• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BACKHAND GROUNDSTROKES TENNIS STUDI EKSPERIMEN DI STOK BINAGUNA MEDAN (2016)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BACKHAND GROUNDSTROKES TENNIS STUDI EKSPERIMEN DI STOK BINAGUNA MEDAN (2016)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BACKHAND GROUNDSTROKES TENNIS

“STUDI EKSPERIMEN DI STOK BINAGUNA MEDAN” (2016)

ANDI NURABADI

Prodi PendidikanJasmani Kesehatan Dan Rekreasi Stok Bina Guna Medan

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya mengajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar backhandgroundstrokes dalam permainan Tennis. Di samping itu, penelitian juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap kedua gaya mengajar tersebut. Gaya mengajar dalam penelitian ini adalah gaya mengajar Inklusi dan gaya mengajar Periksa Diri, dan motivasi belajar yaitu motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah.

Penelitian dilaksanakan di STOK Binaguna Medan tahun akademik 2015/2016 (Semester 6). Metode penelitian adalah eksperimen dengan rancangan treatment by level 2x2 dengan jumlah sampel sebanyak 52 orang.

Hasil penelitian ini adalah sesebbaaggaaii bbeerriikkuutt:: ((11)) secara keseluruhan terdapat perbedaan s antara gaya mengajar Inklusil dan gaya mengajar Periksa Diri terhadap hasil belajar backhand groundstrokes; (2) bagi mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, pemberian gaya mengajar Inklusi memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan gaya mengajar Periksa Diri terhadap hasil belajar backhand groundstrokes; (3) bagi mahasiswa yang memiliki motivasi belajar rendah, pemberian gaya mengajar Periksa Diri memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan gaya mengajar Inklusi terhadap hasil belajar backhand groundstrokes; dan (4) terdapat interaksi antara gaya mengajar dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar backhand groundstrokes.

Kata Kunci : Pengaruh Gaya Mengajar, Motivasi Belajar, Backhand Groundstrokes Tennis

PENDAHULUAN

STOK Binaguna Medan sebagai salah satu perguruan tinggi yang akan menghasilkan lulusan yang unggul, professional, terampil dalam bidangnya dan menghasilkan, mengembangkan,

menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi seni, karya-karya yang inovatif dan produktif dalam menjawab segala tantangan dan perubahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. STOK Binaguna Medan Mengelola tujuh Fakultas dan tiga puluh dua Program

(2)

Studi, yang salah satunya Fakultas Ilmu Keolahragaan.

STOK Binaguna Medan merupakan lembaga pendidikan olahraga yang memberikan pengetahuan, sikap dan keterampilan kepada mahasiswa. Pengembangan dan pembinaan olahraga pendidikan dilaksanakan melalui proses pembelajaran yang dilakukan oleh dosen olahraga yang berkualifikasi dan memiliki sertifikat kompetensi serta didukung prasarana dan sarana olahraga yang memadai.

Untuk itu, lulusan STOK Binaguna Medan diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang keolahragaan dan dapat menjadi tenaga pengajar yang berkompeten dan profesional dalam bidang olahraga yang salah satunya menjadi tenaga pendidik, pelatih, dan pembina olahraga di masyarakat.

Dari ketiga jurusan di atas, jurusan PJKR merupakan salah satu jurusan yang menghasilkan tenaga pengajar disekolah seluruh indonesia. lulusan PJKR sangat memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan dan membentuk karakter generasi penerus bagi negara Indonesia.

Seluruh mahasiswa jurusan PJKR STOK Binaguna Medan mempunyai kewajiban untuk lulus matakuliah praktik, salah satunya adalah matakuliah tennis lapangan merupakan salah satu dari tujuh kelompok besar matakuliah praktik yang

menjadi bagian dari wajah Jurusan PJKR. Keterampilan tennis lapangan sangat dibutuhkan bagi alumni Jurusan PJKR, selain untuk mengajar di sekolah baik juga sebagai nilai plus yang dapat di jadikan modal untuk membuka sebuah industri olahraga.

Hampir semua Mahasiswa yang mengikuti perkuliahan tennis mengalami kesulitan, sehingga permainan tennis seringkali digolongkan ke dalam jenis keterampilan yang sulit dan kompleks. Hal itu dikarenakan permainan tennis dipengaruhi oleh orang lain atau adanya faktor lingkungan yang sulit dikendalikan. Artinya, para petennis saat bermain tidak akan pernah menerima atau memukul bola pada satu tempat yang sama persis, tetapi selalu berpindah-pindah tempat jatuhnya bola. Selain itu, selama dalam permainan tennis jenis putaran bola, pantulan bola, arah dan ketinggian, kecepatan, dan jarak jatuhnya bola sulit untuk diperkirakan sebelumnya oleh penerima.

Adapun teknik-teknik dasar pukulan permainan tennis di antaranya adalah forehand groundstrokes, backhand groundstrokes, serve, volley, smash. Berdasarkan pengelompokkan teknik dasar pukulan dalam permainan tennis tersebut, bila ditinjau dari jenis gerak dasarnya, maka teknik-teknik dasar meliputi : (1) teknik groundstrokes, gerak dasarnya mengayun (swing), (2) volley, gerak

(3)

dasarnya adalah memblok (3) servis dan smash, gerak dasarnya adalah melempar (4) sedangkan untuk teknik lob, gerak dasarnya adalah gerak dari bawah ke atas.

Dari beberapa teknik dasar yang dijelaskan di atas, teknik backhand groundstrokes umumnya di rasakan sebagai teknik yang sulit untuk dikuasai bagi para mahasiswa yang baru belajar tennis dasar. Faktor kebiasaan lengan yang sering di gunakan dalam kegiatan sehari-hari. Pada dasarnya gerakan teknik backhand groundstrokes tidak sulit untuk dilatihkan, karena hanya dengan memutar bahu saja dan lengan melintang di depan badan sudah pada posisi yang sempurna, sehingga teknik backhand groundstrokes ini perlu pendekatan khusus gaya pembelajaran yang tepat dengan mempertimbangkan berbagai faktor agar mahasiswa dapat dengan mudah menguasai dan terampil dalam melakukan gerakan backhand groundstrokes.

Peran dosen dalam proses pembelajaran khususnya tennis lapangan di antaranya adalah tidak terlepasnya dari faktor diri mahasiswa sendiri, sarana dan prasarana serta lingkungannya, menentukan dan memilih pendekatan gaya mengajar yang tepat dan efektif agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami materi pembelajaran yang disajikan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Kemampuan Dosen memilih dan

menyajikan materi metode pembelajaran ditentukan oleh kemampuan dan pengalamannya dalam proses pembelajaran tennis. Sehubungan dengan itu, maka untuk melakukan proses pembelajaran tennis di pilih pendekatan gaya mengajar yang tepat dan mudah di terapkan kepada mahasiswa, sehingga berbagai gerak dasar dan koordinasi gerakan dapat dikuasai dengan baik.

Hasil dari pengamatan peneliti yang didukung oleh masukan dosen pengampu matakuliah tennis lapangan lainnya, bahwa mengajar di STOK Binaguna Medanberbeda dengan mengajar mahasiswa daerah lain. Dengan memperhatikan karakter yang dimiliki mahasiswanya dan budaya daerahnya, dosen pengampu lebih cendrung menerapkan/menggunakan gaya mengajar komando. Sehubungan dengan itu, maka untuk mengajarkan teknik dasar backhand groundstrokes dipilih gaya mengajar tepat dan mudah diterapkan kepada mahasiswa, sehingga perkuliahan tennis lapangan dapat dikuasai dengan baik. Gaya mengajar tersebut adalah gaya mengajar inklusi dan gaya mengajar periksa diri dengan alasan dapat menumbuh kembangkan kreativitas, rasa tanggung jawab dan kemandirian mahasiswa sehingga menumbuhkan motivasi mahasiswa dalam proses pembelajaran tennis lapangan.

(4)

Dalam proses pembelajaran, selain kajian teori belajar dan toeri pembelajaran, ada hal yang lain yang juga penting untuk dikaji korelasinya dengan proses belajar dan pembelajaran tennis lapangan, yaitu berkenaan dengan motivasi. Bagaimana motivasi mahasiswa dalam belajar dan pembelajaran tennis lapangan. Secara umum, terdapat dua peranan penting motivasi dalam belajar, pertama, motivasi merupakan daya penggerak psikis dalam diri seseorang yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar demi mencapai satu tujuan. Kedua, motivasi memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar, sehingga seseorang yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar.

Wlodkowski dalam Eveline dan Hartini Nara (2010:14) menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan prilaku tertentu, dan memberi arah serta ketahanan (persist ence) pada tingkah laku tersebut. Dalam kajian penelitian ini hendak diungkapkan tentang bagaimana penggunaan gaya mengajar yang baik dan tepat untuk keberhasilan belajar teknik dasar backhand groundstrokes yang tentunya dibutuhkan data yang konkrit tentang tingkat keberhasilan tentang gaya mengajar tersebut.

Deskripsi Konseptual

Banyak definisi tentang belajar, semuanya mempunyai arah yang sama, yaitu menjelaskan masalah proses dalam belajar. Menurut Wittrock sebagaimana dikutip oleh Good dan Brophy (1990:36) ”belajar merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses perubahan memulai pengalaman”.

Oxendine melalui tulisan Rusli Lutan (1998:24) berpendapat bahwa “makhluk hidup memiliki kapasitas baik pada golongan lebih rendah maupun tinggi”. Perbedaan terletak pada kapasitas dan tipe belajar. Manusia cenderung termasuk mahluk yang memiliki tipe belajar yang paling kompleks, baik berupa belajar verbal, motorik, belajar nilai-nilai dan moral.

Berdasarkan teori serta penjelasan para ahli tersebut maka pengertian belajar gerak adalah upaya pembelajaran dengan menggunakan aktivitas sebagai media untuk mencapai suatu tujuan dalam jangka waktu yang minimum, meskipun tidak mengabaikan faktor kognitif dan efektif.

Backhand Groundstrokes

Groundstrokes adalah pukulan setelah memantul kelapangan. Backhand Groundstrokes mengarah kesamping tubuh yang berlawanan. pukulan ini adalah bentuk yang sering digunakan, meskipun bentuk gerakan ini merupakan pukulan

(5)

yang paling alamiah bagi beberapa pemain, backhandgroundstrokes umumnya dianggap lebih sulit untuk dipelajari dan merupakan kelemahan potensial lawan yang dapat dimanfaatkan.

Jim Brown (2007:31) mengatakan bahwa drive adalah groundstrokes yang dipukul sekuat tenaga dan jatuh di backcourt lawan. Jadi backhand drive dapat diartikan sebagai sebuah pukulan groundstrokes yang dilakukan oleh pemain tangan kanan dengan lengan menyilang di depan tubuh ke arah kiri atau pemain kidal dengan lengan menyilang di depan tubuh ke arah kanan dengan sekuat tenaga dan tajam serta jatuhnya bola berada di daerah belakang lapangan lawan. Hal-hal yang perlu diperhatikan tentang kesalahan dalam melakukan backhand groundstrokes menurut Jim Brown adalah sebagai berikut: (1) Memegang raket dengan genggaman yang salah, (2) Raket berputar saat terkena bola, (3) Tidak memiliki waktu yang cukup untuk memukul, (4) Memukul bola terlalu keras, (5) Pukulan yang kurang bertenaga, (6) Pukulan yang tidak konsisten. Untuk mendapatkan teknik pukulan backhand groundstrokes yang tepat Jim Brown mengatakan ada empat hal yang perlu diperhatikan yaitu: (1) Posisi siap (2) Ayunan ke belakang (backswing), (3) Ayunan ke depan dan titik perkenaan antara raket dan bola (ball impack), (4) Gerak lanjut.

Gaya Mengajar

Sebagai guru, menurut B.E. Rahantoknam (1997:21) harus memproses tiga kompetensi untuk mengubah tingkah laku, yaitu (1) pengetahuan dan keterampilan dalam pendidikan jasmani, mencakup memahami tubuh manusia, mampu melakukan berbagai aktivitas pendidikan jasmani dan bagaimana belajar keterampilan motorik (3) hubungan pribadi atau interaksi bermakna. Mosston (1994:88) mengemukakan sebelas gaya mengajar, sebagai berikut: (1) gaya komando (the command style), (2) gaya Periksa Diri (practice style), (3) gaya Inklusi (reciprocal style), (4) gaya periksa diri (the self-check style), (5) gaya inklusi (the inclusion style), (6) gaya penemuan terpimpin (the guideddiscovery style), (7) gaya penemuan konvergen (the convergent discoverystyle), (8) gaya produk divergen (the divergent production style), gaya program individual (the individual program-learner design style), gaya inisiatif mahasiswa (the learner initiated style), (11) gaya mengajar sendiri/diri (the self-teaching style).

Dari pendapat para ahli diatas dapat diuraikan yang dimaksud gaya mengajar adalah kemampuan menggunakan berbagai cara untuk menyiasati sistem pengajaran sehingga tujuan proses belajar mengajar dapat tercapai dengan efektif dan efisien.

(6)

Gaya Mengajar Inklusi

Gaya mengajar inklusi adalah pedoman mengajar yang dipakai oleh dosen dalam menyajikan materi pembelajaran secara keseluruhan dan rinci dipaparkan tingkat kesulitannya. Mahasiswa diberi kebebasan untuk memilih dan menentukan pada tingkat kesulitan mana mahasiswa mulai belajar, serta diberi kebebasan juga untuk menentukan berapa kali mahasiswa harus mengulangi gerakan dalam mempelajari suatu teknik gerakan dalam setiap pertemuan. Tujuan-tujuan dari gaya mengajar inklusi adalah mahasiswa diberi kebebasan untuk memilih suatu tingkatan tugas untuk dapat melaksanakan dan menawarkan suatu tantangan untuk memeriksa hasil kerjanya. Intinya, tugas yang sama dirancang untuk derajat tingkat kesulitan yang berbeda. Mahasiswa memutuskan untuk dapat menaikkan status mereka ke dalam tugas yang lebih tinggi tingkat kesukarannya. lebih lanjut di pertegas oleh Jonathan Doherty, gaya mengajar inklusi memaksimalkan keterlibatan mahasiswa serta agar dapat membantu yang lain untuk berhasil dengan menggunakan rintangan-rintangan yang ditetapkan pada tingkatan-tingkatan tertentu.

Gaya mengajar periksa diri (Check Self)

Tidak ada suatu gaya mengajar yang paling cocok untuk mata perkuliahan yang sama sekalipun. Untuk itu dosen harus siap dengan beberapa alternative gaya mengajar apa akan diterapkan pada saat-saat tertentu. Untuk memilihnya tergantung pada kepekaan dosen dalam memberikan bahan dan tugas pengajaran sesuai dengan tingkat kemampuan mahasiswa yang diajarnya.

Gaya mengajar periksa diri (Check Self) merupakan salah satu model pengajaran yang paling cocok diterapkan pada perkuliahan gerak, karena memiliki keunggulan sebagai berikut: (1) dosen dapat mengajar dalam jumlah mahasiswa yang banyak sekaligus, (2) Mahasiswa belajar untuk bisa bekerja secara mandiri, (3) Mahasiswa mempelajari atas keputusan yang sesuai dengan ketentuan yang ada, (4) Mahasiswa belajar mengenai keterbatasan waktu, (5) Mahasiswa bisa belajar mengenai sasaran yang harus dicapai dengan melaksanakan tugas-tugas tertentu, (6) Mahasiswa memiliki kemampuan untuk meningkatkan interaksi individual dengan setiap mahasiswa.

Motivasi Belajar

Backhand groundstrokes faktor psikis juga sangat mempengaruhi para mahasiswa dalam setiap proses belajar

(7)

mengajar terutama pada materi-materi yang memiliki tingkat kesulitan yang komplek. Kepribadian mahasiswa akan sangat besar sekali pengaruhnya terhadap kinerja dan pencapaian prestasi dalam belajar. Seperti yang dikemukakan oleh Sudibyo bahwa ”kepribadian tidak mudah tampak dan diketahui karena kepribadian adalah kesatuan kebulatan jiwa yang kompleks; kepribadian akan tercermin dalam cita-cita, watak, sikap, sifat-sifat, dan perbuatan”. Diperjelas lagi oleh Heckhausen dalam Sudibyo (2001:65) motivasi adalah proses aktualisasi sumber penggerak dan pendorong tingkahlaku individu memenuhi kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah dorongan atau keseluruhan daya penggerak psikis didalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan. Peranannya yang khas dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Jadi dalam pembelajaran backhand groundstrokes korelasi motivasi belajar sangat perlu dalam keberhasilan belajar tennis dasar khususnya pada materi backhand groundstrokes.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang perbedaan variabel bebas terhadap variabel terikat. Terdapat dua variabel bebas dalam penelitian ini, yaitu gaya mengajar dan motivasi belajar. Sebagai variabel terikat adalah hasil belajar backhand groundstrokes.

Penelitian ini dilaksanakan di STOK Binaguna Medan. Frekuensi pertemuan 3 kali seminggu dengan waktu 2 jam perkuliahan (105 menit) tiap pertemuan. Jumlah pertemuan keseluruhan adalah 6 kali pertemuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain Treatment By Level 2 x 2. Penentuan desain merujuk pada pendapat Sudjana, yaitu unit-unit eksperimen dikelompokan dalam sel sedemikian rupa sehingga unit-unit eksperimen di dalam sel relatif homogen dan banyak unit eksperimen di dalam sel sama dengan banyak perlakuan yang sedang diteliti.

Untuk menganalisa data di dalam penelitian ini digunakan teknik analisis varians (anava) dua jalur dengan desain Treatment By Level 2 x 2 pada taraf signifikan α = 0,05. Sebelum melakukan analisa varian, sebagai syarat memenuhi persyaratan analisis data terlebih dahulu dilakukan uji normalitas sampel dengan

(8)

Liliefors, sedangkan untuk mencari tingkat homogenitas varians populasi dengan menggunkan uji Barlett. Selanjutnya, jika terdapat interaksi (hasil dari perhitungan anava) dilanjutkan dengan uji Tukey yang bertujuan untuk mengetahui tingkat signifikansi F hitung dengan taraf signifikansi α = 0,05.

HASIL PEMBAHASAN

Dari hasil pengujian keempat rumusan hipotesis ternyata hasilnya menunjukkan bahwa hipotesis 1 (satu), 2 (dua), 3(tiga ) tersebut teruji. Sedangkan rumusan hipotesis yang ke 4 (empat) menunjukkan bahwa secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Secara rata-rata bahwa skor gaya mengajar Periksa Diri lebih tinggi hasil belajar backhand groundstrokes bagi kelompok yang memiliki motivasi belajar rendah. Hal ini menunjukkan bahwa kedua bentuk gaya mengajar tersebut memberikan pengaruh yang sama berbeda terhadap hasil belajar backhand groundstrokes. Hipotesis keempat menunjukkan tidak terbukti atau belum dapat teruji kebenarannya karena tidak didukung oleh data yang terkumpul. Hal ini tidak sesuai dengan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah dikemukakan pada bab II tetap masih menjadi dugaan karena belum dapat dibuktikan secara empirik. Dengan demikian, diperlukan pembahasan

terhadap berbagai kemungkinan yang menyebabkan tidak terbuktinya hipotesisi tersebut.

Adapun kemungkinan yang terjadi sebagai berikut : Waktu belajar. Lamanya waktu belajar diduga sebagai salah satu penyebab tidak terbuktinya hipotesis ketiga, Frekwensi belajar dan waktu belajar diduga kurang memadai. Perlakuan diberikan kurang lebih 6 kali perlakuan dengan frekwensi 1 minggu 3 kali, mungkin masih belum cukup untuk meningkatkan hasil belajar backhand groundstrokes, Aktivitas sampel. Diduga mahasiswa ada yang melakukan aktivitas olahraga lain di luar perlakuan yang diberikan, walaupun sebelum penelitian dimulai telah diberitahukan agar jangan melakukan kegiatan olahraga selama masa penelitian, Faktor fisik. Dimungkinkan pula masih rendahnya komponen fisik para mahasiswa, Minat. Minat merupakan satu unsur psikologi yang diduga turut mempengaruhi penelitian, dimana minat merupakan salah satu pendorong seseorang untuk memiliki suatu aktivitas tertentu. Jika seseorang memiliki minat terhadap suatu aktivitas, maka ia akan lebih serius untuk melakukan aktivitas tersebut.

Secara keseluruhan maka gaya mengajar Inklusi memiliki pengaruh yang lebih baik dibanding dengan gaya mengajar Periksa Diri. Sedangkan bagi yang memiliki motivasi belajartinggi

(9)

hendaknya memilih gaya mengajar Inklusi jika ingin meningkatkan hasil belajar backhand groundstrokes. Sedangkan bagi yang memiliki motivasi belajarrendah, dapat diberikan kedua gaya mengajar tersebut untuk meningkatkan hasil belajar backhand groundstrokes, tetapi cenderung akan lebih baik jika diberikan gaya mengajar Periksa Diri, hal ini disebabkan perbedaan jumlah rata-ratanya.

K

Keessiimmppuullaann

Berdasarkan hasil analisis data, hasil pengujian hipotesis dan hasil pembahasan penelitian yang telah diperoleh maka dapat dijelaskan beberapa kesimpulan, implikasi penelitian dan saran sebagai berikut: SSecara keseluruhan terdapat perbedaan antara gaya mengajar Inklusi dan gaya mengajar Periksa Diri terhadap hasil belajar backhand groundstrokes, Terdapat interaksi antara gaya mengajar dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar backhand groundstrokes, Bagi mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, pemberian gaya mengajar Inklusi memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan gaya mengajar Periksa Diri terhadap hasil belajar backhand groundstrokes, Bagi mahasiswa yang memiliki motivasi belajar rendah, pemberian gaya mengajar Periksa Diri memberikan pengaruh yang lebih baik

dibandingkan dengan gaya mengajar Inklusi terhadap hasil belajar backhand groundstrokes.

Implikasi

Berdasarkan temuan dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan implikasi pada pengembangan gaya mengajar guna meningkatkan hasil belajar backhand groundstrokes. Adapun implikasi dari hasil penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut.

Hasil temuan dari penelitian yang dilakukan sebagaimana dikemukakan pada kesimpulan di atas menunjukkan bahwa terdapat pengaruh interaksi antara gaya mengajar dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar backhand groundstrokes pada permainan tennis. Dengan ditemukannya pengaruh interaksi ini, dapat diartikan bahwa kedua gaya mengajar memberikan pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar backhand groundstrokes pada permainan tennis. Apabila dikaitkan dengan motivasi belajar , pada kelompok mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi ternyata gaya mengajar Inklusi lebih baik jika dibandingkan dengan gaya mengajar Periksa Diri, sedangkan pada kelompok mahasiswa yang memiliki motivasi belajar rendah gaya mengajar Periksa Diri

(10)

lebih baik jika dibandingkan dengan gaya mengajar Inklusi.

Dari temuan ini mengindikasikan bahwa motivasi belajar perlu dipertimbangkan dalam pengembangan hasil belajar backhand groundstrokes pada permainan tennis. Perlu diketahui bahwa permainan tennis khususnya teknik backhand groundstrokes membutuhkan motivasi belajar yang baik dalam mempelajari teknik tersebut, sehingga mempermudah dalam pencapaian belajar , dengan demikian motivasi belajar tersebut merupakan suatu penunjang yang sangat dibutuhkan dalam belajar backhand groundstrokes dalam permainan tennis. Dengan kata lain bahwa untuk meningkatkan hasil belajar backhand groundstrokes pada permainan tennis perlu melibatkan faktor motivasi belajar.

Temuan lain dalam penelitian ini, bahwa dari data yang diperoleh menunjukan secara keseluruhan gaya mengajar Inklusi memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan gaya mengajar Periksa Diri terhadap hasil belajar backhand groundstrokes pada permainan tennis. Dengan demikian, dapat direkomendasikan bahwa gaya mengajar Inklusi diterapkan dalam meningkatkan hasil belajar backhand groundstrokes pada perkuliahan tennis.

Bagi mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, data yang diperoleh menunjukan bahwa gaya mengajar Inklusi memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan gaya mengajar Periksa Diri terhadap hasil belajar backhand groundstrokes. Dengan demikian, dapat direkomendasikan gaya mengajar Inklusi lebih cocok diterapkan bagi mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dalam meningkatkan hasil belajar backhand groundstrokes pada perkuliahan tennis.

Bagi mahasiswa yang memiliki motivasi belajar rendah, data yang diperoleh menunjukan bahwa gaya mengajar Periksa Diri memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan gaya mengajar Inklusi terhadap hasil belajar backhand groundstrokes. Dengan demikian, dapat direkomendasikan gaya mengajar Periksa Diri diterapkan bagi mahasiswa yang memiliki motivasi belajar rendah dalam meningkatkan hasil belajar backhand groundstrokes dalam perkuliahan tennis.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir Ateng, Pendidikan Jasmani di Indonesia, Jakarta : Guna Prakarsa Jati, 1993

(11)

A.D Roy Jakker, Mengajar dengan Sukses, Terjemahan Soemoro, Jakarta : Gramedia, 1998

A.J. Romiszowski, Designing Insructional System: Decision Making in Course Planning and Curiculum Design (New York: Kogan Page, 1981

Artikel Pendidikan Network, Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar dan

Gaya Belajar,

http://artikel,us/christiana6-40.html.di akses 1 Januari 2013

Artikel The Aims and The Learning Outcomes of The Cultural Studies Digree,

http://menthelp.net/psyhelp/chap1 4/chep14t.htm. di akses 3 Januari 2013

Brown Jim, Tenis Tingkat Pemula. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada, Alih Bahasa : Dian Rusliani, 2007.

Doug Mc Curdy, Coaches Manual. Canada : ITF, 2009.

Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan-Suatu Pendekatan Rentang Kehidupan, terjemahan lstimiwidayanti danSoedjarwo (Jakarta: Erlangga, 1990

Elliott,B. Marsh T & Overheu, P. The Top Spin Backhand Drive in Tennis, Journal of the Human Movement Studies, 1989.

Endrayanto Poly, Sujarweni, Statistika Untuk Penelitian, Yogyakarta Graha Ilmu Cetakan Pertama., 2012.

FIK. Evaluasi Diri. Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Medan, Fik Unimed, 2008.

Frank M. Ferducci, Measurement Concepta in Physical Education, St. Louis Missouri: Mosby Company, 1980.

Good L. Thomas dan J.F. Bropphy, Educational Psychology: A Realistic Approach ,New York: Longman, 1990

Hamalik Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 1995.

Hasbullah Bahmid, Keterampilan Forehand Drive, Desertasi, Jakarta :PPs UNJ 2011

Hasibuan J.J dkk, Proses Belajar Mengajar Keterampilan Dasar pengajaran Mikro, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1994.

Kemenegpora Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia No 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional, (Jakarta: Kemenegpora, 2005

L. Rothstein Anne, Research Desain&Statistics for Physical Education, New Jerse : Prentice Hall, Inc, 1985.

Lutan Rusli, Belajar Keterampilan Motorik Teori dan Metode, Jakarta: Dikti, P2LPTK, 1998.

Magethi Bey, Tennis Para Bintang. Pionir Jaya Bandung, 1999

Matakupan, J.J. Strategi Belajar Mengajar Jakarta: Dinas P dan K DKI Jakarta, 1991/1992.

(12)

Morison Roy. Hubungan Koordinasi Mata-Tangan Kelincahan Dan Rasa Percaya DiriDengan Keterampilan backhand Tenis Lapangan, Tesis (Jakarta: PPs UNJ, 2012.

Mosston M, Teaching Physical Education First Online Edition, New York Mac Millan College Publishing Inc, 1994.

Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru, Offset, 1989.

Nara Hartini, Evelin S, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor : Ghalia Indonesia, 2010.

Nurkadri, Hasil Belajar Forehand Groundstrokes, Tesis, Jakarta : PPs UNJ 2011

Nasution. S, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara., 1992.

Neil J. Dogherty dan Diane Bonanno, Contemporary Approaches tol the Teaching of physical education (new Jersey: Rutgers college, 1997

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung : Rosdakarya.,2007.

Pulungan Denggan, pengaruh gaya mengajar resiprokal dan gaya mengajar latihan (practice style) serta tinggi rendahnya motivasi belajar mahasiswa terhadap hasil belajar backhand groundstrokes, tesis (jakarta: PPs UNJ 2012 Rahantoknan, BE. Guru Pendidikan

Jasmani sebagai Fasillitator, Semlok Pola Sistem Operasional Pendidikan Jasmani, sebagai

Basis Pembinaan Prestasi Olahraga Indonesia Menjelang Era Globalisasi Jakarta: 1997. Richard A. Schmidt, Motor Learning &

Performance, Los Angeles : Human Kinetics Books, 1991.

Robert M Gagne, The Condition of Learning, United States of America : Helt Rinehart and Winston, 1997.

Robert N. Singer, Motor Learning and Human Performence, New York : Mac Milan Publishing Co., 1980.

Salim Agus, Buku Pintar Tenis, Bandung : Jembar., 2007.

Setyobroto Sudibyo, Mental Training, Jakarta : Percetakan ”Solo”, 2001.

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Jakarta : Rineka Cipta., 1995.

Sudjana, Desain dan Analisis Eksperimen, Bandung : Tarsito Edisi III., 1994.

, Metoda Statistika, Bandung : Tarsito.,.2002.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta., 2010.

Tangkudung James, Kepelatihan Olahraga ”Pembinaan Prestasi Olahraga” Jakarta: Penerbit Cerdas Jaya, 2012

Widiastuti, Tes dan Pengukuran Olahraga, Jakarta : PT. Bumi Timur Jaya, 2011

Widyarso Basuki, Melatih Tenis Remaja, Jakarta : Intan Sejati., 2008.

Referensi

Dokumen terkait

pendeteksi/detektor, yang bekerja secara fisikokimia, pendeteksi/detektor, yang bekerja secara fisikokimia, piezoelektronik, optik, elektrokimia, dll., yang mengubah sinyal

Gordon dan Milakovich (1995:6), mendefinisikan pentadbiran awam sebagai segala proses, organisasi, dan individu yang terlibat dalam perlaksanaan undang-undang dan peraturan

teks-teks, berupa frasa, kalimat, ataupun paragraf yang terdapat dalam novel Laut bercerita karya Leila S.Chudori yang menggambarkan sesuai fokus permasalahan. Sumber data

Mulai edisi Mei 2014, jurnal ini akan dikelola oleh UMS-KAL (Universiti Malaysia Sabah – Kampus Labuan Antarabangsa) di Malaysia dan Laboratorium Sejarah dan Budaya, Fakultas

Sistem informasi manajemen merupakan serangkaian sub bab informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi data sehingga

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan Hidayah-Nya kepada Peneliti, sehingga penelitian yang berjudul: Problematika

To download free pemerintah provinsi jawa tengah dinas pendidikan you need to register.. BAB IV-LKPJ ATA 2012.pdf Pemerintah

Dari data yang diperoleh pada Tabel V.10, nilai kuat lentur beton Fascon didapat nilai sebesar 0,341 dan Duracon sebesar 0,358 MPa. Analisis Kuat Lentur menggunakan