• Tidak ada hasil yang ditemukan

Satuan Kredit Profesi (SKP) Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia (ILKI) PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Satuan Kredit Profesi (SKP) Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia (ILKI) PENDAHULUAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

Satuan Kredit Profesi (SKP)

Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia (ILKI)

PENDAHULUAN

Perlu disadari bahwa perangkat organisasi harus lengkap sehingga bisa memenuhi kebutuhan anggota dalam menghadapi tantangan zaman. Antisipasi kedepan terhadap kemajuan teknologi dan metoda dirasakan perlu menggunakan cara-cara yang memadai antara lain melalui kegiatan ilmiah dalam organisasi ILKI sebagai organisasi yang ingin memacu anggotanya untuk bersikap profesional dan dapat bertahan hidup (survive) perlu mempertimbangkan penghargaan terhadap anggotanya yang mengikuti kegiatan ilmiah dalam organisasi. Oleh karena itu, ILKI perlu menyusun pedoman untuk menilai dan mengakui setiap kegiatan ilmiah yang diikuti oleh segenap anggota dan mitranya melalui Satuan Kredit Profesi.

BAB I

DEFINISI

Pasal 1

Satuan Kredit Profesi (SKP) merupakan bentuk penghargaan terhadap sebuah kegiatan ilmiah yang diikuti oleh anggota dan mitranya dengan merujuk pada angka satuan/besaran yang merupakan jumlah kumulatif dari kegiatan tersebut.

Tiap kegiatan harus dinilai secara tepat mengingat masing-masing kegiatan berbeda bobot dan intensitasnya serta tingkat kesulitan ilmiahnya.

BAB II

TUJUAN

Pasal 2

Pemberian SKP kepada peserta kegiatan ilmiah dengan tujuan:

1. Untuk memberikan penghargaan kepada semua peserta kegiatan ilmiah yang memberikan kontribusi dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.

(2)

2

3. Merupakan kelengkapan organik ILKI dalam peningkatan mutu profesionalitas anggota.

BAB Ill

JENIS KEGIATAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

Pasal 3

JENIS KEGIATAN

Seminar, simposium, workshop, pelatihan /training, sarasehan, lokakarya, bussiness session, panel diskusi perlu dibuat definisi operasional dari ILKI untuk itu.

Pasal 4

DEFINISI OPERASIONAL 1. Seminar :

Beberapa bidang /topik, pembicara sesuai dengan bidang, ada presentasi pakar, menghasilkan rekomendasi.

2. Simposium :

Berbagai bidang /disiplin ilmu, topik sama, menghasilkan rekomendasi, ada presentasi pakar dan makalah, dengan buku / tidak proseding.

3. Sarasehan :

Berbagai bidang dan topik, ada pembicara /penyanggah, ada /tidak presentasi, tanpa makalah /buku proseding.

4. Lokakarya :

Satu /beberapa topik, ada pembicara pakar dan peserta, kasus /simulasi, atau praktikum, ada diskusi pleno dan kelompok, menghasilkan rekomendasi. 5. Pelatihan /Training :

Satu /beberapa topik, ada praktek /kegiatan dibawah bimbingan pakar, learning by doing.

BAB IV

WAKTU PELAKSANAAN

Pasal 5

1. Berlangsung dalam satu hari:  seminar

 simposium  sarasehan

(3)

3

 panel diskusi  bussines session

2. Pelaksanaannya memerlukan waktu selama 2 hari atau lebih:  lokakarya  pelatihan /training  simposium  seminar

BAB V

TINGKAT KEGIATAN

Pasal 6

Tingkat kegiatan disesuaikan dengan topik, jenis kegiatan dan pembicara: 1. Internal: Dalam 1 laboratorium

2. Lokal: Cabang 3. Wilayah: Jelas 4. Nasional: Jelas 5. Intemasional: Jelas

BAB VI

PEMBERIAN SKP

Pasal 7 SKP diberikan kepada: 1. Panitia;

2. Pembicara /pemberi materi /Pelatih (trainer); 3. Moderator /Co Moderator ;

4. Peserta : pemilik laboratorium, penanggung jawab laboratorium /kepala instalasi laboratorium, analis kesehatan, profesi lain;

5. Lembaga (bila yang hadir adalah yang mewakili lembaga) dan bukan tenaga laboratorium; 6. Mitra kerja.

(4)

4

BAB VII

JUMLAH SKP

Pasal 8

1. Kegiatan seminar, simposium, sarasehan, panel diskusi, bussines session lokal dan wilayah, kegiatannya berlangsung satu hari diberikan SKP sebagai berikut:

• Panitia = 2 SKP

• Pembicara /pemberi materi /pelatih (trainer) = 4SKP

• Moderator /Co moderator = 3 SKP

• Peserta:

 Pemilik laboratorium, penanggungjawab laboratorium /

kepala instalasi laboratorium = 2 SKP

 Analis medis, profesi lain = 2 SKP

 Lembaga (mewakili lembaga) yang bukan tenaga laboratorium = 1 SKP

 Mitra kerja = 2 SKP

2. Kegiatan seminar, simposium, sarasehan, panel diskusi, bussines session nasional dan internasional kegiatannya berlangsung satu hari diberikan SKP sebagai berikut:

• Panitia = 3 SKP

• Pembicara /pemberi materi / pelatih (trainer) = 6 SKP

• Moderator /Co Moderator = 4SKP

• Peserta:

 Pemilik laboratorium, penanggungjawab laboratorium /

kepala instalasi / laboratorium = 3 SKP

 Analis kesehatan, profesi lain = 3 SKP

 Lembaga (mewakili lembaga) yang bukan tenaga laboratorium = 2 SKP

 Mitrakerja = 3 SKP

3. Kegiatan lokakarya (workshop), pelatihan / training, dengan waktu 2 hari bersifat lokal dan wilayah diberikan SKP sebagai beñkut:

• Panitia = 3 SKP

• Pembicara /pemberi materi /pelatih (trainer) = 6 SKP

(5)

5

• Peserta:

 Pemilik laboratorium, penanggungjawab laboratorium /

kepala instalasi laboratorium = 3 SKP

 Analis kesehatan, profesi lain = 3 SKP

 Lembaga (mewakili lembaga) yang bukan tenaga laboratorium = 2 SKP

 Mitra kerja = 3 SKP

4. Kegiatan lokakarya (workshop)/pelatihan / training, dengan waktu 2 hari atau lebih, bersifat nasional dan internasional diberikan SKP sebagai berikut:

• Panitia = 4 SKP

• Pembicara /pemberi materi /pelatih (trainer) = 8 SKP

• Moderator / Co Moderator = 5 SKP

• Peserta:

 Pemilik laboratorium, penanggungjawab laboratorium /

kepala instalasi laboratorium = 4 SKP

 Analis kesehatan, profesi lain = 4 SKP

 Lembaga (mewakili lembaga) yang bukan tenaga laboratorium = 3 SKP

 Mitra kerja = 4 SKP

BAB VIII

PROSES PERMINTAAN DAN PEMBERIAN SKP

Pasal 9

1. Panitia /lembaga yang mengelola kegiatan menulis surat permohonan kepada Pengurus Pusat / Wilayah ILKI dan melampirkan proposal yang berisi:

• Judul kegiatan, jenis kegiatan • Penyelenggara kegiatan • Panitia

• Jadwal acara • Pembicara

• Peserta dan perkiraan jumlah peserta • Waktu dan tempat penyelenggaraan

2. Pemberian SKP oleh Tim Akreditasi yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Pengurus Pusat atau Pengurus Wilayah ILKI.

(6)

6

3. Tim Akreditasi akan memberikan jawaban per surat dilengkapi dengan nomor surat dan jumlah SKP yang dirinci untuk masing-masing klasifikasi: Pembicara, moderator, peserta dsb. dengan surat tindasan kepada Pengurus Pusat/Pengurus Wilayah.

4. Pemberian SKP atas keikutsertaan dalam kegiatan:

4.1. Seminar, simposium, sarasehan, panel diskusi, local bussines session, wilayah, nasional dan intemasional yang penyelenggaraannya dilakukan 1 hari diberikan piagam penghargaan.

4.2. Kegiatan lokakarya (workshop) / pelatihan / training atau kegiatan lain dengan waktu lebih atau sama dengan 2 hari diberikan sertifikat.

Contoh bentuk piagam penghargaan dan sertifikat sebagaimana terlampir.

BAB IX

BIAYA PARTISIPASI

Pasal 10

Untuk mendapatkan SKP tersebut, maka Panitia/Penyelenggara dikenai biaya partisipasi: 1. Kegiatan lokal dan wilayah, sebesar Rp 300.000,-

2. Kegiatan Nasional dan Internasional, sebesar Rp 500.000,-

untuk setiap kegiatan. Dengan Rincian 40 % untuk Wilayah dan 60 % untuk Pengurus Pusat ILKI.

BAB X

EVALUASI

Pasal 11

1. Angka SKP sebagai bentuk akreditasi dalam kegiatan laboratorium terutama untuk Peningkatan Mutu Laboratorium disamping sumber daya manusia yang bekerja didalamnya.

2. Pemberian SKP untuk Pemilik dan Penanggung Jawab laboratorium serta Analis Kesehatan/Medical Technology yang bekerja di dalamnya.

3. Kegiatan ilmiah/training manajerial menyangkut asosiasi lebih diutamakan pada kegiatan ILKI dimana diberikan SKP dengan nilai tinggi.

4. Untuk akreditasi ILKI maka kebutuhan SKP dari pemilik, penanggung jawab, analis dan kegiatan ilmiah ILKI menjadi persyaratan yang penting.

(7)

7

BAB XI

KEBIJAKAN PELAKSANAAN

Pasal 12

Laboratorium anggota ILKI yang hendak memperpanjang ijin dan meminta rekomendasi ILKI, maka diharuskan mempunyai SKP ILKI sebesar:

• Pemilik Laboratorium minimal 5 • Penanggung Jawab minimal 10

• Analis yang bekerja di dalam laboratorium minimal 10 (kumulatif)

Apabila memenuhi syarat ini maka kepadanya dapat diberikan rekomendasi ILKI. Pasal 13

Bagi anggota ILKI yang setia mengikuti kegiatan organisasi ilmiah dan melengkapi semua persyaratan administrasi dapat diberikan tanda penghargaan SKP dengan penilaian

tersendiri, dan dapat diberikan reward berupa mengikuti sebuah kegiatan ILKI tanpa ditarik uang pendaftaran atau mendapatkan potongan harga. Reward ini diberikan melalui rapat evaluasi pengurus. Bagi pengurus ILKI penting untuk menyediakan buku tamu, presensi kegiatan dan menginventarisasi dengan baik sehingga bisa membuat evaluasi untuk kebijakan ini dengan baik pula.

Pasal 14

Pengurus dapat membuka diri untuk memberikan konsultasi, tatap muka, training dsb. bagi orang /sekelompok yang berkeinginan hendak membuka laboratorium baru di wilayahnya. SKP belum dapat diberikan kepada orang /sekelompok orang tersebut tetapi setelah pertemuan itu perhitungan SKP mulai bisa diberlakukan, meskipun rekomendasi yang diminta untuk ijin laboratorium baru telah diberikan.

Pasal 15

Untuk kegiatan yang dilakukan sendiri oleh PP. ILKI, baik berupa MUNAS atau RAKERNAS, MUNASLUB atau kegiatan yang setara, atau menyertai kegiatan tersebut, maka SKP dapat diberikan tersendiri diluar perhitungan yang ada setelah melalui rapat Pengurus Pusat ILKI atas usulan Tim Akreditasi.

(8)

8

BAB XII

PENUTUP

Pasal 16

Hal-hal lain yang belum tercantum dalam ketentuan ini akan diserahkan kepada Pengurus Pusat ILKI sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan yang telah ada.

Pasal 17

Ketentuan SKP ini berlaku sejak ditetapkan tanggal 26 Juli 2003 dan disempurnakan pada tanggal 26 Juli 2007 pada MUNAS III ILKI di Semarang.

Referensi

Dokumen terkait

Pemahaman Dasar-dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat Kemampuan untuk merencanakan dan mengelola sumber dana Kemampuan Memimpin dan Berpikir Sistem. Tinjauan

Dari hasil penelitian mengenai “Analisis Pengaruh Penambahan Fin Keel terhadap Hambatan, Pola Aliran, dan Stabilitas pada Kapal Ferry Ro-Ro 1000 GT” maka didapatkan beberapa

 b) wahana inisiasi dan ritus pubertas. wahana inisiasi dan ritus pubertas. wahana untuk memilih jodoh. wahana untuk mengungkapkan rasa syukur atas keberhasilan. wahana

Abstrak: Penggunaan Media Komik dalam Pembelajaran Reading Comprehension di Sekolah Dasar. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan siswa dalam

Sedangkan untuk menindak lanjuti permasalahan mengenai masih kurangnya hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN Montong buak dapat dilakukan dengan cara mempersiapkan

Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah respon dan pandangan user dan alumni program magister Ilmu Agama