• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SOSIAL MARKETING CAMPAIGN TERHADAP PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENJADI DONATUR GREENPEACE INDONESIA : Survei kepada Donatur Greenpeace Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH SOSIAL MARKETING CAMPAIGN TERHADAP PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENJADI DONATUR GREENPEACE INDONESIA : Survei kepada Donatur Greenpeace Indonesia."

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

TERHADAP PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

UNTUK MENJADI DONATUR GREENPEACE INDONESIA

(Survei pada Donatur Greenpeace Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Ujian Sidang Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Manajemen Universitas Pendidikan Indonesia

Disusun Oleh : Canny Lestari

0901222

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Proses Pengambilan Keputusan Untuk Menjadi

Donatur Greenpeace Indonesia

(Survei pada Donatur Greenpeace Indonesia)

Oleh : Canny Lestari

0901222

Skripsi yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Canny Lestari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang – undang.

(3)

PENGARUH SOCIAL MARKETING CAMPAIGN TERHADAP

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENJADI

DONATUR GREENPEACE INDONESIA

CANNY LESTARI

0901222

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh: 1. Pembimbing

Dr. Vanessa Gaffar, SE., Ak., MBA. NIP. 19740307 200212 2 001 2. Ketua Program Studi

(4)

ABSTRAK

Canny Lestari (090122), Pengaruh Sosial Marketing Campaign terhadap Proses Pengambilan Keputusan Untuk Menjadi Donatur Greenpeace Indonesia (Survei kepada Donatur Greenpeace Indonesia)

Di bawah bimbingan Dr. Vanessa Gaffar, SE.AK, MBA.

Perubahan sosial saat ini mendorong masyarakat Indonesia untuk berkumpul, menyatukan aspirasi, dan menyuarakan sebuah kampanye dengan membentuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bersifat independen dan pendanaannya berasal dari donatur individual ataupun perusahaan.

Social Marketing Campaign ditujukan untuk memenuhi kebutuhan organisasi non

profit atau nirlaba memasarkan ide-idenya yang bertujuan merubah perilaku individu atau sekelompok orang. Social Marketing Campaign ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan proses pengambilan keputusan calon donatur. Kampanye yang menerapkan konsep social

marketing diharapkan proses pengambilan keputusan untuk menjadi donatur semakin

meningkat. Dalam penelitian ini social marketing campaign diidentifikasi melalui dimensi

create awareness and interest, change attitude and conditions, motivate people to want to change their behavior, dan empowering people to act. Social Marketing

Campaign yang baik akan memenuhi seluruh kriteria tersebut. Penelitian ini juga dapat

mengidentifikasi penerapan strategi Social Marketing pada sebuah kampanye akan mendapatkan kekuatan bersaing khususnya dalam pembangunan suasana penyampaian pesan kampanye.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran penerapan social

marketing campaign dan sejauh mana pengaruh social marketing campaign terhadap proses

pengambilan keputusan donatur. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah random sampling, populasi penelitian merupakan donatur Greenpeace Indonesia yang berjumlah 12.513, dan dengan menggunakan rumus Slovin, diperoleh jumlah sampel sebanyak 100 responden. Teknik analisis menggunakan koefisien korelasi pearson product moment, dan analisis regresi linier.

Hasil pengolahan data kuesioner menunjukkan bahwa social marketing campaign berada pada kategori tinggi. Sedangkan tanggapan mengenai proses pengambilan keputusan, yang dinilai paling tinggi adalah pengambilan keputusan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa social marketing campaign berpengaruh secara signifikan terhadap proses pengambilan keputusan. Dari koefisien korelasi sebesar 0,773 dengan taraf signifikansi 0<0,05 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara social marketing campaign dengan proses pengambilan keputusan. Hasil perhitungan regresi sederhana didapat

persamaan Ŷ = 8,683+ 1,261X dengan R-square sebesar 59,7% yang berarti bahwa besarnya pengaruh social marketing campaign terhadap proses pengambilan keputusan adalah sebesar 59,7% sedangkan sisanya 41,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti. Dengan penelitian ini diharapkan Greenpeace Indonesia dapat mempertahankan dan meningkatkan penerapan social marketing campaign-nya.

(5)

ABSTRACT

Canny Lestari (090122), “The Influence of Social Marketing Campaign towards Decision Making Process For Becoming Greenpeace Indonesia Donors (Survey on Donors of Greenpeace Indonesia)”

Under guidance Dr. Vanessa Gaffar, SE.AK, MBA.

Paradigm diversity and social changes currently motivate the people of Indonesia to assembled, united the aspirations , and voiced a campaign with forming a Non Governmental Organization (NGO) that is independent and its funding comes from individual or corporate donors.

Social Marketing Campaign is intended to meet the needs of non-profit organization sells their ideas for changing the target audiences behavior. Social Marketing Campaign is also intended to improve the decision-making process of prospective donors. In this research were identified through a social marketing campaign dimensions, that are create awareness and interest, change attitude and conditions, motivate people to want to change their behavior, and empowering people to act. A good Social Marketing Campaign will either meet all these criteria. This research can also identify implementation strategies on a social marketing that is campaign will get the strength to compete, especially in environment build when delivering the campaign.

The purpose of this research is to investigate the application describe of a social marketing campaign and the extent of social marketing campaign influence to the decision-making process of donors. This type of research is a descriptive and verification research. The sampling technique used is random sampling, the research population is Greenpeace Indonesia donors amounting to 12,513, and by using the Slovin’s formula, obtained a total sample of 100 respondents. The utilized data was ordinal data. Analysis technic implemented by correlation coefficient of Pearson Product moment and simple regression analysis.

Questionnaire data processing results showed that social marketing campaigns at the high category. While the responses of the decision-making process, which has highest mark is decision-making. The results showed that social marketing campaign significantly influence the decision-making process. From correlation coefficient 0.773 with signification degree 0<0,05 indicates that there is a strong relation between social marketing campaign with the decision-making process. The result of simple regression analysis showed equation Y = 8.683 + 1.261 X with R - square of 59.7 % which means that the influence of the social marketing campaign to the decision-making process is by 59.7 % while the remaining 41.3 % is influenced by other factors. With this research Greenpeace Indonesia expected to maintain and increase their social marketing campaign implementation.

(6)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah ... 12

1.2.2 Rumusan Masalah ... 13

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian ... 13

1.3.2 Kegunaan Penelitian ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Definisi Pemasaran ... 15

2.1.2 Konsep Social Marketing ... 16

2.1.2.1 Strategi Perencanaan Social Marketing ... 20

2.1.3 Konsep Social Marketing Campaign ... 29

2.1.3.1 Komponen Dasar Social Marketing Campaign ... 30

2.1.3.2 Tahap-tahap Social Marketing Campaign ... 35

2.1.3.3 Tahapan Bentuk Aktivitas Social Marketing Campaign ... 38

2.1.4 Proses Pengambilan Keputusan ... 41

2.1.4.1 Perilaku Konsumen ... 41

2.1.4.2 Proses Pengambilan Keputusan ... 47

2.1.4.3 Dimensi Proses Pengambilan Keputusan ... 49

2.1.5 Penelitian Terdahulu ... 52

2.1.6 Pengaruh Social Marketing Campaign terhadap Proses Pengambilan Keputusan Konsumen ... 53

2.2 Kerangka Pemikiran ... 55

2.3 Hipotesis ... 59

(7)

3.2 Metode dan Desain Penelitian

3.2.1 Metode Penelitian ... 61

3.2.2 Desain Penelitian ... 62

3.3 Operasionalisasi Variabel ... 63

3.4 Jenis, Sumber, dan dan Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Jenis dan Sumber Data ... 67

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ... 68

3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 3.5.1 Populasi ... 69

3.5.2 Sampel ... 70

3.5.3 Teknik Penarikan Sampel ... 71

3.6 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis 3.6.1 Rancangan Analisis Data ... 72

3.6.2 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas 3.6.2.1 Pengujian Validitas ... 73

3.6.2.2 Pengujian Reliabilitas ... 76

3.6.3 Teknik Analisis Data ... 78

3.6.4 Rancangan Uji Hipotesis ... 83

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 85

4.1.1.1 Filosofi dan Misi Organisasi ... 86

4.1.2 Nilai-Nilai Organisasi ... 88

4.1.3 Sejarah Singkat Greenpeace... 88

4.1.4 Greenpeace Indonesia ... 90

4.1.4.1 Struktur Organisasi... 92

4.1.4.2 Kampanye Greenpeace Indonesia ... 94

4.1.5 Program Social Marketing Campaign Greenpeace Indonesia ... 97

4.1.6 Karakteristik dan Pengalaman Responden ... 98

4.1.7 Gambaran Variabel Penelitian ... 112

4.1.8 Hasil Pengujian Statistik ... 133

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 138

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 141

5.2 Saran ... 142

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 LSM Sektor Lingkungan di Indonesia ... 5

Tabel 2.1 Definisi Pemasaran Menurut Beberapa Ahli ... 15

Tabel 2.2 Perbandingan Commercial Marketing dengan Social Marketing ... 19

Tabel 2.3 Beberapa Definisi Social Marketing Campaign Menurut Para Ahli ... 30

Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu ... 52

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel... 64

Tabel 3.2 Jenis dan Sumber Data ... 68

Tabel 3.3 Populasi Donatur Greenpeace Indonesia 2006 – 2012 ... 69

Tabel 3.4 Pola Skoring Kuisioner Skala Lima ... 72

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Variabel X ... 74

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Variabel Y ... 75

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X dan Y ... 77

Tabel 4.1 Kampanye Greenpeace Indonesia ... 94

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 99

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 100

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 101

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan per Bulan ... 103

Tabel 4.6 Pengalaman Responden Berdasarkan Sumber Informasi Mengenai Greenpeace Indonesia ... 104

Tabel 4.7 Pengalaman Responden Berdasarkan Lamanya Berdonasi di Greenpeace Indonesia ... 105

Tabel 4.8 Pengalaman Responden Berdasarkan Menjadi Donatur di Organisasi Lingkungan Hidup Selain Greenpeace Indonesia ... 106

Tabel 4.9 Pengalaman Responden Berdasarkan Alasan Menjadi Donatur di Greenpeace Indonesia ... 107

Tabel 4.10 Social Marketing Campaign Berdasarkan Dimensi Create Awareness and Interest ... 109

Tabel 4.11 Social Marketing Campaign Berdasarkan Dimensi Change Attitude and Conditions ... 111

Tabel 4.12 Social Marketing Campaign Berdasarkan Dimensi Motivate People To Want To Change Their Behavior ... 113

Tabel 4.13 Social Marketing Campaign Berdasarkan Dimensi Empowering People To Act ... 115

(9)

Tabel 4.15 Proses Pengambilan Keputusan Menjadi Donatur Berdasarkan

Dimensi Pengenalan Masalah ... 121 Tabel 4.16 Proses Pengambilan Keputusan Menjadi Donatur Berdasarkan

Dimensi Pencarian Informasi... 122 Tabel 4.17 Proses Pengambilan Keputusan Menjadi Donatur Berdasarkan

Dimensi Evaluasi Alternatif ... 124 Tabel 4.18 Proses Pengambilan Keputusan Menjadi Donatur Berdasarkan

Dimensi Keputusan Pembelian ... 126 Tabel 4.19 Proses Pengambilan Keputusan Menjadi Donatur Berdasarkan

DimensiPasca Pembelian ... 127 Tabel 4.20 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Proses

Pengambilan Keputusan Menjadi Donatur Greenpeace

Indonesia ... 129 Tabel 4.21 Output Korelasi ... 135 Tabel 4.22 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelas ... 135 Tabel 4.23 Output Pengaruh Social Marketing Campaign Terhadap Proses

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pertumbuhan LSM Lingkungan 2008-2012 ... 3

Gambar 1.2 Jumlah Donatur Greenpeace Indonesia 2006-2012 ... 7

Gambar 2.1 Proses Social Marketing Campaign ... 35

Gambar 2.2 Model Perilaku Konsumen ... 43

Gambar 2.3 Faktor Mempengaruhi Keputusan Konsumen ... 43

Gambar 2.4 Model Rangsangan Tanggapan ... 48

Gambar 2.5 Lima Tahap Proses Pengambilan Keputusan Konsumen ... 49

Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran ... 58

Gambar 2.7 Paradigma Penelitian ... 59

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Greenpeace Indonesia ... 92

Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 99

Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 101

Gambar 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 102

Gambar 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Per Bulan ... 104

Gambar 4.6 Hasil Kontinum Social Marketing Campaign Greenpeace Indonesia ... 120

Gambar 4.7 Hasil Kontinum Proses Pengambilan Keputusan Untuk Menjadi Donatur Greenpeace Indonesia ... 132

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Administratif Lampiran 2 Kuisioner Penelitian

Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas Manual

Lampiran 4 Output Validitas dan Reliabilitas Variabel X dan Y Lampiran 5 Data Ordinal Variabel X dan Y

Lampiran 6 Data Interval Variabel X dan Y

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perubahan kehidupan sosial memicu perubahan paradigma berupa cara pandang masyarakat terhadap diri dan lingkungannya yang akan memengaruhi dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan dan bertingkah laku (konatif) karena apa yang terjadi di lingkungan masyarakat tersebut tidaklah luput dari apa yang sudah mereka lakukan pada kehidupan sehari-hari. Hal ini mengakibatkan masyarakat perlu untuk memahami terlebih mengeritisi informasi-informasi mengenai perubahan itu sendiri dan bagaimana seharusnya menanggapi perubahan tersebut, salah satunya dengan membentuk LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) atau Non-Government

Organization (NGO). Dengan membentuk suatu perkumpulan, maka harapan untuk

(13)

dimudahkan untuk membuat perkumpulan yang menyatukan pemikiran, minat, dan harapan.

Perubahan sosial yang begitu kompleks berdampak pada cara pandang dan perilaku masyarakat dalam menghadapi fenomena-fenomena yang terjadi di lingkungannya termasuk dalam membentuk suatu perkumpulan atau organisasi yang bukan merupakan bagian dari pemerintah, birokrasi, ataupun Negara yang bersifat sukarela, untuk kepentingan umum, dan tidak bertujuan untuk memperoleh keuntungan(nirlaba). Beberapa tahun terakhir ini LSM di Indonesia mengalami peningkatan jumlah yang signifikan. Berikut kutipan wawancara langsung dengan Bapak Bachtiar Baharuddin, MSi sebagai Kasubdit Ormas Ditjen Kesbangpol Kemendagri

“LSM di Indonesia 3 tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Pada tahun 2012 tercatat ada 65.000 LSM beroperasi di Indonesia baik di tingkat nasional, propinsi maupun di tingkat kabupaten/kota, dimana dari tahun ketahunnya jumlah ini akan semakin bertambah. Perkembangan politik, demokrasi, pembangunan ekonomi, dan integrasi ke dalam ekonomi dunia melalui perkembangan informasi dan teknologi yang cepat memicu perkembangan LSM

beberapa tahun terakhir ini.” (Sumber: wawancara pra-penelitian. Jakarta, 25 Oktober 2012).

(14)

seni, dan budaya, serta lembaga keuangan. Sepanjang dua-lebih orang memiliki ide dan tujuan yang sama, terbentuklah LSM.

Di antara beberapa sektor yang menjadi konsentrasi LSM, sektor lingkungan hidup mulai menjamur beberapa tahun terakhir ini. Fenomena-fenomena lingkungan hidup seperti perubahan iklim, penghematan pemakaian energi, penyelamatan hewan langka, solusi energi terbarukan, sumber air yang higienis, pengelolaan sampah,

global warming, produk ramah lingkungan adalah sederet fenomena lingkungan

hidup yang kini marak dibicarakan oleh masyarakat dan komunitas nasional maupun internasional.

Sejak 2009, tren pertumbuhan LSM lingkungan hidup terus meningkat seperti yang digambarkan pada Gambar 1.1.

Sumber: Data Kesbangpol Indonesia LSM Lingkungan,Oktober 2012 Gambar 1.1

(15)

Berdasarkan Gambar 1.1 menunjukkan bahwa pertumbuhan LSM yang berkonsentrasi pada lingkungan hidup terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Peningkatan pertumbuhan tersebut tentu mempengaruhi pola fikir dan gaya hidup masyarakat yang cenderung akan semakin kritis pada lingkungan sekitarnya. Tercatat menurut penelitian AC.Nielsen di Indonesia mengenai green lifestyle yaitu sebanyak 66% responden penelitian sangat peduli akan lingkungan hidup, 69 % sangat peduli terkait global warming, 72 % sangat peduli terkait kelangkaan air, dan 80 % sangat peduli akan polusi air. (Sumber: Majalah Marketing, Mei 2011)

(16)

Jika hal tersebut terjadi secara terus menerus tanpa pencegahan, beberapa dampak buruk lainnya akan ternjadi. Inilah yang mendorong sekumpulan orang untuk tidak lagi sekedar berkumpul dan bertukar informasi tetapi memulai sebuah pergerakan penyelamatan lingkungan hidup untuk mencegah dampak buruk industriliasasi dan aktivitas negatif manusia lainnya dalam bentuk kampanye dan konservasi. LSM sektor lingkungan hidup di dunia sudah terbentuk sejak tahun 1970-an d1970-an kini pergerak1970-an untuk penyelamat1970-an lingkung1970-an hidup semakin gencar. Tabel 1.1 menunjukkan daftar LSM sektor lingkungan hidup yang beberapa tahun terakhir aktif mengampanyekan penyelamatan lingkungan hidup di Indonesia.

Tabel 1.1

LSM Sektor Lingkungan di Indonesia

No. Nama LSM

1. Greenpeace Indonesia

2. World Wildlife Foundation (WWF) Indonesia

3. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI)

4. lainnya

Sumber: Data Kesbangpol Indonesia, September 2012

(17)

mendorong perdamaian. Greenpeace Indonesia hadir untuk mengekspos perusak lingkungan serta mempromosikan debat terbuka dan transparan mengenai pilihan masyarakat tentang lingkungannya. Kampanyenya yang high-profile dan tanpa kekerasan menaikkan level dan kualitas debat publik. Tidak hanya melalui demo, Greenpeace Indonesia juga kerap membuat sensasi dengan kampanye uniknya seperti melakukan sesi foto yang dilakukan 13 September 2012 kemarin di Curug Jompong. (Sumber: Tribun Jabar, September 2012).

(18)

685

3169

11022

16496

18918

15096

12513

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

keyakinan calon donatur sehingga kurangnya minat menjadi donatur Greenpeace Indonesia. Berikut Gambar 1.2 jumlah donatur dari tahun 2006-2012.

Sumber: Greenpeace Indonesia

Gambar 1.2

Jumlah Donatur Greenpeace Indonesia 2006-2012

Penurunan jumlah donatur diasumsikan karena organisasi belum mampu memaksimalkan penerapan berkampanye dalam pemasaran sosial, sehingga masyarakat tidak dapat membentuk sebuah kesadaran yang lebih mendalam terlebih merubah perilakunya.

(19)

yakin bahwa bersama Greenpeace Indonesia lingkungan hidup akan bertahan lebih lama bahkan terpulihkan. Jika tidak, kemungkinan menjadi donatur akan berkurang. Jika calon donatur yakin dan termotivasi, mereka akan melakukan pendonasian secara berkala dan merekomendasikan kepada orang lain sehingga mampu memaksimalkan perlindungan dan penyelamatan lingkungan hidup Indonesia.

Pengalaman kurang menyenangkan yang dialami calon donatur maupun yang sudah menjadi donatur bisa berpotensi untuk menyebarkan pesan negatif terhadap organisasi kepada pihak lain. Kurangnya informasi yang diperoleh oleh masyarakat terkait program yang ditawarkan organisasi juga turut berpengaruh terhadap menurunnya jumlah donatur Greenpeace Indonesia.

Beberapa dimensi promosi yang dilakukan oleh Greenpeace Indonesia untuk meningkatkan jumlah donatur antara lain:

a. Advertising, untuk memberitahu lowongan kerja bagi pelaksana

kegiatan kampanye Greenpeace Indonesia yang disebut Direct

Dialogue Campaigner (DDC)

b. Personal selling, dilakukan pelaksana kegiatan kampanye secara

bertatap muka langsung dengan calon donatur. Menginformasikan,

mengampanyekan, menggambarkan, dan akhirnya mengajak calon

donatur untuk bergabung secara finansial bersama Greenpeace

Indonesia.

c. Public relation & publicity, dilakukan setelah calon donatur bersedia

(20)

d. Sales promotion, menginformasikan program dan kampanye yang

sudah dilakukan Greenpeace Indonesia melalui pelaksana kegiatan

kampanye.

e. Events and experiences, yang dilakukan setelah individu menjadi

doantur. Salah satu programnya adalah Supporter Journey yaitu on the

street welcome pack, yang diikuti dengan welcom call, kemudian

mendapatkan kartu anggota, laporan kegiatan terbaru (setiap 4 bulan

sekali), pembaharuan email mengenai kampanye-kampanye yang

dilakukan Greenpeace Indonesia, dan mengundang donatur pada

acara-acara yang Greenpeace Indonesia laksanakan.

Tertariknya calon donatur untuk menambah informasi tentang program yang ditawarkan dan akhirnya ingin bergabung menjadi donatur tidaklah luput dari informasi yang disampaikan oleh DDC Greenpeace Indonesia. Penyampaian informasi yang menarik dan informatif dilakukan oleh organisasi nirlaba Greenpeace Indonesia hanya melalui personal selling yang melakukan social marketing campaign di tempat keramaian seperti pusat perbelanjaan.

Ibu Lisnawati, Manager Supporter Relation Greenpeace Indonesia,

menyampaikan, “Social marketing campaign yang dilakukan DDC Greenpeace

(21)

penyelamatan lingkungan diperlukan strategi yang lebih attractive dan interesting dalam menyampaikan informasi sehingga keberlanjutan Greenpeace Indonesia dalam menyelamatkan lingkungan hidup tidak berhenti.” . Pernyataan ini diperkuat oleh

Kotler dan Armstrong (2012: 229) menyebutkan bahwa “Kampanye pemasaran sosial dapat diartikan perancangan, penerapan, dan pengendalian program seperti pemasaran komersial namun ditujukan untuk perubahan sosial seperti perubahan perilaku seseorang atau sekelompok masyarakat ke arah tertentu sesuai dengan gerakan yang dilaksanakan oleh pembuat kampanye.”

Keunikan social marketing campaign secara bertatap muka langsung yang dilakukan adalah penjumpaan personal dimana setiap pihak dapat melakukan observasi terhadap reaksi dalam jarak dekat, lalu kultivasi dimana memungkinkan terjadinya perekatan hubungan secara emosional, dan terakhir adalah respon dimana pada akhirnya pihak pendengar menjadi merasa perlu untuk mendengarkan pemberi informasi. Ketika penjumpaan personal dilakukan masing-masing dapat mengamati secara langsung reaksi satu sama lain secara dekat, kemudian kultivasi berupa effort untuk memungkinkan berkembangnya hubungan dengan memperjuangkan kepentingan konsumen sebaik-baiknya, maka respon berupa penjualan personal mampu memaksa calon donatur merasa wajib untuk yakin dan termotivasi menjadi donatur.

Persiapan yang matang berupa pengetahuan tentang target audience, perekonomian pada umumnya, kampanye yang akan diperbincangkan, prinsip dasar

(22)

begitu, Greenpeace Indonesia sangat mementingkan tingkat proses pengambilan keputusan donatur. Demi mencapai tujuannya, Greenpeace Indonesia perlu sebuah strategi pemasaran yang tepat dimana Greenpeace Indonesia merupakan organisasi kampanye global yang independen dan high profile dapat terus berupaya dalam merubah sikap dan perilaku melalui kampanye non-violence direct action (NVDA).

Setiap interaksi dalam social marketing campaign yang dilakukan penyampai kampanye haruslah meyakinkan dan membangun sebuah kepercayaan positif calon donatur sehingga terjalin integrasi antara keduanya dan penyampai kampanye dapat melihat peluang adanya keputusan menjadi donatur.

Mengingat pernyataan Follows dan Jobbers dalam Subhani (2012:426) yaitu pada sepuluh tahun terakhir ini, konsumen lebih mengedepankan kesadaran mereka mengenai kritis lingkungan global, yang menjadikan lingkungan hidup sebagai suatu fokus sosial yang sangat penting, maka diperlukan adanya penyesuaian perilaku calon donatur dengan social marketing campaign yang selama ini Greenpeace Indonesia lakukan.

(23)

Oleh karena itu, penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Social Marketing Campaign terhadap Proses Pengambilan Keputusan Untuk Menjadi Donatur Greenpeace Indonesia”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Greenpeace Indonesia merupakan salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat(LSM) yang menjunjung tinggi independensi pengumpulan dana yaitu donasinya hanya berasal dari donasi individual yang dilakukan secara online,

telemarketing, dan bertatap muka langsung dengan juru kampanye yang disebut

Direct Dialogue Campaign(DDC) Greenpeace Indonesia. Menurut data, jumlah

donatur dari tahun 2010 hingga 2012 mengalami penurunan dimana kemampuan mengampanyekan pemasaran sosial pelaksana kegiatan kampanye dalam meyakinkan dan membangun kepercayaan calon donatur tidak optimal sehingga berkurangnya minat calon donatur bergabung bersama Greenpeace Indonesia dalam penyelamatan lingkungan.

(24)

kampanye dan diharapkan dapat meningkatkan proses pengambilan keputusan untuk menjadi donatur Greenpeace Indonesia.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis merumuskan masalah agar penelitian tidak menyimpang dari arah tujuan penelitian, serta dapat diketahui sejauh mana penelitian ini dapat digunakan.

Rumusan masalah tersebut adalah:

1. Bagaimana gambaran penerapan Social Marketing Campaign Greenpeace Indonesia menurut tanggapan responden?

2. Bagaimana gambaran tingkat Proses Pengambilan Keputusan Untuk Menjadi Donatur Greenpeace Indonesia?

3. Seberapa besar pengaruh Social Marketing Campaign terhadap Proses Pengambilan Keputusan Untuk Menjadi Donatur Greenpeace Indonesia? 1.3 Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan penulis untuk mengetahui

1. Gambaran penerapan Social Marketing Campaign yang dilakukan oleh Greenpeace Indonesia menurut tanggapan responden

2. Gambaran tingkat Proses Pengambilan Keputusan Untuk Menjadi Donatur Greenpeace Indonesia

(25)

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penilitian ini adalah: Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu manajemen, khususnya manajemen pemasaran mengenai

Social Markteing Campaign dan teori Proses Pengambilan Keputusan

Konsumen bagi Greenpeace Indonesia. Kegunaan Praktis

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan masukan kepada pihak Greenpeace Indonesia dalam menerapkan Social Marketing Campaign sebagai upaya peningkatan Proses Pengambilan Keputusan untuk menjadi donatur, sehingga masukan tersebut berguna sebagai feedback baik untuk pembentuk kebijakan dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan Social Marketing

Campaign dalam meningkatkan Proses Pengambilan Keputusan untuk

(26)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diteliti antara lain variabel X yaitu Social Marketing Campaign sebagai variabel bebas, serta variabel Y yaitu Proses Pengambilan Keputusan sebagai variabel terikat. Variabel X terdiri dari 4 indikator yaitu create awareness and interest, change attitude and

conditions, motivate people to want to change their behavior, dan empowering

people to act. Sedangkan variable Y terdiri dari terdiri dari 4 indikator yaitu

pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasian alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian.

Penelitian ini dilakukan pada donatur Greenpeace Indonesia sebagai objek yang dijadikan responden untuk mengetahui gambaran mengenai penerapan social

marketing campaign yang dilaksanakan Greenpeace Indonesia. Greenpeace

(27)

Berdasarkan objek penelitian di atas, maka akan dianalisis mengenai penerapan social marketing campaign serta pengaruhnya terhadap proses pengambilan keputusan untuk menjadi donatur Greenpeace Indonesia (survei pada donatur Greenpeace Indonesia).

3.2 Metode Penelitian dan Desain Penelitian

3.2.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Jenis penelitian deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai penerapan social marketing campaign menurut tanggapan responden dan gambaran tingkat proses pengambilan keputusan untuk menjadi donatur Greenpeace Indonesia.

Sedangkan jenis penelitian verifikatif digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis seberapa besar pengaruh social marketing campaign terhadap proses pengambilan keputusan untuk menjadi donatur Greenpeace Indonesia melalui survei dan pengumpulan data di lapangan. Menurut Rochaety dkk (2009:13) mengemukakan bahwa yang dimaksud penelitian verifikatif adalah penelitian yang bertujuan untuk menguji hubungan-hubungan variabel dari hipotesis-hipotesis yang diajukan disertai data empiris. Jadi penelitian verifikatif yang dilakukan bertujuan menguji kinerja strategi pemasaran sosial yaitu program pemasaran sosial khususnya pada program kampanyenya yaitu social marketing

campaign serta pengaruhnya terhadap proses pengambilan keputusan donatur

(28)

Berdasarkan kedua jenis penelitian di atas yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif, maka pelaksanaan pengumpulan data di lapangan dilakukan dengan menggunakan metode explanatory survey yaitu metode survei yang digunakan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat antara variabel-variabel yang diteliti. Survei penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada sampel responden untuk memperoleh data yang akurat dan relevan mengenai hubungan sebab akibat variabel-variabel yang diteliti. Survei dilakukan kepada donatur Greenpeace Indonesia baik yang baru maupun yang sudah lama turut berdonasi serta peneliti melakukan wawancara kepada sampel responden agar mampu memperoleh fakta yang relevan mengenai hubungan sebab akibat dan hipotesis.

Metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional method atau metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam kurun satu waktu tertentu atau tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang. (Husein Umar. 2010:45), dimana penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun yaitu bulan Mei sampai dengan bulan Oktober 2013.

3.2.2. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan serangkaian rencana, struktur, dan strategi yang digunakan dalam penelitian. Selain itu, dalam desain penelitian akan dijelaskan secara terperinci mengenai apa yang dilakukan selama penelitian di lapangan.

(29)

a. Desain Eksplorasi

Desain ini sifatnya hanya melakukan eksplorasi yaitu berusaha untuk mencari ide-ide atau hubungan-hubungan yang baru, sehingga dapat dikatakan bahwa riset ini bertitik tolak dari variabel, bukan dari fakta.

b. Desain Deskriptif

Desain ini bertujuan untuk menguraikan sifat atau karakteristik dari suatu fenomena tertentu.

c. Desain Kausal

Desain kausal berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis desain kausal dan deskriptif karena penelitian ini meneliti pengaruh dari satu variabel terhadap variabel lainnya.

3.3 Operasionalisasi Variabel

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti, yaitu:

1. Variabel bebas (independent variable) (X), yaitu social marketing

campaign yang terdiri dari 4 sub variabel yaitu create awareness and

interest, change attitude and conditions, motivate people to want to

change their behavior, dan empowering people to act.

2. Variabel terikat (dependent variable) (Y), yaitu proses pengambilan keputusan konsumen.

(30)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala

Social

Tingkat kemampuan DDC Greenpeace

Tingkat kemampuan DDC Greenpeace Indonesia memahami calon donatur Greenpeace

Indonesia.

Tingkat kemampuan DDC Greenpeace Indonesia

menyampaikan pesan kepada calon donator Greenpeace Indonesia

Tingkat kemampuan DDC Greenpeace Indonesia menguasai masalah yang ingin diselesaikan

Tingkat kemampuan DDC Greenpeace Indonesia

mendiskusikan masalah kepada calon donatur

Tingkat kemampuan DDC Greenpeace

(31)

penerima akan

Tingkat kemampuan DDC Greenpeace

(32)

 Kemampuan

Greenpeace Indonesia Ordinal

 Pencarian informasi

Tingkat pencarian informasi tentang kampanye

Greenpeace Indonesia Tingkat ketersediaan sumber informasi yang dibutuhkan calon donatur Greenpeace Indonesia Tingkat informasi yang diperoleh

Tingkat kecocokan penerapan kampanye Greenpeace Indonesia Tingkat kualitas

penyampaian kampanye

Greenpeace Indonesia Tingkat keistimewaan

kampanye

Greenpeace Indonesia

Ordinal

 Keputusan pembelian

Tingkat keputusan

(33)

kepercayaan terhadap Greenpeace Indonesia Tingkat keputusan berdonasi di Greenpeace Indonesia berdasarkan benefit yang ditawarkan Tingkat keputusan

berdonasi berdasarkan

Tingkat kepuasan donatur Greenpeace

3.4 Sumber dan Cara Penentuan Data / Informasi 3.4.1 Jenis dan Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya: 1. Data Primer

(34)

2. Data Sekunder

Merupakan data yang diperoleh melalui studi kepustakaan yang menyangkut penelitian ini. Selain dilakukan studi kepustakaan, peneliti menjadikan informasi yang ada dalam jurnal maupun internet sebagai bahan pendukung penelitian ini. Data sekunder dalam penelitian ini dapat terlihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Jenis dan Sumber Data

No. Data Sumber Data Tujuan Pengambilan

Data

1. Pertumbuhan LSM Lingkungan di

2. Persentase mengenai gaya hidup yang

3. Greenpeace Minta Industri Berhenti

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(35)

2. Wawancara, dilakukan secara bertatap muka langsung dengan Bapak Bachtiar Baharuddin, MSi sebagai Kasubdit Ormas Ditjen Kesbangpol Kemendagri dan Ibu Lisnawati sebagai Manajer Supporter Care Greenpeace Indonesia.

3. Studi literatur, melalui pengumpulan data dengan mempelajari buku mengenai pemasaran khususnya pemasaran sosial pada organisasi non-profit, guna memperoleh informasi yang berkaitan dengan variabel yang diteliti yaitu social marketing campaign dan Proses Pengambilan Keputusan Konsumen.

4. Dokumentasi, merupakan pengumpulan data dan informasi dari

buku-buku, jurnal, referensi, internet, dan laporan-laporan, maka penulis

mengumpulkan data dan informasi melalui alat pengumpulan data

tersebut yang berkaitan dengan penelitian.

3.5 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampling 3.5.1 Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2011:80) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakterisik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan pengertian tersebut, populasi dalam penelitian ini adalah donatur Greenpeace Indonesia. Data donatur Greenpeace Indonesia pada 2012 sebanyak 12.513 dengan rincian.

Tabel 3.3

Populasi Donatur Greenpeace Indonesia 2006 – 2012 Tahun Mendaftar Jumlah Donatur

(36)

2007 3169

2008 11022

2009 16496

2010 18918

2011 15096

2012 12513

3.5.2 Sampel

Jumlah populasi yang besar mengakibatkan sulitnya melakukan penelitian khususnya dalam penyebaran kuesioner, maka diambil bagian (sampel) dari jumlah populasi yang ada. Segala sesuatu yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan tetap diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil harus benar-benar mewakili populasinya. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah donatur Greenpeace Indonesia. Penentuan ukuran sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin seperti yang dikemukakan Husein Umar (2010:141)

Dimana:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = kelonggaran, ketidaktelitian ditolerir (e=0,1)

Jumlah sampel yang diambil berdasarkan rumus Slovin di atas adalah berjumlah 99,2 orang. Namun untuk menjaga keakuratan data dan mempermudah penelitian, maka dinaikkan menjadi 100 responden. Seperti yang dikemukakan oleh Winarno Surakhmad (1998:100) bahwa “Untuk jaminan ada baiknya sampel

(37)

selalu ditambah sedikit lagi dari jumlah matematik”. Jadi dalam penelitian ini,

total sampel yang diambil adalah berjumlah 100 orang responden donatur Greenpeace Indonesia.

3.5.3 Teknik Penarikan Sampel

Teknik sampling merupakan teknik penarikan sampel dalam penelitian untuk mempelajari keseluruhan populasi. Menurut Sugiyono (2011:181) menyatakan bahwa yang disebut teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Systematic Random Sampling karena populasi dalam penelitian ini adalah populasi bergerak (mobile population). Systematic Random Sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan dari anggota populasi yang diberi nomor urut. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penarikan sampel untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan populasi sasaran. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi sasaran adalah donatur Greenpeace Indonesia.

2. Menentukan sebuah tempat sebagai check point, dalam penelitian ini yang menjadi tempat check point adalah fundrising booth Greenpeace Indonesia yang terletak di Blok M Plaza Jl. Bulungan No. 76, Jakarta Selatan.

(38)

4. Penyebaran kuesioner dilakukan melalui offline dan online, yang dimaksud dengan menyebarkan kuisioner secara online adalah memberikan link yang kemudian akan muncul tampilan google docs berisikan pernyataan dari kuisioner setelah meng-klik link tersebut. Sedangkan secara offline, peneliti menyebarkan langsung bertatap muka dengan donatur Greenpeace Indonesia dan/atau menghubungi donatur melalui telepon.

3.6 Rancangan Analisis Data dan Hipotesis 3.6.1 Rancangan Analisis Data

Karena pengumpulan data melalui kuisioner, maka setelah data terkumpul maka selanjutnya dilakukan pengolahan data sehingga dapat dilihat apakah terdapat pengaruh Social Marketing Campaign (X) terhadap Proses Pengambilan Keputusan (Y). Adapun prosedur yang dilakukan dalam pengolahan data adalah : 1. Mengecek lembar kuisioner untuk mengetahui kelengkapan jawaban.

2. Menghitung bobot nilai dengan menggunakan skoring kuesioner skala lima. Tabel 3.4

Skoring Kuesioner Skala Lima

Alternatif Jawaban Skor

Sangat menarik,sering, baik, setuju 5

Menarik, baik,setuju 4

Kurang menarik, ,baik, setuju, 3

Tidak menarik, ,baik, setuju 2

Sangat tidak menarik,baik, setuju, 1

Sumber: Sugiyono (2011:87)

(39)

4. Uji coba kuisioner. Untuk menguji kelayakan kuesioner yang disebarkan maka penulis menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.

3.6.2 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas 3.6.2.1 Pengujian Validitas

Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen. Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila mengungkap bahwa data dari variabel yang diteliti secara tepat. (Simamora. 2004: 58) Dalam uji validitas digunakan metode koefisien Korelasi Product Moment, yaitu sebagai berikut:

r =

Sumber: Arikunto (2006:274)

Dimana: r = koefisien validitas item yang dicari

X = skor yang diperoleh subjek dari seluruh item Y = skor total

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X ∑Y = Jumlah skor dalam jumlah Y

X2 = Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi X ∑Y2 = Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi Y n = banyaknya responden

(40)

1. Item pertanyaan-pertanyaan responden dikatakan valid apabila rhitung lebih

besar atau sama dengan rtabel (rhitung ≥ rtabel)

2. Item pertanyaan-pertanyaan responden dikatakan valid apabila rhitung lebih

kecil dari rtabel (rhitung ≤ rtabel)

Perhitungan validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan program

SPSS 22.0 for windows. Dengan menggunakan rumus dan langkah yang sama,

maka dapat dilakukan pengujian validitas untuk seluruh item yang seluruhnya ada

27 item. Pengujian validitas instrumen ini dilakukan terhadap 30 responden

dengan tingkat signifikan 5%, dengan derajat kebebasan (df) n-2 (30-2=28).

Didapat r tabel sebesar 0,374. Uji validitas untuk variabel social marketing

campaign dan proses pengambilan keputusan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.5

Hasil Pengujian Validitas

Penelitian Variabel X (Social Marketing Campaign)

No. Item r Hitung r Tabel Keterangan

1 0,683 0,374 Valid

2 0,760 0,374 Valid

3 0,766 0,374 Valid

4 0,788 0,374 Valid

5 0,844 0,374 Valid

6 0,878 0,374 Valid

7 0,826 0,374 Valid

8 0,775 0,374 Valid

9 0,881 0,374 Valid

10 0,862 0,374 Valid

(41)

12 0,881 0,374 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013 dengan SPSS 22.0 For Windows

Berdasarkan table 3.5 di atas, maka dapat disimpulkan seluruh kuisioner

social marketing campaign(X) dinyatakan valid karena setiap item pernyataan

memiliki rhitung lebih besar dari rtabel. Sehingga item pernyataan tersebut dapat

dinyatakan sebagai alat ukur untuk variabel yang diteliti.

Tabel 3.6 memperlihatkan pengujian validitas variabel Y yaitu proses pengambilan keputusan, sebagai berikut:

Tabel 3.6

Hasil Pengujian Validitas

Penelitian Variabel Y (Proses Pengambilan Keputusan)

No. Item r Hitung r Tabel Keterangan

1 0,705 0,374 Valid

2 0,699 0,374 Valid

3 0,613 0,374 Valid

4 0,672 0,374 Valid

5 0,745 0,374 Valid

6 0,747 0,374 Valid

7 0,590 0,374 Valid

8 0,657 0,374 Valid

9 0,612 0,374 Valid

10 0,688 0,374 Valid

11 0,458 0,374 Valid

12 0,614 0,374 Valid

13 0,718 0,374 Valid

(42)

15 0,732 0,374 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013 dengan SPSS 22.0 For Windows Berdasarkan table 3.6 di atas, maka dapat disimpulkan seluruh kuisioner

proses pengambilan keputusan (Y) dinyatakan valid karena setiap item pernyataan

memiliki rhitung yang lebih besar dari rtabel. Sehingga item pernyataan tersebut dapat

dijadikan alat ukur untuk variabel yang diteliti.

3.6.2.2 Pengujian Reliabilitas

Selain instrumen penelitian harus valid, instrumen penelitian juga harus dapat dipercaya (reliable). Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur reliabilitas adalah rumus Cronbach‟s Alpha :

2

Dimana : r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan Σσb2 = Jumlah varians butir

Σ12 = varians total

Jumlah varians butir dapat dicari dengan cara mencari nilai varians tiap butir, kemudian dijumlahkan sebagai berikut :

(43)

Σx = Jumlah skor n = Jumlah responden Keputusan pengujian :

1. Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan reliable apabila r hitung> r tabel.

2. Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan tidak

reliable apabila r hitung< r tabel.

Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 22.0 for

Windows. Berdasarkan jumlah kuisioner yang disebar kepada 30 responden

dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (df) n-2 yaitu (30-2=28) didapat r tabel yaitu sebesar 0,374. Adapun hasil pengujian reliabilitas social

marketing campaign dan proses pengambilan keputusan sebagai berikut:

Tabel 3.7

Hasil Pengujian Reliabilitas

Penelitian Variabel Social Marketing Campaign (X) dan Proses Pengambilan Keputusan (Y)

Variabel r Hitung r Tabel Keterangan

Social Marketing

Campaign 0,954 0,374 Reliabel

Proses Pengambilan

Keputusan Konsumen 0,903 0,374 Reliabel

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013 dengan SPSS 22.0 For Windows Berdasarkan pengujian pada tabel 3.7 menunjukkan bahwa hasil pengujian

reliabilitas instrument penelitian X dan Y dinyatakan reliabel. Hal ini

dikarenakan nilai rhitung lebih besar rtabel. Maka dapat disimpulkan, instrumen

(44)

Penelitian dapat dilanjutkan karena tidak ada sesuatu yang menjadi

kendala terjadinya kegagalan penelitian, dikarenakan oleh instrumen yang belum

teruji kevalidan dan kerealibitasannya.

3.6.3 Teknik Analisis Data

Setelah data hasil penelitian berupa kuesioner ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data yang masih berupa data ordinal variabel X dan variabel Y. Tahap-tahap dalam melakukan analisis data dilakukan dengan cara : 1. Menyusun Data

Dilakukan untuk mengecek kelengkapan identitas responden, kelengkapan data, serta pengisian data yang disesuaikan dengan tujuan penelitian.

2. Tabulasi Data

Tabulasi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : a. Memberi skor pada setiap item

b. Menjumlahkan skor pada setiap item

c. Menyusun ranking skor pada setiap variabel penelitan 3. Analisis Data

(45)

a. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif bertujuan mengubah kumpulan data mentah menjadi mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas. Analisa deskriptif digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis deskritif juga dapat di gunakan untuk mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis korelasi, melakukan prediksi dengan analisis regresi dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel atau populasi tanpa diuji signifikasinya (Sugiyono 2011:207)

Melalui analisis deskriptif, dapat diketahui tanggapan responden mengenai pengaruh social marketing campaign (create awareness and

interest, change attitude and conditions, motivate people to want to change

their behavior, dan empowering people to act) terhadap proses

pengambilan keputusan donatur Greenpeace Indonesia. b. Analisis Verifikatif

Skala pengukuran yang digunakan dalam menjaring data penelitian ini seluruhnya diukur dalam skala ordinal, yang berjenjang dimana sesuatu “lebih” atau “kurang” dari yang lain, maka skala ordinal tersebut harus

diubah dalam bentuk skala interval dengan menggunakan Method Successive

Interval (MSI). MSI dapat dilakukan dengan program software SPSS pada

(46)

1) Menghitung frekuensi setiap pilihan jawaban, berdasarkan jawaban responden pada setiap pertanyaan.

2) Menentukan proporsi setiap responden dengan cara membagi frekuensi dengan jumlah sampel yang ada

3) Berdasarkan proporsi tersebut untuk setiap pernyataan, dilakukan penghitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.

4) Menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pernyataan dan setiap pilihan jawaban.

5) Menghitung Scale Of Value (SV) untuk masing-masing proporsi responden dengan rumus :

6) Mengubah Scale of Value (SV) terkecil menjadi sama dengan 1 dan mentransformasikan masing-masing skala menurut perubahan skala terkecil sehingga diperoleh Transformed Scale of Value ( TSV )

4. Analisis Korelasi

Analisis korelasi menunjukan keeratan hubungan antara dua variabel atau lebih. Analisis korelasi mencari hubungan antara variabel tanpa memperhatikan ada atau tidaknya hubungan kausal diantara variabel-variabel tersebut (Ghozali (2011:96). Analisis korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Pearsonian Coefficient Correlation atau sering juga disebut dengan The Product

Moment Coefficient Correlation (koefisien korelasi produk moment):

(Density at Lower Limit – Density at Upper Limit) Scale of Value =

(47)

Keterangan:

n = Banyaknya item yang diteliti

X = Nilai Variabel X yaitu Social Marketing Campaign

Y = Nilai Variabel Y yaitu Proses Pengambilan Keputusan

Sumber: Arikunto (2006:274)

Korelasi produk momen dilambangkan dengan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1< r <1), apabila r = -1 artinya korelasinya negative sempurna; r = 0 tidak ada korelasi; r = 1 berarti koefisien korelasinya sangat kuat.

5. Regresi Linier Sederhana

Ghozali (2011:7) „analisis Regresi sederhana digunakan untuk menguji

pengaruh satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Regresi sederhana

didasarkan pada hubungan fungsional atau kausal satu variabel independen yaitu

social marketing campaign dengan satu variabel dependen yaitu proses

pengambilan keputusan. Persamaan umum regresi linear sederhana adalah :

Y1 = a + bX

Keterangan:

Y1 = subjek/ nilai dalam variabel dependen yang diprediksikan

a = harga Y bila Y = 0

b = angka arah atau koefisien regresi yang menunjukan angka peningkatan

atau penurunan variabel dependen yang didasari variabel independen.

(48)

X = subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

Untuk dapat menemukan persamaan regresi, maka harus dihitung terlebih

dahulu harga a dan harga b. Cara menghitung harga a dan b dapat dihitung dengan

rumus menurut Sugiyono (2008:272):

Keterangan:

Y = Sumbu proses pengambilan keputusan

X = Sumbu social marketing campaign

a = Konstanta

b = koefisien regresi

n = banyaknya responden

6. Mencari Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui besarnya sumbangan sebuah variabel bebas terhadap

variasi (naik/turunnya) variabel terikat, maka digunkaan koefisien determinasi

(KD) dengan rumus berikut :

Keterangan :

(49)

r = Koefisien Korelasi

Sedangkan untuk mengetahui kuat lemahnya pengaruh dapat

diklasifikasikan pada tabel dibawah ini :

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Sering

0,20 – 0,399 Sering

0,40 – 0,599 Cukup

0,60 – 0,799 Tidak Pernah

0,80 – 1,000 Sangat Tidak Pernah

3.6.4 Rancangan Uji Hipotesis

Hipotesis umum yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh antara social marketing campaign terhadap proses pengambilan keputusan donatur Greenpeace Indonesia.

Jika hipotesis penelitian dinyatakan ke dalam hipotesis statistik maka : Ho : p = 0, menyatakan tidak ada pengaruh antara Social Marketing

Campaign terhadap Proses Pengambilan Keputusan donatur Greenpeace

Indonesia.

H1 : p ± 0, menyatakan terdapat pengaruh antara Social Marketing

Campaign terhadap Proses Pengambilan Keputusan donatur Greenpeace

Indonesia.

(50)

Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak X artinya berpengaruh terhadap Y

Hi diterima artinya X berpengaruh terhadap Y

Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 diterima artinya X tidak berpengaruh terhadap Y

Hi ditolak artinya X tidak berpengaruh terhadap Y

Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan adalah : Jika t hitnng > t tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima

Jika t hitnng < t tabel maka Ho diterima dan H1 ditolak

Pada taraf kesalahan 0,05 dengan derajat kebebasan dk (n-2) serta pada uji satu pihak, yaitu uji pihak kanan. Secara statistik, hipotesis yang akan diuji dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan dapat ditulis sebagai

berikut :

H0: ρ < 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang positif antara social

marketing campaign terhadap proses pengambilan keputusan

Ha : ρ ≥ 0, artinya terdapat pengaruh yang positif antara social marketing

(51)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan terkait dengan penelitian ini, yaitu:

1. Gambaran penerapan Social Marketing Campaign Greenpeace Indonesia meliputi Create Awareness and Interest, Change Attitude and Conditions,

Motivate People To Want To Change Their Behavior, dan Empowering People

To Act menurut tanggapan responden Greenpeace Indonesia berada pada

kategori tinggi. Indikator Social Marketing Campaign yang paling tinggi adalah

create awareness and interests khususnya kemampuan DDC Greenpeace

Indonesia dalam menimbulkan minat mendengarkan donatur, hal tersebut dapat secara langsung memudahkan responden atau donatur mengidentifikasi Social

Marketing Campaign. Sedangkan indikator yang paling rendah adalah

empowering people to act yaitu kemampuan DDC Greenpeace Indonesia dalam

meyakinkan donatur untuk merubah perilakunya, hal tersebut tidak dapat mewakilkan gambaran solusi yang ditawarkan Greenpeace Indonesia.

(52)

Greenpeace Indonesia berdasarkan kepercayaan terhadap Greenpeace Indonesia yang tinggi. Untuk indikator yang memiliki perolehan paling rendah adalah evaluasi alternatif pada kualitas penyampaian kampanye Greenpeace Indonesia yang belum dapat dikatakan baik.

3. Terdapat pengaruh antara Social Marketing Campaign terhadap Proses Pengambilan Keputusan Donatur yang menunjukkan strong relation yang terdiri dari indikator create awareness and interest, change attitude and conditions,

motivate people to want to change their behavior, dan empowering people to act.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dan temuan yang dihasilkan, maka penulis menyatakan beberapa hal sebagai berikut dengan harapan dapat memberi manfaat dan menjadi masukan bagi organisasi nirlaba atau organisasi non profit khususnya bagi Greenpeace Indonesia.

(53)

audiens diharapkan dapat membantu DDC Greenpeace Indonesia dalam berkampanye dan mendapatkan perhatian donatur. Diharapkan dengan saran ini, mampu meningkatkan penilaian sub variabel Empowering people to act dalam variabel Social Marketing Campaign (X) yang memiliki skor terendah.

2. Mempersiapkan materi kampanye yang setidaknya mampu menjawab secara jelas rasa keingintahuan donatur sebelum akhirnya mereka setuju untuk berdonasi ataupun tidak. Mengingat DDC Greenpeace Indonesia memiliki durasi standar dalam berkampanye kepada audiens, maka diharapkan Greenpeace Indonesia membuat media informasi yang lebih menarik dan mudah didapatkan oleh masyarakat sehingga ketika durasi berkampanye hampir habis namun closing the sale belum tercapai, media informasi yang tersedia mampu mewakili kampanye yang sedang didiskusikan. Diharapkan saran ini mampu meningkatkan indikator evaluasi alternatif dalam variabel Proses Pengambilan Keputusan Konsumen (Y) yang dilakukan oleh donatur sebelum berdonasi.

3. Saran untuk penelitian berikutnya yaitu diharapkan peneliti melakukan penelitian terhadap Greenpeace Indonesia melalui variabel lain yang dapat mempengaruhi Proses Pengambilan Keputusan, diantaranya mengenai faktor

social marketing lain seperti social product, social price, social place, dan

social promotion sehingga memberikan hasil yang maksimal dan kontribusi

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Alma, Buchari. (2009). Pengantar Bisnis. Bandung: Penerbit Alfabeta

Andreasen, Alan. R dan Kotler, Philip. (2009). Strategic Marketing For Non-Profit Organizations 6th ed. Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Baker, Michael. (2010). Marketing Book 5th ed. Oxford: Butterworth-Heinermann Publication.

Donovan, Rob dan Henley, Nadine. (2010). Principles and Practice of Social

Marketing: An International Perspective. Australia: IP Communication.

French, Jeff dan Blair-Stevens, Clive. (2007). Improving Lives Together. City of Westminster.

Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Edisi 5. Semarang: BP. Universitas Diponegoro

Keegan, Warren J. dan Green, Mark. (2011). Global Marketing, 7th Edition. Pearson Education Inc.

Kotler, Philip dan Armstrong, Gary. (2012). Principles of Marketing. New Jersey: Pearson Education Inc.

Kotler, Philip dan Kelvin Lane, Keller. (2012). Marketing Management 14th ed. New Jersey: Pearson Education Inc.

Silalahi, Uber (2010) Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Penerbit PT. Refika Aditama

(55)

Umar, Husein. (2010). Desain Penelitian Manajemen Strategik. Jakarta: Rajawali Pers

Winarno, Surakhmad. 1998. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Penerbit PT. Tarsito

Jurnal

Horsfall, Briony et al. (2010). Are Social Marketing Effective in Preventing Child Abuse?. National Child Protection Clearinghouse Australia Institute of Family Studies. P23

Lahinen, Emmi. (2010). Social Marketing: Doing Well by Doing Good. SAGE Publication. P34

Lee, Nancy dan Kotler, Philip. (2008). Social Marketing: Influencing Behaviors for

Good. SAGE Publication. P49-58

Manaktola and Jauhari, J, (2007), “Exploring consumer attitude and behavior towards social practice in the lodging industry in India”, International Journal of Contemporary Hospitality Management, Vol 19 No.5,pp 364-377

Nedra Kline Weinreich. (2011). Hands-On Social Marketing: A Step-by-Step Guide

to Designing Change for Good 2nd. SAGE Publications. P 4-18

Vazifehdust, Hosain. 2011. “Social Marketing, Green Marketing: The Extension of Marketing Concept”. EuroJournals Publishing. P 22-25

Wilbur, Jack. (2010). Getting Yout Feet Wet with Social Marketing. Utah Department. P4-16

Media Cetak

Jabbar, Armin Abdul. (2012). “Sampel Air Curug Jompong Mengandung Kimia Berbahaya: Greenpeace Minta Industri Berhenti Mencemari Sungai”. Pikiran Rakyat. (14 September 2012)

(56)

Spire Consulting. (2011). “Green lifestyle”. Majalah Marketing ( 19 Mei 2011)

Sumber Internet

American Marketing Association. (2010). AMA Definition of Marketing Retrieved.

[online]. Tersedia:

http://www.marketingpower.com/mg-dictionary.php?SearchFor=marketing&Searched=1 . [15 Mei 2013]

Greenpeace Indonesia. (2012). Tentang Greenpeace Indonesia. [online]. Tersedia:

http://greenpeace.org/seasia/id/about . [7 Oktober 2013]

Nagy, Jenette. (2013). Chapter 45. Social Marketing of Successful Components of the Initiative. [online]. Tersedia: http://ctb.ku.edu/en/node/1432 . [7 Juli 2013]

Showcase of Fundrising Innovation and Inspiration. (2010). Greenpeace

International: The Reinvention Of Face-to-face Fundrising. [online].

Tersedia: http://www.sofii.org/node/226 . [8 Oktober 2013]

Gambar

Gambar 1.1 Pertumbuhan Lsm Lingkungan 2008-2012
Tabel 1.1 LSM Sektor Lingkungan di Indonesia
Gambar 1.2 Jumlah  Donatur Greenpeace Indonesia 2006-2012
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

18 video yang ditampilkan menjadi menarik serta sebagai pengingat (remainder) di dalam penggunaan Facebook dimana dapat membantu anak praremaja yang menggunakan

Menimbang : bahwa dalam rangka kelancaran pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 17 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional

Dari hasil tersebut maka terbukti bahwa pengembangan model Blended Learning pada mata kuliah Pengantar Teknologi Pendidikan bagi mahasiswa Jurusan Kurikulum dan

pemrosesan, informasi pada lembar data keamanan ini tidak diperlukan untuk material yang baru dibuat. Deskripsi singkatan

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada penulis baik dalam kesempatan maupun kesehatan,

Maka dari itu, untuk meningkatkan proses pengambilan keputusan untuk menjadi donatur, Greenpeace Indonesia terus melakukan inovasi strategi pemasaran salah satunya

Penelitian ini menggunakan empat variabel independen yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Current Assets (CR), Return On Asset

Pertumbuhan dan produksi tanaman selada ( Lactuca sativa L.) sistem akuaponik dengan pemberian berbagai kotoran ikan belum memberikan pengaruh terhadap analisis