• Tidak ada hasil yang ditemukan

/ Periode Januari - April ADAPTIVE REUSE GEDUNG WARENHUIS DI JALAN AHMAD YANI VII Firdaus, Beny OY Marpaung, Nurlisa Ginting

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "/ Periode Januari - April ADAPTIVE REUSE GEDUNG WARENHUIS DI JALAN AHMAD YANI VII Firdaus, Beny OY Marpaung, Nurlisa Ginting"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

S S Y A I T A I H S R K E U V A I L NU A

ADAPTIVE REUSE GEDUNG WARENHUIS DI JALAN AHMAD YANI VII

Firdaus, Beny OY Marpaung, Nurlisa Ginting

ISSN : 2085-0905

rnal Arsit

u

e

J

ktu

r F

T Unsyiah Edisi Volume 1

I.

/ Periode Januari - April 2017

KAJIAN ARTISIPASI PENERIMA MANFAAT PADA PROGRAM REHABILITASI RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RTLH) KOTA MEDAN

Indra Paruhuman Lubis, Dwira Nirfalini Aulia, Samsul Bahri

KAJIAN PERANCANGAN PERMUKIMAN KAMPUNG AUR DI KOTA MEDAN (Dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku dan Lingkungan)

Dicky Andrea Sembiring, Beny OY Marpaung, Wahyuni Zahra

STIMULASI DAN RESPON DALAM DESAIN ARSITEKTUR Studi Kasus: Museum Tsunami Aceh

Zulhadi

PENGARUH KEBERADAAN BANDARA KUALA NAMU TERHADAP PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KAWASAN

KECAMATAN BATANG KUIS

Syahlan Jukhri Nasution, Dwira Nirfalini Aulia, Samsul Bahri PENGELOLAAN SAMPAH DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH

DALAM PENANGGULANGAN KASUS SAMPAH DI KOTA MEDAN Nasrullah Ridwan, Husnus Sawab

IDENTIFIKASI POTENSI SUMBER DAYA CAGAR BUDAYA DI GAMPONG PANDE DALAM PENGEMBANGAN KOTA PUSAKA DI BANDA ACEH

(2)

Edisi I, Vol. 1, Periode Januari – April 2017

Edisi I, Vol. 1,

Periode Januari – April 2017

Diterbitkan oleh Lab. Desain dan Model Arsitektur

Jurusan Arsitektur dan Perencanaan FT Unsyiah Darussalam – Banda Aceh

(3)

Pelindung Ketua Jurusan Arsitektur FT Universitas Syiah Kuala Penanggung Jawab Husnus Sawab, ST. MT Dewan Editor Ir. Mirza Irwansyah MBA. MLA.Ph.D Ir. Izziah,M.Sc. Ph.D Ir. Purwanita Setijanti, M.Sc. Ph.D Ir. Dyah Erti Idawati, Ph.D Dr. Safwan ST.M.Eng Ir. Elysa Wulandari, MT Redaksi Pelaksana Zulfiqar Taqiuddin, S.Sn Erna Mutia, ST. MT Teuku Ivan, ST. MT Alamat Redaksi Lab. Desain dan Model Struktur Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala JL. Tgk Syeh Abdurrauf No. 7 Darussalam- Banda Aceh E-mail: rautjrnl@yahoo.com Desain Kreatif: Masdar- Zulfikar

Raut Jurnal Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

Copyright to Raut all individual authors Terbit tiga kali setahun

ISSN 2085-0905

Raut adalah wacana bagi mahasiswa, staf pengajar dan segenap masyarakat arsitektur untuk bertukar pandangan tentang Arsitektur dan Lingkungan, perkotaan dan Permukiman dan hal lain yang berkaitan dengannya.

Rautakan mempertimbangkan untuk memuat

naskah, yang merupakan tulisan yang terorganisasi dengan baik, jelas terbaca, menarik, koheren, mempunyai nilai argumentasi intelektual dan memiliki hasil yang akurat, yang akan diterbitkan pada bulan Maret, Juli, dan November tiap tahun. Naskah diserahkan dalam bentuk hasil cetakan (print out) dan CD(file), dengan ketentuan penulisan sebagai berikut:

a. Naskah harus asli yang berupa hasil penelitian

atau studi literatur yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya;

b. Naskah asli ditulis dalam bahasa Indonesia

atau Inggris dengan dilengkapi abstrak dalam bahasa Indonesia atau Inggris termasuk kata kunci dengan jumlah halaman berkisar antara 5 s/d 10 halaman pada kertas A4;

c. Mencantumkan sumber dari semua gambar,

tabel, skema atau pemikiran yang bukan merupakan hasil karya penulis;

d. Kutipan pada naskah baik dalam tulisan, tabel

atau gambar ditulis:....(Santosa, 2003);

 Daftar pustaka ditulis dan diurutkan

berdasarkan abjad dari nama pengarang, contoh:

Santosa, Mas (2003), Totalitas Arsitektur Tropis, Tradisi, Modernitas dan

teknologi, Pidato Pengukuhan untuk Jabatan Guru Besar dalam Sains Arsitektur, FTSP ITS Surabaya;

 Kata-kata atau istilah asing ditulis dengan

huruf miring.

e. Dewan Editor, Redaksi Pelaksana dan semua pihak yang terlibat pada Jurnal Raut dengan ini menyatakan bahwa tidak bertanggung jawab terhadap aksi plagiat yang dilakukan oleh penulis. Kalaupun hal ini terjadi, segala akibat dan resiko akan dibebankan kepada penulis. Dalam mereview naskah, dewan editor hanya melihat kesesuain format dan tingkat keilmiahan karya ilmiah.

(4)

Edisi I, Vol. 1, Periode Januari – April 2017

Syukur alhamdulillah kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas ridhaNya Raut edisi perdana ditahun 2017 sudah berada ditangan pembaca. Pada

edisi ini Jurnal Raut terbit dengan 7 makalah. Dengan rincaian 4 makalah dari

Pascasarjana Arsitektur USU, dan 3 makalah dari penulis Jurusan Arsitektur dan Perencanaan FT Unsyiah.

Seperti biasa penghargaan yang setinggi-tingginya redaksi ucapkan kepada peneliti yang telah bersedia hasil penelitiannya dipublikasikan pada jurnal ini. Harapan kami, mudah-mudahan kegiatan ini dapat terus berlanjut agar hasil penelitian kita semua dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas pada umumnya dan yang sebidang dengan jurnal ini pada khususnya.

REDaKSi

(5)

Edisi I, Vol.1, Periode Januari – April 2017

DafTaR ISi Redaksi

Dari Redaksi Daftar Isi

ADAPTIVE REUSE GEDUNG WARENHUIS

DI JALAN AHMAD YANI VII………... Firdaus, Beny OY Marpaung, Nurlisa Ginting

Progran Studi Magister Teknik Arsitektur Fakultas Teknik USU

1 - 21

KAJIAN PARTISIPASI PENERIMA MANFAAT PADA PROGRAM REHABILITASI RUMAH TIDAK LAYAK HUNI

(RTLH) KOTA MEDAN……… Indra Paruhuman Lubis, Dwira Nirfalini Aulia, Samsul Bahri

Progran Studi Magister Teknik Arsitektur Fakultas Teknik USU

22 - 41

KAJIAN PERANCANGAN PERMUKIMAN KAMPUNG AUR DI KOTA MEDAN (DENGAN PENDEKATAN

ARSITEKTUR PERILAKU DAN LINGKUNGAN)……… Dicky Andrea Sembiring, Beny OY Marpaung, Wahyuni Zahra

Progran Studi Magister Teknik Arsitektur Fakultas Teknik USU

42 - 60

PENGELOLAAN SAMPAH DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENANGGULANGAN KASUS SAMPAH

DI KOTA MEDAN ……… Nasrullah Ridwan, Husnus Sawab

Jurusan Arsitektur dan Perencanaan FT Unsyiah

61 - 71

PENGARUH KEBERADAAN BANDARA KUALA NAMU TERHADAP PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KAWASAN

KECAMATAN BATANG KUIS………... Syahlan Jukhri Nasution, Dwira Nirfalini Aulia, Samsul Bahri

Progran Studi Magister Teknik Arsitektur Fakultas Teknik USU

72 - 91

STIMULUS DAN RESPON DALAM DESAIN ARSITEKTUR

Studi Kasus: Museum Tsunami Aceh………. Zulhadi Sahputra - Jurusan Arsitektur dan Perencanaan FT Unsyiah

92 - 103

IDENTIFIKASI POTENSI SUMBER DAYA CAGAR BUDAYA DI GAMPONG PANDE DALAM PENGEMBANGAN

KOTA PUSAKA DI BANDA ACEH……… Asrul Sidiq -Jurusan Arsitektur dan Perencanaan FT Unsyiah

104 - 111

Indeks

Tata Cara Penulisan

(6)

Asrul Sidiq : IDENTIFIKASI POTENSI SUMBER DAYA …

104 Edisi I, Vol. 1, Periode Januari – April 2016

IDENTIFIKASI POTENSI SUMBER DAYA CAGAR BUDAYA DI

GAMPONG PANDE DALAM PENGEMBANGAN KOTA

PUSAKA DI BANDA ACEH

Asrul Sidiq asrul.sidiq@unsyiah.ac.id

Jurusan Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

ABSTRAK

Sebagaimana tersebut dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banda Aceh 2009-2029 bahwa Gampong Pande adalah salah satu kawasan strategis kota terkait dengan kekayaan heritage di kawasan tersebut. Dalam penelitian ini langkah awal adalah dilakukannya mapping dan survei situs sejarah yang dimiliki oleh Gampong Pande dan melakukan wawancara tentang sejarah gampong dan perubahan lingkungan gampong tersebut. Data-data yang digunakan meliputi Data-data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan melalui forum diskusi stakeholder dan wawancara dengan pelaku-pelaku terkait, yaitu warga Gampong Pande, Pemerintah Kota Banda Aceh, dan lembaga penelitian terkait. Tujuan penelitian ini adalah identifikasi potensi pengembangan kawasan Gampong Pande. Konsep dasar yang dipakai dalam penelitian ini adalah konsep Historic Urban Landscape (HUL). Rekomendasi dalam HUL atau dalam Bahasa Indonesia disebut Lanskap Kota Bersejarah ini diadopsi pada tanggal 10 November 2011 oleh Sidang Umum UNESCO. Pendekatan lansekap kota bersejarah ini bergerak di luar pelestarian lingkungan fisik, dan berfokus pada seluruh lingkungan manusia dengan semua kualitas benda dan tak bendanya. Konsep ini mencoba menjawab bagaimana cagar budaya di lingkungan perkotaan dan lanskap kota dapat berinteraksi dengan perkembangan baru dan tantagan perkotaan.

Kata Kunci : kawasan, pusaka, kota, Pande

PENDAHULUAN

Nama Gampong Pande kembali dikenal luas di Aceh bahkan nasional setelah ditemukannya koin-koin emas peninggalan masa Kerajaan Aceh di kawasan tambak gampong ini pada tahun 2013 silam. Di masa lalu, terlebih sebelum tsunami banyak warga Banda Aceh yang bahkan tidak tahu keberadaan Gampong Pande yang merupakan titik nol cikal bakal lahirnya Kota Banda Aceh yang kini telah berusia 812 tahun. Salah seorang warga Gampong Pande berkata “Kalau dahulu, tak banyak orang yang tahu tentang gampong ini, terkadang kalau naik becak dan minta diantarkan ke Gampong Pande, tukang becaknya tanya, dimana Gampong Pande?”

(7)

Asrul Sidiq : IDENTIFIKASI POTENSI SUMBAR DAYA

Edisi I, Vol. 1, Periode Januari - April 2016 105

Pada Tsunami 2004 silam, gampong yang berada di pesisir Kota Banda Aceh ini menjadi salah satu kawasan yang terdampak paling hebat. Bencana gempa bumi dan tsunami meluluhlantakkan hampir seluruh gampong serta meporak-porandakan situs-situs kuno di gampong ini. Seiring dengan pembangunan kembali gampong, beberapa warga lokal yang selamat dari tsunami, berinisiatif untuk memperkenalkan kembali pentingnya sejarah Gampong Pande pada masyarakat luas. Dengan dibantu beberapa lembaga, beberapa situs di kawasan gampong ini kembali dipugar. Isu tentang pelestarian cagar budaya mencuat dan mendapat banyak perhatian. Sebuah monumen Titik Nol Kota Banda Aceh dibangun sebagai pengingat pentingnya gampong ini dalam lini sejarah Aceh pada umumnya dan Banda Aceh pada khususnya.

Menurut Ali Hasjmy, berdasarkan kesimpulannya pada beberapa catatan dunia Arab dan beberapa manuskrip Aceh, bahwa lokasi awal Kerajaan Aceh Darussalam yang kita kenal selama ini berada di kawasan Gampong Pande sekarang ini. Penanggalan awal berdirinya Kota Banda Aceh yaitu 601 Hijriah/1205 Masehi (seperti pula yang ditulis pada monumen titik nol Banda Aceh) adalah berdasarkan tanggal didirikannya Kerajaan Aceh Darussalam oleh Sultan Johansyah. Nama Pande sendiri dipercaya disebabkan karena pada zaman kerajaan, warga yang bermukim di kawasan ini adalah para pandai (pengrajin) baik pandai besi, batu, dan emas.

Seiring dengan waktu, demografi penduduk Gampong Pande terus berubah. Perubahan terakhir yang paling berdampak diakibatkan oleh Tsunami 2004 yang memakan banyak korban jiwa. Kini hampir 75% penduduk gampong ini adalah warga pendatang sesudah tsunami. Selain menjadi lokasi permukiman, lanskap Gampong Pande didominasi dengan tambak dan rawa. Tanaman bakau dan nipah mengisi pesisir gampong ini. Sebagian warga gampong banyak yang memanfaatkan tambak dan rawa untuk mata pencaharian.

KAJIAN PUSTAKA

Pengumpulan data primer dilakukan dengan observasi dan wawancara yaitu pengumpulan data dengan cara meminta keterangan melalui daftar pertanyaan dengan menggunakan kuesioner serta pertanyaan mendalam (Cooper dan Schindler, 2006; Bebe et al., 2003). Observasi langsung ke lokasi kawasan bersejarah juga

(8)

Asrul Sidiq : IDENTIFIKASI POTENSI SUMBER DAYA …

106 Edisi I, Vol. 1, Periode Januari – April 2016

dilakukan untuk menjaring informasi mengenai kendala yang dihadapi. Tujuan dari wawancara kualitatif adalah untuk mendapatkan informasi terkait sejarah Gampong Pande, dimulai dari awal terbentuknya gampong dan asal-usul penamaan, perubahan gampong dari waktu ke waktu yang disebabkan oleh bencana dimasa lalu, serta

pandangan masyarakat tentang situs sejarah/arkeologi setempat. Sedangkan data

sekunder yang digunakan adalah dokumen-dokumen kebijakan tingkat pusat dan daerah, data statistik daerah, dan literatur-literatur yang relevan. Pengukuran variabel penelitian dianalisis secara deskriptif.

Tujuan penelitian ini adalah identifikasi potensi pengembangan kawasan Gampong Pande. Hasil penelitian ini diharapkan dapat turut serta dalam pengembangan Kota Pusaka di Banda Aceh dan Gampong Pande menjadi salah satu kawasan strategis untuk hal tersebut. Konsep dasar yang dipakai dalam penelitian ini adalah konsep Historic Urban Landscape (HUL). Rekomendasi dalam HUL atau dalam Bahasa Indonesia disebut Lanskap Kota Bersejarah ini diadopsi pada tanggal 10 November 2011 oleh Sidang Umum UNESCO. Pendekatan lansekap kota bersejarah ini bergerak di luar pelestarian lingkungan fisik, dan berfokus pada seluruh lingkungan manusia dengan semua kualitas benda dan tak bendanya. Konsep ini mencoba menjawab bagaimana cagar budaya di lingkungan perkotaan dan lanskap kota dapat berinteraksi dengan perkembangan baru dan tantagan perkotaan. Terdapat beberapa tahap dalam konsep HUL ini.

Langkah awal yang dilakukan adalah melakukan pemetaan sumber daya cagar budaya yang ada di lokasi baik itu sumber daya alami, budaya, maupun manusia itu sendiri. Sesudah dilakukannya pemetaan yang memakan waktu lebih kurang dua bulan, selanjutnya secara beriringan dilakukan pengambilan konsensus bersama oleh warga mengenai pengembangan gampong mereka terkait kekayaan cagar budaya yang mereka miliki. Langkah-langkah dalam pencapaian konsensus dilakukan melalui analisis data dan informasi yang telah terkumpul sebelumnya. Selanjutnya dilakukan kompromi dengan melibatkan seluruh stakeholder yang terlibat. Penelitian ini hanya fokus pada tahap awal dari konsep HUL yaitu pemetaan sumber daya cagar budaya.

(9)

Asrul Sidiq : IDENTIFIKASI POTENSI SUMBAR DAYA

Edisi I, Vol. 1, Periode Januari - April 2016 107

PEMBAHASAN

Identifikasi Potensi Gampong Pande (hasil mapping, survey, dan wawancara masyarakat)

Gampong Pande awalnya dikenal dengan nama Bandar Lamuri. Arti Bandar adalah pelabuhan dan Lamuri adalah kerajaan. Kemudian Bandar Lamuri diganti dengan nama Pande dikarenakan pada saat itu Pande merupakan tempat untuk pembuatan emas, perhiasan, mahkota yang diekspor ke Eropa, Perancis, Turki, Inggris dan Malaysia. Kemudian terjadi bencana air naik (tsunami/ie beuna/smong), kerajaan pindah ke Pendopo dan Gampong Pande dijadikan tempat pembuatan senjata dan tempat pembuatan kupiah aceh berbahan emas

Dari hasil survei arkeologi yang dilakukan penulis bersama dengan tim arkeologi dari ICAIOS, Gampong Pande memiliki berbagai jenis atau bentuk batu nisan yang mengindikasikan priode berbeda-beda. Bentuk nisan yang ditemukan diantaranya ialah Plang-Pleng, Prototipe Pasai, Batu Aceh dengan beragam rupa seperti Pipih, Pipih Berbahu, Pipih Bersayap, Pillar, Silindris, Oktagonal, dan Batu Sakrah. Untuk saat ini, nisan yang paling tua ditemukan di Gampong Pande diketahui berjenis Plang-Pleng (1300-1400 M) dan nisan yang paling muda berjenis Batu Aceh (1700-1800 M) dengan bentuk silindris/oktagonal (selain sakrah).

Jenis keramik yang ditemukan di kawasan Gampong Pande memiliki beragam masa pembuatan dan asalnya. Diantara temuannya adalah keramik Tiongkok, keramik Jepang, keramik Asia Selatan, keramik Asia Tenggara (termasuk lokal) dan keramik Eropa. Jenis keramik tertua yang ditemukan adalah jenis Celadon Sawankhalok (1450 – 1550 M)

Selain batu nisan dan keramik, dalam hasil survei juga ditemukan berbagai struktur atau bangunan purbakala yang memiliki kaitan kuat dengan kehidupan manusia di masa lampau. Temuan struktur tersebut diantaranya berupa Diway Makam (Pagar Keliling Makam), Sumur Tua (umumnya bermaterialkan batuan gunung maupun batuan karang), dan Benteng Pertahanan. Untuk lebih jelasnya kondisi batu nisan dan keramik diperlihatkan pada gambar berikut.

(10)

Asrul Sidiq : IDENTIFIKASI POTENSI SUMBER DAYA …

108 Edisi I, Vol. 1, Periode Januari – April 2016

Gambar 1: Situs-Situs yang diobservasi di Gampong Pande

Gambar 2: Situs Makam Tuan di Kandang dan Makam Putro Ijo di Gampong Pande

Gambar 3: Batu-Batu Nisan di Gampong Pande

Dari hasil observasi terdapat sebaran keramik yang berasal dari masa lampau dengan kondisi umumnya berupa pecahan yang tersebar disebagian besar kawasan tambak, bekas tambak maupun pesisir pantai. Jenis keramik yang ditemukan di kawasan Gampong Pande memiliki beragam masa pembuatan dan asalnya. Diantara

(11)

Asrul Sidiq : IDENTIFIKASI POTENSI SUMBAR DAYA

Edisi I, Vol. 1, Periode Januari - April 2016 109

temuannya adalah keramik Tiongkok, keramik Jepang, keramik Asia Selatan, keramik Asia Tenggara (termasuk lokal) dan keramik Eropa (ICAIOS, 2017).

Gambar 4: Situs Sebaran Pecahan Keramik di Gampong Pande

Selain batu nisan dan keramik, dalam penelitian sejarah-arkeologi yang dilakukan bersama ICAIOS ini juga ditemukan berbagai struktur atau bangunan purbakala yang memiliki kaitan kuat dengan kehidupan manusia di masa lampau. Temuan struktur tersebut diantaranya berupa Diway Makam (Pagar Keliling Makam), Sumur Tua (umumnya bermaterialkan batuan gunung maupun batuan karang), dan Benteng Pertahanan. Di Gampong Pande, tim peneliti dari ICAIOS hanya menemukan beberapa struktur Diway Makam dan sebuah Sumur Tua, dengan kondisi sudah rusak dan hancur.

(12)

Asrul Sidiq : IDENTIFIKASI POTENSI SUMBER DAYA …

110 Edisi I, Vol. 1, Periode Januari – April 2016

Ekstrak Cerita Warga Gampong Pande

Dari hasil wawancara dan FGD yang dilakukan dalam penelitian ini, ditemukan beberapa pendapat masyarakat:

 Gampong Pande memiliki sejarah panjang, dan masih banyak yang belum tergali

 Sekarang situs-situs sudah banyak yang berada di dalam laut.

 Saya lahir dan besar di Gampong Pande. Gampong Pande adalah gampong

bersejarah dan gampong cikal bakal kota banda aceh

 Saya ingin Gampong Pande tetap terjaga dan semua cagar budaya yang ada di

Gampong Pande dilindungi oleh negara

 Dulunya ada banyak sejarah Gampong Pande dan banyaknya situs-situs terus

dengan adanya tambak untuk mata pencaharian masyarakat Gampong Pande.

 Gampong Pande tempat yang paling nyaman, dan lain itu Gampong Pande

mempunyai sejarah yang besar dan sangat tua. Saya sangat mencintai sejarah dan saya punya niat untuk melindungi tapi tidak ada daya.

KESIMPULAN

Gampong Pande yang ditetapkan sebagai titik nol Kota Banda Aceh memiliki potensi cagar budaya tidak hanya berupa nisan, tapi juga benda-benda lainnya seperti keramik, diway, dan koin peninggalan sejarah Kerajaan Aceh. Selain cagar budaya berupa fisik, studi identifikasi sumber daya cagar budaya ini juga menemukan beberapa beberapa aspek penting lainnya, termasuk didalamnya bidang alam, budaya dan manusia (aset) yang dimiliki olen lanskap Gampong Pande.

Salah satu gampong yang menjadi Kawasan Strategis Heritage dalam Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kota Banda Aceh 2009-2029 ini berpotensi untuk dikembangkan melalui pendekatan Historic Urban Landscape (HUL) dengan segala potensi kekayaan cagar budaya yang dimilikinya. Studi identifikasi potensi cagar budaya di Gampong Pande masih tahap awal. Selanjutnya perlu dilakukan analisis lebih lanjut. Sesuai dengan konsep HUL bahwa sesudah dilakukan pemetaan dan analisis, maka langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah adanya konsensus bersama warga dengan stakeholder terkait dalam pengembangan Gampong Pande.

(13)

Asrul Sidiq : IDENTIFIKASI POTENSI SUMBAR DAYA

Edisi I, Vol. 1, Periode Januari - April 2016 111

Karena sejatinya warga setempatlah yang paling berperan dalam pengembangan gampongnya.

Dari temuan yang sudah teridentifikasi, perlu dilakukannya pelestarian dan pemugaran terhadap penemuan situs-situs yang belum terpugar. Adanya partisipasi dan perhatian masyarakat untuk menyelamatkan dan menjaga situs-situs yang berada dalam tambak dan rawa-rawa berpotensi untuk dijadikan sebagai potensi dalam pengembangan gampong wisata sejarah. Semua ini perlu upaya oleh semua elemen masyarakat diawali dengan pemahaman dan pengetahuan mengenai benda-benda bersejarah yang ada di gampongnya.

DAFTAR PUSTAKA

Arafat, P., (2017). Melintas Sejarah Aceh di Gampong Pande. Banda Aceh. ICAIOS Press.

Daly, p. & Rahmayati, Y. (2012). Pusaka budaya dan memulihan komunitas di Aceh pasca tsunami. In Daly, P., Feener, R. M. & Reid, A. (eds). Aceh Pasca Tsunami dan Pasca Conflik. Jakarta: KITLV Press.

Ibrahim, Husni (2014). Awal Masuknya Islam ke Aceh: Analisis Arkeologi dan Sumbangannya pada Nusantara. Aceh: Aceh Multivision.

Hasjmy, A. (1983). Kebudayaan Aceh dalam Sejarah. Jakarta Pusat. Penerbit Beuna, p 287

ICAIOS. (2017). Merekam Masa Lalu Aceh di Gampong Pande. Banda Aceh. ICAIOS Press.

Gambar

Gambar 2: Situs Makam Tuan di Kandang dan Makam Putro Ijo di Gampong Pande
Gambar 6: Temuan Struktur Berupa Diway Makam (Pagar Makam) dan Sumur Tua (ICAIOS, 2017)

Referensi

Dokumen terkait