Sumber Optik LED
Sumber Optik LASER
Kopling Daya
Sumber Optik
Overview
• Sumber cahaya yang digunakan untuk komunikasi fiber
optik adalah struktur heterojunction semikonduktor (
Laser
Diodes
dan
LEDs
)
• Heterojunction tersusun dari gabungan antara dua material
semikonduktor yang terpisah oleh band gap energy
• Laser dan LED cocok untuk sistem transmisi fiber karena
– Memiliki output power yang dapat digunakan untuk berbagai
aplikasi
– Output powernya dapat dimodulasi oleh arus masuk yang
bervariasi secara langsung
– Memiliki efisiensi yang tinggi
Perbedaan LED & Laser
• LED:
– Keluaran cahaya optik nya
incoherent
sehingga spektral
daya optik
yang
dipancarkan lebar (broad spectral width/ not directional)
– Digunakan untuk komunikasi multimode fiber
– Digunakan untuk komunikasi jarak pendek (local area application)
• Laser:
– Keluaran cahaya optik
coherent
artinya energi optik yang dikeluarkan memiliki
fasa dan periode yang sama sehingga cahaya optiknya bersifat
sangat
monokromatik
dan
daya optik
yang dipancarkan sangat
terarah
(ouput beam is
very directional)
– Digunakan untuk komunikasi
singlemode
atau
multimode
fiber
– Digunakan untuk komunikasi jarak jauh (long haul application)
“LED”
Semikonduktor
• Material semikonduktor
memiliki sifat konduksi
terletak diantara logam
dan isolator
• Contoh
material
semikonduktor
adalah
silikon (Si) terletak di
grup IV (memiliki 4
elektron terluar) yang
bisa berikatan kovalen
dengan atom lainnya
sehingga
membentuk
• Sifat konduksi dapat diinterpretasikan dengan bantuan diagram pita energi
• Untuk kristal murni pada suhu rendah, di pita konduksi tidak ada elektron sama sekali dan di pita valensi sangat penuh elektron
• Kedua pita tersebut dipisahkan oleh celah energi (energy gap/band gap) yang tidak terdapat level energi didalamnya
• Jika suhu dinaikan, beberapa elektron berpindah/melintasi celah energi dari pita valensi menuju ke pita konduksi • Perpindahan itu menyebabkan bertambahnya konsentrasi (n) elektron pada pita konduksi dan meninggalkan
konsentrasi (p) hole yang nilainya sama pada pita valensi
(a) Diagram pita energi yang menunjukan perpindahan elektron dari pita valensi (valence band) ke pita
konduksi (conduction band) (b) Konsentrasi elektron dan hole
yang sama pada
semikonduktor intrinsic
contoh: untuk
material Si energi yang diperlukan agar
elektron berpindah harus lebih besar dari 1.1 eV yang disebut sebagai band-gap energy
• Konsentrasi elektron dan hole dikenal sebagai konsentrasi
pembawa intrinsik (
intrinsic carrier concentration
):
Dimana:
K : konstanta karakteristik material T : suhu mutlak
kB : konstanta Boltzman = 1.38 x 10-23 J/oK
m : massa diam elektron = 9.11 x 10-31 Kg
h : Konstanta Planck = 6.626 x 10-34 JS
me : massa efektif elektron mh : massa efektif hole
Eg : energi gap (band gap energy) ni : konsentrasi pembawa intrinsik
• Sifat konduksi dapat ditingkatkan dengan doping yaitu penambahan campuran bahan dari golongan atom VA (ex: P, As, Sb) yang memiliki 5 elektron di kulit atom terluarnya
• Jika atom bahan tersebut menggantikan sebuah atom Si, 4 elektron digunakan untuk ikatan kovalen dan elektron ke-5 adalah elektron bebas yang digunakan untuk konduksi
• Campuran bahan tersebut disebut sebagai donor karena dapat memberikan sebuah elektron pada pita konduksi • Pada bahan tersebut arus (konduksi) ditimbulkan oleh aliran elektron (negatip) bahan n-type
• Sifat konduksi juga dapat ditingkatkan dengan penambahan bahan dari golongan atom IIIA (ex: Al, Ga, In) yang memiliki 3 elektron di kulit atom terluarnya
• 3 elektron membentuk ikatan kovalen, sehingga tersisa sebuah hole konsentrasi hole meningkat di pita valensi • Campuran bahan tersebut disebut sebagai akseptor karena konduksi muncul akibat dari aliran hole (positip)
(a) Level donor pada bahan tipe n
(b) Ionisasi dari campuran donor menghasilkan peningkatan distribusi konsentrasi elektron
(a) Level akseptor pada bahan tipe-p
Bahan intrinsik dan ekstrinsik
• Bahan semikonduktor yang tidak ada campurannya disebut bahan intrinsik
• Vibrasi thermal dari atom kristal beberapa elektron yang berada dalam pita valensi memiliki energi yang cukup untuk keluar menuju ke pita konduksi
• Proses pembangkitan thermal menghasilkan/ membangkitkan pasangan elektron-hole karena setiap elektron berpindah ke pita konduksi selalu meninggalkan elektron-hole • Proses rekombinasi elektron bebas melepaskan energi (photon-cahaya) dan turun
dari pita konduksi menuju ke hole yang berada di pita valensi • Kondisi seimbang : Laju pembangkitan = Laju rekombinasi • Bahan intrinsik : pn = p0n0 = ni2
– p0 : konsentrasi hole seimbang – n0 : konsentrasi elektron seimbang
• Pemberian sedikit campuran kimia pada kristal murni menghasilkan semikonduktor
ekstrinsik
• Konduktifitas elektris sebanding dengan konsentrasi
pembawa
ada 2 jenis bahan
pembawa
muatan:
– Pembawa mayoritas (majority carrier) : elektron pada bahan tipe-n atau hole pada bahan tipe-p – Pembawa minoritas (minority carrier) : hole pada bahan tipe-n atau elektron pada bahan tipe-p
• Antara majority carrier dan minority carrier adalah selalu berkebalikan dilihat dari komponen yang
berperan (elektron atau hole)
• Operasi perangkat semikonduktor (LED dan Laser) secara umum didasarkan pada proses injeksi dan
ekstraksi dari pembawa minoritas
pn Junction
“Difusi (penyebaran) elektron melintasi pn junction menghasilkan potensial barrier (medan
elektrik) di daerah deplesi” Bahan tipe n atau tipe p masing-masing berperan seperti sifat
konduktor sehingga untuk membuat bahan bersifat semikonduktor maka yang dilakukan adalah menggabungkan kedua bahan tersebut menjadi satu struktur kristal tersambung dan disebut sebagai pn junction yang berperan dalam penggunaan karakteristik elektris dari perangkat semikonduktor nantinya (LED dan Laser). Ketika pembuatan pn junction, pada awalnya majority carrier menyebar dan menyeberangi daerah sambungan antara tipepdan tipen(terlihat di gambar ). Hal ini menyebabkan elektron mengisi / berikatan dengan hole disisi p dan juga hole muncul di sisi n sehingga menghasilkan medan elektrik (barrier potential ) di tengah-tengah pn junction yang disebut sebagai depletion region. Kemudian, pada daerah sambungan (depletion region) sudah tidak terdapat lagi pergerakan carrier (majority carrier) karena elektron dan hole sudah terkunci dalam satu struktur ikatan kovalen.
“Bias mundur (reverse bias) melebarkan daerah deplesi, tetapi memungkinkan pembawa minoritas
(minority carrier) bergerak bebas” Ketika eksternal baterai dicatu kedalam pn
junction dengan kutub positif dihubungkan
dengan material tipe n dan kutub negatif dihubungkan dengan material tipe p (seperti pada gambar) hubungan ini disebut sebagai reverse bias. Akibat dari reverse bias ini adalah daerah deplesi semakin melebar baik di sisi (p) maupun
(n) sehingga secara efektif mampu meningkatakan barrier potential dan mencegah
majority carrier untuk melintasi daerah
sambungan (pn junction), tetapi minority carrier
tetap bisa bergerak (melintasi) daerah sambungan.
“Bias maju (forward bias) mengecilkan potensial barrier memungkinkan pembawa mayoritas (majority carrier)
berdifusi melintasi junction” Ketika pn junction dicatu dengan teknik forward bias
(terlihat seperti di gambar/kebalikan dari reverse bias) magnitudo (nilai/besaran) dari barrier potential menurun. Elektron di pita konduksi pada sisi (n) dan hole di pita valensi di sisi (p) (majority carrier) menyebar dan menyeberangi daerah sambungan. Dalam satu kali penyeberangan secara signifikan mampu meningkatkan konsentrasi minority carrier dan kemudian minority carrier ini akan mengalami proses rekombinasi dengan energi yang berasal dari
majority carrier. Rekombinasi dari minority carrier ini
adalah mekanisme yang digunakan dalam proses pembangkitan radiasi optik
Direct dan Indirect band gap
“Rekombinasi elektron dan emisi photon yang berkaitan pada suatu bahan direct-band-gap (elektron dan hole memiliki nilai
momentum sama)”
Semikonduktor
dapat
diklasifikasikan
menjadi dua jenis material yaitu
direct-band-gap atau indirect-direct-band-gap yang
ditentukan oleh nilai band gap sebagai
fungsi dari momentum (k).
Disebut
sebagai
direct band gap
material karena
proses rekombinasi
(turunnya elektron dari pitakonduksi ke valensi dan memancarkan energi photon
)
bisa berjalan secara langsung
akibat
elektron dan hole memiliki momentum
yang sama
Rekombinasi elektron pada suatu bahan indirect-band-gap
(elektron dan hole memiliki nilai momentum berbeda) membutuhkan energi Eph dan momentum kph
Disebut
indirect band gap
material karena
energi di pita konduksi minimum
sedangkan di pita valensi maksimum dan
keduanya memiliki nilai momentum yang
berbeda sehingga untuk terjadinya proses
rekombinasi
tidak bisa berjalan secara
langsung
, harus melibatkan partikel ketiga
yangberfungsi untuk memperbaiki nilai
momentumnya tersebut agar rekombinasi
bisa berlangsung. Partikel yang berperan
tersebut adalah
phonon
Fabrikasi Semikonduktor
Pada fabrikasi peralatan/bahan semikonduktor (kristal), struktur kristalnya bisa terdiri dari lebih dari satu jenis material sehingga proses penyusunan-nya harus melalui perhitungan yang sangat hati-hati. Struktur kristal bisa terdiri dari single atom (ex: Si, Ge) atau group atom (ex: InP, GaP GaAs) yang polanya harus tersusun dengan jarak yang presisi. Pola penyusunan atom yang berulang sehingga bisa membentuk kristal itu disebut sebagai lattice dan jarak (spasi) antar atom atau group atom disebut sebagai
lattice spacing/lattice constant. Spasi antar atom/ group atom itu berjarak sekitar kurang dari 10 Ao
(angstroms ), note (1 Ao= 10-10m)
Grafik yang menunjukan hubungan antarabandgap energy dan
wavelength denganlattice constant pada suhu 300 K. Garis putus-putus vertikal menunjukan nilai lattice contant yang sama
L
ight –
e
mitting
d
iodes
LEDS
Pembangkitan Cahaya
• Forward-bias pn junction
– Doping lebih banyak daripada dioda elektronik
– Tambahan fitur untuk menahan pembawa muatan dan medan cahaya
• Pembangkitan cahaya
– Rekombinasi radiatip elektron dan hole
– Rekombinasi radiatip dan nonradiatip
• Efisiensi meningkat dgn membanjiri wilayah pembangkitan cahaya dgn ...
– Pembawa muatan kerapatan tinggi dan...
– Cahaya berdaya tinggi
• Forward-biased pn junction
– Hole diinjeksikan ke material n – Elektron diinjeksikan ke material p
• Carrier rekombinasi dengan mayoritas
–
carrier dekat junction• Energi dilepas ≈ material bandgap
• Energi Eg
– Jika radiatip, f ≈ Eg /h• Transisi Radiatip
• Emisi Spontan:
• Tidak koheren • Polarisasi Random • Arah Random• Menambah noise pada sinyal
– Emisi terstimulasi :
• Koheren (sama phasa, polarisasi, frekuensi dan arah)
• Silikon dan germanium radiator tidak efisien
Konfigurasi
• Dua konfigurasi dasar :
1.
Emisi permukaan/depan atau Burrus
2.
Emisi ujung
Emisi permukaan :
• Bidang daerah aktif pengemisi cahaya
diorientasikan tegak lurus sumbu fiber.
• Suatu sumur di-etsa/etched pd bahan
substrat device, dimana fiber ditanam
utk menerima cahaya.
• Daerah lingkaran aktif berdiameter 50
μm dan tebal s/d 2,5 μm.
• Pola emisi isotropik secara esensial
(lambertian) dng pola daya cos θ shg
HPBW 120
o.Emisi Ujung :
• Terdiri dari daerah junction aktif merupakan sumber inkoheren dan dua lapisan pemandu • Lapisan pemandu memiliki indeks bias lebih
rendah dari daerah aktif tetapi lebih besar dari bahan sekitarnya
• Struktur tersebut membentuk pandu gelombang yang mengarahkan radiasi optik ke inti fiber
• Pita penyambung lebar 50 s/d 70 μm agar sesuai dengan ukuran fiber 50 s/d 100 μm
• Pola emisi lebih terarah dibanding emisi permukaan
• Pada bidang sejajar dengan junction pola emisi lambertian, pada arah tegak lurus junction memiliki HPBW 25 s/d 35o cocok dengan ketebalan pandu gelombang
Panjang Gelombang dan Material
• Ada hubungan antara panjang gelombang (wavelength)
dengan bandgap energy dari suatu material
• Panjang gelombang dan bandgap energy juga merupakan
fungsi dari suhu, akan bertambah 0.6 nm setiap perubahan
suhu 1
o
C ~ 0.6 nm/C
λ = h.c/E
g• Tipe panjang gelombang berdasarkan material
– GaP --> LED
• 665 nm
• Jarak pendek, sistem murah
– Ga1-x AlxAs --> LED dan laser
• 800 → 930 nm
• Sistem fiber awal
– Ga
1-xIn
xAs
yP
1-y--> LEDs and lasers
• 1300 nm (akhir ’80an, awal ’90an, FDDI data links)
• 1550 nm (pertengahan ’90an - sekarang)
Energi bandgap dan panjang gelombang keluaran sebagai fungsi dari bagian molekul Al untuk bahan
AlxGa1-xAs pada suhu ruang
Spektrum daya keluaran (pola emisi) LED AlxGa1-xAs
Material Sumber
• Hambatan panjang gelombang dan lattice spacing
– Lattice spacing:
• Lapisan atomic spacing
• Harus sama saat
lapisan dibuat (toleransi of 0.1%)
• Garis horisontal hanya pada diagram – Paling banyak perangkat
panjang gelombang yang panjang
dibuat dengan substrat InP
• Garis horisontal ditarik
ke kiri dari titik InP
– Panjang gelombang yang pendek
• Hubungan fundamental quantum-mechanical:
atau
Untuk campuran tiga bahan AlGaAs, besarnya Eg (eV): Eg = 1,424 + 1,266 x +0,266 x2
Untuk campuran empat bahan In1-xGaxAsyP1-y, besarnya Eg (eV): Eg= 1,35 -0,72 y + 0,12 y2
Contoh
• Bahan Sumber Al
x
Ga
1-x
As dengan x = 0,07
Berapa Eg dan λ ?
Efisiensi Kuantum Internal
• Ekses elektron di bahan p-type dan hole di bahan n-type (minority carrier) terjadi di sumber cahaya
semikonduktor (LED) karena injeksi pembawa di permukaan kontak perangkat tersebut (LED)
• Kepadatan ekses elektron Δn sama dengan ekses hole Δp, karena pembawa diinjeksikan terbentuk
(dimasukan kedalam LED) dan berekombinasi dalam pasangan elektron hole untuk keperluan
netralitas muatan kristal
• Jika injeksi pembawa (carrier) berhenti kepadatan pembawa kembali ke nilai keseimbangan
• Kepadatan ekses pembawa (minority carrier):
Δno : kepadatan ekses elektron yang diinjeksikan diawal τ : carrier lifetime bergantung kepada komposisi material t : waktu/ lamanya injeksi
t
e
o
n
n
• Ekses pembawa dapat berekombinasi secara radiatif maupun non radiatif
• Pada rekombinasi radiatif akan menghasilkan emisi photon
• Jika elektron-hole berekombinasi nonradiatif melepaskan energi dalam
bentuk panas (vibrasi lattice)
• Efisensi kuantum internal yang terjadi di active region (depletion region) adalah
bagian pasangan elektron-hole yang berekombinasi secara radiatif
• Efisiensi kuantum internal (η
int):
– Rr : laju rekombinasi radiatif per satuan volume (jumlah photon yang dihasilkan secara radiatif setiap detiknya/ jumlah photon per detik)
– Rnr : laju rekombinasi nonradiatif
nr R r R r R int
Untuk penurunan eksponensial ekses pembawa, lifetime rekombinasi radiatif :
Lifetime rekombinasi non radiatif :
Efisiensi kuantum internal :
• Jika besar arus yang diinjeksikan ke LED adalah sebesar I, maka jumlah rekombinasi yang terjadi
setiap sekon nya adalah:
• Dengan melakukan substitusi dari persamaan sebelumnya, sehingga didapatkan:
• R
radalah jumlah photon yang dihasilkan setiap sekon nya dimana setiap photon memiliki energi
sebesar hv, sehingga daya optik internal (P
int) yang dihasilkan didalam LED adalah sebesar:
q
I
nr
R
r
R
dimana, q adalah muatan photon (1.602 x 10-19 C)q
I
r
R
int
q
hcI
P
int
int
h : konstanta planck (6.6256 x 10-34J.s)
c : kecepatan cahaya (3 x 108m/s)
λ : panjang gelombang (m)
Contoh
• Sumber optik LED yang terbuat dari bahan semikonduktor InGaAs mampu menghasilkan emisi
cahaya dengan panjang gelombang puncak 1310 nm yang memiliki waktu rekombinasi radiatif dan
nonradiatif sebesar 30 dan 100 ns. Arus pacu (drive current) yang digunakan adalah 40 mA.
Jawaban
) ( . ns nr r 1 23 100 1 30 1 1 1 77
0
30
1
23
.
.
int
r
mW m x C x A s m x s J x q hcI P 292 6 10 31 1 19 10 602 1 04 0 8 10 3 34 10 6256 6 77 0 . ) . )( . ( ) . )( / )( . . ( . int int Tanggapan transien
• Asumsi dasar pendekatan tanggapan transien :
– Kapasitansi muatan ruang junction C
sbervariasi lebih lambat karena arus dibanding dengan
kapasitansi difusi C
ddipandang konstan
– Harga C
santara 350 s/d 1000 pF untuk arus menengah sampai besar
• Berdasar asumsi tersebut, rise time sampai titik setengah arus (juga titik setengah daya) LED:
• Rise time 10 s/d 90 %:
2 2 1/ ln ln s I p I p I s C t 9 90 10 ln p I s C t T B k q 2 Ip : amplitudo fungsi tangga arus utk memacu LED
Is : arus saturasi dioda
τ : lifetime pembawa minoritas
kB : konstanta boltzman (1.38 x 10-23 J/K)
T : absolut temperatur pada pn junction q : muatan photon (1.602 x 10-19 C)
L
ight
A
mplification by
S
timulated
E
mission of
R
adiation
LASER Diodes
• Ukuran sumber laser dari sebesar butiran garam s/d sebesar ruangan
• Media lasing bisa berasal dari gas, cairan, padat atau semikonduktor
• Untuk sistem fiber optik secara eksklusif menggunakan sumber laser yang berasal dari bahan
semikonduktor (dioda laser semikonduktor)
• Dioda laser semikonduktor ini memiliki karakteristik yang sama dengan sumber laser konvensional
lainnya (seperti dari padatan ataupun gas) yang mana memiliki radiasi emisi (pancaran cahaya) yang
coherent (fasa dan periode) sehingga menyebabkan pancaran optik (cahaya) nya sangat
“Tiga proses utama pada Emisi Laser”
isotropic, random phase, narrowband gaussian In phase with incident photonMode dioda laser dan Kondisi batas
• Radiasi pada dioda laser terjadi dalam ruang resonator Fabry-Perot
• Ukuran ruang panjang (longitudinal) 250 s/d 500 μm, lebar (lateral) 5 s/d
15 μm tebal (transverse) 0,1 s/d 0,2 μm
• Dioda laser jenis lain adalah Distributed FeedBack (DFB), tidak perlu
permukaan terpisah untuk optical feedback, tetapi menggunakan Bragg
reflector (grating) atau variasi indeks bias (distributed-feedback
corrugation) pada struktur multilayer sepanjang dioda
• Reflektor dielektrik disisi belakang laser digunakan untuk mengurangi loss
di ruangan, mengurangi kepadatan arus threshold dan meningkatkan
• Radiasi optis dalam ruang resonansi menentukan pola garis medan listrik dan magnet disebutmode
dari cavity (modes of the cavity) • Mode longitudinal:
– Berkaitan dng panjang ruangan L
– Menentukan spektrum frekuensi radiasi optis yg diemisikan
– Jika L > λ maka > 1 modus longitudinal • Mode lateral:
– Terletak pada bidang pn junction
– Tergantung dinding sisi samping dan lebar ruang resonator (cavity)
– Menentukan bentuk profil lateral berkas laser (laser
beam)
• Mode transverse:
– Berkaitan dengan medan elektromagnet dan profil berkas laser yang arah nya tegak lurus bidang pn junction
• Moda tersebut menentukan karakteristik laser
• Lasing: kondisi dimana memungkinkan terjadinya penguatan cahaya di dalam laser diode
• Syarat terjadi lasing: ada inversi populasi (population inversion) yang signifikan.
• Inversi populasi bisa terjadi kalau memiliki gain g>g
thgth : penguatan optis lasing (threshold)
αt : loss total
: koefisien absorbsi efektif bahan pada lintasan optis
R1, R2 : Reflektifitas ujung laser 1 dan 2
L : panjang ruang resonansi
“Hubungan antara daya keluaran optik dengan arus pacu dioda laser”
Arus threshold Ith: ekstrapolasi daerah lasing dari kurva daya terhadap arus
Efisiensi kuantum diferensial eksternal
• Efisiensi kuantum diferensial eksternal η
ext
adalah jumlah
photon yg diemisikan setiap rekombinasi pasangan
elektron-hole radiatif diatas threshold
ηi : efisiensi kuantum internal, hasil pengukuran pada suhu ruang bernilai antara 0,6 s/d 0,7
Frekuensi resonansi
• Kondisi steady state jika:
– Amplitudo: I (2L) = I (0)
– Phasa: e
-j2βL= 1 2βL = 2πm
Jika:
β = 2лn/λ
Maka:
Setiap frekuensi berkaitan dengan modus osilasi.
Tergantung pada struktur laser akan terdapat beberapa frekuensi laser singlemode dan
multimode
Keterangan
L : panjang ruang resonansi
β : konstanta yang nilainya bergantung pada spesifikasi konstruksi dari Laser
n : indeks bias
f : frekuensi
λ : panjang gelombang
m : integer
• Relasi antara penguatan dan panjang
gelombang dapat diasumsikan berbentuk
gaussian:
e
g
g
o
2 2 20).
(
)
(
keterangan:λo : panjang gelombang di pusat spektrum
σ : lebar spektral penguatan
g(0) : penguatan maksimum yang sebanding dengan inversi populasi
Jarak antara 2 frekuensi yang
berdekatan :
Jarak antara 2 panjang
gelombang yang
berdekatan:
Ln
c
f
2
Ln
2
2
“spektrum dari multimode dioda laser dengan material GaAlAs atau GaAs”
Contoh
• Laser GaAs yang dioperasikan pada 850 nm memiliki resonator dengan panjang 500 μm dan indeks
bias n = 3.7
a)
Berapa jarak frekuensi (∆f) dan panjang gelombang (∆λ)terdekatnya ?
Jawaban
) ( . GHz x x x x Ln c f 81 7 3 6 10 500 2 8 10 3 2 ) ( . . nm x x x x Ln 2 500 10 6 3 7 0 2 2 9 10 850 2 2
) ( . . . ) ( . ) ( ). ( ) ( ) ( nm e e g g e g g x o o 7 1 5 0 5 0 0 5 0 0 2 2 2 9 10 2 2 2 2 2 2 2 Struktur dioda laser dan pola radiasi
• Cara membatasi gelombang optis:
– Gain-guided, pita elektrode sempit (< 8 μm) diletakkan sepanjang dioda
– Index-guided :
• Positive-index waveguide, daerah tengah memiliki indeks bias lebih tinggi
dibandingkan dengan daerah pinggir semua cahaya terpandu dipantulkan pada
batas dielektrik. Pemilihan nilai indeks bias dan lebar daerah indeks bias yang tinggi
akan dapat menghasilkan laser yang hanya memiliki modus lateral fundamental
• Negative-index waveguide, daerah tengah memiliki indeks bias lebih rendah
dibandingkan dengan daerah pinggir sebagian cahaya dipantulkan dan sebagian
dibiaskan keluar sehingga terjadi menimbulkan loss (redaman)
Tiga struktur dasar cara membatasi gelombang optis pada arah lateral (a) Gain-guided laser
(b) Pandu gel positive-index (c) Pandu gel negative-index
• Index-guided, dapat dibuat menggunakan salah satu dari 4 struktur
dasar berikut:
– Buried Heterostructure (BH)
– Selectively diffused construction
– Varying-thickness structure
– Bent-layer configuration
• Selain melakukan pembatasan gelombang optis, agar bisa
didapatkan daya keluaran optis yang besar diperlukan juga
pembatasan terhadap arus pacu secara ketat pada lapisan aktif
sehingga lebih dari 60 % arus berkontribusi terhadap proses lasing
• 4 metode dasar yang digunakan dalam
current-confinement (pembatasan arus pacu) adalah:
– Preferential-dopant diffusion
– Proton implantation
– Inner-stripe confinement
– Regrowth of back-biased pn junction
setiap metode menahan arus pada kedua sisi daerah lasing,
dengan cara membuat daerah highresistivity atau
memberikan tegangan mundur (reverse bias) pada pn
Dioda laser Buried Heterostructure:
(a) GaAlAs dengan panjang gelombang pendek (800 – 900 nm) (b) InGaAsP dengan panjang gelombang panjang (1300 – 1600 nm)
Struktur positive-index optical-wave-confining (pembatasan gelombang optis):
(a) Selectively diffused (b) Varying-thickness (c) Bent-layer
“empat metode dasar pembatasan arus (current
confinment) pada dioda
Untuk mendapatkan daya keluaran yang besar dapat juga dilakukan dengan teknik:
(a) Thin-active-layer (TAL) (b) Large optical cavity (LOC)
Single-Mode Laser
• Single mode
laser, memiliki modus longitudinal tunggal dan modus
transverse tunggal
• Untuk mendapatkan modus longitudinal tunggal dapat dilakukan
dengan beberapa cara:
– Mengurangi panjang ruang lasing (L) sehingga jarak frekuensi (Δf ) lebih
besar dari lebar garis transisi laser
• Misalnya ruang Fabry-Perot L = 250 μm, Δλ = 1 nm, pada λ = 1300 nm. Jika L menjadi
25 μm, maka Δλ = 10 nm. Tetapi membuat panjang tersebut sulit dilakukan.
– Laser emisi permukaan (
SEL-Surface Emitiing Laser
)
“Struktur laser emisi permukaan (SEL -Surface Emitiing Laser) untuk bahan semikonduktor
3 jenis struktur laser menggunakan built-in frequency-selective resonator :
(a) DFB (Distributed Feedback)
(b) DBR (Distributed Bragg Reflector) (c) DR (Distributed Reflector)
• Panjang gelombang Bragg:
• Modus longitudinal dipisahkan simetris sekitar λ
B
:
2
1
2
2
m
e
L
e
n
B
B
Λ
: perioda gelombang
n
e: indeks bias efektif modus
k
: orde grating
k
e
n
B
2
m : orde mode (0,1,2….), ex:
first-order mode (m=1), zero first-order (m=0)
“Konstruksi pemancar dioda laser menggunakan
Kopling Daya
• Penyaluran daya optis dari sumber ke fiber, terdapat beberapa parameter yang mempengaruhi
proses kopling daya:
• Fiber :
• NA (Numerical Aperture) fiber
• Ukuran inti
• Profil indeks bias
• Beda indeks bias inti-kulit
• Sumber :
• Ukuran
• Radiansi/brightness (daya yg diradiasikan pd satusatuan sudut ruang tiap satuan luas
permukaanemisi [W/(Cm2.steradial)])
• Efisiensi gandengan: ukuran daya emisi sumber yang dapat digandeng/dikopling ke
fiber, yang dinyatakan sebagai berikut:
• keterangan:
P
F: Daya yang digandeng ke fiber
P
S: Daya yang diemisikan oleh sumber
• catatan: parameter radiansi (brightness) lebih penting dari daya keluaran total dalam efisiensi
gandengan
s FP
P
Pola keluaran emisi
Sistem koordinat bola digunakan untuk pengkarakteristikan pola emisi sumber cahaya
• LED emisi permukaan memiliki pola keluaran lambertian yaitu sumber sama cerah jika dilihat dari setiap arah.
• Daerah proyeksi permukaan emisi bervariasi sebesar cos θ thd arah penglihatan -> daya yang dikirim pada sudut θ bervariasi sebesar cos θ relatif terhadap garis tegak lurus permukaan emisi).
“Pola radiansi sumber LED
yang berpola lambertian dan
LASER yang berpola sangat terarah. Keduanya memiliki Bo normalisasi = 1”
• Pola emisi sumber lambertian: B = Bo cos Ө
• Bo : radiansi sepanjang garis tegak lurus terhadap permukaan emisi
• LED emisi ujung dan laser memiliki pola emisi yang lebih komplek. Perangkat tersebut memiliki radiansi berbeda pada bidang sejajar B(θ,0) dan bidang tegak lurus B(θ,90) terhadap bidang emisi.
• Radiansi dapat didekati dengan formula umum:
L o 2 T o 2cos
B
cos
cos
B
sin
,
B
1
L : koefisien distribusi daya lateral (bil asli)L = 1 lambertian
T : koefisien distribusi daya transversal (bil asli) T : umumnya jauh lebih besar dr L (laser L > 100)
Contoh
• Dioda laser memiliki HPBW 2θ = 10
opada arah lateral (Ф = 0
o)
• Hitung L !
• Berarti: sin Ф = 0 dan cos Ф = 1
• Sehingga B(θ=5
o, Ф=0
o) = B
o
(cos 5
o)L = ½ B
oPerhitungan gandengan daya
Gambar sumber optik digandeng ke fiber optik. Daya diluar sudut penerimaan akan loss/hilang
Serat Step Index
• Daya diteruskan ke fiber :
P
LED,step= P
s(NA)
2r
s≤ a
P
LED,step= (a/r
s)
2P
s(NA)
2r
s> a
P
s= л
2r
s2B
0;
r
s: jari-jari daerah aktif (cm);
B
0: daya optik yang diradiasikan tegak lurus terhadap
permukaan emisi (W/(cm
2.sr));
sr
: steradian
NA
: numerical aperture serat optik
a
: jari-jari inti serat (cm).
Contoh
• LED, r
s= 35 μm, pola emisi lambertian pada arah aksial
• 150 W/(cm
2.sr)
• Fiber step index 1 : a1 = 25 μm, NA = 0,20
• Fiber step index 2 : a2 = 50 μm, NA = 0,20
Serat Graded Index
a r 2 2 1 n P 2 PLED,GI s 12 s
a r 2 2 1 n B a 2 PLED,GI 2 2 0 12 s rs ≤ a rs > aJika indeks bias medium n berbeda dengan indeks bias inti n1, daya digandeng ke fiber berkurang dengan faktor:
2 1 1
n
n
n
n
R
P
coupled= (1-R) P
emittedGandengan daya thd panjang gelombang
• Daya optik yang digandeng ke fiber tidak tergantung pada panjang gelombang tetapi hanya brightness/radiansi.
• Pada fiber optik MM (Multi Mode) jumlah modus yang menjalar:
• Daya diradiasikan setiap modus PS/M, dari sumber pada suatu panjang gelombang tertentu:
• Dari kedua persamaan tersebut, dua sumber dengan panjang gelombang
berbeda tetapi memiliki radiansi yang sama menghasilkan gandengan ke fiber sama besarnya.
2 1 an 2 2 M 2 0 s B M P Keseimbangan NA
• Suatu sumber sering dilengkapi dengan flylead.
• NA
fly= NA
fdan a
fly= a
f loss gandengan kecil
• Beberapa puluh meter pertama modus tak merambat dalam fiber terjadi excess power loss:
• LED emisi permukaan terpengaruh efek tersebut • Laser kurang terpengaruh
• Modus yang menjalar terjadi keseimbangan setelah beberapa puluh meter (sekitar 50 m)
• Daya di titik keseimbangan:
in eq 50 eqNA
NA
P
P
P50 : daya diharapkan pada titik 50 mKeseimbangan NA
Peningkatan gandengan
• Jika luas permukaan sumber > luas inti fiber daya dapat digandeng
maksimum
• Jika luas permukaan sumber < luas inti fiber untuk meningkatkan
efisiensi perlu dipasang lensa mini yang diletakkan diantara sumber
dan fiber
• Fungsi lensa mini untuk (seolah-olah) memperbesar daerah emisi
sumber sehingga sepadan dengan daerah permukaan inti fiber
• Jika faktor pembesaran daerah emisi M daya yang digandeng ke
fiber akan meningkat dengan faktor yang sama
• Masalah dalam penggunaan lensa kesulitan pabrikasi dan
penanganannya (taper ended fiber)
Beberapa skema pelensaan yang mungkin untuk peningkatan efisiensi gandengan sumber ke fiber
Microsphere tanpa bayangan
• Asumsi:
• Lensa bulat memiliki indeks bias n 2,0
• Media celah udara (n’ = 1)
• Daerah emisi lingkaran
• Permukaan pengemisi terletak di fokus lensa
• Lensa gaussian:
s : jarak sumber dr pusat lensa
q : jarak bayangan dr pusat lensa
n : indeks bias lensa
n’ : indeks bias media celah
r : jari-jari kelengkungan lensa
r
n
n
q
n
s
n
'
'
• Konvensi :
• Cahaya menjalar dari kiri ke kanan
• Jarak objek diukur ke kiri positip, kekanan negatip
• Jarak bayangan ke kanan positip, kekiri negatip
• semua permukaan cembung dilihat dari sumber memiliki
jari-jari kelengkungan positip dan permukaan cekung jari-jari-jari-jari
negatip
• Dengan q = ∞, n = 2,0; n’ = 1 dan r = - R
L, maka diperoleh:
• S = f = 2 R
L• Berarti fokus terletak di titik A.
• Menempatkan LED di dekat permukaan lensa, perbesaran
daerah emisi M :
2 s L 2 s 2 Lr
R
r
R
M
• Daya dapat digandeng ke fiber dengan sudut penerimaan penuh 2θ:
2 2 s Lsin
rs
RL
P
P
PS: daya keluaran total sumber tanpa lensa
Efisiensi gandengan maksimum :
1
NA
r
a
2 2 s max
a
NA
r
s
untuk untukNA
a
r
s
Gandengan dioda laser - fiber
• Dari hasil pengukuran Laser memiliki pola emisi dengan Full Width
at Half Maximum (FWHM):
• Bidang tegak lurus
: 30 – 50
o• Bidang sejajar : 5 – 10
o• Near field sejajar
: 3 – 9 μm
• Distribusi keluaran angular > sudut penerimaan fiber dan daerah
emisi << luas penampang inti fiber dapat digunakan lensa bulat,
silindris atau fiber taper untuk meningkatkan efisiensi.
Fiber collimator
93
94
95
Syarat foto detektor
• High response atau sensitifitas
• Noise rendah
• Respon cepat atau bandwidth lebar
• Tidak sensitif thd variasi suhu
• Kompatibel dgn fiber
• Murah
96
Detektor foto yg ada
• Photomultiplier (photocathode + multiplier dlm vacum tube)
• Pyroelectric detector (konversi photon ke panas
konstanta dielektrik)
• Semiconductor-based photoconductor (pin dan APD) cocok u
fiber optik.
97
Konfigurasi detektor PIN
98
99
Photon datang memiliki energi ≥ energi band-gap photon akan memberikan energinya dan membangkitkan elektron (di depletion region) dr pita valensi ke pita konduksi
photocarrier.
100 p p p n n n
D
L
D
L
Dn : koefisien difusi elektron Dp : koefisien difusi hole
Carrier bermuatan mengalir melalui material, beberapa pasangan elektron-hole berekombinasi dan hilang. Elektron bergerak sejauh Ln sedang hole bergerak sejauh Lp.
Jarak tsb disebut panjang difusi.
Waktu yg dibutuhkan berekombinasi disebut carrier lifetime, elektron selama
n dan hole selama
p.101
Radiasi optis yg diserap material semikonduktor :
)
1
(
)
(
x
P
0
e
S(
)
x
P
αs(λ) : koefisien absorbsi pd panj gel λ P0 : daya optis datang
P(x) : daya optis diserap sejauh x
Upper wavelength cutoff :
)
(
24
,
1
)
(
eV
E
E
hc
m
g g C
102
103
Contoh
Dioda-foto terbuat dr GaAs, memiliki energi band gap 1,43 eV pd 300o K.
Panjang gel cutoff :
m
m
eV
J
x
eV
s
m
x
s
J
x
E
hc
C g C
867
,
0
43
,
1
24
,
1
869
,
0
/
10
6
,
1
43
,
1
/
10
3
.
10
625
,
6
19 8 34
atauDioda-foto tidak akan beroperasi utk photon dng panjang gelombang lebih dari 867 nm
104
Jika daerah deplesi memiliki lebar w, maka daya diserap :
)
1
(
)
(
w
P
0
e
Sw
P
Jika memperhatikan reflektifitas permukaan dioda-foto Rf, maka arus foto primer Ip :
f
w
p
P
e
R
hf
q
I
(
1
S)
1
0
q : muatan elektron hf : energi photon105
Efisiensi kuantum :
Jumlah elektron hole yg dibangkitkan η = --- =
Jumlah photon datang
P
hf
q
I
p/
/
0 Responsivitas :hf
q
P
I
p
0Parameter ini sangat berguna karena menspesifikasikan arus foto yg dibangkitkan tiap satuan daya.
106
Perbandingan responsivitas dan efisiensi kuantum sbg fungsi panj gel
107
Contoh
InGaAs pd panj gel 1100 nm < λ < 1600 nm, memiliki efisiensi kuantum 60 %.
Berapa responsivitasnya pd panj gel 1300 nm ?
Jika daya optis yg datang 10 μW, berapa arus foton yg dibangkitkan ?
108
109
Avalanche Photodiode
APD secara internal melipat gandakan arus foto sinyal primer sebelum memasuki sirkit penguat
meningkatkan sensitifitas penerima.
Mekanisme pelipatgandaan elektron/hole disebut impact ionization.
Carrier baru yg dibangkitkan juga dipercepat oleh
medan listrik kuat, shg menguatkan energi utk impact ionization selanjutnya.
Phenomena tsb disebut efek avalanche.
Dibawah tegangan breakdown jumlah carrier yg dibangkitkan tertentu, sedangkan diatas tegangan breakdown carrier yg dibangkitkan dpt tak terbatas.
110
Konstruksi p+πpn+ reach-through APD (RAPD)
p-type : resistivitas tinggi p+ : heavily doped p-type
n+ : heavily doped n-type
π : bahan intrinsik tdk murni krn kurang hati2 shg tercampur p doping š p+ SiO2 Electrode n et x x E(x) R E h > Eg p Ip h e– h+ Absorption region Avalanche region (a) (b) (c)
(a) A schematic illustration of the structure of an avalanche photodiode (APD) biased for avalanche gain. (b) The net space charge density across the photodiode. (c) The field across the diode and the identification of absorption and multiplication regions.
Electrode
© 1999 S.O. Kasap, Optoelectronics (Prentice Hall)
111
Pd penggunaan normal RAPD bekerja pd modus depleted penuh.
Cahaya memasuki device mel daerah p+ dan diserap bahan
π yg bekerja sbg daerah pengumpul carrier yg dibangkitkan oleh photon.
Saat diserap photon memberikan energi, shg membangkitkan pasangan elektron-hole yg
kemudiandipisahkan oleh medan listrik di daerah π.
Elektron yg dibangkitkan oleh photon bergeser dr daerah π ke pn+ junction yg terdapat medan listrik kuat.
112
Ionization rate : jumlah rata2 pasangan elektron-hole yg dibangkitkan persatuan jarak tempuh.
Banyak bahan memiliki laju ionisasi elektron α berbeda dng laju ionisasi hole β.
Perbandingan k = β/α merupakan ukuran unjuk kerja photodetector. Faktor multiplikasi : P M
I
I
M
IM : rata2 arus keluaran multiplikasi total IP : arus foto tanpa multiplikasi primer
Dlm praktek mekanisme avalanche adalah proses statistik, krn tidak semua pasangan carrier yg dibangkitkan dlm
dioda menghasilkan multiplikasi sama == > M : harga rata2.
Responsivitas :
M
M
hf
q
APD
0113
114
Contoh
Suatu APD memiliki efisiensi kuantum 65 % pd panj gel 900 nm. Jika daya optis 0,50 μW menghasilkan arus foto multiplikasi 10 μA, berapa faktor multiplikasi M ?
115