PROSIDING | SKN BAPETEN 2012 218
CATATAN TEKNIS KEGAGALAN PENGGUNAAN
PRODUK SUMBER TERTUTUP IRIDIUM-192 UNTUK
RADIOGRAFI INDUSTRI DI INDONESIA
Suhaedi Muhammad dan Farida TusafariahPusat Teknologi Keselamatan Dan Metrologi Radiasi – BATAN Pasar Jum‟at email : suhaedi.muhammad@yahoo.com
ABSTRAK
CATATAN TEKNIS KEGAGALAN PENGGUNAAN PRODUK SUMBER TERTUTUP IRIDIUM-192 UNTUK RADIOGRAFI INDUSTRI DI INDONESIA. Kegagalan penggunaan
produk sumber tertutup Iridium-192 untuk radiografi industri telah terjadi dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, yang dapat mengakibatkan dampak radiologi bagi pekerja, masyarakat maupun lingkungan. Untuk mencegah terulangnya kegagalan penggunaan sumber telah dilakukan kajian untuk mencari faktor penyebabnya. Lingkup kajian meliputi kasus lepasnya sambungan
outer capsule dan pigtail, lepasnya hasil pengelasan outer capsule dan lepasnya hasil pengelasan inner capsule. Pengkajian meliputi aspek manufaktur dan aspek penggunaan produk sumber
tertutup Iridium-192 di lapangan. disimpulkan bahwa kegagalan penggunaan produk sumber tertutup Iridium-192 di lapangan dapat disebabkan karena faktor manufaktur, kondisi peralatan radiografi yang tidak memenuhi standar dan perilaku operator dalam pelaksanaan kegiatan radiografi.
Kata kunci : sumber tertutup iridium-192, radiografi
ABSTRACT
TECHNICAL NOTE OF THE FAILURE OF THE PRODUCT SOURCE CLOSED IRIDIUM-192 INDUSTRY IN INDONESIA FOR RADIOGRAPHY . The Failure of the using of
Iridium-192 sealed sources product for industrial radiography has accurred within the last ten years, which may result in radiological consequences for workers, communities and the environment. To prevent a recurrence of the failure of using the sources assessment has been carried out to find the causes. The scope of study includes failure of the capsule and pigtail connection and welding the outer capsule release and escape of the inner capsule welding. The assessment covers aspects of manufacturing and other aspects of the use of sealed source products Iridium - 192 in the field. Its is concluded that the failure of the use of Iridium – 192 sealed source product in the field could be caused by manufacturing factors, conditions of radiographic equipment that do not meet the standards and the behavior of operators in the implementation of radiography.
PROSIDING | SKN BAPETEN 2012 219
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir ini di Indonesia telah terjadi beberapa kali kegagalan penggunaan produk sumber tertutup Iridium – 192 untuk bidang radiografi. Kegagalan penggunaan produk sumber tertutup Iridium – 192 ini mendapat perhatian banyak pihak, baik produsen, distributor, badan pengawas, asosiasi pengguna maupun kalangan pengguna itu sendiri. Untuk mencegah terulangnya kejadian kegagalan penggunaan produk sumber tertutup Iridium – 192 di masa yang akan datang yang dapat mengakibatkan dampak radiologi bagi pekerja, masyarakat, dan lingkungan, perlu dilakukan pengkajian secara teknis tentang faktor-faktor yang menjadi penyebab kegagalan tersebut.
1.2. Tujuan
Kajian ini dilakukan untuk mengetahui faktor – faktor yang menjadi penyebab kegagalan penggunaan produk Iridium – 192 untuk bidang radiografi baik yang menyangkut aspek manufaktur produk maupun aspek penggunaan produk tersebut di lapangan.
1.3. Metode
Metode yang digunakan dalam kajian teknis ini adalah :
1. Pencermatan pada tahapan manufaktur produk sumber tertutup Iridium – 192 berdasarkan dokumen yang dikeluarkan oleh Amersham.
2. Fakta dan pengalaman di lapangan dalam penanganan kegagalan penggunaan produk sumber tertutup Iridium – 192 untuk radiografi industri di Indonesia dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir.
2. DASAR TEORI
Guna mendapatkan faktor penyebab kegagalan penggunaan produk sumber tertutup Iridium – 192 untuk bidang radiografi secara lebih komprehensif, maka lingkup kajian yang akan diuraikan di sini meliputi : jenis – jenis kegagalan, faktor yang mempengaruhi penggunaan produk di lapangan baik dari aspek manufaktur maupun aspek penggunaan produk tersebut. Dengan diketahuinya faktor penyebab kegagalan penggunaan produk sumber tertutup Iridium – 192 untuk bidang radiografi industri, maka diharapkan akan membuka kesadaran para pihak yang terkait sehingga kegagalan
PROSIDING | SKN BAPETEN 2012 220 penggunaan produk tersebut tidak
terulang lagi di masa yang akan datang.
2.1.Jenis – Jenis Kegagalan.
Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir ini, jenis kegagalan penggunaan produk sumber tertutup Iridium – 192 untuk bidang radiografi industri yang pernah terjadi di Indonesia dapat dikategorikan ke dalam jenis :
1. Lepasnya sambungan outer capsule dengan pigtail.
2. Lepasnya hasil pengelasan outer capsule.
3. Lepasnya hasil pengelasan inner capsule.
2.2. Faktor Yang Mempengaruhi
Kegagalan Penggunaan
Produk
2.2.1. Aspek Manufaktur Produk
Aspek manufaktur produk sumber tertutup Ir-192 yang sangat mempengaruhi kondisi penggunaan produk tersebut di lapangan meliputi :
a. Pengelasan Inner Capsule.
Sesuai dengan prosedur manufaktur perakitan sumber tertutup Iridium – 192 dari Amersham, pengelasan inner capsule dilakukan secara atomis dengan metode TIG.
Gambar 1. Pengelasan Inner capsule Inner capsule yang sudah dilas
kemudian dibersihkan dari pengotor radioaktif dengan air dan alkohol lalu dites usap menggunakan kertas saring dan diukur aktivitasnya. Inner capsule dinyatakan bebas kontaminasi apabila hasil
pengukuran kertas saring tersebut nilainya kurang dari 150 dpm (5 n Ci ).
Selanjutnya pengujian hasil pengelasan inner capsule dilakukan secara visual dengan video kamera. Inner capsule dinyatakan memenuhi
PROSIDING | SKN BAPETEN 2012 221 persyaratan apabila tidak ada : cacat
lubang, patahan atau lubang tembus pada profil pulsa.
Pengujian berikutnya dilakukan
dengan metode gelembung udara ( bubble test ) pada kevakuman 15 in Hg selama 10 detik dan dilanjutkan dengan kevakuman 15 in Hg selama 10 detik.
Gambar 2. Uji Kebocoran Inner Capsule Jika ada kebocoran akan nampak
apabila kecepatan pembentukan gelembung udara lebih cepat dibandingkan dengan gelembung udara normal dari sekeliling kapsul. b. Pengelasan Outer Capsule
Outer Capsule dilas secara atomis dengan metode TIG, kemudian
dibersihkan dari pengotor radioaktif dengan air dan alkohol lalu dites usap menggunakan kertas saring dan diukur aktivitasnya.
Outer capsule dinyatakan bebas kontaminasi apabila hasil pengukuran kertas saring tersebut nilainya kurang dari 150 dpm (5 n Ci).
Gambar 3. Pengelasan Outer Capsule Pengujian secara visual dengan
video kamera. Outer capsule
dinyatakan memenuhi syarat apabila tidak ada : cacat lubang, patahan
PROSIDING | SKN BAPETEN 2012 222 atau lubang tembus pada profil
pulsa.
Sedangkan pengujian dengan metode gelembung udara (bubble test) pada
kevakuman 15 in Hg selama 10 detik dan dilanjutkan dengan kevakuman 15 in Hg selama 10 detik.
Gambar 4. Uji Kebocoran Outer Capsule
Kondisi bocor akan nampak jika kecepatan pembentukan gelembung udara lebih cepat dibandingkan dengan gelembung udara normal dari sekeliling kapsul.
Untuk lebih meyakinkan hasil pengelasan outer capsule, hasil pengelasan diperiksa dengan safety weld tester, dengan ketentuan lebar pengelasan harus : 2 – 3 mm. c. Penyambungan Outer Capsule
Dengan Pigtail.
Outer capsule yang sudah lolos uji dimasukkan ke dalam lubang
swager . Pigtail dimasukkan ke dalam lubang outer capsule dengan kedalaman tepat di garis putih. Selanjutnya outer capsule dan pigtail dijepit menggunakan pompa hidrolik dengan tekanan 1600 Psi. Outer capsule yang sudah disambung dengan pigtail dimasukkan ke tempat uji tarik lalu ditarik dengan kekuatan 120 lbs (pon) selama 10 detik.
Produk dinyatakan memenuhi syarat jika tidak terjadi pergeseran sambungan atau putus.
PROSIDING | SKN BAPETEN 2012 223 Gambar 5. Penyambungan Outer Capsule
Gambar 6. Uji Tarik Sambungan Outer Capsule dengan Pigtail
2.2.2. Aspek Penggunaan Produk Di Lapangan
Aspek penggunaan produk sumber tertutup Iridium - 192 di lapangan yang memberikan kontribusi sangat signifikan adalah : kondisi peralatan radiografi yang terdiri dari pemasangan Sumber Radioaktif (Source Assembly), Kamera Radiografi Portabel (Portable Exposure Camera), Kendali Kabel Pendorong (Drive Cable Control) yang digunakan, status dan
perilaku operator radiografi dalam pengoperasian sistem peralatan tersebut.
a. Kondisi Sistem Peralatan Radiografi.
Kondisi peralatan radiografi industri yang digunakan di lapangan yang tidak memenuhi standar turut memberikan kontribusi sangat signifikan dalam hal terjadinya kegagalan penggunaan produk sumber tertutup Iridium – 192.
PROSIDING | SKN BAPETEN 2012 224 Gambar 7. Sistem Peralatan Radiografi
b. Status Dan Perilaku Operator
Status dan perilaku operator dalam mengoperasikan peralatan radiografi industri yang tidak mengikuti prosedur baku juga turut memberikan kontribusi yang sangat signifikan dalam hal terjadinya kegagalan penggunaan produk sumber tertutup Iridium – 192. Pada umumnya terjadinya kegagalan yang disebabkan perilaku operator antara lain adalah pekerja kurang pengetahuan dan keterampilan dalam mengoperasikan alat, kurang hati-hati. Bagi para operator perlu adanya persyaratan/ kualifikasi khusus dan
harus diikuti untuk
mengoperasikannya. Selain itu sistem pelatihan perlu dievaluasi dan ditindaklanjuti
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Lepasnya Sambungan Outer
Capsule Dengan Pigtail
Kasus lepasnya sambungan antara outer capsule dengan pigtail seperti yang pernah terjadi di Pulau Batam
pada tahun 2002 kemungkinan disebabkan karena :
a. Kurang kuatnya kualitas sambungan antara outer capsule dan pigtail. Kondisi ini dapat terjadi karena ujung pigtail kurang masuk ke dalam lubang sambungan outer capsule sehingga hasil crimping kurang kuat. Pemasukan pigtail ke dalam lubang outer capsule dengan sistem ulir seperti buatan dari Korea Selatan dapat lebih menjamin kekuatan hasil sambungan. Faktor lain bisa disebabkan karena alat uji tarik belum terkalibrasi ulang sehingga penunjukkan angka sebesar 120 lbs diragukan keakuratannya.
b. Adanya tindakan kekerasan mekanik dengan kekuatan yang jauh lebih besar dari 120 lbs yang dilakukan oleh operator pada saat loading dan unloading sumber dikarenakan kondisi peralatan (control cable, remote control crank, source guide tubes) yang sudah tidak memenuhi standar.
PROSIDING | SKN BAPETEN 2012 225 Tindakan kekerasan mekanik yang
dilakukan secara berulang-ulang dengan kondisi peralatan yang tidak memenuhi standar dan cara
pengoperasian yang tidak sesuai prosedur yang semestinya, sangat mempengaruhi hasil penyambungan outer capsule dengan pigtail.
Gambar 8. Produk Sumber Tertutup Ir – 192
3.2. Lepasnya Hasil Pengelasan Outer Capsule.
Kasus lepasnya hasil pengelasan outer capsule yang mengakibatkan keluarnya inner capsule seperti yang pernah terjadi di Tanjung Jabung – Lampung pada tahun 2003, di Ambon – Maluku pada tahun 2007, di Pulo Gadung pada tahun 2008 dan Pulau Batam pada tahun 2009, kegagalannya terjadi disebabkan lepasnya bagian atas dari outer capsule sementara bagian bawahnya tetap tersambung dengan pigtail. Jenis kegagalan ini kemungkinannya dapat disebabkan karena :
a. Kualitas hasil pengelasan outer capsule yang kurang bagus dan tidak memenuhi standar (lebar hasil
pengelasan di bawah interval 2 – 3 mm ).
b. Kekurangcermatan pengamatan dalam pengujian secara visual terhadap hasil pengelasan outer capsule baik dengan teleskop maupun dengan kamera, mengakibatkan penampakan adanya cacat lubang, patahan atau lubang tembus pada profil pulsa tidak dapat terlihat dengan jelas.
c. Kekurangcermatan pengamatan dalam pengujian kebocoran terhadap hasil pengelasan outer capsule dengan metode gelembung udara (bubble test ), mengakibatkan penampakan adanya kebocoran yang ditandai oleh kecepatan pembentukan gelembung udara yang
PROSIDING | SKN BAPETEN 2012 226 lebih cepat dibandingkan dengan
gelembung udara normal dari sekeliling kapsul tidak terlihat dengan jelas.
d. Adanya tindakan kekerasan mekanik yang mampu merusak kualitas hasil pengelasan outer capsule yang dilakukan oleh operator pada saat loading dan unloading sumber dikarenakan kondisi peralatan (control cable, remote control crank, source guide tubes) yang tidak memenuhi standar.
3.3. Lepasnya Hasil Pengelasan Inner Capsule.
Kegagalan penggunaan produk sumber tertutup Iridium-192 dalam bentuk lepasnya hasil pengelasan inner capsule yang mengakibatkan keluarnya disk Iridium-192 dari dalam inner capsule seperti yang terjadi pada tahun 2011 di daerah Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, kemungkinannya dapat disebabkan karena :
a. Kualitas hasil pengelasan inner capsule yang kurang bagus (hasil pengelasan kurang menutup rapat celah yang ada antara tutup dan bagian bawah inner capsule ). b. Kekurangcermatan pengamatan
dalam pengujian secara visual terhadap hasil pengelasan inner
capsule baik dengan teleskop maupun dengan kamera mengakibatkan penampakan adanya cacat lubang, patahan atau lubang tembus pada profil pulsa tidak dapat terlihat dengan jelas.
c. Kekurangcermatan pengamatan dalam pengujian kebocoran terhadap hasil pengelasan inner capsule dengan metode gelembung udara (bubble test ), mengakibatkan penampakan adanya kebocoran yang ditandai oleh kecepatan pembentukan gelembung udara yang lebih cepat dibandingkan dengan gelembung udara normal dari sekeliling kapsul tidak terlihat dengan jelas.
d. Adanya tindakan kekerasan mekanik yang mampu merusak kualitas hasil pengelasan inner capsule yang dilakukan oleh operator pada saat loading dan unloading sumber dikarenakan kondisi sistem peralatan (khususnya source guide tubes ) yang tidak memenuhi standar (seperti adanya patahan di bagian dalam ).
4. KESIMPULAN
Dari hasil kajian teknis terhadap kegagalan penggunaan produk sumber tertutup Iridium – 192 untuk radiografi
PROSIDING | SKN BAPETEN 2012 227 industri di atas, dapat disimpulkan
bahwa :
1. Lepasnya sambungan outer capsule dan pigtail bisa disebabkan karena kurang kuatnya hasil crimping dan adanya tindakan kekerasan mekanis dengan kekuatan yang jauh lebih besar dari 120 lbs karena peralatan radiografi yang tidak memenuhi standar dan pengoperasian (loading dan unloading sumber) yang tidak mengikuti prosedur yang semestinya.
2. Lepasnya hasil pengelasan outer capsule bisa disebabkan karena kurang bagusnya kualitas hasil pengelasan dan adanya tindakan kekerasan mekanis yang mampu merusak hasil pengelasan akibat peralatan radiografi yang tidak memenuhi standar dan pengoperasian (loading dan unloading sumber) yang tidak mengikuti prosedur yang semestinya.
3. Lepasnya hasil pengelasan inner capsule bisa disebabkan karena kurang bagusnya kualitas hasil pengelasan (hasil pengelasan kurang menutup rapat celah yang ada antara tutup dan bagian bawah inner capsule ) dan adanya
tindakan kekerasan mekanis yang mampu merusak hasil pengelasan inner capsule akibat sistem peralatan radiografi (khususnya source guide tubes) yang tidak memenuhi standar ( seperti adanya patahan di bagian dalam) dan pengoperasian (loading dan unloading sumber) tidak mengikuti prosedur yang semestinya.
4. Dari sisi pengguna, kegagalan penggunaan produk sumber tertutup Iridium-192 diantaranya disebabkan tidak semua pengguna memiliki prosedur baku yang mengatur tentang pengoperasian peralatan radiografi secara baik dan benar sesuai dengan sistem jaminan kualitas untuk radiografi industri. Kalaupun prosedur itu ada, hanya sekedar untuk memenuhi persyaratan perizinan ke Badan Pengawas ( BAPETEN), sementara kualitas dokumen tersebut tidak bisa dijamin.
5. Kegagalan penggunaan produk sumber tertutup Iridium-192 juga disebabkan para pengguna produk tersebut belum membudayakan kegiatan evaluasi terhadap kualitas pelaksanaan kegiatan radiografi yang telah dilakukannya, baik yang menyangkut kualitas SDM,
PROSIDING | SKN BAPETEN 2012 228 kondisi sistem peralatan maupun
sistem manajeman.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Manual manufaktur sumber tertutup Iridium – 192, Amersham,1993. [2] IAEA, Lessons Learned from
Accident in Industrial Radiography, Safety Report Series, No. 7, Vienna, 1998.
[3] SUHAEDI MUHAMMAD, Kajian Lepasnya Inner Capsule Dari Dalam Outer Capsule Dan Lepasnya Disk Ir – 192 Dari Dalam Inner Capsule Di PT. Kaliraya Sari, Handil, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, 2011.
[4] SUHAEDI MUHAMMAD, Kajian Kandungan Aktivitas Dan Jumlah Disk Ir – 192 Yang Berasal Dari Komponen Produk Ir – 192 Dan Barang Lain Yang Dikirim Dari PT. Kaliraya Sari, Handil, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, 2011.
[5] DNV- Systematic Cause Analysis Technique (Scat)
TANYA JAWAB
1. Endang Kunarsih (BAPETEN) Bagaimana rekomendasi untuk menghindari kegagalan penggunaan sumber dalam radiografi industri, dalam kaitannya dengan aspek manufaktur, aspek peralatan, aspek personil. Bagaimana penerapan Perka no 4 BAPETEN tahun 2010 tentang SMFK terhadap fasilitas Radigrafi Industri
Jawaban:
1. Kontrol kualitas pada tiap tahapan produksi harus lebih ditingkatkan lagi ketelitiannya. Peralatan harus senantiasa terkalibrasi dan senantiasa terawat dengan baik. Ketrampilan personil harus senantiasa ditingkatkan. Perlu ada implementasi dari PERKA no 4 yang mudah dimengerti dan dipahami terkait dengan aspek teknis sehingga bisa diterapkan dilapangan.