• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pradita Juhariyani BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pradita Juhariyani BAB II"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Dukungan Sosial Ayah 1. Pengertian

Menurut Ritter (Smet, 1994) dukungan sosial mengacu pada bantuan emosional, instrumental, dan financial yang diperoleh dari jaringan sosial seseorang. Dukungan sosial merupakan kenyamanan psikis dan emosional yang diberikan kepada individu oleh keluarga, teman, rekan, dan lainnya. Gottlieb (Smet, 1994) menyatakan dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal maupun non verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang didapat karena kehadiran orang lain dan mempunyai manfaat emosional atau efek prilaku bagi pihak penerima. Hurlock (2005) menjelaskan adanya dukungan yang berupa penerimaan, perhatian, dan rasa percaya akan menimbulkan kebahagiaan dalam diri anak, seperti yang diungkapkan Sarafino (Smet, 1994) bahwa dukungan sosial mengacu pada kesenangan yang dirasakan, penghargaan, kepedulian penerima dukungan yang didapat dari orang atau kelompok lain.

(2)

dengan cara meningkatkan kemampuan pada diri seseorang dengan memberikan bantuan berupa dorongan, peralatan dan penerimaan. Kurang atau tidak tersedianya dukungan sosial akan menjadikan individu merasa tidak berharga dan merasa terisolir (Toifur & Johana, 2003).

Definisi ayah itu sendiri berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia adalah sebutan untuk orang tua laki-laki yang mempunyai anak. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial ayah adalah bantuan yang diberikan oleh ayah terhadap anaknya yang terdiri dari informasi atau nasehat verbal maupun non verbal seperti bantuan nyata atau tindakan baik bantuan emosional, instrumental maupun finansial dan bermanfaat bagi anak sehingga membuat kehidupan anak menjadi lebih baik.

2. Jenis-jenis Dukungan sosial

House (Smet, 1994) mengemukakan empat jenis dukungan sosial yaitu:

a. Dukungan emosional (emotional support)

Meliputi cinta dan kasih sayang, ekspresi empati, perlindungan, perhatian dan kepercayaan, keterbukaan serta kerelaan dalam memecahkan masalah seseorang. Dukungan ini membuat seseorang merasa nyaman, tentram, dan dicintai.

b. Dukungan instrumental (instrumental support)

(3)

juga berupa jasa pelayanan, atau pemberian peluang waktu dan kesempatan.

c. Dukungan informasi (informational support)

Adalah bentuk dukungan yang meliputi pemberian nasehat, arahan, pertimbangan tentang bagaimana seseorang harus berbuat. Merupakan informasi untuk menambah pengetahuan, nasehat, atau pengarahan untuk tercaoainya pemecahan masalah.

d. Penilaian

Dukungan ini berupa pemberian penghargaan atas usaha yang telah dilakukan, memberikan umpan balik, mengenai hasil atau prestasi dan penguatan tindakan positif yang diambil individu.

Menurut Wills & Fegan (Sarafino, 2006) bentuk-bentuk dukungan yang dapat diberikan ayah dapat berupa.:

a. Emotional or esteem support, dimana ayah memiliki rasa empati, perduli terhadap anaknya sehingga dapat memberikan perasaan nyaman, perhatian dan penerimaan positif terhadap anaknya.

b. Tangible or Instrumental Support, ayah memberikan bantuan yang nyata, seperti bantuan finansial atau kebutuhan lain yang dibutuhkan oleh anak.

(4)

d. Companionship Support, ayah bersedia untuk meluangkan waktu dengan anak dengan memberikan perasaan ketertarikan untuk melakukan kegiatan bersama.

Berdasarkan aspek-aspek diatas, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek dukungan sosial orang tua meliputi dukungan emosional, dukungan informasi, dukungan instrumental, penilaian dan Companionship Support.

3. Manfaat Dukungan Sosial

(5)

Menurut Caplan (Ismudiyati dan Hastjarjo, 2001) dukungan sosial akan membantu individu dalam menggerakan sumber-sumber psikologis untuk melawan stresor, menyediakan bantuan untuk memenuhi kebutuhan mereka, menyediakan sumber materi keuangan dan ketrampilan serta menyediakan petunjuk dan saran. Dukungan sosial yang cukup membuat individu optimis menjalani hari-harinya. Manfaat yang besar dari dukungan sosial tidak hanya diperlukan orang dewasa saja namun juga bagi remaja dan anak-anak.

(6)

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat dukungan sosial yang diberikan orang tua pada umumnya dan ayah pada khususnya sangat membantu individu atau remaja yang menerimanya untuk menggerakan sumber-sumber psikologis, melawan stresor, menyediakan bantuan untuk memenuhi segala kebutuhan individu atau remaja,menyediakan petunjuk atau saran, mengembangkan rasa percaya dan sikap positif terhadap masa depan remaja, dan percaya akan keberhasilah yang akan dicapainya serta lebih termotivasi untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan dimasa depan.

B. Putus sekolah

1. Definisi Putus Sekolah

(7)

Menurut Kaufman dan Whitener, (Titaley, 2012) Putus sekolah adalah suatu keadaan dimana murid tidak dapat menyelesaikan program belajarnya sebelum waktunya selesai atau murid tidak tamat menyelesaikan program belajarnya. Putus sekolah juga bisa diartikan sebagai seseorang yang telah masuk dalam sebuah lembaga pendidikan baik itu pada tingkat SD, SMP, maupun SMA untuk belajar dan menerima pelajaran tetapi tidak sampai tamat atau lulus kemudian mereka berhenti atau keluar dari sekolah. Dalam kamus istilah pendidikan (1997), yang dimaksud dengan siswa putus sekolah adalah siswa yang putus sekolah karena satu atau alasan lain meninggalkan sekolah, tidak menyelesaikan jenjang sekolah yang telah ditentukan.

Berdasarkan definisi-definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa putus sekolah adalah seseorang yang tidak mampu menyelesaikan suatu jenjang pendidikan atau program belajarnya sebelum waktunya belajar karena suatu alasan.

2. Akibat putus sekolah

(8)

kelompok-kelompok pemuda liar. Pemuda nakal dengan kegiatannya yang bersifat negatif, seperti mencuri, memakai narkoba, mabuk-mabukan, menipu, menodong, dan sebagainya.

Produktifitas anak putus sekolah dalam pembangunan tidak seluruhnya dapat mereka kembangkan, padahal semua anak Indonesia memiliki potensi untuk maju. Akibat yang disebabkan anak putus sekolah sangat banyak, diantaranya adalah kenakalan remaja, tawuran, kebut-kebutan di jalan raya, minum-minuman dan perkelahian, akibat lainnya juga adalah perasaan minder dan rendah diri, banyak orang yang menganggur. Itu dikarenakan banyak sekali anak yang tidak mempunyai ijasah, maupun tidak adanya pembekalan skiil bagi mereka yang putus sekolah (Candra, 2008).

C. Remaja

1. Pengertian Remaja

Remaja (adolescence) diartikan sebagai periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif dan sosial emosional (Santrock, 2007).

Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere (adolescentia yang berarti remaja) yang memiliki arti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Mencakup kematangan mental, emosional,

(9)

Di negara-negara Barat, istilah remaja dikenal dengan “adolescence” yang berasal dari kata dalam bahasa Latin “adolescere”

(kata bendanya adolescentia = remaja), yang berarti tumbuh menjadi dewasa atau dalam perkembangan menjadi dewasa. Masa remaja merupakan tahap perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa, yang ditandai oleh perubahan-perubahan fisik umum serta perkembangan kognitif dan social (Desmita, 2009).Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari tiga belas tahun sampai enam belas atau tujuh belas tahun. Dan akhir masa remaja bermula dari usia enam belas tahun atau tujuh belas tahun sampai delapan belas tahun, yaitu usia matang secara hukum (Hurlock, 1980).

Dari beberapa pengertian mengenai remaja di atas dapat diambil kesimpulan bahwa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang matang mencakup perkembangan biologis, kognitif, dan sosial emosional.

2. Perkembangan Remaja

(10)

1) Ciri primer : matangnya organ seksual yang ditandai dengan adanya menstruasi (menarche) pada anak perempuan dan produksi cairan sperma(nocturnal seminal emission)pada anak laki-laki.

2) Ciri sekunder : meliputi perubahan bentuk pada kedua jenis kelamin itu. Anak perempuan mulai tumbuh buah dada, pinggul membesar, paha membesar karena tumpukan lemak, dan bulu-bulu pada kelamin dan ketiak. Pada anak laki-laki terjadi perubahan otot, bahu melebar, suara mulai berubah, tumbuh bulu-bulu pada kelamin dan ketiak serta kumis.

3) Ciri tertier : ciri-ciri yang tampak pada perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut meliputi perubahan psikis, perubahan emosi, perubahan pandangan hidup, sikap, sosial dan sebagainya.

Berdasarkan uraian diatas, ciri-ciri perkembangan pada masa remaja meliputi ciri primer, sekunder dan tertier.

3. Tugas Perkembangan Remaja

Tugas-tugas perkembangan (development tasks) yaitu tugas-tugas atau kewajiban yang harus dilalui oleh setiap individu sesuai dengan tahap perkembangan individu itu sendiri. Dari sejak di kandungan, bayi, anak-anak, remaja, dewasa sampai dewasa akhir, setiap individu harus melakukan tugas itu (Dariyo, 2004).

Menurut Hurlock (1980) tugas perkembangan pada masa remaja adalah sebagai berikut :

(11)

2) Berusaha mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa. 3) Berusaha mampu membina hubungan baik dengan anggota

kelompok yang berlainan jenis.

4) Berusaha mencapai kemandirian emosional. 5) Berusaha mencapai kemandirian ekonomi.

6) Berusaha mengembangkan konsep dan ketrampilan-ketrampilan yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat.

7) Berusaha memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua.

8) Berusaha mengembangkan perilaku tanggungjawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa.

9) Berusaha mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.

10) Berusaha memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.

(12)

mencapai sistem nilai dan etika tertentu sebagai pedoman tingkah lakunya.

4. Pengaruh Ayah pada Perkembangan Remaja

Interaksi dengan ayah yang mengasihi, mudah berkomunikasi, dan dapat diandalkan yang dapat memberikan kepercayaan dan keyakinan pada anak sangat mendukung perkembangan sosial pada remaja. Dalam sebuah penyelidikan, Frank Fustanberg & Kathleen Haris tahun 1992 mendokumentasikan anak-anak yang berasal dari Afrika-Amerika yang berpenghasilan rendah, melaporkan bahwa mereka memiliki kelekatan dan pengenalan yang kuat kepada ayahnya ketika remaja, memiliki kecenderungan dua kali lipat untuk memiliki pekerjaan yang stabil dan diterima di kampus. Sementara remaja yang tidak mempunyai relasi semacam itu dengan ayahnya, kurang dari 75 persennya cenderung menjadi orang tua yang tidak menikah, kurang dari 80 persen cenderung dipenjara, kurang dari 50 persen menjadi depresi. Meskpun demikian yang disayangkan adalah bahwa 10 persen dari anak-anak yang secara ekonomi tidak beruntung, yang menjadi subjek penelitian ini, memiliki relasi yang stabil dan dekat dengan ayahnya selama masa kanak-kanak dan remaja. Dalam studi lainnya, ayah yang memiliki prasaan positif cenderung memiliki remaja yang tidak depresi (Hurlock, 2009).

(13)

a. Ayah mengajarkan/mendorong kebebasan, secara umum ayah cenderung kurang protrektif, mendorong eksplorasi dan pengambilan risiko, serta merupakan model perilaku agresif ataupun asertif.

b. Ayah meluaskan pandangan anak, ayah mengenalkan dunia luar melalui pekerjaan mereka.

c. Ayah merupakan pendisiplin yang tegas, hanya memberi sedikit permakluman dan cenderung menuntut banyak dari anak-anak mereka untuk tiap tahapnya.

d. Ayah adalah (model) laki-laki. D. Kerangka Berpikir

(14)

mempunyai ijasah, maupun tidak adanya pembekalan skiil bagi mereka yang putus sekolah (Candra, 2008).

Remaja yang putus sekolah tetap harus dibimbing dan didukung agar tidak terjerumus ke hal-hal yang negatif. Dalam hal ini dukungan orang tua yang dibutuhkan oleh remaja yang putus sekolah agar mampu menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi dan tidak terjerumus ke hal-hal yang negatif. Dukungan orang tua seperti halnya dukungan sosial ayah sangat mempunyai pengaruh untuk perkembangan remaja, karena menurut Grimm-Wassil (Thomas, 2008) ayah mempunyai pengaruh dalam beberapa area khusus pada perkembangan anak, yaitu :

a. Ayah mengajarkan/mendorong kebebasan, secara umum ayah cenderung kurang protektif, mendorong eksplorasi dan pengambilan risiko, serta merupakan model perilaku agresif ataupun asertif.

b. Ayah meluaskan pandangan anak, ayah mengenalkan dunia luar melalui pekerjaan mereka.

c. Ayah merupakan pendisiplin yang tegas, hanya memberi sedikit permakluman dan cenderung menuntut banyak dari anak-anak mereka untuk tiap tahapnya.

d. Ayah adalah (model) laki-laki.

(15)

Berdasarkan keterangan yang telah dipaparkan diatas, penelitian dukungan sosial ayah pada anak putus sekolah penting untuk dilakukan. Kerangka berfikir tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1.

Bagan Kerangka Berpikir

Dukungan sosial ayah yang mempunyai anak putus sekolah

Gambar

Gambar 1.Bagan Kerangka Berpikir

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian tersebut dapat dibuktikan bahwa penerapan metode Inside Outside Circle dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sains kelas V

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, diperlukan adanya penelitian terkait dengan efektivitas dari integrasi SIMKEU dan HRIS yang berupa sistem

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan beberapa teori yang menjawab rumusan masalah “apakah ada pengaruh model explicit instruction terhadap

Aplikasi Berbasis Web untuk Menampilkan Absensi dan Nilai Akhir Peserta Didik ini dikembangkan dengan menggunakan basis data MySQL sebagai media

Ampul dibuat dari bahan gelas tidak berwarna akan tetapi untuk bahan obat yang peka terhadap cahaya, dapat digunakan ampul yang terbuat dari bahan gelas

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh subtitusi minyak sawit oleh minyak ikan lemuru dan suplementasi vitamin E dalam ransum ayam broiler terhadap

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) merupakan bagian dari pemerintah daerah, karena di dalam negara kesatuan tidak ada legislatif daerah, oleh karena itu DPRD dimasukkan ke

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa konsentrasi garam 40% merupakan perlakuan terbaik dengan tekstur (Texture Analyzer) memiliki nilai 998,59