• Tidak ada hasil yang ditemukan

PW Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara Baitul Arqam Madya dan ToT Sekolah Kader

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PW Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara Baitul Arqam Madya dan ToT Sekolah Kader"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PW Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara | Baitul Arqam Madya dan ToT Sekolah Kader

(2)

PW Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara | Baitul Arqam Madya dan ToT Sekolah Kader

(3)

PW Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara | Baitul Arqam Madya dan ToT Sekolah Kader

2 PROPOSAL KEGIATAN

BAITUL ARQAM MADYA dan

TRAINING OF TRAINER SEKOLAH KADER PIMPINAN WILAYAH PEMUDA MUHAMMADIYAH

SUMATERA UTARA Medan, 09 – 11 Desember 2016 A. LATAR BELAKANG

Di dalam muqaddimah Anggaran Dasar Pemuda Muhammadiyah ditegaskan bahwa Pemuda Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi otonom merupakan lembaga perjuangan yang bertujuan menghimpun, membina, dan menggerakkan potensi pemuda Islam serta meningkatkan peranannya sebagai kader untuk mencapai tujuan Muhammadiyah maka dalam setiap gerak dan langkahnya harus merupakan perwujudan dari gerakan Islam. Hal yang perlu disadari bahwa peranan dan fungsi Pemuda Muhammadiyah sebagai pelopor, pelangsung, dan penyempurna amal usaha Muhammadiyah, maka ia harus mampu menempatkan dirinya sebagai gerakan da’wah amar ma’ruf nahi mungkar di kalangan pemuda.

Persoalan kaderisasi pemuda Muhammadiyah memang sangat multi kompleks mulai dari tingkat pusat sampai ranting. Persoalan pengkaderan yang sampai saat ini terasa makin tidak diminati oleh kalangan anggota Pemuda Muhammadiyah termasuk pengurus sendiri merupakan persoalan yang harus dicarikan solusinya. Bicara tentang pengkaderan di Pemuda Muhammadiyah terasa dingin dan tidak menimbulkan ”syahwat”. Realitas semacam inilah yang terjadi pada tingkatan institusional dan organisasi Pemuda Muhammadiyah saat ini yang berimplikasi pada semakin lama nyaris tidak ada pengkaderan formal yang diadakan oleh pengurus Pemuda Muhamadiyah baik tingkat pusat sampai ranting. Hal ini bisa dirasakan ketika kita mengunjungi mesjid-mesjid Muhammadiyah, dimana tidak adanya aktivitas dakwah angkatan muda Muhammadiyah. Ada beberapa persoalan mendasar yang berkaitan dengan problem kaderisasi di Pemuda Muhammadiyah :

Pertama, lemahnya sistem dan mekanisme perkaderan Pemuda Muhammadiyah secara “ide konseptual” dan “praktek operasional”. Kedua, masih terbatasnya orientasi perkaderan hanya untuk mencukupi hajat kebutuhan program kerja. dan itu pun seringkali berjalan tidak lancar. Ketiga, tidak adanya koordinasi dan

(4)

PW Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara | Baitul Arqam Madya dan ToT Sekolah Kader

3

sinkronisasi model perkaderan yang komprehensif yang melibatkan seluruh jajaran Pemuda Muhammadiyah. Keempat, masih kuatnya ego pimpinan pemuda Muhammadiyah di setiap level. Kelima, keterpukauan Pemuda Muhammadiyah oleh panggung politik sehingga menganggap tidak afdol kalau tidak terjun ke arena politik praktis seperti melalui partai politik. Keenam, pengkaderan yang dilakukan tidak utuh dan menyeluruh. Ketujuh, keterbatasan waktu pimpinan Pemuda Muhammadiyah untuk mengurus organisasi secara utuh. Kedelapan, kurangnya komunikasi antara pimpinan Pemuda Muhammadiyah dengan Muhammadiyah disetiap level dalam merencanakan dan melaksanakan kaderisasi.

Lalu bagaimana sebenarnya yang akan dilakukan dalam pengkaderan :

Pertama, harus utuh dan sempurna. Artinya, pengkaderan harus meliputi segala aspek permasalahan kaderisasi secara utuh dan paripurna; aspek pemikiran kejiwaan, dan ketahanan daya juang. Bukan hanya mengkader aspek pemikiran secara teoritis melulu, atau pendidikan kejiwaan saja, ataupun gerakan berupa politis belaka. Akan tetapi harus betul-betul memberikan perhatian besar kepada aspek pengembangan kepribadian secara keseluruhan, demi terbentuknya pribadi-pribadi muslim yang utuh dan paripurna. Yaitu mengkader pemuda Muhammadiyah yang mampu bertahan menjawab segala tantangan secara terus-menerus dan berkesinambungan, dan mampu mencapai sasaran-sasaran yang sebenarnya. Menghadirkan proses kaderisasi sebagai laboratorium mematangkan pemikiran dan idiologi untuk melahirkan kader-kader yang matang dan selalu siap melakukan perubahan.

Kedua, harus memiliki idiologi yang jelas. Artinya kaderisasi pemuda

Muhammadiyah harus benar-benar mampu menanamkan idiologi ber

Muhammadiyah yang jelas, sehingga akan dapat melahirkan kader-kader yang militan bukan kader-kader karbitan. Pemuda Muhammadiyah harus mampu melahirkan kader-kader yang mampu secara intelektual dan juga matang secara idiologi, sehingga distribusi kader kesemua lini terutama ke AUM Muhammadiyah benar-benar memiliki kekaderan yang jelas.

Ketiga, melahirkan Tauladan. Pengkaderan tidak hanya berupa teori-teori saja, tetapi betul-betul harus berlandaskan kepada pengalaman dan metode yang telah diuji dalam praktek. Dan pengkaderan itu harus diterapkan dalam kehidupan nyata, sebagai uswah hasanah dari suri tauladan yang baik. Maksudnya ialah, bahwa

(5)

PW Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara | Baitul Arqam Madya dan ToT Sekolah Kader

4

pengkaderan harus dipraktekkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dan bukan semata-mata doktrin (pengarahan) dan pelajaran. Sistem penggemblengan yang sekaligus dengan praktek lapangan ini akan membantu membentuk pribadi-pribadi muslim yang terampil dan tangguh, pribadi-pribadi yag tanggap, mantap, dan wajar tapi tidak rendah diri.

Keempat, Berkesinambungan dan seimbang. Pengkaderan harus diperhatikan secara serius, di mana penggemblengan di berbagai segi itu harus berkesinambungan dan seimbang dengan kebutuhan yang diperlukan. Kaderisasi yang dilakukan hanya sebatas menjalankan program kerja tidak akan dapat melahirkan kader-kader Pemuda Muhammadiyah yang tangguh dan istiqomah sebaliknya akan melahirkan kader-kader yang suatu saat nanti akan menjadi duri dalam organisasi Pemuda Muhammadiyah, karena dia tidak memahami hakikat perjuangan Pemuda Muhammadiyah itu sendiri dan kalau dibiarkan terus menerus keadaan yang demikian, tidak mustahil akan dapat merusak citra kepribadian Islam, dan bahkan akan mengganggu keutuhannya.

Kelima, Pengajian dan Pertemuan Rutin, sehebat apapun proses pengkaderan yang dilakukan di arena kaderisasi tidak akan pernah bisa menunjukkan hasil yang maksimal apabila tidak dilakukan tindak lanjut dari proses kaderisasi tersebut. Pimpinan pemuda Muhammadiyah disetiap level harus dan wajib melaksanakan pengajian dan pertemuan rutin, karena kaderisasi yang sesungguhnya itu adalah pada aktivitas dakwah yang dilakukan oleh setiap kader Pemuda Muhammadiyah. Salah satu indikator keberhasilan kaderisasi adalah ketika seluruh kader yang dibina sudah mampu melakukan aktivitas dakwah dilevel terendah yaitu ranting dimana kader tersebut berdomisili.

Untuk itu kaderisasi diharapkan bisa memberikan kewajiban kepada setiap kader yang telah mengikuti pengkaderan untuk bisa menghidupkan aktivitas dakwah pemuda Muhammadiyah ditingkat Ranting dan Cabang dimana dia berdomisili. Pimpinan Pemuda Muhammadiyah harus bisa merumuskan dan merancang program tindak lanjut yang akan dilakukan oleh setiap alumni pengkaderan, sehingga kaderisasi yang dilakukan tidak hanya semata menjalankan program kerja. Oleh karena itu penguatan visi gerakan Pemuda Muhammadiyah menjadi prasyarat penting bagi pembangunan masyarakat masa depan yang bermartabat. Dan oleh

(6)

PW Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara | Baitul Arqam Madya dan ToT Sekolah Kader

5

sebab itu kami memandang perlu mengadakan Baitul Arqom Madya dan Training Of Trainer Sekolah Kader Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara dengan mengambil tema ”Meneguhkan Eksistensi Gerakan Kader Untuk Penguatan Kepemimpinan Pemuda Muhammadiyah Ditingkat Cabang dan Ranting”.

B. NAMA KEGIATAN

Kegiatan Perkaderan ini bernama “Baitul Arqam Madya dan Training Of Trainer Sekolah Kader” PW. Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara.

C. MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

Berdasarkan fungsi dan tugas, maka maksud dan tujuan Baitul Arqam Madya dan Training Of Trainer Sekolah Kader PW. pemuda muhammadiyah ini adalah:

1. Maksud

Baitul Arqam Madya dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas anggota dan pimpinan sehingga menjadi kader Pemuda Muhammadiyah yang teguh memegang ideologi Keislaman dan Kemuhammadiyahan, berwawasan Kebangsaan dan Nasional. ToT Sekolah Kader dimaksudkan untuk membentuk Korps Instruktur Pelaksanaan Sekolah Kader.

2. Tujuan

Tujuan penyelenggaraan Baitul Arqam Madya ini adalah:

a. Menguatkan komitmen dan kualitas pemahaman peserta mengenai ideologi Persyarikatan dan keislaman serta memahami strategi implementasi dakwah Islam amar makruf nahi munkar.

b. Meluaskan wawasan pemikiran peserta dalam peta keislaman dan pemahaman dinamika kebangsaan dalam berbagai aspek kehidupan.

c. Membentuk Korps Instruktur Sekolah Kader dalam upaya penguatan pengkaderan di Tingkat Cabang dan Ranting.

(7)

PW Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara | Baitul Arqam Madya dan ToT Sekolah Kader

6 D. HASIL YANG DIHARAPKAN

Hasil yang diharapkan dari pelatihan ini adalah:

1. Terbentuknya kader Pemuda Muhammadiyah yang mempunyai komitmen dan kualitas pemahaman ideologi Persyarikatan dan keislaman serta memahami strategi implementasi dakwah Islam amar makruf nahi munkar. 2. Terbentunya kader Pemuda Muhammadiyah tingkat Daerah yang memiliki

wawasan, ketrampilan, sikap integralistik dan holistik ;

3. Terbentuknya kader Pemuda Muhammadiyah yang memiliki kemampuan merumuskan anatomi gerakan, pemetaan opini dan issu yang berkembang baik skala nasional maupun regional.

4. Terbentuknya Korps Instruktur Sekolah Kader.

E. PESERTA

1. Kriteria dan Jumlah Peserta:

Total peserta Baitul Arqam Madya dan ToT Sekolah Kader PW. Pemuda Muhammadiyah berjumlah 100 orang, dengan kualifikasi sebagai berikut:

a. Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah = 4 Org b. Pimpinan Wilayah IPM = 1 orang

c. Pimpinan DPD IMM = 1 orang

d. Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (3 orang x 28) = 84 Org

e. Pimpinan Daerah yang Memiliki Pimpinan Cabang diatas 7 akan mendapatkan kuota penambahan Peserta sesuai keputusan Panitia PW. Pemuda Muhammadiyah.

2. Persyaratan dan Perlengkapan Peserta:

a. Surat Mandat dari PDPM atau ortom AMM Tingkat Wilayah

b. Bersedia mengikuti pelatihan secara penuh sesuai program pelatihan dalam satuan waktu yang integral;

c. Fotocopy syahadah/sertifikat atau surat keterangan telah mengikuti perkaderan AMM tingkat Daerah.

d. Membawa perlengkapan shalat dan pakaian olahraga;

e. Telah lulus/mengikuti Baitul Arqam Dasar (Melati Muda) atau Pengkaderan AMM setingkat.

(8)

PW Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara | Baitul Arqam Madya dan ToT Sekolah Kader

7

f. Mendapat mandat dari PDPM dan atau Pimpinan AMM setingkat sebagai penanggung jawab.

g. Membuat makalah/artikel/tulisan tentang perkaderan sesuai dengan thema. h. Apabila ada kader yang potensial PD. Pemuda Muhammadiyah akan tetapi

belum pernah mengikuti pengkaderan Tingkat Cabang/Daerah/Ortom setingkat diharapkan di rekomendasikan khusus oleh PD. Pemuda Muhammadiyah dengan beberapa catatan dan pertimbangan yang akan diberikan oleh PW. Pemuda Muhammadiyah Sumut.

i. Formulir peserta, makalah/tulisan/artikel, foto wajib dikirimkan lewat email :

kaderpwpwsumut@gmail.com paling lama tanggal 19 November 2016.

j. Peserta BAM dan TOT Sekolah Kader di Himbau untuk membeli Baju Seragam Pdh Korps Instruktur dengan Harga Rp 110.000,- .Konfirmasi/dana pembelian Baju paling lambat diterima tanggal 19 November 2016. Dana bisa dikirim melalui rek BNI : 0197556449 atas nama Amrizal.

k. Konfirmasi Keikutsertaan paling lambat tanggal 19 November 2016 melalui Hp 08126405096 (Amrizal).

F. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN Kegiatan ini diselenggarakan pada:

Hari : Jum’at – Minggu

Tanggal : 09 – 11 Desember 2016 Tempat : Asrama Haji Medan

Jadwal kegiatan sebagaimana terlampir.

G. METODOLOGI PELATIHAN 1. PENDEKATAN

Pendekatan pelatihan dengan menggunakan participatori learning proses, yaitu proses belajar secara partisipatoris yang bertumpu pada falsafah andragogi. Dimana instruktur mengambil posisi sebagai fasilitator dan memberi inspirasi untuk mengarahkan dan memacu peserta dalam untuk mencari dan menformulasikan topik bahasan/masalah, kemudian mengem-bangkan topik bahasan/masalah tersebut secara bersama di lingkungan peserta. Baik peserta maupun instruktur

(9)

PW Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara | Baitul Arqam Madya dan ToT Sekolah Kader

8

sama-sama menjalankan fungsinya masing-masing untuk mewujudkan tujuan pelatihan instruktur. Proses transformasi nilai dan pengetahuan termasuk kemampuan teknis peserta pelatihan melalui 3 (tiga) bagian, yang meskipun dilakukan secara acak, akan tetapi setiap bagiannya menunjukkan keterkaitan antara satu dengan lainnya sebagai siklus pendidikan yang dinamis.

Pendekatan ini juga mensyaratkan adanya pemetaan secara komprehensif dan sempurna terhadap berbagai hal yang membawa implikasi langsung atau tidak ke dalam lingkungan pelatihan, seperti strata raw-input, kondisi tim instruktur/fasilitator, panitia dan lingkungan lokasi pelatihan berlangsung.

2. KLASIFIKASI MATERI PELATIHAN BAITUL ARQAM MADYA dan TRAINING OF TRAINER SEKOLAH KADER

1. Kelompok Materi Keislaman:

a. Paham Agama dalam Muhammadiyah;

b. Implementasi dan Aktualisasi Nila-nilai Islam dalam Kehidupan; c. Metode Pemahaman Agama Islam;

d. Islam sebagai Ruh Gerakan;

e. Dinamika Gerakan Pembaruan dan Pemikiran dalam Islam (Klasik, Pertengahan, Kontemporer).

2. Kelompok Materi Kemuhammadiyahan:

a. Revitalisasi Ideologi Muhammadiyah: dari Eksplorasi ke Objektifikasi; b. Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah;

c. MKCH dan Kepribadian Muhammadiyah; d. Khittah Perjuangan Muhammadiyah; e. Manhaj Tarjih Muhammadiyah. f. Profil Kader Pemuda Muhammadiyah g. PHIWM dalam Berorganisasi

3. Kelompok Materi Pemikiran dan Isu Kebangsaan: a. Jihad dalam Polemik dan Tindakan;

(10)

PW Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara | Baitul Arqam Madya dan ToT Sekolah Kader

9

c. Perbandingan Identitas Muhammadiyah dengan Gerakan-gerakan di Luar Muhammadiyah (seperti IM, Salafi, HT, dll.);

d. Blue Print Muhammadiyah tentang Karakter Bangsa;

e. Muhammadiyah, Agenda Demokratisasi, dan Politik Otonomi Daerah; f. Muhammadiyah dalam Kancah Globalisasi dan Gerakan Sosial Baru. g. Mencetak Enterpreneur Muhammadiyah

h. Pemuda Muhammadiyah dan Suksesi Kepemimpinan Nasional 4. Training Of Trainer Sekolah Kader,

a. Panduan Sekolah Kader dalam Penguatan Gerakan Kaderisasi di Tingkat Cabang dan Ranting.

b. Pengenalan dan Pengelolaan Web Site Kader PW. Pemuda Muhammadiyah Sumut.

c. Data Base Kader

H. FASILITAS

Fasilitas Peserta untuk Kegiatan Perkaderan Baitul Arqam Madya dan ToT Sekolah Kader adalah:

1. Akomodasi (penginapan dan konsumsi) selama pelatihan berlangsung; 2. Training kit; (Tas Peserta, Blok Note, Pen, ID Card)

3. Sertifikat; 4. Materi Pelatihan

5. Buku Sekolah Kader, dll.

Nb : Transportasi dan Baju Pdh Korps Intruktur di Tanggung oleh masing-masing peserta. I. INSTRUKTUR

Penetapan instruktur Baitul Arqam Madya dan ToT Sekolah Kader Pemuda Muhammadiyah merujuk pada kriteria, tugas dan fungsinya yakni kader Pemuda Muhammadiyah yang telah mengikuti Baitul Arqam Paripurna/Pelatihan Instruktur PP Pemuda Muhammadiyah/Ortom Setingkat.

J. MONITORING DAN EVALUASI PENDIDIKAN 1. MONITORING

Monitoring kegiatan program pelatihan ini, meliputi: a. Pelaporan

(11)

PW Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara | Baitul Arqam Madya dan ToT Sekolah Kader

10 Pelaporan terdiri dari laporan persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan rencana tindak lanjut.

b. Kunjungan Lapangan Kunjungan lapangan dilakukan sesuai dengan kebutuhan. 2. EVALUASI PELATIHAN

a. Evaluasi Peserta Pada akhir pelatihan dilakukan evaluasi untuk menentukan lulus tidaknya peserta latihan, dengan sspek-aspek penilaian terdiri atas Aspek Kehadiran : 20 % - Aspek Peran serta dalam Kelas : 30 % - Aspek Dinamika dan Apresiasi Kelompok : 30 % - Aspek Kerja Mandiri : 20 %

b. Evaluasi Peserta Terhadap Penyelenggaraan Pelatihan Evaluasi preserta terhadap penyelenggaraan pelatihan dilakukan dengan menggunakan Angket, tujuannya adalah:

 Memperoleh umpan balik dari peserta terhadap pelaksanaan pelatihan secara keseluruhan.

 Sebagai masukan untuk menyempurnakan pelaksanaan pelatihan Baitul Arqam Madya yang akan datang.

 Petunjuk pengisian angket tentang “Penilaian Peserta pelatihan Baitul Arqam Madya Pemuda Muhammadiyah” terhadap program pelatihan disajikan di setiap sesi pelatihan berlangsung.

K. ORGANISASI PELAKSANA

Penanggung Jawab Umum : M. Basir Hasibuan,M.Pd (Ketua Umum PW PM SUMUT

Husni Mubarak, MA (Sekretaris PW PM Sumut) Penanggung Jawab :

Program

Amrizal, S.Si,M.Pd(Ketua Bid. Pendidikan dan Kaderisasi PWPM SUMUT

M. Lailan Arqam, M.Pd (Sek. Bid.Pendidikan dan Kaderisasi PWPM Sumut)

Tim Instruktur Amrizal, S.Si., M.Pd (MOT)

Miftah Fariz Alburhan, MA (Anggota) Robi Fanreza, MA(Anggota)

M. Arif (Anggota) Panitia Pelaksana (OC)

(12)

PW Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara | Baitul Arqam Madya dan ToT Sekolah Kader

11 M. RENCANA ANGGARAN

(13)

PW Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara | Baitul Arqam Madya dan ToT Sekolah Kader

Referensi

Dokumen terkait

Pada dasarnya KKN-PPL adalah mata kuliah praktik yang dilaksanakan dalam rangka untuk mengimplementasikan salah satu Tri Dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian

Saat ini belum terdapat data di lingkup RSUP Dr Kariadi yang menunjukkan apakah terdapat hubungan antara ketepatan penggunaan obat pada pasien usia lanjut

Dalam pemilihan jumlah lokasi stasiun penakar hujan pada suatu DAS untuk kepentingan analisis hidrologi yang dapat memberikan hasil dengan ketelitian semaksimal

(PCA) adalah salah satu metode yang banyak digunakan dalam ektrasi ciri citra, dimana pada proses deteksi maupun pengenalan dapat mengenali bagian wajah terlepas dari

Kedua-dua dimensi tingkah laku kepimpinan pengetua pula menunjukkan perhubungan yang rendah dan positif dengan keberkesanan organisasi.. Bengkel latihan patut dianjurkan

memperluas pemasaran agar lebih dikenal konsumen baru di dalam maupun luar Surabaya, kemudian menentukan strategi harga dan menjaga kualitas agar tetap dapat

Situmorang P, Sianturi RG, Kusumaningrum DA, Maidaswar. 2013 Kelahiran anak sapi perah betina hasil inseminasi buatan menggunakan sexed sperma yang dipisahkan

• Tidak ada tindaklanjut yang jelas terhadap tanah jajahannya (Daerah di Benua Afrika). • Persamaan Ras dengan Perbedaan Kultur.. Politik Jerman dan Italia.. • Jerman, dengan