• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM DAN IMPLEMENT ASI PENGENDALIAN KESELAMA T AN OPERASI RSG-GAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM DAN IMPLEMENT ASI PENGENDALIAN KESELAMA T AN OPERASI RSG-GAS"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Tahunan Pengawasan PcmantJatan Tcnaga Nuklir - Jakarta, 11 Ocsember 2003

PROGRAM DAN IMPLEMENT ASI PENGENDALIAN

KESELAMA T AN OPERASI RSG-GAS

ISSN 1693 - 7902

A. Mariatmo, Naek Nababan

Pusat Pengembangan Teknologi Reaktor Riset (P2TRR) - BAT AN

ABSTRAK

PROGRAM DAN IMPLEMENTASI PENGENDALIAN KESELAMATAN

OPERASI RSG-GAS. Persyaratan keselamatan instalasi nuklir dituntut lebih tinggi

dari pada instalasi non nuklir, karena terdapat tambahan potensi bahaya yang sangat besar berupa radiasi, yang membahayakan bagi keselamatan manusia dan lingkungan.

Dalam kurun waktu selama lebih dari 15 tahun pengoperasian RSG-GAS, secara

bertahap kajian aspek keselamatan terus dilakukan, baik yang bersifat teknis maupun administratip. Organisasi pengoperasian terus dikembangkan secara dinamis, dengan tujuan agar diperoleh pengoperasian yang semakin efisien di satu sisi, dan agar petugas-petugas operasi, pemelihara dan pengendali reaktor semakin independen di sisi lain. Kegiatan pengawasan dan pengendalian operasi RSG-GAS secara organisatoris menjadi

tanggung jawab Sub Bidang Keselamatan Operasi. Pengawasan dan pengendalian

dilakukan terhadap setiap pelaksanaan operasi reaktor, terutama kesesuaiannya dengan prosedur pengoperasian reaktor. Selain itu kegiatan pengawasan dan pengendalian juga

diaplikasikan dengan melakukan pendampingan selama kegiatan loading bahan bakar

dan pemindahan. elemen teras lainnya. Kegiatan pengendalian bahkan sampai pada

aktivitas persiapan bahan yang akan diiradiasi di reaktor. Makalah ini membahas

masalah program dan implementasi sistem pengendalian operasi RSG-GAS. Kata Kunci : Keselamatan Operasi Reaktor

ABSTRACT

PROGRAM AND IMPLEMENTATION OF OPERATIONAL SAFETY

CONTROL FOR RSG-GAS REACTOR. Requirements for the safety in a nuclear

facility are more strict than in a non nuclear facility, because there are bigger potential hazards from radiation, endangering the safety of human being and the environment. Within the 15 years of operation of RSG-GAS, gradual reviews on safety aspects are

continuously carried out, either technically or administratively.The operating

organization has been continuously and dynamically enhanced aimed at gaining more

efficient operation in the one hand, and more independent reactor operation,

maintenance and supervizing personnel, on the other hand. Operational supervision and control activities in RSG-GAS are under the responsibility of Operation Safety Section. Supervision and control activities are carried out for the benefit of the reactor operation, particularly their compliance to the reactor operating procedures. Beside that, they are also applied during fuel loading activities and handling of the other core elements. Supervision activities are even for reach the preparatory activities of materials to be irradiated in the reactor. This paper discusses programs and implementation of control system for RSG-GAS operation.

Keywords: Reactor Operation Safety

290

(2)

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Dcscmber 2003

PENDAHULUAN

ISSN 1693 - 7902

Pada setiap pengoperasian instalasi nuklir, keselamatan manusia dan lingkungan

merupakan aspek utama yang harus dipertimbangkan. Masalah keselamatan instalasi

nuklir dituntut lebih tinggi dari pada instalasi non nuklir, karena terdapat tambahan potensi bahaya yang sangat besar berupa radiasi. Bahan bakar pada instalasi nuklir yang sedang beroperasi mengandung bahan produk fisi radioaktif dalam jumlah dan aktivitas yang sangat besar, dimana potensi radiasinya hingga orde GiRa Curie. Suatu jumlah radiasi yang sangat besar yang dapat mengganggu keselamatan petugas, instalasi dan lingkungan di sekitamya.

RSG-GAS telah beroperasi selama lebih dari 15 tahun. Secara umum reaktor ini

beroperasi dengan aman, terkendali dan tidak membahayakan baik bagi masyarakat

disekitar instalasi maupun bagi petugas dan instalasinya. Dalam kurun waktu selama itu, secara bertahap kajian aspek keselamatan terus dilakukan, baik yang bersifat teknis maupun administratip. Organisasi pengoperasian terus dikembangkan secara dinamis, dengan tujuan agar diperoleh pengoperasian yang semakin efisien di satu sisi dan agar petugas-petugas operasi, pemelihara dan pengawas reaktor semakin independen di sisi

lain. Demikian juga mengingat umur reaktor yang scmakin tua, maka sistem

pengawasan dan pengendalian operasi serta keselamatannya menjadi semakin penting

untuk ditingkatkan.

Kegiatan pengawasan dan pengendaliaan operasi RSG-GAS secara organisatoris

menjadi tanggung jawab Sub Bidang Keselamatan Operasi, yang tertuang dalam tugas

pokok dan fungsi dari Sub Bidang terse but. Secara rinci Sub Bidang tersebut

mempunym tugas mengendalikan keselamatan operasi reaktor, mengkaji dan

menganalisa berbagai aspek pada keselamatan reaktor yang ditimbulkan mulai dari

persiapan operasi reaktor, start up reaktor, operasi daya tetap serta melakukan

pengendalian iradiasi target. Pengawasan dan pengendalian dilakukan terhadap setiap pelaksanaan operasi reaktor, terutama kesesuaiannya dengan prosedur operasi reaktor.

Selain itu kegiatan pengendalian juga melakukan pendampingan selama kegiatan

loading bahan bakar hal ini dilakukan untuk menyakinkan kebenaran posisi letak bahan

bakar. Kegiatan pengendalian bahkan sampai pada aktivitas penyiapan bahan yang akan diiradiasi didalam reaktor,. misalnya pada proses pembuatan kapsul. Tujuannya agar

(3)

Seminar Tahunan Pcngawasan Pcmanfaatan Tcnaga Nuklir - Jakarta, II Desembcr 2003 ISSN 1693 - 7902

kapsul tersebut tidak menyebabkan kerusakan pada reaktor atau kegagalan operasi yang dapat membahayakan bagi keselamatan.

Berdasarkan uraian di atas, dalam makalah ini akan dibahas kesesuaian antara

implementasi sistem pengawasan dan pengendalian keselamatan operasi dengan

program operasi di RSG-GAS. Tujuan dari tulisan ini adalah agar setiap pengoperasian reaktor dapat berlangsung secara aman (safely operation) baik ketika pengoperasian dalam kondisi normal, kondisi abnormal maupun pada saat ada gangguan atau pengaruh dari luar, sehingga bagi petugas, instalasi maupun lingkungan di sekitar akan tetap aman.

PROGRAM PENGENDALIAN

Program pengendalian keselamatan operasi reaktor yang dilakukan RSG-GAS

mengikuti standar internasional(3). Setiap divisi' atau bidang telah menjalankan kegiatannya sesllai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing, sehingga antar divisi tidak ada lagi duplikasi atau saling intervensi kegiatan tetapi sebaliknya justru saling mengontrol. Kondisi ini merupakan penyempurnaan dari organisasi sebelumnya, sebagai contoh petugas operasi reaktor dan perawat reaktor dipisahkan menjadi dua

divisi atau bidang. Demikian juga sistem pengawasan atau pengendalian terhadap

jalannya operasi reaktor dilakukan oleh divisi lain. Seiring dengan penyempurnaan

organisasi operasi reaktor tersebut diharapkan keselamatan dalam mengoperasikan

reaktor akan lebih aman, handal dan efisien. Semua kegiatan yang berkaitan dengan

operasi reaktor RSG-GAS berpedoman pada prosedur baku dengan mengikuti alur

seperti pada diagram organisasi(l) pada lampiran 1. Organisasi Opcrasi RSG-GAS

Secara garis besar tugas dan fungsi kelompok yang berkaitan dengan

pengendalian operasi reaktor (2,6,7) dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kepala P2TRR adalah pemegang ijin operasi reaktor yang dikeluarkan oleh

badan yang berwenang BAPETEN. Bertanggung jawab atas semua aspek

keselamatan atas pengoperasian RSG-GAS.

2. Panitia Keselamatan (PK RSG-GAS) adalah kelompok independen yang

mempunyai tugas memberi masukan masalah-masalah keselamatan reaktor

(4)

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Dcsclllbcr 2003 •.. ISSN 1693 - 7902

kepada Ka. P2TRR. Anggotanya terdiri dari 60 %orang dari di luar dan 40 %

dari dalam P2TRR dengan keahlian di bidang keselamatan reaktor. 3. Kepala Bidang Operasi Reaktor (BOR) bertanggung

4. jawab atas pengoperasian reaktor dan pengelolaan penggunaan reaktor. Bidang

Operasi terdiri dari 3 sub bidang masing-masing adalah sub bidang

Perencanaan dan Pelayanan lradiasi, sub bidang Pelaksanaan Operasi dan sub bidang Akutansi Bahan Nuklir. Tugas dan fungsinya adalah Kepala sub bidang

Perencanaan dan Pelayanan lradiasi bertanggung jawab atas jadwal operasi

reaktor dan mengelola permohonan iradiasi. Kepala sub bidang Pelaksanaan Operasi bertanggung jawab atas pelaksanaan operasi reaktor dan kepala sub

bidang Akutansi Bahan Nuklir bertanggung jawab atas pengelolaan bahan

bakar RSG-GAS maupun bahan nuklir lainnya.

5. Kepala Bidang Sistem Reaktor (BSR) bertanggung jawab memelihara dan

memperbaiki semua sistem dan komponen reaktor serta menyatakan layak

tidaknya reaktor dioperasikan. Bidang ini terdiri 3 sub bidang yaitu Sub Bidang lnstrumentasi dan Kontrol, Sub Bidang Mekanik dan Sub Bidang Elektrik.

6. Kepala Bidang Keselamatan (BK) bertanggungjawab atas pengendalian

keselamatan kerja, radioJogi pada fasilitas dan keselamatan operasi reaktor. Bidang Keselamatan terdiri atas 3 sub bidang yaitu Sub Bidang Pengendalian Personil, Sub Bidang Pengendalian Keselamatan Daerah Keja dan Sub Bidang Keselamatan Operasi Reaktor.

7. Ka. Unit laminan Mutu (UlM) bertanggung jawab untuk memantau

pelaksanaan program-program jaminan mutu terhadap RSG-GAS.

Program Pengendalian

Program pengendalian kegiatan operasi reaktor serta pemeliharaan reaktor

dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Prosedur-prosedur tersebut digunakan oleh operator dan petugas lainnya sebagai acuan untuk melakukan operasi reaktor rutin (kondisi normal), kondisi abnormal atau dalam kondisi darurat. Kesesuaian

antara pelaksanaan kegiatan tersebut dengan prosedur yang telah ditetapkan,

dikendalikan dan diawasi oleh Bidang Kesalamatan.

Kualitas, kelengkapan dan ruang lingkup prosedur diperiksa oleh Unit Jaminan Mutu. Prosedur-prosedur yang berkaitan dengan keselamatan operasi reaktor di review

(5)

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Desember 2003 ISSN 1693 -7902

Juga oleh Panitia Keselamatan (PK RSG-GAS). Apabila telah memenuhi segala

persyaratan baik aspek kualitas maupun keselamatan kerja, maka prosedur terse but diajukan kepada Kepala P2TRR untuk mendapatkan persetujuan dan pengesahan.

Program Review, Audit

Pengendalian review dilakukan oleh Panitia Keselamatan (PK RSG-GAS), yaitu suatu kelompok personil independen yang bertanggung jawab untuk memberi nasehat

kepada Kepala P2TRR tentang semua aspek yang berkaitan dengan keselamatan

reaktor. Panitia ini dibentuk berdasarkan keputusan Direktur Jenderal BAT AN No. PS 05 11/126/DJ/87. PK mempunyai kewenangan untuk secara langsung melapor kepada Kepala BA TAN.

Secara berkala Panitia Keselamatan RSG-GAS mengadakan review resmi untuk

mengevaluasi operasi reaktor, memeriksa kekurangan-kekurangan dan

perubahan-perubahan pada perizinan, batas dan kondisi operasi, prosedur-prosedur dan laporan analisis keselamatan yang terkait dengan reaktor. Selain itu PK juga melakukan evaluasi tindakan-tindakan korektif atas kejadian-kejadian yang tidak direncanakan, memastikan

dokumentasi yang benar dan merencanakan aktivitas-aktivitas di mas a mendatang.

Elemen-elemen yang dianggap penting dari review ini harus selalu didokumentasikan

untuk kepentingan review berikutnya. Pada akhir review Panitia Keselamatan

memberikan kesimpulan tentang diterima atau tidaknya operasi yang sedang dievaluasi terse but atau perlu tidaknya dilakukan tindakan korektif(7).

Pengendalian audit yang dilakukan di RSG-GAS adalah sebagai verifikasi atas

pelaksanaan program jaminan mutu dan keefektifannya. Dalam kaitan dengan hal

tersebut, audit atas semua fungsi yang berkaitan dengan keselamatan harus diselesaikan

dalam jangka waktu 1 tahun. Audit dilaksanakan dengan melakukan pengujian

dokumen-dokumen pengoperasian dan dokumen-dokumen lainnya, serta melakukan

diskusi dengan personil-personil yang berkompeten.

Pengendalian audit mencakup verifikasi minimum kepatuhan dari petugas

lapangan terhadap :

o Aturan-aturan internal

o Prosedur-prosedur (misalnya prosedur operasi, pengadaan, pemeliharaan,

modifikasi, pengisian bahan bakar, uji survei, pengamanan dan paparan

radiasi. Serta prosedur dan rencana kedaruratan)

(6)

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Desember 2003 ISSN 1693 - 7902

o Peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan perijinan

o Program untuk pelatihan, pelatihan ulang dan kualifikasi staf operasi reaktor o Tindakan korektifyang diambil setelah terjadi kejadian-kejadian abnormal

o Penyimpanan rekaman.

Pengendalian audit dilaksanakan oleh Kelompok Unit Jaminan Mutu

Program Pengendalian

Program pengendalian RSG-GAS dibedakan menjadi 2, yaitu pengendalian

keselamatan operasi reaktor dan pengendalian iradiasi target.

Pengendalian keselamatan operasi reaktor RSG-GAS, meliputi :

1. Pembentukan konfigurasi teras baru 2. Pengukuran waktu jatuh batang kendali 3. Percobaan kekritisan

4. Percobaan pemuatan reaktivitas lebih teras reaktor 5. Kalibrasi batang kendali

6. Kalibrasi daya reaktor 7. Operasi reaktor

Pengendalian Iradiasi Target, meliputi : 1. Persiapan target

2. Iradiasi target

IMPLEMENT ASI PENGENDALIAN

Pengendalian organisasi dan perangkatnya

Implementasi organisasi pengoperasian reaktor terhadap kegiatan operasi reaktor

dapat dilaksanakan dengan baik mestipun dalam praktek di lapangan kegiatan

pengoperasian reaktor ini melibatkan multi bidang yang harus saling bekerjasama dan mendukung. Mestipun kegiatan ini melibatkan multi disiplin dari berbagai bidang yang berbeda tetapi hal tersebut tidak menjadi hambatan, karena ruang lingkup kegiatan dari masing-masing bidang sudah di atur dengan prosedur. Apalagi organisasi pengoperasian sifatnya dinamis, sehingga bila ada hal-hal yang ingin disempurnakan dapat diatur langsung oleh Kepala P2TRR. Sehingga perangkat organisasi yang meliputi review dan

(7)

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Oesember 2003 ISSN 1693 -7902

audit secara umum dapat berlangsung dengan ketentuan yang ada. Evaluasi operasi

reaktor secara berkala belum dilakukan oleh Panitia Keselamatan RSG-GAS.

PENGENDALIAN KESELAMA TAN OPERASI REAKTOR

Pembentukan Konfigurasi Teras Baru

Kegiatan ini dapat dilaksanaan bila semua ketentuan telah dipenuhi, antara lain

teras reaktor siap dilakukan pembongkaran, peralatan handling bahan bakar siap

digunakan dan urutan bongkar pasang eleman teras sudah tertulis dalam form

Permohonan Pemindahan Elemen Teras (PPET) dan telah disahkan dengan ditanda

tangani oleh pihak-pihak yang berwenang. Kebenaran meletakkan bahan bakar dalam

teras reaktor diawasi dan dikendalikan oleh Sub Bidang Keselamatan Operasi.

Pengawasan dan pengendalian kegiatan pembentukan konfigurasi teras baru ini

dilakukan sesuai dengan prosedur.

Pengukuran Waktu Jatuh Batang Kendali

Pengukuran waktu jatuh ini perlu dilakukan karena adanya pemindahan posisi

kontrol elemen .. Sebelum dilakukan pemindahan kontrol elemen, harus dilakukan

pembongkaran beberapa bagian dari masing-masing drive unit. Untuk meyakinkan

harga waktu jatuh batang kendali perlu dilakukan pengukuran ulang waktu jatuh batang kendali. Setelah kontrol elemen pada posisi yang ditentukan, dilakukan perakitan

kembali unit batang kendali. Bila semuanya telah siap, selanjutnya dilakukan

pengukuran waktu jatuh. Harga pengukuran waktu jatuh ini harus mas uk dalam range

yang telah ditentukan dalam dokumen LAK RSG-GAS. Kegiatan pengendalian

pengukuran waktu jatuh batang kendali dilakukan sesuai dengan prosedur. Bila harga

waktu jatuh tidak sesuai dengan range nya maka hams dilakukan pembongkaran dan

perakitan ulang.

Pcrcobaan Kekritisan Reaktor

Percobaan kekritisan reaktor dilaksanakan bila persyaratan administrasi telah dipenuhi. Persyaratan administrasi diantaranya adalah adanya Persiapan Sarana Operasi (PSO) dan prosedur kekritisan reaktor yang menjadi acuan dalam kegiatan ini. Kegiatan kekritisan siap dilaksanakan bila PSO telah dilakukan dan semua sistem dinyatakan layak operasi.

(8)

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Desember 2003 rSSN 1693 - 7902

Pelaksana PSO dilakukan oleh sub bidang yang terkait di lingkungan bidang

Sistem Reaktor sementara pengeeekan sistem-sistem yang berkaitan dengan sistem

proteksi reaktor juga dilakukan oleh sub bidang keselamatan operasi. Bila PSO sudah

lengkap selanjutnya sub bidang Keselamatan Operasi akan mereview kesesuaiannya

harga-harga batas di lapangan dengan batas di spesifikasi teknis LAK RSG-GAS.

Pereobaan kekritisan dilakukan untuk memperoleh masa kritis teras reaktor,

sehingga dari pereobaan ini dapat diketahui jumlah elemen bakar yang diperlukan. Kegiatan pengendalian pereobaan kekritisan dilakukan sesuai dengan proscdur.

Pengendalian Pemuatan Reaktivitas Lebih

Pemuatan reaktivitas lebih merupakan kelanjutan dari pereobaan kekritisan

reaktor. Tujuan pemuatan reaktivitas lebih adalah untuk mendapatkan reaktivitas yang

eukup untuk operasi satu siklus kedepan, dengan tetap mengindahkan batasan yang

telah ditetapkan dalam spesifikasi teknis LAK RSG-GAS. Langkah-Iangkah urutan

memasukan bahan bakar dalam teras sesuai dengan form PPET dan sesuai dengan

prosedur pemuatan reaktivitas. Kebenaran meletakkan bahan bakar dalam teras reaktor harus diawasi dan dikendalikan oleh Sub Bidang Keselamatan Operasi. Pengawasan dan

pengendalian kegiatan pemuatan reaktivitas dilakukan sesuai dengan prosedur baku

yang ada.

Kalibrasi Batang Kendali

Kalibrasi batang kendali dilakukan setiap terjadi perubahan konfigurasi teras,

dengan tujuan untuk mengetahui harga reaktivitas setiap batang kendali. Dengan

pengukuran tersebut kemudian dapat ditentukan neraea reaktivitas yang meliputi

reaktivitas total batang kendali, padam teras, reaktivitas lebih dan reaktivitas batang kendali yang terbesar. Kegiatan penentuan harga reaktivitas dan kebenaran harga-harga reaktivitas terse but diawasi dan dikendalikan kesesuaiannya dengan prosedur dan harga reaktivitas yang sudah ditentukan dalam speksifikasi teknis LAK RSG-GAS.

Kalibrasi Daya

Daya operasi reaktor RSG-GAS seeara langsung tidak bisa di tunjukan dalam

MW. Sehingga untuk menentukan besarnya daya reaktor harus ada faktor konversi daya pada meter JKT -04. Untuk itu perlu dilakukan kalibrasi daya untuk menentukan faktor konversi ini. Setelah faktor konversi diketahui maka daya operasi dapat dihitung dengan

(9)

Scminar Tahllnan I'cnga\Vasanl'cmanl~lalall TCllaga NlIklir - Jakarta. II ()cscmhcr 2003 ISSN 1693 - 7902

cara mengalikan nilai meter pada JKT -04 dengan faktorkonversinya. Faktor konversi

ini akan digunakan sebagai acuan besarnya daya yang dibangkitkan selama reaktor

beroperasi dalam satu teras. Pengawasan dan pengendalian kegiatan kalibrasi daya

dilakukan sesuai dengan prosedur. Operasi Reaktor

Pengendalian operasi reaktor meliputi start up, operasi daya rendah baik, operasi

daya, manuver daya (menaikkan atau menumnkan daya) dan pengendalian daya tetap.

Pengendalian yang dimaksud adalah mengecek kesesuaian antara pelaksanaan kegiatan dan prosedur yang hams diikuti, serta pengecekan (secara berkala) parameter operasi

pada lembar operasi yang dicatat oleh operator dan supervisor reaktor. Kegiatan

pengendalian operasi reaktor dilakukan sesuai dengan prosedur dan melaksanakan

wewenangnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Skema pengendalian keselamatan operasi dapat dilihat pada lampiran 2

PENGENDALIAN lRADIASI TARGET

Persiapan Target

Persiapan target meliputi permohonan, pengisian formulir iradiasi, tujuan iradiasi, fasilitas iradiasi yang akan dipergunakan. Penyiapan dan pengelolaan target yang akan diiradiasi dan paska iradiasi dilaksanakan oleh Sub Bidang Perencanaan Operasi dan Pelayanan lradiasi. Eksekusi iradiasi sampel dapat dilakukan setelah ada persetujuan

dari Ka. Sub Bidang Keselamatan Operasi. P~a proses penyiapan sampel Fission

Product Molybdinum (FPM) Sub Bidang Keselamatan Operasi mengikuti langsung dan

menyaksikan proses pengelasan pada tutup kapsul FPM. Kegiatan pengawasan dan

pengendalian persiapan target dilakukan sesuai dengarr prosedur. Iradiasi Target

Iradiasi target dapat dilaksanakan bila persiapan target yang meliputi persyaratan

administrasi dan teknis telah dipenuhi. Pengelolaan iradiasi dan paska iradiasi

dilaksanakan oleh Sub Bidang Perencanaan Operasi dan Pelayanan Iradiasi, operator

reaktor serta Sub Bidang Pengendalian Daerah Kerja. Sebelum target yang telah

diiradiasi dapat dibawa keluar, hams ada pernyataan dari petugas proteksi radiasi bahwa target terse but layak untuk dibawa keluar reaktor. Kegiatan iradiasi target dilakukan

(10)

Seminar Tahunan Pengawasan Pcmanfaatan Tcnaga Nuklir - Jakarta. II Dcscmbcr 2003 ISSN 1693 - 7902

sesuai dengan prosedur dan melaksanakan wewenangnya sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

PEMBAHASAN

Perangkat Organisasi dan Prosedur

Sebagaimana telah dijelaskan di muka, keselamatan operasi suatu reaktor nuklir amat penting, karena bila terjadi suatu kecelakaan operasi dapat menimbulkan bahaya yang dapat menimpa masyarakat di sekitar. Oleh sebab itu reaktor harus betul-betul

dikelola dengan sebaik-baiknya. Pengelolaan yang baik berarti mengupayakan

mekanisme kerjasama yang baik di semua lini subsistem, yaitu operasi pemelihaan

-pengendalian. Kerjasama yang dilandasi dengan seman gat independensi dan

profesionalisme yang saat ini telah terbangun jauh lebih maju dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Independen artinya pengelolaan dilakukan tanpa ada saling intervensi

bahkan telah menciptakan iklim saling mengontrol, yang pad a gilirannya akan

menghindarkan kemungkinan keteledoran atau kesalahan yang dapat berakibat fatal.

Karena bila terjadi keteledoran akan segera diketahui oleh petugas dari yang lainnya, sehingga dapat segera dilakukan koreksi. Profesional artinya semua lini mengerjakan

tugas berdasarkan tupoksi dan keahlian masing masing. Pengorganisasian yang ada

sekarang sudah sangat memadai, dimana masing-masing petugas diarahkan untuk

semakin profesional di bidang tugasnya, baik itu sebagai pengoperasi, pemelihara atau pengendali operasi reaktor. Melalui serangkaian diklat-diklat teknis di bidang

masing-masing akan meningkatkan profesionalisme masing-masing. Sebagai catatan kecil,

kegiatan pemeliharaan reaktor masih belum dikendalikan seperti halnya kegiatan

operasi reaktor, dimasa mendatang perhatian ke arah ini akan lebih ditingkatkan.

Kelengkapan prosedur operasi dan perawatan merupakan syarat berlangsungnya

pengelolaan reaktor dengan baik. Saat ini berbagai prosedur yang merupakan kebutuhan baku operasi dan pemeliharaan telah disusun dan ditetapkan. Namun prosedur tersebut menjadi tidak berarti bila tidak diterapkan dengan benar. Ambil contoh peristiwa kecelakaan di instalasi nuklir JCO Jepang, yang disebabkan karena dilanggarnya urutan proses dalam prosedur baku dengan alasan untuk mengurangi biaya operasi. Beruntung

bahwa peristiwa tersebut tidak menyebabkan korban di pihak masyarakat. Dari

(11)

Seminar Tahllnan Pengawasan Pemanfaatan TeBaga NlIklir - Jakarta, 11 Desember 2003 ISSN 1693 - 7902

untuk dilakukan. Hal ini menyiratkan pentingnya peran pengendalian dalam menjamin amannya operasl.

Sejauh ini kegiatan review dan audit secara umum sudah berjalan dengan baik sesuai dengan ketentuan pada dokumen LAK RSG-GAS. Program jaminan mutu dan

review sangat membantu dalam mengevaluasi kesesuaian suatu prosedur dan tindak

korektif atas pelaksanaan operasi reaktor, perawatan maupun pengendalian. Namun

demikian kegiatan review yang dalam hal ini dimotori Panitia Keselamatan RSG-GAS, masih belum secara optimal melakukan poin-poin review seperti yang tertuang dalam dokumen LAK RSG-GAS Bab 13.

Pengendalian Keselamatan Operasi Reaktor

Pengendalian terhadap operasi reaktor RSG-GAS dilakukan pada

kegiatan-kegiatan pembentukan teras baru, pengukuran waktu jatuh batang kendali, perSlapan sarana operasi, percobaan kekritisan, percobaan pemuatan reaktivitas, kalibrasi batang kendali, kalibrasi daya dan operasi daya. Setiap kegiatan tersebut telah dilengkapi dengan prosedur. Prosedur tersebut dengan jelas telah memuat tahapan dan persiapan

yang harus dipenuhi untuk suatu pengoperasian sistem demi sistem yang akhirnya

sampai tahap start up reaktor menuju operasi ke tingkat daya.

Permasalahannya adalah apakah setiap kegiatan selalu mengacu pada

prosedur-prosedur dan apakah cara pengendaliannya juga sudah memadai ? Mengingat begitu

seringnya kegiatan yang sarna berulang. Ambil contoh pembentukan teras baru.

Kegiatan pengendalian keselamatan operasi reaktor dimulai dari saat

pembentukan teras baru yang dimulai dari pembongkaran elemen bakar sampai

akhirnya reaktor siap dioperasikan ke tingkat daya. Pada operasi satu teras RSG-GAS mampu membangkitkan energi sebesar - 660 MWD. Bila reaktor beroperasi pada daya

15 MW, maka RSG-GAS dapat dioperasikan non stop selama 660:15

=

44 hari (4).

Tetapi karena penggunaan paling banyak hanya membutuhkan waktu selama 5 hari,

maka dcngan kctcntllan itll pola operasi RSG-GAS dalam satu konfigurasi teras terdiri dari 4 sampai 5 siklus operasi. Setelah reaktor menyelesaikan 4 atau 5 siklus operasi maka selanjlltnya akan dimlliai lagi penyusunan konfigurasi teras beriklltnya. Dengan demikian pengendalian keselamatan operasi reaktor selama satu teras penuh dan pada

kondisi normal hanya dilakukan sebanyak 5 kali pengendalian. Pengendalian atas

pelaksanaan operasi selama peri ode satu siklus dan seterusnya itu telah dikerjakan

(12)

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tcnaga Nuklir - Jakarta, 11 Dcscmbcr 2003 ISSN 1693 - 7902

sesuai dengan prosedur, demikian juga kegiatan-kegiatan yang memerlukan cek silang serta pendampingan telah berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang ada.

Pengendalian Iradiasi Target

Yang dimaksud dengan pengendalian persiapan iradiasi mencakup pengendalian administrasi dan pengendalian teknis. Pengendalian adminstrasi diantaranya adalah melakukan mengecekan terhadap proses pembuatan sampel yang berhubungan dengan

kelengkapan dan legalitas misalnya pengecekan oleh kelompok jaminan mutunya

terhadap sertifikat weldernya dan lain-lain. Ada satu sampel yaitu FPM yang dalam proses penyiapan kapsulnya disaksikan secara langsung dan dikendalikan untuk dinilai layak tidaknya sampel tersebut akan diiradiasi di RSG-GAS. Setelah target memenuhi

syarat, baik secara administrasi maupun melalui pengecekan visual langsung, maka

iradiasi dapat dilakukan. Selama target diiradiasi didalam teras reaktor, supervisor reaktor secara berkala (minimal satu kali dalam satu shift) mengecek posisi dimana target diradiasi. Untuk target-target yang diiradiasi ditempat lain, seperti dalam rabbit sistem dan beam tube, pangendaliannya belum dapat dilakukan secar~ optimal, terutama pada fasilitas beam tube. Skema pengendalian persiapan dan iradiasi target dapat dilihat pada lampiran 3.

KESIMPULAN

1. Organisasi pengoperasian RSG-GAS secara dinamis telah dilakukan perubahan

sesuai dengan tuntutan agar reaktor tetap beroperasi dengan aman, efektif dan efisien. Sejak RSG-GAS beroperasi organisasi pengoperasian reaktor sampai saat ini telah mengalami penyempUrnaan beberapa kali.

2. Peran Panitia Keselamatan RSG-GAS perlu ditingkatkan sesuai tuntutan dari

dokumen LAK RSG-GAS.

3. Prosedur untuk setiap kegiatan memang sudah memadai, tetapi dalam

pelaksanaannya masih perlu ditingkatkan karena masih banyak terjadi dalam

melakukan kegiatan operasi tidak membawa serta dokumen prosedur

4. Beberapa pengendalian belum dapat dilakukan optimal karena adanya

keterbatasan peralatan dan juga keterbatasan personil. Karena itu baik peralatan maupun personilnya masih perlu ditingkatkan lagi

(13)

Seminar Tahunan Pcngawasan Pcmanfaatan Tcnaga Nuklir • Jakarta, II Desember 2003

BAHAN ACUAN

ISSN 1693 - 7902

1. SK Kepala BAT AN No.73/KA/IVI1999;

2. SK KA. Pusbang Teknologi Reaktor Riset No. 473/TRR/IVI1999;

3. Safety series No. 35-S2, "Operating Procedure For Research Reactors: Safety Partice";

4. Hajimu Shitomi, "STA Expert's Report in Multi-Purpuse Reactor RSG-GAS

SIW ABESSY BAT AN Republic ofIndonesia;

5. Prosedur Pelaksanaan Operasi, No. Ident. TRR.OR.08.02.42.99;

6. Uraian Tugas, Tanggung Jawab dan Kualifikasi Personil di BKK, No. Ident.

TRR.KK.01.05.60.99;

(14)

Seminar Tahullan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Oesember 2003

Lampiran 1

ISSN 1693 - 7902

ORGANISASI OPERASI REAKTOR RSG-GAS

I Ka. P2TRR

r·-·-·-·-·-I

Panitia Keselamatan I

I I I I

_1_

__ I Ka. BSR I I Ka. BaR I I Ka. BK I I Ka. BPTR I

I

Ka~JM

I I

I

I

I

I

I

I

I

_~I

_

!

I

Ka. Mek

II

Ka. IK

II

Ka. EL

I I

Ka. ABN

II

Ka. paR

I I

Ka. POll

II

Ka. PP

II

Ka. PDK

I

I

Ka. KOR

I

~

KelomPOk f

I A\ 1.\ A 1.\ 1.\1.\ A\

rtA

~ A\ ,f\ 1'A

f

I ! !

1.-._._._!J._._._.l.L._._._.l._._._.

:

.1_._._._.i_.L._._._J_._._._.U._._._._I_t

t

~ ~ ~ ~ ~

--- I

I!

r---

I I I I I 'V ~ Operator Supervisor Reaktor Keterangan :

1. P2TRR: Pusat Litbang Teknologi Reaktor Riset ; BSR : Bidang Sistem Reaktor ; BOR : Bidang Operasi Reaktor ; BK : Bidang Keselamatan

BPTR : Bidang Pengembangan Teknologi Reaktor ; UJM : Unit Jaminan Mutu ; Mek : Sub Bid. Mekanik ; IK : Sub Bid. lnstrumentasi dan Kendali

EL : Sub. Bid. Elektrik ; ABN : Sub. Bid Akutansi Bahan Nuklir ; POR : Sub. Bid Pelaksanaan Operasi Reaktor ; POLl: Sub. Bid

Perencanaan Operasi dan Pelayanan lradiasi ; PP : Sub. Bid Pengendalian Personil ; PDK : Sub. Bid. Pengendalian Daerah Kerja ; KOR : Sub. Bid. Keselamatan Operasi Reaktor.

2.

-.-.-.-.->:

garis pengendalian keselamatan operasi;

--->:

garis audit dan review; -.-.-.-.-.-:;> :garis advis 303

(15)

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003 ISSN 1693 - 7902 Persetujuan Ka. P2TRR Pengendalian dan Pengawasan

Lampiran 2

SKEMA PENGENDALIAN KESELAMA TAN OPERASI

Reaktor padam setelah beroperasi dengan energi

600-660 MWD

Bidang Operasi Reaktor, menyiapkan PPET

No

PENGENDALIAN KESELAMATAN OPERASI DIMULAI DARI PEMBONGKARAN TERAS

SAMPAI TERBENTUKNY A TERAS BARU

1. Pembentukan konfigurasi teras baru 2. Pengukuran waktu jatuh batang

kendali

3. Percobaan kekritisan

4. Percobaan pemuatan reaktivitas lebih, Kalibrasi batang kendali dan Kalibrasi Daya Reaktor

5. Teras baru terbentuk

PPET: Permintaan Pemindahan Elemen Teras

Operator, supervisor melaksanakan PPET sesuai prosedur.

Sub Bid KOR pendamping dan

pengawas

Dilanjutkan Pengukuran waktu jatuh

batang kendali sesuai prosedur. Sub Bid KOR pendamping dan

pengawas

Dilanjut~an Kekritisan reaktor sesuai

prosedur. Diantarannya Pelaksanaan PSO Sub Bid KOR pengawas

Dilanjutkan Pengukuran reaktivitas lebih dilanjutkan kalibrasi

daya sesuai dengan prosedur. Sub Bid KOR pengawas

(16)

Seminar Tahllnan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga NlIklir - Jakarta, 11 Dcscl11ber 2003

Lampiran 3

ISSN 1693 - 7902

SKEMA PENGENDALIAN PERSIAP AN DAN IRADIASI TARGET

P~nerimaan

-trarqet

NO

Persetujuan Ka.

Sub. Bid KOR dan Ka. BOR

Pelaksana iradiasi Sub

Bid POll dan ooerator

Pengukuran paparan radiasi bahan teriradiasi

(17)

Seminar Tahllnan Pengawasan Pemanlimtan {enaga NlIklir - Jakarta,

II

Dcsember 2003

DISKUSI

ISSN 1693 - 7902

Pertanyaan (Sony, P2TkN - BATAN)

Oalam prestasi disebutkan PK harus menginput bola, padahal PK mengevaluasi bila ada . permintaan dari P2TRR. Bagaimana PK akan tahu bila ada operasi yang

membahayakan?

Jawaban (A, Mariatmo, P2TRR - BATAN)

Oalam LAKRSG-GAS, tugas PK memang menyebutkan demikian, Sementara dokumen LAK menjadi acuan di RSG, Saya pikir Panitia Keselamatan perlu duduk bersama untuk mereposisi tugasnya sesuai dengan yang tercantum dalam LAK, Saya tidak menutup mata bahwa 40 % PK berasal dari P2TRR sehingga bola memang harus kita jemput (P2TRR),

Referensi

Dokumen terkait

Perlu dilakukan usaha terus-menerus, baik ada dana penelitian atau tidak, untuk menemukan kolaborasi metode yang efektif dengan media software fluidsim ini agar dapat

Dengan analisa ekonomis dapat diketahui biaya bahan baku pavingblock tanpa sludge sebesar Rp 8.722,00 per m2 pavingblock (50 unit), sedangkan pavingblock yang memanfaatkan

Pada Tabel 5, distribusi hasil produk kalsium dan fosfat berdasarkan jenis kelamin dari pasien PGK stadium V yang menjalani hemodialisis, didapatkan angka

Sementara untuk kinerja impor, nilai pada Agustus 2015 mencapai US$12,27 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 21,69% jika dibandingkan Juli lalu, dan jika dibandingkan

Secara umum kualitas air Waduk Tirta Shinta masih dibawah baku mutu yang ditetapkan untuk industri, kadar oksigen terlarut (DO) di atas permukaan masih 5 ppm, tetapi di kedalaman 5 –

Guru adalah pengajar yang mendidik. Ia tidak hanya mengajar bidang studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi pendidik generasi muda bangsanya. Sebagai pendidik,

Selain itu, pengaruh libur panjang terhadap kualitas udara ambien dapat dijadikan informasi bagi Pemerintah Surabaya dalam program pengendaliaannya, misal jika

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran guided inquiry terhadap hasil belajar siswa kelas X pada materi