• Tidak ada hasil yang ditemukan

Beberapa masalah strategis dalam upaya menjamin akses, ketersediaan dan keterjangkauan obat serta penggunaan rasional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Beberapa masalah strategis dalam upaya menjamin akses, ketersediaan dan keterjangkauan obat serta penggunaan rasional"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS)

www.aiphss.org

Kementerian Kesehatan

Beberapa masalah strategis dalam

upaya menjamin akses, ketersediaan

dan keterjangkauan obat

serta penggunaan rasional

(2)

Kesehatan & hak azasi manusia

• Konteks global – tiga (3) kesepakatan internasional

– Konstitusi WHO 1946,

– Universal Declaration of Human Rights 1948,

– International Covenant on Economic, Social and Cultural

Rights, 1966.

• Pembukaan UUD 1945

“…

Pemerintah Negara Indonesia diamanatkan untuk

(3)

Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS)

www.aiphss.org

Kementerian Kesehatan

Universal access to essential medicines

– WHO vision

• People everywhere

have access to essential

medicines they need;

• Medicines are safe,

effective and of assured

quality;

• Medicines are

prescribed and used

rationally.

(4)

Kerangka konsep akses obat

• Pemilihan rasional - Rational selection

• Harga terjangkau - Affordable pricing

• Pembeayaan – fair and efficient financing

• Jaminan keamanan, kemanfaatan dan mutu

(assurance of safety, efficacy and quality)

• Sistem pasokan (supply) dan distribusi yang dapat

diandalkan (reliable supply and distribution system)

(5)

Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS)

www.aiphss.org

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Pemilihan obat (1)

Daftar Obat Essensial Nasional

2013

• Isi : 379 bahan aktif & 543

formulasi.

• Formulasi anak : 273 bahan

aktif & 273 formulasi

• Dasar penyediaan obat di

unit pelayanan publik

• Kriteria, proses pemilihan

dan anggota komite revisi

 transparan

-

Formularium Nasional 2013

• Isi : 604 bahan aktif & 997

formulasi.

• Formulasi anak : 478 bahan

aktif & 578 formulasi

• Dasar penyediaan,

penggunaan dan

penggantian BPJS

• Kriteria dan proses

pemilihan tidak

dideskripsikan dalam

dokumen.

Formularium

Nasional 2013

(6)

Pemilihan obat (2)

• Terdapat indikasi adanya pemilihan tanpa

disertai dukungan bukti yang cukup dalam

FORNAS 2013.

• Dampak pembeayaan dalam jangka panjang

• Analisis dengan dasar bukti keamanan,

(7)

Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS)

www.aiphss.org

Kementerian Kesehatan

Penentuan harga obat

• E catalog mendorong keterbukaan dalam pembelian obat

• Pengendalian harga (price control) 499 produk generic melalui E catalog.

Perlu pengendalian harga terhadap obat patennya.

• Beberapa harga obat generik terlalu rendah dibandingkan dengan

international reference price. Variasi yang besar dalam harga, terutama di

luar E catalog.

• Perlu studi komprehensip harga obat & monitoring harga di luar E catalog.

• Evaluasi secara berkala proses negosiasi harga E catalog

• Pemilihan bertahap

– Prakualifikasi produk & supplier

– Pemilihan berdasarkan harga

(8)

Harga beberapa obat generic setelah kebijakan pengendalian

harga (Anggraini, 2012, PhD thesis at USM)

(9)

Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS)

www.aiphss.org

Kementerian Kesehatan

Perbandingan harga beberapa obat dalam

E catalog dengan international reference price

Nama obat

Rasio terhadap harga

internasional

Asiklovir tablet/kapsul 200 mg

0.41 – 0.69

Amoksisilin kapsul 250 mg

0.94 – 1.02

Amlodipin tablet 10 mg

2.2 – 2.6

Metformin tablet

0.62 – 0.71

Sefadroksil sirup kering 60 ml

0.25 – 0.27

Parasetamol tablet 500 mg

0.14 – 0.17

Kotrimoksazol 400/80 mg

0.41 – 0.50

Dampak terhadap

- Ketaatan supplier

- Mutu obat

- Ketersediaan obat

- Kesehatan

industri generik

Perlu peninjauan

kembali kesepakatan

harga

(10)

Harga pembelian di

Puskesmas dan apotik

(11)

Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS)

www.aiphss.org

Kementerian Kesehatan

Pembeayaan & pembelanjaan obat

Peningkatan anggaran obat dari

tahun ke tahun dari Pusat.

Kebijakan Satu Pintu Obat Publik

untuk meningkatkan efisiensi rantai

suplai manajemen.

Kekurangan data mengenai konsumsi

dan beaya obat beserta

penggunaannya.

Sulit melacak alur uang dan produk.

Tidak ada sistem elektronik

standard/kompatibel untuk

pengelolaan supplai obat.

.

• Perlu pengembangan dan

penggunaan sistem IT untuk

pengelolaan, pemantauan

konsumsi dan pembeayaan

obat.

• Perlu analisis finansial

konsumsi dan

pembelanjaan obat untuk

meningkatkan efisiensi

pembelanjaan di berbagai

tingkat

.

(12)

Contoh analisis konsumsi obat : 10 obat

terbanyak di Kabupaten Sleman 2013

(13)

Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS)

www.aiphss.org

Kementerian Kesehatan

Contoh analisis konsumsi obat– transaksi suppliers ke

instansi pemerintahan (berdasarkan nilai uang)

(14)

Pasokan (supply) dan distribusi obat

• Rata rata nasional stok obat di tingkat kabupaten

telah mencukupi.

• Disparitas stok antar propinsi,

– Overstock

– Stock out

• Bagaimana ketersediaan di Puskesmas atau RS ?

• Perlu monitoring ketersediaan di unit pelayanan

(15)

Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS)

www.aiphss.org

Kementerian Kesehatan

Ketersediaan obat & vaksin

Rata rata ketersediaan tingkat

(16)

Jaminan mutu & rantai dingin vaksin

Rifaskes 2011

Ketersedian vaksin di banyak

propinsi umumnya sudah bagus

(> 90 %).

Ketersediaan dan berfungsinya

alat rantai dingin (cold box,

kulas dan vaccine carrier)

hanya 45 %.

PP 42 Menkes  propinsi,

kabupaten/kota bertanggung

jawab dalam penyediaan

Kejadian luar biasa difteria ?

http://health.kompas.com

/read/2012/11/13/022846

14/762.Kasus.Difteri.di.Jati

m.29.Meninggal

.

http://www.tempo.co/rea

d/news/2015/01/30/1736

38878/Padang-KLB-Difteri

(17)

Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS)

www.aiphss.org

Kementerian Kesehatan

Jaminan mutu & regulasi obat (1)

• Infrastruktur regulasi dan jaminan mutu

lengkap

– BPOM anggota Pharmaceutical Inspection Convention,

– PPOM ter-akreditasi oleh WHO & Global Fund

– Established drug regulatory authority (WHO)

– Rating tertinggi oleh KPK dalam transparansi.

• Sistem regulasi obat mapan dan berfungsi

(established drug regulatory authority).

(18)

Jaminan mutu & regulasi obat (2)

• Tantangan

– Penegakan hukum (market enforcement) untuk

peredaran obat. Kerja sama dengan aparat penegak

hukum & pemerintah kabupaten,

– Memperluas surveilanse mutu obat baik di sektor

swasta maupun publik,

– Emergency response untuk kejadian katastrofik karena

bahan berbahaya,

(19)

Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS)

www.aiphss.org

Kementerian Kesehatan

• Infrastruktur industri yang sehat dan mapan untuk

pemenuhan kebutuhan obat jadi dalam negeri.

• 225 industri – 70 % CPOB (Cara Produksi Obat yang Baik).

• Memperkuat inspeksi dan sertifikasi.

• Perlu insentif industri generik untuk memenuhi kebutuhan

JKN

– Pengendalian harga obat generik kontra produktif terhadap

ketersediaan obat dan mutunya dalam pasar.

– Evaluasi kebijakan obat generik

(20)

Penggunaan obat rasional (1)

• Kurang dari 60 % penggunaan obat rasional di unit unit pelayanan

Puskesmas.

• Kurang dari 30 % pelayanan farmasi standard di Puskesmas

perawatan

• Dampak medis & ekonomis penggunaan obat yang tidak rasional.

• Perlu upaya/strategi komprehensip untuk mendorong kualitas

penggunaan obat

• Perlu kerjasama dengan lembaga lembaga pendidikan untuk

memperkenalkan konsep penggunaan obat rasional sejak masa

pendidikan

(21)

Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS)

www.aiphss.org

Kementerian Kesehatan

Penggunaan obat rasional (2)

Penggunaan rasional di unit

(22)

Penggunaan obat rasional (3)

Pelayanan farmasi

Pelayanan farmasi standard

(23)

Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS)

www.aiphss.org

Kementerian Kesehatan

Bagaimana Pembagian Peran pusat, propinsi dan

kabupaten - UU nomer 23 tahun 2014 ?

PUSAT PROPINSI KABUPATEN/KOTA

a

.

Penyediaan obat, vaksin, ALKES.

b. Pengawasan ketersediaan

pemerataan, dan

keterjangkauan obat dan ALKES

c. Pembinaan dan

pengawasan industri,

sarana produksi dan

sarana distribusi.

d. Pengawasan pre-market

e. Pengawasan post-market

obat, obat tradisional,

kosmetika, alat

kesehatan, PKRT, dan

makanan minuman

a

. Penerbitan pengakuan

pedagang besar farmasi

(PBF) cabang dan cabang

penyalur alat kesehatan

(PAK) .

b. Penerbitan izin usaha

kecil obat tradisional

(UKOT

).

a

. Penerbitan izin apotek,

toko obat, toko alat

kesehatan dan optikal.

b. Penerbitan izin usaha

mikro obat tradisional

(UMOT).

c. Penerbitan sertifikat

produksi alat kesehatan

kelas 1 (satu) tertentu

dan PKRT kelas 1 (satu)

tertentu perusahaan

rumah tangga.

d. Penerbitan izin produksi makanan

dan minuman pada industri

rumahtangga.

e. Pengawasan post-market produk

makanan minuman industri rumah

tangga.

(24)

• Pasar alat kesehatan di Indonesia masih akan terus berkembang, tetapi

peran industri domestik hanya 10 %.

• Peran industry domestic masih dalam produk teknologi sederhana

• Perlu kebijakan insentif untuk mendorong industri dalam negeri

– Daftar kebutuhan prioritas dalam rangka JKN,

– Mapping industri domestik yang berminat dan berpotensi,

– Insentif regulasi dan perijinan tanpa mengorbankan mutu, keamanan dan

kemanfaatan (registrasi jalur cepat),

– Insentif pajak – pengurangan pajak masuk bahan baku,

Alat kesehatan – bagaimana

mendorong industry domestic ?

(25)

Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS)

www.aiphss.org

Kementerian Kesehatan

Penutup

• Apa yang perlu diperbaiki untuk menjamin akses &

ketersediaan obat ?

– Pemilihannya

– Penentuan harga

– Pembeayaan,

– Sistem pasokan (supply) dan distribusi

– Regulasi & jaminan mutu

– Produksi generik

– Penggunaan rasional

– Dll.

Referensi

Dokumen terkait