• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS STRATEGI BERSAING UNTUK MERAIH KEUNGGULAN KOMPETITIF DALAM LINGKUNGAN HIPERKOMPETISI Studi Kasus Pada CV Anandam Computer Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS STRATEGI BERSAING UNTUK MERAIH KEUNGGULAN KOMPETITIF DALAM LINGKUNGAN HIPERKOMPETISI Studi Kasus Pada CV Anandam Computer Yogyakarta"

Copied!
0
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STRATEGI BERSAING

UNTUK MERAIH KEUNGGULAN KOMPETITIF DALAM

LINGKUNGAN HIPERKOMPETISI

Studi Kasus Pada CV Anandam Computer

Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Stephanus Arbi Setyastoro NIM : 032214120

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

Studi Kasus Pada CV Anandam Computer

Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Stephanus Arbi Setyastoro NIM : 032214120

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

“ Non Scholae Sed Vitae Discimus”

(Hidup bukan untuk belajar tetapi belajar untuk hidup

)

“Oh God, I Have a Big Problem

Hi Problem, I Have a Big God”

Dengan penuh cinta karyaku ini kupersembahkan bagi mereka

yang selalu mendukung dan menyayangiku :

Junjunganku, Tuhanku Yesus Kristus

Perantara Rahmat, Bunda Maria

Bapak dan Mama Tercinta

Eyangku Tercinta

Adikku, Brian

(6)
(7)

vi

ABSTRAK

ANALISIS STRATEGI BERSAING

UNTUK MERAIH KEUNGGULAN KOMPETITIF DALAM LINGKUNGAN HIPERKOMPETISI

Studi kasus pada CV Anandam Computer Yogyakarta

Stephanus Arbi Setyastoro Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui : (1) Macam strategi bersaing generik yang dijalankan oleh CV Anandam Computer pada tahun 2006 – 2007 untuk meraih keunggulan kompetitif dalam lingkungan hiperkompetisi, (2) Efektivitas bersaing generik yang dijalankan oleh CV Anandam Computer pada tahun 2006 – 2007 untuk meraih keunggulan kompetitif dalam lingkungan hiperkompetisi, (3) Strategi bersaing generik yang paling sesuai bagi CV Anandam Computer di tahun berikutnya (2008) untuk meraih keunggulan kompetitif dalam lingkungan hiperkompetisi.

Teknik pengumpulan data menggunakan : (1) wawancara, (2) kuesioner, (3) dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan : (1) Matriks Identifikasi Strategi, (2) Analisis Rasio Keuangan Perusahaan, (3) Analisis Kriteria Peningkatan Daya Saing, (4) Analisis Penilaian Prasyarat Strategi Untuk Tahun 2008.

(8)

vii

ENVIRONMENT

A Case Study at CV Anandam Computer Yogyakarta

Stephanus Arbi Setyastoro Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

The aims of this research were : (1) To identify the generic competitive strategy implemented by CV Anandam Computer from 2006 to 2007, (2) To assess the effectiveness of the generic competitive strategy, (3) To identify the most appropriate generic competitive strategy for CV Anandam Computer for 2008.

The data collection techniques were : (1) Interview, (2) Questionnaire, (3) Documentation. Then, the data was analyzed using : (1) Strategy of Matrix Identification, (2) Financial Ratio Analysis, (3) Analysis on Competitiveness Increase Ctriteria, (4) Analysis on Strategic Prerequisite Evaluation for the year of 2008.

(9)
(10)

viii

atas rahmat dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

ANALISIS STRATEGI BERSAING UNTUK MERAIH KEUNGGULAN

KOMPETITIF DALAM LINGKUNGAN HIPERKOMPETISI” Studi kasus

pada CV Anandam Computer Yogyakarta. Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan, masukan, nasehat dan petunjuk dari permulaan sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Maka dengan segenap dan kerendahan hati, perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Tuhan Yesus Kristus, melalui Hati Kudusnya selalu memberikan berkat dan

rahmat kepada saya, tanpa Dia saya tidak bisa melalui dan menghadapi banyak hal dalam hidup saya baik suka maupun duka.

2. Bunda Maria, perantara rahmat yang selalu setia mendampingi dan mendoakanku, kerendahan hatinya telah menjadi inspirasi dalam hidupku. 3. Bapak Drs.Y.P. Supardiyono, M.Si.,Akt. .Dekan Fakultas Ekonomi Sanata

Dharma.

(11)

ix

kesabaran dalam penyusunan skripsi ini, sehingga saya bisa banyak belajar untuk tidak menyerah.

5. Bapak Drs. V. Supriyanto, S.U., selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan masukan dan bimbingan agar skripsi ini menjadi lebih baik. 6. Para Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma atas ilmu yang

telah saya peroleh yang berguna bagi masa depan saya.

7. Bapak Antonius Suroto dan Mama Anastasia Ambarwati, pahlawan yang sangat kucintai, yang telah banyak berkorban dan mengajarkanku hidup dalam kesederhanaan. Terima kasih banyak atas dukungan, doa dan cinta yang telah diberikan kepadaku dengan tulus. Kalianlah Bunda Maria dan Santo Yosefku di dunia ini.

8. Adikku tercinta, Fransiskus Brian Rangga Kusuma yang selalu baik dan sabar terhadapku serta menjadi motivasiku untuk menyelesaikan skripsi ini agar kelak bisa membantu studinya.

9. Eyang Kakung Alm. Rejosumarto - Eyang Putri Mardilah dan Eyang Kakung Alm. – Eyang Putri Darmo, terima kasih atas dukungan, kasih sayang dan doa yang telah diberikan sepanjang hidupku.

10. Pakde Harno, Mas Dono dan Mba Ririn, atas kesediaannya memberikan tempat tinggal di akhir masa studiku.

(12)

x

penelitian.

14. Sahabat – sahabatku eks Seminari Stella Maris n The Gank: Udhay (Makasi buat printernya..), Kumis, Timus, Sugeng, Kadek, Bejo, Atan, David, Felix, Didit, Efran, Ewink, Ambon, Uche, Toink, Gepenk, Puput, Agnes, Dea, Sudung, Beni. Terima kasih atas kebersamaan dan bantuannya kepadaku selama di Jogja. Crescat te Floreat!!!

15. Sahabat – sahabat kampusku yang setiakawan, kompak n edan : Sigit, Yoyok, Sony, Elman, Edy, Edi Prajoko, Windra, Isa, Dadang, Chris, Aman, Roy, Angga, Adi, Kamel, Yusnita, Titis. Kita akan selalu bersahabat dan kalian akan selalu kurindukan. Moga – moga kita bisa reuni dan semoga saat itu kita semua sudah berhasil. Ave Amicitia!!!

16. Teman – teman Akuntansi ’03 : Anta, Ade, Dawu, Gawok, Bang Oga. Terima kasih atas bantuannya dan mau jadi tempat konsultasi skripsiku. Yang penting mah GRUNGE…

17. Bapak kost dan teman – teman kost Wulung 45 Papringan atas kebersamaannya selama 2 tahun.

(13)

xi

19. Semua program infotainment yang telah menemaniku dan menghiburku dengan berita – berita dan investigasi yang ekstrim di saatku sedang penat…;p.

20. Semua teman mahasiswa Prodi Manajemen , terutama Man AE 2003. 21. Semua pihak yang telah membantu penulis selama ini.

Akhirnya penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka semua saran dan kritik dari semua pihak sangat penulis harapkan. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi penbaca semua.

Yogyakarta, Desember 2008

(14)

xii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN...iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...v

ABSTRAK...vi

ABSTRACT...vii

KATA PENGANTAR...viii

DAFTAR ISI...xii

DAFTAR GAMBAR...xv

DAFTAR TABEL ...xvi

BAB I : PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah ...4

C. Batasan Masalah...4

D. Tujuan Penelitian ...5

E. Manfaat Penelitian...5

F. Sistematika Penulisan ...6

BAB II : LANDASAN TEORI...8

A. Pengertian Strategi ...8

B. Pengertian Manajemen Strategik ...9

(15)

xiii

D. Pengertian Strategi Bersaing...18

... ...18

E. Keunggulan Kompetitif ...19

F. Lima Kekuatan Persaingan ...22

G. Strategi Bersaing Generik ...28

H. Efektivitas ...39

I. Lingkungan Bisnis Hiperkompetisi ...46

J. Persekutuan Komanditer (CV) ...52

BAB III : METODE PENELITIAN...53

A. Jenis Penelitian...53

B. Lokasi Penelitian ...53

C. Subyek dan Obyek Penelitian ...53

D. Variabel Penelitian...54

E. Jenis Data...56

F. Teknik Pengumpulan Data ...57

G. Populasi dan Sampel ...58

H. Teknik Analisis Data...58

BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...64

... A. Sejarah Perusahaan ...64

B. Visi, Misi dan Prinsip Kerja Perusahaan ...66

(16)

xiv

G. Produk Dagangan Perusahaan...73

H. Persaingan ...81

BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN...84

A. Analisis Data...84

1. Strategi yang dijalankan oleh CV Anandam Computer...84

2. Efektivitas Strategi Bersaing Generik...92

3. Analisis Perkiraan Strategi Bersaing Generik Tahun 2008 ...122

B. Pembahasan ...124

BAB VI : KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN ...130

A. Kesimpulan ...130

B. Saran ...132

C. Keterbatasan Penelitian...134

DAFTAR PUSTAKA

(17)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Kekuatan-Kekuatan Yang Mempengaruhi Persaingan

Industri ...23

Gambar 2.2 Skema Kekuatan-Kekuatan Yang Mempengaruhi Persaingan

Industri ...47

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan ...69

(18)

xvi

Tabel 5.1 Matriks Identifikasi Strategi CV.Anandam Computer ...86

Tabel 5.2 Current Ratio CV Anandam Computer Bulan Januari 2006 - Desember 2007 93

Tabel 5.3Trend Current Ratio CV Anandam Computer Bulan Januari 2006 - Desember

2007...94

Tabel 5.4 Quick Ratio CV Anandam Computer Bulan Januari 2006 - Desember 2007 ...95

Tabel 5.5 Trend Quick Ratio CV Anandam Computer Bulan Januari 2006 - Desember 2007...96

Tabel 5.6Return On EquityCV Anandam Computer Bulan Januari 2006- Desember 2007 ...98

Tabel 5.7 Trend Return On Equity CV Anandam Computer Bulan Januari 2006 -Desember 2007 ...98

Tabel 5.8 Return On Assets CV Anandam Computer Bulan Januari 2006 - Desember 2007...100

(19)

xvii

Tabel 5.10 Total Assets Turnover CV Anandam Computer Bulan Januari 2006 -Desember 2007 ...102

Tabel 5.11 Trend Total Assets Turnover CV Anandam Computer Bulan Januari -Desember 2007 ...103

Tabel 5.12 Receivables Turnover CV Anandam Computer Bulan Januari 2006 -Desember 2007 ...105

Tabel 5.13 Trend Receivables Turnover CV Anandam Computer Bulan Januari 2006 -Desember 2007 ...106

Tabel 5.14 Debt To Total Assets Ratio CV Anandam Computer Bulan Januari 2006 -Desember 2007 ...108

Tabel 5.15Trend Debt To Total Assets RatioCV Anandam Computer BulanJanuari 2006 - Desember 2007 ...108

Tabel 5.16 Debt To Total Equity Ratio CV Anandam Computer Bulan Januari 2006 -Desember 2007 ...110

Tabel 5.17Trend Debt To Total Equity RatioCV Anandam Computer Bulan Januari 2006 - Desember 2007 ...111

Tabel 5.18 Matriks Peningkatan Daya Saing CV Anandam Computer ...115

(20)

1 A. Latar Belakang Masalah

Kondisi persaingan yang ketat dewasa ini, memunculkan tantangan

sekaligus peluang untuk berkembang sehingga perusahaan dituntut untuk

mampu menghadapinya. Apalagi dalam era globalisasi seperti sekarang ini,

kehidupan manusia cenderung berubah ke arah kemajuan. Hal ini dikarenakan

adanya perkembangan yang sangat pesat di segala bidang kehidupan yang

menuntut setiap orang untuk senantiasa berkompetisi di dalamnya. Tentu saja

hal ini membuat kekuatan pasar mengalami pergeseran dalam arti produsen

tidak lagi menentukan produk atau jasa yang mereka butuhkan. Jika

perusahaan ingin tetap bertahan maka perusahaan harus mampu melakukan

inovasi secara terus menerus untuk mempertahankan atau mengembangkan

keunggulan kompetitifnya. Suatu perusahaan harus menetapkan suatu strategi

dalam menghadapi pesaingnya berupa strategi bersaing yang merupakan kunci

pokok keberhasilan suatu bisnis.

Strategi bisnis atau sering dikenal dengan strategi bersaing, strategi

bersaing ini berfokus pada peningkatan posisi bersaing produk dan jasa

perusahaan dalam industri atau segmen pasar tertentu yang dilayani

perusahaan. Apabila strategi perusahaan mengatasi masalah bisnis dan industri

apa yang harus dilayani perusahaan,strategi bersaing mengatasi masalah

(21)

2

industri. Bagaimana cara unit bisnis akan bersaing dalam suatu industri adalah

pilihan dari strategi bersaing. Ada tiga pendekatan strategi bersaing untuk

mengungguli perusahaan lain dalam suatu industri yaitu keunggulan biaya

menyeluruh, diferensiasi, dan fokus dimana ketiganya disebut sebagai strategi

generik.

Strategi bersaing sekarang ini sangat diperlukan dalam dunia bisnis.

Salah satu bisnis yang memiliki tingkat persaingan yang ketat yaitu bisnis

komputer. Bisnis komputer semakin berkembang seiring dengan kemajuan

sarana dan prasarana teknologi informasi baik itu hardware maupun software.

Toko-toko komputer dan vendor terus tumbuh bak jamur dimusim hujan..

Bagi masyarakat perkotaan, kebutuhan komputer sudah menjadi kebutuhan

yang tidak bisa ditawar lagi. Dari anak-anak hingga orang dewasa. Karena

tingkat kebutuhan yang semakin besar maka pasarpun semakin terbuka.

Terlebih dalam ruang lingkup kota yogyakarta yang notabene dikenal sebagai

kota pelajar , bisnis ini sangat menjanjikan karena komputer dan perangkatnya

sangat dibutuhkan guna menunjang pendidikan maupun pekerjaan. Karena

menjanjikan maka banyak muncul toko-toko komputer yang membuat

persaingan makin ketat dan menuntut tiap toko tersebut memiliki keunggulan

kompetitif atau keunggulan bersaing agar bisnisnya bisa bertahan. Fenomena

ini bisa kita lihat misalnya dengan banyaknya pameran-pameran komputer dan

dapat kita jumpai banyak toko-toko komputer yang membuka stand disitu dan

menjual produk yang kurang lebih sama harga dan kualitasnya membuat

(22)

dalam lingkungan yang sangat kompetitif.. Toko-toko komputer di

Yogyakarta antara lain ANANDAM Computer, KANA Computer, Computa,

ASC Group, ELS, Harisma, Quadra, Hyend, dan lain-lain. Dari sekian banyak

toko komputer di Yogyakarta, ANANDAM Computer merupakan salah satu

toko komputer yang bisa menjaga eksistensinya di lingkungan bisnis

hiperkompetisi dan dikenal masyarakat Yogyakarta. Dalam situasi persaingan

yang sangat ketat sekarang ini, ANANDAM Computer masih tetap bertahan.

Situasi persaingan bisnis saat ini seperti yang telah dijabarkan diatas

disebut sebagai suatu hiperkompetisi. Hiperkompetisi diartikan sebagai situasi

dengan tingkat kompetisi yang intensif dan terus menerus meningkat. Tingkat

kompetisi yang intensif dapat dilihat misalnya dengan persaingan harga dan

kualitas, pelayanan yang diberikan, varian produk yang dijual, dan

sebagainya. Tingkat kompetisi yang terus menerus meningkat dapat dilihat

misalnya dengan banyaknya toko-toko komputer yang bermunculan baik toko

yang besar maupun toko yang kecil. Sangat jelas bahwa dalam hiperkompetisi

perlu keunggulan bersaing yang didukung oleh strategi bersaing yang tepat

yang dapat mengarahkan perusahaan dalam menemukan posisi dalam industri

dimana perusahaan dapat melindungi diri dengan sebaik-baiknya terhadap

tekanan persaingan yang begitu besar.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dkemukakan di atas, maka

(23)

4

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis merumuskan masalah

sebagai berikut :

1. Strategi generik apa yang telah diterapkan oleh perusahaan dari kurun

waktu 2006-2007 untuk meraih keunggulan kompetitif dalam lingkungan

hiperkompetisi?

2. Apakah strategi generik yang diterapkan perusahaan dalam kurun waktu

2006-2007 sudah efektif untuk meraih keunggulan kompetitif dalam

lingkungan hiperkompetisi?

3. Strategi generik apa yang sesuai diterapkan perusahaan pada tahun 2008

untuk meraih keunggulan kompetitif dalam lingkungan hiperkompetisi?

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini dibatasi hanya pada analisis untuk mengevaluasi data

internal maupun data eksternal perusahan terutama yang berhubungan dengan

strategi bersaing generik yang sesuai dengan lingkungan hiperkompetisi yang

dijalankan perusahaan dalam kurun waktu 2006-2007. Hasil dari analisis ini

akan digunakan untuk menentukan strategi yang akan diterapkan perusahaan

pada tahun 2008 dan penelitian ini dilakukan di dalam lingkungan

(24)

D.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah :

1. Untuk mengidentifikasi strategi bersaing generik apa yang diterapkan

perusahaan dalam kurun waktu 2006-2007 untuk meraih keunggulan

kompetitif dalam lingkungan hiperkompetisi.

2. Untuk mengetahui apakah strategi yang diterapkan perusahaan dalam

kurun waktu 2006-2007 sudah efektif untuk meraih keunggulan kompetitif

dalam lingkungan hiperkompetisi.

3. Untuk mengetahui strategi bersaing generik apa yang tepat untuk meraih

keunggulan kompetitif dalam lingkungan hiperkompetisi pada tahun 2008.

E. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini penulis berharap dapat memberikan manfaat sebagai

berikut :

1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan

untuk membuat kebijakan dan keputusan perusahaan saat ini dan di masa

yang akan datang agar tiap kebijakan dan keputusan yang dibuat dapat

dijalankan secara efektif terutama berkaitan dengan strategi bersaing untuk

meraih keunggulan kompetitif dalam lingkungan hiperkompetisi.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat

(25)

6

penulisan karya ilmiah.

3. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman

wawasan keilmuan baik secara teoritis maupun praktek yang bermanfaat

dalam menambah pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan

penelitian.

F. Sistematika Penulisan

BAB I :Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II :Landasan Teori

Bab ini berisikan pengertian tentang strategi, manajemen strategi,

strategi bersaing, strategi generik versi Porter, lingkungan

hiperkompetisi, dan teori perusahaan.

BAB III :Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan dan membahas tentang jenis penelitian, waktu

dan tempat penelitian, subjek dan objek penelitian, variabel

penelitian, jenis data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis

(26)

BAB IV :Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini berisi tentang gambaran serta informasi tentang perusahaan

yang menjadi tempat dilakukannya penelitian.

BAB V :Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini menguraikan tentang hasil pengolahan data, analisa data,

pembahasan dan jawaban dari masalah yang diajukan.

BAB VI :Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan Penelitian

Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil

penelitian dan saran yang dapat diberikan berdasarkan rangkuman

(27)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Strategi

Beberapa definisi strategi menurut para ahli sebagai berikut :

1. Glueck dan Jauch (1993:9)

Strategi adalah rencana yang disatukan menyeluruh dan terpadu yang

mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan

lingkungan dan dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama

perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh

perusahaan.

2. Michael A. Hitt, R. Duane Ireland dan Robert E. Hoskisson (2005:7).

“Strategy is an integrated and coordinated set of commitments and actions designed to exploit core competencies and gain competitive advantage”.

Artinya strategi adalah sekumpulan komitmen dan tindakan yang

digabungkan dan dikoordinasikan yang dirancang untuk

mengeksploitasi kompetensi inti dan memperoleh keunggulan bersaing.

3. John A. Pearch II dan Richard B. Robinson (2007:3)

(28)

Artinya strategi adalah rencana berskala besar, bertujuan ke masa depan

untuk berinteraksi dengan kondisi persaingan demi mencapai tujuan

perusahaan.

Berdasarkan beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa

strategi merupakan satu kesatuan rencana perusahaan yang

berkomprehensif dan terpadu yang diperlukan untuk mencapai tujuan

perusahaan.

B. Pengertian Manajemen Strategik

Beberapa definisi manajemen strategik menurut para ahli :

1. Glueck dan Jauch (1993:6)

Manajemen strategi adalah arus keputusan dan tindakan yang mengarah

pada penyusunan satu strategi atau sejumlah strategi efektif untuk

mencapai tujuan perusahaan.

2. Thomas L Whellen dan J David Hunger (2001:4)

Manajemen strategik adalah sekumpulan keputusan dan tindakan

manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.

3. John A. Pearce II dan Richard B. Robinson (2007:3).

(29)

10

Artinya manajemen strategik adalah sekumpulan keputusan dan

tindakan yang menghasilkan perumusan dan pelaksanaan

rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

manajemen strategi adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan

untuk mengembangkan strategi bisnis secara efektif agar tujuan

perusahaan dapat tercapai.

C. Tahap-Tahap Dalam Manajemen Strategik

Proses manajemen strategi terdiri dari tiga tahap yaitu formulasi strategi,

implementasi strategi dan evaluasi strategi (Fred R David 1999:5).

1. Formulasi Strategi (Strategy Formulation)

Tahap-tahap yang dilaksanakan dalam formulasi strategi yaitu :

a. Misi Bisnis

Komponen-komponen yang harus dinilai dari sebuah misi bisnis

antara lain :

1) Pelanggan (Customers)

2) Produk atau jasa (Product or Services) 3) Pasar (Market)

(30)

5) Memperhatikan kelangsungan hidup, pertumbuhan dan keuntungan

(Concern for Survival, Growth and Profitability) 6) Filosofi (Philosophy)

7) Konsep diri (Self Concept)

8) Memperhatikan harapan masyarakat (Concern for Employee) b. Analisis Faktor Eksternal (The External Assessment)

Analisis ini dibagi menjadi lima bidang kategori antara lain :

1) Kekuatan ekonomi (Economic Forces)

2) Kekuatan sosial, budaya, demografi dan lingkungan ( Social, cultural, demographic and environmental)

3) Kekuatan politik, hukum, dan pemerintah (Political, Legal, and Government Forces)

4) Kekuatan teknologi (Technological Forces) 5) Kekuatan persaingan (Competitive Forces)

c. Analisis Faktor Internal (The InternalAssessment)

Komponen-komponennya berdasarkan functions of marketing antara

lain :

1) Analisis konsumen (Customer Analysis)

(31)

12

3) Penjualan produk atau jasa (Selling Products or Services)

4) Perencanaan produk dan jasa (Product and Service Planning)

5) Harga (Pricing)

6) Saluran distribusi (Distribution)

7) Penelitian pemasaran (Marketing Research)

8) Analisis kesempatan (Opportunity Analysis)

9) Tanggung jawab sosial (Social responsibility)

d. Pemilihan dan Analisis Strategi (Strategy Analysis and Choice)

Meliputi pembuatan keputusan secara subyektif berdasarkan informasi

yang ada bersifat obyektif yang mungkin, evaluasi terhadap alternatif

strategi tersebut dan memilih suatu keputusan strategi.

Dalam kaitannya dengan lingkungan bisnis hiperkompetisi, formulasi

merupakan tahap penting dalam manajemen strategi karena formulasi

strategi merupakan dasar yang menentukan arah bisnis perusahaan agar

bisa bersaing di dalam lingkungan hiperkompetisi. Dalam

menformulasikan strategi, perusahaan harus cukup jeli dan harus bisa

memantau perubahan yang sangat cepat dalam lingkungan hiperkompetisi,

terutama kaitannya dengan faktor internal dan eksternal perusahaan. Untuk

(32)

menjadi potensi perusahaan yang bisa dimaksimalkan kemudian dijadikan

kekuatan perusahaan dan setelah itu menentukan strategi yang harus

dilakukan. Begitupun juga halnya untuk faktor eksternal, perusahaan

diharapkan memiliki inisiatif untuk melakukan suatu gebrakan untuk

“menghancurkan” keunggulan kompetitif para pesaing untuk memperoleh

keuntungan karena jika perusahaan hanya menunggu dan tidak bisa

mengikuti perubahan yang sangat cepat tersebut sudah dapat dipastikan

perusahaan tidak akan bertahan lama. Perusahaan–perusahaan dagang

yang bergerak dibidang teknologi khususnya komputer, saat ini sudah

banyak dan berlomba-lomba untuk bisa mempertahankan eksistensi

mereka dengan keunggulan-keunggulan yang mereka miliki. Sekarang

tinggal bagaimana perusahaan bisa beradaptasi dengan lingkungan

hiperkompetisi dengan strategi-strategi yang dimilikinya.

2. Implementasi Strategi (Strategy Implementation)

Implementasi strategi adalah penugasan kepada para pemimpin

perusahaan baik pada tingkat korporat maupun pada tingkat bisnis untuk

mengkomunikasikan dan mengimplementasikan strategi bersama

karyawan. Implementasi strategi melibatkan pengembangan kebijakan

fungsional, struktur organisasi untuk membantu tercapainya tujuan

organisasi.

Igor Ansof (dalam David Hunger & Thomas Wheelen,2001;302)

(33)

14

keberhasilan implementasi strategi :

 Sinergi Pemasaran : dapat tercipta melalui kerjasama antara saluran

distribusi, wiraniaga dan atau gudang penyimpanan. Sebuah lini

produk yang lengkap dari produk-produk yang terkait satu sama

lain dapat pula menimbulkan sinergi yang meningkatkan

produktivitas wiraniaga. Sinergi melalui periklanan dan promosi

bersama dapat melipatgandakan keuntungan yang diperoleh

dengan biaya yang relatif lebih kecil.

 Sinergi Operasional : sinergi dapat diperoleh melalui penggunaan

tenaga kerja dan fasilitas bersama atau melalui pembelian

kebutuhan operasional bersama dalam jumlah besar yang berarti

pembagian biayaoverheadyang harus ditanggung.

 Sinergi Investasi : sinergi investasi dapat tercipta melalui

penggunaan bersama fasilitas penjualan, pembelian persediaan

barang dan penggunaan bersama peralatan.

 Sinergi Manajemen : manajemen yang kompeten merupakan

sesuatu yang langka, sehingga penambahan produk baru dapat

mempertinggi keseluruhan kinerja jika pihak manajemen mampu

menemukan bahwa masalah yang sekarang ini dihadapi

mempunyai kemiripan dengan masalah sebelumnya yang telah

(34)

Dalam lingkungan bisnis hiperkompetisi, pelaksanaan strategi memang

kadang tidak sejalan dengan strategi yang sudah diformulasikan

sebelumnya. Ketatnya persaingan dan cepatnya perubahan lingkungan

menuntut perusahaan agar pintar-pintar memodifikasi strategi.

3. Evaluasi Strategi

Evaluasi strategi adalah proses manajemen strategi dalam manajer

puncak dan menentukan apakah implementasi dari strategi yang dipilihnya

mencapai tujuan perusahaan.

 Kriteria kuantitatif :

a. Standar historis : kinerja perusahaan sekarang dibandingkan dengan

kinerja perusahaan yang lalu.

b. Standar industri : kinerja perusahaan sekarang dibandingkan dengan

kinerja industri sekarang.

Kinerja – kinerja tersebut misalnya:

a. Laba per lembar saham

b. Laba bersih

c. Harga saham

d. Tingkat dividen

(35)

16

g. Tingkat efisiensi

h. Tingkat perputaran karyawan

i. Rasio-rasio keuangan

j. Inovasi produk

k. Kepuasan konsumen

 Kriteria kualitatif

Tujuan dari kriteria kualitatif yaitu ingin menjawab apakah tujuan,

sasaran, strategi yang terpadu dan komprehensif telah konsisten, tepat

dan dapat dijalankan.

Ada tiga kriteria kualitatif :

a. Konsistensi : antara tujuan, asumsi lingkungan dan kondisi intern.

b. Ketepatgunaan : dari sumber daya, tingkat risiko dan ketepatan waktu.

c. Kemampulaksanaan : kelayakan dan daya rangsang.

Proses evaluasi strategi meliputi :

a. Reviewing Bases of Strategy

Pendekatan yang dilakukan dengan IFE matrik yang memfokuskan

pada perubahan manajemen organisasi, pemasaran dan sistem

informasi terhadap kekuatan dan kelemahan. Sedangkan EFE Matrik

sebagai indikator seberapa jauh keefektifan strategi perubahan

(36)

b. Measuring Organizational Performance

Pendekatan termasuk membandingkan hasil yang diharapkan dengan

hasil sebenarnya, menyelidiki penyimpangan dan rencana, evaluasi

kinerja individu dan menyelaraskan antara pelaksanaan dengan tujuan

yang telah dibuat. Proses ini biasanya memasukkan tujuan jangka

panjang dan tahunan.

c. Taking Corrective Actions

Termasuk mengubah posisi dalam sebuah perusahaan untuk kompetisi

di masa depan antara lain mengubah kebutuhan struktur organisasi,

memindahkan satu atau lebih personal selling dalam suatu divisi atau memperbaiki misi perusahaan, menetapkan atau memperbaiki tujuan,

membagi kebijaksanaan baru, menerbitkan saham atau mengurangi

modal, menambah personal selling, mengalokasikan sumber daya yang berbeda atau membangun kinerja baru yang intensif.

Dalam lingkungan bisnis hiperkompetisi perubahan lingkungan

berlangsung sangat cepat sehingga perusahaan dituntut untuk melakukan

evaluasi secara terus menerus terhadap strategi yang dijalankan. Evaluasi

strategi menentukan langkah strategi yang akan dilakukan perusahaan

selanjutnya berdasarkan situasi persaingan yang ada. Dalam lingkungan bisnis

hiperkompetisi, memenangkan persaingan merupakan hal yang sulit dan

mendapat keuntungan yang terus meningkat sulit dicapai maka perusahaan

(37)

18

perusahaan bisa bertahan bahkan kalau bisa memenangkan persaingan

tersebut. Yang perlu digarisbawahi bahwa dalam lingkungan bisnis

hiperkompetisi keunggulan kompetitif suatu perusahaan tidak berlangsung

lama dan membutuhkan kreativitas dari perusahaan untuk memodifikasi atau

menciptakan strategi yang inovatif.

D. Pengertian Strategi Bersaing

Menurut Porter, strategi bersaing adalah kombinasi antara tujuan yang

diperjuangkan oleh perusahan dengan kebijakan dimana perusahaan

mengambil tindakan ofensif dan defensive untuk menciptakan posisi yang aman (defendable). Strategi bersaing generik membahas cara-cara bagaimana

perusahaan dapat bersaing dengan lebih efektif untuk mempertahankan posisi

pasarnya. Tujuan strategi bersaing generik untuk suatu unit usaha industri

adalah menemukan posisi dalam industri agar perusahaan dapat melindungi

diri sendiri terhadap tekanan (gaya) persaingan.

Di lingkungan bisnis hiperkompetisi, menemukan posisi yang stabil dalam

industri adalah hal yang sulit. Perusahaan tidak bisa menetapkani

perencanaan strategi bersaing untuk meraih keunggulan dalam jangka panjang

(statis) karena perencanaan jangka panjang yang didasarkan atas sokongan

sebuah keunggulan pada akhirnya akan habis sehingga perusahaan harus

memiliki perencanaan strategi bersaing yang dinamik untuk meraih

(38)

hiperkompetisi dan perusahaan bisa berada dalam posisi yang aman untuk

sementara.

E. Keunggulan Kompetitif

Keunggulan kompetitif (competitive advantage) merupakan konsep kunci manajemen strategik. Suatu perusahaan dikatakan memiliki keunggulan

kompetitif ketika perusahaan tersebut mempunyai sesuatu yang tidak dimiliki

pesaing, melakukan sesuatu lebih baik dari perusahaan lain, atau mampu

melakukan sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh perusahaan lain.

Bagaimana mendapatkan dan mempertahankan keunggulan kompetitif

sebenarnya adalah hakikat dari manajemen strategik. Pencarian terhadap

keunggulan kompetitif ini dapat berujung kepada kegagalan atau kesuksesan

suatu perusahaan. Kinerja yang buruk dari suatu perusahaan bisa jadi

merupakan kegagalan perusahaan itu untuk mengetahui dampak penting dan

dinamisnya faktor eksternal atau kegagalan perusahaan itu dalam

memanfaatkan kapabilitas dan sumber daya perusahaan. Para pakar

manajemen strategik mengajukan tiga alternatif model untuk mendapatkan

keunggulan kompetitif (Mudrajad Kuncoro,2006:15-18) yaitu :

1. Model I/O (Industrial-Organization)

Pendukung model ini yang terkenal adalah Michael Porter.

(39)

20

bagaimana memperoleh dan mempertahankan keunggulan kompetitif yang

berarti menganalisis kekuatan-kekuatan eksternal dan kemudian

menggunakan kekuatan-kekuatan eksternal tersebut sebagai dasar

keputusan dan tindakan strategik. Pendekatan ini berusaha melakukan

identifikasi dan mengevaluasi industri dan kekuatan –kekuatan persaingan

yang mempengaruhi sebuah organisasi dengan melihat berbagai macam

faktor lingkungan eksternal.

2. ModelResource Based View

Menurut model Resource Based View (RBV), above average returns bagi suatu perusahaan amat ditentukan oleh karakteristik di dalam perusahaan. Model ini menfokuskan pada pengembangan atau perolehan

sumber daya dan kapabilitas yang berharga, yang sulit atau tak mungkin

ditiru oleh pesaing.

Pandangan RBV berpendapat bahwa sumber daya yang dimiliki

perusahaan jauh lebih penting daripada struktur industri dalam

memperoleh dan mempertahankan keunggulan kompetitif. Pendekatan ini

memandang organisasi sebagai sekumpulan aset dan kapabilitas. Tidak

ada dua perusahaan yang sama karena tiap-tiap perusahaan memiliki

pengalaman, aset, kapabilitas dan budaya organisasi yang berbeda. Aset

dan kapabilitas perusahaan akan menentukan efisiensi dan efektivitas

setiap pekerjan yang dilakukan perusahaan. Menurut pendekatan ini

beberapa aset (sumber daya) kunci tertentu akan memberikan perusahaan

(40)

perusahaan akan berhasil jika memiliki sumber daya yang paling sesuai

dan paling baik untuk usaha dan strateginya.

3. Pendekatan Gerilya

Dasar dari pendekatan gerilya adalah keunggulan kompetitif

perusahaan hanyalah sementara. Keunggulannya bersifat sementara karena

lingkungan selalu diwarnai dengan perubahan yang terus menerus, radikal,

dan sering kali revolusioner. Singkatnya, berbagai macam gangguan baik

itu dalam hal teknologi, ketidakstabilan pasar, dan berbagai jenis

perubahan yang signifikan dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya dapat

menghambat perusahaan dalam mencapai keunggulan kompetitif yang

berkelanjutan. Dalam kondisi yang tidak menentu, sulit untuk

mengembangkan dan mempertahankan keunggulan kompetitif yang

permanen. Oleh karena itu sebuah organisasi harus pandai dalam

menyesuaikan dengan setiap perubahan yang terjadi. Model gerilya

memandang perlunya para pembuat kebijakan menyadari betapa kacaunya

lingkungan eksternal sehingga dapat mempengaruhi keunggulan

kompetitif dan berapa lama keunggulan kompetitif dapat berlangsung.

Dari tiga alternatif model, pendekatan gerilya merupakan pendekatan yang

relevan dengan situasi lingkungan bisnis hiperkompetisi yang mengharuskan

perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang sangat cepat

dalam persaingan.

(41)

22

market :

 Mengganggu status Quo

Dengan mengidentifikasi peluang baru untuk melayani pelanggan dan

merubah kebiasaan kompetisi dengan menggunakan kecepatan dan

keanekaragaman.

 Menciptakan Keunggulan Temporer

Dengan menggunakan pengetahuan lebih akan pelanggan, teknologi

dan masa depan untuk mendapatkan orientasi pelanggan dan

memberdayakan pekerja.

 Menggunakan Inisiatif

Bergerak secara agresif ke dalam area baru kompetisi untuk

menciptakan keunggulan baru dan meruntuhkan keunggulan pesaing.

Sustaining The Momentum

Terus menerus mengambil tindakan tertentu untuk memanfaatkan

inisiatif dan menciptakan momentum untuk mengembangkan

keunggulan baru.

F. Lima Kekuatan Persaingan

Porter mengajukan model lima kekuatan persaingan (five forces model) sebagai alat untuk menganalisis lingkungan persaingan industri. Industri dapat

(42)

atau jasa yang sama atau barang pengganti yang dekat (close substitute). Lima kekuatan persaingan dalam industri digambarkan dalam gambar 2.1.

Gambar 2.1 Kekuatan-Kekuatan Yang Mempengaruhi Persaingan Industri

Sumber : Michael E. Porter (1993:5)

Lima kekuatan yang mempengaruhi persaingan industri adalah sebagai

berikut:

a. Ancaman Pendatang Baru

Ketika perusahaan baru dapat dengan mudah masuk ke industri

tertentu, sudah pasti intensitas persaingan diantara perusahaan

meningkat. Hambatan-hambatan terhadap masuknya bisa berupa

pentingnya memperoleh skala ekonomi dengan cepat, pentingnya

memperoleh teknologi dan pengetahuan khusus, kurangnya

pengalaman, kuatnya loyalitas pelanggan, fanatisme terhadap merek

tertentu, persyaratan modal yang besar, kurangnya saluran distribusi Ancaman masuknya pendatang

baru

Kekuatan tawar menawar pemasok

Pesaing Industri

Perseteruan diantara perusahaan yang bersaing

Kekuatan tawar menawar konsumen

(43)

24

yang memadai, kebijakan peraturan pemerintah, tarif, kurangnya akses

bahan baku, kepemilikan paten, lokasi yang tidak menguntungkan,

serangan balik oleh perusahaan yang bertahan dan potensi kejenuhan

pasar.

Walaupun banyak hambatan, perusahaan baru kadang-kadang masuk

ke dalam industri dengan produk yang lebih tinggi mutunya, harga

yang lebih rendah dan tenaga pemasaran yang banyak. Oleh karena itu,

tugas perencana strategi adalah mengidentifikasi perusahaan baru yang

potensial masuk pasar, memonitor strategi perusahaan baru yang

menjadi pesaing, melakukan “serangan balasan” jika diperlukan dan

memanfaatkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

Pendatang baru dalam lingkungan bisnis hiperkompetisi pastinya telah

memiliki persiapan yang matang untuk menghadapi persaingan yang

hiperkompetitif sehingga harus diwaspadai oleh

perusahaan-perusahaan yang telah masuk sebelumnya. Buktinya, toko-toko

komputer baru yang bermunculan di Yogyakarta menyajikan

keunggulan-keunggulan yang tidak kalah kompetitifnya dibandingkan

toko-toko yang sudah ada sebelumnya, misalnya dalam persaingan

harga yang sangat kompetitif.

b. Perseteruan di Antara Perusahaan yang Bersaing

Kekuatan ini yang paling berpengaruh dibandingkan dengan empat

(44)

berhasil hanya jika strategi itu memiliki keunggulan kompetitif

dibandingkan dengan strategi yang dijalankan oleh perusahaan

pesaing. Perubahan strategi di sebuah perusahaan dapat diimbangi

dengan serangan balasan, seperti menurunkan harga, meningkatkan

mutu, menambah fitur, menyediakan pelayanan, memperpanjang

garansi, dan meningkatkan iklan.

Intensitas persaingan di antara perusahaan yang bersaing cenderung

meningkat ketika jumlah pesaing bertambah, ketika perusahaan yang

bersaing menjadi setara besarnya dan kemampuannya, ketika

permintaan produk industri menurun dan ketika potongan harga

menjadi biasa. Persaingan juga bertambah jika konsumen dapat dengan

mudah berganti merk ; jika hambatan untuk meninggalkan pasar tinggi

; jika biaya tetap tinggi ; jika produk mudah rusak ; jika perusahaan

pesaing memiliki strategi, asal dan budaya yang berbeda ; serta jika

merger dan akuisisi biasa terjadi dalam industri. Ketika persaingan di

antara perusahaan meningkat, laba industri menurun dan dalam

beberapa kasus sampai industri tersebut menjadi tidak menarik.

Yang perlu diwaspadai oleh perusahaan bahwa dalam lingkungan

bisnis hiperkompetisi menyerang kelemahan pesaing bisa menjadi

kesalahan. Pendekatan tradisional seperti SWOT mungkin tidak

berlaku dalam lingkungan bisnis hiperkompetisi, mungkin pendekatan

ini hanya bekerja sekali dua kali, tetapi tidak pada interaksi strategi

(45)

26

mungkin pesaing sudah mengembangkan kelemahannya menjadi

kekuatan.

c. Ancaman Produk Pengganti(Substitute Product)

Dalam berbagai industri, perusahaan bersaing ketat dengan produsen

produk pengganti. Adanya produk pengganti membuat batasan harga

maksimal, sebelum konsumen pindah ke produk pengganti tersebut.

Tekanan persaingan akibat adanya produk pengganti semakin

bertambah ketika harga produk pengganti relatif murah dan biaya

konsumen untuk beralih ke produk pun rendah. Kekuatan kompetitif

produk pengganti paling mudah diukur dari seberapa besar pangsa

pasar yang direbutnya dan rencana perusahaan produk pengganti

tersebut untuk meningkatkan kapasitas serta penetrasi pasar.

Ancaman masuknya produk atau barang pengganti di lingkungan

hiperkompetisi memang sangat merepotkan perusahaan yang ada

didalamnya karena disatu sisi mereka harus menghadapi persaingan

yang super ketat dalam lingkungannya dan dilain sisi mereka harus

menghadapi ancaman dari produk pengganti yang kurang lebih

menawarkan kualitas yang sama dengan produk yang dijual

perusahaan.

Saat ini, toko-toko komputer terutama yang mengkhususkan diri pada

penjualan PC serta perangkat-perangkatnya mungkin akan terancam

(46)

cenderung lebih praktis dan mulai diminati oleh masyarakat. Paling

tidak ancaman tersebut bisa diredam dengan tidak lagi mengkhususkan

diri menjual PC saja tetapi menambah item produk seperti laptop dan

sejenisnya.

d. Kekuatan Tawar Menawar Konsumen

Ketika pelanggan terkonsentrasi atau jumlahnya besar, atau membeli

dalam jumlah banyak, kekuatan tawar menawarnya merupakan

kekuatan utama yang paling mempengaruhi intensitas persaingan

dalam suatu industri. Perusahaan pesaing mungkin menawarkan

garansi yang lebih panjang atau pelayanan khusus untuk memperoleh

loyalitas pelanggan ketika kekuatan tawar dari konsumen luar biasa.

Kekuatan tawar menawar konsumen juga lebih besar ketika produk

yang dibeli bersifat standar atau tidak berbeda. Ketika demikian

halnya, konsumen sering dapat melakukan negosiasi atau menekan

harga jual sampai tingkat tertentu.

Dalam lingkungan bisnis hiperkompetisi, konsumen biasanya menang

karena naiknya dan ketatnya persaingan perusahaan-perusahaan dalam

memperbaiki kualitas, harga, inovasi dan variasi produk yang kurang

lebih sama atau tidak berbeda satu sama lain sehingga konsumen

mengambil keuntungan darinya, salah satunya dengan menekan harga

jual.

(47)

28

Kekuatan tawar menawar pemasok mempengaruhi intensitas

persaingan dalam suatu industri, terutama ketika jumlah pemasok

banyak, ketika hanya ada sedikit bahan baku pengganti yang lebih baik

atau ketika biaya mengganti bahan baku amat tinggi. Seringkali demi

kepentingan bersama, pemasok dan produsen saling membantu dengan

memberikan harga yang terjangkau, mutu yang lebih baik,

pengembangan pelayanan baru, penyerahan barang tepat waktu dan

mengurangi biaya inventarisasi sehingga meningkatkan kemampuan

meraih laba jangka panjang bagi semua pihak yang terkait.

Sama halnya dalam lingkungan bisnis hiperkompetisi, memiliki

pemasok yang memberikan harga rendah memang akan menekan biaya

dan merupakan hal yang sangat berharga dan bermanfaat dalam

meningkatkan keuntungan ditengah persaingan yang hiperkompetitif.

G. Strategi Bersaing Generik

Menurut Porter, terdapat 2 faktor yang diperhitungkan dalam menciptakan

strategi bersaing yang tepat. Pertama,didasarkan pada keunggulan kompetitif organisasi. Keunggulan kompetitif hanya akan diperoleh lewat salah satu dari

(48)

organisasi saling bersaing satu sama lain dalam pasar yang luas dan sempit.

Gabungan dari dua faktor ini membentuk dasar dari strategi bersaing

generik Porter yaitu (a) kepemimpinan biaya (cost leadership), (b) diferensiasi (differentiation) dan (c) fokus (berbasis biaya atau diferensiasi).

Dalam lingkungan bisnis hiperkompetisi, penerapan strategi bersaing

generik Porter tidak semua bisa diterapkan sehingga butuh penyesuaian atau

modifikasi strategi agar nantinya bisa diterapkan dalam lingkungan

hiperkompetisi. Berikut ini adalah tiga strategi bersaing generik Porter yang

sudah disesuaikan dengan lingkungan bisnis hiperkompetisi.

1. Strategi Kepemimpinan Biaya

Adalah strategi yang digunakan organisasi apabila organisasi ingin

menjadi pemimpin pasar berbasis biaya rendah dengan basis pelanggan

yang luas. Biaya disini merupakan total biaya produksi, bukan pada harga.

Pada strategi ini organisasi berfokus pada bagaimana perusahaan mampu

memproduksi barang dan jasa dengan biaya rendah. Perusahaan yang

mampu menciptakan biaya produksi yang rendah tentu saja mampu

menjual produknya dengan harga yang lebih rendah dari pesaing, tetapi

masih bisa menghasilkan keuntungan bagi perusahaannya. Perusahaan

semacam ini tidak takut terhadap ancaman pesaing yang menurunkan

harga.

(49)

30

 Adanya pengendalian biaya di semua departemen dalam

perusahaan.

 Perusahaan menawarkan harga terendah pada pembeli.

 Menggunakan teknologi modern dan terus investasi untuk

peremajaan teknologi.

 Pelaporan terperinci secara berkala guna memudahkan

pengendalian dan pengawasan.

 Investasi awal yang besar.

 Pengawasan yang ketat.

 Produk mudah dibuat sehingga efektif dan efisien.

Modifikasi strategi kepemimpinan biaya yang disesuaikan dengan

lingkungan bisnis hiperkompetisi :

 Alokasi biaya penyediaan barang dagangan.

Perusahaan perlu mencari tahu produk apa saja yang diinginkan

pelanggan. Hal ini sangat bermanfaat karena perusahaan bisa lebih

bijaksana dalam mengalokasikan biaya untuk penyediaan barang.

Hal ini sangat penting karena dalam lingkungan bisnis

hiperkompetisi perkembangan teknologi sangat cepat, dalam hal ini

bidang informatika khusunya komputer akan berimbas pula pada

perubahan selera konsumen.

(50)

Dengan investasi awal yang besar, perusahaan tidak lagi berfokus

dalam menekan biaya. Perusahaan perlu ”merogoh kantong lebih

dalam” untuk pengembangan inovasi dan kualitas. Jadi, sementara

perusahaan mengorbankan keuntungan jangka pendek untuk

mencapai dominasi dalam persaingan dimasa yang akan datang.

2. Strategi Diferensiasi

Diferensiasi adalah mendiferensiasikan produk atau jasa yang

ditawarkan perusahaan, yaitu menciptakan sesuatu yang baru yang

dirasakan oleh keseluruhan industri sebagai hal yang unik. Perusahaan

akan menggunakan strategi diferensiasi apabila ingin bersaing dengan

pesaingnya dalam hal keunikan produk dan jasa yang ditawarkan.

Keunikan tersebut dapat dilihat dari ciri produk yang menawarkan

nilai-nilai yang dicari konsumen sehingga menjadikan produk tersebut unik dan

berbeda di mata konsumen. Diferensiasi memberikan penyekat terhadap

persaingan karena adanya loyalitas merek dari pelanggan dan

mengakibatkan berkurangnya kepekaan terhadap harga. Akhirnya

perusahaan yang telah mendiferensiasikan dirinya untuk mendapatkan

kesetiaan pelanggan akan berada pada posisi yang lebih baik terhadap

produk pengganti daripada para pesaingnya.

Perlu ditegaskan bahwa strategi diferensiasi tidak berarti

memungkinkan perusahaan untuk mengabaikan biaya, tetapi biaya

bukanlah target strategis yang utama. Namun, yang lebih lazim adalah

(51)

32

yang diperlukan untuk menciptakan mahal, riset yang ekstensif, desain

poduk, bahan bermutu tinggi dan dukungan pelnggan yang intensif.

Perusahaan yang dapat mencapai dan mempertahankan diferensiasi

akan menjadi perusahaan berkinerja di atas rata-rata dalam industrinya

seandainya premi harganya melebihi biaya ekstra yang diperlukan untuk

menjadi unik. Oleh karena itu, seorang diferensiator harus selalu mencari

cara-cara melakukan diferensiasi yang menghasilkan harga premi yang

lebih besar daripada biaya pendiferensiasian. Harga premi adalah harga

yang diberikan pada perusahaan karena keunikan produknya. Logika

strategi diferensiasi adalah mengharuskan perusahaan memilih atribut

untuk mendiferensiasikan diri yang berbeda dengan atribut rivalnya.

Perusahaan harus benar-benar unik pada sesuatu atau dirasakan unik

seandainya mengharapkan harga premi.

Karakteristik strategi diferensiasi (Porter, 1997 : 33) :

 Mendiferensiasikan produk.

 Bahan baku berkualitas tinggi.

 Adanya loyalitas pelanggan atas produk yang dijual.

 Produk yang beraneka ragam.

 Kemampuan kreatif dan riset yang kuat.

 Kemampuan pemasaran yang kuat dan kerja sama yang erat

(52)

Modifikasi strategi diferensiasi yang disesuaikan dengan lingkungan bisnis

hiperkompetisi :

 Produk atau barang dagangan

Perusahaan perlu mengikuti perkembangan teknologi dan

persaingan secara terus menerus. Dari situ perusahaan bisa

melakukan pembaharuan dalam penyediaan barang dagangan

secara rutin dalam jangka waktu yang singkat, misalnya tiap 2 atau

3 bulan sekali.

 Loyalitas pelanggan

Mungkin saja pesaing sudah menerapkan strategi yang kurang

lebih sama dengan perusahaan dalam hal diferensiasi produk atau

barang dagangan, maka dari itu perusahaan perlu mencari alternatif

keunggulan bersaing yang lain. Salah satunya dengan memberi

pelayanan yang lebih baik dan kalau perlu perusahaan harus berani

memberikan garansi yang lebih lama terhadap produk atau barang

yang dijual sehingga membedakan dari para pesaing. Sudah tenu

hal tersebut membuat pelanggan tertarik dan membeli. Pada

akhirnya diharapkan pelanggan menjadi loyal.

 Ekspansi di bidang lain

Perusahaan perlu menggandakan kapabilitasnya dengan melakukan

ekspansi di bidang lain. Misalnya, dalam hal ini perusahaan

(53)

34

pengecer kecil, jasa perbaikan komputer /servis komputer,dan

sebagainya. Hal ini diperlukan agar para pesaing selalu menebak –

nebak langkah ke depan perusahaan.

3. Strategi Fokus

Strategi memusatkan perhatian pada kelompok pembeli, segmen

lini produk, pasar geografis tertentu yang didasarkan pada pemikiran

bahwa perusahaan dengan demikian akan mampu melayani target

strategisnya yang sempit secara lebih efektif dan efisien daripada pesaing

yang bersaing lebih luas.

Strategi fokus memiliki dua varian yaitu fokus biaya dan fokus

diferensiasi. Dalam fokus biaya perusahaan mengusahakan keunggulan

biaya dalam segmen sasarannya, sedangkan dalam fokus diferensiasi

perusahaan mengusahakan diferensiasi dalam segmen sasarannya. Fokus

biaya memanfaatkan perbedaan dalam perilaku biaya dalam beberapa

segmen, sementara itu fokus diferensiasi menggali kebutuhan khusus

pembeli dalam segmen tertentu. Dengan demikian penganut strategi fokus

dapat mencapai keunggulan bersaing dengan mendedikasikan diri pada

segmen tersebut secara eksklusif.

Pesaing mungkin kurang berkinerja dalam memnuhi kebutuhan

segmen tertentu, sehingga membuka kemungkinan untuk fokus

diferensiasi. Jika segmen sasaran penganut strategi fokus tidak berbeda

(54)

sebuah perusahaan dapat mencapai keunggulan biaya yang dapat

dipertahankan (fokus biaya) atau diferensiasi (fokus diferensiasi) dalam

segmennya, maka penganut strategi fokus akan menjadi perusahaan yang

berkinerja di atas rata-rata di dalam industrinya.

Karakteristik strategi fokus (Porter, 1997 : 34):

 Selalu melakukan riset pasar untuk menemukan celah baru untuk

dimasuki.

 Memusatkan perhatian pada segmen tertentu : konsumen dengan

penghasilan tertentu, daerah tertentu, usia konsumen tertentu dan

lain sebagainya.

 Mendesain produk untuk segmen khusus.

Modifikasi strategi fokus yang disesuaikan dengan lingkungan bisnis

hiperkompetisi :

 Selalu mencari celah atau peluang pasar.

Dalam lingkungan bisnis hiperkompetisi perusahaan harus bekerja

keras untuk bisa melihat celah atau peluang secara jeli. Hal

tersebut harus dilakukan secara terus menerus karena tuntutan dari

situasi persaingan ketat yang menuntut selalu adanya pembaharuan

dalam keunggulan bersaing.

Risiko-Risiko dari Strategi Generik

(55)

36

yaitu (Porter,1997:40). Pertama, gagal untuk menerapkan atau

mempertahankan strategi ; kedua, nilai keunggulan strategis yang

diberikan oleh suatu strategi berkurang dengan adanya evolusi industri.

Secara lebih sempit lagi, ketiga strategi ini didasarkan atas pembangunan

jenis pertahanan yang berbeda terhadap kekuatan-kekuatan persaingan,

dan tidaklah mengherankan jika hal ini melibatkan macam risiko yang

berbeda. Risiko-risiko strategi generik diperlihatkan pada tabel 2.1

Tabel 2.1

Risiko – Risiko Strategi Generik

RISIKO

 Pesaing menemukan

suatu cara sehingga

dapat menurunkan

biaya produksi jauh

lebih rendah dari

perusahaan pemimpin

pasar

 Pesaing meniru

 Perubahan rasa,

keinginan dan

 Sangat tergantung

dengan kemampuan

 Konsumen menjadi

lebih sensitif terhadap

harga(harga produk

 Strategi fokus ditiru

 Perubahan rasa atau

kebutuhan dari

konsumen

 Ancaman dari

perusahaan berbasis

diferensiasi yang

mungkin akan

mengambil celah

(56)

kebutuhan konsumen.

 Bisnis lain untuk

keunggulan biaya

menyeluruh

dianggap mahal)

 Diferensiasi yang

diangkat perusahaan

dianggap tidak unik

bagi konsumen

bahkan dianggap

tidak penting bagi

konsumen

yang berstrategi

fokus

Sumber : Michael E. Porter (1994:22)

Untuk mendapatkan salah satu strategi bersaing generik agar berhasil

menuntut sumber daya dan keterampilan yang berbeda. Strategi generik juga

membutuhkan penataan organisasi, prosedur, pengendalian dan sistem insentif

yang berbeda. Sebagai akibatnya, komitmen yang kuat terhadap salah satu

strategi tersebut sebagai strategi utama biasanya diperlukan untuk mencapai

sukses. Beberapa implikasi yang lazim dari strategi bersaing generik dalam

(57)

38

Tabel 2.2

Persyaratan Strategi Generik

STRATEGI

GENERIK

KETERAMPILAN DAN

SUMBER DAYA YANG

UMUM DIPERLUKAN

 Investasi modal

terus-menerus dan kemudahan

mendapatkan modal

 Keterampilan rekayasa

proses

 Pengawasan yang ketat

terhadap tenaga kerja

 Produk dirancang agar

mudah dibuat

 Sistem distribusi biaya

rendah

 Pengendalian biaya yang

ketat dan laporan

pengendalian yang terinci

dan sering

 Organisasi dan tanggung

jawab yang terstruktur

 Insentif didasarkan atas

pemenuhan target

kuantitatif yang ditentukan

secara ketat.

Diferensiasi  kemampuan pemasaran yang

kuat

 rekayasa produk

 Koordinasi yang kuat

antara fungsi-fungsi pada

(58)

 kemampuan kreatif dan

kemampuan yang kuat dalam

riset dasar

 reputasi perusahaan dalam

hal kepelopopran mutu

 tradisi yang panjang dalam

industri atau kombinasi yang

khas dari keterampilan yang

diperoleh dari bisnis lain.

 Kerja sama erat dengan

saluran distribusi

produk dan pemasaran

 Pengukuran dan insentif

subyektif sebagai ganti

pengukuran kuantitatif

 Fasilitas untuk menarik

tenaga kerja yang sangat

terampil,ilmuwan atau

orang yang kreatif.

Fokus  Kombinasi dari

kebijaksanaan-kebijaksanaan

diatas yang ditujukan kepada

target strategis tertentu

 Kombinasi dari

kebijaksanaan-kebijaksanaan diatas yang

ditujukan kepada target

strategis tertentu

Sumber : Michael Porter (1997:36)

H. Efektivitas

Menurut Hani Handoko (2003:7), efektivitas merupakan kemampuan

untuk memilih tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, seorang

(59)

40

(cara) yang tepat untuk mencapai tujuan.

Menurut Peter Drucker (dalam Hani Handoko 2003 :7), efektivitas adalah

melakukan pekerjaan yang benar (doing the right things) Kriteria penilaian efektivitas :

1. Peningkatan Daya Saing (competitiveness) ; analisis faktor internal

Meningkatkan daya saing bisa dilakukan dengan membangun

kompetensi ini (core competencies). Kemampuan inti terdiri dari sumber daya –sumber daya dan kemampuan-kemampuan yang bertindak sebagai

sumber keunggulan kompetitif suatu perusahaan dari para pesaingnya.

Sebagai sumber dari keunggulan kompetitif bagi suatu perusahaan,

kompetensi inti membedakan cara bersaing dan mencerminkan

kepribadian (personality) suatu perusahaan.

Salah satu cara yang dapat membantu perusahaan dalam

mengidentifikasi dan membangun kompetensi inti adalah dengan

mengkombinasikan empat kriteria dimana suatu perusahaan mempunyai

potensi untuk menciptakan keunggulan kompetitif. Empat kriteria tersebut

adalah (Hitt, Ireland dan Hoskisson, 2005:):

a. Valuable Capabilities

Kemampuan untuk menciptakan nilai bagi suatu perusahaan dengan

memanfaatkan peluang-peluang atau menetralkan ancaman-ancaman

di dalam lingkungan eksternal perusahaan itu. Kemampuan tersebut

(60)

mengimplementasikan strategi dengan menciptakan nilai untuk

pelanggan-pelanggan khusus.

b. Rare Capabilities

Kapabilitas yang dimiliki oleh sedikit, jika ada, pesaing saat ini atau

potensial. Keunggulan kompetitif dihasilkan hanya ketika perusahaan

mengembangkan dan mengeksploitasi kapabilitas yang berbeda dari

para pesaingnya.

c. Costly to Imitate Capabilities

Perusahaan-perusahaan lain tidak bisa mengembangkan atau meniru

dengan mudah kemampuan yang dimiliki perusahaan. Hal ini terjadi

karena disebabkan oleh tiga alasan :

 Secara historis : budaya organisasi atau nama merek yang

berharga dan unik.

 Maksud yang ambigu : maksud-maksud dan

kegunaan-kegunaan dari kompetensi yang tidak jelas.

 Kompleksitas sosial : hubungan-hubungan interpersonal,

kepercayaan, dan pertemanan diantara para manajer, para

pemasok dan para pelanggan.

d. Nonsubstitutable Capabilities

Kemampuan yang taktergantikan yang berarti kemampuan yang tidak

memiliki ekuivalen strategis. Persyaratan akhir ini untuk sebuah

(61)

42

yang berarti secara strategis tidak ada sumber-sumber keunggulan

yang sama.

2 Kinerja Bisnis

Dalam menilai kinerja suatu bisnis, mula-mula harus diperhitungkan

konsekuensi keuangan dan ekonomi dari keputusan manajemen yang

mempengaruhi investasi, operasional dan pembiayaan. Pertanyaan penting

yang harus dijawab adalah apakah sumber daya yang ada telah digunakan

secara efisien; apakah profitabilitas bisnis telah memenuhi harapan dan

apakah pilihan pembiayaan telah ditentukan secara cermat. Penciptaan

nilai bagi para pemegang saham mensyaratkan hasil yang yang positif dari

bidang-bidang tersebut, yang akan menghasilkan pola aliran kas yang

menguntungkan. Maka dari itu diperlukan penilaian terhadap kinerja

bisnis perusahaan. Berikut ini diuraikan beberapa macam rasio keuangan

untuk mengukur kinerja tersebut.

a. Rasio Likuiditas (Van Horne dan Wachowicz, 2005:206)

Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini

membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber daya jangka

pendek (atau lancar) yang tersedia untuk memenuhi kewajiban

tersebut. Dari rasio ini banyak pandangan ke dalam yang bisa

didapatkan mengenai kompetensi keuangan perusahaan saat ini dan

kemampuan perusahaan untuk tetap kompeten jika terjadi masalah.

(62)

ratio) dan rasio cepat (quick ratio). - Rasio Lancar (current ratio)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar

kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva

lancarnya. Rumus rasio lancar (current ratio)adalah sebagai berikut :

CR =

abilities current li

sets current as

- Rasio Cepat (quick ratio)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka pendek dengan aktiva yang paling likuid (cepat).

Rasio ini berfungsi sebagai pelengkap rasio lancar dalam

menganalisis likuiditas . Rasio ini sama dengan rasio lancar, hanya

saja rasio tersebut tidak meliputi persediaan - yang diasumsikan

bgian dari aktiva lancar yang paling tidak likuid – sebagai angka

yang dibagi. Rumus rasio cepat (quick ratio) adalah sebagai berikut:

QR =

abilities current li

entory sets - inv current as

b. Rasio Profitabilitas (Van Horne dan Wachowicz, 2005:222)

Rasio profitabilitas adalah rasio yang menghubungkan laba dari

penjualan dan investasi.

(63)

44

ROE digunakan untuk melihat tingkat investasi dengan

menggunakan dana yang berasal dari pemilik perusahaan saja.

Dihitung dengan rumus :

ROE = 100%

ty Total Equi

Net Income

- ROA (Return On Assets)

Rasio ini mengukur kenampuan perusahaan dalam memanfaatkan

aktivanya untuk memperoleh laba. Rasio ini mengukur tingkat

kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan

menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya. Dihitung

dengan rumus :

ROA = 100%

ts Total Asse

Net Income

c. Rasio Aktivitas (Van Horne dan Wachowicz, 2005:212)

Rasioyang mengukur bagaimana perusahaan menggunakan aktivanya.

Rasio aktivitas juga disebut rasio efisiensi atau perputaran, mengukur

seberapa efektif perusahaan menggunakan berbagai aktivanya.

- Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turnover)

Rasio perputaran total aktiva mengukur aktivitas aktiva dan

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan melalui

penggunaan aktiva tersebut. Rasio ini juga mengukur seberapa

efisien aktiva tersebut telah dimanfaatkan untuk memperoleh

(64)

Total Asset Turnover=

assets total

sales

- Perputaran Piutang (Receivable Turnover)

Rasio ini memberikan pandangan mengenai kualitas piutang

perusahaan dan seberapa berhasilnya perusahaan dalam

penagihannya. Dihitung dengan rumus :

Receivable Turnover=

eceivables accounts r

sales

d. RasioLeverage(Van Horne dan Wachowicz, 2005:208)

Rasio ini menggambarkan sejauh mana suatu perusahaan dibiayai oleh

utang.

- Rasio Utang Terhadap Total Aktiva (Debt To Total Assets Ratio) Rasio ini menekankan pada peran penting pendanaan utang bagi

perusahaan dengan menunjukkan presentase aktiva perusahaan

yang didukung oleh pendanaan utang. Dihitung dengan rumus :

Debt To Total Assets Ratio=

ts total asse

total debt

- Rasio Utang Terhadap Ekuitas (Debt To Equity Ratio)

Dalam rangka mengukur risiko, fokus perhatian kreditur jangka

panjang terutama ditujukan pada prospek laba dan perkiraan arus

kas. Meskipun demikian, mereka tidak dapat mengabaikan

(65)

46

aktiva yang didanai oleh kreditur dan yang didanai oleh pemilik

perusahaan. Rasio ini juga dapat memberikan ganbaran mengenai

struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga dapat

dilihat tingkat risiko tak tertagihnya suatu utang. Dihitung dengan

rumus :

Debt To Total Equity Ratio=

ty total equi

total debt

I. Lingkungan Bisnis Hiperkompetisi

Hiperkompetisi diartikan sebagai situasi dengan tingkat kompetisi yang

intensif. Dan terus menerus meningkat. Jadi bisa dikatakan industri yang

berada dalam lingkungan hiperkompetisi yaitu lingkungan bisnis yang

diwarnai dengan perubahan yang terus menerus

Kompetisi yang kita kenal sebelumnya adalah kompetisi tradisional,

pergerakan tangga eskalasi berjalan cukup lama dan strategi-strategi yang

diciptakan sesuai dengan lingkungan yang relatif stabil dan dapat diprediksi.

Basis dari kompetisi tradisional adalah mempertahankan keunggulan bersaing.

Hiperkompetisi adalah lingkungan dengan karakter berasal dari pergerakan

kompetisi yang sangat cepat dan kuat, dimana para pesaing harus bergerak

cepat untuk membangun keunggulan perusahaan dan mengikis keunggulan

para pesaingnya. Dalam hiperkompetisi, perusahaan menghasilkan

(66)

bersaing lawan. Hiperkompetisi menuntut perusahaan untuk selalu berinovasi

menciptakan keunggulan-keunggulan bersaing yang baru. Hiperkompetisi

tersebar hampir di setiap sektor industri. Faktor-faktor penyebab terjadinya

hiperkompetisi diperlihatkan pada gambar 2.2

Gambar 2.2 Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Hiperkompetisi

Sumber : D’Aveni dalam Mudrajad Kuncoro (2005:104)

Secara tradisional, beberapa perusahaan mencari jalan keluar terhadap

persaingan yang keras (intens) ini melalui kolusi secara implisit atau mengembangkan keunggulan – keunggulan yang berkelanjutan. Para pesaing

Hiperkompetisi

Gangguan

Lingkungan Baru

Berubah dalam keunggulan/cara untuk bersaing

Hubungan & Perilaku

Perusahaan pesaing

Perusahaan

(67)

48

secara implisit setuju untuk tidak mengganggustatus quoperusahaan.

Keunggulan yang berkelanjutan berarti bahwa medan tersebut tidak

merata atau seimbang namun para pesaing tak mempunyai cara untuk

membenahi namun para pesaing tak mempunyai cara untuk membenahi

kembali medan tersebut. Perusahaan yang mempunyai keunggulan bisa

menetapkan harga-harga yang lebih tinggi dan menikmati keuntungan–

keuntungan yang lebih tinggi. Perusahaan bisa menghindari persaingan yang

langsung dan agresif dengan pesaing yang lain karena mereka tidak bisa

menandingi keunggulannya. Hal ini juga membawa kepada kondisi yang

relatif stabil dimana perusahaan yang memiliki keunggulan tetap

mempertahankan kepemimpinannya.

Evolusi pasar global dan teknologi memberi kontribusi pada

pengikisan/erosi kepercayaan tersebut diatas. Ketika pesaing utama

merupakan “tetangga sebelah rumahnya”, akan lebih mudah untuk berkolusi

atau bekerja sama secara diam-diam. Akan tetapi, hal tersebut akan

mengarahkan masing – masing perusahaan ke dalam prisoner’s dilemma. Pada masing-masing sisi, keduanya akan lebih baik jika mereka bekerja sama,

namun masing-masing sisi juga bisa saling tidak mempercayai satu sama lain

dalam hal perjanjian yang mereka buat. Jika satu perusahaan menjadi yang

pertama melanggar perjanjian rahasia mereka untuk menaiki tangga eskalasi,

akan lebih baik bagi perusahaan tersebut daripada jika hanya menunggu

pesaingnya bergerak terlebih dahulu. Jadi, kedua belah pihak mempunyai

Gambar

Gambar 2.1 Kekuatan-Kekuatan Yang Mempengaruhi Persaingan Industri
Tabel 2.1
Tabel 2.2Persyaratan Strategi Generik
Gambar 2.2 Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Hiperkompetisi
+7

Referensi

Dokumen terkait

elektro superkapasitor untuk aplikasi ruang angkasa dan militer. Spesifik kapasitan yang tinggi dan nilai tahanan yang rendah menghasilkan daya spesifik yang sangat

Teknik dokumentasi merupakan salah satu teknik dalam pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen- dokumen baik tertulis, gambar, maupun elektronik

Pengujian dilakukan dengan Bapak Demianus Ahiyate selaku Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Seram Bagian Barat, hasil evaluasi yang dilakukan membahas dua hal yakni

C.  “Jika p salah, maka q benar”  D.  “Jika q benar, maka p salah”  E.  q benar, maka p benar”. 

Faktor –faktor yang mendukung dalam penyelesaian konflik penambang pasir di Gampong Limau Purut kecamatan Kluet Utara Kabu Paten Aceh Selatan sangat jelas, karena dari

Adapun dari ke empat kategori karakteristik budaya Melayu tersebut, yang mendominasi adalah kategori identitas etnis.Pada penelitian ditemukan identitas etnis berupa bahasa

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat berdasarkan Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten lima puluh kota disumbang oleh 9 (sembilan) sektor yaitu: pertanian; industri ;

Dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh BPD DIY Syariah dan telah dipercayangan bank sebagaimana tersebut diatas, maka dari pihak bank pun tidak terlalu mengalami