• Tidak ada hasil yang ditemukan

Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat-Nya, kami mampu menyelesaikan Laporan Kinerja tahun 2020 ini dengan tepat waktu Berdasarkan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah mewajibkan bagi instansi pemerintah untuk menyusun laporan kinerja setiap tahun.

Laporan kinerja yang telah kami susun ini menyajikan capaian kinerja Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat dengan merefleksikan renstra tahun 2020-2024 serta rencana target kinerja yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja. Perlu kami sampaikan bahwa pada tahun ini kami telah menetapkan 4 (empat) sasaran kegiatan dengan 6 (enam) indikator kinerja kegiatan dalam Perjanjian Kinerja Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat tahun 2020 sebagaimana tersusun juga melalui aplikasi e-kinerja

pencapaian keenam indikator kinerja kegiatan merupakan titik tolak dalam tren pencapaian target jangka menengah di dalam renstra.

Mewabahnya covid-19 tidak serta merta produktivitas dan capaian kinerja melalui berbagai kegiatan yang diselenggarakan Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat terhenti. Pada masa pandemi ini direktorat memiliki beberapa fokus pencapaian kinerja tahun 2020, yaitu penyediaan layanan advokasi kepercayaan terhadap Tuhan YME dan masyarakat adat, penyusunan rancangan peraturan presiden mengenai pembinaan kepercayaan terhadap Tuhan YME dan masyarakat adat, serta kegiatan internalisasi dan pemberdayaan penghayat kepercayaan dan masyarakat adat yang berkaitan dengan pemanfaatan berbagai objek pemajuan kebudayaan milik penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME dan masyarakat adat dalam menghadpi pandemi. Secara umum pada tahun 2020 di tengah gelombang pandemi global Covid-19, Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat

(5)

Melalui laporan kinerja ini, diharapkan dapat memberikan gambaran objektif tentang kinerja yang dihasilkan Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat pada tahun 2020. Semoga laporan kinerja ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi perencanaan program/kegiatan dan anggaran, perumusan kebijakan bidang pendidikan dan kebudayaan serta peningkatan kinerja ditahun mendatang. Diharapkan pula melalui penyusunan laporan kinerja ini mendorong adanya perbaikan yang terus-menerus dalam implementasi siklus SAKIP, mulai dari

perencanaan, pelaksanaan, pengukuran, pelaporan.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan kinerja Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat pada tahun 2020.

Jakarta, 29 Januari 2021 Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ……….. iii

IKHTISAR EKSEKUTIF………..………... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Gambaran Umum ... 2

B. Dasar Hukum………... 5

C. Tugas dan Fungsi serta Struktur Organisasi ……… 7

D. Isu-Isu Strategis/Permasalahan ... 8

BAB II PERENCANAAN KINERJA ………. 10

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ……… 16

A. Capaian Kinerja ... 17

B. Realisasi Anggaran ... 64

BAB IV PENUTUP ………. 69

(7)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Pelaporan kinerja sebagai bagian dari rangkaian siklus SAKIP berperan penting dalam menyajikan akuntabilitas kepada publik mengenai hasil perencanaan, pengukuran dan evaluasi kinerja. Laporan kinerja Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat tahun 2020 menyajikan tingkat pencapaian empat sasaran kegiatan dengan enam indikator kinerja kegiatan sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian kinerja tahun 2020. Tingkat ketercapaian dan ketidakcapaian indikator beserta berbagai tren pencapaiannya setiap tahun lebih detail diuraikan pada Bab III.

Sebelumnya Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat telah menyusun Rencana Kinerja Tahunan yang berisi rencana program dan kegiatan dengan menyertakan 4 (empat) Sasaran Kegiatan (SK) dan 6 (enam) Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) program teknis serta ditambah dengan 1 (satu) SK dan 1 (satu) IKK dukungan manajemen yang kesemuanya digunakan sebagai basis pengukuran kinerja. Jika dilihat dari realisasi kinerja dari keenam indikator tersebut, empat menunjukkan capaian kinerja sangat baik (85%≤capaian<100%), bahkan terdapat 2 indikator mampu melebihi target 100%.

Kriteria sangat baik dicapai melalui realisasi SK Mmeningkatnya materi pembelajaran budaya dan penguatan karakter yang terintegrasi di sekolah dengan IKK jumlah materi pembelajaran budaya dan penguatan karakter yang terintergrasi di sekolah. Dari 3 (tiga) materi pembelajaran, telah disusun 3 (tiga) materi pembelajaran budaya dan penguatan karakter pada tahun anggaran 2020 atau dengan kata lain tercapai 100% target yang ditetapkan.

Begitu juga dengan realisasi SK meningkatnya partisipasi perempuan dalam kegiatan-kegiatan pelestarian dan pemajuan budaya dengan IKK pertama, perempuan pelaku budaya yang mendapatkan sertifikasi dan peningkatan kompetensi dan IKK kedua, persentase perempuan yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan pemajuan kebudayaan. Kedua capaian indicator dari sasaran tersebut bahkan melampaui target yang ditetapkan yaitu >100%, yakni sebesar 104% capaian untuk perempuan pelaku budaya dan juga 146,33% untuk persentase partisipasi perempuan.

Capaian yang optimal juga diraih oleh SK meningkatnya jumlah wilayah adat yang dikembangkan menjadi ruang interaksi pemajuan kebudayaan dengan IKK pertama, jumlah wilayah adat yang dikembangkan menjadi ruang interaksi bersama pemajuan kebudayaan serta IKK kedua, jumlah organisasi kepercayaan dan komunitas adat yang mendapatkan dukungan kelembagaan. Tingkat realisasi kedua indicator tersebut sesuai dengan target atau ketercapaiannya sejumlah 100% dari yang telah ditetapkan.

(8)

Kriteria sangat baik juga dicapai pada SK meningkatnya jumlah tenaga penggerak/penggiat budaya tingkat Desa dengan IKK jumlah tenaga penggerak/penggiat budaya tingkat Desa. Meskipun tingkat ketercapaian indikatornya mencapai 98,59% dari jumlah tenaga penggiat budaya yang ditetapkan di dalam renstra, capaian ini juga masih tergolong kategori sangat baik.

Selain realisasi empat SK dan enam IKK tersebut, terdapat IKK yang mendukung sasaran meningkatnya tata kelola satuan kerja di lingkungan ditjen kebudayaan dengan indicator predikat SAKIP setiap satker minimal BB. Pada tahun 2020 ini skor SAKIP direktorat mencapai 83,27 dengan predikat nilai A. Dengan demikian capaian indikator ini juga melampaui indicator yang telah ditetapkan Direktorat Jenderal Kebudayaan. Berikut capaian IKK dari program teknis Direktorat Kepercayaan dan Masyarakat Adat.

capaian <100% (1), capaian =100% (3), capaian >100% (2)

Anggaran Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat untuk tahun 2020 adalah sebesar Rp 27.599.666.000,- dan capaian kinerja keuangannya dapat dikategorikan sangat baik (85%≤capaian<100%) dengan jumlah serapan Rp 25.067.019.037 ,- atau sebesar 90,60%.

(9)

Beberapa permasalahan/kedala utama yang dihadapi dalam upaya pencapaian target antara lain:

1. Pandemi covid-19 yang melanda tanah air sejak triwulan I tahun 2020

2. Perubahan desain perencanaan pelaksanaan hampir seluruh kegiatan akibat pandemi baik dalam waktu, format, tempat, stakeholder dan penerima manfaat

3. Perubahan organisasi dan tata kelola melalui pemangkasan level jabatan struktural menuntut adaptasi terhadap perubahan pola kerja baru yang mengoptimalkan jabatan fungsional, dalam hal ini pamong budaya

4. Perubahan Nomenklatur dalam organisasi di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan khususnya di lingkungan Direktorat Jenderal Kebudayaan menyebabkan terlambatnya pagu definitif dalam DIPA rev-1, sehingga sebagian besar kegiatan mengalami keterlambatan waktu pelaksanaan karena baru bisa berjalan setelah bulan Mei 2020

Beberapa langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Direktorat untuk mengatasi kendala tersebut diantaranya:

1. Menyusun manajemen risiko pelaksanaan kegiatan di tengah pandemi untuk memetakan tingkat risiko dari masing-masing kegiatan

2. Fokus pada pemenuhan capaian target yang telah dituangkan dalam perjanjian kinerja 3. Menyiapkan konsep alternatif pelaksanaan kegiatan di tengah pandemi baik secara luring

maupun daring

4. Membuat jadwal kegiatan ataupun lini masa dalam penyiapan hingga pelaksanaan kegiatan.

Kinerja Keuangan

Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat

(10)

5. Koordinasi yang intensif secara virtual dengan semua pemangku kegiatan terkait dalam penyiapan program dan kegiatan

6. Menyusun sistem kerja baru melalui pembentukan kelompok-kelompok kerja guna mendukung pelaksanaan tugas direktorat.

(11)
(12)

A. GAMBARAN UMUM

Indonesia merupakan negara super power dalam soal kebudayaan. Kondisi geofisik negara kita sebagai negara kepulauan telah memberikan berkah sekaligus kekuatan yang membuat bangsa ini besar. Kekayaan ragam latar belakang budaya masyarakatnya secara jelas dapat di lihat dari jumlah kelompok masyarakat adat dan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME. Kekuatan dalam bentuk masyarakat multikultural tersebut merupakan potensi besar yang dimiliki oleh negara ini karena tidak semua negara memiliki potensi kekayaan budaya yang besar seperti kita miliki.

Baik penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat telah lama berkontribusi dalam pelestarian kebudayaan milik bangsa. Pascareformasi khususnya dengan adanya amandemen konstitusi pada pasal 18 B ayat 2, “Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang.” Pada pasal 29 disebutkan juga bahwa “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.” Hadirnya Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat diharapkan memperkuat jaminan eksistensi kedua kelompok tersebut dalam mengimplementasikan amanat konstitusi. Selain itu, keberadaan kedua subjek tersebut memainkan peran penting dalam kerja pemajuan kebudayaan.

Lahirnya undang-undang No. 5 tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan yang berisikan perubahan tata kelola dalam merealisasikan amanat konstitusi pasal 32 ayat 1 untuk memajukan kebudayaan memberikan ruang yang luas bagi penghayat kepercayaan dan masyarakat adat untuk terus berkontribusi bagi untuk bangsa. Dalam perjalanan sejarahnya sendiri, Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat sendiri beberapa kali mengalami perubahan organisasi seperti dalam deskripsi berikut:

o 1975 berdasarkan instruksi Menteri Agama Nomor 13 tahun 1975, Pembinaan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang maha Esa pada awalnya berada di bawah kewenangan Departemen Agama dan berada pada bagian Pengawasan Aliran Kerokhanian di Sekretariat Kantor Wilayah Departemen Agama. Berdasarkan instruksi

(13)

o 1978 Berdasarkan GBHN 1978 Kepercayaan terhadap Tuhan YME dinyatakan bukan sebagai agama melainkan bagian dari kebudayaan. GBHN 1978 tersebut menjadi landasan bahwa Pengawasan atau Pembinaan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa tidak lagi berada di Departemen Agama dan dikuatkan dengan Instruksi Menteri Agama Nomor 4 tahun 1978 tanggal 11 April 1978 tentang kebijakan mengenai aliran-aliran kepercayaan tidak lagi menjadi urusan seluruh jajaran di Departemen Agama. Mengacu pada Pidato Kenegaraan Presiden tanggal 16 Agustus 1978 di depan Sidang MPR yang menyatakan bahwa Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa merupakan bagian dari kekayaan kebudayaan maka nomenklatur yang berwenang untuk melakukan pembinaan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Berdasarkan Keppres No. 27 tahun 1978 tanggal 31 Agustus 1978 di lingkup Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ditambahkan satu wadah baru di Direktorat Jenderal Kebudayaan yaitu Direktorat Pembinaan Penghayatan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Direktorat baru ini selanjutnya berdasarkan Keppres No. 40 tahun 1978 diubah menjadi Direktorat Pembinaan Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

o 1999 Pada tahun 1999, terjadi perubahan nomenklatur di Departemen Pendidikan Nasional yang membawa perubahan pada penempatan bidang Penghayat Kepercayaan di bawah tanggung jawab Direktorat Nilai Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan Nasional.

o 2001 Pada tahun 2001, unit Kebudayaan yang semula berada dalam Departemen Pendidikan dan Kebudayaan termasuk kedua direktorat itu direstrukturisasi digabung ke dalam Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Pada tahun 2002 pelayanan bidang Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dilaksanakan oleh Direktorat Tradisi dan Kepercayaan, Badan Pengembangan Pariwisata. Kemudian Departemen Kebudayaan dan Pariwisata berubah nomenklatur menjadi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dengan tugas dan fungsi merumuskan kebijakan. Dalam pelaksanaan operasionalnya berada di bawah Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata. o 2003 Pada tahun 2003 Urusan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berada di

bawah Asisten Deputi Urusan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Deputi Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. o 2006 Pada tahun 2006 terjadi perubahan nomenklatur pada Kementerian Kebudayaan dan

Pariwisata sehingga pelayanan bidang Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa ditangani oleh Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Direktorat ini

(14)

berada di bawah Direktorat Jenderal Nilai Budaya Seni dan Film, Kementerian kebudayaan dan Pariwisata.

o 2012 Pada tahun 2012, terjadi perubahan nomenklatur yang berdampak pada bidang kebudayaan yang direintegrasikan ke dalam Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Perubahan itu membawa konsekuensi perubahan kelembagaan, yaitu penggabungan dua direktorat menjadi Direktorat Pembinaan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi, Satuan Kerja Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Perubahan ini menunjukkan terjadinya perubahan paradigma pemerintah yang menempatkan fungsi sebagai pelayanan dalam pelestarian kebudayaan yang menjadikan kebudayaan sebagai arus utama dalam pembangunan pendidikan di Indonesia. Pendidikan sejatinya adalah proses pembudayaan yang dilembagakan dalam pranata keluarga, masyarakat, dan sekolah. Keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama.

o 2015 Pada tahun 2015, Direktorat Pembinaan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi berubah menjadi Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi yang berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Perubahan ini diikuti dengan perubahan nomenklatur pada eselon II dan pada level Subdirektorat.

o 2017 Pada tahun 2017, merupakan momentum perbaikan tata kelola bidang kebudayaan dengan disahkannya UU No 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Melalui empat pilar mulai dari pelindungan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan terhadap sepuluh objek pemajuan kebudayaan (OPK) upaya pemajuan tersebut dilaksanakan. Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi sendiri memainkan peran signifikan dalam pemajuan OPK karena hampir seluruh pengelolaan OPK berada dalam ranah tugas dan fungsi di bidang Tradisi.

o 2019 Pada tahun 2019, terbit aturan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 45 tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kelola di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Terjadi perubahan nomenklatur satker pusat di lingkungan Direktorat Jenderal Kebudayaan di mana sebagian satker mengikuti perubahan tata kelola pemajuan kebudayaan. Perubahan nomenklatur tersebut juga terjadi pada Direktorat Kepercayaan

(15)

(1) Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan (2) Masyarakat Adat. Kepercayaan terhadap Tuhan YME sendiri adalah pernyataan dan pelaksanaan hubungan pribadi dengan Tuhan YME berdasarkan keyakinan yang diwujudkan dengan perilaku ketaqwaan terhadap Tuhan YME serta pengamalan budi luhur yang ajarannya bersumber dari kearifan lokal bangsa Indonesia. Sedangkan Masyarakat Adat adalah komunitas-komunitas yang hidup berdasarkan asal-usul leluhur secara turun temurun di atas suatu wilayah adat, yang memiliki kedaulatan atas tanah dan kekayaan alam, kehidupan sosial budaya, yang diatur oleh hukum adat dan lembaga adat yang mengelola keberlangsungan kehidupan masyarakatnya.

B. DASAR HUKUM

Dasar hukum dibentuknya Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat adalah:

1. Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 18 ayat (2) “Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat serta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia”;

2. Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 29 ayat (2) “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu”;

3. Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 32 ayat (1) “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya”;

4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan;

5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara;

6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2019 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

7. Peraturan bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor 42/40 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelestarian Kebudayaan;

8. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor 43 dan 41 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelayanan kepada Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan YME;

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelestarian Tradisi;

(16)

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendikdikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Dasar hukum penyusunan laporan kinerja antara lain:

1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

2. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

3. PermenPAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja;

4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 9 Tahun 2016 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan Kemendikbud;

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2019 tentang tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2020-2024.

(17)

C. TUGAS DAN FUNGSI SERTA STRUKTUR ORGANISASI

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tugas Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, pendataan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pembinaan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan masyarakat adat, serta urusan ketatausahaan Direktorat. Untuk melaksanakan tugas tersebut Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat menyelenggarakan fungsi:

1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat;

2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat;

3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembinaan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan masyarakat adat;

4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembinaan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan masyarakat adat;

5. Pelaksanaan pendataan di bidang pembinaan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan masyarakat adat;

6. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pembinaan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan masyarakat adat, dan;

7. Pelaksanaan urusan ketatausahaan Direktorat.

Secara struktural untuk mengikuti arahan Bapak Presiden RI mengenai pemangkasan eselonisasi melalui PermenPAN-RB 28/2019 dan mengimplementasikan Permendikbud 45/2019, Direktur dibantu oleh seorang Kasubbag Tata Usaha. Guna merealisasikan tugas-fungsi, serta program dan kegiatan Direktur dibantu oleh Jabatan Fungsional (JF) Pamong Budaya, Perencana dan Pranata Komputer. Saat ini direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat memiliki jumlah pegawai sebanyak 74 orang yang komposisinya terdiri dari 54 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 20 orang Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN). Dari jumlah tersebut, 14 orang di antaranya merupakan pejabat fungsional. Orginasasi Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat dipimpin oleh seorang Direktur yang merupakan pejabat eselon II. Berikut struktur organisasi Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat sesuai Permendikbud Nomor 45 Tahun 2019:

(18)

Struktur Organisasi Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat

D. ISU-ISU STRATEGIS/PERMASALAHAN

Sebagai upaya membentuk insan dan ekosistem kebudayaan khususnya kepercayaan dan masyarakat adat, maka permasalahan-permasalahan mengenai kepercayaan dan masyarakat adat harus dapat diselesaikan dengan baik. Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat sendiri telah mengidentifikasi isu-isu strategis/permasalahan yang dihadapi. Beberapa isu strategis/permasalahan yang menjadi perhatian antara lain:

1. Penanganan permasalahan kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat membutuhkan koordinasi lintas sektoral sehingga dibutuhkan sinergi bersama antar kementerian/lembaga terkait;

2. Pemenuhan hak-hak sipil dan hak berkebudayaan kelompok penghayat kepercayaan dan masyarakat adat belum dapat sepenuhnya mengikuti amanat konstitusi;

3. Masih bermunculannya berbagai kasus diskriminasi, persekusi bahkan tindak kekerasan bagi penghayat kepercayaan dan masyarakat adat di berbagai daerah;

4. Kurangnya data komunitas adat khususnya mengenai lokus atau persebarannya di Indonesia yang dibutuhkan dalam upaya pemberdayaan, pembinaan, dan pelayanan kepada komunitas adat belum optimal;

5. Belum tersusunnya data terpadu mengenai OPK (objek pemajuan kebudayaan) yang dikelola oleh masyarakat adat dan kepercayaan terhadap tuhan YME sebagai basis data potensi yang dikelola untuk pemberdayaan;

6. Masih minimnya data Objek Pemajuan Kebudayaan sehingga berbagai upaya Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan YME

dan Masyarakat Adat

Kasubag Tata Usaha

(19)

tentang Layanan Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan YME pada satuan pendidikan;

8. Belum optimalnya pendataan dan pelayanan bagi penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME khususnya bagi penghayat perorangan dan organisasi penghayat yang belum terdaftar di Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat, hal ini berkaitan dengan putusan Mahkamah Konstitusi yang mengakui status penghayat kepercayaan dalam kartu identitas kependudukan;

9. Koordinasi dan perhatian dari OPD di daerah khususnya di bidang kepercayaan dan masyarakat adat belum optimal, terutama dalam tindak lanjut pelestarian tradisi secara berkesinambungan pascapelaksanaan kegiatan.

(20)
(21)

Bab II

Perencanaan Kinerja

Dalam rangka mendukung pencapaian Sasaran Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana tertuang dalam Permendikbud No 22 Tahun 2020, yaitu meningkatnya pemajuan dan pelestarian bahasa dan kebudayaan, serta Tiga Sasaran Program Direktorat Jenderal Kebudayaan yaitu:

1. Terwujudnya pelindungan Warisan Budaya yang memperkaya kebudayaan nasional

2. Terwujudnya Keragaman Ekspresi Budaya untuk Memperkuat Kebudayaan yang Inklusif

3. Terwujudnya peningkatan mutu pengelolaan kebudayaan.

Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat menetapkan target tahunan yang telah tertuang pada Renstra Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan 2020 s.d 2024 dan telah diderivasikan melalui penyusunan Perjanjian Kinerja tahun 2020. Perubahan nomenklatur organisasi menjadi Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat menyebabkan adanya perubahan dalam proses perencanaan yang selanjutnya turut mengubah perjanjian kinerja. Ditambah lagi dengan pandemi Covid-19 yang melanda tanah air sejak Maret 2020 juga telah mendorong menyebabkan beberapa kali terjadi revisi anggaran. Jelasnya, realokasi anggaran untuk penanganan pandemi serta pengalihan anggaran untuk program prioritas Direktorat Jenderal Kebudayaan menjadi alasan bagi Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat untuk beberapa kali perjanjian kinerja.

Perjanjian kinerja dilakukan pada awal tahun anggaran maka target dan alokasi anggaran yang tercantum pada DIPA pertama. Revisi perjanjian kinerja dilakukan perubahan nomenklatur organisasi menjadi Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat. Penyesuaian ini hanya merelokasi anggaran dan tidak merevisi target sebagaimana sesuai dengan perencanaan tahap awal. Dalam perjalanannya target dan alokasi yang tercantum dalam perjanjian kinerja mengalami penyesuaian karena kebijakan refocusing anggaran. Adapun perjanjian kinerja Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat tahun 2020 adalah sebagai berikut:

(22)

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target 1 Meningkatnya jumlah

materi pembelajaran budaya dan penguatan karakter yang terintegrasi di sekolah

1.1 Jumlah materi pembelajaran budaya dan penguatan karakter yang terintegrasi di Sekolah Materi Pembeajaran 3 2 Meningkatnya partisipasi perempuan dalam kegiatan-kegiatan pelestarian dan pemajuan budaya

2.1 Jumlah perempuan pelaku budaya yang memperoleh peningkatan kapasitas dan sertifikasi

Orang 300

2.2 Persentase perempuan yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan pelestarian dan pemajuan budaya

Persentase 25

3 Meningkatnya jumlah wilayah adat yang dikembangkan menjadi ruang interaksi pemajuan kebudayaan

3.1 jumlah wilayah adat yang dikembangkan menjadi ruang interaksi pemajuan kebudayaan

Wilayah Adat 3

3.2 Jumlah komunitas adat dan penghayat kepercayaan yang memperoleh dukungan kelembagaan Komunitas 25 4 Meningkatnya jumlah tenaga penggerak/penggiat budaya tingkat desa

4.1 Jumlah tenaga

penggerak/penggiat budaya tingkat desa

Orang 359

Dikarenakan optimalisasi anggaran untuk penanganan pandemi covid-19, maka perjanjian kinerja juga mengalami perubahan pada bulan April. Kebijakan refocusing anggaran di Direktorat Jenderal Kebudayaan pada tahun bulan Juni tahun 2020 menyebabkan adanya

(23)

target ini telah melalui melalui proses trilateral meeting untuk mendapatkan persetujuan dari Biro perenanaan Kemdikbud Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan Direktorat Jenderal Anggaran (DJA). Adapun derivasi Sasaran Kegiatan dan indikator kinerja kegiatan ke dalam komponen kegiatan-kegiatan Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat adalah sebagai berikut:

No Sasaran Kegiatan

(SK) Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Target

1 Meningkatnya jumlah materi pembelajaran budaya dan penguatan karakter yang terintegrasi di sekolah

Jumlah materi pembelajaran budaya dan penguatan karakter yang terintegrasi di Sekolah

3 Materi

1 Publikasi Tayangan Media Cetak dan Elektronik

1 2 Mimbar Kepercayaan terhadap Tuhan YME - 3 Layanan Pendidikan Masyarakat Adat 1 4 Review Terminologi dalam Kepercayaan

terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat

- 5 Layanan Pendidikan Kepercayaan terhadap

Tuhan YME pada Aplikasi E Raport

1

6 Pendataan Masyarakat Adat -

7 Validasi Data Organisasi Kepercayaan terhadap Tuhan YME

- 2 Meningkatnya partisipasi perempuan dalam kegiatan-kegiatan pelestarian dan pemajuan budaya

Perempuan Pelaku Budaya Yang

Memperoleh Peningkatan Kapasitas Dan Sertifikasi

300 Orang

1 Peningkatan Kompetensi Penyuluh

Kepercayaan terhadap Tuhan YME terhadap Bahan Ajar dan Buku Teks

250

2 Sarasehan Pemuda Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan YME

50 Persentase perempuan yang terlibat dalam

kegiatan-kegiatan pelestarian dan pemajuan budaya

30 %

3 Meningkatnya jumlah wilayah adat yang dikembangkan

menjadi ruang interaksi pemajuan kebudayaan

Jumlah Komunitas Adat dan Penghayat Kepercayaan yang Memperoleh Dukungan Kelembagaan

25 komunitas 1 Sosialisasi Peraturan Perundangan

Kepercayaan terhadap Tuhan YME

-

2 Sarasehan Masyarakat Adat 5

3 Upacara Satu Suro dan Ruwatan 15

4 Pemberian Penghargaan Tokoh dan

Organisasi Penghayat dan Masyarakat adat

- 5 Ekspresi dan Ketahanan Budaya Spiritual 5

(24)

No Sasaran Kegiatan

(SK) Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Target

Jumlah wilayah adat yang dikembangkan menjadi ruang interaksi pemajuan kebudayaan

3 wilayah adat 1 Pemberdayaan Potensi Masyarakat Adat 3 wilayah

adat 2 Advokasi Kepercayaan dan Masyarakat Adat 1 layanan

3 Advokasi Masyarakat Adat 1 layanan

4 Penyusunan NSPK Pembinaan Kepercayaan terhadap Tuhan YME

1 NSPK 5 Penyusunan NSPK Pelaporan Tindak

Persekusi dan Diskriminasi bidang Masyarakat Adat

1 NSPK

4 Meningkatnya jumlah tenaga

penggerak/penggiat budaya tingkat Desa

Meningkatnya Jumlah Tenaga

Penggerak/Penggiat Budaya Tingkat Desa

359 orang

Penggiat budaya 359

Meningkatnya Tata Kelola Satuan Kerja di Lingkungan Ditjen Kebudayaan

Rata-rata predikat SAKIP satker minimal BB BB Layanan Internal (overhead)

1 Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi

Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Satker

2 Penyusunan Rencana Program dan Anggaran 3 Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi 4 Layanan Ketatausahaan

Layanan Perkantoran 5 Gaji dan Tunjangan

6 Operasional dan Pemeliharaan Kantor

(25)
(26)

BAB III

(27)

Bab III

Akuntabilitas Kinerja

Setiap target kinerja yang telah ditetapkan baik dalam perjanjian kinerja maupun rencana kinerja tahunan perlu diketahui tingkat pencapaiannya pada akhir tahun anggaran. Sesuai target yang telah ditetapkan, meskipun pada tahun 2020 dibayangi oleh pandemi global Covid-19, Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat sangat berupaya mencapai target yang telah ditetapkan tersebut di atas sebagai upaya memajukan kebudayaan dan juga pertanggungjawaban penggunaan anggaran. Pada tahun ini juga merupakan periode awal dalam implementasi Renstra Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat tahun 2020-2024. Periode ini merupakan pencapaian awal dari Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan dan akan dijadikan sebagai patokan awal dalam pemenuhan target akhir di tahun 2024

Guna mengetahui tingkat ketercapaian (keberhasilan/kegagalan) dari setiap target kinerja yang ditetapkan di dalam renstra dan RKT serta sebagai bahan evaluasi kinerja, diperlukan uraian dan analisis capaian kinerja yang lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan. Berikut ini disajikan uraian tingkat ketercapaian dari seluruh sasaran kegiatan beserta indikator kinerjanya serta realisasi anggaran yang digunakan dalam upaya pencapaian target kinerja tersebut.

A. CAPAIAN KINERJA

Sesuai dengan perjanjian kerja dan rencana kinerja tahun 2020, Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat menetapkan empat sasaran kegiatan dengan enam indikator kinerja untuk dicapai. Berikut tingkat ketercapaian dari sasaran kegiatan Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat selama tahun 2020.

Sasaran kegiatan meningkatnya jumlah materi pembelajaran budaya dan penguatan karakter yang terintegrasi di sekolah ditetapkan guna melihat sejauh mana upaya-upaya yang telah

Sasaran Kegiatan I :

Meningkatnya jumlah materi pembelajaran budaya dan penguatan karakter yang terintegrasi di sekolah

Indikator Kinerja:

I.1 Jumlah materi pembelajaran budaya dan penguatan karakter yang terintegrasi di Sekolah

(28)

dilakukan oleh direktorat dalam rangka menyiapkan bahan pembelajaran budaya maupun penguatan karakter yang terintegrasi di sekolah. Sasaran kegiatan ini ditetapkan untuk mendukung terwujudnya tujuan strategis (1) Terinternalisasinya nilai-nilai budaya kepercayaan dan masyarakat adat melalui materi pembelajaran warisan budaya di sekolah, (2) Terinternalisasinya kekayaan ragam budaya bangsa melalui pengenalan budaya kepercayaan dan masyarakat adat melalui materi pembelajaran budaya di sekolah, dan (3) Terlaksananya proses penguatan karakter melalui penanaman nilai budaya kepercayaan dan masyarakat adat di sekolah.

Sasaran kegiatan meningkatnya jumlah materi pembelajaran budaya dan penguatan karakter yang terintegrasi di sekolah memiliki satu indikator kinerja kegiatan dan ukuran keberhasilannya dihitung dari jumlah materi pembelajaran. Adapun tren target dan pecapaian sasaran kegiatan ini di dalam renstra adalah sebagai berikut:

Sasaran Kegatan

Indikator Kinerja Kegiatan

Target dan Realisasi

meningkatnya jumlah materi pembelajaran budaya dan penguatan karakter yang terintegrasi Target dan Realisasi 2020 Target dan Realisasi 2021 Target dan Realisasi 2022 Target dan Realisasi 2023 Target dan Realisasi 2024 Jumlah materi pembelajaran budaya dan penguatan karakter yang terintegrasi di Sekolah 3 3 3 0 3 0 3 0 3 0

(29)

3 3 3 3 3 3 0 0 0 0 0 1 2 3 2020 2021 2022 2023 2024

Tren Capaian IKK I.1

Target Materi Pembelajaran

IKK I.1: Jumlah materi pembelajaran budaya dan penguatan karakter yang terintegrasi di

Sekolah Realisasi 2020 Tahun 2020 Target Akhir Renstra 2024 % Capaian Realisasi terhadap Target Akhir Renstra 2024 Target Realisasi % 100% 3 3 100% 100% 20 %

Capaian dalam menyediakan materi pembelajaran budaya dan penguatan karakter yang terintegrasi di sekolah pada tahun 2020 dikategorikan sangat baik, mengingat dari tiga materi pembelajaran yang ditargetkan Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat telah menyediakan tiga materi pembelajaran budaya. Pencapaian target tersebut didukung oleh delapan komponen kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat yaitu:

1. Publikasi Tayangan Media Cetak dan Elektronik

Publikasi kepercayaan terhadap Tuhan YME dan masyarakat adat adalah kegiatan penyebarluasan informasi tentang kegiatan, kebijakan, informasi, dan hal-hal lain yang perlu diketahui oleh masyarakat melalui berbagai media masa. Ada beberapa kegiatan yang direncanakan diantaranya adalah:

1. Sebagai upaya pemenuhan kebutuhan media pembelajaran sebagai pembentukan karakter peserta didik, Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat pada tahun 2020 ini sedang menyusun media film animasi sebagai bahan pembelajaran yang terintegrasi di sekolah. Materi pembelajaran tersebut merupakan pengembangan dari penyusunan buku Seri Pengenalan Budaya Nusantara yang

(30)

berisikan upacara adat dan cerita rakyat. Pada tahun ini terdapat 3 materi pembelajaran yang disusun yakni:

1. Video animasi pembelajaran cerita rakyat Kebo Iwa dari Bali; 2. Video animasi pembelajaran tradisi Pacu Jalur dari Riau;

3. Video animasi pembelajaran tradisi Tarawangsa dari Jawa Barat.

2. Selain menyebarluaskan informasi kepercayaan dan masyarakat adat melalui media video animasi pembelajaran, media radio juga menjadi salah satu saluran informasi. Dialog dengan RRI masih menjadi pilihan karena jangkauan siarnya yang luas dan juga masih akrab bagi kelompok penghayat kepercayaan dan masyarakat adat untuk mendapatkan informasi. Pada tahun 2020 ini diselenggarakan lima kali dialog radio dengan tema:

1. Permainan dan olah raga tradisional di tengah pandemi dengan narasumber Zaini Alif tanggal 17 September 2020;

2. Layanan Pendidikan bagi Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan YME tanggal 30 September 2020;

3. Program Revitalisasi Desa Adat Pascabencana di Desa Adat Ngella, Ende tanggal 5 Juli 2020;

4. Program Revitalisasi Desa Adat Pascabencana di Desa Adat Guru Sina, Ngada tanggal 12 Juli 2020;

5. Program Revitalisasi Desa Adat Pascabencana di Desa Adat Sinar Resmi, Sukabumi tanggal 19 Juli 2020.

3. Pada tahun 2020 ini Direktorat mengadakan kompetisi festival video kreatif Komunitas Budaya dan Desa Adat. Peserta festival ini adalah para penerima bantuan pemerintah RDA sejak tahun 2013 dan FKBM sejak tahun 2012. Perlombaan festival video kreatif ini berhasil menghimpun sebanya 361 peserta dengan bentuk vlog, video dokumenter, kompilasi dsb. Terdapat empat apresiasi dalam kompetisi tersebut yakni:

1. Apresiasi pemanfaatan video yang dimenangkan oleh Lembaga Pranata Adat Karang Bajo, NTB.

(31)

4. Apresiasi video kreatif terbaik yang dimenangkan oleh Sanggar Seni IRIANI Abepura dari Papua

4. Pada tahun 2020 Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat juga melaksanakan pencetakan terhadap 2 judul buku yaitu:

1. Album Budaya Puri di Pulau Bali

2. Membangun Manusia Seutuhnya terhadap Evolusi Spiritual

2. Mimbar Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Mimbar kepercayaan dan masyarakat adat ini bertujuan untuk menyebarluaskan informasi kepada masyarakat luas tentang Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan masyarakat adat melalui media televisi. Dalam perencanaannya bentuk pelaksanaan kegiatan ini berupa dialog dengan narasumber langsung dari penghayat kepercayaan dan masyarakat adat membahas informasi-informasi yang aktual atau sebagai media pemecahan masalah dari suatu kasus penghayat kepercayaan dan masyarakat adat yang sedang terjadi. Dalam pelaksanaannya pandemi Covid-19 menyebabkan kegiatan ini mengalami relokasi anggaran sehingga pelaksanaannya diubah menjadi penyusunan film dokumenter yang

(32)

mengangkat isu permasalahan seputar masyarakat adat dan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME. Hasil penyusunan film dokumenter juga akan dikemas lagi menjadi suatu informasi kepada publik melalui berbagai media mainstream maupun media alternatif. Pada tahun 2020 ini disusun lima film dokumenter kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat yaitu:

1. Kasepuhan Sinar Resmi, Leuit dan Varietas Padi;

2. Pemanfaatan Teknologi dan Pelestarian Kearifan Lokal di Kasepuhan Cipta Gelar; 3. Hak Sipil Penghayat Kepercayaan;

4. Eksistensi Generasi Muda Penghayat Kepercayaan; 5. Layanan Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan YME.

3. Layanan Pendidikan Masyarakat Adat

Program ini terlaksana dalam rangka memberikan layanan pendidikan bagi masyarakat adat. Selama ini terdapat beragam pranata pendidikan adat yang berperan untuk menanamkan kembali kearifan lokal sebagai sarana penguatan nilai budaya kepada generasi muda. Adanya layanan pendidikan

masyarakat adat yang bersifat kontekstual diharapkan mampu mendorong berbagai pranata pendidikan adat merevitalisasi adat-istiadat dan budaya mereka. Selain itu, salah satu pendekatan layanan pendidikan masyarakat juga dilaksanakan

melalui fasilitasi kebutuhan masyarakat adat melalui pemberian layanan pendidikan keaksaraan serta pendidikan kesetaraan baik paket A untuk kesetaraan setingkat SD, paket B untuk kesetraan setingkat SMP, dan paket C untuk kesetaraan setingkat SMA. Fasilitasi

(33)

mampu memfasilitasi berbagai kebutuhan penyelenggaraan pendidikan bagi masyarakat adat. Direktorat Kepercayaan dan Masyarakat Adat ke depannya juga memiliki beberapa program utk mendukung realisasi hadirnya layanan pendidikan bagi masyarakat adat, yaitu pengembangan model sekolah adat dan juga peningkatan kompetensi fasilitator masyarakat adat. Pada tahun ini kegiatan layanan Pendidikan masyarakat adat menghasilkan output peta jalan layanan Pendidikan bagi masyarakat adat. Adapun pelaksanaan kegiatan layanan Pendidikan masyarakat adat pada tahun ini menyelenggarakan

- Webinar Peran Pranata Pendidikan Adat dalam Menghadapi Covid-19 tanggal 19 Mei 2020 yang diikuti 500 peserta dengan pemangku kepentingan dari Sokola Institut, AMAN, KKI Warsi, Ditjen Kebudayaan dan Puskurbel Kemdikbud;

- Rapat internal kemdikbud mengenai penyempurnaan peta layanan pendidikan masyarakat adat melalui zoom meeting tanggal 27 Juli 2020 dengan melibatkan PDSPK, Direktorat SD, Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Setditjen Kebudayaan, Puskurbel Balitbang Kemdikbud, Puslitjak Balitbang Kemdikbud, Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan, Biro Hukum Kemdikbud, Kemdagri dan LIPI;

- Rapat penyusunan peta jalan layanan pendidikan masyarakat adat tanggal 17 s.d 19 November 2020 di Jakarta yang diikuti oleh akademisi dari UNM, LIPI, Puslitjak, Dit Pend Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Biro Perencanaan, Puskurbuk, Puslitjak, Puspeka, Pusdatin, Dit PPKLK dan Setditjen Kebudayaan.

5. Review Terminologi Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat

Salah satu peran dan fungsi dari Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mah Esa adalah berkaitan dengan implementasi nilai–nilai luhur budaya spiritual penghayat kepercayaan mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan antar sesama manusia, serta hubungan manusia dengan alam sekitar. Harmonisasi tentang pemahaman terkait penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa secara tidak langsung akan berdampak posistif terhadap perkembangan kehidupan berkeragaman di negeri ini. Sehingga potensi-potensi konflik yang disebabkan oleh perbedaan keyakinan akan bisa tereleminasi dengan sendirinya.

(34)

Salah satu cara untuk merealisasikan hal tersebut di atas diperlukan satu pemahaman yang komprehenshif terkait kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dalam rangka inilah perlu adanya Perumusan Terminologi dalam Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat. Terminologi ini nantinya akan digunakan sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan dan program kegiatan di Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat. Diharapkan kegiatan ini dapat menjaga pelestarian nilai-nilai ajaran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Sampai dengan akhir tahun 2020 kegiatan Review Terminologi Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat sudah menjalankan beberapa tahapan seperti:

- Diskusi Kelompok Terpumpun I: Rabu, 17 Juni 2020, kegiatan dilakukan secara daring dengan narasumber dari Mahkamah Konstitusi, UIN Jakarta, KLHK, PSHK, AMAN, Universitas Brawijaya;

- Diskusi Kelompok Terpumpun II: Rabu, 1 Juli 2020, kegiatan dilakukan secara daring dengan narasumber dari IAIN Tulung Agung, Puanhayati, ANBTI, Komnas Perempuan, Perempuan AMAN, Kemitraan dan Kemenpar;

- Diskusi Kelompok Terpumpun III: Selasa, 21 Juli 2020, kegiatan dilakukan secara daring melalui Zoom Meeting dengan narasumber dari ICRS UGM, MLKI, FH UGM, IPB;

- Webinar Perumusan Hasil FGD pada tanggal Selasa, 25 Agustus 2020, kegiatan dilakukan secara daring melalui Zoom Meeting dengan narasumber dari Satu Nama, CRCS;

- Finalisasi Rumusan Terminologi tanggal Rabu s.d. Jumat, 14 s.d. 16 Oktober 2020 di Yogyakarta.

(35)

6. Layanan Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan YME pada Aplikasi E-Raport Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 27 Tahun 2016 tentang Layanan Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa pada Satuan Pendidikan. Lahirnya peraturan ini diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan pendidikan bagi peserta didik penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan dapat menghilangkan diskriminasi yang selama ini terjadi. Salah satu diskriminasi yang terjadi adalah tidak diberikannya nilai Pendidikan kepercayaan terhadap Tuhan YME kepada peserta didik penghayat karena tidak tersedianya kolom kepercayaan pada aplikasi e rapor. E Raport adalah perangkat lunak berbasis web untuk menyusun Laporan capaian kompetensi peserta didik oleh tingkat satuan Pendidikan. Berdasarkan hal tersebut, Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat memandang perlu untuk memasukan Kurikulum penghayat kepercayaan dalam aplikasi E-Rapor, Perlu adanya revisi Permendikbud No 57 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, Permendikbud No 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SMP/Madrasah Tsanawiyah, Permendikbud No 59 Tahun 2013 tentang Kurikulum 2013 SMA/Madrasah Aliyah, Permendikbud No 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SMK/Madrasah Aliyah Kejuruan. Sebagai optimalisasi pelayanan terhadap peserta didik penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME. Pandemi Covid-19 pada yang mulai melanda semenjak triwulan I menyebabkan hampir keseluruhan program dan kegiatan mengalami perubahan format pelaksanaan. Tidak terkecuali dengan kegiatan Layanan Pendidikan Kepercayaan, perubahan format daring juga menjadi alternatif pilihan pelaksanaan. Pokja Kepercayaan terhadap Tuhan YME selaku penanggungjawab kegiatan bekerjasama dengan MLKI untuk menyelenggarakan webinar-webinar tematik. Webinar tematik tersebut diselenggarakan dengan mengangkat isu-isu kepercayaan dan juga diskusi daring terkait dengan Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan YME. Rangkaian kegiatan yang dijalankan tahun ini yakni:

- Rapat koordinasi dengan Biro Hukum terkait rencana penerapan kolom nilai kepercayaan pada aplikasi e-rapor tanggal 24 Februari 2020;

(36)

- Webinar Spiritualitas Kepercayaan terhadap Tuhan YME sebagai bagian solusi spiritual bangsa dalam menyikapi COVID-19;

- Webinar Spiritualitas Kepercayaan terhadap Tuhan YME sebagai bagian solusi spiritual bangsa dalam menyikapi COVID-19 Senin, 18 Mei 2020 dengan narasumber dari MLKI budayawan, Ditjen Kebudayawan dan akademisi;

- Webinar “Memperkokoh Ketegaran Spiritual dalam Jiwa Pancasila Untuk Membangun Kerukunan Dalam tanggal 5 Juni 2020 dengan narasumber dari akademisi, budayawan, MLKI dan gerakan masyarakat sipil;

- Webinar Tantangan Penyluh Kepercayaan dalam Menghadapi Tahun Ajaran Baru dan Menyikapi Kenormalan Baru tanggal 25 Juni 2020;

- Evaluasi Kegiatan Layanan Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan YME pada aplikasi e-rapor pada tanggal 23 Desember 2020 di Jakarta.

6. Pendataan Masyarakat Adat

Sebagaimana amanat Permendikbud No 46 tahun 2019 direktorat memiliki tugas melaksanakan pendataan dan dokumentasi di bidang pembinaan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan masyarakat adat. Kegiatan pendataan masyarakat adat bertujuan untuk memutakhirkan data-data

komunitas adat dan meninjau kembali eksistensinya untuk kepentingan pemajuan kebudayaan nasional. Kegiatan ini diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai situasi dan kondisi komunitas adat serta berlakunya tradisi, nilai-nilai dan norma-norma adat yang dimilikinya sebagai warisan budaya bangsa.

Selain itu, validasi data komunitas adat sangatlah penting untuk melihat secara diakronik perubahan yang terjadi di masyarakat adat. Dengan penambahan data ini diharapkan

(37)

dibagi menjadi tujuh region yakni, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Nusa Tenggara dan Bali, Maluku dan Jawa dengan peserta adalah anggota dari pengurus Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) di daerah yang akan bertugas menjadi petugas pendataan. Mereka diberi pembekalan di setiap region secara daring mengenai metode pengumpulan data dan mengisi data komunitas adat melalui sistem pendataan kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi (Sidakerta). Kegiatan pengumpulan data lapangannya sendiri dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2020. Sampai dengan akhir Desember tahun 2020 kelompok kerja masyarakat adat bersama dengan AMAN telah melakukan pendataan dengan pengumpulan 150 data komunitas adat dari berbagai wilayah di Indonesia.

7. Validasi Data Organisasi Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Pendataan organisasi penghayat sudah dilakukan sejak tahun 1980-an dengan mencatat organisasi kepercayaan yang tersebar diberbagai wilayah di Indonesia dengan mengacu kepada standar operasional prosedur saat itu. Dari hasil pendataan ini diketahui data tentang jumlah organisasi, sebaran, anggota, pengurus, program kerja, dan jumlah pemuka penghayat. Penandaan terhadap organisasi kepercayaan dengan penerbitan Tanda Inventarisai Organisasi Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Selanjutnya proses penerbitan Tanda Inventarisasi dilakukan dengan proses analisis terhadap kelengkapan persyaratan organisasi yang mengajukan diri sebagai organisasi kepercayaan. Pada tahun 2014 telah dilakukan reinventarisasi organisasi kepercayaan dengan mendata ulang jumlah dan data organisasi kepercayaan. Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan yang tinggi akan data kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa diperlukan sebuah pendataan ulang yang bersifat terstruktur dan sistematis dengan mengacu kepada sistem baru dalam proses pendataan organisasi tersebut, yaitu data yang valid yang berbentuk digital tentang kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan tujuan untuk memudahkan penyimpanan dan penyebarluasan data. Digitalisasi data Tanda Inventarisasi Organisasi Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dipandang akan efektif dan efisien dalam

(38)

pengelolaan dan penyimpanan data organisasi kepercayaan terhadap di masa mendatang. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan data yang paling mutakhir Organisasi Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pada tahun 2020 kelompok kerja kepercayaan terhadap Tuhan YME berhasil memvalidasi keberadaan 190 organisasi kepercayaan terhadap Tuhan YME di berbagai wilayah di Indonesia baik tingkat pusat maupun daerah.

Kendala dalam Pencapaian Sasaran Kegiatan I beserta Rekomendasinya

Salah satu kendala utama dalam pencapaian IKK jumlah materi pembelajaran budaya dan penguatan karakter yang terintegrasi dengan satuan pendidikan pada tahun 2020 ini adalah banyak output dokumen publikasi kepercayaan terhadap Tuhan YME dan masyarakat adat yang diproduksi pada tahun ini belum mengarah pada upaya pengarusutamaan pemajuan kebudayaan melalui pendidikan sebagaimana amanat pasal 7 Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan. Dokumen publikasi kepercayaan terhadap Tuhan YME dan masyarakat adat yang dihasilkan pada tahun ini lebih banyak menyasar untuk menginternalisasi masyarakat umum. Diharapkan pada tahun selanjutnya rincian output kegiatan yang disusun sebaiknya langsung mengarah pada pemenuhan indicator dengan satuan materi pembelajaran sebagaimana tertuang pada renstra.

Sasaran kegiatan meningkatnya peran perempuan dalam kegiatan-kegiatan pelestarian dan pemajuan budaya memiliki tujuan strategis yakni (1) Mendorong adanya partisipasi aktif perempuan dalam kegiatan-kegiatan pelestarian dan pemajuan kebudayaan (2) Menempatkan perempuan pada posisi strategis dalam kegiatan-kegiatan pelestarian dan Sasaran Kegiatan II:

Meningkatnya Peran Perempuan dalam Kegiatan-Kegiatan Pelestarian dan Pemajuan Budaya

Indikator Kinerja II.1:

Jumlah Perempuan Pelaku Kebudayaan yang memperoleh peningkatan kapasitas dan sertifikasi

(39)

kapasitas yang diberikan kepada perempuan pelaku budaya terlaksana melalui kegiatan-kegiatan yang ditujukan bagi generasi muda penghayat kepercayaan serta penyuluh kepercayaan terhadap Tuhan YME. Adapun target dan pencapaian sasaran kegiatan dengan indikator kinerja kegiatan tersebut di dalam renstra tahun 2020-2024 adalah sebagai berikut:

Sasaran Kegatan II

Indikator Kinerja Kegiatan II.I

Realisasi per Tahun

Meningkatnya Peran Perempuan dalam Kegiatan-Kegiatan Pelestarian dan Pemajuan Budaya Target dan Realisasi 2020 Target dan Realisasi 2021 Target dan Realisasi 2022 Target dan Realisasi 2023 Target dan Realisasi 2024 Jumlah Perempuan Pelaku Kebudayaan yang memperoleh peningkatan kapasitas dan sertifikasi 300 312 500 0 700 0 900 0 1000 0 300 500 700 900 1000 312 0 0 0 0 0 200 400 600 800 1000 1200 2020 2021 2022 2023 2024

Tren Capaian IKK II.1

(40)

IKK II.1: Jumlah Perempuan Pelaku Kebudayaan yang memperoleh peningkatan kapasitas dan sertifikasi Realisasi 2020 Tahun 2020 Target Akhir Renstra 2024 % Capaian Realisasi terhadap Target Akhir Renstra 2024 Target Realisasi % 104% 300 312 104% 100% 9,17 %

Pemenuhan capaian indikator Jumlah Perempuan Pelaku Budaya yang memperoleh Sertifikasi dan peningkatan kapasitas pada tahun 2020 ini berhasil memenuhi capaian target sebanyak 312 orang perempuan pelaku budaya. Adapun pencapaian target IKK Jumlah Perempuan Pelaku Budaya yang memperoleh sertifikasi dan peningkatan kapasitas, dipenuhi melalui komponen kegiatan-kegiatan berikut:

1. Sarasehan Pemuda Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME

Pemuda penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa mempunyai fungsi yang sama seperti generasi muda pada umumnya, yaitu sebagai sumber insani penerus cita-cita perjuangan bangsa dan pembangunan nasional. Sehingga mereka diharapkan mampu membawa bangsa ini semakin maju ke depan, sehingga tidak ketinggalan dengan bangsa-bangsa lain. Oleh karena itu, pemuda penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai pelestari kebudayaan dibidang budaya spiritual juga harus berjuang untuk dapat mengikuti perkembangan jaman yang semakin pesat agar tidak tertinggal, serta dapat mempertahankan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para leluhur. Dalam menjalankan fungsi dan peranannya sebagai pengemban cita-cita luhur, maka

(41)

jaman. Untuk itu, para generasi muda penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, tentunya harus diberdayakan agar berpartisipasi aktif melalui pengamalan ajaran kepercayaan dengan cara menjaga hubungan baik dengan masyarakat. Pada tahun 2020 dalam rangka mendukung pencapaian indikator jumlah perempuan pelaku kebudayaan yang memperoleh peningkatan kapasitas dan kompetensi, kelompok kerja Kepercayaan terhadap Tuhan YME menyelenggarakan beberapa kegiatan dengan melibatkan perempuan penghayat kepercayaan seperti:

- Webinar “Peran Pemuda Penghayat Kepercayaan di Masyarakat dalam Implementasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Menyikapi Covid-19” yang diikuti oleh 300 peserta dengan pemangku kepentingan sebagai narasumber dari Gemapakti, MLKI, Lakpesdam PB NU dan Akademisi bidang Kebudayaan yang dilaksanakan tanggal 20 Mei 2020; - Webinar “Peran Pemuda Penghayat dalam Kerangka Pelestarian Tradisi” dengan

narasumber dari MLKI, Gema Pakti dan Budayawan tanggal 16 Juni 2020; yang diikuti oleh 40 orang perempuan penghayat kepercayaan;

- Webinar "Kebangkitan Perempuan Penghayat dalam Ekonomi Kreatif" dengan melibatkan narasumber dari Puan Hayati, Staf Ahli Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif, Wirausahawan tanggal 15 Juli 2020 yang diikuti oleh 35 orang perempuan penghayat kepercayaan;

- Webinar "Kekuatan dan Kontribusi Perempuan Penghayat bagi Pelestarian Nilai Spiritual dan Pemajuan Kebudayaan" dengan Narasumber dari Keraton Kasunanan Surakarta, Setditjen Kebudayaan, Puan Hayati, ICRP dan akademisi tanggal 29 Juli 2020 dengan jumlah peserta 28 orang perempuan pelaku budaya;

- Webinar "Peran Media dan teknologi dalam Penguatan Eksistensi Penghayat" Rabu 19 Agustus 2020 dengan narasumber yang berasal dari Gemapakti, Akademisi, Kemkominfo dengan jumlah peserta 35 orang perempuan pelaku budaya;

- Webinar Puanhayati III "Peran Perempuan Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan YME yang berwawasan Global yang melibatkan 35 peserta perempuan pelaku budaya; - Workshop Pemberdayaan Peran Perempuan Penghayat bekerjasama dengan organisasi puanhayati yang melibatkan 25 orang perempuan penghayat kepercayaan yang diselenggarakan di Manado tanggal 26 s.d 28 November 2020;

- Workshop Pemberdayaan Peran Perempuan Penghayat bekerjasama dengan organisasi puanhayati yang melibatkan 25 orang penghayat perempuan yang diselenggarakan di Makasar tanggal 1 s.d 3 Desember 2020;

- Workshop Pemberdayaan Peran Perempuan Penghayat bekerjasama dengan organisasi puanhayati yang melibatkan 25 orang penghayat perempuan yang diselenggarakan di Makasar tanggal 2 s.d 4 Desember 2020

(42)

2. Peningkatan Kompetensi Penyuluh Kepercayaan terhadap Tuhan YME terhadap Bahan Ajar dan Buku Teks

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menjawab permasalahan kebutuhan pesera didik dari kelompok Penghayat Kepercayaan dengan terbitnya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 27 tahun 2016 tentang Layanan Pendidikan Kepercayaaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Pada Satuan

Pendidikan. Dengan diundangkannya

Permendikbud tersebut maka peserta didik kepercayaan terhadap Tuhan YME akan mendapatkan haknya yaitu memperoleh layanan pendidikan di

Sekolah. Dalam mengimplementasikan Permendikbud tersebut direktorat perlu menyusun komponen yang menunjang serta mendukung, baik dengan kurikulum maupun tenaga pendidik. Mengingat pandemi melanda negara pada awal tahun ini pelaksanaan kegiatan paya penguatan kapasitas penyuluh dalam rangka mendukung layanan pendidikan kepercayaan terhadap Tuhan YME

- Pelaksanaan Workshop Virtual Penyuluh Kepercayaan tingkat Terampil tanggal 20-25 September yang diikuti oleh penyuluh kepercayaan dari Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, NTT, Sulawesi Barat dengan jumlah peserta sebanyak 56 orang perempuan penyuluh penghayat kepercayaan;

- Pelaksanaan Bimtek Penyuluh Tingkat Terampil di Semarang, tanggal 13 s.d 16 Desember 2020 di Semarang yang diikuti oleh 32 orang penyuluh kepercayaan dengan 8 orang di antaranya merupakan penyuluh perempuan terhadap Tuhan YME

(43)

Sasaran kegiatan meningkatnya peran perempuan dalam kegiatan-kegiatan pelestarian dan pemajuan budaya memiliki indikator kedua yaitu persentase perempuan yang terlibat dalam kegiatan pelestaran dan pemajuan kebudayaan. Pada tahun 2020 ini target yang dicanangkan sebesar 30% peserta perempuan dari berbagai kegiatan-kegiatan pelestarian dan pemajuan kebudayaan yang diselenggarakan oleh Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat. Berikut capaian sasaran kegiatan dengan indikator kinerja kegiatan tersebut di dalam renstra direktorat:

Sasaran Kegatan II

Indikator Kinerja Kegiatan 2

Target Renstra dan Realisasi per Tahun

Meningkatnya Peran Perempuan dalam Kegiatan-Kegiatan Pelestarian dan Pemajuan Budaya Target dan Realisasi 2020 Target dan Realisasi 2021 Target dan Realisasi 2022 Target dan Realisasi 2023 Target dan Realisasi 2024 Persentase perempuan yang terlibat dalam kegiatan pelestarian dan pemajuan kebudayaan 30 43,9 35 0 40 0 45 0 50 0 Indikator Kinerja 2.2:

(44)

IKK II.2: Persentase perempuan yang terlibat dalam kegiatan pelestarian dan pemajuan kebudayaan Realisasi 2020 Tahun 2020 Target Akhir Renstra 2024 % Capaian Realisasi terhadap Target Akhir Renstra 2024 Target Realisasi % 146,33 % 30% 43,9% 146,33% 100% 23,17 %

Pemenuhan capaian indikator persentase perempuan yang terlibat dalam kegiatan pelestarian dan pemajuan kebudayaan pada tahun 2020 ini berhasil melampaui capaian target yang telah ditetapkan yakni sebesar 43,9% partisipasi perempuan. Pencapaian target IKK jumlah perempuan pelaku budaya yang memperoleh sertifikasi dan peningkatan kapasitas, dipenuhi melalui komponen kegiatan-kegiatan berikut:

30% 35% 40% 45% 50% 43.90% 0 0 0 0 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 2020 2021 2022 2023 2024

Tren Capaian IKK II.2

(45)

No Nama Kegiatan Waktu Pelaksanaan Tempat Pelaksanaan Jumlah Peserta Peserta Perempuan Peserta Laki-Laki Persentase

1 Webinar Peran Pranata Pendidikan Adat dalam Menghadapi Covid-19

19 Mei 2020 Virtual Meeting 421 232 189 55.11%

2 Webinar Spiritualitas Kepercayaan terhadap Tuhan YME sebagai bagian solusi spiritual bangsa dalam menyikapi COVID-19

18 Mei 2020 Virtual Meeting 141 63 78 44.68%

3 Webinar Peran Pemuda Penghayat dalam implementasi kearifan lokal menyikapi Covid-19

20 Mei 2020 Virtual Meeting 229 87 142 37.99%

4 Webinar “Memperkokoh Ketegaran Spiritual dalam Jiwa Pancasila Untuk Membangun Kerukunan dan Kebudayaan

(46)

5 Webinar "Peran Masyarakat Adat dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Serta Strategi Menuju Kenormalan Baru"

11 Juni 2020 Virtual Meeting 390 175 215 44.87%

6 Webinar Peran Pemuda Penghayat dalam Kerangka Pelestarian Tradisi

16 Juni 2020 Virtual Meeting 232 92 140 39.66%

7 Pelaksanaan malam Anggoro Kasih I 22 Juni 2020 Virtual Meeting 59 18 41 30.51%

8 Webinar Optimalisasi Ruang Publik Sebagai Tempat Ekspresi Budaya Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat

15 Juni 2020 Virtual Meeting 317 150 167 47.32%

9 Diskusi Daring Peluang dan Tantangan Para Penyuluh Kepercayaan dalam Menghadapi tahun ajaran baru

(47)

10 Webinar Pemuda Adat dalam Konteks Pemajuan Kebudayaan

16 Juli 2020 Virtual Meeting 62 25 37 40.32%

11 Webinar "Kebangkitan Wirausaha dan Ekonomi Kreatif Perempuan Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dalam memasuki New Normal"

15 Juli 2020 Virtual Meeting 73 47 26 64.38%

12 Webinar kearifan lokal dan ketahanan pangan 22 Juli 2020 Virtual Meeting 130 77 53 59.23%

13 Pelaksanaan malam anggoro kasih dengan tema "Organisasi Kepercayaan terhadap Tuhan YME di Era Modernisasi dan Globalisasi"

27 Juli 2020 Virtual Meeting 57 18 39 31.58%

14 Webinar "Kekuatan dan Kontribusi Perempuan Penghayat bagi Pelestarian Nilai Spiritual dan Pemajuan Kebudayaan"

29 Juli 2020 Virtual Meeting 79 54 25 68.35%

15 Pembekalan Metode Pengumpulan Data Komunitas Adat untuk Zona Sulawesi

25 Agustus 2020

Virtual Meeting 21 10 11 47.62%

16 Pelaksanaan webinar Masyarakat Adat dan Semarak Kemerdekaan

18 Agustus 2020

(48)

17 Pelaksanaan webinar "Peran Media dan teknologi dalam Penguatan Eksistensi Penghayat"

19 Agustus 2020

Virtual Meeting 59 30 29 50.85%

18 Pelaksanaan Diskusi Daring Makna Sura dan Spiritual Bangsa

18 Agustus 2020

Virtual Meeting 74 24 50 32.43%

19 Webinar strategi Korea dan Indonesia dalam menghadapi pandemic

12 Agustus 2020

Virtual Meeting 307 149 158 48.53%

20 Webinar Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional, Kreasi Di Tengah Pandemi

17 Agustus 2020

Virtual Meeting 235 99 136 42.13%

21 Pembekalan Metode Pengumpulan Data Komunitas Adat untuk Zona Nusa Tenggara dan Bali

7 September 2020

Virtual Meeting 40 15 25 37.50%

(49)

23 Workshop Virtual Penguatan Kapasitas Penyuluh Kepercayaan

20 s.d 25 September

Virtual Meeting 156 69 87 44.23%

24 Pemberdayaan Masyarakat Adat melalui Workshop Peningkatan Ekonomi Masyarakat Melalui Pengobatan Tradisional

14 s.d 16 September Gowa, Sulawesi Selatan 82 13 69 15.85%

25 Perlombaan video kompetisi permainan tradisional dalam rangka pelaksanaan PKN

Oktober 2020 Virtual Competition

5975 2555 3420 42.76%

26 Pembekalan Metode Pengumpulan Data Komunitas Adat untuk Zona Jawa

8 Oktober 2020

Virtual Meeting 40 15 25 37.50%

27 Pembekalan Metode Pengumpulan Data Komunitas Adat untuk Zona Kalimantan

26 Oktober 2020

(50)

28 Pelaksanaan Webinar Membangun Pengetahuan Inklusi Masyarakat Adat

27 Oktober 2020

Virtual Meeting 85 38 47 44.71%

29 Pelaksanaan workshop pemberdayaan masyarakat adat di dua desa di Kabupaten Merangin 15 s.d 31 Oktober 2020 Merangin, Jambi 80 40 40 50.00%

30 Pelaksanaan Malam Anggoro Kasih ke III dengan tema "Memahami Nilai-Nilai Budaya Spiritual Ketuhanan YME sebagai Nilai Yang terkandung dalam Pancasila"

5 Oktober 2020

Virtual Meeting 69 31 38 44.93%

31 Dialog Budaya Komunitas Adat Kampung Pulo 19 Oktober 2020

Garut, Jawa Barat

130 28 102 21.54%

32 Pembekalan Metode Pengumpulan Data Masyarakat Adat untuk Zona Papua

11 November 2020

(51)

34 Bincang Penyuluh Kepercayaan III "Inspirasi Keteladanan Tokoh Kepercayaan terhadap Tuhan YME

19 November 2020

Virtual Meeting 68 35 33 51.47%

35 Webianar Puanhayati III "Peran Perempuan Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan YME yang berwawasan Global

10 November 2020

Virtual Meeting 40 35 5 87.50%

36 Sarasehan dan Ruwat Nagari dalam rangka purnama sidi 21 s.d 23 November 2020 Jember, Jawa Timur 150 64 86 42.67%

37 Workshop Pemberdayaan Peran Perempuan Penghayat Kepercayaan thd Tuhan YME

26 s.d 28 November 2020 Manado, Sulawesi Utara 25 25 25 100.00%

38 Workshop Pemberdayaan Peran Perempuan Penghayat Kepercayaan thd Tuhan YME

1 s.d 3 Desember 2020 Makassar, Sulawesi Selatan 25 25 0 100.00%

39 Workshop Pemberdayaan Peran Perempuan Penghayat Kepercayaan thd Tuhan YME

2 s.d 4 Desember 2020 Bandar Lampung, Lampung 25 25 0 100.00%

Referensi

Dokumen terkait