• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSPEK PEMBANGUNAN AREA PERCONTOHAN SMART CITY (STUDI POLDER SANGATTA UTARA KABUPATEN KUTAI TIMUR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROSPEK PEMBANGUNAN AREA PERCONTOHAN SMART CITY (STUDI POLDER SANGATTA UTARA KABUPATEN KUTAI TIMUR)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

© Copyright 2020

PROSPEK PEMBANGUNAN AREA PERCONTOHAN

SMART CITY

(STUDI POLDER SANGATTA UTARA KABUPATEN

KUTAI TIMUR)

Diana Nur Pratiwi 1

Abstrak

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis prospek pembangunan area percontohan smart city di Polder Sangatta Utara Kabupaten Kutai dalam Meningkatkan Pembangunan Kota Cerdas berbasis teknologi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik Purposive Sampling dan Accidental Sampling. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dekskriptif kualitatif yang bertujuan mendeskripsikan secara mendalam mengenai prospek pembangunan area percontohan smart city di Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur. Analisis data menggunakan analisis SWOT (Strenghts,Weaknesses,Opportunities, dan Threats) atau menganalisis mengenai Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman yang di miliki Polder Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Prospek Pembangunan area percontohan Smart City ((Studi Polder Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur). Meningkatkan kunjungan wisatawan luar daerah, meningkatkan perekonomian daerah, memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi, meningkatkan pemahaman mengenai teknologi, menciptakan lapangan pekerjaan, menarik wisatawan dengan membangun wisata di Polder Sangatta Utara dengan promosi objek wisata yang melibatkan pemerintah, swasta serta masyarakat dalam mengelola,mengembangkan, membangun dan memajukan area Polder Sangatta Utara untuk menciptakan area Percontohan smart city di Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur.

Kata Kunci : Prospek, Smart City, SWOT (Strenghts,Weaknesses,Opportunities,

(2)

Pendahuluan

Presiden Indonesia Jokowi dodo menjadikan keberlanjutan pembangunan infrastruktur sebagai salah satu pilar dalam Visi Indonesia Maju pada periode kedua pemerintahannya, keberlanjutan pembangunan infrastruktur yang difokuskan pada upaya memastikan terjalinnya konektivitas dengan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi rakyat, seperti pertanian, perkebunan, perikanan, pariwisata dan lainnya.

Dalam suatu pembangunan untuk menciptakan Indonesia maju Kementerian Dalam Negeri dalam sebuah paparan mendefinisikan Smart City

sebagai konsep penataan kota secara terintegrasi dengan cakupan pembangunan yang luas dan dipadukan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dengan tujuan antara lain, menciptakan perencanaan dan pengembangan kota yang layak huni, maju dan modern, meningkatkan produktivitas daerah dan daya saing ekonomi dan membangun fondasi indonesia

smart nation.

Tujuan membangun sebuah kota yang cerdas adalah untuk meningkatkan kualitas hidup dengan menggunakan informasi perkotaan dan teknologi untuk meningkatkan efisiensi layanan dan memenuhi kebutuhan warga. Teknologi informasi dan komunikasi memungkinkan pejabat kota untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat dan infrastruktur kota dan memantau apa yang terjadi di kota, bagaimana kota ini berkembang, dan cara mengaktifkan kualitas hidup yang lebih baik. Melalui penggunaan sensor terintegrasi dengan sistem pemantauan real-time, data yang dikumpulkan dari warga dan perangkat, kemudian diolah dan dianalisis.

Dampak adanya pembangunan smart city bagi daerah yang menerapkan yaitu infrastruktur yang lebih baik hal ini tidak bisa dilepaskan dari fakta berbagai fasilitas publik menjadi lebih mudah diakses oleh semua pihak , semakin banyak kebutuhan tenaga ahli , publik tahu kinerja pemerintah adanya transparansi yaitu kinerja pemerintah bisa dilihat secara langsung oleh publik , meningkatkan produktivitas dan pelayanan pemerintah, meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan berbagai insfrastruktur yang dibangun misalnya dengan kemudahan akses transportasi hingga pembangunan yang mengedepankan kelestarian lingkungan dan pastisipasi masyarakat aktif dan makin kritis dengan kinerja pemerintah.

Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PUPR, Bappenas dan Kantor Staf Kepresidenan membuat program Gerakan menuju 100 Smart City Gerakan tersebut bertujuan membimbing Kabupaten/Kota dalam menyusun Masterplan Smart City agar bisa lebih memaksimalkan pemanfaatan teknologi, baik dalam meningkatkan pelayanan masyarakat maupun mengakselerasikan potensi yang ada di masing-masing daerah.

Smart city diharapkan dapat membantu solusi kendala perkotaan dan

(3)

kualitas hidup seperti efisiensi dan efektifitas alokasi sumber daya daerah, mengurangi kesenjangan dalam masyarakat, pengurangan kongesti bagi pengguna jalan, transparansi dan partisipasi publik, transportasi publik, transaksi non tunai, manajemen limbah, mengurangi polusi dan emisi gas buang, energi, keamanan, data dan informasi.

Salah satu kabupaten yang ada di Propinsi Kalimantan Timur yang

mengikuti program Gerakan 100 Smart City adalah Kabupaten Kutai Timur

yang dicanangkan Menteri Komunikasi dan Informatika RI. Secara bertahap

namun pasti, realisasi menjadi smart city pun terus diupayakan. Satu di

antaranya memilih satu spot di Sangatta, untuk menjadi kawasan percontohan

smart city di Kutai Timur. Spot tersebut adalah kawasan Polder Sangatta, di

Jalan Ilham Maulana.

Dengan menjadi kawasan percontohan, Dinas Komunikasi dan Informatika Persandian dan Statistik (Diskominfo Perstik) juga telah mengusulkan penataan ulang wilayah tersebut, agar lebih menarik perhatian masyarakat.Untuk menerapkan konsep smart city, yang terdiri dari smart economy, smart environment dan smart living. Seperti diketahui, dalam mewujudkan smart city di Kabupaten Kutai Timur, pemerintah melalui Diskominfo Perstik mengimplementasikan master plant yang difokuskan pada program empat links smart city.Yaitu, Smart Governance, berupa sinergitas antar lembaga pemerintah demi tercapainya layanan publik yang semakin prima. Satu di antaranya adalah penerapan teknologi informasi dan komunikasi.

Pembangunan area percontohan smart city di Polder Sangatta Utara

Kabupaten Kutai Timur ini baru diresmikan dengan membuat tempat wisata cerdas yang mampu memberikan manfaat baik kepada masyarakat setempat dan pengunjung yang datang. Untuk mewujudkan itu diperlukan rancangan yang baik untuk memperkirakan keuntungan jangka panjang dan jangka pendek. Juga diperlukan kerjasama dari pemerintah dan masyarakat karena saling berkaitan satu sama lain. Diantaranya seperti sistem pemerintah mengeluarkan peraturan dan kebijakan kemudian dibantu oleh masyarakat sebagai aktor penggerak yang bekerjasama dengan pemerintah untuk membangun objek daya tarik wisata sebagai area percontohan smart city.

Kerangka Dasar Teori

Prospek

Krugman dan Maurice (dalam Nurhikmahyanti. 2018) Prospek adalah peluang yang terjadi karena adanya usaha seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya juga untuk mendapatkan profit atau keuntungan. Pengembangan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2002 adalah kegiatan ilmu pengetahuan yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat dan aplikasi ilmu pengetahuan yang telah ada atau menghasilkan sesuatu

(4)

yang baru. Prospek pengembangan dapat diartikan sebagai suatu peluang untuk mengembangkan dan memajukan usaha secara lebih baik dari kondisi saat ini.

Pembangunan

Riyadi dan Bratakusumah (2005) “Pembangunan adalah semua proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana”. Sedangkan perkembangan adalah proses perubahan yang terjadi secara alami

sebagai dampak dari adanya pembangunan. Dengan demikian, proses

pembangunan terjadi di semua aspek kehidupan masyarakat, ekonomi, sosial, budaya dan politik sedangkan makna penting dari pembangunan adalah adanya kemajuan atau perbaikan dan pertumbuhan.

Smart City

Smart City adalah konsep perencanaan kota dengan memanfaatkan

perkembangan teknologi yang akan membuat hidup yang lebih mudah dan sehat dengan tingkat efisiensi dan efektifitas yang tinggi. (Hasibuan,Sulaiman

2019). Smart City juga disebut konsep kota cerdas yang dapat membantu

masyarakat yang berada di dalamnya dengan mengelola sumber daya yang ada dengan efisien dan memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat dan

lembaga dalam melakukan kegiatannya. Smart City mengintegrasikan

informasi di dalam kehidupan masyarakat .

Sulaiman (2019) menjelaskan bahwa Smart City didefinisikan juga

sebagai kota yang mampu menggunakan SDM, modal sosial, dan infrastruktur

telekomunikasi modern untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi

berkelanjutan dan kualitas kehidupan yang tinggi, dengan manajemen sumber daya yang bijaksana melalui pemerintahan dengan partisipasi masyarakat.

Ada beberapa indikator atau faktor-faktor pendukung dalam

mewujudkan kota cerdas (Smart City). Sulaiman (2019) mengemukakan

bahwa factor-faktor pendukung itu terdiri dari :

1. Smart Economy (Ekonomi Cerdas) ; Kualitas yang menghasilkan suatu

inovasi dan mampu menghadapi persaingan. Semakin tinggi

inovasiinovasi baru yang ditingkatkan maka akan menambah peluang usaha baru dan meningkatkan persaingan pasar usaha/modal. Smart Economy, juga diartikan sebuah kota cerdas yang memiliki tingkat perekonomian yang baik, pemanfaatan sumber daya atau potensi alam yang dimiliki oleh kota secara efisien dan efektif. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indicator untuk mengukur tingkat pembangunan di suatu daerah pada periode waktu tertentu sehingga dapat meningkatkan

pendapatan dan kesejahteraan masyarakat secara umum.

(Hasibuan,Sulaiman 2019).

2. Smart Society merupakan dimensi yang banyak membahas tentang

manusia sebagai unsur utama sebuah kota. Di dalam sebuah Smart City, interaksi antar manusia telah bergerak menuju ekosistem sosio-teknis di

(5)

mana dimensi fisik dan virtual dari kehidupan warga kota semakin terjalin secara intensif.( Buku II Smart City Kutai Timur 2018-2020)

3. Smart Environment (Lingkungan Cerdas) ; Keberlanjutan dan sumber

daya, lingkungan cerdas itu berarti lingkungan yang bisa memberikan kenyamanan, keberlanjutan sumber daya, keindahan fisik maupun non fisik, visual maupun tidak, bagi masyarakat dan publik lingkungan yang bersih tertata, RTH yang stabil merupakan contoh dari penerapan lingkungan pintar. (Hasibuan,Sulaiman 2019).

4. Smart People (Masyarakat Cerdas) ; Kreativitas dan modal sosial,

pembangunan senantiasa membutuhkan modal, baik modal ekonomi (economic capital), modal usaha (human capital), maupun modal sosial (social capital). Kemudahan akses modal dan pelatihan-pelatihan bagi UMKM dapat meningkatkan kemampuan keterampilan mereka dalam mengembangkan usahanya. Modal sosial termasuk elemen-elemen seperti kepercayaan, gotong-royong, toleransi, penghargaan, saling memberi dan saling menerima serta kolaborasi sosial memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi melalui berbagai mekanisme seperti meningkatnya rasa tanggungjawab terhadap kepentingan publik, meluasnya partisipasi dalam proses demokrasi, menguatnya keserasian masyarakat dan menurunnya tingkat kejahatan. (Hasibuan,Sulaiman 2019).

5. Smart Living (Hidup Cerdas atau Kualitas Hidup) ; Berbudaya berarti

bahwa manusia memiliki kualitas hidup yang terukur (budaya). Kualitas hidup tersebut bersifat dinamis, dalam artian selalu berusaha memperbaiki dirinya sendiri. Pencapaian budaya pada manusia, secara langsung maupun tidak langsung merupakan hasil dari pendidikan. Maka kualitas pendidikan yang baik adalah jaminan atas kualitas budaya, dan atau budaya yang berkualitas merupakan hasil dari pendidikan yang berkualitas. (Hasibuan,Sulaiman 2019).

6. Smart Governance (Pemerintahan yang Cerdas) ; Kunci utama

keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan adalah Good Governance, yang merupakan paradigma, sistem dan proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang mengindahkan prinsipprinsip supremasi hukum, kemanusiaan, keadilan, demokrasi, partisipasi, transparansi, profesionalitas, dan akuntabilitas ditambah dengan komitmen terhadap tegaknya nilai dan prinsip desentralisasi, daya guna, hasil guna, pemerintahan yang bersih, bertanggung jawab dan berdaya saing. (Hasibuan,Sulaiman 2019).

(6)

Metode Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang akan penulis teliti maka dapat diketahui bahwa jenis penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya - upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-tema umum, dan menafsirkan makna data. Laporan akhir untuk penelitian ini memiliki struktur atau kerangka yang fleksibel. Siapapun yang terlibat dalam bentuk penelitian ini harus menerapkan cara pandang penelitian yang bergaya induktif, berfokus terhadap makna individual, dan menerjemahkan kompleksitas suatu persoalan.

Model pendekatan kualitatif dalam penelitian ini yaitu suatu metode penelitian deskriptif, yang mengarahkan penelitian kepada tujuan untuk memaparkan dan menggambarkan tentang Strategi Dinas Perindustrian dalam Meningkatan Pengembangan Industri di Kota Samarinda.

Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian yang menjadi obyek penelitian penulis adalah Polder Sangatta Utara yang terpilih sebagai area percontohan smart city di Kabupaten Kutai Timur . Adapun waktu yang penulis tentukan dalam pelaksanaan proses penelitian ini adalah pada bulan Maret 2020 dan selesai pada bulan Desember 2020.

Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek penelitian dimana data dapat diperoleh untuk mempermudah dalam pengklasifikasian data. Sumber data merupakan teknik yang digunakan dalam pemilihan narasumber disertai dengan penjelasan tentang proses pengambilannya. Sumber data biasanya berupa orang, tempat atau simbol, yang memberikan jawaban baik dalam bentuk tulisan, lisan, tampilan, maupun tanda.

Dalam penelitian kualitatif, istilah responden atau subjek peneltian disebut sebagai informan, yaitu orang yang memberi informasi tentang data yang diinginkan peneliti berkaitan dengan penelitian. Dalam penelitian ini, penentuan informan dilakukan dengan menggunakan metode Teknik Purposive Sampling dan Accidental Sampling. Berbeda dengan cara-cara penentuan sampel yang lain, penentuan sumber informasi secara purvosive dilandasi tujuan atau pertimbangan tertentu terlebih dahulu dan informan yang dipilih secara kebetulan. Oleh karena itu, pengambilan sumber informasi (informan) didasarkan pada maksud yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam penelitian ini, penulis menetapkan 8 (Delapan) orang sebagai Informan yang antara lain adalah :

(7)

1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Kutai Timur

2. Dinas Komunikasi Informasi Persandian dan Statistik (DISKOMINFO PERSTIK) Kabupaten Kutai Timur

3. Dinas Pekerjaan Umum 4. Camat Sangatta Utara 5. 2 (Dua) Pengunjung Polder 6. 2 (Dua) Pedagang

Teknik Pengumpulan Data

Pelaksanaann pengumpulan data-data yang diperlukan, maka penulis menentukan beberapa macam cara atau teknik pengumpulan data dalam penelitian penulis, antara lain :

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan yaitu teknik mengumpulkan data-data dari literatur buku-buku, dan sumber-sumber lain yang berhubungan dengan masalah penulisan.

2. Penelitian Lapangan (Field Work Research)

Penelitian yang dilakukan melalui pengamatan secara langsung kelaparan dan mengumpulkan data secara langsung kelapangan dengan mempergunakan teknik pengumpulan data yaitu pengamatan, wawancara, dan dokumen.

3. Pengamatan (Observasi)

Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono 2013:145) mengemukakan berdasarkan pandangannya bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

4. Wawancara

Esterberg (dalam Sugiyono 2013:231) memaparkan bahwasannya wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat di kontribusikan makna dalam topik tertentu.

5. Dokumen

Menurut Sugiyono (2013:240), dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan, dan kebijakan. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

Teknik Analisa Data

Penelitian ini menggunakan teknik Analisis SWOT Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis

(8)

Opportunities dan Threaths. Analisis SWOT bertujuan untuk memaksimalkan

kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), dan dapat meminimalkan

kelemahan (weakness) dan ancaman (threaths).

Hasil dan Pembahasan

1. Kekuatan

Kekuatan yang dimaksudkan disini adalah hal apa saja atau potensi apa saja yang terdapat di kawasan area Folder Sangatta Utara

sehingga terpilih menjadi area percontohan smart city di Kabupaten Kutai

Timur.

Seperti yang dikatakan oleh Bapak Muhammad Hanafi Muslim,ST selaku Kepala Sub Bidang Perhubungan Telekomunikasi dan statistik Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kutai Timur dalam wawancaranya mengatakan bahwa :

“Dalam hal ini,seperti yang sudah kita ketahui bersama, area Polder ini ada di kawasan perkotaan sehingga akses jalan maupun akses transpotasi untuk menuju ke sana mudah dijangkau oleh masyarakat. Selain itu juga di Polder dilengkapi sarana yang dapat meningkatkan olahraga, pengetahuan, informasi dan semua elemen dari smart city ada disitu. Polder juga menampilkan teknologi informative yang misalnya kita pasang informasi apa pun sehingga ketika orang-orang yang datang ke Polder dapat mengetahui informasi tersebut”. (Wawancara 18 Agustus 2020)

Dengan didukung oleh Bupati Kutai Timur Ir. H Ismunandar, MT yang menandatangani nota kesepahaman program gerakan menuju smart city. Penandatanganan dilakukan bersama kepala daerah lain se-Indonesia Gerakan menuju 100 smart city telah membimbing 100 kota/kabupaten memiliki master plan pembangunan berbasis inovasi dan teknologi.

No Kekuatan

1 Akses Jalan dan Transportasi yang memadai

2 Lokasi yang strategis

3 Sarana dan Prasarana yang memadai

4 Tersedia Wifi Gratis

(9)

2. Kelemahan

Kelemahan merupakan segala faktor yang tidak menguntungkan atau merugikan bagi prospek pembangunan area percontohan smart city di Sangatta Utara. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Asran Noor, ST, M.Si selaku Sub Bagian Perencanaan Program Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kutai Timur mengatakan bahwa :

“Keterbatasan anggaran menjadi kendalanya saat ini, karena anggaran kita tidak berfokus ke smart city saja dan juga ini sedang masa pandemic jadi anggaran yang ada dialihkan ke covid”. (Wawancara 25 Agustus 2020)

Dari hasil wawancara diatas dijelaskan bahwa yang menjadi salah satu kendala dari pembangunan area percontohan smart city adalah keterbatasan anggaran dari pemerintah. Pemerintah tidak hanya berfokus pada satu hal saja sehingga perencanaan dan anggaran juga terbatas selain itu masa pandemic juga menjadi salah kelemahan dari pembangunan area percontohan smart city karena anggaran yang ada dialihkan untuk covid.

NO Kelemahan

1 Keterbatasan Anggaran

2 SDM yang masih kurang di bidang IT

3 Sarana dan Prasarana yang belum dikelola dengan

maksimal

3. Peluang

Peluang merupakan kemampuan yang dimiliki suatu daerah untuk dimanfaatkan dan berkembang dimasa yang akan datang. Peluang ini bertujuan untuk memajukan pembangunan Polder area percontohan smart city di Sangatta Utara. Adapun peluang yang dimiliki oleh area Polder termasuk pada kawasan strategis dari fungsi dan daya dukung lingkungan. Area Polder yang merupakan kawasan strategis di Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur sehingga prospek pembangunannya diutamakan oleh pemerintah. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Asran Noor, ST, M.Si yang juga selaku Sub Bagian Perencanaan Program Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kutai Timur dalam wawancaranya mengatakan bahwa :

“Peluang adanya polder ini juga dapat membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat dengan adanya termpat yang disediakan juga untuk menunjang perekonomian masyarakat yang membuka usaha di polder ini maupun di daerah kawasan polder” (Wawancara 25 Agustus 2020)

(10)

Polder Sangatta Utara juga menghidupkan perekonomian masyarakat dengan membuka usaha di Polder Sangatta Utara. Berbagai menu seperti makanan dan minuman yang beraneka ragam untuk dijual di kawasan Polder Sangatta. Sehingga terciptanya lapangan pekerjaan unutk masyarakat selain terbukanya lapangan pekerjaan berikut aspek yang menjadi peluang area Polder Sangatta Utara sebagai area percontohan smart city.

No Peluang

1 Terbukanya lapangan pekerjaan

2 Menjadi daya tarik wisata

3 Teknologi yang semakin berkembang

4 Menciptakan area edukasi masyarakat

5 Menjadi Tempat Liburan masyarakat

4. Ancaman

Dari peluang maka akan muncul ancaman, ancaman berasal dari luar

yang dapat mengancam Pembangunan area percontohan smart city. Ancaman berarti juga situasi penting yang tidak menguntungkan, ancaman merupakan kebalikan pengertian peluang, dengan demikian dapat dikatakan bahwa ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis, jika tidak diatasi, ancaman akan menjadi ganjalan bagi satuan bisnis yang bersangkutan baik untuk masa sekarang maupun masa depan. Adapun ancaman yang ditimbulkan seperti Kerusakan lingkungan akibat pengembangan yang tidak tepat, merupakan ancaman yang disebabkan oleh manusia dan alam. Kesadaran pengunjung untuk ikut menjaga obyek merupakan hal penting agar pengunjung satu sama lainnya memperoleh kenyamanan dan menjaga keasrian obyek wisata. Dalam pengembangan pun perlu berhati-hati agar tidak merusak lingkungan.

No Ancaman

1 Terdapat Binatang Buas

(11)

3 Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan dan Kesehatan

4 Dijadikan tempat perbuatan tindak asusila

5. Matriks SWOT

Prospek pembangunan area percontohan smart city di Polder Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur dengan analisis dapat dilihat pada tabel berikut ini :

IFE EFE STRENGHTS (S) a. Akses Jalan, transportasi dan lokasi yang strategis. b. Sarana dan Prasarana yang memadai.

c. Tersedia wifi Gratis

d. Komitmen Pemerintah WEAKNESS (W) a. Keterbatasan anggaran. b. SDM yang masih kurang di bidang IT. c. Sarana dan Prasarana belum dikelola dengan maksimal. d. Tingkat Pendidikan Rendah OPORTUNITIES (O) a. Terbukanya lapangan pekerjaan.

b. Menjadi daya tarik

wisata. c. Teknologi yang semakin berkembang dan menciptakan sarana edukasi untuk masyarakat. STRATEGI SO a. Membangun dan memperbaiki sarana dan pemeliharaan prasarana wisata. b. Mengembangkan Atraksi Wisata. c. Memperkuat jaringan internet sebagai media informasi. d. Membuat Kebijakan melalui peraturan STRATEGI WO a. Mengadakan Pelatihan dan Bimtek mengenai IT. b. Meningkatkan promosi dan memperbaiki pembangunan yang lebih baik untuk menarik

pengunjung.

(12)

daerah yang mengatur mengenai pembangunan smart city e. Mengoptimalkan aktivitas promosi seni budaya lokal ke berbagai event dan media. Kawasan Polder di berbagai media Online. d. Mendorong dan Memfasilitasi kerjasama multipihak dalam rangka peningkatan pemahaman aparatur dan masyarakat terhadap penerapan smart city TREATS (T) a. Terdapat Binatang buas. b. Belum sesuai standar keselamatan. c. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan dan kesehatan. STRATEGI ST a. Melakukan pemberdayaan, penyuluhan agar menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya masyarakat Sadar Wisata. b. Mengoptimalkan sarana dan prasarana pembangunan pagar pembatas untuk keselamatan pengunjung. c. Membangun Penangkaran Binatang buas STRATEGI WT a. Menjalin kerjasama dengan pihak swasta untuk mengelola dan memajukan pembangunan Polder Sangatta Utara. b. Melakukan pengawasan dan pemeliharaan fasilitas – fasilitas yang telah ada dilokasi objek wisata.

c. Membuat pusat

pengawasan pengunjung.

(13)

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian pada bab sebelumnya, maka kesimpulan penelitian ini adalah Strategi dari Dinas Perindustrian Dalam Meningkatkan Pengembangan Industri di Kota Samarinda ada 3 yaitu :

1. Pengembangan industri kecil menengah (IKM) dimana Dinas Perindustrin sebagai Sentra Industri, melakukan berbagai Inovasi salah satunya adalah dengan meningkatkan Kualitas Industri amplang yang ada dan memperluas pemasaran amplang.

2. Merencanakan dan mengembangkan kawasan peruntukan industri amplang di Kota Samarinda. Dinas Perindustrian melakukan pemasaran secara lokal disekitar Kota Samarinda untuk perkembangan industri.

3. Merencanakan, membangun dan mengembangkan sentra industri (Pembentukan sentra industri) amplang Di Kota Samarinda melakukan berbagai upaya diantaranya pembinaan teknis, meningkatkan brand lokal, memperbaiki kemasan, mematuhi regulasi ijin dan halal.

Adapun beberapa faktor pendukung dalam strategi penelitian ini diantaranya program Dinas Perindustrian Kota Samarinda yang mendukung pengembangan usaha industri, pembinaan kepada perajin khususnya dan masyarakat pada umumnya, kesadaran dari pelaku usaha industri untuk melegalkan usahanya, iklim usaha industri yang kondusif dan pengembangan wilayah peruntukan industri.Strategi Dinas Perindustrian juga memiliki beberapa faktor penghambat diantaranya anggaran dimana perlunya dana yang lebih tetapi untuk donatur tidak mencapai perencanaan anggaran. Kedua bahan baku yang ketersediannya tidak selalu sesuai dengan target yang direncanakan. Terakhir jaringan pemasaran, dimana produk amplang sendiri susah untuk dipasarkan karena masyarakat berfikir bahwa produk amplang tidak memiliki daya saing.

Selanjutnya sesuai dengan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dapat dilakukan analisis SWOT. Strategi yang dilakukan dalam prospek pembangunan area percontohan smart city di Polder Sangatta Utara sesuai analisis SWOT adalah dengan dengan menghasilkan empat alternatif strategi yaitu alternatif Strategi SO (ciptakan strategi yang mengunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang), alternative strategi WO (ciptakan strategi yang yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang), alternatif strategi ST (ciptakan strategi yang mengunakan kekuatan untuk mengatasi ancama) dan alternatif strategi WT (ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan-kelemahan dan menghindari ancaman).

Saran

Adapun saran dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk meningkatkan fasilitas-fasilitas yang ada di Polder Sangatta Utara

Pemerintah hendaknya lebih memperhatikan

(14)

Sangatta Utara yang memadai sehingga menjadi area percontohan yang dapat dicontoh oleh daerah-daerah laiinya di Kabupaten Kutai Timur.

2. Untuk meningkatkan daya tarik pengunjung untuk mengunjungi Polder

Sangatta Utara hendaknya Pemerintah bekerjasama dengan berbagai pihak maupun swasta untuk bersama-sama mengelola polder sangatta Utara. Serta memperbanyak icon wisata di Polder Sangatta Utara dan meningkatkan promosi wisata di berbagai media.

3. Untuk menjaga kebersihan di area Polder Sangatta Utaran masyarakat dan

pemerintah harus saling membantu dalam menjaga kebersihan dan keamanan di Polder Sangatta Utara agar nyaman dan aman di Kunjungi.

4. Menerapkan masyarakat sadar wisata bekerjasama dengan

organisasi-organisasi yang membuat gerakan-gerakan masyarakat sadar wisata.

5. Area polder masih sering disalah gunakan oleh oknum tidak bertanggung

jawab sehingga perlu dibentuk pusat keamanan agar dapat memantau setiap kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung agar dapat meminimalkan resiko yang ada.

Daftar Pustaka

Rangkuti, Freddy. (2015). “Analisis SWOT”. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Hasibuan, Abdurrozzaq dan Oris Krianto Sulaiman. (2019). ‘Smart City,

Konsep Kota Cerdas Sebagai Alternatif Penyelesaian Masalah Perkotaan Kabupaten/Kota,Di kota-kota Besar Sumatera Utara”. Jurnal Universitas Islam Sumatera Utara.(diakses 27 Februari 2020)

Mursalim, Siti Widharetno. (2017) “ Implementasi Kebijakan Smart City Di

Kota Bandung”. Jurnal Universitas Sangga Buana YPKP Bandung. http://storage/emolated/0/Download/IMPLEMENTASI_KEBIJAKAN-SMART_CITY_DI_KOTA_BANDUNG.pdf (diakses 16 Februari 2020)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil panen umbi-umbian lokal seperti singkong (ubi kayu), ubi jalar, kacang tanah, kimpul atau talas, gadung, garut, ganyong, uwi dan gembili biasanya dikonsumsi

Berdasarkan uraian di atas, pada penelitian ini menjelaskan tentang perbandingan dengan 2 (dua) metode yaitu quicksort dan mergesort untuk mengolah data-data

Hal ini dikarenakan nilai margin kontribusi yang positif menunjukkan bahwah divisi ruang meeting tersebut mampu menghasilkan laba atau keuntungan dari pendapatan usaha

Pada strategi pengembangan jangka panjang terdiri dari dua macam strategi, yaitu: strategi mengembangkan komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang yaitu

Masalah yang dihadapi berkaitan dengan pengelolaan peralatan adalah peralatan yang ada saat ini dirasakan jumlahnya tidak cukup dan jenisnya tidak lengkap

[r]

Dengan asumsi setiap semester mengambil 24 atau 22 SKS diperkirakan teori dapat selesai selama 7 semester dan tugas akhir (skripsi dan KKN) selesai selama

Dalam penelitian ini, dilakukan serangkaian langkah yang meliputi: studi pendahuluan, studi literatur tentang program dan strategi pengembangan sistem