• Tidak ada hasil yang ditemukan

AFRIYANI HUSAIN NIM PRODI SARJANA MANAJEMEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AFRIYANI HUSAIN NIM PRODI SARJANA MANAJEMEN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

1

Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Pada Kantor Camat Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango

AFRIYANI HUSAIN NIM. 931 409 133

PRODI SARJANA MANAJEMEN ABSTRAK

Afriyani Husain NIM 931 409 133, “Pengaruh Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja Pegawai Pada Kantor Camat Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango”. Skripsi, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo. 2013. Di bawah bimbingan Bapak Prof.Dr.Yulianto Kadji M.Si, selaku Pembimbing I dan Ibu Melan A. Asnawi,S.pd,M.Si selaku Pembimbing II.

Pelaksanaan penelitian ini didasarkan pada rumusan masalah yakni “ Seberapa besar pengaruh Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja Pegawai pada Kantor Camat Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango. Berdasarkan rumusan masalah, maka manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah Sebagai bahan masukan bagi Kantor Camat Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango dalam rangka peningkatan Motivasi Pegawainya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Variabel penelitian terdiri dari variabel Kepemimpinan (X) dan Motivasi Kerja (Y). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,dan angket.

Sebagai kesimpulan dari penelitian ini adalah Hipotesis penelitian yang berbunyi Hipotesis nol (H0) yang diuji ditolak dengan signifikan dan sebaliknya hipotesis penelitian (Ha) yang diajukan dapat diterima pada taraf signifikan a= 0,05. hal ini didapat dengan hasil analisis data sebagai berikut persamaan regresi yang menunjukkan bahwa persamaan regresi adalah Ŷ = 21.474+0.620 X yang telah teruji keberartiannya pada a= 0,05. hal ini berarti setiap perubahan variabel Kepemimpinan sebesar satu satuan akan berpengaruh dengan perubahan variabel Motivasi Kerja sebesar 21,474 kali satuan, atau setiap kenaikan satu satuan pada variabel Kepemimpinan (X), maka akan diikuti oleh perubahan sebesar 0.620 satuan pada variabel Motivasi Kerja (Y). Selanjutnya dalam perhitungan koefisen determinasi menunjukkan r2= 0,517 yang berarti bahwa sebesar 51,7 % variabilitas mengenai Motivasi Kerja pegawai pada Kantor Camat Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango dapat diterangkan oleh Motivasi Kerja yang diterapkan, sedangkan sisanya sebesar 48,3 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak di desain dalam penelitian ini seperti tingkat pendidikan, lingkungan kerja dan kompensasi yang dapat mempengaruhi motivasi kerja..

(2)

2 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kepemimpinan terkadang dipahami sebagai kekuatan untuk menggerakkan dan mempengaruhi orang. Kepemimpinan sebagai suatu alat, sarana atau proses untuk membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu secara sukarela/sukacita. Ada beberapa faktor yang dapat menggerakkan orang yaitu karena ancaman, penghargaan, otoritas, dan bujukan. Pemimpin menjalin hubungan kerjasama dengan orang-orang yang dipimpinnya. Dengan demikian, semua program kerja akan terlaksana berkat bantuan orang-orang yang dipimpin, karena setiap pemimpin tidak mungkin bekerja sendiri, dan tidak mungkin bertindak dengan kekuasaannya untuk memerintah orang lain bekerja semata-mata untuk dirinya.

Kemampuan dan

keterampilan dari seorang pimpinan

adalah faktor penting dalam memotivasi pegawainya agar lebih bekerja dengan baik. Dalam hal ini pengaruh seorang pemimpin sangat menentukan arah tujuan dari organisasi. Karena untuk merealisasikan tujuan organisasi perlu menerapkan peran dalam memimpin kerja yang konsisten terhadap situasi kerja yang dihadapi. Selain itu seorang pemimpin didalam melaksanakan tugasnya, harus berupaya menciptakan dan memelihara hubungan baik dengan bawahannya agar mereka dapat bekerja secara produktif. Dengan demikian secara tidak langsungpun motivasi dari pegawai semakin meningkat.

Seperti pada Kantor Camat Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango, yang memiliki sumber daya manusia sejumlah 27 orang yang terdiri dari pimpinan dan bawahannya (pegawai). Kantor camat ini memiliki fungsi penting dalam pelayanan masyarakat yang

(3)

3 ada di Bulango Timur. Sehingga dituntut untuk memiliki pegawai yang profesional, melayani masyarakat yang ada di Bulango Timur. Tuntutan tidak hanya bagi bawahan atau pegawai saja, namun dibutuhkan seorang pemimpin yang bertanggung jawab dan mampu memotivasi semangat kerja para bawahannya sehingga mereka dapat melayani dengan baik dan berpartisipasi dalam jalannya roda organisasi pemerintahan tersebut.

Namun fenomena yang nampak pada sebuah organisasi pemerintahan kantor Camat Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango, dimana kurangnya pengawasan dari pimpinan terhadap pekerjaan pegawai. Seperti pimpinan dalam memberikan pekerjaan pada bawahannya kurang mengawasi pekerjaan pegawai tersebut. Sehingga hasil kerja yang dicapai tidak memenuhi target.

Selain itu fenomena selanjutnya, masih kurang tegasnya sikap pimpinan dalam memberikan sanksi kepada pegawai yang melanggar aturan kantor. Seperti ada pegawai yang terlambat pada saat apel pagi dan tidak hadir tanpa

pemberitahuan yang jelas. Pegawai yang melanggar aturan tersebut, maka tambahan penghasilan pegawai yang diterimanya akan dipotong. Akan tetapi, pimpinan tidak memberlakukan aturan tersebut. Disamping itu pula, fenomena yang terjadi yakni, masih rendahnya motivasi kerja pegawai. Hal ini dilihat dari kurangnya perhatian pimpinan terhadap pegawai sehingga pegawai kurang termotivasi dalam bekerja.

Bertolak dari pokok pikiran di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan formulasi judul sebagai berikut “Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Kantor Camat Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango”

1.2 Identifikasi Masalah

Untuk pembahasan yang lebih terarah, maka penulis mengidentifikasikan permasalahan sebagai berikut : 1.2.1 Masih kurangnya pengawasan pimpinan terhadap pekerjan pegawai.

1.2.2 Masih kurang tegasnya sikap pimpinan dalam

(4)

4 memberikan sanksi kepada pegawai yang melanggar aturan kantor. 1.2.3 Masih rendahnya motivasi

kerja pegawai kantor camat bulango timur.

1.3 Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang permasalahan, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah apakah Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja pegawai Kantor Camat Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai Kantor Camat Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango.

1.5 Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan dapat menambah wawasan konseptual dan landasan teoritis terutama :

1.5.1 Manfaat Teoritis, yaitu

untuk menambah

pengetahuan dan wawasan penulis mengenai pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai. 1.5.2 Manfaat Praktis, yaitu

penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi Kantor Camat Bulango Timur dalam menjalankan kepemimpinannya dalam memotivasi pegawai.

BAB II

KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Teoretis

2.1.1 Pengertian Kepemimpinan Sebutan umum bagi orang yang memiliki kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain adalah pemimpin. Apabila sebutan tersebut dihubungkan dengan kegiatan administrasi maka pemimpin disini dinamakan administrator atau manajer. Apabila telah dihubungkan langsung dengan organisasi kedinasan, pemerintahan, maka dikenal adanya berbagai

(5)

5 sebutan jabatan pemimpin. Semua jenis pemimpin tersebut menjalankan kepemimpinannya. Kepemimpinan dikaitkan dengan pengertian usaha panutan terhadap kegiatan pokok yang dilakukan sekelompok orang dalam kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk memperoleh kemantapan dalam merumuskan pengertian kepemimpinan ada baiknya dikemukakan terlebih dahulu beberapa pendapat para ahli tentang kepemimpinan tersebut.

Pada umumnya menurut Gitosudarmo & Sudita (2008:127-128) kepemimpinan didefinisikan

sebagai suatu proses

memepengaruhi aktifitas dari individu atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Menurut Toha (2009:9) Kepemimpinan adalah kegiatan untuk memengaruhi perilaku orang lain, atau seni memengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok.

Selanjutnya Rivai & Mulyadi (2012:2), kepemimpinan adalah proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, motivasi pengikut untuk mencapai tujuan,mempengaruhi untuk

memperbaiki kelompok dan budayanya.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi, mengarahkan dan memotivasi para anggota atau pekerja dalam menjalankan tugas demi tercapai tujuan yang di inginkan. Dengan kata lain bahwa kepemimpinan adalah cara seseorang mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Kepemimpinan juga merupakan sebuah perjalanan pembelajaran. Perjalanan menjadi seorang pemimpin membutuhkan cara berpikir yang baru, keahlian baru dan kebiasan baru. Semakin tinggi posisi seseorang, makin besar tanggung jawab, makin besar potensialnya.

2.1.2 Fungsi-Fungsi Kepemimpinan

Rivai & Mulyadi (2012:34-35), mengemukakan fungsi artinya jabatan (pekerjaan) yang dilakukan atau kegunaan sesuatu hal atau suatu bagian tubuh. Sedangkan fungsi kepemimpinan berhubungan

(6)

6 langsung dengan situasi sosial

dalam kehidupan

kelompok/organisasi masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam dan bukan diluar situasi itu. Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial, karena harus diwujudkan dalam interaksi antar individu didalam situasi sosial suatu kelompok/organisasi.

Secara operasional dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu:

a) Fungsi instruksi.

Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan di mana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif.

b) Fungsi konsultasi.

Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahab pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin

kerapkali memerlukan bahan pertimbangan, yang mengharuskannya

berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan. c) Fungsi partisipasi.

Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan

maupun dalam

melaksanakannya. d) Fungsi delegasi.

Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat/menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan.

(7)

7 Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses/efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif sehingga memungkinkan

tercapainya tujuan bersama secara maksimal.

2.1.3 Tipe Kepemimpinan

Rivai & Mulyadi (2012:36-37) dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan, maka akan berlangsung aktivitas kepemimpinan. Apabila aktivitas tersebut dipilah-pilah, maka akan terlihat gaya kepemimpinan dengan polanya masing-masing. Gaya kepemimpinan tersebut merupakan dasar dalam mengklasifikasikan tipe kepemimpinan. Gaya kepemimpinan memiliki tiga pola dasar yaitu:

a. Gaya kepemimpinan yang berpola pada kepentingan pelaksanaan tugas.

b. Gaya kepemimpinan yang berpola pada pelaksanaan hubungan kerja sama.

c. Gaya kepemimpinan yang berpola pada kepentingan hasil yang dicapai.

Berdasarkan ketiga pola dasar tersebut terbentuk perilaku kepemimpinan yang berwujud pada kategori kepemimpinan yang terdiri dari tiga tipe pokok kepemimpinan, yaitu:

a. Tipe kepemimpinan otoriter. Tipe kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di tangan satu orang. Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal. Kedudukan dan tugas anak buah semata-mata hanya sebagai pelaksana keputusan, perintah, dan

bahkan kehendak

pimpinan.

b. Tipe kepemimpinan kendali bebas.

Tipe kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari tipe kepemimpinan otoriter. Pemimpin berkedudukan

sebagai simbol.

Kepemimpinan dijalankan dengan memberikan kebebasan penuh pada orang yang dipimpin dalam

(8)

8 mengambil keputusan dan melakukan kegiatan menurut kehendak dan kepentingan masing-masing, baik secara perorangan maupun kelompok-kelompok kecil. c. Tipe kepemimpinan

demokratis.

Tipe kepemimpinan ini menempatkan manusia sebagai faktor utama dan terpenting dalam setiap kelompok/organisasi.

Pemimpin memandang dan menempatkan orang-orang yang dipimpinnya sebagai subjek yang memiliki kepribadian dengan berbagai aspeknya, seperti

dirinya juga.

Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang aktif, dinamis, dan terarah. Ketiga tipe kepemimpinan di atas dalam praktiknya saling isi mengisi atau saling menunjang secara bervariasi, yang disesuaikan dengan situasinya sehingga akan menghasilkan kepemimpinan yang efektif.

2.1.4 Pengertian Motivasi Kerja Menurut Alma (2009:89) motivasi adalah kemauan untuk membuat sesuatu, sedangkan motif adalah kebutuhan, keinginan dorongan atau impuls. Motivasi seseorang tergantung pada kekuatan motifnya. Motif dengan kekuatan yang sangat besarlah yang akan menentukan perilaku seseorang.

Menurut Gitosudarmo & Sudita (2008:28) motivasi adalah faktor-faktor yang ada dalam diri seseorang yang menggerakkan mengarahkan perilakunya untuk memenuhi tujuan tertentu. Silalahi (2002:341) mendefinisikan motivasi sebagai dorongan dari dalam diri individu berdasarkan mana ia berusaha dan berperilaku dengan cara tertentu untuk memenuhi keinginan atau kebutuhannya.

Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah pemberian daya atau dorongan yang dilakukan berbagai cara agar seseorang mau melakukan sesuatu. Dengan demikian motivasi merupakan dorongan yang mengarahkan

(9)

9 seseorang atau perangsang keinginan dan daya penggerak kemauan agar seseorang mau bekerja sama dengan orang lain dengan segala daya upayanya untuk berusaha seoptimal mungkin dalam

pencapaian tujuan

organisasi/instansi.

2.1.5 Alat dan Jenis Motivasi 1) Alat motivasi

Menurut Wiludjeng (2007:161-162) motivasi yang diberikan kepada bawahan atau pegawai dapat berupa:

a. Material

Merupakan motivasi yang bersifat material sebagai imbalan prestasi yang diberikan, dan hal ini dapat diberikan berupa upah, gaji, barang-barang dan lainnya.

b. Non material

Merupakan motivasi yang tidak berbentuk materi. Yang termaksud non material ialah promosi, diberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan, pujian,

sertifikat, piagam dan lainnya.

2) Jenis motivasi

Wiludjeng (2007:162) dalam bukunya menjelaskan motivasi dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok:

a. Motivasi positif, adalah merupakan dorongan terhadap karyawan yang dapat berupa: misalnya, hadiah, pujian, insentif, piagam, dan yang lain yang sejenis.

b. Motivasi negatif, adalah dorongan terhadap karyawan atau bawahan yang biasanya berupa ancaman, hukuman, ataupun sangsi-sangsi.

2.1.6 Dasar- Dasar Motivasi Menurut Wiludjeng, (2007:160-161) dasar-dasar motivasi yaitu sbb:

1. Mengikut sertakan bawahan orang lain

Untuk mendapat hasil yang baik, jika bawahan atau orang lain diberi kesempatan untuk ikut berpartisipasi

(10)

10 keputusan-keputusan.

sehingga para bawahan dapat mengemukakan ide, saran, dan mereka akan merasa dirinya di manusiakan, sehingga ia akan bertanggung jawab atas tercapainya hasil yang maksimal.

2. Komunikasi

Dalam proses

mencapai hasil diantara para anggota dalam organisasi akan lebih baik mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan masalah tersebut. Tanpa adanya informasi para bawahan atau anggota organisasi tidak dapat bekerja secara maksimal. 3. Pengakuan

Untuk meningkatkan hasil yang maksimal, manajer perlu memberikan

pengakuan atau

penghargaan atas

sumbangan yang telah diberikan. Pengakuan ini bisa berupa materi maupun non materi.

4. Wewenang yang

didelegasikan

Untuk dapat

menghasilkan yang baik, maka perlu adanya delegasi wewenang yang cukup. Tanpa adanya pemberian wewenang para bawahan akan sulit untuk melakukan apa yang akan dikerjakan. Disamping itu dengan diberikannya wewenang tentunya harus disertai dengan tanggung jawab, atau dengan kata lain

terdapat adanya

keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab.

5. Perhatian timbal balik.

Para bawahan akan termotivasi untuk mencapai hasil yang baik, bila manajer menaruh perhatian terhadap hasil-hasil yang telah dicapai bawahan. Atau manajer mau memperhatikan kebutuhan-kebutuhan mereka. Dengan demikian semakin banyak manajer membantu bawahan dalam mencapai tujuan, maka semakin besar sumbangan bwahan atas

(11)

11 tercapainya tujuan organisasi.

2.1.7 Ciri-Ciri Motivasi

Menurut Arep & Tanjung (2003:204), ciri-ciri orang yang bekerja dengan termotivasi adalah sebagai berikut:

1. Bekerja sesuai standar Pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat waktu dan dalam waktu yang sudah ditentukan. 2. Senang dalam bekerja

Sesuatu yang dikerjakan karena adanya motivasi yang mendorongnya akan membuat seseorang merasa senang melakukan pekerjaannya.

3. Merasa berharga

Seseorang akan merasa berharga ketika mengerjakan suatu pekerjaan yang didorong oleh motivasi dari dalam dirinya maupun dari luar. 4. Bekerja keras

Seseorang akan bekerja keras karena dorongan yang begitu tinggi untuk menghasilkan hasil

pekerjaan yang telah ditetapkan.

5. Sedikit pengawasan

Kinerja akan dipantau dirinya sendiri dan tidak membutuhkan terlalu banyak pengawasan.

2.2 Kerangka Berfikir

Secara konseptual, motivasi kerja sangat terkait dengan kepemimpinan yang ada dalam suatu instansi tertentu. Baik tidaknya motivasi kerja pegawai pada umumnya tergantung pada siapa yang memimpin, karena tingkat kepemimpinan yang baik adalah pemimpin yang dapat memfungsikan fungsi kepemimpinannya seperti yang dikemukakan oleh Rivai&Mulyadi (2012: 34-35), yaitu: a) Fungsi instruksi; bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan di mana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. b) Fungsi konsultasi; bersifat komunikasi dua arah. Pada tahab pertama dalam usaha

(12)

12 menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan

pertimbangan, yang

mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan. c) Fungsi partisipasi; pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. d) fungsi delegasi; dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat/menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan. e) Fungsi pengendalian; kepemimpinan yang sukses/efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif,

sehingga memungkinkan

tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Dengan menjalankan fungsi-fungsi kepemimpinan dengan baik dan diikuti oleh pemotivasian sebagaimana bentuk motivasi yang dikemukakan oleh Arep & Tanjung

(2003:204), yang meliputi hal-hal berikut: a) Bekerja sesuai standar; pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat waktu dan dalam waktu yang sudah ditentukan. b) Senang dalam bekerja; sesuatu yang dikerjakan karena adanya motivasi yang mendorongnya akan membuat seseorang merasa senang melakukan pekerjaannya. c) Merasa berharga; seseorang akan merasa berharga ketika mengerjakan suatu pekerjaan yang didorong oleh motivasi dari dalam dirinya maupun dari luar. d) Bekerja keras; seseorang akan bekerja keras karena dorongan yang begitu tinggi untuk menghasilkan hasil pekerjaan yang telah ditetapkan. e) Sedikit pengawasan; kinerja akan dipantau dirinya sendiri dan tidak membutuhkan terlalu banyak pengawasan

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.1.1 Lokasi Penelitian

Kantor Camat Bulango Timur ini lokasinya ada di jalan lembah gunung lihubadu desa bulotalangi

(13)

13 barat, kecamatan bulango timur kabupaten bone bolango.

3.1.2 Waktu Penelitian

Dalam penelitian proposal ini, peneliti memanfaatkan waktu selama 90 hari atau selama 3 bulan. Yaitu, dari bulan April sampai bulan Juni 2013.

3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Untuk memudahkan dalam pengujian hipotesis, maka peneliti menetapkan variabel penelitian sebagai berikut :

1. Variabel bebas atau Independent

Variable (X)

Menurut Rivai & Mulyadi (2012:34-35) maka penulis dapat menyimpulkan indikator kepemimpinan (variabel X) sebagai berikut: a. Fungsi instruksi b. Fungsi konsultasi c. Fungsi partisipasi d. Fungsi delegasi e. Fungsi pengendalian.

2. Variabel terikat atau Dependent

Variable (Y)

Menurut Arep & Tanjung (2003:204), indikator motivasi kerja (variabel Y) sebagai berikut:

a. Bekerja sesuai standar b. Senang dalam bekerja c. Merasa berharga d. Bekerja keras

e. Sedikit pengawasan

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang menjadi perhatian peneliti. Adapun teknik pengambilan responden yang dipergunakan yaitu tehnik sensus menurut Sugiono (2006:63) yaitu seluruh populasi yang ada semuanya mendapat kesempatan yang sama untuk dijadikan responden.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sejumlah karakteristik yang dapat mewakili populasi. Arikunto (2003:104) mengemukakan bahwa penetapan sampel sebagai berikut : “Apabila jumlah populasi kurang dari 100, maka yang menjadi sampel adalah

(14)

14 keseluruhan dari populasi yang ada, sedangkan apabila jumlah populasinya lebih dari 100 maka yang menjadi sampelnya adalah 10% - 15% atau 20% - 25%.

Karena dalam penelitian ini jumlah populasi tidak melebihi 100 maka peneliti mengambil sampel seluruh pegawai kantor Camat Bulango Timur yang berjumlah 27 orang pegawai.

3.4 Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dari responden yang akan diteliti, maka peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data (Arikunto, 2003 : 196),sebagai berikut:

a. Observasi

Merupakan teknik tambahan, dimana peneliti mengadakan pengecekan dan peninjauan langsung terhadap objek penelitian. b. Angket

Dimana dalam teknik ini akan disediakan sejumlah pertanyaan yang akan dijawab oleh responden yang telah ditentukan. Dalam hal ini adalah pihak – pihak yang menjadi objek penelitian di

Kantor Camat Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango

3.5 Teknik Analisis Data

Data-data yang diperoleh melalui teknik angket, selanjutnya diolah dan dianalisis melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunakan aplikasi SPSS 16, dan secara runtut meliputi:

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah setiap item pertanyaan dalam kuesioner penelitian benar-benar mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk memastikan bahwa setiap item pertanyaan dalam kuesioner penelitian benar-benar tepat mengukur apa yang hendak diukur dalam penelitian ini.

3. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data digunakan untuk memastikan bahwa data yang telah terjaring melalui kuesioner penelitian telah berdistribusi normal, sehingga dapat digunakan dalam tahab analisis selanjutnya.

(15)

15 4. Persamaan Regresi

Persamaan regresi digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai 5. Uji Signifikan

Uji signifikan digunakan untuk

mengetahui apakah

kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja.

6. Uji Koefisien korelasi (r) dan determinasi (r2)

Uji koefisien korelasi dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar kekuatan atau derajat hubungan variabel x (kepemimpinan) terhadap variabel y (motivasi kerja).

7. Uji Signifikan dari koefisien korelasi

Uji signifikan dari koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat signifikan atas koefisien korelasi (r) dan determinasi (r2).

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Kemajuan kabupaten Bone Bolango pada umumnya dan kecamatan pada khususnya telah menunjukan perkembangan yang cukup signifikan, khususnya dibidang pelaksanaan pembangunan dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Hal ini mengakibatkan pertambahan beban tugas dan volume kerja dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan masyarakat. Dengan adanya perkembangan dan kemajuan daerah serta memperhatikan potensi yang ada maka lahirlah aspirasi masyarakat untuk melakukan perubahan wilayah dalam rangka peningkatan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat guna menjamin kesejahteraan pada masa yang akan datang.

Lahirnya Undang-undang No. 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom serta undang-undang No. 6 tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Pohuwato di Propinsi Gorontalo yang pada hakikatnya mengarah pada perbaikan

(16)

16 penyelenggara pemerintahan dan kesejahteraan rakyat yang menekankan pada prinsip demokrasi dengan mengedepankan peran serta dan dinamika masyarakat. Hal ini perlu dipahami oleh kita bersama untuk menjawab aspirasi dan dinamika masyarakat yang menghendaki pemerataan pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi wilayah yang bersentuhan langsung dengan peningkatan taraf hidup masyarakat.

Dalam upaya mensikapi persoalan tersebut maka upaya pemerintah daerah Kabupaten Bone Bolango untuk melakukan pemekaran kecamatan adalah merupakan solusi terbaik dalam rangka memperpendek rentang kendali pelayanan masyarakat. Hal inilah yang melahirkan aspirasi dan kesadaran masyarakat untuk melakukan pemekaran kecamatan khususnya Kecamatan Bulango Timur.

Pemekaran ini berdasarkan Surat Bupati Bone Bolango Tahun 2007 tentang pemekaran wilayah Kecamatan dan Desa di Kabupaten Bone Bolango. Ke-6 (enam) desa yang dimekarkan tersebut, 5 (lima)

desa diantaranya menjadi cikal bakal terbentuknya Kecamatan Bulango Timur yaitu:

1. Desa Popodu 2. Desa Toluwaya 3. Desa Bulotalangi 4. Desa Bulotalangi Barat 5. Desa Bulotalangi Timur

Sebelumnya Bapak Hamim Pou, S. Kom mengusulkan nama kecamatan yang memuat unsur Hystoris/sejarah. Beliau mengusulkan nama Kecamatan Bulango Raya dengan alasan untuk melestarikan sejarah kerajaan Bulango yang ada di Kecamatan Tapa. Namun seiring dengan berjalannya waktu, dalam sosialisasi panitia menerima saran maupun usul dari masyarakat agar nama kecamatan “Bulango Raya” dirubah dengan nama kecamatan “Bulango Timur” yang maksudnya bulango dibagian timur, dengan alasan bahwa ada rencana kecamatan tapa bagian selatan dan bagian hulu akan dimekarkan menjadi kecamatan baru. Berdasarkan pertimbangan tersbut maka telah disepakati perubahan nama Kecamatan yakni menjadi “Kecamatan Bulango Timur”. Adapun proses pembentukan

(17)

17 Kecamatan Bulango Timur berlangsung selama + 21 hari. Sejak mulai dari tahab sosialisasi, pembuatan proposal sampai dengan peresmian.

Pada tanggal 14 agustus 2007, pukul 15.00. Bertempat di gedung SD Inpres Bulotalangi Kecamatan Bulango timur. Bupati Bone Bolango Bapak Drs. Hi. Ismet Mile, MM meresmikan “ Kecamatan Persiapan Bulango Timur” menjadi Kecamatan Bulango Timur yang definitif sekaligus melantik Faizal Lamakaraka, S.STP sebagai camat bulango timur. Sambil menunggu pembangunan kantor camat baru, untuk sementara kantor camat masih menggunakan rumah penduduk sebagai pusat pelayanan masyarakat yang pada saat itu pusat pemerintahan kecamatan terletak di desa toluwaya.

Kecamatan Bulango Timur terletak di wilayah Kecamatan Tapa bagian timur dengan batas-batas wilayah:

a. sebelah Utara :

berbatasan dengan Desa Langge Kecamatan Tapa

b. sebelah Barat : berbatasan dngan Desa Talumopatu Kecamatan Tapa

c. sebelah selatan :

berbatasan dengan Desa Mekar Jaya Kecamatan Bulango Selatan d. sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Tilongkabila - Luas Wilayah : + 10.82 Km - Jumlah Penduduk : 5.302 Jiwa. 4.2 Pembahasan

Semua organisasi, baik formal maupun informal selalu membutuhkan pelaksanaan fungsi-fungsi kepemimpinan. Karena semuanya akan menentukan siapakah pemimpinnya dan siapa pula yang akan dipimpin dalam suatu kegiatan organisasi. Pemimpin yang efektif mampu memberikan pengarahan terhadap usaha semua pekerja dalam pencapaian tujuan organisasi. Tanpa Pemimpin atau bimbingan, hubungan antara individu dengan tujuan organisasi akan menjadi lemah yang menjadikan suatu keadaan yang mengandung

(18)

18 berbagai harapan dimana para individu bekerja untuk mencapai tujuannya sendiri, sementara keseluruhan organisasi berada dalam keadaan tidak efisien dalam pencapaian tujuan.

Kepemimpinan merupakan aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan mulai ada ketika seseorang mulai mempengaruhi perilaku orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Kemampuan dan keterampilan dari seorang pimpinan adalah faktor penting dalam memotivasi pegawainya agar lebih bekerja dengan baik. Dalam hal ini pengaruh seorang pemimpin sangat menentukan arah tujuan dari organisasi. Karena untuk merealisasikan tujuan organisasi perlu menerapkan peran dalam memimpin kerja yang konsisten terhadap situasi kerja yang dihadapi. Selain itu seorang pemimpin didalam melaksanakan tugasnya, harus berupaya menciptakan dan memelihara hubungan baik dengan bawahannya agar mereka dapat bekerja secara produktif. Dengan

demikian secara tidak langsungpun motivasi dari pegawai semakin meningkat.

Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap indikator dari kepemimpinan yang terdiri dari Fungsi instruksi, Fungsi konsultasi, Fungsi partisipasi, Fungsi delegasi, Fungsi pengendalian memiliki hubungan secara signifikan terhadap motivasi kerja pada instansi tersebut. Setelah dilakukan pengolahan data statistik diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,719, yang berarti variabel kepemimpinan memiliki pengaruh signifikan terhadap motivasi kerja pegawai pada Kantor Camat Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango

Hal ini didukung oleh nilai koefisien determinasi sebesar 51,7 %. Hasil tersebut menunjukkan bahwa motivasi kerja sebesar 51,7% ditentukan oleh kepemimpinan, sedangkan sisanya 48,3 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak di desain dalam penelitian ini seperti insentif, lingkungan kerja dan kompensasi yang dapat mempengaruhi motivasi kerja.

Sedangkan uji keberartian koefisien determinasi diperoleh

(19)

19 harga thitung = 5,174, sedangkan ttabel =2.437 dengan taraf nya α=5%. Hal ini berarti bahwa nilai thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. Sehingga hipotesis yang menyatakan kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja pegawai Kantor Camat Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango dapat diterima.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dan pengolahan data, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan kepemimpinan terhadap motivasi kerja, ini dapat dibuktikan dengan hasil perhitungan statistik, nilai koefisien determinasi sebesar 51,7 %. Hasil tersebut menunjukkan bahwa motivasi kerja sebesar 51,7 % ditentukan oleh kepemimpinan, sedangkan sisanya 48,3 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak di desain dalam penelitian ini

Sedangkan untuk uji keberartian koefisien determinasi

diperoleh harga thitung = 5,174, sedangkan ttabel =2.437 dengan taraf

nya α=5%. Hal ini berarti bahwa nilai thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. Sehingga hipotesis yang menyatakan kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja pegawai Kantor Camat Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango dapat diterima.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Perlu adanya motivasi dan kepedulian pimpinan terhadap bawahannya sehingga pegawai dapat menyelesaikan tugasnnya dengan baik

2. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan hasil penelitian ini dengan menambahkan beberapa variabel yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Alm Alma,Buchari..2008.

(20)

20 Arep Ishak & Tanjung Hendri. 2003. Manajemen Motivasi. Jakarta. Pt Gramedia Widiasarana Indonesia Anoraga, Pandji. 2003. Psikologi

Kepemimpinan. Jakarta. PT. Asdi

Mahasatga.

Arikunto, Suharsimi.2003.

Manajemen Penelitian. Jakarta.

Rieneke Cipta.

Gitosudarmo, Indriyo & Sudita, I Nyoman. 2008. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta. BPFE.

Hasibuan, Melayu. S.P. 2000.

Manajemen Sumber Daya Manusia.

Jakarta. Bumi Aksara.

Matondang. 2008. Kepemimpinan

Budaya Organisasi dan Manajemen Strategik. Graha Ilmu.

Mudjiarto & Wahid, Aliaras. 2006.

Membangun Karakter dan

Kepribadian Kewirausahaan. Graha

Ilmu.

Nurdin. Asrul. 2011. Pengaruh

Kepemimpinan terhadap Motivasi

Kerja Pegawai pada Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten

Gorontalo. Universitas Negeri

Gorontalo.

Riduan & Santoso. 2010.

Pengantar Statistik. Bandung.

Alfabeta.

Rivai, Veithzal & Mulyadi, Deddy. 2012. Kepemimpinan dan Perilaku

Organisasi. Jakarta. PT Raja

Grafindo Persada.

Sekaran. 2006. Research Methods

For Bussines. Kwan Men Yon

(Terjemahan). Jakarta. Salemba

Empat.

Silalahi, Ulber. 2002. Pemahaman

Praktis Asas-Asas Manajemen.

Bandung. Cv Mandar Maju.

Sedarmayanti. 2005. Manajemen

Sumber Daya Manusia. Bandung.

Reflika Aditama.

Siswanto, H.B. 2005. Pengantar

Manajemen. PT Bumi Aksara.

Sule, Ernie Tisnawati & Saefullah, Kurniawan. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta. Kencana.

Su Sugiyono. 2006. Metode Penelitian,

Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta.

Sugiyono. 2007. Statistika Untuk

Peneliti Cetakan Ketiga. Bandung.

Alfabeta.

Syamsul, Arifin. 2012. Leadership

Ilmu dan Seni Kepemimpinan.

Jakarta. Mitra Wacana Media.

Thoha, Miftah. 2009. Kepemimpinan

Dalam Manajemen. Jakarta. PT

(21)

21 Wiludjeng, Sri. 2007. Pengantar

Manajemen.Yogyakarta. Graha Ilmu.

Winardi 2000. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta. Rineke

Cipta.

Yuniarsih, Tjutju & Suwatno. 2008.

Manajemen Sumber Daya Manusia.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil menunjukkan bahwa motivasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai pada Kantor Camat Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma yang

Perbedaan harga yang cukup signifikan ini tentu saja sangat menggiurkan dan menarik bagi konsumen atau pelaku usaha (pedagang coto) karena mereka bisa menjual

Nilai DD ( Day degree ) wilayah Subang sebesar 5015 yang menunjukkan hampir tiap suhu berada di kondisi nyaman sehingga sepanjang tahun cocok untuk perkembangan hama

Beberapa upaya yang sudah di laksanakan untuk menanggulangi tindak kekerasan seksual pada anak di Surabaya adalah dengan penyuluhan kepada kepala sekolah taman

Dasar atau acuan yang berupa teori-teori atau temuan-temuan melalui hasil berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dan dapat dijadikan sebagai

fermentasi.Penggunaan suhu rendah dalam pengawetan makanan tidak dapat menyebabkan kematian mikroba sehingga bila bahan pangan dikeluarkan dari tempat penyimpanan dan dibiarkan

Penelitian yang dilaksanakan dengan melakukan proses pembelajaran melalui metode Parsipatori di kelas VII-A SMP Negeri 266 Jakarta , pada semester genap tahun ajaran 2014/2015,

FACTOR NARIABLES BP6.1 BP6.2 BP6.3 /MISSING LISTWISE /ANALYSIS BP6.1 BP6.2 BP6.3 /PRINT INITIAL SIG KMO AIC EXTRACTION /CRITERIA MINEIGEN1 ITERATE25 /EXTRACTION PC /ROTATION