3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dan penelitian asosiatif. Menurut Silalahi (2012), penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang bersifat objektif, mencakup pengumpulan dan analisis data, serta menggunakan metode pengujian statistik. Sedangkan penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2013). Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa hubungan antara faktor demografi (usia, jenis kelamin, status pernikahan, tingkat pendidikan, dan pendapatan) dengan money beliefs (money avoidance, money
worship, money status, dan money vigilance).
3.2 Gambaran Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik suatu kesimpulan (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah penduduk yang berdomisili di Surabaya.
3.2.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2013) sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non random sampling dengan metode
proposive sampling yaitu cara pengambilan sampel dengan menetapkan ciri yang
sesuai dengan tujuan, antara lain :
1. Berusia minimal 21 tahun dan belum menikah atau berusia di bawah 21 tahun dan sudah menikah
2. Memiliki pekerjaan tetap
Besar jumlah penduduk usia 21 tahun keatas yang telah memiliki pekerjaan tetap dan berpenghasilan rutin di Surabaya tidak diketahui secara pasti, sehingga penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan teori lemeshow yang memiliki rumus sebagai berikut:
𝑛 = !" (!,!"! )!...(3.1) 𝑛 = !,!(!!!,!) (!,!"!,!)! n = 96,04 ≈ 100 responden Keterangan: n = jumlah sampel p = maksimal estimasi (50%) q = 1 - p
E = alpha/ besarnya toleransi kesalahan (10%) 3.3 Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk data primer yaitu data yang diperoleh langsung di lapangan oleh peneliti sebagai obyek penulisan (Umar, 2003). Dalam penelitian ini sumber datanya diperoleh melalui pengisian kuesioner oleh responden yang berisi pernyataan – pernyataan sehubungan dengan penelitian. Kuesioner akan disebarkan dalam 2 cara yaitu melalui media online dan dalam bentuk hardcopy yang penyebarannya dilakukan di daerah Surabaya pusat, yaitu rumah makan di daerah Tunjungan Plaza dan sekitarnya. 3.4 Metode dan Prosedur Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2013). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menyebarkan kuesioner.
Menurut Arikunto (2010) angket atau kuesioner adalah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang diketahui. Responden akan diberikan beberapa
pernyataan yang berhubungan dengan penelitian dan responden dapat memilih satu diantara beberapa alternatif jawaban yang telah diberikan.
Pada penelitian ini, prosedur pengumpulan datanya adalah : 1. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan kepada responden secara tertulis (Sugiyono, 2013).
2. Pretest
Tahap pertama adalah kuesioner yang telah dibuat dibagikan kepada responden sebagai pretest, hal itu dilakukan untuk mengetahui apabila pertanyaan dalam kuesioner sudah atau belum dipahami. Hasil dari
prestest tersebut kemudian dianalisa untuk melihat perlu tidaknya
dilakukan perubahan atau redesign.
3. Final test
Selanjutnya kuesioner dibagikan sebagai final test untuk diisi sesuai dengan fakta yang dialami. Data mentah yang telah dikumpulkan selanjutnya akan diolah dengan SPSS dan dianalisis oleh peneliti. Analisis data akan digunakan untuk membuktikan hipotesa penelitian. Pengukuran variabel dilakukan dengan skala likert yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2013). Responden akan menentukan tingkat persetujuan terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Skala likert yang digunakan dalam penelitian ini memiliki lima pilihan alternatif dengan format susunan :
1 = Sangat tidak setuju 2 = Tidak setuju
3 = Cukup setuju 4 = Setuju
3.5 Definisi Operasional Variabel Konsep 1 : Faktor Demografi
Definisi Operasional : Perbedaan – perbedaan yang dimiliki oleh setiap
responden berdasarkan faktor demografi (Andrew, 2014). Indikator Empirik :
i. Usia
ii. Jenis Kelamin iii. Status Pernikahan iv. Tingkat Pendidikan
v. Pendapatan
Indikator variabel ini terdapat pada kuesioner romawi II. Konsep 1a : Usia
Definisi Operasional : Batasan atau tingkat ukuran hidup yang mempengaruhi kondisi fisik seseorang (Muskananfola, 2013).
Indikator Empirik : Tingkatan usia menunjukkan karakteristik dan tanggung jawab individu yang berbeda. Dalam penelitian ini usia yang digunakan adalah di atas 21 tahun dan dibagi menjadi 3 tingkatan :
I. 21 – 40 tahun II. >40 – 60 tahun III. >60 tahun (Hurlock, 1990)
Indikator variabel ini terdapat pada kuesioner romawi II faktor demografi pertanyaan nomor 1.
Tabel 3.1 Coding Usia
Usia Kode Keterangan
21 – 40 tahun 1 Dewasa Awal
>40 – 60 tahun 2 Dewasa Madya
Konsep 1b : Jenis Kelamin
Definisi Operasional : Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia (2017), jenis kelamin adalah pembedaan peran, kedudukan, tanggung jawab, dan pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan.
Indikator Empirik : Jenis kelamin dalam penelitian ini dibagi menjadi 2, yaitu I. Laki – laki
II. Perempuan
Indikator variabel ini terdapat pada kuesioner romawi II faktor demografi pertanyaan nomor 2.
Tabel 3.2 Coding Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Kode
Laki – laki 1
Perempuan 2
Konsep 1c : Status pernikahan
Definisi Operasional : Status pernikahan ke dalam 3 kelompok yaitu single,
married, dan post married (Kinsey, 1965).
Indikator Empirik :
I. Single II. Married
III. Post married (Bercerai atatu salah satu pasangan
meninggal)
(Kinsey, 1965)
Indikator variabel ini terdapat pada kuesioner romawi II faktor demografi pertanyaan nomor 3.
Tabel 3.3 Coding Status Pernikahan
Status Pernikahan Kode
Belum Menikah 1
Menikah 2
Post married :
Bercerai
Salah satu pasangan meninggal
3 4
Konsep 1d : Tingkat Pendidikan
Definisi Operasional : Pendidikan merupakan pengaruh yang berasal dari lingkungan terhadap individu untuk menghasilkan perubahan – perubahan tetap dalam kebiasaan perilaku, pikiran, dan sikapnya (Thompson, 1993).
Indikator Empirik : Tingkat pendidikan formal terakhir yang telah di tempuh. I. Sekolah Dasar (SD)
II. Sekolah Menengah Pertama (SMP) III. Sekolah Menengah atas (SMA) IV. Diploma
V. S1 VI. S2 VII. S3
Indikator variabel ini terdapat pada kuesioner romawi II faktor demografi pertanyaan nomor 4.
Tabel 3.4 Coding Tingkat Pendidikan
Pendidikan Terakhir Kode
Sekolah Dasar (SD) 1
Sekolah Menengah Pertama (SMP) 2
Sekolah Menengah atas (SMA) 3
Diploma 4
S1 5
S2 6
Konsep 1e : Pendapatan
Definisi Operasional : Penghasilan pribadi yang dikenal sebagai laba sebelum pajak, digunakan dalam perhitungan laba kotor (Ida dan Dwinta, 2010).
Indikator Empirik : Total pendapatan yang diperoleh setiap tahun sebelum dikurangi pajak dan beban lainnya berdasarkan PPh Pasal 21 peraturan perpajakan tentang pajak gaji, imbalan, honorarium, dan dana pensiun.
I. < 50.000.000
II. > 50.000.000 – 250.000.000 III. > 250.000.000 – 500.000.000 IV. > 500.000.000
Untuk mempermudah perhitungan maka akan dijadikan pendapatan perbulan.
Indikator variabel ini terdapat pada kuesioner romawi II faktor demografi pertanyaan nomor 5.
Tabel 3.5 Coding Pendapatan
Pendapatan per Bulan Kode Keterangan
≤ Rp 4.166.667 1 Sangat rendah
> Rp 4.166.667 –Rp 20.833.333 2 Rendah > Rp. 20.833.333 – Rp.41.666.667 3 Tinggi
> Rp.41.666.667 4 Sangat tinggi
Konsep 2 : Money Beliefs
Definisi Operasional : Kecenderungan Individu untuk membawa keyakinan tentang uang dan pemahaman tentang arti uang yang dipelajari di masa kecil ke dalam kehidupan dewasa (Furnham, 1996; Kirkcaldy & Furham, 1993).
Indikator Empirik :
i. Money Avoidance ii. Money Worship
iii. Money Status iv. Money Vigilance
Indikator variabel ini terdapat pada kuesioner romawi III. Konsep 2a : Money Avoidance
Definisi Operasional : Keadaan orang mempercayai dan melihat uang sebagai kekuatan yang membangkitkan rasa takut, kecemasan dan menilai uang itu jahat. Hal itu terjadi karena menyamakan uang dengan emosi negatif atau kejadian menyakitkan yang dialami (Sina, 2013).
Indikator Empirik :
i. kurang suka memikirkan hal yang berhubungan dengan keuangan atau penolakan terhadap uang (no. 1-4)
ii. memiliki sikap terlalu hemat (no. 5-7)
iii. penghindaran resiko yang berlebihan (no. 8-10) (Klontz et al, 2011)
Indikator variabel ini terdiri dari 10 pernyataan (no. 1 – 10) yang terdapat pada kuesioner romawi III bagian money avoidance. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert. Selanjutnya hasil akan dirata-rata, dan akan dikategorikan menggunakan rumus pengkategorian sebagai berikut:
X = !!!! ...(3.2) X = !!!! = 2
Kategori penggolongan nilai :
m = skala Likert dengan jawaban paling tinggi n = skala Likert dengan jawaban paling rendah b = Jumlah kelas (kategori) yang diinginkan x = pengkategorian nilai money avoidance
Tabel 3.6 Coding Money Avoidance
Money Avoidance Hasil Kode
Rendah 1-3 1
Tinggi >3-5 2
Konsep 2b : Money Worship
Definisi Operasional : Keadaan seseorang mempercayai bahwa peningkatan pendapatan atau rejeki akan memecahkan masalah keuangan dan dapat meningkatkan taraf hidup. Sina (2013) menuliskan bahwa keyakinan ini akan berefek pada cara mengelola waktu yaitu menggunakan waktu untuk memperoleh penghasilan setinggi – tingginya dan bukan kepada upaya membangun aset keuangan.
Indikator Empirik :
i. berani mengambil resiko (no.11-12) ii. tipe orang pekerja keras (no.13-16)
iii. suka mengakumulasi kekayaan (no. 17-20) (Klontz et al, 2011)
Indikator variabel ini terdiri dari 10 pernyataan (no. 11 – 20) yang terdapat pada kuesioner romawi III bagian money worship. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert. Selanjutnya hasil akan dirata-rata, dan akan dikategorikan menggunakan rumus pengkategorian sebagai berikut:
X = !!!! ...(3.3) X = !!!! = 2
Kategori penggolongan nilai :
m = skala Likert dengan jawaban paling tinggi n = skala Likert dengan jawaban paling rendah
x = pengkategorian nilai money worship
Tabel 3.7 Coding Money Worship
Money Worship Hasil Kode
Rendah 1-3 1
Tinggi >3-5 2
Konsep 2c : Money Status
Definisi Operasional : Keadaan seseorang mempercayai bahwa uang dapat menentukan status sosialnya melihat perbedaan yang jelas antara kelas sosial-ekonomi (Klontz et al, 2011)
Indikator Empirik :
i. sukses dalam keuangan (no 21-24) ii. memiliki sikap materialistis (no. 25-27) iii. sikap yang mementingkan kesenangan di atas
segalanya (hedonisme) (no. 28-33) (Klontz et al, 2011)
Indikator variabel ini terdiri dari 13 pernyataan (no. 21 – 33) yang terdapat pada kuesioner romawi III bagian money status. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert. Selanjutnya hasil akan dirata-rata, dan akan dikategorikan menggunakan rumus pengkategorian sebagai berikut:
X = !!!! ...(3.4) X = !!!! = 2
Kategori penggolongan nilai :
m = skala Likert dengan jawaban paling tinggi n = skala Likert dengan jawaban paling rendah b = Jumlah kelas (kategori) yang diinginkan
Tabel 3.8 Coding Money Status
Money Status Hasil Kode
Rendah 1-3 1
Tinggi >3-5 2
Konsep 2d : Money Vigilance
Definisi Operasional : Seseorang merasa bahwa sedikit atau banyak uang yang dimiliki merupakan suatu hal yang penting dan bersifat rahasia (Klontz & Klontz, 2009).
Indikator Empirik :
i. selalu waspada (no. 34-35)
ii. khawatir tentang uang (no. 36, 38, 39, 42, 45) iii. suka menabung ( no. 40-41, 44)
iv. merencanakan dana pensiun ( no.37)
v. memiliki emergency fund yang cukup (no. 43) (Klontz et al, 2011)
Indikator variabel ini terdiri dari 12 pernyataan (no. 34 – 45) yang terdapat pada kuesioner romawi III bagian money vigilance. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert. Selanjutnya hasil akan dirata-rata, dan akan dikategorikan menggunakan rumus pengkategorian sebagai berikut:
X = !!!! ...(3.5) X = !!!! = 2
Kategori penggolongan nilai :
m = skala Likert dengan jawaban paling tinggi n = skala Likert dengan jawaban paling rendah b = Jumlah kelas (kategori) yang diinginkan x = pengkategorian nilai money vigilance
Tabel 3.9 Coding Money Vigilance
Money Vigilance Hasil Kode
Rendah 1-3 1
Tinggi >3-5 2
3.6 Teknik Analisa Data
3.6.1 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, cara pengumpulan datanya adalah sebagai berikut : 1. Kuesioner
2. Pretest 3. Final Test
Kuesioner yang telah memenuhi syarat dan sesuai dengan kriteria penelitian selanjutnya akan diolah dengan software SPSS dan dianalisis. Analisis data dilakukan untuk membuktikan hipotesa penelitian.
3.6.2 Tabulasi Data
Tabulasi data adalah suatu proses menempatkan data yang telah dikumpulkan dalam bentuk tabel yang disesuaikan oleh kebutuhan data yang akan dianalisis. Data yang dikumpulkan dari hasil kuesioner diberikan kode (coding) untuk melakukan scoring pada item – item yang diperlukan untuk dianalisis. 3.6.3 Uji Kualitas Data
Kuesioner yang akan digunakan untuk mendapatkan data penelitian terlebih dahulu dilakukan uji awal (pretest) terhadap 30 orang responden agar dapat diketahui kualitas datanya, melalui teknik uji validitas dan reliabilitas (Singarimbun & Effendi, 2006).
1. Uji Validitas Alat Ukur
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu alat ukur (kuesioner) yang digunakan, artinya apakah alat ukur mampu mengukur apa yang akan diukur. Suatu instrumen dikatakan valid, jika butir-butir
pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan apa yang akan diukur atau dapat dipahami dengan mudah oleh responden.
Dalam penelitian ini, uji validitas menggunakan tipe validitas konstruk menggunakan korelasi pearson yaitu penentuan akan butir-butir pertanyaan dalam kuisioner mencerminkan atau berperan sebagai konsep yang sedang diukur (Singarimbun & Effendi, 2006). Butir pertanyaan dikatakan valid apabila nilai signifikansi < 0.05. Butir pertanyaan yang tidak valid dapat dieliminasi.
2. Uji Reliabilitas Alat Ukur
Reliabilitas adalah menunjukkan keandalan dan konsistensi dari suatu skor jawaban responden. Kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang apabila dicobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data (skor) cenderung tidak berbeda.
Uji reliabilitas pada penelitian ini diaplikasi dengan menggunakan metode Cronbachs's Alpha. Variabel penelitian dikatakan reliabel apabila memiliki nilai Alpha > 0,70 (Nunnally, 1994).
3.6.4 Analisa Korespondensi
Analisa korespondensi merupakan pendekatan komposisi untuk pemetaan perseptual yang didasarkan pada kategori tabel kontingensi yang melibatkan satu set objek dan atribut dalam suatu peta konseptual yang umum (Hair, Black, Babin, Anderson, & Tatham 2006). Selain itu, analisis korespondensi mempelajari hubungan antara dua atau lebih variabel yang juga merupakan bagian dari analisis multivariate. Analisis ini digunakan untuk mereduksi dimensi variabel dan menggambarkan profil vektor baris dan vektor kolom suatu matrik data dari tabel kontingensi.
Analisis korespondensi dapat menunjukkan bagaimana variabel – variabel saling berhubungan. Analisis korespodensi juga menggambarkan pola hubungan antar variabel yang dijabarkan dalam bentuk grafik. Bentuk grafik tersebut dapat mendeteksi gambaran awal hubungan antara variabel – variabel kategori (Benzecri, 1992).
3.6.5 Uji Chi-square
Analisa chi-square merupakan metode analisis data dalam tabel kontingensi dengan membandingkan frekuensi sel yang sebenarnya dengan frekuensi sel yang diharapkan (Hair et al, 2006). Frekuensi sel yang diharapkan didasarkan pada probabilitas marjinal dari baris dan kolomnya. Uji chi-square digunakan untuk menguji apakah dua variabel kategorik bersifat independen (tidak tergantung) atau dua variabel kategorik mempunyai asosiasi (Santoso, 2015).
3.6.6 Hipotesa Statistik
Dalam penelitian ini, uji chi-square digunakan untuk menguji hipotesis pertama, kedua, ketiga dan keempat sebagai berikut :
a. H0 : 𝜋1 = 0 Faktor demografi (usia, jenis kelamin, status
pernikahan, tingkat pendidikan, dan pendapatan) tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan
money avoidance.
H1 : 𝜋1 ≠ 0 Faktor demografi (usia, jenis kelamin, status
pernikahan, tingkat pendidikan, dan pendapatan) memiliki hubungan yang signifikan dengan money
avoidance.
b. H0 : 𝜋2 = 0 Faktor demografi (usia, jenis kelamin, status
pernikahan, tingkat pendidikan, dan pendapatan) tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan
money worship.
H1 : 𝜋2 ≠ 0 Faktor demografi (usia, jenis kelamin, status
pernikahan, tingkat pendidikan, dan pendapatan) memiliki hubungan yang signifikan dengan money
worship.
c. H0 : 𝜋3 = 0 Faktor demografi (usia, jenis kelamin, status
pernikahan, tingkat pendidikan, dan pendapatan) tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan
money status.
pernikahan, tingkat pendidikan, dan pendapatan) memiliki hubungan yang signifikan dengan money
status.
d. H0 : 𝜋4 = 0 Faktor demografi (usia, jenis kelamin, status
pernikahan, tingkat pendidikan, dan pendapatan) tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan
money vigilance.
H1 : 𝜋4 ≠ 0 Faktor demografi (usia, jenis kelamin, status
pernikahan, tingkat pendidikan, dan pendapatan) memiliki hubungan yang signifikan dengan money
vigilance.
Keputusan hipotesa :
a. Apabila ∝ < 0.05, maka harga H0 ditolak dan H1 diterima artinya ada
hubungan antara Faktor demografi (usia, jenis kelamin, status pernikahan, tingkat pendidikan, dan pendapatan) dengan Money beliefs (Money Avoidance, Money Worship, Money Status, Money Vigilance). b. Apabila ∝ ≥ 0.05, maka harga H0 diterima dan H1 ditolak artinya tidak
ada hubungan antara Faktor demografi (usia, jenis kelamin, status pernikahan, tingkat pendidikan, dan pendapatan) dengan Money beliefs (Money Avoidance, Money Worship, Money Status, Money Vigilance).