• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAMUS BAHASA INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAMUS BAHASA INDONESIA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KAMUS

(3)

KAMUS

BAHASA INDONESIA

PUSAT BAHASA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

JAKARTA, 2008

(4)

499.213

KAM Kamus Bahasa Indonesia/Tim Penyusun k Kamus Pusat Bahasa.

Jakarta: Pusat Bahasa, 2008 xvi, 1826 hlm.; 21,5 cm

ISBN 978-979-689-779-1

(5)

TIM REDAKSI

KAMUS BAHASA INDONESIA

Pemimpin Redaksi Dendy Sugono Penyelia Sugiyono Yeyen Maryani Redaksi Pelaksana Ketua

Meity Taqdir Qodratillah

Anggota

Cormentyna Sitanggang, Menuk Hardaniwati Dora Amalia, Teguh Santoso, Adi Budiwiyanto

Azhari Dasman Darnis, Dewi Puspita

Pembantu Pelaksana

Endang Supriatin, Dede Supriadi Delia Saparini, Rini Maryani

(6)

PRAKATA

Satu bahasa besar atau bahasa utama memiliki kamus, tata bahasa, dan uji bahasa yang standar. Kamus memuat khazanah kosakata bahasa yang dapat menjadi lambang atau indikator kemajuan peradaban masyarakat pendukungnya. Demikian pula, bahasa Indonesia memiliki kekayaan kosakata yang memadai sebagai sarana pikir, ekspresi, dan komunikasi di berbagai bidang kehidupan. Kamus Bahasa Indonesia ini merupakan buku rujukan yang memuat khazanah kata bahasa Indonesia. Selain kosakata umum bahasa Indonesia, kamus ini memuat berbagai istilah dari bidang ilmu yang pasti akan sangat bermanfaat bagi pelajar dan mahasiswa.

Dibandingkan dengan kamus yang terbit sebelumnya, kamus ini telah mengalami penyempurnaan definisi atau penjelasan lema/sublemanya, penambahan makna (akibat perkembangan pemakaian bahasa), perbaikan penulisan latin untuk nama tumbuhan dan hewan, serta perubahan urutan susunan sublema. Semua itu dilakukan atas dasar masukan dari para pengguna kamus, baik melalui surat, pos-el, telepon, surat kabar/majalah maupun melalui forum atau pertemuan ilmiah. Sublema yang merupakan derivasi dari lema pokok disusun berdasarkan paradigma pembentukan kata, tidak lagi diurutkan berdasarkan abjad. Dengan demikian, sublema petinju ditampilkan di bawah sublema bertinju, sedangkan peninju di bawah meninju dan meninjukan, serta tinjuan yang merupakan hasil meninju diletakkan di bawah peninjuan (perbuatan meninju).

Dari segi isinya, kamus ini diperkaya istilah bidang ilmu fisika, kimia, matematika, dan biologi yang sudah sangat lazim digunakan. Definisi kata-kata itu diambil dari kamus istilah bidang ilmu yang dikembangkan oleh para pakar bersama Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. Dengan memasukkan istilah-istilah itu, kamus ini dapat menjadi rujukan awal yang dapat digunakan oleh pelajar dan mahasiswa serta masyarakat umum untuk memahami konsep-konsep dasar keilmuan itu. Dengan demikian, sumbangan kamus ini bagi upaya pencerdasan bangsa akan lebih dapat dirasakan.

Untuk menghasilkan kamus seperti itu diperlukan semangat, ketekunan, dan kerja keras penyusun. Oleh karena itu, atas terbitnya kamus ini saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada tim penyusun dan semua pihak yang telah turut berperan dalam penulisan kamus ini. Selain itu saya memberikan ucapan terima kasih kepada Pusat Teknologi dan Komunikasi Pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional yang telah mengubah kamus ini ke format elektronik sehingga dapat disebarluaskan kepada masyarakat melalui layanan buku murah Departemen Pendidikan Nasional. Semoga penerbitan kamus ini dapat memberi manfaat besar bagi upaya pencerdasan bangsa menuju insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif.

Jakarta, 28 Oktober 2008 Kepala Pusat Bahasa

Dendy Sugono Pemimpin Redaksi

(7)

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL PADA PENERBITAN

KAMUS BAHASA INDONESIA

Perkembangan bahasa mencerminkan perkembangan kemajuan peradaban masyarakat pendukungnya. Perkembangan bahasa itu tampak pada perkembangan kosakata. Perkembangan kosakata bahasa Indonesia amatlah pesat pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21 yang, antara lain, dipacu oleh perkembangan ilmu dan teknologi serta seni. Perkembangan kosakata itu dapat dilihat pada bertambahnya lema dalam kamus bahasa Indonesia dari satu edisi ke edisi berikutnya. Tanpa kita rasakan ternyata Kamus Besar

Bahasa Indonesia telah 20 tahun berada di tengah-tengah masyarakat, baik di dalam

maupun di luar negeri. Selama kurun waktu itu kamus tersebut telah mengalami perkembangan muatan lema dari 62.000 lema pada edisi pertama (1988) hingga 91.000 lema pada edisi keempat (2008). Hal itu menunjukkan bahwa kamus tersebut selalu memutakhirkan kandungan lemanya. Menurut catatan Pusat Bahasa, dari edisi pertama hingga edisi ketiga kamus itu mengalami cetak ulang hingga puluhan kali. Hal itu membuktikan bahwa masyarakat memang memerlukan kamus tersebut sebagai sumber rujukan dalam dunia pendidikan ataupun dunia kerja.

Di samping pengguna, respons masyarakat terhadap kamus itu juga muncul dalam bentuk upaya penerbitan kamus serupa untuk keperluan bisnis. Beberapa kamus bahasa Indonesia bermunculan, bahkan beberapa di antaranya ada yang memanfaatkan kepopuleran Kamus Besar Bahasa Indonesia yang tampaknya sudah merebut hati masyarakat. Jika kamus yang bermunculan itu disusun dengan standar perkamusan yang memadai, peran masyarakat dalam menyediakan kamus bahasa Indonesia seperti itu dapat menjadi aspek positif bagi pengembangan dan pemasyarakatan bahasa Indonesia. Sebaliknya, kamus serupa itu akan menjadi aspek negatif apabila penyusunannya hanya memperhatikan aspek bisnis semata.

Kamus Bahasa Indonesia ini harus dipandang sebagai upaya pemutakhiran acuan

kekayaan kosakata bahasa Indonesia. Oleh karena itu, kamus ini menjadi sumber rujukan bagi masyarakat dalam meningkatkan kemampuan daya ungkap pengguna bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis, terutama di kalangan insan pendidikan. Kamus ini menjadi pegangan utama pelajar dan mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan berekspresi dan berkomunikasi lisan ataupun tulis. Demikian juga bagi peneliti, penulis, penerjemah, wartawan, dah masyarakat luas dapat memanfaatkan kamus ini demi meningkatkan pengetahuan dan wawasan bahasa Indonesia serta kemajuan peradaban

(8)

bangsa Indonesia.

Atas terbitnya kamus ini, saya menyampaikan penghargaan yang tulus kepada para penyusun. Dalam semangat 100 tahun Kebangkitan Nasional bangsa Indonesia dan semangat 80 tahun Sumpah Pemuda, terbitnya Kamus Bahasa Indonesia yang disertai terbitnya Tesaurus Bahasa Indonesia Pusat Bahasa sungguh merupakan persembahan yang amat berharga bagi bangsa Indonesia. Semoga buku ini membawa manfaat untuk kemajuan bangsa Indonesia.

Jakarta, 28 Oktober 2008 Menteri Pendidikan Nasional

(9)

Daftar Isi

Tim Redaksi v Prakata vii Sambutan Menteri Pendidikan Nasional ix Daftar Isi xi Petunjuk Pemakaian Kamus xiii Lema KBI A—Z 1—1826

(10)

PETUNJUK PEMAKAIAN KAMUS

A. Ejaan

Ejaan yang digunakan di dalam Kamus Bahasa Indonesia ini adalah ejaan bahasa Indonesia yang didasarkan pada Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah.

B. Bentuk Susunan Kamus

Susunan kada dasar (lema) dan kata turunan (sublema) Kamus Bahasa

Indonesia disusun seperti berikut.

1. Kata Dasar dan Kata Turunan

Kata dasar atau bentuk dasar yang menjadi dasar segala bentukan kata diperlakukan sebagai lema atau entri, sedangkan bentuk derivasinya (kata turunan, kata ulang, dan gabungan kata) diperlakukan sebagai sublema atau subentri. Contoh: sabar adalah kata dasar dan kata

bersabar, menyabarkan, penyabar, dan kesabaran adalah bentuk

derivasinya. Dengan demikian, cara menyusunnya adalah sebagai berikut.

sabar a 1 tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah: hidup ini dihadapinya --; 2 tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu: dng – ia menjalankan usahanya;

bersabar v bersikap tenang (tt pikiran, perasaan): kita harus ~ dl

menghadapi setiap masalah;

menyabarkan v menenangkan perasaan (pikiran dsb);

menenteramkan hati: ia sedang ~temannya yg sedang gundah;

penyabar n orang yg bersikap tenang (tidak terburu nafsu dan tidak lekas marah): orang yg ~ tidak cepat marah dl menangani setiap

(11)

kesabaran n ketenangan hati dl menghadapi cobaan; sifat tenang (sabar): ~ diperlukan dl mengatasi masalah ini;

tersabar a paling tenang (tidak mudah marah): ia merupakan

temanku yg ~di antara teman-temanku

2. Kata Ulang atau Bentuk Ulang

Kata ulang atau bentuk ulang di dalam Kamus Bahasa Indonesia ini diatur atau disusun sebagai berikut.

a) Bentuk kata yang seolah-olah merupakan bentuk ulang, seperti

alap-alap, laba-laba, kupu-kupu diperlakukan sebagai lema.

b) Bentuk ulang seperti pontang-panting diperlakukan sebagai lema. c) Kata ulang yang menunjukkan jamak dalam hal proses diperlakukan

sebagai sublema. Contoh:

bersaf-saf diletakkan sesudah saf

tersedeng-sedeng diletakkan sesudah sedeng

3. Gabungan Kata

a) Gabungan kata atau kelompok kata yang mempunyai derivasi diper-lakukan sebagai lema. Contoh:

salah guna, menyalahgunakan v melakukan sesuatu tidak sebagaimana mestinya; menyelewengkan: jangan ~ fasilitas yg

diberikan;

penyalahgunaan n proses, cara, perbuatan menyalahgunakan; penyelewengan

b) Gabungan kata atau kelompok kata yang tidak berderivasi di per-lakukan sbg sublema. Letaknya langsung di bawah lema yang berkaitan dan disusun berderet ke samping secara berurutan menurut abjad. Unsur pertama gabungan kata itu dicetak dengan tanda hubung ganda (--) Contoh:

sagu n 1 pohon yg hati batangnya dapat dibuat tepung; 2 hati batang pohon palem; 3 tepung (dr pati hati batang enau, rumbia, dsb); -- belanda garut; Maranta arundinacea; -- betawi sagu belanda;

(12)

-- hati ki pemberian (tanda mata, hadiah, dsb) sbg hiburan (tanda penghargaan, kenangkenangan, dsb); pisang hati batang pisang; -- tampin pati sagu yg dibungkus dng daun nipah;

c) Gabungan kata atau kelompok kata yang dibentuk dari kata turunan atau sublema diperlakukan sebagai sublema dan diletakkan di bawah kata turunan tersebut. Unsur pertama kata turunan itu dicetak dengan tanda tilde (~). Contoh:

saji n ...;

menyajikan v ...; tersaji v ...; sajian n ...; penyaji n ...;

-- makalah orang yg menyajikan makalah dl suatu pertemuan

ilmiah C. Tanda Baca

1. Tanda Hubung (-)

a) Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur-unsur kata ulang. Contoh:

a) main-main b) saban-saban

b) Tanda hubung dipakai di depan kata bilangan yang menunjukkan tingkat atau urutan. Contoh:

ke-4 ke-7 ke-9

2. Tanda Hubung Ganda (--)

Tanda hubung ganda dipakai untuk menggantikan lema yamg terdapat dalam contoh kalimat atau gabungan kata. Contoh:

(13)

sabar a 1 tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah: hidup ini dihadapinya --; 2 tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu: dng – ia

menjalankan usahanya;

3. Tilde (~)

Tilde dipakai untuk menggantikan sublema yang terdapat di dalam contoh kalimat atau gabungan kata. Contoh:

sabar a ...;

bersabar v bersikap tenang (tt pikiran, perasaan): kita harus ~

dl menghadapi setiap masalah;

4. Cetak Miring

Huruf-huruf yang dicetak miring digunakan untuk menuliskan label kelas kata, dan contoh pemakaian lema atau sublema dalam kalimat. Contoh:

a) Label Kelas Kata

a (adjektiva), adv (adverbia), n (nomina), num (numeralia), p

(par-tikel), pron (pronomina), dan v (verba) b) Kalimat contoh pemakaian lema dan sublema

sabar a 1 tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah: hidup ini

dihadapinya --; 2 tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu: dng – ia menjalankan usahanya;

5. Cetak Tebal

(14)

Contoh:

piring n 1 perabot rumah tangga berbentuk bundar pipih dan sedikit cekung, terbuat dr porselen, beling, dsb, untuk meletakkan nasi, lauk-pauk, dsb: -- yg dipakai untuk jamuan

malam sudah disiapkan;

...;

b. Huruf yang dicetak tebal menunjukkan angka untuk angka polisem (kata yg memiliki lebih dari satu makna).

Contoh

sabar a 1 tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah: hidup ini dihadapinya --; 2 tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu: dng – ia menjalankan usahanya;

c. Huruf yg dicetak tebal menunjukkan gabungan kata. Contoh:

saji n ...;

menyajikan v ...; ...

penyaji n ...;

-- makalah orang yg menyajikan makalah dl suatu pertemuan

ilmiah

6. Koma (,)

1) Tanda koma (,) dipakai untuk membatasi huruf kapital dan huruf kecil pada lema pertama setiap abjad. Contoh:

a) D, d /dé/ n huruf ke-4 abjad Indonesia b) G, g /gé/ n huruf ke-7 abjad Indonesia

2) Tanda koma dipakai untuk memisahkan lema beserta kelas kata yang tidak diberi deskripsi dengan sublema. Contoh:

(15)

3) Tanda koma dipakai untuk menandai bagian-bagian pemerian sebagai pilihan bentuk kata. Contoh:

sensor /sénsor/ n pemeriksaan sesuatu spt berita, film, sebelum disiarkan

7. Titik Koma (;)

1) Titik koma (;) dipakai untuk memisahkan bentuk-bentuk kata yang bermakna sama atau hampir sama (sinonim) yang terdapat pada penjelasan makna.

Contoh:

salah guna, menyalahgunakan v melakukan sesuatu tidak sebagaimana mestinya; menyelewengkan: jangan ~ fasilitas yg

diberikan;

penyalahgunaan n proses, cara, perbuatan menyalahgunakan; penyelewengan

2) Titik koma (;) dipakai sebagai penanda akhir penjelasan makna sebuah sublema yang masih belum merupakan bentuk derivasi terakhir (penjelasan makna sublema yang merupakan bentuk derivasi terakhir sebuah lema tidak diakhiri dengan tanda apa pun). Contoh:

sabar a 1 tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah: hidup ini dihadapinya --; 2 tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu: dng – ia menjalankan

usahanya;

bersabar v bersikap tenang (tt pikiran, perasaan): kita harus ~ dl

menghadapi setiap masalah;

menyabarkan v menenangkan perasaan (pikiran dsb);

menenteramkan hati: ia sedang ~temannya yg sedang gundah;

penyabar n orang yg bersikap tenang (tidak terburu nafsu dan tidak lekas marah): orang yg ~ tidak cepat marah dl menangani setiap

(16)

kesabaran n ketenangan hati dl menghadapi cobaan; sifat tenang (sabar): ~ diperlukan dl mengatasi masalah ini;

tersabar a paling tenang (tidak mudah marah): ia merupakan temanku

yg ~di antara teman-temanku

8. Titik Dua (:)

Titik dua (:) dipakai sebagai pengganti kata misalnya di akhir deskripsi dan sebelum contoh pemakaian.

Contoh:

sabar a 1 tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah: hidup ini dihadapinya --; 2 tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu: dng – ia menjalankan

usahanya;

9. Tanda Kurung ((...))

Tanda kurung ((...)) dipakai untuk menunjukkan bahwa kata atau bagian kalimat yang terdapat di dalam penjelasan yang diapit oleh tanda kurung itu merupakan keterangan penjelas bagi kata-kata atau pernyataan yang terdapat di depannya.

Contoh:

sabar a 1 tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah: hidup ini dihadapinya --; 2 tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu: dng – ia menjalankan

usahanya;

10. Garis Miring (/.../)

Garis miring (/.../) dipakai untuk lafal kata yang mengandung unsur bunyi /e/ atau /é/ agar tidak terjadi kesalahan di dalam melafalkan kata.

Contoh:

sensor /sénsor/ n pemeriksaan sesuatu spt berita, film, sebelum disiarkan

(17)

11. Tika Atas atau Superskrip

Tika atas atau superskrip (1..., 2..., 3...) dipakai untuk menandai bentuk homonim yang homograf dan homofon. Tanda ini diletakkan di depan kata lema yang memiliki bentuk homonim, setengah spasi ke atas.

Contoh:

a) 1bisa a mampu; dapat: dia C berenang; 2

bisa n zat racun dr binatang (spt ular);

b) 1seri a tidak ada yg menang atau kalah: pertandingan sepak bola

itu berakhir ─ 2

seri n cahaya: ─ wajahnya; 12. Angka Arab

Angka Arab bercetak tebal (1, 2, 3, ...) dipakai untuk menandai makna polisemi (yaitu arti kesatu, arti kedua, arti ketiga, dan seterusnya).

Contoh:

sabar a 1 tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah: hidup ini dihadapinya --; 2 tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu: dng – ia menjalankan

usahanya;

D. Label dan Singkatan Kata 1) Label Kelas Kata

n nomina v verba a adjektiva adv adverbia num numeralia p partikel pron pronomina

(18)

2) Singkatan Kata dl dalam dng dengan dp daripada dr dari dsb dan sebagainya kpd kepada krn karena msl misalnya pd pada sbg sebagai spt seperti thd terhadap tt tentang yg yang

(19)

1819

Y, y /yé/ n 1 huruf ke-25 abjad

Indonesia; 2 Mat kesatuan yg tidak dikenal yg dapat berubah

1ya p 1 kata untuk menyatakan setuju

(membenarkan dsb); ia; 2 (untuk memas-tikan, menegaskan dl bertanya) . . . , bukan?; 3 tah, gerangan; 4 untuk mem-beri tekanan pd kata yg di depannya;

2ya 1 p (kata seru sbg), (wa)hai; 2 kata

un-tuk menyahut panggilan; saya

yad n 1 tangan; 2 kaki depan (bagi

bina-tang berkaki empat); 3 sayap (bagi burung)

yagi n Fis antena yahud a hebat; luar biasa

Yahudi n 1 bangsa yg berasal dr Israel;

Ibrani; 2 agama orang Israel (yg berasal dr ajaran Nabi Musa)

Yahudiah n orang-orang Yahudi; ajaran

agama Yahudi

Yahwe /Yahwé/ n nama Tuhan dl bahasa

Ibrani

Yahya n nabi dan rasul ke-23 yg diutus

Allah Swt

yais n Dok batas yg setinggi-tingginya

ter-utama tt perempuan yg mulai tidak da-tang bulan (haid) lagi

yaitu p kata penghubung untuk merinci

ke-terangan kalimat; yakni

yakjuj wa makjuj n suku bangsa yg akan

merusakkan dunia apabila telah hampir kiamat

yakin a 1 percaya (tahu, mengerti)

sung-guh-sungguh (merasa pasti tidak salah lagi); 2 sungguh;

meyakini v yakin (percaya dsb) benar

(akan): saya sangat ~ ajarannya;

meyakin-yakini v menyelidiki supaya

yakin; memastikan;

meyakinkan 1 v menyaksikan sendiri

su-paya yakin; memastikan; 2 v menjadikan (menyebabkan) yakin; 3 v melakukan

sesuatu dng sungguh-sungguh; 4 a sung-guh-sungguh dapat dipercaya; dapat dian-dalkan: pemaparannya mengenai alat

pembersih ini terlihat ~;

keyakinan n 1 kepercayaan yg

sungguh-sungguh; kesungguhan; kepastian; keten-tuan; 2 bagian agama atau yg berwujud konsep-konsep yg menjadi keyakinan (kepercayaan) para penganutnya;

berkeyakinan v mempunyai keyakinan;

percaya benar;

yakis n kera besar yg hidup di tanah (tidak

memanjat)

yakni p ialah; yaitu

Yakobus n Kris salah satu dari dua belas

rasul; murid Tuhan Yesus

Yakobus Anak Alfeus n Kris salah satu

dari dua belas rasul; murid Tuhan Yesus

Yakub n nabi dan rasul kesepuluh yg

di-utus Allah Swt

yakut n batu permata, warnanya biru atau

hijau

yamtuan kl n baginda; yg dipertuan: --

muda, raja muda di Riau dahulu

yang 1 p kata untuk menyatakan bahwa

ka-ta aka-tau kalimat yg berikut diuka-tamakan atau dibedakan dr yg lain; 2 p kata yg menyatakan bahwa bagian kalimat yg berikutnya menjelaskan kata yg di depan;

3 pron kata yg dipakai sbg kata pembeda; -- dipertuan yg berkuasa di suatu daerah

(sebutan bagi raja atau sultan); -- mana kata tanya yg dipergunakan untuk me-nanyakan pilihan

yard n ukuran panjang (3 kaki atau 0,914

meter)

yardang n deretan bukit yg berbaris paralel Yasin n nama surat ke-37 dr Al Quran yasmin n 1 tanaman berbunga kuning atau

putih, baunya semerbak, digunakan untuk wewanginan; Oleacees; 2 bunga yasmin

(20)

1820

yatim a tidak berayah lagi (krn ditinggal

mati);

-- piatu anak yg tidak berayah dan beribu

lagi

yaum n hari

yaumul barzah n hari berkumpul di alam

barzah

yaumul hisab n hari penghitungan; hari

kiamat

yaumulakhir n hari penghabisan (terakhir);

hari kiamat

yaumuljaza n hari pembalasan; hari

kiamat

yaumulkiamah n hari kiamat

yaumulmahsyar n hari berkumpulnya

ma-nusia pd hari kiamat; hari kiamat

yayasan n badan hukum yg tidak

mem-punyai anggota, dikelola oleh pengurus dan didirikan untuk tujuan sosial (meng-usahakan layanan dan bantuan spt rumah sakit, sekolah)

yayi kl n adik; adinda yehova /yéhova/ → Yahwe

yel /yél/ n teriakan atau sorakan khusus

para pelajar (mahasiswa, anggota per-kumpulan, dsb) untuk memberi dorongan semangat kpd regunya yg sedang bermain (bertanding dsb); teriakan khusus di kalangan pramuka

yen /yén/ n nama mata uang Jepang yeyunum → jejunum

yodium n unsur kimia bukan logam,

biasa-nya berbentuk kristal, digunakan untuk obat, dl fotografi, dsb; iodin

yoga n 1 sistem filsafat Hindu yg bertujuan

mengheningkan pikiran, bertafakur, dan menguasai diri; 2 senam gerak badan dng latihan pernapasan, pikiran, dsb untuk kesehatan rohani dan jasmani;

beryoga v melakukan senam yoga

yoghurt n susu yg diproses menjadi susu

asam (untuk minuman) dng cara men-campurnya dng bakteri tertentu

yogi n 1 pendeta (pertapa) bangsa Hindu; 2 orang yg mahir tt yoga; ahli (guru)

yoga

yogia a patut; layak; baik;

seyogianya adv 1 sepatutnya;

selayak-nya; semestiselayak-nya; 2 sebaikselayak-nya; seharusnya

Yohanes n Kris salah satu dari dua belas

rasul; murid Tuhan Yesus

yojana kl a jarak (ukuran) yg jauh; jauh yoyo n mainan anak-anak terbuat dr kayu,

bentuknya bulat pipih menyerupai gelon-dong benang yg diikat dng tali, dan jika dimainkan menyebabkan mainan itu ter-putar turun naik krn talinya terlepas dan tergulung kembali

1yu n ikan hiu, Isarus oxyhyncus

2yu n kp mbakyu atau yayu untuk

memang-gil atau menegur

yuda kl n perang

yudaisme n ajaran Yahudi

Yudas Anak Yakobus n Kris salah satu

dari dua belas Rasul; murid Tuhan Yesus

Yudas Iskariot n Kris salah satu dari dua

belas rasul; murid Tuhan Yesus yg meng-hianatinya

yudikatif a 1 bersangkutan dng fungsi dan

pelaksanaan keadilan; 2 bersangkutan dng badan yg bertugas mengadili perkara

yudisial a 1 berhubungan dng yudisium; 2 berhubungan dng lembaga hukum atau

lembaga yudikatif

yudisium n penentuan nilai (lulus) suatu

ujian sarjana lengkap (di perguruan tinggi)

yudo n judo yudoka n judoka

yuk p kata seru untuk mengajak; ayo yunior a 1 yg (lebih) muda, khususnya

(21)

ber-1821

adik) atau antara bapak dan anak yg mempunyai nama sama; 2 berpangkat atau berkedudukan lebih rendah

yunta n dewan pemerintah;

-- militer dewan pemerintahan yg

dikua-sai oleh militer (setelah kudeta berhasil)

Yunus n nabi dan rasul kedua puluh satu

yg diutus Allah Swt

yupiter n 1 pimpinan dewa, dewa penerang

langit dan udara di bangsa Romawi;

2 planet kelima dr matahari yuyitsu n silat bela diri tanpa senjata, yg dipentingkan kecakapan, ketenangan hati, dan ketangkasan

yura n ilmu hukum

yuridis a menurut hukum, secara hukum yuris n ahIi hukum; sarjana hukum yurisdiksi n kekuasaan mengadili;

pera-dilan; kekuasaan kehakiman

yurisprudensi /yurisprodénsi/ n 1 ajaran

hukum melalui peradilan; 2 himpunan putus hakim;

-- medis penerapan pengetahuan medis

thd undang-undang yg menyangkut kehi-dupan dan penilaian, termasuk memberi-kan kesaksian thd perbuatan menyimpang dl praktik kedokteran

yustisi n kehakiman; peradilan

Yusuf n nabi dan rasul kesebelas yg diutus

Allah Swt

yute n 1 tumbuhan yg serat kulit pohonnya

dibuat karung; goni; Corchorus

capsularis; 2 serat yute

yuvenil a muda; masuk golongan pemuda;

terjadinya semasa masih muda

yuwana 1 a muda; 2 n anak-anak

Referensi

Dokumen terkait

Setelah itu dilakukan lagi smearing untuk proses akhir pencarian lokasi plat kendaraan dengan cara mencari lokasi hitam dari plat nomor hasil penggabungan

Berdasarkan hasil yang didapat sediaan face wash gel kopi robusta memiliki aktivitas antibakteri yang tidak berbeda nyata dengan Garnier ® face wash gel yang

Pemanfaatan partograf oleh bidan di desa sulit dilakukan secara maksimal karena tempat persalinan yang kurang mendukung dalam melakukan pemantauan persalinan. Pemantauan persalinan

Mengingat manfaat program pensiun yang begitu besar, baik bagi peserta maupun bagi masyarakat luas, maka upaya pengembangan penyelenggaraan program pensiun selama ini

Potensi gelombang laut di Kepuluan Seribu dapat dicari menggunakan pengukuran manual meteran (distance meter) sebagai input regresi yang diduga eksponensial karena

Karakteristik umum cerita realisme adalah narasi fiksional yang menampilkan tokoh dengan karakter yang menarik yang dikemas dalam latar tempat dan waktu yang

Apabila Anda dalam keadaan normal dan ‘sehat’ tentu Anda akan menyadari bahwa apa yang dilakukan si pria pada teman saya itu adalah termasuk tindakan ‘teror’ tapi bagi beberapa pria

Melaksanakan program orientasi kepada tenaga keperawatan  baru atau tenaga lain yang bekerja di ruang rawat