• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pupuh 1 (bait 1-5) : Manggala dipersembahkan kepada Dewa Wisnu yang menjelma menjadi manusia pada zaman Dwapara.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pupuh 1 (bait 1-5) : Manggala dipersembahkan kepada Dewa Wisnu yang menjelma menjadi manusia pada zaman Dwapara."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

RINGKASAN

RINGKASAN

RINGKASAN

RINGKASAN KEKAWIN

KEKAWIN

KEKAWIN

KEKAWIN KRESNAYANA

KRESNAYANA

KRESNAYANA

KRESNAYANA

Pupuh 1 Pupuh 1 Pupuh 1

Pupuh 1 (bait 1-5) : Manggala dipersembahkan kepada Dewa Wisnu yang menjelma menjadi manusia pada zaman Dwapara.

Pupuh 2 Pupuh 2 Pupuh 2

Pupuh 2 (bait 1-8) : Ada suatu kerajaan yang bernama Dwarawati dengan rajanya bernama Kresna. Raja Kresna terkenal di dunia bermusuhan dengan raja Yawana yang bernama Kalayawana yang berbentuk Raksasa. Kresna tidak mau berhadapan di dalam peperangan, tetapi membuat strategi. Ia mencari perlindungan kepada Pendeta Mucukunda yang sedang tidur di gua di lereng Gunung Himawan Kresna. Kemudian, Yawana mengejar ke gua dengan suara keras sehingga Pendeta Mucukunda bangun dan sangat marah, keluar api dari matanya dan membakar kalayawana. Setelah Kresna menang barang rampasan perang dan wanita dari kerajaan Yawana dibawa ke Dwarawati.

Pupuh 3 Pupuh 3 Pupuh 3

Pupuh 3 (bait 1-10) : Raja Kresna mengadakan upacara penyucian kerajaan. Seorang arsitek dari surga bernama Wiswakarmma dipanggil untuk memperindah istana, Dewa Baruna dipanggil untuk mengundurkan hempasan ombak laut. Dewa kekayaan dipanggil untuk menambah penghasilan rakyatnya. Dewa Bayu diminta untuk memindahkan tempat berkumpul para dewa Dwarawati.

Pupuh 4 Pupuh 4 Pupuh 4

Pupuh 4 (bait 1-8) : Pupuh ini berisi uraian tentang keindahan istana dan di luar istana. Ada suatu tempat yang sepi dan sejuk yang dipergunakan sebagai tempat pemujaan terhadap Dewa Wisnu.

Pupuh 5 Pupuh 5 Pupuh 5

Pupuh 5 (bait 1-5) : Pupuh ini menceritakan keindahan sekitar tempat pemujaan.

Pupuh 6 Pupuh 6 Pupuh 6

Pupuh 6 (bait 1-13) : Jarasandha, raja Karawira, akan menikahkan kemenakannya, yaitu Raja Cedi (Suniti) dengan Rukmini, puteri Bismaka, Raja Kundina. Raja Kundina menyetujui rencana Jarasandha.

(2)

Pupuh 7 Pupuh 7 Pupuh 7

Pupuh 7 (bait 1-13) : Dewi Prethukitti, ibu Rukmini, justru tidak menyetujui perkawinan Rukmini dengan Raja Cedi. Ibunya menghendaki Kresna sebagai calon menantunya. Ia lalu mengutus dayang-dayang kepada Kresna. Dalam pesannya ia mengundang agar Kresna segera datang karena hari perkawinan antara Rukmini dan Raja Cedi sudah dekat. Utusan melaksanakan tugasnya untuk menyampaikan pesan Dewi Prethukirtti kepada Kresna.

Pupuh 8 Pupuh 8 Pupuh 8

Pupuh 8 (bait 1-4) : Pupuh 9Pupuh 9Pupuh 9Pupuh 9 (bait 1-5); Pupuh 10Pupuh 10Pupuh 10Pupuh 10 (bait 1-11); Pupuh 11Pupuh 11Pupuh 11 (bait 1-Pupuh 11 4); Pupuh 12Pupuh 12Pupuh 12Pupuh 12 (bait 1-16) : Pupuh-pupuh ini berisi uraian utusan ratu Prethukirtti mengenai kecantikan dewi Rukmini. Dewi Prethukitti menganjurkan cukup perkawinan gandarwa saja.

Pupuh 13 Pupuh 13 Pupuh 13

Pupuh 13 (bait 1-7) : Kresna berminat terhadap usulan tersebut. Ia akan merencanakan datang ke Kundina secara diam-diam, tetapi akhirnya ia berangkat dengan tentaranya.

Pupuh 14 Pupuh 14 Pupuh 14

Pupuh 14 (bait 1-10) : Kerajaan Dwarawati dan Kresna mengadakan persiapan- persiapan. Pada malam hari Kresna tidak enak hatinya karena memikirkan Rukmini.

Pupuh 15 Pupuh 15 Pupuh 15

Pupuh 15 (bait 1-11) : Keesokan hari Kresna memuja Dewa Siwa, kemudian berangkat ke Kundina dengan bala tentaranya. Kresna mengendarai kereta kuda dengan Daruki sebagai sais (kusirnya). Pendeta muda yang bernama Meghadhwaja mengikuti Kresna dalam perjalanan itu. Ia sebagai penasihat Kresna.

Pupuh 16 Pupuh 16 Pupuh 16

Pupuh 16 (bait 1-8); Pupuh 17Pupuh 17Pupuh 17Pupuh 17 (bait 1-3); Pupuh 18Pupuh 18Pupuh 18 (bait 1-10); Pupuh 19Pupuh 18 Pupuh 19Pupuh 19Pupuh 19 (bait 1-6); Pupuh 20Pupuh 20Pupuh 20 (bait 1-5); Pupuh 21Pupuh 20 Pupuh 21Pupuh 21 (bait 1-8); Pupuh-pupuh ini berisi uraian Pupuh 21 daerah-daerah yang dilalui rombongan Kresna. Pendeta muda Meghadhwaja mengingatkan tujuan perjalanan Kresna.

Pupuh 22 Pupuh 22 Pupuh 22

Pupuh 22 (bait 1-12) : Dalam perjalanan, rombongan Kresna menyusuri pantai. Akhirnya, sampailah Kresna ke tanah Kundina di desa Dharmmasabha, desa yang indah dan banyak gedung yang besar. Setelah malam tiba, Kresna dijamu

(3)

Pupuh 23 Pupuh 23 Pupuh 23

Pupuh 23 (bait 1-12) : Pupuh ini berisi uraian bala tentara Kresna yang sedang beristirahat.

Pupuh 24 Pupuh 24 Pupuh 24

Pupuh 24 (bait 1-4) : Keesokan harinya Kresna dan tentaranya melanjutkan perjalanan.

Pupuh 25 Pupuh 25 Pupuh 25

Pupuh 25 (bait 1-13) : Pupuh ini berisi uraian mengenai daerah yang dilalui. Setiba di Kundina, semua penduduk kota, khususnya para putri keluar rumah untuk melihat Kresna.

Pupuh 26 Pupuh 26 Pupuh 26

Pupuh 26 (bait 1-7) : Penduduk kota memperhatikan Kresna dan rombongannya.

Pupuh 27 Pupuh 27 Pupuh 27

Pupuh 27 (bait 1-8) : Kresna diterima di Kundina karena ia sepupu Rukmini. Di samping itu, tersebar kabar bahwa Dewi Prethukirtti lebih senang apabila bermenantukan Kresna. Orang-orang pun menganggap bahwa lebih pantas Kresna yang memperistri Rukmini.

Pupuh 28 Pupuh 28 Pupuh 28

Pupuh 28 (bait 1-8) : Menjelang malam Raja Cedi dan Jarasandha tiba lebih dulu dan diberi tempat yang lebih dekat ke istana, Kresna dan tentaranya diberi penginapan di luar istana, karena semua rumah sudah penuh. Ia mengutus seorang dayang untuk mengirim surat kepada Rukmini yang sedang berada di taman sendirian.

Pupuh 29 Pupuh 29 Pupuh 29

Pupuh 29 (bait 1-5) : Rukmini membaca surat cinta Kresna yang panjang dan penuh emosi di kamarnya.

Pupuh 30 Pupuh 30 Pupuh 30

Pupuh 30 (bait 1-5) : Rukmini membaca surat Kresna. Ia merasa gelisah dan kemudian keluar lagi ke taman. Seorang pelayan yang setia datang mendekat dengan memberikan nasihat dan pudak agar Rukmini menuliskan perasaannya pada pudak.

(4)

Pupuh 31 Pupuh 31 Pupuh 31

Pupuh 31(bait 1-19) : Semalam suntuk dayang-dayang menemani Dewi Rukmini dengan lagu-lagu dan tari-tarian yang mengasyikkan. Keesokan harinya Rukmini bertambah gelisah karena hari pernikahannya telah tiba.

Pupuh 32 Pupuh 32 Pupuh 32

Pupuh 32 (bait 1-11) : Pagi hari suasana di kota telah ramai. Para istri pembesar dan Pendeta Siwa dan Budha menghadap ke istana. Putri Rukmini telah siap untuk dihadap.

Pupuh 33 Pupuh 33 Pupuh 33

Pupuh 33 (bait 1-17) : Pupuh ini menguraikan kecantikan dan perhiasan Rukmini. Setelah selesai semua tamu istana pulang . Rukmini hanya tinggal bersama seorang dayang dan seorang pendeta wanita.

Pupuh 34 Pupuh 34 Pupuh 34

Pupuh 34 (bait 1-11) : Pendeta wanita menghibur Rukmini dengan menceritakan kerajaan Dwarawati.

Pupuh 35 Pupuh 35 Pupuh 35

Pupuh 35 (bait 1-17) : Pendeta wanita dan dayang-dayang Rukmini membicarakan keindahan perkawinan dan membandingkan Kresna dan Cedi.

Pupuh 36 Pupuh 36 Pupuh 36

Pupuh 36 (bait 1-6) : Rukmini kelihatan berbahagia mendengar percakapan para pembantunya. Namun saat melihat keadaannya, tiba-tiba ia bersedih hati dan menangis.

Pupuh 37 Pupuh 37 Pupuh 37

Pupuh 37 (bait 1-6) : Rukmini menyadari keadaannya sehingga menangis terus.

Pupuh 38 Pupuh 38 Pupuh 38

Pupuh 38 (bait 1-14) : Ketika Rukmini menangis, datanglah utusan dari ibunya agar ia siap-siap melarikan diri karena saatnya telah tiba. Ibunya mengingatkan pula akan bahayanya. Istana dijaga ketat dan di luar Raja Cedi berjaga dengan tentaranya, serta Kresna tidak jauh dengan Raja Cedi. Rukma, kakak Rukmini, justru yang lebih ditakuti, sebab selalu menjaga adiknya dan menjadi teman baik Raja Cedi. Rukma memaksakan Rukmini kawin dengan Raja Cedi.

Pupuh 39 Pupuh 39 Pupuh 39

Pupuh 39 (bait 1-11) : Dayangnya menyarankan agar Rukmini menyamar sebagai pertapa perempuan. Pada mulanya Rukmini ragu-ragu karena hal itu

(5)

menanggalkan perhiasannya dan meninggalkan istana dengan ditemani oleh seorang pembantu. Ia melalui semua rintangan tanpa mengalami kesulitan. Ia merasa seolah-olah menyeberangi sungai yang dalam dan berbahaya dan kini selamat.

Pupuh 40 Pupuh 40 Pupuh 40

Pupuh 40 (bait 1-12) : Kresna didatangi dayang-dayang yang memberitahukan kedatangan Rukmini. Setelah Rukmini datang, ia dinaikkan ke atas kereta perang, lalu mereka berangkat pergi. Baladewa menantikan kedatangan raja-raja yang bermaksud mengejar Rukmini dan Kresna. Istana Kundina pun gempar akan hilangnya Rukmini. Raja Bismaka semula tidak percaya kalau Rukmini lari dengan Kresna.

Pupuh 41 Pupuh 41 Pupuh 41

Pupuh 41 (bait 1-11) : Lalu, diadakan perundingan di istana Kundina.

Pu Pu Pu

Pupuh 42puh 42puh 42puh 42 (bait 1-11) : Pangeran Rukma menghadap Bhismaka. Rukma mencela ayahnya karena ia lalai mencegah penculikan Rukmini dan tidak tahu peranan Prethukirtti yang pantas dicela. Ayahnya menasihati Rukma.

Pupuh 43 Pupuh 43 Pupuh 43

Pupuh 43 (bait 1-8) : Nasihat Raja Bhismaka kepada Rukma mengenai kebijaksanaan duniawi serta tugas seorang raja.

Pupuh 44 Pupuh 44 Pupuh 44

Pupuh 44 (bait 1-8) : Nasihat Raja Bhismaka kepada Rukma.

Pupuh 45 Pupuh 45 Pupuh 45

Pupuh 45 (bait 1-7) : Pangeran Rukma tidak mau mendengarkan nasihat ayahnya. Ia tetap akan membalas perbuatan Kresna.

Pupuh 46 Pupuh 46 Pupuh 46

Pupuh 46 (bait 1-8) : Pangeran Rukma meninggalkan istana. Di luar istana, bala tentara sudah menantikan kedatangannya, tinggal menunggu perintah. Kemudian, Pangeran Rukma berpakaian perang lapis baja dengan senjata di tangan. Pasukan bergerak dengan suara bergemuruh sambil diiringi musik.

Pupuh 47 Pupuh 47 Pupuh 47

Pupuh 47 (bait 1-8) : Pangeran bersama Raja Cedi dan Raja Maghada beserta tentara masing-masing berangkat perang. Sementara itu Baladewatelah mengatur posisi para kaum Yadu dan Wresni.

(6)

Pupuh 48 Pupuh 48 Pupuh 48

Pupuh 48 (bait 1-8) : Pupuh ini berisi uraian keadaan tentara yang telah siap untuk bertempur.

Pupuh 49 Pupuh 49 Pupuh 49

Pupuh 49 (bait 1-11); Pupuh 50Pupuh 50Pupuh 50Pupuh 50 (bait 1-14); Pupuh 51Pupuh 51Pupuh 51Pupuh 51 (bait 1-2) : Pupuh ini berisi uraian mengenai keadaan pertempuran.

Pupuh 52 Pupuh 52 Pupuh 52

Pupuh 52 (bait 1-11) : Pangeran Rukma mendekati Kresna. Ia marah sekali ketika melihat Rukmini beserta Kresna dan menuduh Kresna berbuat hina. Kresna menolak tuduhan itu. Bagi kesatria berlaku kebiasaan yang umum diterima, yakni calon istri harus diculik. Terdorong oleh masa marahnya, Rukma melepaskan anak panahnya, tetapi semuanya tanpa hasil karena digagalkan oleh yoga Kresna.

Pupuh 53 Pupuh 53 Pupuh 53

Pupuh 53 (bait 1-14) : Kresna yang semula tidak mau melawan akhirnya mulai menyerang karena ia terus diserang oleh Rukma. Anak panah Kresna mencerai beraikan pasukan Kundina dan menghancurkan kereta Sukma. Pada saat Rukma jatuh dan terbaring tak berdaya di tanah, Rukmini memegang kaki Kresna dan memohon agar kakaknya tidak dibunuh.

Pupuh 54 Pupuh 54 Pupuh 54

Pupuh 54 (bait 1-9) : Pupuh ini berisi permintaan Rukmini kepada Kresna dan Rukma.

Pupuh 55 Pupuh 55 Pupuh 55

Pupuh 55 (bait 1-7) : Kresna mengabulkan permintaan rukmini dan membiarkan Rukma pergi. Perang berakhir dan Kresna melanjutkan perjalanan ke Dwarawati.

Pupuh 56 Pupuh 56 Pupuh 56

Pupuh 56 (bait 1-5) : Kresna dan Rukmini serta tentaranya, yaitu kaum Yadhu dan Wresni, tiba di Dwarawati. Semua kembali kerumah masing-masing. Orang-orang di Dwarawati bangga karena Kresna menang dan memboyong Rukmini.

Pupuh 57 Pupuh 57 Pupuh 57

(7)

Pupuh 58 Pupuh 58 Pupuh 58

Pupuh 58 (bait 1-12) : Pupuh ini berisi uraian tentang keindahan tempat Kresna dan Rukmini sedang berada.

Pupuh 59 Pupuh 59 Pupuh 59

Pupuh 59 (bait 1) : Pupuh ini berisi perkawinan Kresna dan Rukmini yang saling mencintai seperti Arddhanariswara kesatuan Siwa dan Parwati).

Pupuh 60 Pupuh 60 Pupuh 60

Pupuh 60 (bait 1-3) : Rukmini mempunyai sepuluh anak. Selain Rukmini, Kresna mempunyai isteri sebanyak 10.000 orang dan semuanya cantik.

Pupuh 61 Pupuh 61 Pupuh 61

Pupuh 61 (bait 1) : Dewi Sri menjelma menjadi 16.000 orang isteri Raja Kresna.

Pupuh 62 Pupuh 62 Pupuh 62

Pupuh 62 (bait 1) : Cerita ini hasil gubahan Mpu Triguna.

Pupuh 63 Pupuh 63 Pupuh 63

Pupuh 63 (bait 1) : Dahulu Raja Airlangga mempunyai adikawi Mpu Kanwa, sekarang Raja Warsajaya mempunyai adikawi Mpu Triguna.

Kolofon A Kolofon A Kolofon A

Kolofon A (bait 1-2); Cerita ini terkenal dengan dengan cerita Kresna (Kresnayana) ditulis di Pulau Bali tempat kediaman Pendeta Mpu Suranantha, seorang pendeta dari golongan Siddhanta.

Kolofon B Kolofon B Kolofon B

Kolofon B (bait 1-2) : Pupuh ini menyebutkan waktu penyalinan naskah ini tetapi banyak yang tidak terbaca sehingga tidak jelas.

Referensi

Dokumen terkait