• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENUJU DIKLAT JARAK JAUH (DJJ) ONLINE DI BDK MANADO Oleh: Kasmawati HP ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENUJU DIKLAT JARAK JAUH (DJJ) ONLINE DI BDK MANADO Oleh: Kasmawati HP ABSTRAK"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

MENUJU DIKLAT JARAK JAUH (DJJ) ONLINE DI BDK MANADO

Oleh: Kasmawati

Email : zaidan_naurah@yahoo.co.id HP. 085298972328 ABSTRAK

Diklat Jarak Jauh (DDJ) merupakan pengembangan jenis diklat konvensional, yaitu diklat regular dan diklat di tempat kerja (DDTK). Perjalanan program Diklat Jarak Jauh (DJJ) model blended learning dari tahun 2009 hingga 2012 dirasa cukup memberikan alasan untuk mengembangkannya menuju sistem DJJ online. Pilihan model blended learning dalam implementasi e-learning di lingkungan Kementerian Agama, ternyata dinilai kurang efisien dari aspek biaya dan jumlah jangkauan peserta. Selain itu, dalam rangka menjawab kebutuhan pegawai ASN pada aspek kediklatan serta pengembanga diri, DJJ online merupakan alternatif jawaban. DJJ online dilaksanakan sepenuhnya secara online sehingga dapat lebih meningkatkan efektifitas penyelenggaraannya, baik dari segi anggaran, waktu, tenaga maupun pemerataan kesempatan diklat. Pada tahapan awal, Pusdiklat Tenaga Teknis telah melakukan sosialisasi DJJ online dan AKD online. Ke depan, diperlukan kesiapan Pusdiklat dan Balai-balai Diklat Keagamaan dalam menyongsong pemantapan pelaksanaan DJJ online.

Key word : DJJ, Online A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pemberlakuan Undang-undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) berimplikasi perubahan pada kebijakan pendidikan dan pelatihan (diklat) ASN. UU ASN membawa pesan bahwa pegawai ASN adalah aset negara, bukan pekerja. Sebagai konsekwensinya, pegawai ASN harus ditingkatkan kualitasnya secara simultan.

Peningkatan kualitas ASN melalui pengembangan diri menjadi hak dari pegawai ASN. Setiap pegawai ASN memiliki hak untuk mengembangkan diri

(2)

2

selama 12 hari per tahun. 5 hari digunakan untuk pendidikan dan pelatihan (Diklat). Diklat sebagai salah satu aspek pengembangan diri diperlukan oleh pegawai dalam rangka mengatasi kesenjengan keompetensi pegawai dengan bidang tugas yang diembannya, serta mempersiapkan kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan menghadapi tantangan masa depan.

Balai Diklat Keagamaan Manado memiliki tugas pokok berupa diklat teknis pendidikan dan keagamaan tentunya harus segera melakukan pembenahan dan persiapan untuk menyesuaikan seluruh sumbe rdaya guna menghadapi tuntutan UU ASN tersebut. Pembenahan dan peningkatan kualitas dan kuantitas penyelenggaran diklat. Pembenahan secara kualitas diklat dilakukan sejak tahapan perencanaan dengan melakukan analisis kebutuhan diklat, pelaksanaan diklat dengan peningkatan kualitas penyelenggara, widyaiswara serta proses pembelajaran, pembenahan sarana dan prasarana dan peningkatan kualitas akomodasi dan konsumsi. Pembenahan juga dilakukan pada tahapan evaluasi kediklatan, baik evaluasi penyelenggara dan widyaiswara, evaluasi proses pembelajaran maupun evaluasi pasca diklat. Disamping itu, tentu saja mendorong Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan untuk meningkatan produk-produk sistem kediklatan.

Sedangkan, peningkatan secara kuantitas adalah upaya-upaya meningkatkan jumlah angkatan diklat dan jumlah kuota kepesertaan, sehingga mampu mengakomodir kebutuhan diklat para pegawai.

(3)

3

Persoalan pada dunia kediklatan selama ini adalah diklat selama ini lebih banyak terpusat pada diklat regular dan diklat di tempat kerja, sehingga secara kuantitas jumlah pegawai yang memiliki kesempatan diklat sangat terbatas. Untuk itu, dipandang perlu adanya terobosan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (diklat). Upaya yang dapat dilakukan salah satunya dengan melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan Jarak Jauh (DJJ) Online.

Berdasarkan pembahasan di atas, tulisan ini mengkaji tentang penyelenggaraan DJJ online di Balai Diklat Keagamaan Manado sebagai langkah awal dan persiapan menghadapi tuntutan kebutuhan Diklat bagi pegawai ASN yang tidak dapat diakomodir melalui Diklat Reguler dan Diklat Di Tempat Kerja. 2. Tujuan Penulisan

Tulisan ini bertujuan untuk memberikan kontribusi bagi pelaksanaan DJJ online yang lebih berkualitas serta mempersiapkan semua komponen kediklatan di BDK Manado menghadapi DJJ Online yang akan semakin dimantapkan pelaksanannya di masa yang akan datang.

B. PEMBAHASAN 1. Diklat Berbasis IT

Dunia pendidikan, lebih khususnya dunia kediklatan mengalami kemajuan seiring dengan kemajuan teknologi. Hidup di era globalisasi, kita merasa sangat mudah untuk mengakses, mencari dan mendapatkan informasi maupun berita melalui teknologi informasi. Bahkan kita bisa dengan mudah menghubungi seseorang yang berbeda lokasi dengan kita seolah-olah dunia ini

(4)

4

tanpa sekat. Itu semua dapat terjadi dan dapat kita rasakan berkat canggihnya kemajuan teknologi komunikasi pada zaman ini.

Secara keseluruhan kemajuan dibidang teknologi komunikasi membawa dampak yang sangat baik pula bagi kemajuan kehidupan masyarakat. Hal ini juga dirasakan dalam dunia pendidikan khususnya kediklatan, baik dari sisi akses informasi sebagai bahan referensi sangat terbuka, maupun dari sisi pemanfaatan teknologi komunikasi dalam penggunaan media pembelajaran. Penyelenggaraan DDJ merupakan pengembangan jenis diklat yang berbasis teknologi komunikasi.

Istilah e-learning (electronic learning) telah dikenal luas di kalangan masyarakat dunia. Penerapannya telah banyak dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah, perguruan tinggi dan lembaga training. Termasuk Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan (Pusdiklat Teknis) dan Balai Diklat Keagamaan (BDK), yang merupakan lembaga diklat di lingkungan Kementerian Agama

2. Paradigma Baru Kediklatan

Diklat Jarak Jauh (DJJ) bukanlah sesuatu yang baru di Kementerian Agama. Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan diklat tahun 2008, baik di tingkat Pusdiklat maupun Balai-balai Diklat Keagamaan diketahu bahwa kesempatan diklat mencapai rata-rata siklus 7 tahunan bagi setiap pegawai.. Dibandingkan keadaan tahun 2002 dengan siklus kesempatan diklat 19 tahunan, keadaan ini sudah lebih baik. Tetapi dibanding dengan cita-cita untuk mencapai siklus 3 tahunan, maka diperlukan langkah khusus untuk meningkatkan

(5)

5

kemampuan mendiklat tersebut, apalagi jika pada waktunya nanti seluruh pegawai ASN di kementerian Agama harus juga dilakukan oleh Pusdiklat dan Balai Diklat. Dalam upaya peningkatan jumlah sasaran diklat tersebut, maka Badan Litbang dan Diklat pada tahun 2009 telah mengembangkan paradigma baru kediklatan yang sifatnya meningkatkan intensitas, mengembangkan model diklat baru, memperluas mitra kerja, dan memperluas sasaran diklat. Paradigma baru itu berisi lima langkah pokok, yaitu:

1. Melanjutkan penyelenggaraan diklat reguler dengan meningkatkan sasaran dan mutu diklat.

2. Memperbanyak dan mengembangkan Diklat Di Tempat Kerja (DDTK), khususnya di Kementerian Agama Kab/Kota.

3. Mengembangkan Diklat Jarak Jauh (DJJ).

4. Bekerjasama dengan unit kerja terkait dalam pemberdayaaan KKG, MGMP, KKM, Madrasah Induk, Madrasah Model, Pokjawas, dan kelompok jabatan fungsional lainnya dalam penyelenggaraan diklat.

5. Mengembangkan kerjasama dengan LPMP, P4TK, Pustekkom Depdiknas, dan lembaga Pemerintah lain seperti LAN, Dep. Keuangan, BPKP, dan lain-lain dalam penyelenggaraan diklat, baik Diklat Administrasi maupun Diklat Teknis.

(6)

6

3. Diklat Jarak Jauh (DJJ) Model Blended Learning

Dengan berpedoman pada Surat Keputusan Kepala Badan Litbang dan Diklat Nomor BD/53/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan DJJ Diklat Teknis Keagamaan, DJJ di-launching-kan pada tahun 2009 dengan memilih model blended learning yang mengintegrasikan model pembelajaran jarak jauh konvensional (distance learning) dengan model pembelajaran online (web based learning).

Diklat Jarak Jauh (DJJ) ini ditempuh karena Diklat Reguler yang dilaksanakan secara konvensional terasa sudah tak memungkinkan lagi untuk dijadikan satu-satunya harapan dalam penyelenggaraan diklat karena populasi pegawai yang harus mengikuti diklat selalu bertambah dan tidak selalu seirama dengan ketersediaan dana yang dibutuhkan. Karena itulah dengan menggunakan infrastruktur DJJ bisa dijadikan alternatif agar pendidikan dan pelatihan klasikal dan Diklat Di Tempat Kerja (DDTK) juga tetap dapat berjalan terus sesuai dengan kepentingannya di samping pengembangan model DJJ. Dengan mengaplikasikan cara DJJ tersebut maka biaya kediklatan akan dapat dihemat. Terkait dengan tingkat efektivitas pelaksanaan DJJ dengan metode ini, tidak perlu dikhawatirkan karena berdasarkan kajian Pustekkom Depdiknas yang telah mencoba cara ini sejak beberapa tahun lalu terlihat banyak sisi positifnya. Diversifikasi penyelenggaraan diklat sebagaimana dimaksud dikembangkan sebagai solusi terhadap keterbatasan jangkauan populasi Diklat Reguler. Diklat Jarak Jauh adalah sekumpulan model/metoda pembelajaran dimana aktivitas

(7)

7

pengajaran dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar. Pemisah kedua kegiatan tersebut dapat berupa jarak fisik, misalnya karena peserta ajar bertempat tinggal jauh dari lokasi institusi pendidikan. Pemisah dapat pula jarak non-fisik yaitu berupa keadaan yang memaksa seseorang yang tempat tinggalnya dekat dari lokasi institusi pendidikan namun tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di institusi tersebut. Keterpisahan kegiatan pengajaran dari kegiatan belajar adalah ciri yang khas dari pendidikan jarak jauh. Sistem pendidikan jarak jauh merupakan suatu alternatif pemerataan kesempatan dalam bidang pendidikan. Sistem ini dapat mengatasi beberapa masalah yang ditimbulkan akibat keterbatasan tenaga pengajar yang berkualitas. Pada sistem pendidikan dan pelatihan ini tenaga pengajar dan peserta didik tidak harus berada dalam lingkungan geografi yang sama.

Sebagaimana dikemukana di atas bahwa DJJ yang dilaksanakan menggunakan system online dan offline atau yang dikenal dengan model blended learning. Dari aspek kurikulum, silabus, materi atau bahan ajar, jenis dan jenjang, maupun aspek kepesertaan DJJ itu sama dengan diklat reguler (off the job training) yang diselenggarakan secara klasikal di Pusdiklat Teknis dan 12 BDK se-Indonesia. Sedangkan proses pembelajaran difasilitasi menggunakan sistem online menggunakan Learning Management System (LMS) berbasis aplikasi Moodle, sehingga sistem DJJ ini mengkondisikan proses belajar mandiri yang terorganisir secara sistematik.

(8)

8

Durasi pelaksanaan DJJ selama 3-6 bulan, disetarakan dengan 100 jam diklat reguler. Dalam skema ini, para peserta dikelompokkan berdasarkan kedekatan wilayah, unit kerja, atau kesamaan jenjang diklat, dengan jumlah peserta setiap kelas DJJ berkisar antara 20-30 orang. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara offline (mandiri dan tatap muka) dan online melalui portal DJJ. Kegiatan pembelajaran offline dilakukan secara mandiri menggunakan modul cetak dan modul berbasis web serta media lain terprogram, seperti video pembelajaran dan siaran Televisi Edukasi (TV-e) yang bekerjasama dengan TVe Pustekkom Kemdikbud. Kegiatan tatap muka dilakukan minimal 3 kali berupa tutorial berbasis kendala/masalah pembelajaran.

Dengan skema seperti itu, program DJJ model blended learning dijalankan oleh BDK Manado pada tahun 2011 -2012, kemudian mengalami masa vakum hingga tahun 2015. Masa vakum terjadi setelah DJJ model blended learning dinilai kurang efisien dari aspek biaya dan jangkauan peserta. Proses tatap muka yang mengumpulkan peserta dalam satu tempat justru menjadi sebab tingginya alokasi anggaran DJJ. Selain itu, kuota peserta DJJ yang berkisar antara 20-30 orang per kelas, menjadikan daya serap kepesertaan DJJ tidak berbeda secara signifikan dibanding diklat regular.

4. Menuju DJJ Online

Bercermin dari pelaksanaa DJJ model blended learning, Pusdiklat Teknis melakukan evaluasi yang kemudian mengembangkan sistem DJJ online. Pusdiklat Teknis mengemas dan menyempurnakan kembali sistem

(9)

9

DJJ online yang telah diujicobakan oleh BDK Jakarta agar bisa diterapkan oleh Pusdiklat Teknis dan 13 BDK di Indonesia. Sebagai langkah awal pelaksanaan DJJ Online, Pusdiklat Tenaga Teknis telah melaksanakan “Sosialisasi DJJ Online dan AKD Online” pada tanggal 10 s.d 13 Desember 2015 yang diikuti oleh masing-masing 1 (satu) orang widyaiswara dan1 (satu) orang admin perwakilan dari Pusdiklat dan 12 (dua Belas) BDK seluruh Indonesia.

DJJ online pada dasarnya sama dengan DJJ model blended learning, baik dari segi standar proses pembelajaran maupun komponen setiap topik bahasan DJJ Online. Hanya saja, DJJ Online menghilangkan kegiatan tatap muka (sinkronous langsung). Tidak adanya kegiatan tutorial tatap muka dalam kelas, memungkinkan peserta dari berbagai lokasi di seluruh pelosok nusantara bisa mengikuti kelas DJJ yang sama dengan kuota per kelas yang tidak lagi dibatasi hanya 20 atau 30 orang peserta. Dengan demikian, DJJ Online diharapkan mampu meminimalkan faktor biaya penyelenggaraan, melibatkan jumlah peserta lebih banyak dan menjangkau wilayah-wilayah yang selama ini terbatas dilayani oleh akses diklat reguler.

Namun demikian, keluasan akses tersebut tentu berimplikasi pada tingkat kesiapan dan ketangguhan dukungan server, bandwith dan sistem DJJ itu sendiri, saat ratusan ribu pegawai Kemenag mengakses portal DJJ dalam waktu bersamaan. Siapkah sistem DJJ Online melayani para user nantinya?

Hal lain yang tidak kalah penting adalah bagaimana merancang bahan ajar dengan baik dan menarik, bagaimana menentukan secara bijak dan tepat

(10)

10

kapan harus menggunakan sinkronous maya, asinkronous mandiri dan asinkronous kolaboratif, agar bisa membangun learning community yang diharapkan, yaitu pusat kegiatan peserta dalam menambah kemampuan, membaca materi diklat, mencari informasi, dan sebagainya. Di sisi lain, kebiasaan dan paradigma (mindset) para peserta terhadap pemanfaatan TIK dalam sistem DJJ Online masih akan menjadi tantangan tersendiri sebagaimana terjadi pada program DJJ model blended learning sebelumnya. Hal lain yang juga menjadi kendala adalah widyaiswara atau tutor. Untuk menjadi tutor DJJ online maka tutor wajib memiliki email PNS yang dipusatkan di Pinmas Kementerian Agama.

Untuk itu diharapkan, Pusdiklat Teknis dan Balai-balai Diklat Keagamaan benar-benar memiliki strategi perencanaan yang matang, kekuatan infrastruktur dan kesiapan sumber daya manusia pengelola dan penyelenggara DJJ, baik widyaiswara yang berperan sebagai tutor, fungsional umum sebagai administrator maupun para pemangku kebijakan program DJJ. Dalam konteks itu semua, yang terpenting adalah kesungguhan dan konsistensi dalam menjalankan perannya masin-masing. Sebab, hal itu akan menentukan apakah program DJJ Online ini bisa berhasil mengatasi berbagai tantangan, lalu menjadi kegiatan kediklatan yang efektif dan efisien serta mampu meminimalkan biaya dan menjangkau peserta lebih luas dan lebih banyak, sekaligus bagian dari langkah pemberdayaan widyaiswara.

(11)

11 5. Pelaksanaan DJJ Online

Untuk dapat masuk sebagai peserta ke DJJ online diperlukan registrasi untuk pembuatan username dan password. Salah satu persyaratan adalah peserta harus memiliki email, sehingga bagi calon peserta yang gagap teknonologi akan menemui hambatan sebagai peserta DDJ.

Kegiatan DDJ online mempunyai keunggulan yang ditemukan pada diklat konvensional maupun diklat di tempat kerja.Peserta DJJ online sepenuhnya berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.Pelajaran. e-learning diajarkan kepada para peserta sekaligus aplikasinya dalam pembelajaran. Semua proses pembelajaran, mulai dari akses materi/modul, diskusi dengan peserta lain apabila terdapat permasalahan, diskusi dengan tutor, forum pembelajaran, kuis-kuis, upload tugas sampai dengan ujian akhir semuanya dilakukan dalam jarak jauh dengan menggunakan internet secara online. Peserta dapat mengakses materi, model, kuis, evaluasi hanya melalui e-mail maupun website DJJ.

Dengan demikian, dalam pelaksanaan DJJ online, dirasakan adanya permasalahan sebagaimana DJJ model Blended learning. Diantaranya kendala dalam hal penguasaan teknologi komunikasi, sehingga pelaksanaannya belum maksimal, baik dari sisi penyelenggara maupun jangkauan kepesertaan belum maksimal. Dalam hal ini diperlukan pemikiran-pemikiran kedepan bagaimana upaya-upaya yang dapat dilakukan sehingga DJJ online yang berbasis teknologi komunikasi ini dapat lebih dirasakan manfaatnya bagi peserta diklat.

Penyelenggaraan Diklat Jarak Jauh dengan memanfaatkan teknologi komunikasi juga membutuhkan tenaga-tenaga pengelola yang mempunyai basic

(12)

12

dibidang teknologi informasi dan komunikasi, atau bidang lain yang ada kaitannya dengan pengetahuan maupun keterampilan dibidang ini. dalam hal pengelolaannya dibutuhkan peralatan baik shoftware maupun hardwere yang memadahi atau Learning Management System (LMS). Sehingga diperlukan persiapan dan kesiapan bagi penyelenggara diklat antara lain:

1. Mempersiapkan tenaga admin (penyelenggara), agar pengelola DDJ online dapat memberikan pelayanan sarana/prasarana sesuai dengan kebutuhan tutor dan peserta DJJ online.

2. Mempersiapkan tenaga-tenaga pengelola dengan pengetahuan dan keterampilan ICT.

3. Mempersiapkan tenaga-tenaga widyaiswara/tutor yang berkompeten dibidang masing-masing dengan berbekal pengetahuan dan keterampilan teknologi komunikasi.

4. Memiliki data berdasarkan AKD agar diklat yang dilaksanakan sesuai sasaran dan tujuan.

Kini dunia kediklatan telah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan oleh para pakar dibidang teknologi komunikasi. DJJ online akan membawa manfaat yang lebih besar diantaranya: 1. Proses pembelajaran DJJ online tidak terbatas ruang dan waktu

2. Pelaksanaan pembelajaran DJJ dilakukan dengan belajar mandiri (self-paccd learning) sesuai panduan.

(13)

13

3. Tutorial dilakukan sepenuhnya dengan online, melalui website DJJ, video conference, dan media sosial seperti facebook, chatting, telephone, mupun handphone.

4. Menambah wawasan dan keterampilan secara kognitif, afektif maupun psykomotorik dibidang teknologi komunikasi.

5. Tutor dapat mengupload materi, soal latihan dan memantau aktivitas peserta kapan saja dan dimana saja.

6. Bagi peserta dapat mendaftar sebagai peserta DJJ online, mendownload materi, mengerjakan soal, berkonsultasi dengan tutor dimanasaja dan kapan saja .

7. Dengan mengikuti DJJ online, secara tidak langsung peserta diklat dapat meningkatkan kemempuannya dalam bidang teknologi komunikasi dan informasi.

8. Bagi peserta DJJ online dapat pula login Analisis Kebutuhan Diklat (AKD) online.

Dalam menongsong penyelenggaraan DJJ online, diperlukan pembenahan dan kesiapan sebagai berikut.

1. Pengelola DJJ online mendapatkan/mengikuti Diklat tentang penyelenggaraan DJJ online

2. Widyaiswara/tutor mendapatkan diklat DJJ online.

3. Widyaiswara/tutor memiliki email PNS Kementerian Agama 4. Penambahan Bandwith

(14)

14

6. Peningkatan sarana prasarana pendukung DJJ online, seperti modem untuk tutor/widyaiswara.

Pusdiklat Teknis dan Balai-balai Diklat Keagamaan benar-benar harus memiliki strategi perencanaan yang matang, kekuatan infrastruktur dan kesiapan sumber daya manusia pengelola dan penyelenggara DJJ, baik widyaiswara yang berperan sebagai tutor, fungsional umum sebagai administrator maupun para pemangku kebijakan program DJJ. Dalam konteks itu semua, yang terpenting adalah kesungguhan dan konsistensi dalam menjalankan perannya masin-masing. Sebab, hal itu akan menentukan apakah program DJJ Online ini bisa berhasil mengatasi berbagai tantangan, lalu menjadi kegiatan kediklatan yang efektif dan efisien serta mampu meminimalkan biaya dan menjangkau peserta lebih luas dan lebih banyak, sekaligus bagian dari langkah pemberdayaan widyaiswara.

C. PENUTUP 1. Kesimpulan

DJJ online merupakan pengembangan dari DJJ model blended learning dalam rangka memenuhi kebutuhan diklat pegawai ASN yang tidak memiliki kesempatan mengikuti Diklat Regular dan Diklat Di Tempat Kerja (DDTK) karena kendala waktu, lokasi, maupun karena kendala anggaran yang sangat terbatas di Balai-balai Diklat. Diharapkan dengan model DJJ online ini akan mempercepat siklus diklat yang masih kurang. Yaitu perbandingan jumlah pegawai yg akan mengikuti diklat dengan jumlah penyelenggaraan diklat masih belum memadai.

(15)

15

DJJ online merupakan salah satu sistem di dalam kegiatan pembelajaran yang sepenuhnya berbasis Teknologi komunikasi dan informasi. Dengan DJJ online, penyelenggara, tutor dan peserta bisa saling berinteraksi kapan pun dan di mana pun. Dengan sistem ini, peserta dapat mengikuti diklat tanpa harus meninggalkan tugas. Di samping itu peserta dapat mengatur sendiri kecepatan belajarnya.

2. Rekomendasi

Beberapa hal disarankan sehubungan dengan DJJ online, antara lain:

1. Diharapkan dengan learning manajement system, pengelola/penyelenggara Diklat Jarak Jauh dapat mengantisipasi kendala yang akan terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Optimalisasi tutor dan admin

(16)

16 DAFTAR PUSTAKA

Bahan ajar “Sosialisasi DJJ online dan AKD Online”, Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan Badan Diklat Kementerian Agama, Jakarta, 2015

Ispurwanto, Paradigma Baru Diklat Kementerian Agama, Diupload oleh Ispurwanto (-) dalam kategori Subbag Ortala & Kepegawaian Kanwil Kemenag Kalteng. Keputusan Kepala Badan Litbang dan Diklat Nomor BD/53/2008 tentang Pedoman

Penyelenggaraan DJJ Diklat Teknis Keagamaan

Sintawati, Pengertian Teknologi Komunikasi, Posted: 3 Maret ,2010 .

Hawi, A. 2008. Tantangan Pendidikan Islam Memasuki Era Global, Perspektif Jurnal Balai Diklat Keagamaan Palembang. Vol 1, No 1 : 67 Munir, 2009

.

Munir, Dr, M.IT, Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Alfabeta

Tamim. D & Hermansjah. 2002, Diklat Sebagai Suatu Sistem. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.

Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

Pusdiklat Kementerian Agama RI. 2010. Buku Panduan Pengelolaan Diklat Jarak Jauh. Jakarta : Kantor Kementerian Agama RI

Tamim. D & Hermansjah. 2002, Diklat Sebagai Suatu Sistem. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.

Referensi

Dokumen terkait