LAPORAN
Studi dan analisis desain strategi pengembangan kapasitas untuk pelaksanaan pengelolaan berkelanjutan Hutan Desa Kepayang dan Hutan Rakyat Bukit Cogong.
Palembang, Maret 2017
STUDI KELAYAKAN TANAH UNTUK PENGEMBANGAN
AGROFORESTRY DI HUTAN DESA KEPAYANG
Laporan Study Kelayakan Tanah di Hutan Desa Kepayang 2
Halaman Judul
Report Sub Kegiatan A.1.2.2
Study and analysis on design of capacity development strategy for the implementation of sustainable management of Village Forest Kepayang and Community Forestry Bukit Cogong.
STUDI KELAYAKAN TANAH UNTUK
PENGEMBANGAN AGROFORESTRY
DI HUTAN DESA KEPAYANG
Disusun Oleh :
Tim Panitia Diskusi Kelompok Terfokus Koordinator /Konsultan Tim :
PRASETYO WIDODO Anggota Tim BEJOE DEWANGGA FAHRIZAL PULUNGAN YUSRI ARAFAT Laporan :
Hutan Kita Institute (HaKI)
OFFICE Jl. YUDO NO H8 RT 31 Kel Lorok Pakjo Palembang 30137 Telp : +62(711)5732460
Program : FA
Photo Cover : Copyright Hutan Kita Institute 2017 Photo oleh : Farhizal dan Bejoe Dewangga
RINGKASAN EKSEKUTIF
Terjadi bencana kebakaran hutan bulan Oktober 2015, lebih dari 115.000 titik api tercatat di seluruh Indonesia. Daerah yang paling terdampak adalah Sumatera Selatan, Jambi, Riau, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat. Hanya dalam satu bulan, api telah membakar hampir 1,7 juta hektar, yang sebagian besar melanda lahan gambut, dan melepas sedikitnya 1.6 Gt (CO2, CH4, N2O). Ini dua kali lipat dari luas kebakaran tahun 2014 atau enam kali lipat dibandingkan dengan tahun 2013. Sebanyak lebih dari setengah juta orang didiagnosis bermasalah dalam pernapasan karena kebakaran tersebut.
Kebakaran hutan di Indonesia yang terjadi sebagian besar di lahan gambut tahun 2015 banyak menuai kritik dan sikap dari berbagai pihak untuk mencarikan solusi. Upaya yang di lakukan yaitu merestorasi lahan gambut dengan melakukan pembasahan, revitalisasi, rehabilitasi dan reforestasi. Kegiatan ini di mulai dari melakukan tebat kanal, pembuatan sumur bor, pembuatan embung, pendidikan pemadam kebakaran ke pada masyarakat dan penghutan kembali areal terbakar. Provinsi Sumatera Selatan yang menjadi target dari berbagai pihak untuk projek restorasi gambut sejak beberapa tahun belakangan ini khususnya kabupaten Musi Banyuasin, Salah satu pihak yang terlibat yaitu; Indonesia Climate Change Trust
Fund (ICCTF). Priode 2017 ICCTF bersama konsorsium HaKI akan melakukan
kegiatan di 4 desa, 2 di kabupaten Musi Banyuasin, desa Muara Merang dan desa Kapayang. Kemudian 2 lagi di kabupaten Ogan Komering Ilir, desa Menang Raya dan desa Perigi Talang Nangka. Kegiatan ini akan di lakukan selama 11 bulan, di mulai dari pembuatan demplot agroforestry, pondok pemantau, pembuat tebat kanal, pembuatan sumur bor dan pembagian peralatan pemadam kebakaran.
Langkah awal yang telah di lakukan dalam mendukung program ICCTF, konsorsium HaKI sudah melaksanakan studi kelayakan calon areal agroforestry di Hutan Desa Kepayang Kecamatan Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin di mulai dari Tanggal 9-15 Maret 2017. Kegiatan ini bertujuan untuk studi kelayakan areal di hutan desa sebagai calon lokasi demplot agroforestry rencana kerja/kelola
Laporan Study Kelayakan Tanah di Hutan Desa Kepayang 4 LPHD Kepayang dan juga menjadi areal kegiatan pengembangan usaha (Business plan) di Hutan Desa.
Pelaksanaan studi kelayakan calon agroforetry di Hutan Desa Kepayang ini di ikuti oleh 24 orang peserta dari masyarakat dan 4 orang fasilitator
Tim studi kelayakan calon agroforestry di Hutan Desa Kepayang sebagai berikut: 1. Bejoe Dewangga
2. Prasetyo Widodo 3. Fahrizal Pulungan 4. Yusri Arafat
Metode yang digunakan dalam studi ini adalah melalui FGD dan Kunjungan lapangan (Ground check) di Hutan Desa Kepayang
Dari hasil FGD dan kunjungan lapangan (Groundcheck) studi kelayakan calon agroforestry di Hutan Desa Kepayang di dapat beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Potensi Sumber Daya Alam di Hutan Desa adalah tanaman karet lebih kurang 300 ha
2. Keinginan rencana tanaman yang akan di tanam oleh masyarakat di Hutan Desa pada lahan mineral yaitu: Cacao, Jagung, Bawang, Ubi Rambat, Timun, Buah Naga, Labu Parang, Jeruk, Mangga, Jengkol, Petai, Durian, Duku, Cempedak, Pisang, dan Tebu
3. Keinginan rencana tanaman yang akan di tanam oleh masyarakat di Hutan Desa pada lahan gambut yaitu: Uji coba padi (di gambut kedalaman 0-100 cm), Semangka ( di gambut kedalaman 0-100 cm), Nanas (di gambut kedalaman 0-100 cm), Kopi Liberica, Jelutung, Kranji, Rotan – (manau), Pinang (Jambe)
4. Beberapa tanaman yang akan di tanam di Hutan Desa ada yang sudah memiliki pasar dan ada yang belum. Tanaman yang sudah memiliki pasar; Padi, Pinang, Jagung, Nanas, Labu Parang, Jengkol, dan Petai. Kemudian untuk tanaman yang belum memiliki pasar; bawang dan tanaman Jelutung. 5. Rencana demplot dua usulan dari masyarakat, pertama 200 meter dari Muara
perbatasan dengan wilayah PT. RHM. Berdasarkan kunjungan ke lapangan melihat kondisi calon demplot maka tim lapangan merekomendasikan lokasi yang ke-2 dengan pertimbangan sebagai berikut : pertama lokasi demplot di musim penghujan tidak banjir, kedua lokasi demplot terdapat tanah mineral, ketiga untuk contoh pengambilan sample tanah sudah terwakili baik itu tanah mineral maupun tanah gambut, yang ke empat tingkat kedalaman gambut bervariasi di mulai dari 0 s/d 4,5 meter dan yang ke lima akses menuju demplot bisa melalui darat dari dusun III Nuaran dan melalui air melalui muara Sungai Nuaran.
Laporan Study Kelayakan Tanah di Hutan Desa Kepayang 6 DAFTAR ISI Halaman Judul... 2 RINGKASAN EKSEKUTIF... 3 KATA PENGANTAR... 7 DAFTAR TABEL...9 DAFTAR SINGKATAN... 10 BAB I PENDAHULUAN...11 1.1 Latar belakang...11 1.2 Tujuan... 12
1.4 Waktu dan Tempat...13
1.5 Tim Pelaksana...13
1.6 Metodelogi...13
1. 8 Agenda Kegiatan...15
BAB II...16
HASIL KEGIATAN...16
2.1. FGD Potensi di kawasan Hutan Desa...16
2.1.2. FGD aktivitas Demplot...18
2.1.3 Wilayah Gambut... 19
2.1.4 FGD kondisi pasar jenis tanaman yang diusulkan...19
2.1.5 Rencana Lokasi...21
BAB III... 24
PENUTUP... 24
3. 1 Kesimpulan... 24
KATA PENGANTAR
Mayoritas penduduk di Sumatera Selatan berada di pedesaan dan memiliki kebutuhan pengembangan yang spesifik, sesuai kondisi alam setempat dan potensi sosial ekonomi yang dimiliki. Untuk mengakomodir hak dan aspirasinya dalam pengembangan penataan lahan diperlukan sebuah metode yang objektif dan pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat setempat dalam pengelolaan SDA. Pada tahun 2017 desa Kepayang menjadi salah satu objek program tersebut di daerah Musi Banyuasin. Program ini adalah program kerjasama antara ICCTF dengan konsorsium HaKI yang bertujuan untuk membantu masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam. Pada tataran kegiatan, salah satu kegiatan ICCTF dan Konsorsium HaKI melakukan studi kelayakan calon areal agroforestry di Hutan Desa Kepayang yang dilaksanakan secara partisipatif, yaitu melibatkan berbagai pihak terkait, termasuk masyarakat itu sendiri dalam perencanaan, pengambilan keputusan, pelaksanaan, pengawasan dan pengembangan tindak lanjutnya.
Kegiatan studi kelayakan calon areal agroforestry di Hutan Desa Kepayang ini dilaksanakan dari Tanggal 9 s/d 15 Maret 2017. Kegiatan ini bertujuan untuk studi kelayakan areal di hutan desa sebagai calon lokasi demplot agroforestry rencana kerja/kelola LPHD Kepayang dan juga menjadi areal kegiatan pengembangan usaha (Business plan) di Hutan Desa.
Proses kegiatan studi kelayakan calon areal agroforestry di Hutan Desa Kepayang ini di dukung sepenuhnya oleh Pemerintah Jerman kerjasama Indonesia melalui program Bioclime di Sumatera Selatan, oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih terutama kepada pihak GIZ -Bioclime yang secara langsung bekerjasama dengan perkumpulan Hutan Kita Institute (HaKI) dalam program FA yang telah mendukung sehingga terlaksananya studi kelayakan calon areal agroforestry di Hutan Desa Kepayang ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Kepala Desa Kepayang beserta perangkatnya, Ketua BPD dan
Laporan Study Kelayakan Tanah di Hutan Desa Kepayang 8 anggotanya, LPHD, masyarakat dan kelompok responden yang ada di desa Kepayang yang telah bersedia memberikan informasi dan membantu kegiatan-kegiatan di lapangan.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada pihak yang telah membantu memberikan masukan, semangat dan motivasi mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan penyusunan laporan ini. Kepada para pembaca semoga tulisan ini dapat bermanfaat, dan penyusun mengharapkan kritik dan saran guna untuk perbaikan dan penyempurnaan laporan ini.
Palembang, Maret 2017 Penyusun, Bejoe Dewangga Prasetyo Widodo Fahrizal Pulungan Yusri Arafat
DAFTAR TABEL
Tabel 1. agenda kegiatan...5 Tabel 2. Pengambilan informasi terkait jenis-jenis tanaman hutan yang
dimanfaatkan olehmasyaraka... ...8 Tabel 3. kondisi pasar jenis tanaman yang diusulkan... 9 Tabel 4. rencana lokasidemplot...11
Laporan Study Kelayakan Tanah di Hutan Desa Kepayang 10
DAFTAR SINGKATAN
APL : Areal Penggunaan Lain
BPDAS : Balai Pengelolaan Dearah Aliran Sungai CO2 : Karbon dioksida
CH4 : Metan
FGD : Focus Groub Discussion HD : Hutan Desa
HP : Hutan Produksi
HTI : Hutan Tanaman Industri HPHD : Hak Pengelolaan Hutan Desa HaKI : Hutan Kita Institut
IPB : Institut Pertanian Bogor
ICCTF : Indonesia Climate Change Trust Fund KPH : Kesatuan Pemangku Hutan
LPHD : Lembaga Pengurus Hutan Desa NZO : Nitrous oxide
PAK : Penunjukan Areal Kerja PT : Perseroan Terbatas
RKHD : Rencana Kerja Hutan Desa RHM : Rimba Hutan Mas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
Hutan Desa Kepayang merupakan salah satu kawasan berada di wilayah KPH Lalan – Mangsang – Mendis dan secara administrasi berada di wilayah Desa Kepayang Kecamatan Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin. Desa ini terdiri dari 3 (tiga) dusun dan dipecah lagi menjadi 10 RT (Rukun Tetangga). Desa yang berada dipingiran bantaran Sunggai Lalan yang memiliki luas lahan lebih kurang 54,210 Hektar ini dibagi menjadi fungi kawasan APL dan HP, dengan perkiraan perbandingan luasnya ± 30 persen APL dan ± 70 persen adalah kawasan HP. Dengan kondisi lahan 39.195 hektar hutan gambut, 15.000 hektar tanah mineral, dan 30 hektar alur sungai. Tata Guna lahan di APL sebagain besar adalah HGU perkebunan sawit seperti ; PT. Pinang Witmas Sejati, PT. Mentari Subur Abadi, dan PT. Mega Hijau Bersama, sedangkan tata guna lahan oleh masyarakat desa yakni ; lahan persawahan 3.119 hektar, kebun rakyat 8.842, dan non pertanian termasuk pemukiman 1.327 hektar. Sedangkan tata guna lahan di HP desa Kepayang diataranya konsesi HTI PT. Rimba Hutan Mas seluas 9.200 hektar.
Kondisi masyarakat tingkat perekonomian sangat bergantung dengan keberadaan perusahaan dimana masyarakat banyak yang bekerja sebagai buruh perkebunan terutama perkebunan sawit. Hadirnya kebijakan pemerintah tentang perhutanan sosial pada saat itu membuka asa masyarakat untuk mengelola lahan sendiri yang nanti-nya diatur oleh LPHD. Oleh karena itu pada tahun 2010 masyarakat desa Kepayang telah mengusulkan Hutan Desa di wilayah mereka kepada Kementerian Kehutanan, Baru pada tahun 2013 telah di keluarkan PAK (penetapan areal kerja) Hutan Desa dengan luasan areal
Laporan Study Kelayakan Tanah di Hutan Desa Kepayang 12 5.170. Tahun 2015 telah dikeluarkan HPHD (Hak Pengelolaan Hutan Desa) Kepayang oleh pemerintah provinsi Sumatera Selatan dengan luasan 4.935 ha.
Keberadaan Hutan Desa Kepayang ini tidak hanya akan di nikmati oleh masyarakat desa tetapi telah dibuka oleh masyarakat pendatang yang mulai masuk dari tahun 2009 untuk menanam tanaman karet. Masyarakat saat ini masih menunggu rencana pengelolaan oleh LPHD. Walaupun sebelumnya RKHD telah dibuatkan draft dari pihak LPHD yang didampingi Yayasan Wahana Bumi Hijau, BP DAS Musi, Dinas Kehutanan Provinsi serta KPHP Lalan Mangsang Mendis. Karena keberadaan RKHD belum disetujui oleh pihak terkait dan kondisi perubahan tutupan lahan yang berubah dratis akibat kebakaran hutan dan lahan, maka perlu adanya perbaikan dalam rencana pengelolaan dengan menguatkan dalam kegiatan rencana pengembangan usaha (business plan). Salah satu aktifitas bagian dari business plan ini adalah adanya studi kelayakan atau kesesuaian lahan.
1.2 Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk :
Studi kelayakan areal di hutan desa sebagai calon lokasi demplot agroforestry sebagai rencana kerja/kelola LPHD Kepayang sebagai areal kegiatan pengembangan usaha (Business plan)
1.3 Keluaran/output
Keluaran yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah :
1. Adanya dokumen kegiatan hasil studi kelayakan calon areal Agroforestry di Hutan Desa Kepayang
2. Tersusunnya rencana business plan (rencana pengembangan usaha) di areal Hutan Desa Kepayang.
3. Sebagai masukan dalam Rencana Kelola Hutan Desa dalam kegiatan
Business Plan didalam areal Hutan Desa Kepayang
4. Adanya Rekomendasi lokasi yang layak di jadikan demplot dalam kegiatan agroforestry Desa Kepayang.
1.4 Waktu dan Tempat
Kegiatan ini akan dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari yang akan dilaksanakan mulai dari tanggal 9 – 15 Maret 2017
1.5 Tim Pelaksana
Dalam kegiatan pelaksana kegiatan dari Perkumpulan Hutan Kita Institute yang beranggotakan :
1. Bejoe Dewangga 2. Prasetyo Widodo 3. Fahrizal Pulungan 4. Yusri Arafat
5. Masyarakat pendamping 3 (tiga) orang.
1.6 Metodelogi
Metode yang digunakan dalam studi ini antara lain
1. Penggalian data sekunder
a. Mendapatkan informasi kegiatan di HD terutama yang telah dilakukan oleh pihak GIZ-Bioclime
b. Informasi dari laporan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Yayasan Wahana Bumi Hijau
2. Penggalian Data Primer
a. Diskusi
Dalam diskusi menggunakan metode FGD ini yang diharapkan adalah adanya informasi :
 Kondisi terkini dan sebelumnya terkait pemanfaatan lahan di wilayah HD Kepayang (berbagai jenis tanaman yang telah dan pernah di budidayakan di areal HD baik di gambut maupun mineral) dan juga terkait kendala / permasalahan di lapangan.
 Mensosialisasikan kondisi terkini tentang kedalaman gambut di areal HD Kepayang
Laporan Study Kelayakan Tanah di Hutan Desa Kepayang 14  Keinginan dan harapan masyarakat tentang rencana demplot di wilayah HD Kepayang (jenis tanaman sampai ke business plan)
 Penyusunan business plan
 Memberikan informasi terkait Rencana Kelola Hutan Desa kepada LPHD dan mendapat input perbaikan maupun tambahan dari masyarakat.
 Jumlah peserta FGD diharapkan hadir 15-20 orang, Peserta FGD antara lain
1. Pemerintah desa 2. LPHD Kepayang
3. Masyarakat pengelola lahan di Hutan Desa b. Kunjungan lapangan (Groundcheck)
Kegiatan kunjungan lapangan ini merupakan rekomendasi dari hasil FGD yang di aplikasikan dalam lapangan berupa :
 Pengambilan titik koordinat
 Kondisi kedalaman gambut (berdasarkan peta telaah yang telah diukur pada tahun 2011)
 Kondisi tinggi muka air tanah  Kondisi vegetasi
 Pemanfaatan lahan oleh masyarakat disekitar areal yang di rekomendasikan
1.7 Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan untuk kegiatan ini adalah : 1. GPS
2. Laptop 3. Tally Sheet
4. Peta areal Hutan Desa Kepayang 5. Peta kedalaman gambut
6. Pena
7. Meteran 50-100 meter 8. Plastik Sample
9. Transportasi Perahu ketek 10. Kamera 1. 8 Agenda Kegiatan Kegiatan Maret 9 10 11 12 13 14 15 Perjalanan palembang-kepayang Koordinasi dengan pihak pemerintah desa
Rapat FGD dengan LPHD dan pemerintah Desa
Kunjungan lapang ke dusun Nuaran wilayah HD Kepayanng
Kepayang-Palembang
Penyusunan laporan Draft studi* Seminggu setelah dari lapangan
Laporan Study Kelayakan Tanah di Hutan Desa Kepayang 16
BAB II
HASIL KEGIATAN 2. FGD (fokus group discussion)
2.1. FGD Potensi di kawasan Hutan Desa
Dalam penggalian informasi tentang potensi sumber daya alam baik kondisi alami maupun yang telah dilakukan masyarakat untuk pertanian dan perkebunan. Pengelolaan lahan oleh masyarakat dalam memanfaatkan lahan hutan desa baik .yang masih ada maupun yang pernah di tanam adalah sebagai berikut :
1. Karet 2. Sawit 3. Tanaman Cabai 4. Pisang 5. Tebu 6. Lada 7. Durian 8. Jengkol
Tanaman karet mendominasi di lahan mineral masyarakat, berdasarkan informasi masyarakat bahwa penanaman karet yang masive mulai tahun 2009.
Tetapi di lapangan ditemukan adanya karet yang sudah berumur lebih dari 20 tahun yang lokasi-nya berada di tengah pemukiman masyarakat. Diperkirakan kondisi tanaman karet di lahan hutan desa memiliki luas areal > 300 hektar, karena berdasarkan pendataan pada tahun 2011 telah terdata kurang lebih 300 hektar lahan yang telah dibuka untuk perkebunan karet masyarakat. Pada lahan yang tidak di kelola merupakan areal berawa gambut, biasanya masyarakat memanfaatkan hasil kayu-nya. Pada awalnya masyarakat banyak memanfaatkan Hasil Non Kayu seperti getah jelutung dan tanaman rotan.
Wilayah hutan desa sebelumnya wilayah kelola dari perusahaan HPH PT. BRUI yang berakhir ijinnya pada tahun 2000, Oleh karena itu kondisi tutupan hutan merupakan hutan sekunder. Berikut kondisi potensi yang telah dilakukan pada tahun 2011. Berikut data dan penggalian informasi dari masyarakat.
Tabel. Pengambilan informasi terkait jenis-jenis tanaman hutan yang dimanfaatkan oleh masyarakat
Jenis Tanaman Lokasi Kegunaan
Petaling (Ochanostachys
amentacea)
Tanah mineral Konstruksi rumah
Kranji (Dialium indum) Tanah Berawa Konstruksi rumah Kayu Bakar
Kempas/Manggeris (Kompasia
malaccensis)
Tanah berawa Konstruksi Rumah
Durian ( Durio carinatus ) Tanah Mineral Buah (Pakan) Rengas ( Glutha renghas ) Tanah berawa Konstruksi Rumah Pasak Bumi (Eurycoma
longifolia jack)
Tanah Mineral Akar (obat-obatan)
Medang dara-dara (Knema spp) Tanah berawa Konstruksi Rumah
Jelutung (Dyera lowii) Tanah Berawa Getah (bahan Baku permen karet)
Kayu apung untuk lanting kayu
Bambu (Bambusa sp) Tanah mineral Belum dimanfaatkan Rotan (Calamus sp) Tanah Berawa Kerajinan rumah tangga
Laporan Study Kelayakan Tanah di Hutan Desa Kepayang 18 Aktivitas pemanfaatan non kayu di pada saat ini telah jauh berkurang bahkan tidak ada lagi hal ini berdasarkan informasi masyarakat alasan penggunaan non kayu tidak berjalan antara lain :Pemanfaatan hasil kayu lebih cepat hasilnya
1. Pemasaran produk getah jelutung agak sulit bahkan tidak ditemukan 2. Rotan hanya 1 (satu) orang yang memanfaatkan menjadi kerajinan
rumah tangga, itupun tidak sekala besar.
3. Karena masyarakat memprioritaskan hasil kayu, terkadang batang pohon jelutung ditebang hanya digunakan sebagai penimbul lanting/balok kayu di sungai
4. Batang pohon durian dan jengkol banyak yang telah ditebang masyarakat pemilik lahan karet.
2.1.2. FGD aktivitas Demplot
Kegiatan aktivitas dalam demplot adalah menggali keinginan masyarakat dalam kegiatan percontohan tanaman yang akan ditanam di areal demplot tersebut. Berikut keinginan masyarakat dalam jenis tanaman yang akan dijadikan dalam demplot : a. Tanah Mineral : 1. Cacao 2. Jagung 3. Bawang 4. Ubi Rambat 5. Timun 6. Buah Naga 7. Labu Parang 8. Jeruk 9. Mangga 10. Jengkol 11. Petai 12. Durian 13. Duku 14. Cempedak 15. Pisang 16. Tebu
2.1.3 Wilayah Gambut
Fasilitator menjelaskan bahwa untuk tanaman budidaya yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat adalah di kedalaman 0-200 cm, sedangkan gambut dengan kedalaman 300 cm keatas adalah tanaman khusus tanaman keras khas gambut. Dan untuk tanaman budidaya juga harus dengan sistem tumpang sari misal jenis padi yang ditanam cocok dengan tanaman jelutung atau jenis tanaman yang keras.
a. Uji coba padi (di gambut kedalaman 0-100 cm) b. Semangka ( di gambut kedalaman 0-100 cm) c. Nanas (di gambut kedalaman 0-100 cm) d. Kopi Liberica
e. Jelutung f. Kranji
g. Rotan – (manau) h. Pinang (Jambe)
2.1.4 FGD kondisi pasar jenis tanaman yang diusulkan
Setelah penggalian tentang kondisi potensi jenis tanaman yang ada di Nuaran (HD kepayang) maupun keinginan masyarakat dalam bercocok tanam di wilayah HD Kepayang, Ada faktor yang harus di telaah yaitu; kondisi pasar dan permintaan pasar akan produk yang di hasilkan, karena selama ini sering pengelolaan lahan tanpa diiringi kondisi pasar maupun kondisi musim.
Berikut hasil penggalian dengan masyarakat tentang kondisi pasar tentang produk yang akan di uji coba kan di lahan demplot.
No Jenis Produk Lokasi
pemasaran
Harga jual Permasalahan
di lapangan 1 Padi Palembang Jambi Bayung Lencir 4.000/kg/gabah 10.000/kg/beras Akses masih menggunakan transportasi air, tergantung
Laporan Study Kelayakan Tanah di Hutan Desa Kepayang 20 dengan musim 2 Nanas Jambi Palembang Rp 3.000 – Rp. 8.000,-Akses masih terlalu jauh. Pengalaman dalam menanam nenas belum pernah ada yang mencoba 3 Pinang Jambi Rp 16.000 – Rp 20.000 kg Akses masih menggunakan transport air. Pengalaman dalam pengelolaan pinang belum ada.
4 Jagung Jambi Rp. 3.000/tongkol
Rp.
10.000/pipil/kg
Belum ada yang pernah mencoba
5 Bawang Palembang
Jambi
Belum diketahui Belum ada yang pernah mencoba 6 Labu Parang Lokal
Bayung lencir Tingkat lokal (dalam desa) Rp 5.000 – Rp. 10.000/buah Kondisi pemasaran agak susah, hanya meningkat di bulan tertentu (terutama bulan puasa) 7 Jengkol Palembang Jambi Rp. 20.000-Rp 30.000/kg Tanaman jangka waktu cukup lama untuk panen dalam usia 7
tahun
8 Petai Palembang
Jambi
Rp 10.000/papan Tanaman jangka waktu cukup lama dalam pemanenan di usia 7 tahun
9 Jelutung Jambi Belum diketahui
kondisi sekarang biasanya 2 x kali harga getah karet
Belum di ketahui pasarnya, dan kondisinya ada monopoli pasar oleh pihak-pihak tertentu
Tabel.3. Jenis Tanaman yang di rencanakan untuk Hutan Desa
2.1.5 Rencana Lokasi
Dalam penggalian dengan masyarakat lokasi yang mana yang cocok dengan demplot yang akan dibangun, masyarakat mencalonkan dua lokasi yaitu :
No Calon Lokasi Kondisi Sekarang (pengamatan)
Kondisi Sebelumnya (tahun 2014-2015) 1 200 meter dari Muara
Sungai Nuaran
Areal bekas terbakar, Kondisi Banjir
Kondisi Merupakan lahan yang didominasi Jenis Mahang (Macaranga
Pruinosa) dan
dibelakangnya formasi pakis2an
2 Ditepi sungai Kepayang di Pal 26 sd Pal 28
(perbatasan) dengan wilayah RHM
Areal bekas terbakar Kondisi terdapat berbagai jenis tanaman keras seperti Kranji, Gerunggang, Sedangkan wilayah mineral terdapat jenis seperti petaling dll
Laporan Study Kelayakan Tanah di Hutan Desa Kepayang 22 Berdasarkan kunjungan ke lapangan melihat kondisinya maka tim
lapangan merekomdasikan lokasi yang ke-2 dengan pertimbangan sebagai berikut :
Lokasi 1 Lokasi 2
- Lokasi berdekatan dengan muara bila kondisi curah hujan tinggi lokasi akan mengalami banjir, karena aliran dari ulu S. Nuaran dan Ulu S.Kepayang menyebabkan kemungkinan terjadi banjir cukup tinggi
- Bila di tarik garis 1 km tidak akan ditemui lahan mineral
- Percontohan hanya cocok untuk tanaman khusus lahan gambut - Tingkat kedalaman gambut cukup
bervariasi
- Akses hanya bisa dilalui jalur air
- Lokasi di samping S. Kepayang berada di Ulu-nya di Pal 26-pal 28 menyebabkan kondisi di pinggiran tidak terlalu luas banjir-nya.
- Bila lokasi ditarik garis lurus dari tepi sungai sejauh 800 meter telah ditemukan lahan mineral
- Untuk percontohan lahan mineral dan lahan gambut telah mewakili - Tingkat kedalaman gambut
bervariasi dari 0 – 4,5 m
- Akses bisa melalui darat dari dusun III Nuaran dan melalui air melalui muara S. Nuaran.
Dari hal (tabel diatas) ini tim merekomendasikan Lokasi 2 sebagai areal percontohan;
Laporan Study Kelayakan Tanah di Hutan Desa Kepayang 24
BAB III PENUTUP 3. 1 Kesimpulan
1. Potensi Sumber Daya Alam di Hutan Desa adalah tanaman karet lebih kurang 300 ha
2. Keinginan rencana tanaman yang akan di tanam oleh masyarakat di Hutan Desa pada lahan mineral yaitu: Cacao, Jagung, Bawang, Ubi Rambat, Timun, Buah Naga, Labu Parang, Jeruk, Mangga, Jengkol, Petai, Durian, Duku, Cempedak, Pisang, dan Tebu
3. Keinginan rencana tanaman yang akan di tanam oleh masyarakat di Hutan Desa pada lahan gambut yaitu: Uji coba padi (di gambut kedalaman 0-100 cm), Semangka ( di gambut kedalaman 0-100 cm), Nanas (di gambut kedalaman 0-100 cm), Kopi Liberica, Jelutung, Kranji, Rotan – (manau), Pinang (Jambe)
4. Beberapa tanaman yang akan di tanam di Hutan Desa ada yang sudah memiliki pasar dan ada yang belum. Tanaman yang sudah memiliki pasar; Padi, Pinang, Jagung, Nanas, Labu Parang, Jengkol, dan Petai. Kemudian untuk tanaman yang belum memiliki pasar; bawang dan tanaman Jelutung. 5. Rencana demplot dua usulan dari masyarakat, pertama 200 meter dari
Muara Sungai Nuaran dan yang kedua ditepi sungai Kepayang di Pal 26 s/d Pal 28 perbatasan dengan wilayah PT. RHM. Berdasarkan kunjungan ke lapangan melihat kondisi calon demplot maka tim lapangan merekomendasikan lokasi yang ke-2 dengan pertimbangan sebagai berikut : pertama lokasi demplot di musim penghujan tidak banjir, kedua lokasi demplot terdapat tanah mineral, ketiga untuk contoh pengambilan sample tanah sudah terwakili baik itu tanah mineral maupun tanah gambut, yang ke empat tingkat kedalaman gambut bervariasi di mulai dari 0 s/d 4,5 meter dan yang ke lima Akses menuju demplot bisa melalui darat dari dusun III Nuaran dan melalui air melalui muara S. Nuaran.
3. 2 Rekomendasi
1. Potensi sumber Daya Alam tanaman karet di Hutan Desa membutuhkan pengelolaan secara kolektif, misalnya semacam Kelompok Tani Karet, dll. 2. Tanaman yang di hendaki masyarakat yang akan di tanam di Hutan Desa
baik di tanah mineral maupun di tanah gambut yaitu; Cacao, Jagung, Bawang, Ubi Rambat, Timun, Buah Naga, Labu Parang, Jeruk, Mangga, Jengkol, Petai, Durian, Duku, Cempedak, Pisang, Tebu, Padi, Semangka, Nanas, Kopi Leberica, Jelutung, Kranji, Rotan (Manau), dan Pinang (Jambe).
3. Beberapa tanaman yang akan di tanam di Hutan Desa membutuhkan pasar bawang dan tanaman Jelutung
4. Lokasi demplot di sepakati di tepi sungai Kepayang di Pal 26 s/d Pal 28 perbatasan dengan wilayah PT. Rimba Hutan Mas (RHM)
1. Foto kegiatan
Laporan Study Kelayakan Tanah di Hutan Desa Kepayang 28 Diskusi kelompok rencana pengelolaan Hutan Desa
Laporan Study Kelayakan Tanah di Hutan Desa Kepayang 30 Lokasi demplot agroforestry 10 hektar di Hutan Desa Kepayang, areal yang jadi
Sungai Nuaran wilayah di kiri dan kanan Hutan Desa merupakan areal terbakar tahun 2015