MAKALAH METODE KONSTRUKSI JEMBATAN
MAKALAH METODE KONSTRUKSI JEMBATAN
JEMBATAN GANTUNG JEMBATAN GANTUNG
Sebagai Salah Satu Tugas Metode Konstruksi Jembatan Sebagai Salah Satu Tugas Metode Konstruksi Jembatan Program Studi Dip
Program Studi Diploma IV loma IV Teknik PerTeknik Perancangan Jalan ancangan Jalan dan Jembatandan Jembatan
POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS
Oleh: Oleh: Kelompok 1 Kelompok 1 1.
1. Dhery Dhery Muammar Muammar Nazri Nazri (4204151025)(4204151025) 2.
2. Rizqi Rizqi Nabilah Nabilah (4204151013)(4204151013)
PROGRAM STUDI D4 TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN PROGRAM STUDI D4 TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS
2018 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jembatan merupakan suatu konstruksi yang dibangun untuk melewati suatu massa berupa lalu lintas, air dan sebagainya yang dianggap sebagai penghalang. Semakin besar penghalang tersebut, maka akan semakin panjang pula jembatan yang dibutuhkan. Seiring dengan perkembangan zaman jembatan menjadi bagian dari infrastruktur transportasi darat yang sangat vital dalam aliran perjalanan (traffic flows). Jembatan sering menjadi komponen kritis dari suatu ruas jalan, karena sebagai penentu beban maksimum kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut.
Ada banyak jenis-jenis jembatan yang ada di Indonesia, tetapi pada makalah ini akan membahas tentang salah satu jenis jembatan yaitu jembatan gantung (Suspension Bridge). Metode yang di gunakan, dan pembahasan lainnya yang berkaitan dengan jembatan gantung akan dilanjutukan pada bab selanjutnya. B. RUMUSAN MASALAH
1. Kriteria pemilihan metode apa yang digunakan ?
2. Apa saja pekerjaan persiapan sebelum konstruksi dilakukan ?
3. Bagaimana urutan langkah-langkah pekerjaan pemasangan jembatan gantung ?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah : 1. Mengetahui pengertian jembatan gantung
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN JEMBATAN GANTUNG
Jembatan gantung (Suspension Bridge) adalah jenis jembatan yang menggunakan tumpuan ketegangan kabel daripada tumpuan samping. Sebuah jembatan gantung biasanya memiliki kabel utama (kabel baja atau rantai yang
lain) berlabuh di setiap ujung jembatan. Setiap beban yang diterapkan ke jembatan berubah menjadi ketegangan dalam kabel utama.
Dalam Surat Edaran Menteri PU tahun 2010, Jembatan gantung adalah jembatan yang berfungsi sebagai pemikul langsung beban lalu lintas yang melewati jembatan tersebut, terdiri dari lantai jembatan, gelagar pengaku, batang penggantung, kabel pemikul dan pagar pengaman. Seluruh beban lalu lintas dan gaya-gaya yang bekerja dipikul oleh sepasang kabel pemikul yang menumpu di atas 2 pasang menara dan 2 pasang blok angkur.
Steinman (1953), membedakan jembatan gantung menjadi 2 jenis yaitu: 1. Jembatan gantung tanpa pengaku
Jembatan gantung tanpa pengaku hanya digunakan untuk struktur yang sederhana (bukan untuk struktur yang rumit dan berfungsi untuk menahan beban yang terlalu berat), karena tidak adanya pendukung lantai jembatan yang kaku atau kurang memenuhi syarat utntuk diperhitungkan sebagai struktur kaku /balok menerus.
Jembatan tampa pengaku adalah tipe jembatan gantung dimana seluruh beban sendiri dan lalulintas didukung penuh oleh kabel. Hal ini dikarenakan tidak terdapatnya elemen struktur kaku pada jembatan. Dalam hal ini bagian lurus yang berfungsi untuk mendukung lantai lalulintas berupa struktur sederhana, yaitu berupa balok kayu biasa atau bahkan mungkin terbuat dari bambu. Dalam perhitungan struktur secara keseluruhan, struktur pendukung lantai lalulintas ini kekakuannya (EI) dapat diabaikan, sehingga seluruh beban mati dan beban lalulintas akan didukung secara penuh oleh kabel baja melalui hanger.
2. Jembatan gantung dengan pengaku
Jembatan gantung dengan pengaku adalah tipe jembatan gantung yang karena kebutuhan akan persyaratan keamanan dan kenyamanan, memiliki bagian struktur dengan kekakuan tertentu.
Jembatan dengan pengaku adalah tipe jembatan gantung dimana pada salah satu bagian strukturnya mempunyai bagian yang lurus yang berfungsi untuk mendukung lantai lalu lintas (dek). Dek pada jembatan gantung jenis ini biasanya berupa struktur rangka, yang mempunyai kekakuan (EI) tertentu. Dalam perhitungan struktur secara keseluruhan, beban dan lantai jembatan didukung secara bersama-sama oleh kabel dan gelagar pengaku berdasarkan prinsip kompatibilitas lendutan (kerjasama antara kabel dan dek dalam mendukung lendutan).
Jembatan gantung dengan pengaku mempunyai dua dasar bentuk umum, yaitu:
a. Tipe rangka batang kaku (stiffening truss), pada tipe ini jembatan mempunyai bagian yang kaku atau diperkaku yaitu pada bagian lurus pendukung lantai jembatan (dek) yang dengan hanger dihubungkan pada kabel utama.
b. Tipe rantai kaku (braced chain), pada tipe ini bagian yang kaku atau diperkaku adalah bagian yang berfungsi sebagai kabel utama.
B. JENIS-JENIS JEMBATAN GANTUNG
Pada mulanya Jembatan gantung memiliki kabel berlabuh di tanah di kedua ujung jembatan, tetapi beberapa jembatan suspensi yang modern jangkar kabel ke ujung jembatan itu sendiri. Jembatan gantung awal tidak memiliki menara. Saat ini jembatan gantung bertumpu pada kabel vertikal yang terikat pada tali antara menara tumpuan. Setiap beban yang diterapkan ke jembatan berubah menjadi ketegangan dalam kabel utama. Jembatan suspensi awal memiliki kabel berlabuh di tanah di kedua ujung jembatan, tetapi beberapa jembatan suspensi
yang modern jangkar kabel ke ujung jembatan itu sendiri.
1. Jembatan Suspensi Sederhana (Simple Suspension Bridge)
Jembatan ini termasuk jembatan fleksibel yang didukung oleh kabel suspensi. Jenis jembatan ini tidak digunakan untuk menahan beban yang sangat berat karena lantai jembatan memiliki kapasitas beban yang terbatas, biasanya hanya pejalan kaki yang hendak menyeberang sungai, lembah maupun jurang.
2. Underspanned Suspension Bridge
Jembatan jenis ini sangat jarang dibangun karena tidak memiliki kestabilan dikarenakan kabel utamanya yang berada di bawah dek jembatan. Tumpuan kabel utama dari jembatan ini sama seperti jembatan suspensi sederhana (Simple Suspension Bridge) yaitu pada ujung ujung jembatan, ditanam ke dalam tanah.
3. Stressed Ribbon Bridge
Ini terbentuk karena Kabel/pita dikenai kompresi, dengan begitu jembatan ini menjadi kaku dan tidak bergoyang atau memantul. Jembatan ini dibuat dengan memperkuat beton dengan diberi kabel tegangan baja. Ini adalah salah satu jenis jembatan suspensi terkuat dan juga bisa digunakan untuk lalu lintas kendaraan.
4. Suspended Deck Suspension Bridge
Jembatan ini juga disebut jembatan gantung yang paling umum digunakan dari beberapa jenisnya. Menggunakan kabel suspensi yang ditanam di tanah. Suspender jembatan ini menyuport dek/ lantai jembatan yang ada di bawah kabel suspensi utama. Dek jembatan ini dibuat kaku dan bisa dilalui oleh kendaraan berat dan lalu lintas rel. Jembatan ini juga menggunakan menara/ tiang untuk membantu kabel suspensi menyalurkan beban ke pondasi jembatan.
5. Self Anchored Suspension Bridge
Jembatan ini hampir sama dengan jembatan berjenis Suspended Deck Suspension Bridge. Bedanya hanya pada penanaman ujung kabel suspensi utama. Ujung dari kabel suspensi utama dari jembatan gantung ini melekat pada masing masing ujung dek dan tidak ditanam ke tanah melainkan menggunakan jangkar buatan untuk menanamnya. Untuk itu jembatan jenis ini sangat cocok dibangun pada daerah yang tidak mempunyai
struktur tanah yang stabil dan sulit membuat penahan jembatan. Seperti contoh di Negara Jepang.
C. KOMPONEN JEMBATAN SUS PE NS I ON BR I D G E
Secara umum jembatan gantung terdiri dari: a. Bangunan atas terdiri dari:
1. Lantai jembatan (dek), berfungsi untuk memikul beban lalu lintas yang melewati jembatan serta menyalurkan beban dan gaya-gaya tersebut ke gelagar melintang.
2. Gelagar melintang berfungsi sebagai pemikul lantai dan sandaran serta menyalurkan beban dan gaya-gaya tersebut ke gelagar memanjang. 3. Gelagar memanjang berfungsi sebagai pemikul gelagar serta
menyalurkan beban dan gaya-gaya tersebut ke batang penggantung. 4. Batang penggantung berfungsi sebagai pemikul gelagar utama serta
melimpahkan beban-beban dan gaya-gaya yang bekerja ke kabel utama.
5. Kabel utama berfungsi sebagai pemikul beban dan gaya-gaya yang bekerja pada batang penggantung serta melimpahkan beban dan
gaya-gaya tersebut ke menara pemikul dan blok angkur.
6. Pagar pengaman berfungsi untuk mengamankan pejalan kaki.
7. Kabel ikatan angin berfungsi untuk memikul gaya angin yang bekerja pada bangunan atas.
8. Menara berfungsi sebagai penumpu kabel utama dan gelagar utama, serta menyalurkan beban dan gaya-gaya bekerja melalui struktur pilar ke fondasi.
b. Bangunan bawah terdiri dari:
1. Blok angkur merupakan tipe gravitasi untuk semua jenis tanah yang berfungsi sebagai penahan ujung-ujung kabel utama serta menyalurkan
gaya-gaya yang dipikulnya ke fondasi.
2. Pondasi menara dan fondasi angkur berfungsi sebagai pemikul menara dan blok angkur serta melimpahkan beban dan gaya-gaya yang bekerja ke lapisan tanah pendukung.
Pada dasarnya komponen utama jembatan suspension bridge terdiri atas sistem kabel dan menara atau tower.
1. Sistem kabel
Kabel merupakan bahan atau material utama dalam struktur jembatan gantung. Karakteristik kabel kaitannya dengan struktur jembatan gantung antara lain:
- Mempunyai penampang yang seragam/homogen pada seluruh bentang - Tidak dapat menahan momen dan gaya desak,
- Gaya-gaya dalam yang bekerja selalu merupakan gaya tarik aksial, - Bentuk kabel tergantung pada beban yang bekerja padanya,
- Bila kabel menderita beban terbagi merata, maka wujudnya akan merupakan lengkung parabola,
- Pada jembatan gantung kabel menderita beberapa beban titik sepanjang beban mendatar.
Schodek (1991) menyatakan bahwa kabel bersifat fleksibel cenderung berubah bentuk drastis apabila pembebanan berubah. Dalam hal pemakaiannya
kabel berfungsi sebagai batang tarik. 2. Menara
Menara pada sistem jembatan gantung akan menjadi tumpuan kabel utama. Beban yang dipikul oleh kabel selanjutnya diteruskan ke menara yang kemudian disebarkan ke tanah melalui pondasi. Dengan demikian agar dapat menyalurkan beban dengan baik, perlu diketahui pula bentuk atau macam menara yang digunakan.
Bentuk menara dapat berupa portal, multistory, atau diagonally braced frameIsen sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar di bawah. Konstruksi menara tersebut dapat juga berupa konstruksi cellular, yang terbuat dari pelat baja lembaran, baja berongga, atau beton bertulang.
Tumpuan menara baja biasanya dapat diamsumsikan jepit atau sendi. Sedangkan tumpuan kabel diatas menara sering digunakan tumpuan rol untuk mengurangi pengaruh ketidak seimbangan menara akibat lendutan kabel.
D. METODE YANG DIGUNAKAN
Disini akan menjelaskan untuk metode jembatan gantung tanpa pengaku atau jembatan gantung pejalan kaki dan kendaraan ringan. Untuk metode yang digunakan , Pedoman pemasangan jembatan gantung produksi PT. Amarta karya tipe 92 m.
A. Prosedur Pemasangan
Berikut ini adalah langkah demi langkah yang dianjurkan untuk diikuti dalam melaksanakan pemasangan jembatan di lapangan. Sebelum memulai langkah pertama, demi kelancaran pekerjaan dianjurkan untuk mengadakan pemeriksaan secara menyeluruh sebagai berikut :
Bongkar peti-peti packing dan cocokan isi peti dengan packing list yang
terlampir.
Periksa semua bahan yang perlu disediakan dilapangan .
Siapkan semua alat bantu yang diperlukan
Baca buku pedoman secara menyeluruh untuk mendapatkan gambaran
cara pemasangan
Periksa mur baut sesuai ukurannya masing-masing, dan pisahkan menurut
1. Langkah Menyiapkan Pondasi Dan Blok Angkur.
Sebelum memulai pekerjaan bangunan bawah jembatan, perlu dipertimbangkan beberapa hal dalam menempatkan jembatan gantung dan kaitannya dengan medan yang dijumpai dilapangan.
• Arah jembatan diusahakan tegak lurus dengan aliran sungai ( 90 derajat ) • Letakkan bangunan bawah blok angkur pada bagian tanah yang sudah
stabil.
• Jarak bangunan bawah dari tepi sungai harus cukup aman terhadap erosi atau tanah longsor dengan jarak ± 5,00 meter dari bibir sungai. Pada saat pengecoran blok angkur utama, harus diperhatikan sudut kemiringan batang as waltermur utama 'yaitu 21,80 derajat terhadap bidang mendatar.
2. Langkah Merakit & Mendirikan Portal
Sebelum mendirikan menara atau kolom perlu dipersiapkan alat-alat bantu seperti box bantu, seling, tacle dan sebagainya, selanjutnya ikuti prosedur
sebagai berikut :
Cor angkur portal pada bangunan bawah .
Dirikan box bantu
Dirikan kaki portal atau menara pada angkurnya 4. Pasang batang pengaku
Lanjutkan menyambung kaki menara atau portal ke segmen berikutnya. Kencangkan semua baut yang ada.
Pasang dudukkan kabel (sadel / roller).
3. Langkah Menarik Kabel Utama
Kuncikan ujung kabel utama pada blok angkur.
Tarik ujung kabel ke seberang sungai dengan bantuan seling yang
dibentang.
Naikan kabel ke atas sadel atau dudukkan kabel dan pasang tutupnya. Pasang ujung kabel ke blok angkur ujung yang satunya
Stel kabel utama dengan pesediaan resistan atau persediaan lenturan kabel
4. Langkah Memasang Hanger Utama Dan Pengaku Gierder
Buatlah tangga gantung dari tambang atau bambu dan pasang pengait pada
ujungnya.
Gantungkan tangga pada kabel utama dan tali erat erat
Pasang hanger utama
Pasang angkur ujung jembatan
Stel rangkaian batang bawah
Stel batang vertikal ke batang bawah sekaligus pasangkan plat buhul
Stel batang melintang dan pagar.
Stel rangkaian batang bawah, batang vertikal dan batang melintang
tersebut dengan hanger utama.
Stel batang rangkaian atas ke rangkaian yang sudah tergantung tersebut,
sekaligus batang tegak sandaran.
Pasang batang-batang diagonal dan kencangkan semua baut.
Lanjutkan pada segmen berikutnya dangan Iangkah awal merangkai
batang bawah terlebih dahulu
Pelaksanaan pemasangan dapat dilakukan dari dua arah atau dari kedua
ujung jembatan
Kencangkan semua baut
5. Langkah Memasang Batang Girder
Langkah selanjutnya adalah memasang rangka pengaku girder dan memasang batang girder.
6. Langkah Memasang Railling Dan Stel Kelengkungan
Setelah struktur jembatan terpasang, maka Iangkah selanjutnya adalah memasang batang sandaran (railling), stel kelengkungan dengan menggunakan waltermur utama.
7. Langkah Memasang Kabel Angin
Kencangkan kabel angin kanan-kiri
8. Langkah Memasang Papan Lantai Jembatan
Sebagai langkah terakhir dari pelaksanaan pemasangan jembatan gantung ini adalah pemasangan papan lantai jembatan.
B. Pemeriksaan Dan Testing
Setelah perakitan dan pemasangan jembatan selesai dianjurkan untuk mengadakan pemeriksaan dan pengetesan sederhana sebagai berikut :
Periksa kembali ukuran-ukuran jembatan yang jelas, buat daftar
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, kemudian dibuat gambar jembatan terpasang (As Built Drawing). Dokumen ini disimpan balk-balk
rnungkin akan berguna dikemudian hari.
Periksa kembali kekencangan baut maupun klem-klem kabel.
Periksa kabel utama apakah telah berada pada kedudukan kabel (sadel)
dengan tepat dan lumasilah dengan gemuk untuk mengurangi keausan akibat gesekan.
Periksa kembali elevasi jembatan dan atur sesuai elevasi yang
direncanakan
Periksa goyangan jembatan, dengan mengecek kekencangan ikatan an gin
Cat kembali bagian-bagian yang lecet akibat pelaksanaan pemasangan. Adakan uji pembebanan sederhana dengan uji beban 350 kg/m
C. Pemeliharaan
Pemeliharaan yang baik akan memperpanjang umur jembatan, menjaga tetap berfungsinya jembatan sesuai dengan yang diharapkan. Pemeliharaan rutin juga dimaksudkan untuk mengetahui kemungkinan akan terjadinya kerusakan
yang dapat menimbulkan bahaya. Pemeliharaan yang bersifat pencegahan adalah untuk menjaga agar tidak dibebani diluar batas yang diijinkan, beban maksimum yang diijinkan pada jembatan ini adalah 350 .kg/m2 luas lantai. Walaupun kemungkinan terjadinya kecii, perlu diketahui bahwa jembatan gantung tidak dapat menerima beban-beban hentakan secara bersamaan dan terus menerus
dengan irama tetap. Sebagai contoh tidak dibenarkan ada sekelompok orang melakukan baris-berbaris diatas jembatan. Pemeliharaan rutin disarankan pada hal-hal tersebut di bawah ini
1. Pencegahan kerusakan karat.
Periksa secara rutin semua waltermur balk waltermur kabel utama,
waltermur hanger utama, waltermur kabel angin maupun waltermur ikatar T angin, lumasilah baut-bautnya dengan gemuk agar tidak berkarat. Pemberian gemuk pada sepanjang kabel harus dilakukan sebelum gemuk terkelupas.
Pengecatan kembali secara bertahap terhadap komponen yang perlu dicat,
jangan sampai ada permukaan yang tidak tertutup cat.
METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN JEMBATAN GANTUNG TYPE 92 Meter
1. PERSIAPAN
a. Persiapan peralatan • Tambang
• Lier tangan, tackle kapasitas 3 ton, takle 5 ton • Kunci pas/ring
• Kunci sock
• Pipa atau box bantu • Roda katrol
• Balok kayu atau batang kelapa b. Pemeriksaan komponen
• Periksa komponen sesuai dengan packing list terlampir, jumlahnya, kodenya, dan jenisnya.
• Kumpulkan atau pisahkan komponen sesuai dengan jenis dan ukurannya,
agar tidak terjadi pencampuran jenis, sehingga mengakibatkan
keterlambatan pelaksanaan pemasangan. Misalnya
• Komponen Portal • Komponen Girder • Komponen hanger
2. LANGKAH KERJA
Pekerjaan Site Plan
Pekerjaan bangunan bawah/pondasi
Pekerjaan pemasangan portal
Pekerjaan pemasangan roller
Pekerjaan pemasangan kabel utama
Pekerjaan pemasangan hanger
Pekerjaan merangkai pengaku girder dan batang tegak sandaran
Pekerjaan pemasangan girder
Pekerjaan pemeriksaan chamber Pekerjaan pemasangan sandaran
Pekerjaan pemasangan lantai jembatan
Pekerjaan pemeriksaan chamber kembali
Pekerjaan pemasangan kabel angin dan ikatan angin
Pekerjaan pengecoran plat injak
Pemeriksaan akhir
3. PERSIAPAN PERALATAN • Theodolit atau water pass • Patok dari kayu atau bambu • Meteran
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah :
1. Untuk metode yang digunakan , Pedoman pemasangan jembatan gantung produksi PT. Amarta karya tipe 92 m.
2. Sebelum melakukan pekerjaan konstruksi harus dilakukan adalah survey lokasi persiapan alat dan material.
3. Prosedur Pemasangan ,Pemeriksaan Dan Testing ,Pemeliharaan. Urutan Langkah kerja konstruksi jembatan gantung tipe 92 m ialah :
Pekerjaan Site Plan
Pekerjaan bangunan bawah/pondasi
Pekerjaan pemasangan portal
Pekerjaan pemasangan roller
Pekerjaan pemasangan kabel utama
Pekerjaan pemasangan hanger
Pekerjaan merangkai pengaku girder dan batang tegak sandaran
Pekerjaan pemasangan girder Pekerjaan pemeriksaan chamber
Pekerjaan pemasangan sandaran
Pekerjaan pemasangan lantai jembatan
Pekerjaan pemeriksaan chamber kembali
Pekerjaan pemasangan kabel angin dan ikatan angin
Pekerjaan pengecoran plat injak
Pemeriksaan akhir
B. SARAN
Sebelum melakukan pekerjaan konstruksi harus diperhatikan kelengkapan K3 para pekerja, dan dalam dalam perencanaan jembatan gantung tipe 92 m ini harus memperhatikan setiap komponendan faktor 4 faktor teknisnya. baik dari segi keamanan, kenyaman dankeekonomisannya. Sehingga tidak hanya fokus pada kekuatannya saja.