• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEMUTUSKAN: Menetapkan :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MEMUTUSKAN: Menetapkan :"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

MEMUTUSKAN: Menetapkan :

PERATURAN GUBERNUR TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM TERPADU PENINGKATAN PERANAN WANITA MENUJU KELUARGA SEHAT DAN SEJAHTERA (P2WKSS)

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

2. Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang selanjutnya disingkat Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta adalah Gubernur dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

3. Gubernur adalah Kepala Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

4. Kota Administrasi adalah Kota Administrasi di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 5. Kabupaten Administrasi adalah Kabupaten Administrasi di Provinsi Daerah khusus Ibukota

Jakarta.

6. Walikota adalah Walikota di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

7. Bupati adalah Bupati Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

8. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Perangkat Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyai Daerah, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kota Administrasi,

Kabupaten Administrasi, Kecamatan, Kelurahan, dan/atau satuan kerja lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

9. Unit Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat UKPD adalah subordinat atau bagian dari Satuan Kerja Perangkat Daerah.

10. Program Terpadu Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera yang selanjutnya disingkat Program Terpadu P2WKSS adalah program peningkatan peranan perempuan yang mempergunakan pola pendekatan lintas bidang pembangunan, secara terkoordinasi, dengan upaya yang diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga guna mencapai tingkat hidup yang berkualitas.

11. Keluarga Sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memilki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antara keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.

12. Keluarga Pra Sejahtera adalah keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal, seperti kebutuhan akan pangan, sandang, dan kesehatan.

13. Keluarga Sejahtera Tahap I, dikategorikan atas dasar alasan ekonomi, adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar serta kebutuhan sosial psikologis seperti

kebutuhan akan pendidikan, keluarga berencana, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan transportasi.

14. Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga yang selanjutnya disingkat PKK adalah Lembaga Kemasyarakatan yang diangkat oleh Gubernur membantu Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

BAB II

MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN Pasal 2

(3)

Pelaksanaan Program Terpadu P2WKSS dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan peran perempuan dalam pembangunan dalam rangka mewujudkan keluarga berkualitas.

Pasal 3 Pelaksanaan Program Terpadu P2WKSS bertujuan untuk :

a. meningkatkan status kesehatan perempuan; b. meningkatkan status pendidikan perempuan;

c. meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perempuan dalam usaha ekonomi produktif dan koperasi;

d. meningkatkan partisipasi perempuan dalam pelestarian nilai-nilai sosial budaya dan lingkungan hidup;

e. meningkatkan peran aktif perempuan dalam pengembangan masyarakat;

f. meningkatkan peran aktif perempuan dalam pemahaman wawasan kebangsaan; dan g. meningkatkan kesejahteraan sosial perempuan.

Pasal 4 Sasaran Pelaksanaan Program Terpadu P2WKSS adalah :

a. perempuan dengan tingkat kesejahteraan tergolong rendah dan/atau yang masuk dalam kategori Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera Tahap I; dan

b. Kelurahan dengan prioritas rawan sosial ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. BAB III

JENIS KEGIATAN Pasal 5

1) Program Terpadu P2WKSS memiliki 3 (tiga) kelompok kegiatan, yaitu: a. Kelompok Kegiatan Dasar (KKD);

b. Kelompok Kegiatan Lanjutan (KKL); dan c. Kelompok Kegiatan Pendukung (KKP).

2) Kelompok Kegiatan Dasar (KKD) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi kegiatan :

a. pengumpulan data dasar dari masing-masing sektor yang terkait dalam kegiatan P2WKSS; b. penyusunan Rencana Kerja Kelompok;

c. kegiatan Penyuluhan :

1. penyuluhan kesehatan dasar dan gizi ibu dan anak termasuk didalamnya Posyandu; 2. peningkatan pemasyarakatan Dasa Wisma;

3. pengelolaan keuangan keluarga dan kewirausahaan;

4. penyuluhan Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) serta Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT);

5. penyuluhan tentang pemenuhan hak dan kesehatan reproduksi; 6. pemantapan 10 program pokok PKK;

7. penyuluhan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan; dan 8. pemantapan wawasan kebangsaan;

d. percepatan pemberantasan buta aksara; dan e. pendidikan karakterdan pekerti bangsa.

3) Kelompok Kegiatan Lanjutan (KKL) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi kegiatan :

a. pelayanan :

1. peningkatan pendapatan keluarga antara lain, Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K), Kejar Usaha, penumbuhan lingkungan usaha yang kondusif, fasilitasi

(4)

2. pemantapan pelayanan kesehatan ibu dan anak, Keluarga Berencana, Bina Keluarga Balita, Kesehatan Reproduksi Remaja, Kesehatan Reproduksi Lansia;

3. peningkatan pengetahuan dan keterampilan oleh berbagai instansi terkait; dan 4. Kegiatan 10 Program Pokok PKK;

b. pendampingan :

1. perluasan kesempatan kerja dan berusaha bagi perempuan untuk meningkatkan penghasilan bagi diri dan keluarganya antara lain Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS), Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K), (P4K), Kelompok Usaha Bersama (KUB), Usaha Ekonomi Produktif (UEP), Kelompok Usaha Bersama Ekonomi (KUBE), Pemberdayaan Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir (PSEMP), dan Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK); dan

2. peningkatan pengetahuan dan keterampilan perempuan dalam lingkup pembinaan anak dan remaja, termasuk pelaksanaan Program Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (3KL) dan Bina Keluarga Lansia (BKL).

4) Kelompok Kegiatan Pendukung (KKP) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi kegiatan:

a. pemantauan dan penilaian; b. kegiatan yang berkelanjutan :

1. pemantapan forum koordinasi dan konsultasi yang telah ada di Provinsi dan Kota Administrasi/Kabupaten Administrasi;

2. kursus atau pelatihan P2WKSS kelurahan;

3. penyuluhan Keluarga Bahagia Sejahtera di pondok-pondok Pesantren Putri dan kelompok Kerohanian Putri lainnya yang ada di wilayah binaan Program Terpadu P2WKSS ; dan

4. Kegiatan penyuluhan dan pengembangan kesadaran hukum (Kadarkum) bagi perempuan-perempuan di Kelurahan binaan program Terpadu P2WKSS. c. tindak lanjut seluruh aktifitas kelompok kegiatan.

BAB IV

TIM PENGELOLA P2WKSS Bagian Kesatu

Tim Pengelola P2WKSS Provinsi Pasal 6

1) Untuk membantu Gubernur dalam pelaksanaan Program Terpadu P2WKSS dibentuk Tim Pengelola P2WKSS Provinsi.

2) Tim Pengelola P2WKSS Provinsi mempunyai tugas membantu Guberni r dalam melaksanakan program P2WKSS.

Pasal 7

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Tim Pengelola P2WKSS Provinsi mempunyai fungsi :

a. pengoordinasian perumusan dan pelaksanaan kebijakan, membantu kelancaran koordinasi dan hubungan kerja antara Gubernur, Pakar, Organisasi Perempuan, Organisasi

Kemasyarakatan serta Organisasi lainnya;

b. pengoordinasian dalam Tim Pengelola tentang kewenangan setiap Anggota Tim Pengelola dalam kegiatan P2WKSS;

c. pengoordinasian kegiatan semua SKPD/UKPD/Lembaga Pemerintah dan Masyarakat, serta Pakar dalam perencanaan, pengendalian, pemantuan, penilaian, dan pelaporan pelaksanaan program-program pemberdayaan perempuan; dan

(5)

d. peningkatan partisipasi masyarakat dalam upaya peningkatan pembangunan pemberdayaan perempuan dalam mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG)

Pasal 8

Susunan keanggotaan Tim Pengelola P2WKSS Provinsi, terdiri atas : Pengarah :

1. Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta; 2. Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta;

3. Asisten Kesejahteraan Masyarakat Sekda Provinsi DKI Jakarta. Ketua : Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi DKI Jakarta.

Sekretaris : Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan, Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Anggota :

1. Unsur Kantor Wilayah Departemen Agama 2. Unsur Badan Perencanaan Daerah; 3. Unsur Badan Pemberdayaan Masyarakat; 4. Unsur Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi; 5. Unsur Dinas Pendidikan Dasar;

6. Unsur Dinas Pertanian dan Kehutanan; 7. Unsur Dinas Kesehatan;

8. Unsur Dinas Perumahan; 9. Unsur Dinas Kebersihan;

10. Unsur Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah;

11. Unsur Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan \ Sosial; 12. Unsur Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan;

13. Unsur Dinas Perindustrian dan Perdagangan; 14. Unsur Dinas Pertamanan;

15. Unsur Biro Administrasi Kesejahteraan Masyarakat; 16. Unsur Biro Administrasi Wilayah;

17. Unsur Badan Koordinasi Keluarga Berencana Daerah (BKKBD); 18. Unsur Tim Penggerak PKK Provinsi.

Sekretariat : Subbidang Peningkatan Peranan Perempuan pada Bidang Pemberdayaan Perempuan, Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Bagian Kedua

Tim Pengelola P2WKSS Kota Administrasi/ Kabupaten Administrasi

Pasal 9

1) Bupati/Walikota sebagai penanggung jawab umum dan koordinator pelaksanaan P2WKSS di tingkat Kota Administrasi/ Kabupaten Adminitrasi.

2) Untuk membantu Walikota/Bupati dalam pelaksanaan Program Terpadu P2WKSS di setiap Kota Administrasi dan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu dibentuk Tim Pengelola P2WKSS Kota Administrasi/Kabupaten Administrasi.

3) Tim Pengelola P2WKSS Kota Administrasi/Kabupaten Administrasi dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota/Bupati.

(6)

Pasal 10

1) Tim Pengelola P2WKSS Kota Administrasi/Kabupaten Administrasi mempunyai tugas membantu Walikota/Bupati dalam melaksanakan penanganan program P2WKSS. 2) Tim Pengelola P2WKSS Kota Administrasi/Kabupaten Administrasi dalam melaksanakan

tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara teknis dibina dan dikoordinasikan oleh Tim Pengelola P2WKSS Provinsi.

Pasal 11

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Tim Pengelola P2WKSS Kota Administrasi/Kabupaten Administrasi mempunyai fungsi :

a. pengoordinasian perumusan dan pelaksanaan kebijakan, membantu kelancaran koordinasi dan hubungan kerja antara Walikota/Bupati, Pakar, Organisasi Perempuan, Organisasi Kemasyarakatan, serta Organisasi lainnya;

b. pengoordinasian dalam Tim Pengelola tentang kewenangan setiap Anggota Tim Pengelola dalam kegiatan P2WKSS;

c. pengoodinasian kegiatan semua SKPD/UKPD/Lembaga Pemerintah dan Masyarakat, serta Pakar dalam perencanaan, pengendalian, pemantauan, penilaian, dan pelaporan

pelaksanaan program-program pemberdayaan perempuan; dan

d. peningkatan partisipasi masyarakat dalam upaya peningkatan pembangunan pemberdayaan perempuan dalam mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG).

Pasal 12

Susunan keanggotaan Tim Pengelola P2WKSS Kota Administrasi/ Kabupaten Administrasi, terdiri atas :

Pengarah :

1. Wakil Walikota/Wakil Bupati;

2. Sekretaris Kota/Sekretaris Kabupaten;

3. Asisten Kesejahteraan Masyarakat Sekretaris Kota/Sekretaris Kabupaten.

Ketua : Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Administrasi/Kabupaten Administrasi. Sekretaris : Kepala Seksi Pemberdayaan Perempuan, Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Administrasi/ Kabupaten Administrasi.

Anggota :

1. Unsur Kantor Departemen Agama;

2. Unsur Badan Perencanaan Kota/Kabupaten;

3. Unsur Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Administrasi/Kabupaten Administrasi; 4. Unsur Suku Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi;

5. Unsur Suku Dinas Pendidikan Dasar;

6. Unsur Suku Dinas Pertanian dan Kehutanan; 7. Unsur Suku Dinas Pelayanan Kesehatan; 8. Unsur Suku Dinas Kesehatan Masyarakat; 9. Unsur Suku Dinas Perumahan;

10. Unsur Suku Dinas Kebersihan;

11. Unsur Suku Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah; 12. Unsur Suku Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan; 13. Unsur Suku Dinas Perindustrian dan Perdagangan; 14. Unsur Suku Dinas Pertamanan;

15. Unsur Suku Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial; 16. Unsur Bagian Administrasi Kesejahteraan Masyarakat;

(7)

18. Unsur Badan Koordinasi Keluarga Berencana Kota Administrasi/Kabupaten Administrasi; 19. Unsur Tim Penggerak PKK Kota Administrasi/ Kabupaten Administrasi.

Sekretariat : Seksi Pemberdayaan Perempuan, Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Administrasi/ Kabupaten Administrasi.

Bagian Ketiga

Tim Pengelola P2WKSS Kecamatan Pasal 13

1) Camat sebagai penanggung jawab dan koordinator pelaksanaan P2WKSS di tingkat Kecamatan.

2) Untuk membantu Camat dalam pelaksanaan Program Terpadu P2WKSS di setiap Kecamatan dibentuk Tim Pengelola P2WKSS Kecamatan.

3) Tim Pengelola P2WKSS Kecamatan dalam melaksanakan tugasnya berada Ji bawah dan bertanggung jawab kepada Camat.

Pasal 14

1) Tim Pengelola P2WKSS Kecamatan mempunyai tugas membantu Camat dalam melaksanakan penanganan program P2WKSS.

2) Tim Pengelola P2WKSS Kecamatan dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara teknis dibina dan dikoordinasikan oleh Tim Pengelola P2WKSS Kota Administrasi/Kabupaten Administrasi.

Pasal 15

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Tim Pengelola P2WKSS Kecamatan mempunyai fungsi:

a. pengoordinasian perumusan dan pelaksanaan kebijakan, membantu kelancaran koordinasi dan hubungan kerja antara Camat, Organisasi Kemasyarakatan, serta PKK Kecamatan; b. pengoordinasian dalam Tim Pengelola tentang kewenangan setiap Anggota Tim Pengelola

dalam kegiatan P2WKSS;

c. pengoordinasian kegiatan pelaksanaan P2WKSS, melakukan pemantauan dan pelaporan pelaksanaan program-program pemberdayaan perempuan; dan

d. peningkatan partisipasi masyarakat dalam upaya peningkatan pembangunan pemberdayaan perempuan daiam mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG).

Pasal 16

Susunan keanggotaan Tim Pengelola P2WKSS Kecamatan, terdiri atas : Pengarah :

1. Wakil Camat;

2. Sekretaris Kecamatan.

Ketua : Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan. Sekretaris : Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan.

Anggota :

1. Kepala Kantor Urusan Agama;

2. Kepala Seksi Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi Kecamatan; 3. Kepala Seksi Dinas Pendidikan Dasar Kecamatan;

4. Kepala Seksi Dinas Pertanian dan Kehutanan Kecamatan;

(8)

6. Kepala Seksi Dinas Perumahan Kecamatan; 7. Kepala Seksi Dinas Kebersihan Kecamatan;

8. Kepala Seksi Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kecamatan;

9. Kepala Seksi Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Kecamatan: 10. Kepala Seksi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kecamatan;

11. Kepala Puskesmas Kecamatan;

12. Pengendali Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Kecamatan;

13. Unsur organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi, dan organisasi wanita tingkat Kecamatan.

Sekretariat : Seksi Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan. Bagian Keempat

Tim Pengelola P2WKSS Kelurahan Pasal 17

1) Lurah sebagai penanggung jawab dan koordinator pelaksanaan P2WKSS di tingkat Kelurahan.

2) Untuk membantu Lurah dalam pelaksanaan Program terpadu P2WKSS di setiap Kelurahan dibentuk Tim Pengelola P2WKSS Kelurahan.

3) Tim Pengelola P2WKSS Kelurahan dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Lurah.

Pasal 18

1) Tim Pengelola P2WKSS Kelurahan mempunyai tugas membantu Lurah dalam melaksanakan penanganan program P2WKSS.

2) Tim Pengelola P2WKSS Kelurahan dalam melaksanakan tugasnya sebagai mana dimaksud pada ayat (1) secara teknis dibina dan dikoordinasikan oleh Tim Pengelola P2WKSS

Kecamatan.

Pasal 19

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, Tim Pengelola P2WKSS Kelurahan mempunyai fungsi :

a. pengoordinasian pelaksanaan kebijakan, membantu kelancaran koordinasi dan hubungan kerja antara Lurah, Organisasi Kemasyarakatan, serta PKK Kelurahan;

b. pengoordinasian dalam Tim Pengelola tentang kewenangan setiap Anggota Tim Pengelola dalam kegiatan P2WKSS;

c. pengoordinasian kegiatan pelaksanaan P2WKSS, melakukan pemant-nuan dan pelaporan pelaksanaan program-program pemberdayaan perempuan; dan

d. peningkatan partisipasi masyarakat dalam upaya peningkatan pembangunan pemberdayaan perempuan dalam mewujudkan Kesetar jan dan Keadilan Gender (KKG).

Pasal 20

Susunan keanggotaan Tim Pengelola P2WKSS Kelurahan, terdiri atas : Pengarah :

1. Wakil Lurah;

2. Sekretaris Kelurahan.

Ketua : Ketua Tim Penggerak PKK Kelurahan.

(9)

Anggota :

1. Kepala Puskesmas Kelurahan;

2. Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Kelurahan; 3. Kader PKK;

4. Lembaga/organisasi kemasyarakatan; 5. Organisasi wanita tingkat Kelurahan.

Sekretariat : Subseksi Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan. BAB V

PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN Pasal 21

1) Untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan Program Terpadu P2WKSS di semua tingkatan dilakukan pemantauan secara berjenjang.

2) Pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui pengumpulan data dan informasi secara periodik dan berkesinambungan.

Pasal 22

1) Untuk menilai hasil pelaksanaan Program Terpadu P2WKSS dan dampaknya, perlu dilakukan evaluasi.

2) Evaluasi diarahkan dan difokuskan untuk mendapatkan gambaran, keterangan, dan jawaban terhadap efektivitas pelaksanaan, dampak program terhadap kesetaraan keadiian gender, peran, akses, kontrol, serta manfaat yang dirasakan oleh perempuan.

3) Evaluasi dilakukan melalui kegiatan penilaian oleh Tim Penilai. Pasal 23

1) Tim Pengelola P2WKSS di semua tingkatan wajib membuat laporan pelaksanaan kegiatan secara berjenjang.

2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara berkala (semesteran). BAB VI

PENILAIAN Bagian Kesatu Maksud dan Tujuan

Pasal 24 Penilaian Program Terpadu P2WKSS dimaksudkan untuk :

a. mendorong dan meningkatkan gairah para pelaksana Program Terpadu P2WKSS di Kelurahan; dan

b. menentukan Kelurahan yang berhasil menyelenggarakan Program Terpadu P2WKSS sesuai dengan kebijakan yang digariskan.

Pasal 25 Penilaian Program Terpadu P2WKSS bertujuan untuk :

(10)

b. memperoleh gambaran keterangan dan jawaban terhadap efektivitas pelaksanaan P2WKSS; c. mengetahui dampak program P2WKSS terhadap kesetaraan dan keadiian gender; dan d. mengetahui sejauhmana peran, akses, kontrol dan manfaat yang dirasakan perempuan

beserta keluarga

Bagian Kedua Sasaran dan Kriteria

Pasal 26

1) Sasaran penilaian Program Terpadu P2WKSS adalah Kelompok Pelaksana Program Terpadu P2WKSS Kelurahan berdasarkan usulan Walikota/Bupati.

2) Walikota/Bupati mengusulkan 2 (dua) Kelompok Pelaksana Program Terpadu P2WKSS tingkat Kelurahan sebagai objek pembinaan kepada Gubernur melalui Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat setiap tahun.

3) Terhadap Kelompok Pelaksana P2WKSS Kelurahan yang diusulkan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan pembinaan selama 3 (tiga) tahun secara terus menerus.

4) Berdasarkan hasil pembinaan terhadap Kelompok Pelaksana P2WKSS sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Walikota/Bupati menetapkan salah satu Kelompok Pelaksana Program Terpadu P2WKSS Kelurahan Terbaik dan disampaikan kepada Gubernur melalui Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat untuk dilakukan penilaian.

Pasal 27

Penilaian atas keberhasilan pelaksanaan Program Terpadu P2WKSS di Kelurahan berdasarkan kriteria sebagai berikut:

a. hasil kualitatif dan kuantitatif yang dicapai dalam pelaksanaan Program Terpadu P2WKSS diberbagai bidang di kelurahan yang bersangkutan;

b. kesadaran, intensitas dan ketekunan lembaga masyarakat Desa dalam membina pelaksanaan Program Terpadu P2WKSS;

c. kesadaran, intensitas peran dan ketekunan kaum perempuan peserta gerakan PKK di kelurahan yang bersangkutan dalam melaksanakan Program Terpadu P2WKSS;

d. kesadaran, intensitas dan ketekunan Tim Penggerak PKK Kecamatan dalam menggerakkan kaum perempuan melaksanakan Program Terpadu P2WKSS; dan

e. semangat gotong royong dan intensitas koordinasi diantara para penggerak, pembina dan peserta sehingga program tersebut dapat dilaksangkan secara terpadu.

Bagian Ketiga Komponen Penilaian

Pasal 28

Komponen-komponen penilaian Program Terpadu P2WKSS terdiri atas :

a. kesetaraan dan keadilan gender, mencakup kegiatan penyuluhan pemahaman dan kesadaran gender;

b. pemberantasan buta huruf dalam arti luas, mencakup kegiatan membaca dan menulis latin, berbahasa Indonesia, berhitung dan perubahan sikap mental;

c. penyuluhan pertanian, pemanfaatan lahan pekarangan dengan aneka usaha tani, mencakup kegiatan bimbingan dan penyuluhan dalam pengolahan dan pemeliharaan tanaman,

pemanfaatan lahan pekarangan dengan warung dan apotik hidup dan beternak unggas/ternak kecil/ikan;

d. penyelenggaraan taman gizi, mencakup kegiatan penyuluhan gizi keluarga dan pengiriman kasus KKP ke Puskesmas, peragaan penyediaan makanan sehat, penerapan pengetahuan

(11)

gizi sehat dalam keluarga, pengembangan anak balita dan penggunaan KMS dan pemberian makan tambahan bagi anak balita;

e. imunisasi/vaksinasi, mencakup kegiatan penyuluhan dan pemberian imunisasi dan vaksinasi; f. perintisan pemugaran rumah, mencakup kegiatan penyuluhan dan pemugaran rumah dan

lingkungan yang sehat;

g. penyuluhan, pengadaan, peningkatan, pemanfaatan dan pemeliharaan jamban, pengaliran saluran air, limbah serta fasilitas air bersih, mencakjp kegiatan penyuluhan pengadaan sumber air bersih, pengadaan dan pemeliharaan tempat MCK yang sehat dan penyaluran air limbah;

h. penyuluhan serta pelaksanaan keluarga berencana dan kependudukan, mencakup kegiatan penyuluhan kependudukan dan KB, pengadaan Klinik KB, pembinaan kelompok akseptor lestari, dan membudayakan NKKBS;

i. swadaya dan gotong royong masyarakat, mencakup kegiatan penyelenggaraan keberhasilan dan keindahan rumah, halaman, usaha pelestanan lingkungan hidup, pengadaan tempat sampah, jemuran dan sebagainya;

j. penyuluhan/penataran Undang-Undang Perkawinan dalam rangka memasyarakatkan Undang-Undang tersebut, mencakup kegiatan penyuluhan 6 azas Undang-Undang Perkawinan dan peningkatan pengetanuan tentang hak dan kewajiban suami/istri, dalam keluarga menurut Undang-Undang Perkawinan dan Agama;

k. penataan, konsultasi dan penyuluhan kepada pedagang kecil/ekonomi lemah khusus perempuan, mencakup kegiatan penataran, konsultasi dan penyuluhan tentang cara usaha dagang dan pemberian SIUP;

l. penyuluhan bidang perkoperasian, mencakup kegiatan penyuluhan perkoperasian, memanfaatkan potensi waktu luang untuk kegiatan yang produktif ke arah usaha bersama (kooperatif), pendidikan kader, karyawan, manager koperasi dan membina kelangsungan kegiatan;

m. peningkatan keterampilan perempuan untuk menambah pendapatan keluarga, mencakup kegiatan latihan berbagai jenis keterampilan perempuan untuk menambah pendapatan keluarga dan pemberian alat-alat pembinaan kelompok usaha;

n. peningkatan peranan dan fungsi perempuan di bidang kesejahteraan sosial, mencakup kegiatan latihan kepemimpinan, latihan keterampilan usaha ^konomi produksi dan peralatan, pengumpulan data dan pembinaan kelompok perempuan bina swadaya dengan bimbingan para PSM;

o. peningkatan keterampilan perempuan di bidang industri kecil/industri rumah

tangga/kewiraswastaan, mencakup kegiatan pendidikan motivasi, peningkatan mutu dan peningkatan mutu dan peningkatan desain, promosi pemasaran;

p. kursus/latihan P2WKSS, mencakup kegiatan Kursus kewiraswastaan; dan

q. kesehatan, mencakup kegiatan gerakan keluarga sehat, pembinaan kader Bina Keluarga dan Balita (BKB), Gerakan Sayang Ibu (GSI) dan penyuluan manfaat pemberian Air Susu Ibu (ASI);

Bagian Keempat Metode Penilaian

Pasal 29 1) Metode penilaian yang digunakan :

a. Penilaian Program Terpadu P2WKSS dengan menggunakan metode : 1. Wawancara;

2. Observasi. b. Penelitian dokumen

2) Wawancara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 1 merupakan kegiatan tanya jawab yang dilakukan tim penilaian untuk mendapatkan informasi yang akurat.

3) Observasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 2 merupakan kegiatan untuk mengamati obyek/lapangan secara langsung kegiatan P2WKSS Kelurahan.

(12)

4) Penelitian dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, merupakan kegiatan penelitian terhadap dokumen-dokumen yang terkait dengan kegiatan P2WKSS Kelurahan

Bagian Kelima Kriteria Nilai

Pasal 30

1) Kriteria nilai yang dipergunakan dalam penilaian Program Terpadu P2WK5S adalah sebagai berikut:

a. Nilai masing-masing komponen paling sedikit 40 (empat puluh)dan paling banyak 90 (sembilan puluh); dan

b. Nilai akhir penilaian Program Terpadu P2WKSS adalah rata-rata dan nilai semua komponen.

2) Kelompok Pelaksana Program Terpadu P2WKSS yang memperoleh nilai tertinggi diberikan penghargaan sesuai dengan ketentuan.

Bagian Keenam Teknik Penilaian

Pasal 31

1) Penilaian terhadap Kelompok Pelaksana Program Terpadu P2WKSS didasarkan pada hasil perhitungan dari jumlah angka penilaian 17 (tujuh belas) komponen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28.

2) Hasil akhir penilaian didapat dari total perhitungan nilai masing-masing komponen dibagi jumlah komponen yang ada.

3) Nilai masing-masing komponen diberikan oleh penilai sesuai dengan bidang tugasnya ditambah dengan catatan/temuan tertentu yang bersifat prestasi yang menonjol. 4) Formuiir Penilaian Program Terpadu P2WKSS sebagaimana tercantum dalam lampiran

Peraturan Gubernur ini.

Bagian Ketujuh Tim Penilai

Pasal 32

1) Penilaian Program Terpadu P2WKSS dilakukan oleh Tim Penilai. 2) Susunar Tim Penilai Program Terpadu P2WKSS terdiri atas:

Pengarah :

1. Asisten Kesejahteraan Masyarakat Sekda Provinsi DKI Jakarta 2. Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi DKI Jakarta 3.

Ketua (merangkap anggota) : Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan, Badan Pemberdayaan Masyarakat

Sekretaris (merangkap anggota) : Kepala Subbidang Peningkatan Peranan Perempuan pada Bidang Pemberdayaan Perempuan

Anggota :

1. Unsur Badan Pemberdayaan Masyarakat; 2. Unsur Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi; 3. Unsur Dinas Pertamanan;

(13)

4. Unsur Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan; 5. Unsur Dinas Kesehatan;

6. Unsur Dinas Kebersihan;

7. Unsur Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah; 8. Unsur Badan Koordinasi Keluarga Berencana Daerah; 9. Unsur Tim Penggerak PKK Provinsi.

3) Tugas Tim Penilai adalah : a. menyiapkan jadwal penilaian;

b. melakukan wawancara, observasi, dan penelitian dokumen; c. melakukan penilaian;

d. membahas hasil penilaian di lapangan; e. menyusun kesimpulan penilaian;

f. membuat dan menandatangani Berita Acara hasil akhir penilaian; dan g. menyusun laporan hasil penilaian.

4) Nama-nama anggota Tim Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan keputusan Gubernur.

Bagian Kedelapan

Penetapan Pemenang dan Penghargaan Pasal 33

1) Pemenang hasil penilaian pelaksanaan Program Terpadu P2WKSS terdiri atas : a. Juara I;

b. Juara II; c. Juara III;

d. Juara Harapan I; e. Juara Harapan ll;dan f. Juara Harapan III.

2) Penetapan pemenang hasil penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan keputusan Gubernur.

Pasal 34

Kepada para pemenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 diberikan penghargaan berupa piala, piagam dan uang.

Bagian Kesembilan Waktu Penilaian

Pasal 35

Pelaksanaan penilaian Program Terpadu P2WKSS dilaksanakan setiap tahun. BAB VII

PEMBIAYAAN Pasal 36

Pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan P2WKSS di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan sumber lain yang sah.

(14)

KETENTUAN PENUTUP Pasal 37

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 12 Mei 2008

Diundangkan di Jakarta pada tanggal 21 Mei 2008

BERITA DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2008 NOMOR 43.

(15)

Lampiran : Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Nomor : 42 TAHUN 2008 Tanggal : 12 Mei 2008 FORMULIR PENILAIAN PROGRAM TERPADU P2WKSS

PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN ANGGARAN

Kelurahan :

Kecamatan :

Kota Administrasi/ : Kabupaten Administrasi :

No. Komponen Penilaian Kegiatan Nilai Untuk Masing- Masing

Kegiatan

Keterangan 1. Kesetaraan dan Keadilan Gender Penyuluhan pemahaman dan kesadaran gender

2. Pemberantasan buta huruf dalam arti luas

a. Membaca dan menulis latin b. Berbahasa Indonesia c. Berhitung

d. Perubahan sikap mental 3 Penyuluhan Pertanian, pemanfaatan

lahan pekarangan dengan aneka usaha tani

a. Bimbingan dan penyuluhan dalam pengolahan dan pemeliharaan tanaman

b. Pemanfaatan lahan pekarangan dengan warung dan apotik hidup

c. Beternak unggas/ternak kecil/ikan

4 Penyelenggaraan taman gizi a. Penyuluhan gizi keluarga dan pengiriman kasus KKP ke Puskesmas

b. Peragaan penyediaan makanan sehat

c. Penerapan pengetahuan gizi sehat dalamkeluarga d. Pengembangan anak balita dan

penggunaan KMS

e. Pemberian makan tambahan bagi anak balita

5. Imunisasi/Vaksinasi a. Penyuluhan

b. Pemberian Imunisasi dan Vaksinasi

6. Perintisan Pemugaran Rumah Penyuluhan dan pemugaran rumah dan lingkungan yang sehat

7. Penyuluhan, pengadaan, a. Penyuluhan pengadaan sumber peningkatan, pemanfaatan dan

pemeliharaan jamban, pengaliran saluran air, limbah serta fasilitasi air bersih

air bersih

b. Pengadaan dan pemeliharaan tempat MCK yang sehat

c. Penyaluran air limbah 8. Penyuluhan serta pelaksanaan

keluarga berencana dan kependudukan

a. Penyuluhan kependudukan dan KB b. Pengadaan Klinik KB

c. Pembinaan kelompok Akseptor Lestari d. Membudayakan NKKBS

(16)

No. Komponen Penilaian Kegiatan Nilai Untuk Masing-Masing Kegiatan

Keterangan 9. Swadaya dan gotong royong

masyarakat desa proyek

Penyelenggaraan kebersihan dan keindahan rumah, halaman, usaha pelestarian lingkungan hidup, pengadaan tempat sampah, jemuran dan sebagainya.

10. Penyuluhan/Penataran UU Perkawinan dalam rangka memasyarakatkan UU tersebut

a. Penyuluhan 6 azas UU Perkawinan b. Peningkatan pengetahuan tentang hak dan kewajiban suami/istri, 'dalam keluarga menurut UU Perkawinan dan Agama

11. Penataan, konsultasi dan penyuluhan kepada pedagang kecil/ekonomi lemah khusus perempuan

a. Penataran b. Konsultasi

c. Penyuluhan tentang cara usaha dagang dan pemberian SIUP

12. Penyuluhan bidang perkoperasian a. Penyuluhan perkoperasian

b. Memanfaatan potensi waktu luang untuk kegiatan yang produktif kearah usaha bersama (kooperatif) c. Pendidikan kader, karyawan, manager koperasi d. Membina kelangsungan kegiatan

13. Peningkatan keterampilan perempuan untuk menambah pendapatan keluarga

a. Latihan berbagai jenis keterampilan perempuan untuk menambah pendapatan keluarga

b. Pemberian alat-alat pembinaan kelompok usaha

14. Peningkatan peranan dan fungsi perempuan dibidang kesejahteraan social

a. Latihan kepemimpinan

b. Latihan keterampilan usaha ekonomi produksi dan peralatan

c. Pengumpulan data

d. Pembinaan kelompok perempuan Bina Swadaya dengan bimbingan para PSM

15. Peningkatan keterampilan perempuan dibidang industri kecil/industri rumah tangga/kewiraswastaan

a. Pendidikan motivasi b. Peningakatan mutu

c. Peningkatan desain, promosi pemasaran 16. Kursus/Latihan P2WKSS Kursus kewiraswastaan

17. Kesehatan a. Gerakan Keluarga Sehat

b. Pembinaan kader BKB c. Gerakan sayang Ibu

d. Penyuluhan manfaat pemberian AS I

Jumlah Nilai

(17)

Keterangan Nilai : 40 - 50 kurang 51 - 60 sedang 61 - 70 cukup 71 - 80 baik 81 - 90 baik sekali

Referensi

Dokumen terkait

Pertumbuhan produksi padi sawah yang sebagian besar berasal dari peningkatan luas panen padi dapat menekan pertumbuhan produksi komoditas pangan lain yang diusahakan pada lahan

Dalam undang-undang tersebut telah diatur bahwa kebijakan desentralisasi fiskal meliputi alokasi Dana Alokasi Umum (DAU) sebagai sumber pembiayaan penyelenggaraan

Menimbang, bahwa Majelis Hakim tingkat banding setelah memeriksa dan meneliti secara seksama berkas perkara yang terdiri dari Berita acara pemeriksaan, surat-surat lain

Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kota masih secara Musyawarah atau voting dengan cara mencoblos atau mencontreng kertas suara kemudian memasukan ke kotak suara

The effect of initial concentration of procion dye on the adsorption properties shows in Fig. The increase of color removal has positive comparison with the increase of initial

Linda Mayasari, S.Pd, M.Pd, as the Chair Person of the English Department of Faculty of Education and Teacher Training at Muhammadiyah University at Surabaya..

Pengaruh stres kerja pada karyawan perlu dikondisikan dengan sehingga karyawan memiliki motivasi dan semangat kinerja yang baru bagi setiap karyawan dan kondisi ini ditunjang

Perang Salib yang merupakan tragedi umat Islam terbesar dalam sejarah yang menyebabkan kerugian yang sangat besar, baik harta maupun jiwa, namun ada sisi