Pembuatan Tusuk Lurus

Cara pembuatan tusuk lurus yaitu pita ditarik ke atas kain. Panjang pita sesuai keinginan, kemudian tusukkan kembali ke bawah kain secara perlahan, jika menggulung, dengan cara ditarik maka gulungan pita akan menghilang. Begitu seterusnya. Bentuk motif dengan tusuk lurus ini dapat dibuat sejajar atau membulat menyerupai bentuk bunga jika warna pita sesuai dengan warna bunga. Jika warna pita hijau dapat dibentuk untuk motif daun.

5. Pembuatan Tusuk Rantai dan Variasinya

Cara pembuatan tusuk rantai yaitu tarik pita ke atas kain. Putar pita membentuk bulatan dan tusukkan kembali jarum ke bawah kain tepat di titik pertama. Tusukkan jarum tepat di atas puncak bulatan dan tusukkan kembali jarum ke arah bawah kain melewati bulatan pita tepat di atas titik pita masuk. Tarik pita secara perlahan agar tampilan pita cukup indah. Lakukan seterusnya sampai sesuai dengan motif yang diinginkan.

(17)

Sebagai variasi dari tusuk rantai ini dapat dibuat secara bertingkat yaitu setelah tusukkan pertama, pada bagian puncak buat lagi tusuk rantai seperti tusuk rantai pertama.

6. Pembuatan Tusuk Lilit

Cara pembuatan tusuk lilit yaitu tarik pita ke atas kain, kemudian lilitkan pita pada jarum sebanyak 6 sampai 8 lilitan. Tarik jarum perlahan-lahan hingga lilitan pita tampak rapih Tusukkan kembali jarum ke arah bawah melalui lubang tusukkan pertama atau sesuai dengan jarak lilitan pita.

Contoh desain motif hias dan gambar kerja sulaman pita

(18)

B. Teknik Menghias Kain pada Sulaman Bercorak

Mengubah corak merupakan suatu jenis sulaman berwarna yang dikerjakan pada kain bercorak sederhana, misalnya corak kotak–kotak, bulat atau onde–onde dan corak bergaris. Dengan menambahkan berbagai tusuk hias, corak–corak yang ada diubah sedemikian rupa, sehingga dapat menampilkan corak lain yang lebih menarik, tetapi ciri khas dari kain bercorak tersebut masih bisa dikenali.

Pemilihan warna pada sulaman mengubah corak sebaiknya tidak terlalu banyak, karena kain itu sendiri sudah bercorak, sehingga tidak memberi kesan terlalu ramai, tetapi untuk sulaman mengubah corak biasanya dipilih salah satu warna dari warna kain bercoraknya, misalnya kain bercorak hitam putih, maka warna benang yang dipilih adalah warna hitam atau putih. Tusuk hias yang digunakan cukup satu atau dua macam, seperti tusuk rantai, tusuk rantai terbuka, tusuk pipih, tusuk silang. Meski demikian khusus, dalam mengubah corak, jangan menggunakan tusuk silang semua karena akan mengarah pada teknik menghias yang lain.

Teknik menggambar desain sulaman mengubah corak, disesuiakan dengan corak kain yang akan digunakan, jika kainnya kotak–kotak, buat terlebih dahulu corak kotak–kotak tersebut, baru ditambahkan motif yang diinginkan. Gambar kerja dibuat pada kertas yang terlebih dahulu dibuat coraknya kemudian dibuat tusuk-tusuk hias yang digunakan. Contoh desain dan gambar kerja sulaman mengubah corak :

(19)

Desain Mengubah Corak Bulat

Gambar Kerja Mengubah Corak Bulat

Desain Sulaman Mengubah Corak kotak

(20)

C. Teknik Menghias Kainpada Tenunan yang Dapat Dibagi 1. Desain Sulaman Kruistik

Sulaman kruistik merupakan jenis sulaman yang keseluruhan motifnya dikerjakan dengan menggunakan tusuk silang. Sulaman kruistik menggunakan beberapa warna benang sesuai keinginan pembuat sulaman.

Tusuk silang

Dalam mendesain motif untuk sulaman kruistik perlu diperhatikan penggunaan warna yang cukup kontras untuk setiap bidang, sehingga warna yang ditampilkan menarik dan garis–garis batas antar bagian motif akan tampak jelas. Sumber ide untuk sulaman kruistik bebas, dapat berupa bunga, binatang, manusia, pemandangan atau lainnya.

Gambar desain untuk sulaman kruistik dikerjakan dengan cara, memberi warna dasar pada gambar desain, kemudian setiap bagian motif hias dapat di blok dengan warna yang diinginkan. Gambar kerja diselesaikan dengan menggunakan berbagai kode warna pada setiap bagian motif sesuai warna desain, missal bagian motif yang berwarna merah menggunakan kode warna o, hijau dengan kode #, biru dengan kode @, dan sebagainya. Contoh desain dan gambar kerja sulaman kruistik :

Desain Sulaman Kruistik

(21)

2. Desain Sulaman Holbein

Sulaman holbein merupakan jenis sulaman yang pengerjaannnya sederhana dan mudah, tetapi penampilannya sangat menarik jika desain motifnya bagus. Sulaman holbein disebut sederhana karena dikerjakan dengan hanya menggunakan satu jenis tusuk hias yaitu jelujur dan dikerjakan dua kali balikan (bolak balik), sehingga hasilnya cukup unik yaitu motif pada bagian baik kain dan bagian buruk kain hasilnya sama. Ini merupakan spesifikasi hiasan holbein. Motif-motif terbentuk dari garis-garis yang tidak terputus dan selalu beraturan menurut persilangan dari kain bagi. Motif hias sulaman holbein dapat menggunakan motif hiasan kruistik. Benang hias yang digunakan dapat satu atau beberapa warna benang yang harmonis, bila hanya satu warna yang digunakan, hendaknya warna yang dipilih kontras dengan warna kain yang dihiasnya agar hiasan holbein nampak jelas.

Teknik menggambar desain hiasan holbein dikerjakan dengan cara memberi warna dasar, kemudian membuat kotak-kotak menyerupai kain bagi. Gambar desain berupa garis-garis mengikuti kain baginya dengan warna–warna yang sesuai

Gambar Kerja Sulaman Kruistik

(22)

keinginan pada setiap motifnya. Gambar kerja dibuat pada kertas bercorak kotak berupa garis-garis sesuai motif hias pada desain. Contoh desain dan gambar kerja sulaman Holbein :

3. Desain Sulaman Asisi

Sulaman asisi seperti halnya sulaman kruistik keduanya menggunakan tusuk hias yang sama yaitu tusuk silang. Sulaman asisi merupakan perpaduan dari hiasan tusuk silang dengan tusuk holbein. Perbedaannya pada sulaman asisi, bagian yang disulam dengan tusuk silang adalah bagian luar dari motifnya, sedangkan motifnya dibiarkan terbuka. Bagian motif hias sulaman asisi dikosongkan, garis batas motif diselesaikan dengan tusuk jelujur bolak-balik (tusuk holbein) dan bagian luar motif diselesaikan dengan tusuk silang.

Tusuk Hias yang Digunakan pada sulaman Asisi Desain Sulaman Holbein Gambar Kerja Sulaman Holbein Tusuk holbein untuk tepi motif

Tusuk silang untuk latar belakang

(23)

Desain motif sulaman asisi sebaiknya tidak terlalu rumit, dan tidak terlalu kecil karena bagian luarnya yang disulam. Motif hias sulaman asisi pada umumnya sama dengan motif hias sulaman kruistik.

Warna benang hias yang digunakan hanya dua macam dengan kombinasi analogus yaitu warna tua dengan warna muda dari satu tingkatan warna.

Gambar desain untuk sulaman asisi dikerjakan dengan cara memberi warna dasar terlebih dahulu kemudian dibuat kotak-kotak menyerupai kain strimin. Gambar desain motif, pada bagian motif dikosongkan atau dibiarkan sama seperti warna dasar, bagian tepi motif dibuat garis seperti hiasan holbein dan bagian luar motif secara keseluruhan diblok dengan warna yang lebih tua atau lebih muda dari warna tusuk holbein. Gambar kerja dibuat seperti gambar kerja sulaman holbein tetapi pada bagian luar motif digambar tusuk-tusuk silang secara penuh. Contoh desain dan gambar kerja sulaman asisi :

Desain Sulaman Asisi Gambar Kerja Sulaman Asisi

(24)

4. Desain Sulaman Taula Swedia

Taula Swedia adalah suatu bentuk sualaman yang dikerjakan pada kain yang tenunannya dapat dihitung. Teknik penyulaman Taula Swedia bersifat geometrik, karena dikerjakan dengan jarak yang tetap menurut pola anyaman tertentu, dengan demikian Taula Swedia dikenal pula dengan sulaman geometrik. Pada awalnya kain yang dipergunakan untuk sulaman Taula Swedia dikenal dengan sebutan kain tula yaitu kain yang ditenun sedemikian rupa sehingga sebagian benang ada yang timbul ke permukaan.

Pada perkembangan selanjutnya Taula Swedia banyak dikerjakan pada kain strimin atau katun rami. Terdapat empat macam setikan dasar Taula Swedia yang kesemuanya tusuk jelujur, yaitu setik horizontal, setik vertikal, setik diagonal dan setik panjang. Sulaman taula Swedia dikerjakan dengan hanya mengambil beberapa serat benang kain strimin di bagian baik, artinya tidak tembus ke bagian buruk kain strimin, sehingga di bagian buruk kain nampak bersih.

Teknik menggambar desain dilakukan dengan cara memberi warna dasar, kemudian membuat kotak-kotak menyerupai kan strimin dan membuat motif yang berupa garis–garis bentuk geometris. Gambar kerja dibuat pada kertas kotak-kotak kemudian membuat garis-garis sesuai motif pada desain. Contoh desain dan gambar kerja sulaman taula Swedia :

(25)

Desain dan Gambar Kerja Sulaman Taula Swedia

A. Desain Sulaman Tapiseri

Kata tapestry berasal dari bahasa Yunani ‘Rams’ dan bahasa Latin ‘Tapestum’ yang mengandung arti sejenis sulaman yang memiliki banyak teknik yang berbeda. Tapestry, dahulu digunakan untuk membuat atau menghias perkakas atau perabot rumah tangga seperti gorden, karpet, dan hiasan dinding. Tapastry merupakan hiasan cetak dengan bentuk yang bergelombang serta dengan penggunaan warna yang bervariasi. Tapestry pada umumnya dikerjakan pada kain bagi yakni sejenis kain yang tenunannya dapat dihitung, berlubang dan bercorak kotak. Model tapestry yang sangat terkenal adalah bayeux Tapestry.

Tapestry pertama kali ditemukan pada sebuah kuburan di Mesir pada periode tahun 1400 SM dengan bentuk motif yang dibuat oleh Ovid dalam Metamorphoses (menurut cerita Kompetisi Minerva dan Arache). Sejumlah penemuan lain mengenai tapestry yaitu pada abad ke 2 s. d. 5 yang dibuat oleh seorang pengrajin dari suku Egypto-Roman yang karyanya sejalan dengan bentuk tapestry karya Ovid’s. Temuan lain mengenai tapestry ini dapat dilihat pada hermitage suatu museum di Moscow berupa lukisan dinding di Ben Hassan pada 1600 SM.

Pada awalnya sulaman ini dikenal untuk memberikan efek atau tekstur pada suatu kain. Sejalan dengan perkembangan teknologi dan sains, sulaman ini tidak hanya untuk mendapatkan tekstur, tetapi juga untuk memperoleh serta memperindah suatu benda.

(26)

Berbeda dengan kristik, pada sulaman tapestry di samping motifnya yang disulam, seluruh permukaan kain dasar disulam dengan warna yang dapat menjadi latar belakang dari motifnya. Jenis tusuk hias yang digunakan umumnya tusuk lurus biasa, tetapi bisa dibuat horizontal, vertikal dan diagonal serta kombinasi dari ketiganya. Pemilihan warna sangat penting, karena kombinasi warna yang tepat akan dapat menghidupkan motif yang akan ditampilkan. Bentuk motif tapestry pada umumnya diambil dari bentuk geometris, tetapi berkembang menjadi bentuk stilasi atau renggaan dari bentuk daun, bunga, dan hewan.

Bahan dan alat yang diperlukan untuk pembuatan sulaman tapestry yaitu : Keperluan mendasar untuk pekerjaan sulaman teknik tapestry adalah kanvas atau strimin, benang, dan jarum tapestry. Peralatan lain yang digunakan adalah gunting dan bidal atau penutup jari.

a. Kain

Kain yang biasa digunakan untuk sulaman tapestry adalah sejenis kain bagi, artinya serat kain tersebut dapat dihitung atau kain yang tenunannya jarang. Jenis kain tersebut adalah kain strimin. Khusus untuk sulaman tapestry strimin yang digunakan adalah strimin plastik baik yang berlubang kecil ataupun besar. Strimin plastik berlubang kecil tenunannya rapuh sehingga mudah putus, berbeda dengan strimin plastik berlubang besar karena di samping agak besar juga tebal sehingga kuat dan tidak mudah putus.

b. Benang Sulam

Benang sulam yang dapat digunakan untuk membuat sulaman tapestry tersedia dalam berbagai macam dan warna. Pemilihan jenis dan warna benang disesuaikan dengan jenis strimin yang akan dipakai serta desain motif hias tapestry yang akan dibuat atau juga dapat dikombinasikan dari berbagai jenis dan warna benang. Benang yang dapat dipergunakan untuk pembuatan sulaman tapestry bermacam-macam seperti benang wool, kinlon, katun, linen atau benang logam, tetapi yang paling bagus adalah benang wool dan benang kinlon. Jenis benang wool untuk tapestry adalah :

1) Crewel wool yaitu benang wool yang paling bagus untuk dipakai dalam pembuatan tapestry di atas kain kanvas atau strimin plastik berlubang besar.

(27)

Jenis benang ini dikenal dengan benang kinlon. Sulaman tapestri dengan menggunakan benang kinlon seperti untuk pembuatan karpet, keset atau tas. 2) Tapestry wool yaitu sejenis benang wool yang berukuran sedang, panjangnya

13,8 m untuk setiap gulungnya sedang. Jenis benang ini cocok dipakai untuk pembuatan tapestry pada strimin plastik berlubang kecil. Sulaman tapestry dengan menggunakan benang ini seperti untuk pembuatan hiasan dinding, pembungkus buku harian atau tas remaja

3) Rug wool yaitu sejenis benang wool yang berukuran kecil, agak halus dan setiap gulungnya, panjangnya 6 m. Sulaman tapestry dengan menggunakan benang ini hasilnya sangat halus, seperti untuk pembuatan hiasan dinding

Rug wool

Tapestry wool

Benang kinlon atau Crewel wool c. Jarum Tapestry

Jarum untuk sulaman tapestry adalah jarum yang bermata besar sehingga dapat memudahkan memasukkan benang, bentuknya pun agak besar dan ujung jarum dibuat tumpul agar pada saat digunakan, jarum tidak merusak kain. Jarum tapestry tersedia dalam berbagai ukuran yaitu jarum mulai no 13 sampai no 26. makin besar nomor jarum makin kecil ukuran jarum dan umumnya jarum yang paling baik dan yang sering digunakan adalah jarum no 13.

(28)

Macam-macam Tusuk Tapestry

Tusuk tapestry pada dasarnya terdiri atas 5 macam tusuk dasar (Basic Technique) yaitu tusuk silang (crossed stiches), tusuk lurus mendatar atau menurun (straight stiches), tusuk diagonal (diagonal stiches), tusuk ikal (looped stiches), dan tusuk bintang (star stiches).

a. Stik Silang (crossed stiches)

Stik silang dapat divariasikan menjadi stik beras atau dikombinasikan antara stik silang dengan stik lurus dan dikerjakan secara bertumpuk sehingga menghasilkan tekstur yang tebal.

b. Stik Lurus (Straight Stick)

(29)

c. Stik Dagonal (Diagonal Stick)

d. Stik Bintang (Star Stiches)

e. Stik Ikal (looped stiches)

(30)

Contoh benda yang dibuat dengan teknik tapestry :

Keset

Gambar

Gambar  desain  untuk  sulaman  kruistik  dikerjakan  dengan  cara,  memberi  warna  dasar  pada  gambar  desain,  kemudian  setiap  bagian  motif  hias  dapat  di  blok  dengan  warna  yang  diinginkan
Gambar Kerja  Sulaman Kruistik
Gambar  desain  untuk  sulaman  asisi  dikerjakan  dengan  cara  memberi  warna  dasar terlebih dahulu kemudian dibuat kotak-kotak menyerupai kain strimin

Referensi

Dokumen terkait