• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESTABILAN OBAT. Dr. Joshita.D, MS Program S2 Ilmu Kefarmasian Departemen Farmasi FMIPA Universitas Indonesia 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KESTABILAN OBAT. Dr. Joshita.D, MS Program S2 Ilmu Kefarmasian Departemen Farmasi FMIPA Universitas Indonesia 2008"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

KESTABILAN OBAT

Dr. Joshita.D, MS

Program S2 Ilmu Kefarmasian Departemen Farmasi FMIPA

Universitas Indonesia 2008

(2)

ACUAN YANG DIGUNAKAN

• FDA Guideline 1984, 1987

• Drug Stability, Carstensen JT, 3rd ed,2000

• Chemical Kinetics, Laidler KJ, 1980

• Chemical Stability of Pharmaceuticals,

Connors KA, Amidon GL, Stella VJ, 1986 • IFSCC Monograph number 2, The

Fundamentals of Stability testing, 1992 • Physical Pharmacy, Martin, 2006

(3)

Satuan Acara Perkuliahan

Pendahuluan, Pengertian Stabilitas Obat : expiration date - shelf-life, Potential Adverse Effects of Instability in

Pharmaceutical Products, The Gamut of Stability Concerns, Reasons for Stability Testing, Modes of Degradation, Stability Test

Stabilitas kimia:Kinetika Reaksi: Pengertian Laju Reaksi, Orde Reaksi, Molekularita, Orde 0 – 1 – 2, Reaksi

Kompleks,Cara Menentukan Orde Reaksi, Kondisi

penyimpanan : pengaruh suhu dan faktor lain terhadap laju reaksi, Penguraian dan penstabilan obat, Analisis kestabilan dipercepat

Stabilitas Fisika

(4)

PENDAHULUAN

STABILITAS ADALAH SIMBOL KUALITAS YANG PENTING UNTUK PRODUK

OBAT/KOSMETIK

Stabilitas Obat : Kemampuan suatu produk untuk mempertahankan sifat dan karakteristiknya agar sama dengan yang dimilikinya pada saat dibuat (identitas, kekuatan, kualitas, kemurnian) dalam batasan yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan

penggunaan (shelf-life)

Expiration date : waktu yang tertera pada kemasan yang menunjukkan batas waktu diperbolehkannya obat tersebut dikonsumsi karena diharapkan masih memenuhi spesifikasi yang ditetapkan

Shelf-life (waktu simpan): adalah periode penggunaan dan

penyimpanan yaitu waktu dimana suatu produk tetap

memenuhi spesifikasinya jika disimpan dalam wadahnya yang sesuai dengan kondisi penjualan di pasar

(5)

Jenis spesifikasi

• Spesifikasi ‘release’ adalah spesifikasi yang harus dipenuhi pada waktu pembuatan,

misalnya 95-105%.

• Spesifikasi periksa atau spesifikasi waktu simpan atau spesifikasi umur produk,

adalah spesifikasi yang harus dipenuhi

sepanjang waktu simpannya, misalnya 90-110%.

(6)

Spesifikasi ‘release’ dan spesifikasi

‘waktu simpan’

Waktu simpan minimum : Periode waktu yang dibutuhkan suatu produk yang berada pada batas spesifikasi ‘release’ saat pembuatan untuk mencapai batas spesifikasi periksa

100 105 95 100 110 90

(7)

Stabilitas didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk obat atau kosmetik untuk

bertahan dalam batas spesifikasi yang

ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan untuk menjamin identitas,

kekuatan, kualitas dan kemurnian produk tersebut

Sediaan obat/kosmetika yang stabil adalah suatu sediaan yang masih berada dalam batas yang dapat diterima selama periode

penyimpanan dan penggunaan, dimana sifat dan karakteristiknya sama dengan yang

(8)

Efek tidak diinginkan yang

potensial dari ketidakstabilan

produk farmasi

• hilangnya zat aktif,

• naiknya konsentrasi zat aktif, • BA berubah,

• hilangnya keseragaman kandungan, • menurunnya status mikrobiologis,

• hilangnya elegansi produk dan ‘patient acceptability’, • pembentukan hasil urai yang toksik,

• hilangnya kekedapan kemasan, • menurunnya kualitas label dan

(9)

RUANG LINGKUP DAN ALASAN

UJI STABILITAS

Ruang lingkup:

• Bahan baku obat dan eksipien

• R&D Formulasi • Bahan uji klinik

• Obat untuk dipasarkan • Reformulasi, perubahan

tempat pembuatan, mengatasi kesulitan, keluhan pasien

• Produk dlm distribusi

• Penyimpanan produk oleh pasien

• Stabilitas in vivo

Alasan uji stabilitas: 1. Kepentingan pasien 2. Reputasi produsen 3. Mengikuti peraturan

4. Membuat data base yang penting untuk formulasi produk lain

(10)

JENIS PENGURAIAN: 1. Kimia 2. Fisika 3. Biologi 4. Kombinasi • TherapeuticToxicological

• Drug product stability

ELEMEN PENTING

UNTUK PROGRAM UJI STABILITAS YANG

BERKUALITAS TINGGI DAN COST EFFECTIVE

1.Komitmen pada kualitas 2.Dasar teori Scientific

3.Pengetahuan ttg Peraturan dan Standar Farmakope

4.Komunikasi efektif R&D, Produksi, QC/QA, Bagian Keluhan dan Regulasi

5.Metode Analitik yang digunakan 6.Monitoring cermat untuk

anggaran stabilitas

7.Kemampuan managerial untuk mengkoordinasi dan

(11)

1. Periode kesesuaian : simbol kualitas untuk produk yang paling cepat rusak karena

bergantung pada waktu misalnya hilangnya potensi zat aktif

2. Shelf Life: 7 hari, 1 bulan, 1 tahun, 18 bulan, 2-3-5 tahun

3. Expiration Date: waktu yang tertera pada kemasan setiap batch yang menunjukkan masa berakhirnya produk tsb boleh dikonsumsi.

Singkat : May ’06

Panjang (5thn): Feb April June 2006 – January ‘11, August Nov.2006 – July ‘11

Strategi untuk meningkatkan shelf life:

1. Mengurangi kesalahan

Sampling dan Analisis : ketepatan waktu sampling, improve precision dan

reproducibility

2. Statistik

3. Proses:mengaliri ampul berisi larutan dengan N2

4. Formulasi:stability overages, mengurangi hidrolisis-kompleksasi dgn cyclodextrin,oksidasi-antioksidan,cemaran mikroba-pengawet LANJUTAN

(12)

KONDISI IKLIM DUNIA

Zona Iklim Tempat Suhu rata2 tahunan Kelembab an udara Kondisi Penyimpanan I. Temperate climate/Sedang Eropa Utara, Kanada, Inggris,Rusia

< atau = 15oC Tanpa batas 21oC/45%RH

II.Mediteranean dan subtropik Eropa Selatan, Jepang. Amerika Serikat 15-22oC Tanpa batas 25oC/60%RH III.Panas dan kering Sahara,Arab Saudi, Australia >22oC <60% 30oC/35%RH IV.Panas dan lembab Afrika Tengah, Indonesia, Filipina >22oC < atau = 60% 30oC/70%RH

(13)

UJI STABILITAS

• cGMP 1972

• FDA MARET 1984; REVISED FDA 1987 • FDA Guidance for Industry 1998

• ICH (International Conference on Harmonization)

Oktober 1993: US,EU,JAPAN • ICH QIA September 1994

• WHO 1996

• CPMP (The Committee for Propietary Medicinal

(14)

JENIS STABILITAS YANG

UMUM DIKENAL

• Stabilitas kimia • Stabilitas fisika • Stabilitas mikrobiologi • Stabilitas terapi • Stabilitas toksikologi

(15)

STABILITAS KIMIA

:

MEMPERTAHANKAN KEUTUHAN KIMIAWI DAN POTENSI ZAT AKTIF YANG TERTERA PADA ETIKET

DALAM BATASAN SPESIFIKASI

Laju Reaksi : dinyatakan dalam term pengurangan konsentrasi reaktan (- dc/dt) atau penambahan

konsentrasi produk (+dx/dt) per satuan waktu. Dimensinya : mol liter-1 detik –1

Orde Reaksi : jumlah atom atau molekul yang

terlibat dalam reaksi yang konsentrasinya menentukan laju reaksi. Molekularita : jumlah molekul yang

terlibat dalam reaksi elementer

• Orde 0-1-2 dan cara menentukan orde reaksi

Kondisi Penyimpanan : Pengaruh suhu dan faktor lain thd laju reaksi

• Penguraian dan penstabilan obat • Analisis kestabilan dipercepat

(16)

ZERO-ORDER REACTION:

loss in color of a product, suspension

• - dA/dt = k0

• Integrated between initial absorbance A0 at

t0 and At, the absorbance after t hours : Ao ∫At dA = - k 0 0∫t dtAt – A0 = - k0tAt = A0 – k0t At1/2 = ½ A0/k0 t

(17)

FIRST-ORDER REACTION

• 2 H2O2 = 2 H2O + O2

• - dC/dt = kC

• Integrating between C0 at t0 and C at time t, giving :

Co

C dC/C = - k 0

t dt • ln C - ln C0 = - k(t-0) ln C = lnC0 – kt log C = log C0 – kt/2.303 • k = 2.303/t log C0/CC = C0e-ktC = C0 10-kt/2.303

k = 2.303/t log a/a-x ; k = det-1; t

90 = 0,105/k

(18)

C0 ½ C0 Ct t1/2 -dC/dt Time C o n c e n t r a t i o n

(19)

Log C

t

(20)

SECOND-ORDER REACTION

• A + B produk a b

• -d[A]/dt = -d[B]/dt = k[A][B] • dx/dt = k(a-x)(b-x)

• Jika (A) = (B) maka dx/dt = k(a-x)2

o

x dx/(a-x)2 = k 0

t dt(1/a-x)-(1/a-0) = ktk = 1/at (x/a-x)k = l mol-1 det-1t1/2 = 1/a k

(21)

x/a(a-x)

t

k Jika [A] = [B]

(22)

Jika [A] tidak sama dengan [B]

• Integrasi persamaan laju menghasilkan :

2,303/a-b log b(a-x)/a(b-x) = k t

k = 2,303/t(a-b) log b(a-x)/a(b-x)

log b(a-x)/a(b-x)

t

(23)

CARA MENENTUKAN ORDE REAKSI

• Dengan mensubstitusikan konsentrasi zat yang diperoleh ke dalam persamaan orde reaksi, bila diperoleh harga k yang relatif konstan berarti reaksi berjalan pada orde tersebut

• Dengan membuat grafik hubungan antara konsentrasi yang diperoleh terhadap t. Jika sesuai dengan salah satu grafik, maka reaksi berjalan pada orde tersebut

- Grafik orde nol : c vs t

- Grafik orde-satu : log c vs t - Grafik orde-dua : 1/c vs t

(24)

Lanjutan

• Dengan cara waktu paruh • Secara umum : t1/2 = 1/Cn-1

• Dilakukan 2 percobaan dengan konsentrasi yang berbeda, maka

(t1/2)1 /(t1/2)2 = [C2 /C1] (n-1)

log (t1/2)1 /(t1/2)2 = (n-1) log C2 /C1 n = log (t1/2)1 /(t1/2)2 / log C2 /C1 + 1

(25)

KONDISI PENYIMPANAN

• Pengaruh suhu : persamaan Arrhenius • Pengaruh kelembaban

• Pengaruh cahaya • Teori Tabrakan

• Teori Keadaan Transisi • Pengaruh pelarut

• Pengaruh kekuatan ion

• Pengaruh tetapan dielektrik

• Pengaruh katalitis :katalitis asam-basa spesifik,katalitis asam-basa umum

(26)

PENGARUH SUHU :

PERSAMAAN ARRHENIUS

• k = A. e-ΔE/RT

• log k = log A – ΔE/2,303 . 1/RT

• k = tetapan laju reaksi • ΔE = energi aktifasi • R = tetapan gas

• T = temperatur

• Laju reaksi akan naik 2-3 kali untuk setiap

kenaikan suhu 10oC

• Dengan menentukan harga k pada berbagai suhu dan menggambarkan 1/T vs log k, diperoleh ΔE dari kemiringan garis dan A dari intersep

• Persamaan Arrhenius tidak berlaku bagi reaksi eksplosif, reaksi enzimatis, reaksi peragian

logk

1/T

(27)

PENGARUH KELEMBABAN :

HIDROLISIS OBAT DAN USAHA

PENCEGAHANNYA

Penguraian obat : hidrolisis, oksidasi, isomerisasi,

polimerisasi, dekarboksilasi, absorpsi CO2 dari udara dll

Hidrolisis: sediaan larutan dalam air • Ester:etilasetat; Amida: prokainamida

hidrolisis molekuler

• Air+ion garam asam/basa lemah hidrolisis

ionik

• Hidrolisis molekuler jauh lebih lambat dp

hidrolisis ionik dan irreversibel pemutusan

(28)

LANJUTAN

• Hidrolisis dikatalisis ion H+ atau ion OH-

katalisis asam basa spesifik: furosemid, prokain

• Hidrolisis dikatalisis spesies asam basa:

katalisis asam basa umum

• Usaha penstabilan:1)menekan harga tetapan laju penguraian dan 2)konsentrasi obat

(29)

PERLINDUNGAN TERHADAP

HIDROLISIS

• Menyesuaikan pH larutan/jenis dapar pada harga dimana tetapan laju reaksinya

terkecil

• Metode kompleksasi shg laju reaksi turun

• Menekan kelarutan obat shg konsentrasi

obat yang terpapar pada hidrolisis turun: suspensi/dispersi obat yang tidak larut

• Menghilangkan air:dry syrup

(30)

PENGARUH CAHAYA:

OKSIDASI OBAT DAN USAHA

PENSTABILANNYA

• Oksidasi: pelepasan suatu elektron dari

molekul/lepasnya hidrogen(dehidrogenasi) • Autooksidasi:minyak/lemak tak jenuh

• Radikal bebas reaksi berantai

• Oksidasi dalam fase gas:reaksi ledakan

• Reaksi oksidasi:laju reaksi bergantung pada konsentrasi molekul pengoksidasi tetapi tdk bergantung pada konsentrasi oksigen

(31)

PERLINDUNGAN TERHADAP

OKSIDASI

• Thd lemak/minyak:1)hidrogenasi hasil reaksi 2)ganti udara dalam wadah dgn gas inert

3)penambahan antioksidan

• Thd obat2 yang mudah teroksidasi spt vit C, epinefrin: 1)mengganti udara dengan gas inert 2)larutan pada pH sesuai 3)pelarut bebas logam 4)antioksidan 5)menghindari cahaya

(32)

TEORI TABRAKAN

• Temperatur mempengaruhi reaksi uni/bi molekular • Keadaan hipotetik : molekul bergerak pada arah dan

kecepatan sama, jika menyimpang maka akan menabrak molekul lain sehingga molekul berhenti bergerak pada arah yang berlawanan, terjadi tabrakan berantai, sehingga

akibatnya molekul bergerak acak

• Hanya sedikit fraksi molekul yang bergerak dengan kecepatan awal yang sama dari sistem yg teratur

• Untuk sejumlah tertentu molekul pd temperatur tertentu dan total energi tertentu distribusi kecepatan molekul bervariasi dari nol ke atas

• Energi kinetik sebanding dengan kecepatan molekul kuadrat, maka distribusi kecepatan molekul sebanding dengan

distribusi energi molekul dan fraksi molekul yang mempunyai energi kinetik dinyatakan dalam hukum distribusi Nerntz :

(33)

TEORI TABRAKAN TENTANG LAJU REAKSI : tabrakan antar molekul harus terjadi agar terjadi reaksi bagi molekul yang mempunyai energi tertentu. Jadi

laju reaksi sebanding dgn jumlah mol reaktan yang mempunyai energi yg cukup utk berreaksi :

Laju = P Z Ni

Z = jumlah tabrakan per detik per cm3 P = faktor probability sterik untuk

tabrakan yang menghasilkan reaksi

Substitusi : Rate = (PZ e-Ei/RT ) Nt

Rate = k [konsentrasi]

k = (PZ e-Ei/RT) Persamaan Arrhenius :k = A e-Ei/RT

(34)

(A)(B) * -B) -(A

Prinsip : Terjadinya kesetimbangan antara molekul-molekul reaktan normal dan kompleks teraktivasinya.

Penguraian dari kompleks teraktivasinya akan menghasilkan suatu produk.

A + B  (A----B)*  P Molekul reaktan Kompleks teraktivasi Produk normal

Laju pembentukan produk :

Laju = v(A----B)* (1)

v merupakan frekuensi perubahan kompleks teraktivasi menjadi produk

Kesetimbangan antara reaktan dan komples teraktivasi : K* =

(35)

Sehingga :

(A----B)* = K*(A)(B) (2)

dari persamaan (1) dan (2) diperoleh :

Laju = (vK*)(A)(B) (3)

Karena reaksi berjalan dengan orde dua maka :

Laju = k(A)(B) (4)

Berdasarkan persamaan (3) dan (4) maka didapat :

(36)

Hukum Termodinamika ∆Go = -RT ln K atau K = e -∆Go/RT (6) dan ∆Go = ∆Ho - T ∆So (7)

Dimana : ∆Go adalah energi bebas standar

∆Ho adalah entalpi standar

∆So adalah entropi standar

dengan mengganti K dengan K* dan melakukan substitusi terhadap

persamaan (5), diperoleh :

k = ve -∆G*/RT (8)

kemudian berdasarkan hasil substitusi dengan persamaan (7) diperoleh :

(37)

Berdasarkan Hukum Arrhenius A = ve ∆S*/R (9)

Dan energi aktivasi Arrhenius dihubungkan dengan entalpi aktivasi keadaan transisi :

Ea = ∆H* = ∆E* + P ∆V*

Dimana umumnya ∆V* = 0; sehingga Ea = ∆E*

Pada dasarnya, teori keadaan transisi memberi pengaruh temperatur

terhadap laju reaksi dengan persamaan umum :

(38)

Menurut Eyring : besaran v dapat dianggap memberikan pendekatan yang baik sebagai faktor umum untuk reaksi, hanya bergantung pada temperatur dan dapat ditulis :

v =

Nh RT

dimana R adalah konstanta molar gas, T adalah temperatur, N adalah bilangan Avogadro, dan h adalah konstanta Planck. Sehingga faktor mempunyai

harga sekitar 1012 -1013 detik-1. Pada reaksi gas unimolekuler dimana ∆S* = 0

maka e ∆S*/R = 1. Sehingga : (11) Nh RT Nh RT e ∆S*/R e -∆E*/RT k = 1013 e-∆Ea/RT k = R = 8,314x10 7erg/mol.der R = 1,987 cal/mol.der N = 6,023x1023 molekul/mol h = 6,62x10-27erg.detik/molekul

(39)

k = 1013 e-∆Ea/RT

Jika laju menyimpang dari harga ini, dapatlah dianggap sebagai akibat faktor e ∆S*/R

Jika ∆S* positif maka laju reaksi akan lebih besar dari biasanya Jika ∆S* negatif maka laju reaksi akan lebih lambat dari biasanya

Hubungan teori tabrakan dengan keadaan transisi :

[persamaan (9) dan (11) dan A = PZ

PZ = Nh

RT

e ∆S*/R

Z = jumlah tabrakan, diidentifikasikan dengan RT/Nh, maka

(40)

PENGARUH PELARUT

 Reaksi nonelektrolit berhubungan dengan:

1. Tekanan dalam relatif

2. parameter kelarutan dari pelarut dan zat pelarut Larutan biasanya bersifat non-ideal jadi harus

dikoreksi dengan

 memasukkan koefisien aktivita

 Reaksi bimolekular : A + B (A…B)* Produk

 Konstanta kesetimbangan termodinamik ditulis dalam bentuk

aktifita sebagai: K* = a* = C* γ* aAaB CACB γAγB

dimana, a* = aktivita jenis dalam keadaan transisi

(41)

Laju = RT C* = RT K* C ACB γAγB Nh Nh γ* dan k = Laju = RT K* γAγB CACB Nh γ*

(42)

atau

k = k0 γAγB γ*

dimana, k0 adalah konstanta laju dalam suatu larutan encer tidak terhingga, yaitu yang bersifat ideal.

Koefisien aktifita (γ) dapat menghubungkan sifat dari zat

terlarut dalam larutan dengan mempertimbangkan zat terlarut dalam larutan encer tidak terhingga.

(43)

γ2 koefisien aktivita suatu zat terlarut nonelektrolit polar yang tidak terlalu polar dalam suatu larutan encer

log γ2 = V2 ( δ1 – δ2 )2 2,303RT

dimana, V2 = volume molar zat terlarut

δ1 dan δ2 = parameter kelarutan untuk pelarut dan zat terlarut

(44)

log k = log k0 + VA 1δA)2 2,303RT + VB 1δB)2 2,303RT - V* 1 – δ*)2 2,303RT

dimana, VA, VB dan V*dan δ

A, δB dan δ*volume molar dari parameter

kelarutan reaktan A, B dan kompeks teraktivasi (A…B)* Besaran δ1 adalah parameter kelarutan pelarut

Jadi, laju tergantung dari volume molar dan parameter kelarutan dari pelarut

(45)

Log k = log k0 + V (ΔδA + ΔδB - Δδ*)

2,303RT

1. Jika tekanan dalam atau polaritas produk sama dengan pelarutnya, maka Δδ* 0

2. Jika tekanan dalam reaktan tidak sama dengan pelarutnya, maka ΔδA dan ΔδB > 0, sehingga laju reaksi akan besar dalam pelarut dibandingkan laju dalam larutan ideal.

Jika sebaliknya:

Polaritas reaktan sama dengan pelarut, sehingga ΔδA dan ΔδB 0, sedangkan produk tidak sama dengan pelarut, yaitu Δδ* > 0, maka

(ΔδA + ΔδB - Δδ*) akan mempunyai harga negatif yang cukup besar

(46)

Kesimpulan:

1. Pelarut polar, yaitu yang mempunyai tekanan dalam yang tinggi, cenderung menghasilkan

reaksi yang dipercepat membentuk produk yang mempunyai tekanan dalam yag lebih tinggi

daripada reaktan.

2. Jika sebaliknya produk kurang polar daripada reaktan, produk akan dipercepat oleh pelarut dengan polaritas rendah atau tekanan dalam rendah, dan diperlambat oleh pelarut yang tekanan dalamnya tinggi.

(47)

PENGARUH KEKUATAN ION

Reaksi antar ion :

AZA + BZB (A….B)*(ZA+ZB)  produk

 

Persamaan Debye-Huckel : log γi = - 0,51 zi2 ˙√µ

 

Ket : A dan B = reaktan

Z = muatan

γi = koefisien aktivita ( 0,01 M, 25°C )

µ          µ     = kekuatan ion

   

(48)

maka dapat ditulis : log γA + γB - γAB* = - 0,51 zA2 √µ - 0,51 z B2 √µ + 0,51 (zA + zB)2 √µ   = - 0,51 √µ {zA2 + zB2 – (zA+ zB)2}  = 0,51 . 2 zAzB √µ   = 1,02 zAzB√µ   substitusi ke persamaan :

log k = log k0 + log γA + γB - γAB* maka ; log k = log k0 + 1,02 zAzB√µ  

(49)

pengecualian :

1. jika salah satu reaktan netral (dalam larutan

encer), maka zAzB = 0

log k = log k0

1. jika molekul yang bereaksi tidak bermuatan

(pelarut dengan µ tertentu), maka

log k = log k0 + bµ

ket ; b = tetapan yang diperoleh dari percobaan            

(50)

PENGARUH TETAPAN DIELEKTRIK

• Efek konstanta dielektrik terhadap konstanta laju reaksi ionic yang

diektrapolasikan sampai pengenceran tidak terbatas, yang pengaruh kekuatan ionnya

adalah nol, sering menjadi informasi yang diperlukan dalam pengembangan obat baru. Salah satu persamaan yang menentukan

(51)

PENGARUH TETAPAN DIELEKTRIK

• Ln k = ln kє = ~ - NZ AZ B e 2 1

RTr‡ є • Dimana :

• kє = konstanta laju reaksi dalam medium dengan konstanta dielektrik tidak terbatas

• N = bilangan avogadro

• ZAZB = muatan kedua ion

• e = satuan muatan listrik

(52)

LANJUTAN

• Untuk reaksi antarion dengan muatan

berlawanan , kenaikan konstanta dielektrik dari pelarut mengakibatkan penurunan

konstanta laju reaksi. Sedangkan untuk ion-ion dengan muatan yang sama terjadi

sebaliknya , kenaikan konstanta dielektrik mengakibatkan kenaikan laju reaksi

(53)

PENGARUH KATALISIS

TERHADAP TETAPAN LAJU

• Laju reaksi sering dipengaruhi oleh adanya katalis

Contoh : Hidrolisis sukrosa dalam air

• Suhu kamar  lama (bisa beberapa bulan)

• Namun jika hidrolisis dilakukan dalam

suasana asam (penaikkan konsentrasi ion

hidrogen), reaksi akan berlangsung lebih cepat

• - Katalis : suatu zat yang dapat mempengaruhi

kecepatan reaksi tanpa ikut berubah secara kimia pada akhir reaksi

(54)

Mekanisme Kerja Katalis

Katalis bergabung dengan substrat dan membentuk suatu zat antara – [senyawa kompleks] →Katalis + produk

Jadi katalis menurunkan energi aktifasi dengan mengubah mekanisme proses dan kecepatannya bertambah

Katalis juga dapat bekerja dg menghasilkan radikal bebas spt CH3●,

yang akan mengadakan reaksi rantai yang cepat

Reaksi Rantai : proses serangkaian reaksi yang melibatkan atom bebas atau radikal sebagai zat antara

Tahapan reaksi rantai :- tahap pendahuluan, berakhir dengan - pemutusan rantai atau tahap terminasi

(55)

Katalis homogen : katalis dan pereaksi bekerja

pada satu fase yang sama (gas atau cair, katalis asam basa : fase cair - homogen)

Katalis heterogen : katalis dan pereaksi

membentuk fase terpisah dalam campuran

Katalis serbuk padat/ Katalis lapisan pada

dinding wadah : platinaprosesnya disebut katalisis kontak: pereaksi teradsorpsi pada

peermukaan kasar katalis yang dikenal sbg pusat aktif – adsorpsi ini berakibat melemahnya ikatan molekul, menurunkan energi aktifasi. Molekul

teraktifasi kemudian dapat berreaksi dan hasil reaksi melepaskan diri dari permukaan katalis

(56)

Katalis Asam Basa Spesifik

• Contoh : hidrolisis esrer dan inversi gula • Ostwald&Arrhenius : kemampuan

mengkatalisis dari katalis asam adalah

karena kekuatan asam tsb atau konsentrasi hidrogennya

(57)

OH-Hidrolisis Ester

• Dilakukan pada larutan asam yang cukup kuat : ion hidrogen adalah katalis efektif, ion hidroksil tidak memperlihatkan aktifitas bermakna

• Laju reaksi ; v = kH+ [H+] [S]

• kH+ : tetapan laju reaksi yang dikatalisis ion hidrogen.

• Orde keseluruhan reaksi terhadap konsentrasi = 2, tetapi terhadap waktu = 1, karena konsentrasi ion hidrogen tetap.

• Laju reaksi orde satu : v = kobs [S] • kobs = kH+ [H+]

(58)

• Utk reaksi yang dikatalisis ion hidroksil : kobs = k OH-[OH-]

• Jika reaksi dikatalisis ion ion hidrogen dan ion hidroksil serempak dan reaksi berlangsung spontan tanpa katalis,

laju reaksi adalah : v = ko [S] + kH+ [H+] [S] + k

OH-[OH-][S] • k = v / [S]

• Maka k (tetapan laju orde 1) :

k = ko + kH+ [H+] + kOH- [OH-]

• ko = tetapan laju reaksi spontan tanpa katalis

• kH+ dan kOH- tetapan laju teaksi yang masing2 dikatalis

oleh H+ dan OH-• kW =[H+][OH-]

• k = ko + kH+ [H+] + kOH- Kw/[H+]

(59)

• Reaksi hanya dikatalisis oleh asam (ion hidrogen) : kobs = k H+ [H+]

• log kobs = log [H+] + log k H+

• log kobs = -(-log [H+]) + log k H+ • log kobs = - pH + log k H+

y x intersep

• Sehingga kurva log kobs terhadap pH larutan memberikan garis lurus dengan kemiringan -1

(60)

• Lihat garis a pada kurva Skrabal. Kurva yang paling umum adalah a yang memperlihatkan daerah kurva yang dikatalisis ion hidrogen (seb kiri) dan ion hidroksil (seb kanan) dan

dipisahkan oleh daerah mendatar, dimana jumlah katalis tidak nermakna dibandingkan dengan reaksi spontan

• Untuk reaksi dengan KATALISIS ION HIDROKSIL

SPESIFIK pada kurva sebelah kanan, kemiringannya

adalah +1 dan kecepatan pada daerah tengah adalah ko[S], sehingga ko yaitu tetapan laju reaksi spontan tanpa katalis dapat ditentukan langsung dari laju pada daerah ini

(biasanya lambat)

• Pada pH tertentu log kobs akan mempunyai harga paling kecil dan pada pH ini kestabilan obat adalah yang paling baik

(61)

• Jika ko cukup kecil dibanding kH+ atau kOH-, maka bagian datar dari kurva tidak ada, kedua garis akan berpotongan dengan tajam (b).

• Jiksa reaksi berjalan spontan, diperoleh

kurva c, sedang bila tidak spontan diperoleh kurva d

• Jika kOH- sangat kecil diperoleh kurva e dan f

(62)

Skrabal

• Menggambarkan log k terhadap pH larutan

a

c b

d e

(63)

Katalisis Asam Basa Umum

• Larutan dapar digunakan untuk

mempertahankan larutan pada pH tertentu • Reaksi katalisis terjadi karena salah satu

komponen dapar yang dapat mempengaruhi laju reaksi, reaksi ini disebut KATALISIS ASAM BASA UMUM yang bergantung pada komponen katalitik asam atau basa

(64)

• Profil laju-pH reaksi yang dipengaruhi

katalisis asam basa umum memperlihatkan penyimpangan dari profil katalisis asam

basa spesifik.

• Contoh hidrolisis streptozosin, laju reaksi dalam dapar fosfat > Laju reaksi dalam katalisis basa spesifik, karena adanya katalisis oleh anion fosfat. Kemirimgan garis profil laju-pH ≠+1.

(65)

• Kekuatan ion atau perbedaan pKa substrat dapat juga memperlihatkan penyimpangan profil laju-pH.

• Pembuktian katalisis Asam Basa Umum dibuktikan dengan : Menentukan laju

degradasi obat dalam suatu rangkaian dapar dengan pH sama (perbandingan asam

dengan basa tetap), yang dibuat dengan konsentrasi komponen dapar yang menaik

(66)

• Tetapan Laju Orde Satu Keseluruhan : k = ko + ki ci

• ko = tetapan laju spesifik dalam air ci = konsentrasi katalitik I

ki = koefisien katalitik

• Dalam reaksi yang hanya terjadi katalisis asam basa spesifik saja, persamaaan

menjadi :

(67)

CONTOH SOAL

• Suatu sampel glukosa terurai pada 140 oC

dalam larutan yang mengandung 0,030 M HCl. Konstanta laju reaksi k = 0,0080 jam-1

Jika konstanta laju reaksi spontan

ko=0,0010, hitung koefisien katalitik kH . Katalisis yang disebabkan ion hidroksil dalam larutan asam ini dapat diabaikan. • K = ko + kH[H+] + k

(68)

ANALISIS KESTABILAN

YANG DIPERCEPAT

• Nilai tetapan laju dinaikkan dengan menaikan suhu, plot c vs waktu

• Plot log k vs 1/T, ekstrapolasi garis pada suhu ruang

• Harga k25o digunakan untuk memperoleh kestabilan obat pada suhu penyimpanan biasa

(69)

PENGURAIAN OBAT PADA

SUHU YANG DINAIKKAN

40O 50O 60O 70O KONSENTRASI WAKTU

(70)

KURVA ARRHENIUS UNTUK MEMPERKIRAKAN KESTABILAN OBAT PADA SUHU KAMAR

LOG K 1/T X 106 2900 3100 3300 70oC 60oC 50oC 40oC 30oC 25oC 20oC 3500

(71)

Soal 1

• Obat aspirin dalam sediaan cair mengandung 325 mg/5 ml atau 6.5 g100 ml

• KELARUTAN ASPIRIN PD 25OC adalah 0.33 g/100 ml dimana pH =

6

• Laju reaksi dlm larutan mengikuti orde 1, dimana k = 4.5 x 10 –6 detik -1

• Hitung k orde 0, hitung pula t90 • ko = k [aspirin dlm lar]

• ko = 1.485 x 10 –6 g/100 ml.detik-1

• [A] = [Ao] – kot

• 0.9[Ao] = [Ao] – kot90 • kot90 = 0,1[Ao]

(72)

Soal 2

• k1 orde 1= 2x10-7 det-1, ampisilin pada 35oC

dan pH 5,8. Solubility ampisilin 1,1 g /100 ml.

• Dibuat suspensi mengandung 125 mg ampisilin/5 ml, atau 2,5 g/100 ml.

a)k0=k1[ampisilin]

b)Waktu t90 (shelf life) suspensi pada 35oC

(73)

Soal 3

• Penguraian katalitis orde 1 dari H2O2 dpt diikuti dengan mengukur volume oksigen yang dibebaskan. Jumlah H2O2 yang masih ada setelah 65 menit adalah 9,60 ml .

Jumlah awal 57,90 ml. a) Hitung k b)

Berapa H2O2 yang tinggal setelah 25 menit • k = 2,303/t. log a / a-x

(74)

Soal 4

• Larutan obat mengandung 500 unit ketika dibuat. Setelah 40 hari, dilakukan analisis kadar ternyata konsentrasinya tinggal 300 unit. Bila reaksi penguraian berjalan pada orde 1, berapa lama obat akan terurai

sampai konsentrasi tinggal setengah dari konsentrasi awal ?

(75)

Soal 5

• Penyabunan etil asetat pada 25oC

• Etilasetat + NaOH → Naasetat + alkohol

• Konsentrasi awal dari etil asetat dan NaOH sama2 0,01000 M. Perubahan konsentrasi alkali (x) setelah 20 menit adalah 0,000566 mol/liter. Hitung a) konstanta laju reaksi b) waktu paruh reaksi

• k = 1/at . [x/a-x] • t1/2 = 1/ak

(76)

Soal 6

AB mengikuti orde 1. Uji kestabilan dipercepat pada

50oC, 60oC dan 70oC, hitung t90, t1/2, ∆E, A

Waktu (jam) Konsentrasi pd 50oC Konsentr. Pd 60oC Konsent. Pd 70oC 0 0,5 M -0,3010 0,5M 0,5M 10 0,49 -0,3098 0,48 0,45 30 0,47 -0,3279 0,46 0,43 60 0,43 -0,3665 0,42 0,38 90 0,40 -0,3979 0,37 0,30 120 0,35 -0,4559 0,32 0,25

(77)

STABILITAS FISIKA

MEMPERTAHANKAN SIFAT FISIKA

AWAL DARI SUATU SEDIAAN : PENAMPILAN, KESESUAIAN,

KESERAGAMAN, DISOLUSI, DISINTEGRASI, KEKERASAN, KEMAMPUAN DISUSPENSIKAN

(78)

STABILITAS

MIKROBIOLOGI

• STERILITAS ATAU RESISTENSI TERHADAP PERTUMBUHAN

MIKROBA DIPERTAHANKAN SESUAI DENGAN PERSYARATAN YANG

DINYATAKAN (JUMLAH KOLONI DSB)

• Zat antimikroba yang ada harus dapat

mempertahankan efektifitas sediaan dalam batas yang ditetapkan

(79)

STABILITAS TERAPI

• EFEK TERAPI TIDAK BERUBAH

SELAMA WAKTU SIMPAN (SHELF

(80)

STABILITAS

TOKSIKOLOGI

• TIDAK TERJADI PENINGKATAN TOKSISITAS YANG BERMAKNA SELAMA WAKTU SIMPAN

• MISALNYA TIDAK TERBENTUK SENYAWA EPI DAN ANHIDRO DALAM SUSPENSI TETRASIKLIN

(81)

KESTABILAN DALAM

WUJUD PADAT

1. MODEL PENGURAIAN : s – s + s , s -- s + l, s – l + l, s – s + g, s – l + g, s – g + g

2. Solid – solid dengan reaksi gas: penguraian PAS

3. Solid – likuid dengan reaksi gas:

penguraian asam metilaminobenzoat 4. INTERAKSI

5. TEKNIK MENCEGAH INKOMTABILITAS

(82)

Solid solid + gas

X

T(jam)

[dN/dT]o = a [N + No]]; [dN/dT]o = (a+b) N; a dan b fungsi t p-Aminosalisilat

(83)

Solid likuid + gas

• Lapisan dekomposisi likuid, jenuh dalam intact drug

Intact solid

(84)

INTERAKSI

• Lembab, air obat

• Asam tartrat + sodium bikarbonat R2(COOH)2 + 2NaHCO3 R2(COO-)

2+2Na+

+2H2O + 2CO2

• Aspirin + Magnesium stearat • Aspirin + phenylephrine

(85)

INKOMTABILITAS dan

USAHA PENCEGAHANNYA

Interaksi partikel dalam tablet bergantung pada

ukuran partikel, makin halus serbuk semakin luas permukaan berarti semakin banyak kontak antar partikel

Teknik ‘pocketing’ atau dobel granulasi :

1. Cyanocobalamin, iron, ascorbic acid 2. Vitamin A

3. Calcium pantothenat 4. Tocopherol

(86)

KESTABILAN SEDIAAN

PADAT:

pengaruh lembab

1. Keberadaan lembab dapat terikat atau tidak

terikat. Lembab yang tidak terikat : terjadi pada

penguraian yang membutuhkan lembab,

sedangkan Lembab yang terikat : tidak seperti

itu

Keberadaan lembab digambarkan sbb : • Lembab melibatkan suatu reaksi :

A + H2O ---- penguraian [kelembaban tinggi] • Lembab membentuk lapisan lembab

teradsorbsi atau fase seperti karet dimana

penguraian dapat terjadi dalam keadaan terlarut [kelembaban terbatas]

(87)

lanjutan

2. Kesetimbangan kandungan lembab

Suatu padatan yang mengandung lembab ditempatkan dalam sebuah wadah vakum, lembab akan menguap sampai terjadi

kesetimbangan.Ada hubungan antara

kandungan lembab, x, dengan tekanan uap air PH2O dalam fungsi sbb :

PH2O = f(x)

Disebut Kurva Kesetimbangan Lembab

(88)

MEC

• SMOOTH

• STEPWISE MOISTURE EQUILIBRIUM CURVE

(89)

3.PERTUKARAN LEMBAB ANTAR

KOMPONEN SEDIAAN

(90)

4. PENGURAIAN DENGAN

LEMBAB YANG TIDAK HABIS

(91)

5. EKSIPIEN KHUSUS

• Corn starch, gelatin, avicel, lactose hydrate • Calcium phosphates : DCPD, anhydrous

dibasic Calcium Phosphate,

Hydroxyapatite, Dicalcium Phosphate anhydrate

(92)

UJI STABILITAS SEDIAAN

FARMASI/KOSMETIK:

KIMIA DAN FISIKA

• UJI STABILITAS SEDIAAN PADAT: SERBUK, TABLET, KAPSUL, MIKRO-KAPSUL

• UJI STABILITAS SISTEM DISPERSI: SUSPENSI, EMULSI, SISTEM MISEL, LIPOSOME

• UJI STABILITAS SEDIAAN LARUTAN :

(93)

UJI STABILITAS

Umumnya uji stabilitas dilakukan secara kimia

Walaupun secara kimia suatu produk dapat stabil

selama 3 tahun sebelum expired, tetapi perubahan fisik dapat saja terjadi

Ketidakstabilan Secara Fisika

Sediaan padat: Penurunan BA yang disebabkan penurunan dissolusi tidak memenuhi syarat minimum utk terapi

Larutan: timbul endapan. Mungkin kandungan

kimianya tetap tetapi utk larutan parenteral jelas tidak dapat diterima, demikian juga untuk larutan oral

Suspensi:caking dosis dalam 1 sendok teh akan berubah

Cream/emulsi pecah: sifat emolient tidak akan sama dengan produk seharusnya

(94)

UJI STABILITAS FISIKA SEDIAAN PADAT:

SERBUK

• Serbuk yang siap untuk direkonstitusi menjadi suspensi atau larutan:suspensi kloramfenikol/ kemicetin sirup, larutan metamucil, larutan achromycin im, serbuk analgesik-antipiretik, nutrisari, tang dll

• Sifat fisik yang diamati:penampilan, sifat

organoleptik dan kemudahan untuk direkonstitusi • Alasan umum terjadinya perubahan disolusi sbg

fungsi waktu penyimpanan : kohesi, pertumbuhan kristal, penyerapan lembab lumping serbuk

(95)

UJI STABILITAS FISIKA SEDIAAN

PADAT : TABLET

• Kekerasan tablet

• Pelembekan

• Disintegration

• Porosity

• Disolusi

(96)

UJI STABILITAS FISIKA SEDIAAN SUSTAINED RELEASE

Prinsipnya adalah menetapkan profil disolusi dengan berubahnya waktu

• Granul/butiran bersalut • Tablet erosi

• Matriks tidak larut • Pompa osmotik

(97)

UJI STABILITAS FISIKA

SEDIAAN TABLET SALUT

• Tablet salut film • Tablet salut gula • Tablet salut enteric

(98)

UJI STABILITAS FISIKA

SEDIAAN KAPSUL

• Kapsul keras • Kapsul lunak • Mikrokapsul

(99)

UJI STABILITAS FISIKA

SEDIAAN SUSPENSI

• Suspensi yang diharapkan adalah yang tidak

mengendap, tetapi sesuai dengan namanya, suspensi biasanya selalu mengendap

• Parameternya : laju sedimentasi (Stokes) dan volume sedimentasi

• Test : subjektif (setelah penyimpanan 3 bulan sukar diresuspensi/caking) dan kuantitatif (memutar botol pada kondisi keterulangan mis x putaran, kemudian supernatannya diambil dan ditetapkan kadarnya.

Lakukan putaran 2x, 4x sampai 8x putaran). • Y = Y∞[1-exp(-kt)]; ln [1-y/y∞] = -kt

• Y∞ = asymptot = dosis jika terjadi caking

• k dapat diperoleh dari ln nya dan Y∞ diperoleh dari data treatment utk harga ekstrapolasi

(100)

lanjutan

• Uji dipercepat : suspensi ditempatkan dalam shaker pada 37oC – partikel bergerak cepat–

partikel halus nyelip di antara partikel besar – closed packing

• Freeze-thaw test : 24 jam pada 25oC dan 24

jam pada -5oC – pertumbuhan kristal

• Volume sedimentasi: Stokes • V = n d3

• Q = ρ.n.πd3/6; n = Q 6/ πd3 ρ

(101)

lanjutan

• Zeta potensial

• Laju sedimentasi

• Kestabilan dengan pengawet

• Uji kestabilan dgn suhu dinaikkan – tidak berlaku bagi suspensi karena kelarutan zat padat adalah fungsi suhu

• Suspensi semi solid : konsistensi, viskositas, polimorfi (x-ray, metode termal – trans

esterifikasi)

(102)

UJI STABILITAS FISIKA

SEDIAAN EMULSI

• Lihat Cosmetic Stability • Lihat transparansi

(103)

UJI STABILITAS FISIKA SEDIAAN

LARUTAN : Oral dan Parenteral

ORAL

• Penampilan: faktor utama, untuk larutan oral:organoleptik juga penting

• Uji organoleptik : subjektif. Seorang tester akan menilai produk dan memberi skor, baik secara numerik maupun deskriptif

• Uji penampilan: ada statement subjektif walaupun ada parameter instrument kuantitatif yang dicatat mis colorimetry

(104)

Uji Organoleptik

• Uji panel: rasa, bau, flavor – seorang tester:ada kelemahan mis. Sakit, cuti, berhenti bekerja. Mengatasinya, ganti

dengan orang lain, tapi hasilnya bias antara kedua tester

• Kedalaman kapasitas organoleptik harus diujikan. Satu serial pengenceran sediaan yang berasa pahit – level sensitivity bisa ditegakkan. Gunakan kontrol

(105)

Subjective Appearance Testing

. • Biasanya untuk larutan injeksi, mungkin

ada perubahan warna. Gunakan standar warna, RCS – Roche Color Standard

Buat seri pengenceran RCS 1, RCS 2, RCS 3 dst

(106)

LARUTAN PARENTERAL

• Swirly Precipitates • Whiskers

(107)

UJI STABILITAS FISIKA

SEDIAAN AEROSOL

Uji Kestabilan : • Leak testing

• Karakteristik semprotan • Analisis ukuran partikel • Uji kelembaban

• Uji tekanan • Batas mikroba

• Laju penyampaian

• Uji katup dan evaluasi • Semprotan

Referensi

Dokumen terkait