296 ISSN 0216-3128 Ngasifudin. dkk.
KAJIAN METODA EFISIENSI PREP ARASI SAMPEL UNTUK
PENGUKURAN GROS-ALFA DALAM AIR
S ry
Ngasifudin, Ign. Djoko Sardjono daD Agus Sulistiyono
Puslitbang Teknologi Maju Batan, Yogyakarta.ABSTRACT "
INVESTIGATION OF THE METHOD OF SAMPLE PREPARATION EFFICIENCY FOR DETERMINATION GROSS-ALPHA IN WATER. An efficient procedure to optimize and to estimate sample volume and counting timesfor gross-alpha determination in water has been investigated. The procedure was developed for safe drinking water act samples. emphasizing the 3 pCi/L detection limit and accomodating the wide range of drinking water sources in DIY and their varying mineral contents. Optimal sample volumes are estimated from conductivity measurement. Tables were developed for recommended sample volumes and counting times required for gros-alpha analysis in DIYd:,if;king wuJers. This procedure can be costumized to national application. individual laboratories and instruments.
PENDAHULUAN
membentuk ketebalan residu yang seragam: Metoda EPA 900 menyarankan tebal sampel maksimum 5 mgicm2 diatas planset. Dari penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa jika sejumlah padatan yang ada setelah preparasi sampel, volume sampel air terkecil seharusnya dapat digunakan untuk analisa oleh karena serapan partikel alfa oleh padatan. Sebelumnya hasil yang diperoleh ini telah diulang prosedur menggunakan volume sampel yang lebih kecil dari sisa sampellarutannya.Waktu penghitungan juga diperkirakan dengan tria! don error dalam menentukan limit deteksi yang dikehendaki yaitu 3 pCi/L untuk gross alfa yang sesuai dengan metoda EPA 900. Dalam beberapa percobaan perlu dilakukan penguapan sampel sebanyak tiga kali sebelum diperoleh hasil yang memuaskan.
Tujuan Penelitian ini adalah menyelesaian permasalahan yang sedang dihadapi yaitu:
I. Mengetahui apakah banyaknya padatan dalam sam pel yang tidak diketahui akan menjadi diabaikan pada planset setelah preparasi. 2. Berapa waktu penghitungan minimum akan
diperlukan untuk menemukan limit deteksi gros alfa 3 pCi/L berdasar pada banyaknya P usat Penelitian dan Pengem.bangan Teknologi
Maju (P3TM) BA TAN sebagai salah satu Puslit BAT AN yang berada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sangat berkompeten untuk ikut berpartisipasi dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah (OTDA). Pada Laboratorium PLKL P3TM BAT AN telah dilakukan deteksi gros-alfa/beta dan lainnya untuk kegiatan pemantauan lingkungan secara rutin dalam radius 5 Km dari Reaktor Kartini. Untuk persiapan jangka panjang maka perlu dilakukan deteksi gros-alfa sesuai peraturan air minum yang ada.
DIY memiliki banyak sistem komunitas air minum[l] untuk melayani masyarakatnya. Perolehan sumber air minum be rasa I dari air permukaan maupun air bawah tanah. Sumber air permukaan ini segera disaring. Keanekaragaman st!mber dan kualitas air minum (yaitu berbagai total padatan) digabungkan menjadi satu agar penentuan gros-alfa dalanr air menjadi seefisil:n mungkin. PLKL akan mencoba menggunakan Metoda EP A 900 untuk menganalisa gros-alfa dalam air minum.
Preparasi sampel terdiri dari proses pengeringan sam pel dalam suatu planset sehingga
Proslding Perternuan dan Presentasilimiah Penelltian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001
ABSTRAK
' "'"
KAJ/AN METODA EFISIENSI PREPARASI SAMPEL UNTUK PENGUKURAN GROS-ALFA DALAM AIR Telah dikaji suatu prosedur yang efisien untuk mengoptimalkan hasil yang bait don memperkirakan volume sampel don waktu cacah untuk penentuan gros-alfa dalam air. Prosedur dikembangkan sesuai peraturan air minum yang amon, dengan menekankan batas deteksi 3 pCVL don menyesuaikan dengan lebar/luas rentang sumber air minum di DIY don kandungan variasi mineralnya. Volume sampel yang optimal diperkirakan dari pellgukuran konduktivitasnya. Rencana-rencana telah dikembangkan untuk volume sampel yang direkomendasi don waktu penghitungan yang diinginkan untuk analisis gros-alfa pada air minum DIY. Prosedur ini dapat dipergunakan pada penerapan secara nasional. laboratorium don instrumentasi secara individu.
ISSN 0216 -3128
Ngasifudin, dkk. 297
kepadatan
pada ukuran standar planset (yaitu
diameter 2 inchi).
Laboratorium PLKL akan mengembangkan
dua
metoda yang menyarankan volume sampel
minimum yang dikehendaki bagi analisa gros alfa
dan beta untuk menjamin bahwa limit deteksi 3
pCi/L untuk gros alfa dapat ditemukan. Metoda ini
secara matematika ditampilkan pada makalah ini.
Persamaan
dapat diterapkan untuk penentuan gros
alfa dan beta apakah akan dilakukan secara
serentak atau sebagian.
Analisa gros alfa dan beta
secara
serentak menggunakan
alat cacah gas yang
proporsio~al detektor gas proporsional (Canberra
model 2201 dengan
jendela 5,1 cm dan Canberra
model 2404-F dengan jendela 5,7 cm). Dalam
penghitungannya
diperoleh juga penemuan limit
deteksi EPA gros alfa 4 pCi/L [2].
--4. Bersihkan residu di dalam cawan porselin menggunakan asam nitrat 0,1 N.
5. Setelah kering cuplikan dicacah radioaktovitasnya dengan alat cacah alfa/beta
Jatar rendah.
6. Perhitungan radioaktivitas air:
A.ir =CX lOO/Vx Ex 60 Bq/L.
Dimana,
A.ir = Aktivitas air
C = Cacah
bersih
= Cacah
cuplikan -cacah air (cpm).
E = Efisiensi alat yang bergantung
pada
berat sam
pel. (%)
V = Volume air (L)
HASIL DAN PEMBAHASAN
TATA KERJA
Penggunaan Dan Modifikasi Persamaan Epa Prosedur penentuan untuk pengukuran radioaktif dalam air minum[2], menunjukkan bahwa waktu minimum yang dikehendaki untuk menghitung sampel diberikan dengan porsamaan
;-:-(4,66)2 B
N2(1)
t=
Banan yang digunakan
1. Akuades
2. Na"SO4
3. HNO3-O,lN
4. Larutan radionuklida Am-241.
5. Larutan radionuklida Cs-137
Dimana,
t = waktu minimum yang dikehendaki. N = cacah netto sam pel = A x E x V A = aktivitas per volume
E = effisiensi V = volume
B = cacah latar dalam cpm.
Persamaan (1) lebih berguna jika efisiensi dipisahkan ke dalam efisiensi instrumen dan efisiensi transmissi, sebagaimana persama.:.n (2) :
(4
,66
)
2 B , (2) 9. pH meter 10. Pipet mikro 11. Stop watch 12. Pipet ukur 13. Kertas tissu 14. Jerigen 15. Kompor listrik 16. Gelas ukurAlat yang digunakan
1. Tabung sentrifus
2. Alat cacah
alfa dan beta
3. Gelas Beker
4. Bak es pending
in
5. Pengaduk
magnit
6. Pengaduk
gelas
7. Planset
Aluminium
8. Lampu pemanas
1 =(TIA V)2
Dimana :T = Efisiensi transmisi untuk pemberian ban yak-nya massa padatan pada planset 20 cm2 I = Efisiensi instrumen untuk sumber alfa atau
beta.
Persamaan (2) menunjukkan bahwa untuk meminimalkan waktu penghitungan, usaha-usaha seharusnya dibuat untuk memaksimalkan volume sarnpel, efisiensi transmisi, efisiensi instrumen dan Metoda
1. Sam pel air 2 liter dituangkan ke dalam cawan porselin dan dipanaskan diaias kompor listrik. 2. Sampel air tersebut diuapkan sampai
volumenya tinggal :!: 10 mi.
3. Residunya dituangkan ke atas planset sedikit demi sedikit dan dikeringkan diatas hot plate.
--Prosldlng Pertemuan dan Presentasl IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta. 7 -8 Agustus 2001
ISSN 0216 -3128 Ngasifudin. dkk.
menggunakan persamaan diatas disajikan pada
Tabe! 1.
Tabel 1. Waktu Teoritis (menit) yang diperlukan
untuk analisis gros-alfa.
I Vol
(L)
I~
0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0,05untuk meminimalkan latar. Efisiensi instrumen
dan
latar setelah dioptimasi secara relatif adalah
konstan
dan dikuatkan melalui analisa standar
yang
diketahui dan kosongnya bagi tiap set sarnpel
yang
dianalisa. Efisiensi transmisi dan volume sam
pel
dihubungkan melewati sarnpel padatan yang
memuaskan
dan seringkali mewakili suatu keadaan
sejak keduanya
seharusnya
menjadi maksimal
yang
besarnya mungkin sarna (misalnya seperti
penambahan
volume sarnpel,
pengurangan
efisiensi
transmissi). Kurva efisiensi transmisi ditentukan
melalui analisa standar pacta aktivitas yang
diketahui dan berbeda tetapi diketahui massanya
dalam set planset.
Untuk menguktir kurva efisiensi transmisi[3].
digunakan natrium sulfat (0-260 fig) dengan
radionuklida yang sesuai bagi gros alfa (Am-241)
atau gros beta (Cs-137) plan set yang berisi 226
Am-241 Dan 608 pCi Cs-.137 dengan variasi
Na2SO4.
Untuk mengefisiensikan pengelompokan
sampel
dalam menganalisa
pada waktu pencacahan
tunggal, diperlukan data seperti pada Tabel 2.
Tabel 2. Waktu Teoritis (menit) yang diperlukan
untuk efisien pada analisis gros-a/fa.
Efisiensi Transmisi
~
,o
i 30I i 30!3'(}!
-30 60 300 9000,8
0,7
,
~nsitas ~!\ (mjcm2)30
~
Gambar 1. Kurva efisiensi dari pencacahan
~
,300
200500
1800-Yol
(L)
1,0 0,50,4
lOT
I-I 0,2:~
-0:"65
0,930
30
30
60
IIWO-'3()0
1100Garnbar 1 menunjukkan kurva transmisi bagi gros alfa clan gros beta untuk VDHL Efisiensi transmisi adalah sangat penting pada analisa gros alfa. lAEA Seibersdorf Laboratory, Austria clan Center for Advanced Technological and Environmental Training (FTU) Forschungszentrum Kalrsruhe;,
Germany menggunakan persamaan (2) untuk menghitung waktu cacah minimum bagi limit deteksi gros alfa pada 3 pCi/L.
Kekhususan nilai gros alfa bagi efisiensi instrumen clan latar masing-masing adalah 0,18 clan 0,118 cpm. Harga ini digunakan untuk persarnaan dibawah ini clan untuk menghasilkan/menyusun tabel. Sesuai dengan persamaan
(2.);-Maka:
Sampel dengan efisiensi transmisi antara nilai-nilai tersebut, diberikan dalam Tabel 2 dihitung untuk waktu pencacahan yang lebih panjang. (yaitu mengikuti dari bawah menuju efisiensi transmisi berikutnya yang lebih rendah pacta volume yang sarna untuk menentukan waktu pencacahan).
Sebagai contoh : jika 0,2 liter pacta sampel menghasilkan suatu efisiensi sam pel 0,75 kemudian akan dicacah selama 200 menit (waktu pencacahan untUK 0,2 liter sam pel dengan efisiensi transmisi pada 0,700). Waktu menganalisa pad a Tabel 2 juga menentukan limit deteksi EPA gros beta pada 4,0 pCi/L ketika dikerjakan secara simultan dengan pencacahan alfa (efisiensi peralatan beta pad a 0,280 dan latar pad a 0,887 cpm).
(3)
2,14
(4)
(TVY
Nilai teoritis dalam menit bagi variasi volume sampel dan faktor-faktor transmisi
Proslding Pertemuan dan Presentasl IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001
Ngasifudin, dkk. ISSN 0216 -3128 299
Perkiraan Volume Sam pel Menggunakan Daya
Hantar
Tabel 3. Volume sampel yang dianalisis berdasar
Daya Hantar
Daya hantar
(flmhos)
Volume sampel
(Liter)
Konsentrasi pada pernisahan suatu iondalarn sarnpel seringkali diperkirakan rnelalui basil kali Daya hantar Cflrnhos/crn) dengan faktor ernpirik atau
0-73
73-145
145-182
182-242
242-364
364-727
727-1454
1.0 0.50.4
0.3
0.2 0.1 0.05(5)
C = Daya Hantar x laktar dimana,
C = Konsentrasi padatan dalam mg/l Faktor = Konstanta empiris (ditentukan pacta
masing-masing Iaboratorium)
"faktor" ditentukan dengan mengukur daya hantar pada lebih dari tiga-puluh sam pel random, kemudian ditentukan konsentrasi aktual padatan "C" dengan menguapkannya diatas planset. Kemudian mensubstitusi harga-harga pada persamaan 5 clan menggunakan "faktor" yang dihasilkan dalam faktor rata-rata 1,1 untuk PLKL.
Volume yang diperlukan untuk mengendapkan sejumlah berat sam pel pada planset diperkirakan dari :
(6)
M=CxV
Dimana, M = Berat sam
pel (mg)
V = Volume (liter).
Perlakuan Lanjut Terhadap Sam pel "
Setelah penetapan Tabel 2 dan 3, dapat dilakukan prosedur dibawah ini untuk semua sampel.
I. Tentukan daya hantar sampel dan catat volume yang diperlukan untuk menganalisis dari Tabel 3. Tambahkan HNO) untuk menjaga sampel (pH < 2) setelah pengukuran daya hantar sampel.
2. Sampel-diuapKan -sesuai -prosedur EP A 900.02 dan hitung efisiensi transmisi dari kurva efisiensi transmisi.
3. Dengan menggunakan volume sampel dan
efisiensi transmisi mungkin akan diperoleh waktu cacah minimum dari Tabel dan 2. Harga "Y" pada persamaan (6) dapat diperolehdengan mensubstitusi harga "c" pada persamaan (5) yaitu :
Tabel 2 dan 3 mungkin juga dikembangkan untuk penentuan grog alfa dan atau beta bukan secara simultan. Setiap Laboratorium harus menentukan tabel-tabel yang dimiliki untuk daya hantar dan waktu analisis karena"' pasti acta perbedaan dalam komposisi air dan spesifikasi dasar peralatan Laboratorium. Oemikian juga untuk parameter-parameter efisiensinya.
M
(7)
v=
(Daya Hantar)(Faklor)
EP A menyarankan maksimum ketebalan densitas sam pel padat adalah 5 mg/cm2 atau 100 mg beret sam pel pacta 20 cm2 planset untuk menghindari penyerapan berlebihan partikel alfa dan atau beta oleh sampel.
Penyelesaian persamaan (7) menggunakan faktor PLKL dan berat sam pel 80 mg memberikan M =
80 mg dan faktor = I, I sehingga
KESIMPULAN
I. Pengukuran-pengukuran daya hantar dan kelengkapan inforrnasi dalam makalah ini
mungkin dapat untuk memperkirakan volume sampel dan waktu cacah yang diperlukan pad a anal is is sampel air.
2. Waktu praktis minimum yang diperlukan untuk menganalisa gros-alfa (Tabel 2) ditetapkan dari variasi efisiensi transmisi dan volume untuk efisiensi instrumen yang
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001
ISSN 0216-3128
Ngasifudin, dkk. 300diberikan dan batas
deteksi
dalam
persamaan
(2).
3. Volume sam
pel yang diperlukan untuk analisis
(Tabel 3) berasal dari pengukuran
daya hantar
yang berhubungan
dengan kandungan
padatan
sampel.
TANYAJAWAB
Supriyo D.
-Apaguna dari penelitian ini.
DAFTARPUSTAKA
Ngasifuddin
-Untuk mengetahui perhitungan minimum untuk menentukan limit deteksi gross alfa 3 pCi/I. 1.
2.
Anwar Budiyanto-Kemana aplikasi dari teknologi ini
-Apa dapat segera dimanfaatkan dalam industri
terapan
3.
Buku Statistik DIY tahun 1999.
Prescribed Procedures for Measurement of
Radioactivity in Drinking Water, EPA-600/4-80/032, U.S. Environmental Protection Agency, Environmental Monitoring and Support Laboratory, Cincinnati, OH, August (1980).IAEA Seibersdorf Laboratory, Austria and Center for Advanced Technological and Environmental Training (FTU) Forschungszentrum Kalrsruhe, Germany. Standard Methods for the Examination of
Water and Wastewater, 14th edition, Part 205f., American Public Health Association, Washin~on, D.C., (1975).- -~-~
---4.
Ngasifuddin
-Aplikasi metoda ini adalah pada proses pemurnian dan penggunaan air minum baik yang ada dalam lingkungan umunl nlaupun di
industri.
-Dalam industri terapan seperti industri air minum/ air -mineral, metoda ini mutlak diperlukan.
-Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001