i
NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL ETNIS SASAK PADA KEHIDUPAN DI SEKOLAH
DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN PERDAMAIAN
Oleh: HABIBUDDIN NIM. 12703261004
Disertasi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Doktor Pendidikan
PPROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN ROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
ii ABSTRAK
Habibuddin: Nilai-nilai Kearifan Lokal Etnis Sasak pada Kehidupan di Sekolah dalam Perspektif Pendidikan Perdamaian. Disertasi. Yogyakarta: Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta, 2019
Nilai-nilai kearifan lokal belum menjadi sumber untuk membangun perdamaian. Penelitian ini bertujuan: (1) mendeskripsikan bentuk, peran, dan fungsi nilai-nilai kearifan lokal etnis Sasak; (2) menganalisis nilai-nilai perdamaian yang terkandung dalam nilai-nilai kearifan lokal etnis Sasak; (3) merefleksikan dan menginterpretasikan proses internalisasi dan aktualisasi nilai-nilai kearifan lokal etnis Sasak di kalangan siswa untuk perdamaian di sekolah.
Penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif dengan grounded theory untuk mengungkap nilai-nilai perdamaian dalam nilai-nilai kearifan lokal etnis Sasak dalam mewujudkan perdamaian di sekolah. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 2 Selong dengan subjek penelitian kepala sekolah, guru, dan siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Uji keabsahan data dengan langkah-langkah pemeriksaan, yaitu derajat kepercayaan, keteralihan, kebergantungan, dan kepastian. Analisis data menggunakan analisis model interaktif dari Miles & Huberman, yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, pengambilan simpulan.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa: (1) bentuk nilai-nilai kearifan lokal etnis Sasak pada kehidupan di sekolah yaitu suatu tatanan ide-ide yang mengatur cara berpikir, berperilaku, dan berbuat, sesuatu yang menjadi keyakinan atas kebenaran dan kebaikan, sesuatu yang tidak nampak namun memberi manfaat, dan sesuatu yang menjadi identitas. Perannya sebagai pengarah, motivasi, perencanaan, dan pengawasan. Fungsinya sebagai pengetahuan, komunikasi, penyesuaian diri seseorang, perekat solidaritas, dan ekspresi; (2) nilai-nilai perdamaian yang terkandung dalam nilai-nilai kearifan lokal etnis Sasak terdiri atas 10 (sepuluh) nilai, yaitu têrpi (disiplin), saling ajinang (saling menghargai), saling saduq (saling percaya), têguq (tanggung jawab), mingêr (kritis, peka) bêsêmêton (persaudaraan), solah pêratêq (baik hati, nirkekerasan), soloh (toleransi), bêdadayan (kerja sama), dan ra’i (empati). Nilai-nilai kearifan lokal etnis Sasak pada kehidupan sekolah ditemukan sebanyak 12 (dua belas) nilai, yaitu patuh (taat), patut (pantas), lŏmboq (tulus, jujur), pacu (kerja keras), têtes (partisipatif), tuna’ (kasih sayang), gêrasaq (ramah), rapah (persatuan), kupu’ (setara), gundêm (musyawarah), rêma (peduli sesama), dan paut (sederhana). Nilai-nilai kearifan lokal etnis Sasak di sekolah dilaksanakan berdasarkan kebijakan pemerintah dan sekolah, melalui pengembangan kurikulum sekolah, fungsi kepala sekolah dan guru, dan mata pelajaran, dan (3) internalisasi nilai-nilai perdamaian dalam nilai-nilai kearifan lokal etnis Sasak di kalangan siswa melalui 4 (empat) indikator, yaitu sebagai suatu proses, kebiasaan, penghayatan diri, dan kesadaran diri, sedangkan aktualisasi nilai-nilai perdamaian dalam nilai-nilai kearifan lokal etnis Sasak melalui 4 (empat) indikator, yaitu pengamalan atau pelaksanaan nilai, cermin kepribadian, penyesuaian diri, dan penyatuan diri.
iii ABSTRACT
Habibuddin: Local Wisdom of Sasak Tribe in School life from the Perspective of Peace Education. Dissertation. Yogyakarta: Graduate School, Yogyakarta State University, 2019.
The value of local wisdom have not been yet the sources for constructing peace. This study aimed: (1) to describe the form, role, and function of local wisdom values Sasak tribe; (2) to analyze the values of peace inside the local wisdom of Sasak; (3) to reflect and interpret the process of internalizing and actualizing the values of Sasak local wisdom among students in realizing peace in school.
The research used qualitative paradigm with grounded theory models to reveal the values of peace inside the values of Sasak local wisdom in realizing peace in school. The study was conducted at State Senior High School 2 Selong which involved the principal, teachers, and student as the research subjects. The data collection techniques were observation, in-depth interviews, and documentation. Inspection steps, namely credibility, transferability, dependability, and confirmability while used to ensure the validity of the data. The technique of data analysis was interactive model analysis from Miles & Huberman which consists of data collection, data reduction, data display, conclusions drawing/verification. The results showed that: (1) the form of local wisdom values of Sasak tribe in school life an order of the ideas regulate ways of thinking, behavior, and action, something that become a belief related to truth and goodness, something which is not visible but provides benefit, and something that becomes identity. The role as guide, motivational, planning, and supervision, and the function as a knowledge, communication, self-adjustment, adhesive solidarity, and self-expression; (2) The values of peace inside the values of local wisdom of Sasak tribe consisted of 10 (ten) values, namely têrpi (discipline), saling ajinang (mutual respect), saling saduq (mutual trust), têguq (responsibility), mingêr (critical, sensitivity), bêsêmêton (brotherhood), solah pêratêq (kind, nonviolent), soloh (tolerance), bêdadayan (cooperation), and ra'i (empathy). While the values of local wisdom of Sasak tribe in school life consisted of 12 (twelve) values, i.e. patuh (obey), patut (proper, polite), lŏmboq (sincere, honest), pacu (work hard), têtes (participatory), tuna’ (affection), gêrasaq (friendly), rapah (unity), kupu’
(equality), gundêm (discussion), rêma (care to each others), dan paut (humble). The implementation of the values of local wisdom of Sasak tribe in school life based government and school policies, through development school curricula, functions of principal and teachers, and school subjects; (3) the internalization of the values of peace in the local wisdom of the Sasak tribe among students contained 4 (four) indicators, i.e. of a process, habit, appreciation, and self-awareness. While the actualization of the values of peace inside the values of local wisdom of Sasak tribe contained 4 (four) indicators consisting of practice or realization of values, reflection of personality, self-adjustment, and self-union. Keywords: local wisdom values, Sasak tribe, school, peace education
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah, serta karunia-Nya sehingga penulis mampu melaksanakan penelitian sampai dengan terselesaikannya penulisan disertasi ini. Shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad saw, yang telah membimbing umat manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang.
Disertasi ini tersusun berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik dari keluarga, rekan-rekan di kampus, dan para dosen di Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta (PPs-UNY). Secara khusus, penulis sampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi yang tak terhingga pada Prof. Zamroni, Ph.D selaku promotor dan Prof. Dr. Siti Irene Astuti Dwiningrum selaku kopromotor dengan tulus, sabar, dan perhatian membimbing penulis selama penelitian dan penyelesaian disertasi ini. Ucapan terima kasih dan apresiasi penulis sampaikan juga kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta dan Direktur PPs-UNY beserta staf yang telah banyak membantu penulis berupa aturan-aturan dan kebijakan sehingga disertasi ini dapat diwujudkan.
2. Bapak dan ibu guru serta dosen yang telah banyak mendidik, mengajar, dan membina, serta mencurahkan perhatiannya pada penulis selama menempuh pendidikan dari tingkat SD, SMP, SMA hingga pendidikan tinggi. Secara khusus, penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Noeng Muhadjir (alm), Prof. Suyata, Ph.D, Prof. Dr. Sodiq A. Kuntoro, Prof. Dr. Joko Suryo, Prof. Dr. M. Sastrapratedja, Prof. Dr. Siti Partini Suardiman, FX. Sudarsono, Ph.D, Prof. Dr. Achmad Dardiri, Prof. Dr. J. Sudarminta, Dr. Dwi Siswoyo, dan lain-lain yang telah banyak mendidik, mengajar, dan mencurahkan perhatiannya pada penulis selama menempuh studi pada Program Studi Ilmu Pendidikan sehingga penulis memiliki bekal berupa ilmu dan pengetahuan.
vii
3. Rektor Universitas Hamzanwadi Selong yang telah memberi rekomendasi (izin) untuk melanjutkan pendidikan.
4. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Lombok Timur, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Timur, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat, tokoh-tokoh (agama, masyarakat, dan adat), dan warga masyarakat yang telah banyak membantu selama proses penelitian dan penulisan ini berlangsung. 5. Ibunda Intzjih Sur’aen, Ayahanda Haerudin (alm) atas segala doa,
pengorbanan, dan perjuangannya agar anak-anaknya bisa maju. Di samping itu, untuk Ama’ Bustomi Arifin & keluarga, saudara-saudariku Muh. Saifullah (alm), Abdullah, Abdul Aziz, Siti, Rahmi Wati, dan Sri Surya Hartani yang telah banyak memberi motivasi, bantuan, dan perhatian sehingga dapat menyelesaikan tulisan ini.
6. Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Selong, wakil-wakil kepala sekolah, dan guru BP/BK yang telah memberi kesempatan dan dukungan selama pelaksanaan pengumpulan data (informasi), serta guru-guru, pegawai, maupun siswa yang berkenan menjadi informan.
7. Bapak Muhtasar (alm), Muliadi, Muhir, Ahmad Tohri, H. Zulkarnain Hadi, dan teman-teman yang lainnya telah banyak menemani penulis berdiskusi, mengumpulkan literatur, dan melakukan kajian selama penelitian dilakukan sehingga penulis memperoleh banyak informasi dan wacana baru tentang nilai-nilai kearifan lokal etnis Sasak.
8. Rekan-rekan selama menempuh studi pada Program Studi Ilmu Pendidikan PPs-UNY angkatan tahun 2012, khususnya Pak Sudrajat, Pak Hadi Warsito, Ibu L. Andriani Purwastuti, dan berbagai pihak tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak memberi motivasi maupun dukungan moril sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.
Secara khusus terima kasih dan penghargaan yang tinggi penulis sampaikan pada Aida Sanko Ardani (istri), Ahmad Zhillan Zhalil dan Noor Althafunisa’ H., (anak) yang telah menyemangati, penuh kesabaran, dan pengertian mendampingi penulis selama menempuh studi. Penulis meyakini masih banyak pihak yang tidak
viii
disebutkan satu demi satu yang telah banyak memberi kontribusi terhadap penyelesaian disertasi ini. Untuk itu ucapan terima kasih disampaikan serta iringan doa agar bantuan maupun dukungan diberikan dapat menjadi amal baik mereka, dan mendapatkan balasan dari Allah Swt.
Akhir kata, penulis berharap disertasi ini bermanfaat bagi penulis khususnya, memberi kontribusi bagi penelitian selanjutnya, dan membantu pelestarian nilai-nilai kearifan lokal etnis Sasak pada kehidupan di sekolah dan masyarakat. Semoga Allah Swt. melimpahkan karunia, hidayah, dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Penulis berharap semoga disertasi ini bermanfaat bagi para pembaca. Aamiin.
Yogyakarta, 1 Agustus 2019
Habibuddin
ix DAFTAR ISI ABSTRAK ……… ii ABSTRACT……….………... iii PERNYATAAN KEASLIAN ………….……….……… iv LEMBAR PENGESAHAN..………... v KATA PENGANTAR ……….. vi DAFTAR ISI ……… ix GLOSARIUM ………... xii DAFTAR TABEL ……… xv
DAFTAR GAMBAR ……... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ……… xvii
BAB I PENDAHULUAN ……… 1
A.Latar Belakang Masalah ………..…… 1
B.Identifikasi Masalah ………... 19
C.Fokus dan Rumusan Masalah………... 20
D.Tujuan Penelitian ………. 21
E.Manfaat Penelitian ………... 21
BAB II KAJIAN PUSTAKA ………... 24
A.Kajian Teori ………. 24
1. Pendidikan Perdamaian …... 26
a. Sejarah Pendidikan Perdamaian …... 26
b. Konsep Perdamaian dan Pendidikan Perdamaian …… 35
1) Perdamaian …... 35
2) Pendidikan Perdamaian..…... 37
a) Praktik Transformatif …... 42
b) Nonkekerasan …... 45
c) Budaya Damai …... 52
c. Lingkup dan Nilai Pendidikan Perdamaian …... 53
1) Pendidikan Perdamaian dan HAM ………... 55
2) Pendidikan Perdamaian dan Lingkungan …... 56
3) Pendidikan Perdamaian dan Resolusi Konflik …... 58
4) Pendidikan Perdamaian dan Keadilan Sosial …... 64
d. Tujuan dan Pendekatan Pendidikan Perdamaian …... 66
e. Teori dan Pemikir Pendidikan Perdamaian ………….. 70
1) John Dewey …... 70
2) Paulo Freire …... 73
3) Ki Hadjar Dewantara ………... 80
2. Nilai-nilai Kearifan Lokal …...…………. 85
a. Nilai ……….. 85
1) Hakikat Nilai ……….. 85
x
b. Kearifan Lokal ………. 90
1) Konsep Kearifan Lokal ……….. 90
2) Wujud Kearifan Lokal ………... 93
3) Fungsi Kearifan Lokal …………...……… 87
c. Identitas dan Kearifan Lokal ……… 98
d. Nilai-nilai Utama Kearifan Lokal Etnis Sasak ………. 102
3. Sekolah ………... 122
a. Sekolah dalam Perspektif Teori ………... 122
1) Teori Struktural-Fungsional ………... 124
2) Teori Interaksionisme Simbolik ………. 127
3) Teori Humanis ………... 130
b. Fungsi Sekolah …………...………. 135
B.Kajian Penelitian yang Relevan ………... 138
C.Alur Pikir ………... 164
D.Pertanyaan Penelitian ………... 169
BAB III METODE PENELITIAN ………. 172
A.Jenis Penelitian ……..………... 172
B.Tempat dan Waktu Penelitian ………... 174
C.Sumber Data……….. 175
D.Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ………... 176
1. Teknik Pengumpulan Data …... 176
a. Observasi …... 176 b. Wawancara Mendalam …...…….……. 177 c. Dokumentasi …...………... 178 2. Instrumen Penelitian …... 178 E.Keabsahan Data ………... 182 F. Analisis Data ….………... 185
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…... 189
A.Deskripsi Hasil Penelitian …... 189
1. Gambaran tentang SMA Negeri 2 Selong …... 189
a. Lokasi Sekolah ………. 189
b. Sejarah Sekolah ……… 190
c. Program Pembelajaran ………. 192
d. Guru, Pegawai, dan Siswa ………... 194
e. Sarana dan Prasarana ………... 195
f. Prestasi Sekolah ………... 196
2. Nilai-nilai Kearifan Lokal Etnis Sasak pada Kehidupan Sekolah di SMA Negeri 2 Selong ………... 196
a. Bentuk, Peran, dan Fungsi ………... 196
b. Nilai-nilai Perdamaian dalam Nilai-nilai Kearifan Lokal Etnis Sasak ………. 232
c. Nilai-nilai Kearifan Lokal Etnis Sasak pada kehidupan di sekolah ………... 236
1) Kebijakan ………... 236
xi
3) Fungsi Kepala Sekolah dan Guru ………... 243
4) Upaya dan Strategi Guru melalui Mata Pelajaran.. 254
3. Internalisasi dan Aktualisasi Nilai-nilai Kearifan Lokal Etnis Sasak di Kalangan Siswa SMA Negeri 2 Selong …. 266 B. Temuan dan Pembahasan ………... 282
1. Nilai-nilai Kearifan Lokal Etnis Sasak pada Kehidupan di Sekolah ...………..………... 282
a. Bentuk …...………... 282
b. Peran ……...………. 285
c. Fungsi ……… 289
2. Nilai-nilai Perdamaian dalam Nilai-nilai Kearifan Lokal Etnis Sasak ……....………. 292
a. Nilai-nilai Perdamaian ...……….. 292
b. Nilai-nilai Kearifan Lokal Etnis Sasak pada Kehidupan di Sekolah ...……...……….………... 342 1) Kebijakan ………... 342 a) Kebijakan Pusat ………... 343 b) Kebijakan Sekolah ……….. 343 2) Kurikulum Sekolah ……… 354 a) Kegiatan Pembelajaran ……… 354
b) Kegiatan Pengembangan Diri ………... 355
3) Fungsi Kepala Sekolah dan Guru …………... 367
a) Kepala Sekolah ………... 367
b) Guru ………. 375
4) Upaya dan Strategi Guru melalui Mata Pelajaran.. 383
a) Pembiasaan ………... 383
b) Keteladanan ………. 384
c) Motivasi ………... 384
d) Pengarahan ………..………... 385
e) Metode Pembelajaran ………... 386
3. Internalisasi dan Aktualisasi Nilai-nilai Perdamaian dalam Nilai-nilai Kearifan Lokal Etnis Sasak di Kalangan Siswa untuk Perdamaian di Sekolah... 397
a. Internalisasi ………... 397
b. Aktualisasi ……… 414
c. Pendukung dan Penghambat ……… 455
C.Keterbatasan Penelitian …... 471
BAB V SIMPULAN DAN SARAN …... 473
A.Simpulan …... 473
B. Implikasi …... 478
C.Saran …... 481
DAFTAR PUSTAKA ………... 483 LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii GLOSARIUM
Adat-tapsila : Adat/adab bergaul Adat-liwat : Adat melewati orang Ajinang : Menghargai
Alus-basê : Halus bahasa, kesantun berbahasa Ampurê : Maaf, Mohon maaf
Ate sakit : Hati sakit Ate solah : Hati baik
Awig-awig : Aturan-aturan adat Ayoin : Mengunjungi Batur : Teman, kawan Basong : Anjing
Basê-kramă : Adat/adab berbahasa
Bawi : Babi
Basê : Bahasa
Bêbêl : Bodoh, goblok Bêdadayan : Kerja sama Bêdeng : Hitam Bêgiq : Santet
Bêgêlupukan : Perkelahian menggunakan senjata tajam Bêjigar : Tidak pantas, urak-urakan
Bêkrama : Bermasyarakat
Bêngkeng : Melawan, tidak mau diatur Bêriuq-tinjal : Gotong-royong
Bêsapaq : Menyapa, saling menyapa Bêsalam : Mengucapkan/memberi salam Bêsêlaman : Berjabat/menjabat tangan Bêsêmêton : Persaudaraan
Bêtabe’ : Mengucapkan permisi
Budi jasê : Budi luhur Dêngan : Orang
Ėngat : Hormat, menghormati, memperhatikan Gênêm : Etos kerja
Gêrasaq : Ramah, keramahan Godêq : Monyet
Gurêmi : Kesepakatan bersama Hinaq : Menghina
Insah : Kerasan, merasa betah Jahil : Iri hati, dendam, tidak suka Jamaq-jamaq : Adil, apa adanya, seimbang Jango : Jenguk
Jêlêng : Miskin-hina Jêring : Keriting
xiii
Kajuman : Tidak memperhatikan adat-istiadat Kasoan : Tidak senonoh, tidak sopan
Kênaq : Terpuji
Krama : Masyarakat, adat istiadat
Kupu’ : Setara, kesetaraan
Langar : Layatan
Langsot : Berlebihan, keterlaluan Lêkaq : Bohong
Lêlakaq : Pantun Liwat : Melewati
Lŏmboq : Jujur, lurus hati, kesetiaan
Maliq : Pantangan melanggar aturan adat Malihin-adat : Melawan adat, tidak mentaati adat Mênga : Terbuka
Mêrang : Berani membela diri Mêrilaq : Mempermalukan Mêringet : Mengingatkan
Mêsiat : Perang tanding satu lawan satu Mingêr : Kritis, peka
Mulê jati : Jalan lurus Noaq : Berani melawan Ngakalang : Curang
Nganut : Sekehendak hati, semau-maunya Nggih : Ia, setuju
Nyakitang : Menyakiti
Onyaq : hati-hati,waspada, antisipatif Nurgê : Mohon maaf, permisi
Pacu : Kerja keras, sungguh-sungguh Papuq-baloq : Leluhur, nenek moyang Paribasê : Pribahasa
Patuh : Taat, ketaatan
Patut : Sopan-santun, kesopanan Paut : Sederhana
Pêlangar : Uang layatan
Pêlingsir : Tokoh, orang yang ditokohkan Pênêrêm : Perumpamaan
Pênyayang : Kasih sayang Pêriaq-asêq : Belas kasihan
Pêrtêke : Ungkapan yang menjadi pedoman Pêrisean : Tradisi adu ketangkasan
Plungguh : Anda untuk orang yang lebih tua Rapah : Bersatu, kesatuan, egaliter
Ra’i : Empati
Rêda : tanpa paksaan Rêma : Peduli sesama
xiv Sangkep : Musyawarah
Sêmaiq : Berkecukupan, tidak berlebihan Sêmêton : Saudara
Sêlêngarê : Teliti, cermat
Sênêpê : Ramalan masa depan Sêsênggak : Ungkapan, perumpamaan
Sêsimbing : Ungkapan dalam bentuk sindiran Solah pêrateq : Baik hati, non-kekerasan
Sidê : Anda untuk orang yang lebih tua Soloh : Toleransi
Songêl : merasa diri lebih, kurang ajar, tidak tahu malu
Tabe’ : Permisi
Têguq : Tanggung-jawab
Têtês : Partisipastif, peduli lingkungan Têrpi : Displin, tertib
Tiang : Saya, aku (lebih halus) Timbalin : Cek-cok, sahut-menyahut Tindih : Rendah hati, tidak sombong Tindih adat : Ketaatan melaksanakan adat Titi : Mandiri, teliti
Titi-tata : Aturan-aturan
Tuaran : Dongeng, cerita tradisional Tulah-manuh : Mendapat celaka, kegagalan
Tuna’ : Mengasihi, menyayangi, memelihara
Waran : Dongeng, cerita tradisional Wanen : sportif
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Nilai-nilai Perdamaian dalam Nilai-nilai Kearifan Lokal Etnis
Sasak, UNICEF, dan UNESCO ……...……… 340 Tabel 2: Nilai-nilai Perdamaian dalam Nilai-nilai Kearifan Lokal Etnis
Sasak di Sekolah Hubungannya dengan Aspek-aspek
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Konsep Diri Orang Sasak ………..…... 106 Gambar 2: Alur Pikir Penelitian... 169 Gambar 3: Analisis Data Model Interaktif... 186 Gambar 4: Nilai-nilai Kearifan Lokal Etnis Sasak pada Kehidupan
di Sekolah …...………...……... 291
Gambar 5: Nilai-nilai Perdamaian dalam Nilai-nilai Kearifan Lokal
Etnis Sasak ……….………. 339
Gambar 6: Pelaksanaan Nilai-nilai Perdamaian dalam Nilai-nilai
Kearifan Lokal Etnis Sasak di sekolah ……… 396
Gambar 7: Proses Internalisasi Nilai-nilai Perdamaian dalam Nilai-nilai
Kearifan Lokal Etnis Sasak di Kalangan Siswa ……….. 414 Gambar 8: Konsep Internalisasi Nilai-nilai Perdamaian dalam Nilai-nilai
Kearifan Lokal Etnis Sasak ………...……... 463 Gambar 9: Konsep Aktualisasi Nilai-nilai Perdamaian dalam Nilai-nilai.
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat Izin Penelitian ……… 497
Lampiran 2: Pedoman Wawancara ……….. 502
Lampiran 3: Panduan Observasi ……….. 510