Sintesa Hasil Penelitian BPK Palembang
Terkait
RPI Pusprohut
Workshop Sintesa RPI Pusprohut
Bagor, 13 November 2014
I. Mandat RPI
Permenhut P. 26 Tanggal 20 April 2011
(Organisasi dan Tata Kerja BPK Palembang)
Revisi RPI Tahun 2011
Revisi Renstra BPK Palembang Tahun 2011
Melaksanakan 10 RPI :
• 4 RPI Pusprohut 23 aspek
• 3 RPI Puskonser dan
II. RPI Pusprohut di BPK Palembang
No RPI Jumlah Judul / Tahun
Jenis Output Outcome
Jenis Jumlah 1 RPI 7 Pengelolaan HT Penghasil Kayu (19 Judul) Th 2010 15 Th 2011 14 Th 2012 14 Th 2013 11 Th 2014 9 • Tehnik • Data dan Informasi • Aplikasi • LHP • Jurnal • Info • Prosiding • Buku • Poster • Leaflet 9 1 66 2 6 4 2 RPI 8 Agroforestry (3 Judul) Th 2012 3 Th 2013 3 Th 2014 3 • Tehnik • Data dan Informasi • LHP • Jurnal • Prosiding 2 3 3 RPI 10 Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (3 judul) Th 2011 1 Th 2012 2 Th 2013 3 Th 2014 3 • Plot 6,7 ha • LHP • Info 1 4 RPI II Pengelolaan HHBK FEMO (4 judul) Th 2010 1 Th 2011 1 Th 2012 2 Th 2013 2 Th 2014 1 • Tehnik • Data dan Informasi • LHP • Jurnal • Prosiding • Buku • Poster • Leaflet • Modul 1 2 1 2 1 1
III. Hasil Penelitian RPI 7 Pengelolaan HT Penghasil Kayu
No Judul Tahun Sintesa Hasil Penelitian
1. Teknik silvikultur jenis penghasil kayu Jenis Tembesu 2010-2014
Perolehan peningkatan produktifitas melalui aplikasi teknik silvikultur :
1. Persyaratan tumbuh dan sebaran
2. Tehnik pembibitan vegetatif dan generatf 3. Kenaikan riap 23,36% melalui tehnik
pemangkasan cabang
4. Kenaikan riap 26,08% melalui tehnik penjarangan
5. Rerata peningkatan riap pertumbuhan diameter hasil 2 perlakuan sebesar 31,14% 2. Teknik silvikultur jenis penghasil kayu Jenis Sungkai
2010-2013 1. Peta sebaran pohon induk di 3 Provinsi 2. Persyaratan tumbuh 3. Tehnik pembibitan generatif dan vegetatif 4. Riap volume pada umur 4 tahun : 19,93
m3/ha/th dan umur 18 tahun : 10,92 m3/ha/th.
5. Tehnik penanaman 6. Tehnik pemangkasan
7. Plot Uji silvikultur 2,6 ha, plot uji klon 2 ha 100 klon, plot kebun perbanyakan 0,5 ha
3 tahun
5 tahun
Cover Crop
Uji klon umur 1 th
III. Hasil Penelitian RPI 7 ….
No Judul Tahun Sintesa Hasil Penelitian
3. Teknik silvikultur jenis penghasil kayu Jenis Kayu Bawang
2010-2014 1. Teknik Perbenihan 2. Teknik perbanyakan secara generatif dan vegetatif
3. Aplikasi FMA Glomus sp. belum efektif dalam menungkatkan pertumbuhan bibit kayu bawang. 4. Teknik mempertahankan vigor anakan saat
pengangkutan
5. Pemanfaatan media limbah sawit meningkatkan riap pertumbuhan tinggi dan diameter bibit masing-masing sebesar 101,9 % dan 35,6%
6. Pemanfaatan cuka kayu meningkatkan petumbuhan tinggi dan diameter bibit masing-masing sebesar 40,9 % dan 28,6 % .
7. Jarak tanam terbaik untuk monokultur adalah 3 x 4 m (Riap pertumbuhan diameter 4,18 cm/thn dan riap tinggi 4,66 m/thn)
8. Tehnik cover crop meningkatkan riap pertumbuhan diameter dan tinggi tanaman masing-masing sebesar 4,6 % dan 25,9 %
9. Pemakaian pupuk dasar meningkatkan pertumbuhan diameter dan tinggi masing-masing sebesar 70,1 % dan 68,3 %.
10. Pemangkasan cabang secepatnya mempebaiku bentuk batang (silindris) dengan peningkatan diameter sebesar 13,4 % dibanding kontrol (1
tahun setelah pemangkasan). Sudah pangkas Belum pangkas Umur 2 tahun
III. Hasil Penelitian RPI 7 ….
No Judul Tahun Sintesa Hasil Penelitian
4.
Teknik
silvikultur jenis
penghasil kayu
Jenis
Bambang
Lanang
2010-2014
1. Cara penyiapan lahan ini mampu meningkatkan pertumbuhan
tinggi 29,5% dan diameter 97,2%
2. Pupuk kandang 3 kg + arang 1-4 kg/lubang tanam yang diberikan
sebulan sebelum tanam dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi
14% dan diameter 23,4% dari kontrol pada umur 12 bulan
3. Pupuk kandang 1 kg/lubang tanam diberikan sebulan sebelum
tanam + SP36 100 g/tanaman pada saat penanaman, mampu
meningkatkan tinggi 40,2%, diameter batang 62,9% dan diameer
tajuk 42,9%
III. Hasil Penelitian RPI 7 ….
No
Judul
Tahun
Sintesa Hasil Penelitian
5. Teknik pengendalian hama dan penyakit hutan tanaman penghasil kayu jenis Tembesu2010-2011 Hama 1. Rayap Nasutitermes matangensis
2. Penggerek pucuk dari famili Gelechidae 3. Penggerek batang dari ordo Trichoptera 4. Ulat daun dari ordo Gelechidae
5. Kutu daun Aonidiella sp.
Penyakit
1. Penyakit bercak daun Diplodia mutila 2. Penyakit bercak Curvularia sp.
3. Penyakit bercak Pestalotiopsis sp. 4. Penyakit karat Phyllosticta capitalensis 5. Penyakit embun jelaga (Meliola sp.)
Tingkat kerusakan karena hama dan penyakit di atas, serta pengendaliannya sudah
diketahui
Rayap N. matangensis;
kerusakan akibat serangan penggerek batang
imago serangga
III. Hasil Penelitian RPI 7 ….
No Judul Tahun Sintesa Hasil Penelitian
6. Teknik pengendalian hama dan penyakit hutan tanaman penghasil kayu jenis Kayu Bawang
2010-2012 Hama 1. Kumbang penggerek batang (Xystrocera
globosa)
2. Ulat kantong (Pteroma plagiophelps) 3. Belalang (Valanga nigricornis)
4. Rayap (Cryptotermes sp) 5. Semut (Polyrhachys dives)
Penyakit
1. Busuk akar (Rigidiporus sp.)
Tingkat kerusakan akibat serangan dan
tehnik pengendalian sudah diketahui
7. Teknik pengendalian hama dan penyakit hutan tanaman penghasil kayu jenis Bambang Lanang
2010-2014 Hama :1. Ulat daun Graphium agamemnon 2. Kepik dari famili Pentatomidae 3. Kumbang Aulexis sp.
4. Ulat Sorolopha cumarotis 5. Ulat pengorok daun
Penyakit
1. Penyakit bercak daun Colletotrichum sp. 2. Penyakit bercak daun Cercospora sp. 3. Penyakit bercak daun Curvularia sp. 4. Penyakit karat Cephaleuros sp.
5. Penyakit pembuluh hitam Fusarium sp. Tingkat serangan dan tehnik pengendalian
sudah diketahui
Kepik
Serangan kutu pada batang
III. Hasil Penelitian RPI 7 ….
No Judul Tahun Sintesa Hasil Penelitian
8. Teknik pengendalian gulma hutan tanaman penghasil kayu jenis bambang lanang
2012 Teridentifikasi 20 jenis gulma Pengendalian :
1. Pengendalian secara mekanis dengan tebas total.
2. Pengendalian secara mekanis dengan tebas jalur
3. Pengendalian dengan mulsa organik
4. Pengendalian secara kimia menggunakan herbisida
berbahan aktif Isopropilamina
glifosat + metil metsulfuron
9. Model pertumbuhan dan hasil (Growth & yield) pada hutan tanaman penghasil kayu Jenis Tembesu
2010-2011 a. Model volume pohon • Dengan satu peubah bebas V=0.000275 D 2.187
• Dua peubah bebas V = 0.0000912 D 2.129 H 0.451
b. Model pertumbuhan diameter • Dbh = 10.392 LnA – 6.6561
Grafik Pertumbuhan Diameter Kondisi gulma Pemulsaan organik 0 5 10 15 20 25 30 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Diam ete r (c m ) Umur (tahun) GRAFIK PERKEMBANGAN DIAMETER TEMBESU
III. Hasil Penelitian RPI 7 ….
No
Judul
Tahun
Sintesa Hasil Penelitian
10. Model
pertumbuhan dan hasil (Growth & yield) pada hutan tanaman penghasil kayu Jenis Kayu Bawang 2010-2014
1. Penelitian menghasilkan berbagai perangkat pengelolaan hutan tanaman kayu bawang dalam bentuk model atau persamaan dan tabel hasil, yaitu : model penduga volume,
model kualitas tempat tumbuh, model pertumbuhan
(tinggi, diameter, volume per pohon, volume per hektar),
model perkembangan jumlah pohon, dan riap (MAI dan CAI).
2. Salah satu contoh :
model perkembangan jumlah pohon dinyatakan dengan
persamaan S = 1 – 0,284 exp (-2,155/A), sedangkan riap MAI dan CAI dinyatakan dengan persamaan MAI = (Exp (5,672 – 6,905/A))/A dan CAI = dV/dA = Exp (5,672 – 6,905/A)*
6,905/A2.
Plot Tegakan kayu bawang di desa Pelalo Kabupaten Rejang Lebong umur 7 tahun (kiri) dan desa Babatan, Bengkulu Selatan
III. Hasil Penelitian RPI 7 ….
No Judul Tahun Sintesa Hasil Penelitian
11 Model pertumbuhan dan hasil (G&Y) pada hutan tanaman penghasil kayu Jenis Bambang
2010-2014 a. Pertumbuhan diameter (persamaan dan grafik) b. Pertumbuhan tinggi (persamaan dan grafik) c. Pertumbuhan volume
d. Daur optimal (grafik) e. Bonita (grafik) 12. Kajian dampak penanaman jenis penghasil kayu terhadap tata dan kualitas dan kesuburan tanah jenis kayu bawang
2013-2014 1. Lahan ky. bawang dengan kelerengan 26% - Erosi permukaan = 0,210 ton/ha/tahun - Kandungan unsur hara (ton/ha) = C: 1.299,50;
N: 118,65; P: 8.136,00; K: 107,35; Na: 124,30; Ca: 666,70; Mg: 129,95
- Potensi kehilangan unsur hara melalui erosi (kg/ha/tahun) = C: 545,79; N: 49,83; P: 0,34; K: 0,45; Na : 0,52; Ca : 2,80; Mg : 0,55
1. Lahan ky. bwang dengan kelerengan 14% - Erosi permukaan = 0,135 ton/ha/tahun
- Kandungan unsur hara (ton/ha) = C: 1.107,80; N: 104,40; P: 4.437,00; K: 110,20; Na: 127,60; Ca: 551,00; Mg: 150,80
- Potensi kehilangan unsur hara melalui erosi (kg/ha/tahun) = C: 299,11; N: 28,19; P: 0,12; K: 0,30; Na: 0,34; Ca : 1,49; Mg : 0,41
Grafik Bonita Bambang L
Pengukuran erosi
III. Hasil Penelitian RPI 7 ….
No Judul Tahun Sintesa Hasil Penelitian
13. Kajian dampak penanaman jenis Tembesu terhadap biodiversitas flora dan fauna. 2010-2011
Perlakuan silvikultur terkendali pad HT Tembesu tidak berdampak terhadap keanekaragaman jenis tumbuhan bawah 14. Kajian dampak ht tanaman penghasil kayu jenis B. Lanang terhadap biodiversitas flora, fauna dan potensi invasif 2012 1.Kenanekaragaman jenis tumbuhan bawah sangat dipengaruhi oleh perlakuan silvikultur
2.kondisi iklim mikro tidak terlalu berbeda antar pola penanaman (baik campuran maupun
monokultur),
3.Keberadaan mokrofauna tanah dipengaruhi oleh kondisi
kesuburan tanah dan jenis tanah pada tiap tegakan,
Grafik Keanekaragaman tan. bawah
Grafik Iklim Mikro di bawah tegakan HT B. Lanang
III. Hasil Penelitian RPI 7 ….
No Judul Tahun Sintesa Hasil Penelitian
15. Kajian dampak ht tanaman
penghasil kayu terhadap
biodiversitas flora, fauna dan potensi invasif pada jenis ht tanaman jenis kayu bawang
2011, 2013, 2014
- Perlakuan silvikultur terkendali tidak berdampak terhadap keanekaragaman jenis tumbuhan bawah
- Perbedaan iklim mikro pada tegakan kayu bawang dipengaruhi oleh pola tanam, serta perlakuan silvikultur didalamnya. - Keberadaan makrofauna tanah sangat
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan bawah permukaan tanah
- Keragaman satwa pada tegakan yang diamati sangat dipengaruhi oleh lokasi tegakan, intensitas aktifitas manusia dan keanekaragaman tumbuhan 16. Analisis ekonomi dan finansial pembangunan hutan tanaman penghasil kayu jenis bambang lanang 2012,
2014 1. Petani, pelaku industri, pemerintah para pihak yang berperan dominan 2. Perlu peningkatan sinergitas antar para
pihak
3. Permintaan pasar tinggi
4. Peluang usaha monokulktur baik u/ pemilik lahan
5. Pada Tingkat SB 11-13% : NPV > 1; IRR > SB; BCR > 1 (nilai lahan tidak
diperhitungkan / sdh ada lahan)
6. Pada Tingkat SB 11-13% : NPV < 1; IRR < SB; BCR < 1 (mulai dengan membeli lahan)
Identifikasi fauna tanah
Parapihak yang berperan dlm pengemb. B. Lanang
III. Hasil Penelitian RPI 7 ….
No Judul Tahun Sintesa Hasil Penelitian
17. Analisis ekonomi dan finansial pembangunan hutan tanaman penghasil kayu jenis Kayu bawang
2012-2013 - Pada SB 11% dan 13 % didapatkan hasil bahwa pola-pola yang dikembangkan masyarakat layak secara finansial.
- Setidaknya ada 4 saluran pemasaran kayu bawang yang ada dengan tingat efisiensi pemasaran sebesar 28,20%.
- Untuk memenuhi kebutuhan hidup layak, luas lahan minimal 0,47-1,01 Ha dengan pola penanaman campuran kayu bawang dengan tanaman tahunan. - Ketiga model penanaman campuran kayu bawang
dengan tanaman tahunan sawit, karet dan kopi layak secara finansial.
Hasil Analisis Luas Minimal untuk pola campuran K. Bawang
III. Hasil Penelitian RPI 7 ….
No
Judul
Tahun
Sintesa Hasil Penelitian
18
.
Aspek sosial
ekonomi jenis
sungkai
2011
1.Pemanfaatan kayu sungkai masih sangat terbatas.
2.Saluran pemasaran yang paling efisien adalah saluran
3 (tiga) sebesar 31,02% :
petani...>pedagang pengumpul/penggesek....>depot
19
.
Aspek status
pembudidayaan
tembesu
2010
Hambatan Upaya komoditisasi tembesu :
1. jenis pohon lambat tumbuh,
2. kuatnya komoditisasi karet atau sawit dalam sistem
usahatani petani potensial.
3. perilaku konsumen industri mebel ukiran
Tegakan Sungkai Salah satu penggunaan kayu sungkai
1. Sebelum Revisi RPI 2012
2. Setelah 2012 judul sosial ekonomi dan kebijakan masuk ke RPI 8 Agroforestry
IV. Hasil Penelitian RPI 8 Agroforestry
No
Judul
Tahun
Sintesa Hasil Penelitian
20. RPI 8Aspek
agroforestry bambang lanang
2011 1.Strategi budidaya yang diterapkan masyarakat dalam penanaman bambang lanang yaitu: (1) sebagai tanaman pagar komoditas pokok seperti kopi, kakao, dan karet, jika kepemilikan lahan sempit; (2) Pola agroforestry, jika lahan yang dimiliki cukup luas, (3) monokultur, jika memiliki beberapa unit lahan atau tidak berprofesi sebagai
petani.
2.Hasil penelitian proses adaptif menunjukkan bahwa jumlah tanaman bambang lanang yang ideal untuk setiap kebun seluas 1 s.d 2 ha adalah 20 s.d 25 pohon untuk komoditas utama kopi dan 40 pohon untuk kebun karet.
21 Analisis sosial dan kebijakan pembangunan hutan tanaman kayu Bambang Lanang
2013-2014 1.Pengelolaan jenis kayu bambang lanang secara turun temurun
2.Bambang lanang biasanya ditanam campur dengan tanaman kopi, karet dan sawit.
3.Umur responden, pendapatan, luas lahan dan jarak kebun dari rumah. Stabilitas pendapatan dan variasi sumber pendapatan juga menjadi pertimbangan penting dalam budidaya bambang lanang. Kebijakan langsung mengenai bambang lanang tidak ditemui di 2 kabupaten yang diamati
4.Beberapa hal dapat menjadi pelajaran dalam upaya pengembangan bambang lanang dan tanaman kehutanan di masyarakat, yaitu: (1) pentingnya akses informasi; (2) pentingnya peran penyuluhan yang fokus dan berkelanjutan, dan; (3) peran evaluasi setelah aktifitas program berakhir.
IV. Hasil Penelitian RPI 8 …..
No
Judul
Tahun
Sintesa Hasil Penelitian
22. Analisis sosial dan kebijakan pembangunan hutan tanaman kayu bawang
2012-2014 1. Ada 4 macam pola tanam kayu bawang yang dikembangkan berdasarkan kondisi ekonomi responden, yaitu (1) monokultur, (2) campuran dengan perkebunan (karet), (3) campuran acak dengan berbagai macam jenis tanaman dan (4) kayu bawang sebagai tanaman pagar.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi peluang pengembangan kayu adalah (1) jumlah bidang lahan ( signifikasi pada α sebesar 5%) dan (2) pekerjaan utama masyarakat (signifikan pada α=10%)
3. Diperlukan kebijakan khusus pemerintah daerah terkait usaha
pengembangan kayu bawang di Kabupaten Bengkulu Utara dan Bengkulu Selatan 23. Pola Agroforestry Ht Rakyat penghasil Kayu Pertukangan
2011-2014 1. Pengembangan pola agroforestry karet, bambang dan cabe memiliki pengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan tinggi bambang 27-32%, diameter 36 – 46% tergantung pola.
2. Pengembangan pola agroforestry karet, bambang dan cabe memiliki pengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan tinggi karet 23-25 %, diameter 30 – 41%, tergantung pola
3. Cabe 3.360 kg / ha
Pola Tan. Campuran Karet
dan Tan. Kehutanan
Tan. Kehutanan Tan. Karet
V. Hasil Penelitian RPI 10 Bioteknologi dan Pemuliaan TH
No
Judul
Tahun
Sintesa Hasil Penelitian
24. Pembangunan demplot sumber benih jenis unggulan local jenis bambang lanang 2011-2014 1. Luas 1 ha
2. Rerata pertumbuh an tinggi dan diameter s/d umur 2 th 2,89 ± 0,77 m dan
2,88 ± 1,56 cm.
3. Terdapat variasi genetik pertumbuhan tinggi dan diameter antar famili. 0,86 % dan 1,815 %
4. Taksiran nilai heritabilitas individu (h2i) sebesar 0,086 dan 0,074 serta heritabilitas famili (h2f)sebesar 0,092 dan 0,091 masing-masing untuk tinggi dan diameter
5. Perolehan genetik harapan sebesar 2,587% dan 1,610% untuk pertumbuhan tinggi dan diameter tanaman bambang
25. Pembangunan demplot sumber benih jenis unggulan local jenis tembesu 2012-2014
1. Pada tahun 2013 Telah dibangun plot “uji keturunan” tembesu seluas 3 Ha di KHDTK Kemampo. Rancangan plot Uji
menggunakan IBD, single treeplot, 56 family, 30 replikasi dan jarak tanam 4x4m. Hasil evaluasi umur 1 tahun, tanaman mempunyai nilai heritabilitas individu (h2i)0,4 dan heritabilitas family (h2f).0,6
2. Pada tahun 2014 direncanakan di tanam plot “uji keturunan”
tembesu Tahap II seluas 3 Ha di KHDTK Kemampo. Family yang di gunakan berbeda dengan family uji keturunan tahap I (tahun 2013). Rancangan yang di gunakan IBD, single treeplot, 50 family, 30 replikasi dan jarak tanam 4x4 m.
V. Hasil Penelitian RPI 10 Bioteknologi dan Pemuliaan TH
No
Judul
Tahun
Sintesa Hasil Penelitian
26. Pembangunan demplot sumber benih jenis unggulan local jenis kayu bawang2013-2014 1. Benih susah didapat , pengecekan ke 64 titik di sebaran alaminya (tidak berbuah) 2. Ujicoba cangkok, keberhasilan perkaran 90%.
3. Cangkok pada 42 pohon induk kayu bawang di Propinsi Bengkulu, tingkat perakaran cangkok sebesar 65%. Tingkat keberhasilan cangkok hidup di persemaian sebesar 40. Total materi klon yang terkumpul selama tahun 2013-2014 sebesar 45 klon. Uji coba pembiakan vegetatif pohon tua mempunyai tingkat keberhasilan yang rendah.
SB Bambang Umur 3 TH
Materi SB Bawang (cangkok)
Penanaman dan pelabelan SB
Tembesu
VI. Hasil Penelitian RPI 11 Pengelolaan HHBK FEMO
No Judul Tahun Sintesa Hasil Penelitian
27 Paket Teknologi penanaman dan pemeliharaan tanaman hutan penghasil FEMO Teknik budidaya jenis rotan penghasil jernang
2010-2013 1. Peta sebaran tumbuhan rotan penghasil jernang di Provinsi Jambi. 2. Informasi tentang populasi rotan jernang 3. Kondisi habitat dan persyaratan tumbuh jernang
4. Jenis-jenis rotan penghasil jernang 5. Tehnik pembibitan jernang
6. Plot uji coba penanaman seluas 1 ha 7. Tehnik penanaman jernang
8. Persentase tumbuh tahun 1 94,7 – 97,3% 9. Persentasi tumbuh tahun 2 77.3 -81.3 %
10. Hama utama dalam plot budidaya adalah Babi hutan dengan intensitas kerusakan 29,5%
Buah Jernang
Kecambah Jernang
Jernang umur 2 th
Di KHDTK Kemampo
Pemasangan selubung
untuk antisipasi Babi
VI. Hasil Penelitian RPI 11 ……
No
Judul
Tahun
Sintesa Hasil Penelitian
28. AplikasiPestisida Nabati skala Lapangan
2012-2014 1. Uji coba lapangan untuk tiga jenis : Rimau, Puar, Mindi 2. Tehnik Ekstraksi 3. Tehnik aplikasi
4. Uji efektivitas terhadap hama jenis : Margaronia hilalaris sp, D.
hypothous, Cosmoleptrus sumatranus Colletotrichum sp, kepik dan
ulat kantong.
Hama Kepik dan Jenis Kerusakan
Yang Ditimbulkan
Serangga D. Hypothous (a = ulat muda, b = ulat dewasa, c = pupa,