• Tidak ada hasil yang ditemukan

Terminologi Penyuluhan Pertanian. Agustina Bidarti, SP., M.Si Fakultas Pertanian Unsri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Terminologi Penyuluhan Pertanian. Agustina Bidarti, SP., M.Si Fakultas Pertanian Unsri"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

Terminologi

Penyuluhan Pertanian

Agustina Bidarti, SP., M.Si Fakultas Pertanian Unsri

(2)

DEFINISI PENYULUHAN

• Penyuluhan Pertanian adalah pemberdayaan petani dan keluarganya beserta masyarakat pelaku agribisnis melalui kegiatan pendidikan non formal di bidang pertanian agar mereka mampu menolong dirinya sendiri baik di bidang ekonomi, social maupun politik sehingga peningkatan pendapatan dan kesejahteraan mereka dapat dicapai.

(3)

PENYULUHAN

PENDIDIKAN

PARTNERSHIP

PARTISIPASI

(4)

UNSUR-UNSUR

PENYULUHAN

Penyuluh pertanian

Sasaran

Metode

Media

Materi

Waktu

Tempat

(5)

Ad.1. PENYULUH PERTANIAN

Definisi :

1. SKB Menteri Pertanian dan Menteri Dalam Negeri (1996) : PNS yang diberi tugas melakukan kegiatan penyuluhan pertanian secara penuh oleh pejabat yang

berwenang pada satuan organisasi lingkup pertanian. 2. Rogers : seseorang yang atas nama pemerintah atau

lembaga penyuluhan berkewajiban untuk

mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sasaran untuk mengadopsi inovasi 3. Boland : seseorang yang bertanggung jawab dalam

(6)

PENYULUH PERTANIAN

• penyuluh pertanian hadir untuk mem-bantu petani

dalam mengembangkan atau menata ulang perilakunya agar menjadi petani yang modern, tangguh dan efisien (Adjid, 2001)

 dengan definisi PNS: penyuluh hanya sebagai teknisi dan hanya bekerja untuk melaksanakan program pemerintah.

(7)

PENYULUH PERTANIAN YANG AKAN DITERIMA

PETANI

• layak untuk dipercaya,

• tahu persis situasi petani sehingga dapat menunjukkan permasalahan yang dihadapi sekaligus menunjukkan alternatif pemecahannya,

• selalu ada jika dibutuhkan, dalam arti penyuluh pasti punya waktu untuk sasaran

(8)

KEMAMPUAN YANG HARUS DIMILIKI

PENYULUH PERTANIAN

• Kemampuan berkomunikasi

• Sikap penyuluh: menghayati profesinya, menyukai masyarakat sasaran, yakin bahwa inovasi yang disampaikan telah teruji

• Kemampuan penyuluh tentang: isi, fungsi, manfaat dan nilai-nilai yang terkandung dalam inovasi; segala

sesuatu yang masyarakat suka atau tidak suka

• Kemampuan untuk mengetahui karakteristik sosial budaya wilayah dan sasarannya (bahasa, agama, kebiasaan, dll.)

(9)

PERAN PENYULUH PERTANIAN

Sebagai fasilitator: orang yang memberikan

fasilitas atau kemudahan

Sebagai mediator: orang yang menghubungkan

lembaga pemerintah / lembaga penyuluhan

dengan sasaran

Sebagai dinamisator: orang yang dapat

menimbulkan (menjadikan) dinamis

(10)

Ad.2. SASARAN

PENYULUHAN

Sasaran:

Seseorang yang berperan

sebagai partner penyuluh

pertanian

Bukan sebagai obyek penyuluhan

(11)

SASARAN UTAMA

Petani dan keluarganya

Langsung terlibat dalam kegiatan

Petani: tidak bodoh; mempunyai harga diri;

memiliki banyak pengalaman; menjunjung

norma, adat istiadat, dll.; memerlukan bukti

nyata

Perlu dilakukan identifikasi sebelum

melaksanakan penyuluhan

(12)

SASARAN PENENTU

• Tidak terlibat langsung/bukan pelaksana kegiatan

bertani, tetapi secara langsung /tidak langsung terlibat dalam penentuan kebijakan dan/atau menyediakan

kemudahan-kemudahan pelaksanaan dan pengelolaan usahatani

• Pimpinan lembaga pertanian, peneliti/ilmuwan, lembaga perkreditan, pedagang, produsen dan penyalur saprodi-alsintan, pengusaha/industri pengolahan hasil pertanian

(13)

SASARAN PENDUKUNG

Secara langsung atau tidak langsung tidak

memiliki hubungan dengan kegiatan pertanian

tetapi dapat dimintai bantuan guna kelancaran

penyuluhan pertanian

Pekerja sosial, seniman, biro iklan, konsumen

hasil pertanian

(14)

AD. 3. METODE PENYULUHAN

Metode Penyuluhan:

Teknik komunikasi antara penyuluh

dan sasaran

Cara-cara penyampaian materi penyuluhan secara

sistematis, sehingga materi tersebut dapat

(15)

HAL-HAL YANG PERLU

DIPERHATIKAN:

• Tidak ada satu metode penyuluhan yang dianggap

lebih baik dibanding metode penyuluhan yang lainnya

• Pada umumnya dalam pelaksanaan penyuluhan digunakan beberapa metode

• Dalam kegiatan penyuluhan sebaiknya digunakan materi visual dan tertulis

(16)

PRINSIP METODE PENYULUHAN

Pengembangan untuk berpikir kreatif

Dilakukan di lingkungan kerja/kegiatan sasaran

Setiap individu terikat dengan lingkungan sosialnya

Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan

Menciptakan hubungan yang akrab dengan sasaran

(17)

SEJARAH PENYULUHAN

1871 Didirikannya Kebun Raya Bogor

sebagai tempat mendemonstrasikan cara mengusahakan beberapa

tanaman

1905 Mulai kegiatan penyuluhan di Departemen Pertanian, tidak langsung kepada petani tetapi melalui Pangreh praja (perintah

kepada petani  belum penyuluhan dalam arti sebenarnya)

(18)

LANJUTAN …

1910 Pada beberapa tingkatan daerah didirikan dinas penyuluhan.

Metode Olie Vlek (tetesan minyak) mulai digunakan pada saat itu.

1921-1942

Penyelenggaraan penyuluhan mulai diperluas. Dalam pelaksanaannya ditemukan berbagai masalah

kekurangan bugget, personalia dan peralatan).

(19)

LANJUTAN …

1942-1945

Pada saat ini adalah masa penjajahan Jepang. Sebenarnya tidak ada kegiatan penyuluhan, karena kegiatan pertanian

dilakukan secara paksaan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Mulai dikenalkan

metode peningkatan produksi secara paket.

1947 Kegiatan penyuluhan dimulai lagi dengan didirikannya BPMD (Balai Pendidikan Masyarakat Desa).

(20)

LANJUTAN …

1959-1961

Usaha intensifikasi dengan mendirikan Padi Sentra. Setiap sentra seluas 1000 ha. Petani di lingkungan itu mendapat penyuluhan dan

kredit. Kredit dikembalikan dalam bentuk padi. Metode olie vlek mulai ditinggalkan, mulai

menggunakan penyuluhan secara paket

1962 IPB mempunyai program yang dikenal dengan

Demonstrasi Massal/ BIMAS(Bimbingan Massal). Prinsipnya sama dengan padi sentra, hanya

luasannya 50 ha dan pengorganisasiannya tidak hanya satu badan, tetapi dilakukan oleh berbagai badan. Kegiatan penyuluhan oleh Dinas

Pertanian, Kredit oleh BRI, Penyedia saprodi PN Pertani.

(21)

LANJUTAN …

1965 / 1966

Program BIMAS/INMAS (Intensifikasi Massal) yang bertujuan untuk meningkatkan produksi sekaligus meningkatkan pendapatan.

Pelaksanaannya oleh berbagai badan, sampai tingkat desa yang dikenal dengan Koperta

(Koperasi Produksi Pertanian). 1968/1969 pemerintah kesulitan dana, mengadakan

kerjasama dengan pihak asing  dikenal BIMAS Gotong Royong.

1970 / 1971

Diciptakan BIMAS-yang disempurnakan. Pada program ini sudah melibatkan satuan Wilayah Unit Desa (WILUD) dalam

(22)

LANJUTAN …

1974 Didirikan BLPP (Balai Latihan, Pendidikan dan Penyuluhan

Pertanian) yang dimaksudkan untuk memperbaiki kondisi penyuluhan dan pertanian.

1976 / 1977

Dengan bantuan Worldbank melalui

National Food Crops Extension

Programm yang dilanjutkan dengan National Agricultural Extension

Programm diperkenalkan sistem

(23)

LANJUTAN …

(Latihan dan Kunjungan). Penyuluhan ini dilakukan melalui kelompok dengan latihan untuk PPL-Petani dan kunjungan ke kelompok oleh PPL. Sebagai base camp PPL dibentuk BPP (Balai

Penyuluhan Pertanian)

1986 Surat Keputusan Bersama Mentan

dan Mendagri yang intinya BPP sebagai home base PPL yang

mempunyai wilayah (Wilayah Kerja Balai Penyuluhan Pertanian-

(24)

LANJUTAN …

1 WKBPP terdapat  16 WKPP (Wilayah Kerja Penyuluhan

Pertanian). 1 WKPP terdiri atas 1-3 desa.

1991 Surat Keputusan Bersama Mentan

dan Mendagri yang intinya BPP tidak lagi sebagai home base PPL. BPP hanya sebagai kantor saja. Ditiap kecamatan dipilih koordinator PPL.

(25)

LANJUTAN …

1996 Surat Keputusan Bersama Mentan dan Mendagri yang lebih menegaskan

pelaksanaan penyuluhan sub sektor dan kepala daerah sebagai

penanggung jawab pelaksanaan penyuluhan

1999 Dengan adanya Otonomi Daerah

kegiatan penyuluhan beserta

lembaganya tergantung dari Kepala Daerah masing-masing

(26)

KLASIFIKASI METODE PENYULUHAN

• Berdasarkan banyaknya sasaran yang disuluh - Metode perseorangan: dilakukan dengan

mengunjungi sasaran di rumah atau lahannya, memberi surat, dll.

- Metode kelompok: pertemuan kelompok, kursus-kursus, demonstrasi, dll.

(27)

LANJUTAN …

Metode lewat media massa: penyuluhan

menggunakan media massa seperti radio, tv,

surat kabar, majalah, dll.

media massa dapat mempercepat proses

perubahan, tetapi jarang dapat

(28)

LANJUTAN ….

• Berdasarkan teknik komunikasi

- Metode yang langsung: penyuluh berhadapan langsung dengan sasarannya, seperti pembicaraan di

rumah, gubuk kelompok, dll.

- Metode yang tidak langsung: penyuluh tidak berhadapan langsung, misal lewat media massa, media elektronik, dll.

(29)

LANJUTAN ….

Berdasarkan indera penerima

- Metode yang dapat dilihat: metode publikasi,

surat menyurat, dll.

- Metode yang dapat didengar: siaran lewat

radio, tape recorder, ceramah, dll.

- Metode yang dapat dilihat dan didengar: siaran

lewat televisi, karyawisata, demonstrasi, dll.

(30)

ALAT BANTU PENYULUHAN

Alat-alat atau perlengkapan yang

diperlukan penyuluh guna

(31)

RAGAM ALAT BANTU

Kurikulum

Papan tulis – papan tempel

Alat tulis

Proyektor (overhead, slide, lcd-infocus)

Perlengkapan ruangan (pengeras suara, pengatur

cahaya, pengatur udara)

(32)

ALAT PERAGA

Alat atau benda yang dapat diamati, didengar, diraba atau dirasakan oleh indera manusia, yang berfungsi sebagai alat untuk memperagakan dan atau menjelaskan uraian

yang disampaikan secara lisan oleh penyuluh guna membantu proses belajar mengajar, agar materi lebih

mudah diterima dan dipahami oleh sasaran

(33)

RAGAM ALAT PERAGA

Benda (sampel, model, specimen)

Barang cetakan (brosur, leaflet, poster, photo,

folder, dll.)

Gambar diproyeksikan (transparancy-sheet,

slide-film, movie-film, dll.)

(34)

Ad. 4. MEDIA PENYULUHAN

Menurut bentuknya dibedakan (Samsudin) :

a. Media visual : madia yang sifatnya dapat dilihat (slide, transparansi, gambar mati)

b. Media audio : media yang sifatnya dapat didengar (radio, peta didengar)

c. Media audio visual : media yang sifatnya dapat didengar dan dilihat (televisi, film)

d. Media tempat memeragakan (papan tulis, papan tempel, OHP, papan planel)

e. Media pengalaman nyata atau media tiruan (simulasi, contoh benda nyata)

(35)

AD. 5. MATERI PENYULUHAN

Segala sesuatu yang disampaikan dalam

penyuluhan pertanian

Dalam bahasa teknis penyuluhan, materi

penyuluhan seringkali disebut sebagai

informasi pertanian (suatu data/bahan yang

diperlukan penyuluh, petani-nelayan, dan

masyarakat tani)

(36)

KLASIFIKASI MATERI POKOK PENYULUHAN

PERTANIAN

Teknik pertanian

Ekonomi pertanian

Manajemen usahatani

Dinamika kelompok

Politik pertanian

(Ibrahim, 2003)

(37)

TEKNIK PERTANIAN

menjelaskan usaha perbaikan produktivitas pertanian

dan pasca panen.

Meliputi usahatani (teknik penanaman, pemupukan, pengairan, perlindungan tanaman secara terpadu, dll.) dan pasca panen (pengolahan hasil, pengenalan alat perontok yang dapat menekan kehilangan hasil,

penyimpanan hasil pertanian yang dapat meningkatkan kualitas produk pertanian, dll).

(38)

EKONOMI PERTANIAN

menjelaskan upaya peningkatan nilai

produk pertanian, seperti pemilihan

komoditi yang menguntungkan,

pemanfaatan kredit usahatani, optimasi

penggunaan input produksi, pemasaran

(39)

MANAJEMEN USATANI

Peningkatan efisiensi usahatani

Meliputi kegiatan pembuatan

alternatif-alternatif usatani dan menentukan

usahatani yang paling berhasil,

perencanaan dan evaluasi pelaksanaan

usahatani, dll.

(40)

DINAMIKA KELOMPOK

Perubahan yang diharapkan tidak hanya

individual, sehingga membuat kelompok yang

dinamis sangat diperlukan

Meliputi menumbuhkan kelompok, latihan

pengembangan kelompok, perencanaan

kegiatan kelompok, latihan pengelolaan

kelompok, dll.

(41)

POLITIK PERTANIAN

Membahas manfaat intervensi pihak-pihak yang

berkepentingan, misalnya intervensi pemerintah

di bidang produksi, distribusi dan konsumsi

Meliputi kebijakan penetapan subsidi input

produksi, kebijakan kelembagaan penyuluhan,

undang-undang perkebunan, dll.

(42)

BENTUK MATERI PENYULUHAN

Antara lain:

Pengalaman

misalnya pengalaman petani

yang sukses mengembangkan komoditas

tertentu

Hasil pengujian/hasil penelitian

Keterangan pasar

(43)

KELAYAKAN MATERI PENYULUHAN

Secara ekonomi menguntungkan

Secara teknis dapat diterapkan

Secara sosial dapat dipertanggungjawabkan

Tidak merusak lingkungan

Tercipta better living, better farming, better

business, dan better environment

(44)

SYARAT MATERI PENYULUHAN

Antara lain:

• Memberikan keuntungan secara nyata bagi sasaran

• Memiliki resiko kegagalan yang relatif kecil dan biaya rendah

• Dapat diperoleh dengan mudah

• Tidak bertentangan dengan nilai dan norma yang ada

• Tidak mempunyai efek samping yang merugikan

• Mudah dilakukan/dipergunakan dan segera memberikan hasil

(45)

AD. 6. WAKTU DAN TEMPAT

PENYULUHAN

Waktu penyuluhan hendaknya ditentukan

bersama antara penyuluh dan sasaran

Tempat penyuluhan dapat di lahan, rumah

sasaran, kantor, dll. Untuk kegiatan anjangsana,

karya wisata atau kegiatan sejenis lainnya,

hendaknya tempat disesuaikan dengan kondisi

sasaran (tempat tujuan mempunyai situasi dan

kondisi yang hampir sama dengan yang

(46)

KELEMBAGAAN PENYULUHAN

Kelembagaan di Pusat

Kelembagaan di Propinsi

Kelembagaan di Kabupaten/Kota

Kelembagaan di Kecamatan

Kelembagaan di Desa

(Deptan, 2002)

(47)

KELEMBAGAAN DI PUSAT

• Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian, Departemen Pertanian

• Dalam pelaksanaan dibantu Komisi Penyuluhan Pertanian Nasional. Fungsi komisi ini: menyiapkan bahan untuk perumusan kebijaksanaan nasional

penyuluhan pertanian dan bahan untuk memecahkan masalah2 dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian

• Keanggotaan Komisi ini: 60 % unsur non pemerintah, 40 % unsur pemerintah

(48)

KELEMBAGAAN DI PROPINSI

• Balai Diklat Pertanian/Agribisnis di Propinsi

• Dalam pelaksanaan dibantu Komisi Penyuluhan Pertanian Propinsi. Fungsi komisi ini: menyiapkan bahan untuk perumusan kebijaksanaan dan program penyuluhan pertanian propinsi serta yang menyangkut penyelenggaraan diklat SDM aparat pertanian teknis fungsional, keterampilan dan diklat kejuruan tingkat menengah.

• Keanggotaan komisi ini: 60 % unsur non pemerintah, 40 % unsur pemerintah

(49)

KELEMBAGAAN DI KABUPATEN/KOTA

• Unit kerja pengelola dan penyelenggara penyuluhan pertanian (Badan/Kantor/Balai/UPTD Penyuluhan Pertanian atau yang berstatus Sub Dinas/Bagian dan Seksi yang dibentuk

berdasarkan Peraturan Daerah)

• Dalam pelaksanaan dibantu Komisi Penyuluhan Pertanian Kabupaten/Kota. Fungsi komisi ini: menyiapkan bahan untuk perumusan kebijaksanaan penyuluhan pertanian

kabupaten/kota dan bahan untuk memecahkan masalah-masalah dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian

• Keanggotaan Komisi ini: 60 % unsur non pemerintah, 40 % unsur pemerintah

(50)

KELEMBAGAAN DI KECAMATAN

• Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) atau lembaga lainnya yang mempunyai fungsi dan tugas yang sama, ditetapkan dengan Peraturan Daerah dan SK Bupati/Walikota

• Dalam pelaksanaan tugasnya dibantu Tim Penyuluh

Pertanian. Tim ini terdiri dari Penyuluh Pertanian, Petani Pemandu, LSM, Mantri Tani, Mantri Kesehatan Hewan, dan teknisi pertanian lainnya.

Kelembagaan di Desa

• Kelompok Tani

• Kelompok tani merupakan mitra kerja sejajar penyuluh pertanian

(51)

KELEMBAGAAN LAINNYA

Antara lain:

• Perguruan tinggi

• LSM

• Lembaga adat

• Badan diklat swasta

• Production house

(52)

Referensi

Dokumen terkait