• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERAN KEPEMIMPINAN DAN PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN : Survey Terhadap Karyawan PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERAN KEPEMIMPINAN DAN PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN : Survey Terhadap Karyawan PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung."

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar FPEB : 364/UN40.7.D1/LT/2014

PENGARUH PERAN KEPEMIMPINAN DAN PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN

(Survey Terhadap Karyawan PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung) SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salahsatu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Manajemen

Universitas Pendidikan Indonesia

Nur Nova Zakiah (1000823)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

No. Daftar FPEB : 364/UN40.7.D1/LT/2014

Pengaruh Peran Kepemimpinan dan Pengembangan Karier

Terhadap Motivasi Kerja Karyawan

(

Survey Terhadap Karyawan PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung)

Oleh

Nur Nova Zakiah

1000823

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Nur Nova Zakiah

Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

No. Daftar FPEB : 364/UN40.7.D1/LT/2014

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PERAN KEPEMIMPINAN DAN PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN

(Studi Terhadap Karyawan PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung)

Nur Nova Zakiah 1000823

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing

Askolani, SE., MM NIP. 19750704 200312 1 001

Mengetahui :

Ketua Program Studi Manajemen

(4)
(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

BAB I LATAR BELAKANG ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 14

1.3 Rumusan Masalah ... 16

1.4 Tujuan penelitian ... 16

1.5 Kegunaan ... 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS... ... 18

2.1 Konsep Motivasi ... 18

2.1.1 Pengertian Motivasi ... 18

2.1.2 Azas-azas dan Alat-alat Motivasi ... 19

2.1.3 Metode dan Jenis Motivasi ... 21

2.1.4 Teori-teori Motivasi ... 22

2.1.5 Dimensi Motivasi Kerja ... 27

2.1.6 Tujuan Motivasi ... 35

2.2 Konsep Peran Kepemimpinan ... 36

2.2.1 Pengertian Kepemimpinan ... 36

2.2.2 Jenis Teori Kepemimpinan ... 37

2.2.3 Pengertian Peran Kepemimpinan ... 42

2.2.4 Peran Kepemimpinan dalam Organisasi... 44

2.2.5 Dimensi Peran Kepemimpinan ... 47

2.3 Konsep Pengembangan karier ... 57

2.3.1 Pengertian Karier ... 57

(6)

2.3.5 Tujuan Pengembangan Karier ... 69

2.4 Pengaruh Pengembangan Karier dan Peran Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Karyawan ... 71

2.5 Penelitian Terdahulu ... 76

2.6 Kerangka Pemikiran ... 77

2.7 Hipotesis ... 81

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN... ... 82

3.1 Objek Penelitian ... 82

3.2 Metode dan Desain Penelitian ... 82

3.2.1 Metode Penelitian ... 82

3.2.2 Desain Penelitian ... 84

3.3 Operasionalisasi Variabel ... 85

3.4 Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 87

3.4.1 Jenis Data ... 87

3.4.2 Sumber Data ... 88

3.4.3 Teknik Pengumpulan Data ... 89

3.5 Populasi dan Sampel ... 89

3.5.1 Populasi ... 89

3.5.2 Sampel ... 90

3.5.3 Teknik Pengambilan Sampel ... 90

3.6 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 90

3.6.1 Uji Validitas ... 90

3.6.2 Uji Reliabilitas ... 95

3.6.3 Teknik Analisis Data ... 97

3.6.4 Uji Hipotesis ... 104

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... ... 107

4.1 Hasil Penelitian ... 107

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 107

4.1.2 Gambaran Umum Karakteristik Responden ... 120

4.1.3 Gambaran Umum Variabel Penelitian ... 124

4.1.3.1 Gambaran Variabel Peran Kepemimpinan ... 125

4.1.3.2 Rekapitulasi Hasil Penelitian Variabel Peran Kepemimpinan ... 147

(7)

4.1.3.4 Gambaran Variabel Pengembangan Karier ... 151

4.1.3.5 Rekapitulasi Hasil Penelitian Variabel Pengembangan Karier ... 171

4.1.3.6 Deskripsi Variabel Pengembangan Karier ... 172

4.1.3.7 Gambaran Variabel Motivasi Kerja ... 175

4.1.3.8 Rekapitulasi Hasil Penelitian Variabel Motivasi Kerja ... 196

4.1.3.9 Deskripsi Variabel Motivasi Kerja ... 197

4.1.4. Hasil Pengujian Statistik ... 200

4.2. Pembahasan ... 209

4.2.1. Pembahasan Peran Kepemimpinan pada PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung... 211

4.2.2. Pembahasan Pengembangan Karier Pada PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung... 213

4.2.3. Pembahasan Motivasi Kerja Pada PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung... 214

4.2.4. Pembahasan Pengaruh Peran Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung ... 216

4.2.5. Pembahasan Pengaruh Pengembangan Karier terhadap Motivasi Kerja PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung ... 218

4.2.6. Pembahasan Pengaruh Peran Kepemimpinan dan Pengembangan Karier terhadap Motivasi Kerja PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung ... 219

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... ... 222

5.1. Kesimpulan ... 222

5.2. Saran... 223

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Grafik Rekapitulasi Ketidakhadiran Karyawan PT Bank bjb Tbk Cabang

Utama Bandung ... 5

Gambar 1.2 Grafik Rekapitulasi Keterlambatan Karyawan PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung ... 6

Gambar 1.3 Grafik Penilaian Kinerja karyawan PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung ... 8

Gambar 1.4 Grafik Jumlah Karyawan PT Bank bjb Cabang Utama Bandung yang Mengikuti Program Assessment ... 12

Gambar 2.1 Hirarki Kebutuhan Manusia ... 23

Gambar 2.2 Peran Kepemimpinan dari Mintzberg ... 48

Gambar 2.3 Proses Perencanaan Karier dan Manajemen Karier ... 62

Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran Pengaruh Pengembangan Karier dan Peran Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja Karyawan ... 80

Gambar 2.5 Paradigma Penelitian ... 81

Gambar 3.1 Garis Kontinum Penelitian ... 100

Gambar 4.1 Persentase Jenis Kelamin Responden ... 121

Gambar 4.2 Persentase Tingkat Pendidikan Responden ... 122

Gambar 4.3 Persentase Usia Responden ... 123

Gambar 4.4 Persentase Masa Kerja Responden ... 124

Gambar 4.5 Daerah Kriterium Variabel Peran Kepemimpinan ... 150

Gambar 4.6 Daerah Kriterium Variabel Pengembangan Karier ... 174

Gambar 4.7 Daerah Kriterium Variabel Motivasi Kerja ... 199

Gambar 4.8 Uji Normalitas Variabel Peran Kepemimpinan ... 201

Gambar 4.9 Uji Normalitas Variabel Pengembangan Karier ... 201

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang ada di Pulau Jawa ... 2

Tabel 1.2 Rekapitulasi Ketidakhadiran Karyawan PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung ... 4

Tabel 1.3 Rekapitulasi Keterlambatan Karyawan PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung ... 5

Tabel 1.4 Penilaian Kinerja Karyawan PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung... 7

Tabel 1.5 Realisasi Kinerja Per Divisi PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung ... 9

Tabel 1.6 Penilaian Karyawan atas Kinerja Pemimpin PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung Periode 2009-2012 ... 11

Tabel 1.7 Jumlah Karyawan PT Bank bjb Cabang Utama Bandung yang Mengikuti Program Assessment ... 12

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 76

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 85

Tabel 3.2 Hasil Pengujian Validitas Variabel Peran Kepemimpinan ... 92

Tabel 3.3 Hasil Pengujian Validitas Variabel Pengembangan Karier ... 93

Tabel 3.4 Hasil Pengujian Validitas Variabel Motivasi Kerja ... 94

Tabel 3.5 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Peran Kepemimpinan, Pengembangan Karier dan Motivasi Kerja ... 96

Tabel 3.6 Instrumen Skala Likert ... 98

Tabel 3.7 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi koefisien korelasi ... 102

Tabel 4.1 Karakterisktik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 120

Tabel 4.2 Karakterisktik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 121

Tabel 4.3 Karakterisktik Responden Berdasarkan Usia ... 122

Tabel 4.4 Karakterisktik Responden Berdasarkan Masa Kerja... 123

Tabel 4.5 Tingkat Keterlibatan Pemimpin dalam Menghadiri Kegiatan Organisasi ... 125

(10)

Tabel 4.8 Tingkat Kemampuan Pemimpin dalam Mengembangkan Kemampuan

Karyawan ... 128

Tabel 4.9 Tingkat Kemampuan Pemimpin Menjadi Mediator Antar Karyawan ... 130

Tabel 4.10 Tingkat Kemampuan Pemimpin dalam Berkomunikasi dengan Karyawan ... 131

Tabel 4.11 Tingkat Kemampuan Pemimpin dalam Mengawasi Cara Kerja Karyawan ... 132

Tabel 4.12 Tingkat Keberhasilan Pemimpin dalam Mengawasi Keadaan Lingkungan ... 133

Tabel 4.13 Tingkat Keberhasilan Pemimpin dalam Menyebar Informasi Perusahaan kepada Karyawan ... 134

Tabel 4.14 Tingkat Ketepatan Waktu Pemimpin dalam Menyebarkan Informasi kepada Karyawan ... 135

Tabel 4.15 Tingkat Keberhasilan Pemimpin dalam Menganalisa Informasi dari Pihak Luar Perusahaan ... 136

Tabel 4.16 Tingkat Keberhasilan Pemimpin dalam Menyediakan Informasi kepada Pihak Luar yang Membutuhkan ... 137

Tabel 4.17 Tingkat Kecakapan Pemimpin dalam Merancang Strategi ... 139

Tabel 4.18 Tingkat Kecakapan Pemimpin dalam Menentukan Kebijakan ... 140

Tabel 4.19 Tingkat Kemampuan Pemimpin dalam Mengalokasi Sumberdaya ... 141

Tabel 4.20 Tingkat Kemampuan Pemimpin dalam Memanfaatkan Peluang ... 142

Tabel 4.21 Tingkat Kemampuan Pemimpin dalam Memberi Solusi ... 143

Tabel 4.22 Tingkat Kemampuan Pemimpin dalam Bernegosiasi ... 144

Tabel 4.23 Tingkat Kemampuan Pemimpin dalam Mempengaruhi Bawahannya ... 145

Tabel 4.24 Tingkat Kemampuan Pemimpin dalam Mengarahkan Bawahan ... 146

Tabel 4.25 Rekapitulasi Penilaian Responden terhadap Variabel Peran Kepemimpinan .... 147

Tabel 4.26 Tingkat Kesesuaian Minat dengan Pekerjaan ... 151

Tabel 4.27 Tingkat Kesesuaian Keahlian dengan Pekerjaan ... 152

Tabel 4.28 Tingkat Penghargaan Perusahaan terhadap Keahlian yang Dimiliki ... 153

Tabel 4.29 Perusahaan Memberikan Peluang Pengembangan Karier ... 154

Tabel 4.30 Tingkat Ketersediaan Peluang dalam Mengembangkan Karier ... 155

Tabel 4.31Tingkat Kemampuan Karyawan dalam Memanfaatkan Peluang Karier ... 156

Tabel 4.32 Pemimpin ikut Membantu dalam Merencanakan Karier ... 157

Tabel 4.33 Tingkat Kejelasan Rencana Karier Jangka Panjang... 158

Tabel 4.34 Tingkat Kejelasan Rencana Karier Jangka Pendek ... 159

(11)

Tabel 4.36 Tingkat Kesesuaian antara Perencanaan Karier Karyawan dengan Manajemen

Karier Perusahaan ... 161

Tabel 4.37 Tingkat Perhatian Perusahaan dalam mencapai keseimbangan kepentingan ... 162

Tabel 4.38 Perusahaan Memberi Informasi Cukup Mengenai Pengembangan Karier ... 163

Tabel 4.39 Tingkat Kejelasan Informasi Pengembangan Karier ... 164

Tabel 4.40 Tingkat Ketepatan Waktu Perusahaan Memberikan Informasi Karier ... 165

Tabel 4.41 Tingkat Kemampuan dalam Melaksanakan Tugas sesuai Pengalaman Kerja ... 166

Tabel 4.42 Tingkat Penghargaan Perusahaan Terhadap Pengalaman Kerja ... 167

Tabel 4.43 Perusahaan Memberikan Pelatihan dan Pengembangan Karier ... 168

Tabel 4.44 Tingkat Peluang Pemberian Pendidikan dan Pelatihan dalam perusahaan ... 169

Tabel 4.45 Tingkat Penghargaan Perusahaan terhadap Jenjang Pendidikan ... 170

Tabel 4.46 Rekapitulasi Penilaian Responden terhadap Variabel Pengembangan Karier ... 171

Tabel 4.47 Tingkat Keinginan untuk Menunjukkan Prestasi ... 175

Tabel 4.48 Tingkat Keinginan dalam Mengambil Risiko untuk Mencapai Prestasi dalam Pekerjaan ... 176

Tabel 4.49 Tingkat Keinginan untuk Memperoleh Pengakuan oleh Pemimpin ... 177

Tabel 4.50 Tingkat Keinginan untuk Memperoleh Pengakuan oleh Rekan Kerja ... 178

Tabel 4.51 Tingkat Besarnya Tanggung Jawab dalam Menyelesaikan Tugas ... 179

Tabel 4.52 Tingkat Ketepatan Waktu dalam Menyelesaikan Tugas ... 180

Tabel 4.53 Tingkat Peluang dalam Memperoleh Kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan dalam bekerja ... 181

Tabel 4.54 Tingkat Keinginan untuk Memanfaatkan Peluang dalam Meningkatkan Kemampuan ... 182

Tabel 4.55 Tingkat Memandang Pekerjaan yang diemban ... 183

Tabel 4.56 Tingkat Keserasian Tugas yang diberikan dengan Kemampuan yang dimiliki.. 184

Tabel 4.57 Tingkat Terpenuhi Keamanan Lingkungan Kerja ... 185

Tabel 4.58 Tingkat Kenyamanan Kondisi Kerja... 186

Tabel 4.59 Tingkat Kepuasan atas Pemberian Gaji ... 187

Tabel 4.60 Tingkat Terpenuhinya Kebutuhan Pokok atas Gaji yang diberikan ... 188

Tabel 4.61 Pendapat Mengenai Kebijakan Organisasi yang Berlaku ... 189

Tabel 4.62 Tingkat Kesesuaian antara Kebijakan Organisasi dan Keinginan Individu ... 190

(12)

Tabel 4.65 Tingkat Kemampuan Supervisor dalam Memberi Pengarahan dalam Bekerja . 193

Tabel 4.66 Tingkat Kemampuan Supervisor dalam Memantau Proses Pelaksanaan

Pekerjaan ... 194

Tabel 4.67 Tingkat Kemampuan Supervisor dalam Menilai Hasil Kerja ... 195

Tabel 4.68 Rekapitulasi Penilaian Responden terhadap Variabel Motivasi Kerja ... 197

Tabel 4.69 Output Korelasi ... 203

Tabel 4.70 Derajat Hubungan antar Variabel ... 204

Tabel 4.71 Output Peran Kepemimpinan dan Pengembangan Karier terhadap Motivasi Kerja ... 205

Tabel 4.72 Output Koefisien Regresi ... 205

Tabel 4.73 Output ANOVA Peran Kepemimpinan dan Pengembangan Karier terhadap Motivasi Kerja ... 208

(13)

ABSTRAK

Nur Nova Zakiah (1000823), “Pengaruh Peran Kepemimpinan dan Pengembangan Karier Terhadap Motivasi Kerja Karyawan (Survey Terhadap Karyawan PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung”, dibawah bimbingan Bapak Askolani, SE.MM.

Permasalah yang dikaji didalam penelitian ini adalah rendahnya motivasi kerja karyawan pada PT Bank bjb Cabang Utama Bandung yang ditandai dengan pencapaian kinerja karyawan dan divisi yang belum optimal serta absensi karyawan yang cenderung menurun. Peran kepemimpinan dan pengembangan karier dijadikan suatu cara untuk meningkatkan motivasi kerja.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai peran kepemimpinan, pengembangan karier dan motivasi kerja karyawan serta sejauh mana pengaruh peran kepemimpinan dan pengembangan karier terhadap motivasi kerja karyawan di PT Bank bjb Cabang Utama Bandung.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan verifikatif dengan populasi berjumlah 87 orang responden. Teknik analisis yang digunakan adalah koefisien korelasi pearson dan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran kepemimpinan dan motivasi kerja berada pada kategori tinggi dan pengembangan karier pada kategori sedang. Dari hasil perhitungan korelasi terdapat hubungan yang lemah antara peran kepemimpinan dan motivasi kerja yaitu sebesar 0,367. Kemudian antara pengembangan karier dan motivasi kerja hubungan yang sedang yaitu sebesar 0,487.

Hasil perhitungan analisis regresi berganda didapat pengaruh peran kepemimpinan dan pengembangan karier terhadap motivasi kerja karyawan sebesar 36,8% sedangkan sisanya 63,2% dipengaruhi faktor yang tidak diteliti.

(14)

ABSTRACT

Nur Nova Zakiah (1000823), “The Influence of Leadership Role and Career

Development towards the Employee’s Work Motivation (Survey on the

employees at PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung”, under the guidance

of Askolani, SE.MM.

Problem examined in this study is the low motivation of employee’s at PT Bank bjb Cabang Utama Bandung marked by the achievement of employee’s and division is not quite optimal, then decent absenteeism. Leadership Role and Career Development as one of the efforts to improve employee’s motivation.

This study aims to describe the leadership role, carreer development and employee’s motivation and the influence extent of leadership role and carreer development towards the employee’s motivation in Bank bjb Cabang Utama Bandung.

This study uses description and verification with a population of 87 respondents. The analysis technique used is the Pearson Correlation Coefficient and Double Regression Analysis.

The result shows that leadership role and employee’s motivation in the high

category and carreer development and employee’s motivation in the middle

category. Calculation result of correlation between leadership role and employee’s motivation is low relationship is about 0,367. Then between carreer

development and employee’s motivation is a middle relationship is about 0,487.

Double regression analysis of the calculation result obtains the influence of leadership role dan career development on employee’s motivation is 36,8% while the remaining 63,2% is influenced factor unexamined.

Key Word: Leadership Role, Career Development, Work Motivation

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

PT Bank bjb Tbk Bandung adalah salah satu Bank Pembangunan Daerah

(BPD) terkemuka di kota Bandung yang sedang ingin bertransformasi menuju

jajaran bank besar di kancah nasional. Sesuai dengan visinya adalah ingin menjadi

salah satu dari 10 bank terbesar dan berkinerja terbaik di Indonesia

.

PT Bank bjb

Tbk Bandung merupakan Bank Pembangunan Daerah (BPD) pertama di

Indonesia yang menjalankan dual banking sistem, yaitu memberikan layanan

perbankan dengan sistem konvensional dan dengan sistem syariah. Kemudian PT

Bank bjb Tbk juga merupakan Bank Pembangunan Daerah (BPD) pertama yang

mencatatkan saham perdananya (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal

8 Juli 2010.

PT Bank bjb Tbk Bandung adalah bank yang sedang berfokus pada

meningkatkan kontribusinya dalam pembangunan daerah. Sesuai dengan misinya

antara lain menggerakkan laju keuangan daerah, melaksanakan penyimpanan

daerah dan menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah khususnya Jawa

Barat dan Banten. Berikut bukti bahwa PT Bank bjb Tbk jauh lebih dikenal oleh

masyarakat Jawa Barat dan Banten dibandingkan dengan Bank Pembangunan

(16)

2

Tabel 1.1

Bank Pembangunan Daerah (BPD) di wilayah pulau Jawa. NO Nama Bank Jumlah

Nasabah

Laba

Bersih Jumlah Aset

Ketersediaan ATM

1. Bank bjb 2.037.199 1,19 triliun 70,84 Triliun 743 unit

2 Bank DKI 989.000 339,00 M 26,62 Triliun 265 unit

3 Bank DIY 567.000 140,36 M 5,6 Triliun 51 unit

4 Bank Jateng 210.000 765,66 M 30,9 Triliun 67 unit

5 Bank Jatim 1.769.342 724,63M 29,11 Triliun 368 unit

Sumber : Annual Report Bank bjb, Bank DKI, DIY, Bank Jateng, dan Bank Jatim tahun 2012.

Terlihat dari data diatas bahwa PT Bank bjb Tbk lebih menonjol dalam

segala hal dibandingkan dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) lainnya. PT

Bank bjb Tbk sedang berusaha menjadi bank yang ingin memperbaiki perekonomi

daerahnya, terbukti dari jumlah nasabah yang dimilikinya, hal ini menunjukkan

bahwa banyak sekali masyarakat yang percaya kepada PT Bank bjb Tbk, sehingga

PT Bank bjb Tbk harus menyediakan jaringan ATM (Anjungan Tunai Mandiri)

secara meluas agar masyarakat tetap setia menjadi nasabah PT Bank bjb Tbk,

terlebih lagi PT Bank bjb Tbk memiliki basis nasabah tradisional yang loyal

dalam jumlah besar yaitu PNS, para pensiunan, dan masyarakat setempat.

Kemudian dari total aset dan laba bersih yang dimiliki PT Bank bjb Tbk juga jauh

lebih besar dari BPD lain, hal ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya peran

PT Bank bjb Tbk selaku pemegang/penyalur keuangan daerah.

PT Bank bjb Tbk memiliki kantor pusat dan berbagai macam kantor cabang

(17)

3

Cabang Pembantu Bandung dan kantor cabang lainnya. Dimana dalam proses

melayani masyarakat setiap kantor cabang sangat berperan penting, terlebih PT

Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung. Peran PT Bank bjb Tbk Cabang Utama

Bandung adalah :

a. Bertanggung jawab penuh atas seluruh aktivitas kantor cabang pembantu,

kantor kas dan lain sebagainya dalam usaha memasarkan produk dan jasa bank

serta memberikan layanan unggul kepada nasabah.

b. Mengendalikan dan meningkatkan kualitas usaha bisnis di daerah kerja atau

operasinya dalam upaya memberikan kontribusi terhadap program

pemberdayaan ekonomi daerah.

c. Bertanggung jawab sepenuhnya dalam melaksanakan keputusan terhadap

sistem prosedur, peraturan Bank Indonesia serta peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

d. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas pokok serta fungsi kegiatannya.

PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung memiliki karyawan sebanyak 87

orang sesuai dengan jabatan dan bidangnya masing-masing. Setiap karyawannya

di tuntut untuk memberi pelayanan maksimal kepada nasabahnya dengan bekerja

sesuai tugasnya dengan baik, sehingga mampu menjadi perusahaan yang unggul

dibidangnya. Namun tidak semudah itu, biasanya terdapat masalah-masalah yang

dapat menghambat proses kerja karyawan, baik itu masalah yang bersumber dari

luar maupun dari dalam. Untuk mengantisipasi kondisi tersebut perusahaan

(18)

4

karyawannya. Perusahaan harus memperhatikan segala kebutuhan karyawan di

dalam bekerja.

Salah kebutuhan karyawan tersebut adalah motivasi. Perusahaan senantiasa

harus terus berusaha meningkatkan motivasi karyawan agar dapat memberikan

kontribusi yang maksimal dalam pencapaian tujuan perusahaan. Namun dalam

prakteknya terkadang perusahaan mengalami berbagai hambatan sehingga

perusahaan merasa sulit dalam upaya peningkatan motivasi kerja karyawan.

Permasalahan motivasi kerja karyawan adalah permasalahan yang sering muncul

dalam perusahaan. Hal ini juga dihadapi oleh PT Bank bjb Tbk Cabang Utama

Bandung. Menurut Arep & Tanjung (2003:43), indikator motivasi karyawan dapat

dilihat dari tingkat absensi dan disiplin dalam melaksanakan pekerjaan, hasil kerja

yang telah dicapai maupun tanggung jawab atas pelaksanaan tugas/pekerjaan yang

dapat terealisasi melalui kinerja. Adapun masalah yang dihadapi oleh bank ini

adalah rendahnya motivasi kerja yang dilihat dari tingkat absensi, yaitu

ketidakhadiran dan keterlambatan yang mengalami peningkatan serta dampaknya

terhadap realisasi kinerja karyawan dan divisi yang belum mencapai target.

Berikut data tingkat ketidakhadiran dan keterlambatan di bawah ini:

Tabel 1.2

Rekapitulasi Ketidakhadiran Karyawan PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung tahun 2009-2012

Tahun Keterangan

Mangkir Persentase

2009 12 13,79%

2010 21 24,13%

2011 25 28,73%

2012 28 32,18%

(19)

5

Sumber : diolah dari data kepegawaian PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung

Sumber : diolah dari data kepegawaian PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung

Gambar 1. 1

Grafik Rekapitulasi Ketidakhadiran Karyawan PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung tahun 2009-2012

Tabel 1.3

Rekapitulasi Keterlambatan Karyawan PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung tahun 2009-2012

Tahun Jumlah Karyawan yang Terlambat Persentase

2009 19 22,09%

2010 17 19,76%

2011 24 27,90%

2012 32 37,20%

Sumber : diolah dari data kepegawaian PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung

13,79 %

24,13 %

28,73 %

32,18 %

0 5 10 15 20 25 30 35

2009 2010 2011 2012

Mangkir

2009

2010

2011

(20)

6

Sumber : diolah dari data kepegawaian PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung

Gambar 1. 2

Grafik Rekapitulasi Keterlambatan Karyawan PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung tahun 2009-2012

Berdasarkan tabel 1.2 rekapitulasi ketidakhadiran karyawan PT Bank bjb

Tbk Cabang Utama Bandung dan gambar 1.1 grafik rekapitulasi ketidakhadiran

karyawan PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung diatas, terlihat bahwa

ketidakhadiran karyawan dengan keterangan mangkir adalah relatif meningkat.

Hal ini menunjukkan bahwa dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 terjadi

peningkatan karyawan yang tidak hadir untuk bekerja.

Kemudian dari tabel 1.3 rekapitulasi keterlambatan karyawan PT Bank bjb

Tbk Cabang Utama Bandung dan gambar 1.2 grafik rekapitulasi keterlambatan

karyawan PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung terlihat meningkat juga,

terlebih dari tahun 2011 hingga tahun 2012 dimana karyawan yang pernah datang

terlambat mencapai 37,20%, dimana tahun sebelumnya hanya sebesar 27,90%.

Dengan semakin meningkatnya jumlah karyawan yang tidak hadir dan

karyawan yang datang terlambat, maka tidak menutup kemungkinan bahwa 0.00%

5.00% 10.00% 15.00% 20.00% 25.00% 30.00% 35.00% 40.00%

(21)

7

penilaian kinerja tiap karyawan dan realisasi kinerja per divisi juga akan ikut tidak

maksimal, berikut data penilaian kinerja karyawan dan realisasi kinerja per divisi

PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung yang belum memenuhi target:

Tabel 1.4

Data Penilaian Kinerja Karyawan PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung Periode 2009-2012

(22)

8

Sumber : diolah dari data kepegawaian PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung

Gambar 1. 3

Grafik Penilaian Kinerja Karyawan PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung Periode 2009-2012

Dari tabel 1.4 data penilaian kinerja karyawan PT Bank bjb Tbk Cabang

Utama Bandung periode 2009-2012 dan gambar 1.3 grafik penilaian kinerja

karyawan PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung periode 2009-2012 diatas

menunjukkan bahwa kinerja karyawan PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung

mengalami penurunan yang fluktuatif, terlihat dari jumlah karyawan yang

memperoleh yudisium kerja “sangat baik” mengalami penurunan dari tahun ke

tahun, sedangkan yudisium kerja dalam kategori “kurang baik” dan “tidak baik”

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja

karyawan PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung belum optimal.

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%

Sangat Baik baik cukup baik kurang baik tidak baik

2009

2010

2011

(23)

9

Tabel 1.5

Realisasi Kinerja Per Divisi PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung Periode 2009-2012

Tingkat Ketercapaian 2009 2010 2011 2012

Konsumer (%) 97,10% 96,30% 97,70% 94,40%

Komersial (%) 98,80% 98,70% 96,90% 97,20%

Mikro (%) 94,20% 93,50% 95,20% 94,60%

Supervisi Kredit (%) 95,50% 95,40% 98,10% 96,80%

Administrasi Kredit (%) 95,60% 95,50% 96,10% 93,90%

Kontrol Internal Cabang (%) 97,10% 97,10% 95,20% 94,40%

Umum (%) 99,10% 98,30% 96,60% 97,10%

IT (%) 98,20% 97,90% 96,30% 94,20%

Customer Service (%) 97,10% 95,10% 95,60% 93,10%

Teller (%) 95,60% 94,70% 93,20% 90,10%

Pelayanan (%) 99,00% 98,10% 97,40% 95,10%

Back Office (%) 94,40% 94,20% 96,30% 92,50%

Sumber : diolah dari data kepegawaian PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung

Berdasarkan tabel 1.5 realisasi kinerja per divisi PT Bank bjb Tbk Cabang

Utama Bandung, terlihat bahwa realisasi kinerja per divisi pada PT Bank bjb Tbk

Cabang Utama Bandung mengalami fluktuatif, dimana setiap divisi yang ada dari

tahun 2009 hingga 2012 belum mencapai target yang telah ditetapkan. PT Bank

bjb Tbk Cabang Utama Bandung menargetkan setiap divisi untuk mencapai target

(24)

10

penurunan dalam tingkat ketercapaian kinerjanya dari tahun 2009 hingga 2012.

Dengan demikian terdapat sebab maupun faktor-faktor tertentu yang telah

membuat situasi tersebut terjadi. Dapat disimpulkan bahwa data-data diatas

mengindikasikan bahwa motivasi kerja karyawan di PT Bank bjb Tbk Cabang

Utama Bandung rendah.

Sebab atau faktor -faktor yang membuat motivasi kerja karyawan PT Bank

bjb Tbk Cabang Utama Bandung rendah adalah terdapat beberapa hal yang tidak

diperhatikan oleh perusahaan ini. Salah satunya adalah sesuatu yang dibutuhkan

oleh karyawan yaitu peran seorang pemimpin dan pengembangan karier dalam

meningkatkan motivasi kerjanya. Pemimpin yang baik adalah pemimpin dimana

dalam menerapkan cara tertentu dalam kepemimpinannya dimana terlebih dahulu

harus memahami siapa bawahan yang dipimpinnya, mengerti kekuatan dan

kelemahan bawahannya, dan mengerti bagaimana cara memanfaatkan kekuatan

bawahan untuk mengimbangi kelemahan yang mereka miliki. Sehingga

diharapkan cara yang dipergunakan pimpinan dalam memimpin dapat

mempengaruhi para pengikutnya. Sedangkan pengembangan karier dibutuhkan

oleh karyawan untuk melakukan perbaikan terhadap kariernya saat ini. Karyawan

juga akan menunjukkan loyalitas terhadap perusahaan jika ia merasa nyaman

dengan pengembangan karier yang diberikan oleh perusahaan. Disamping itu

peran kepemimpinan di suatu perusahaan juga sangat berpengaruh terhadap

perkembangan karyawannya.

Kemudian berdasarkan hasil pengamatan peneliti di PT Bank bjb Tbk

(25)

11

kepemimpinan pada perusahaan ini tidak berjalan dengan baik. Berikut data

penilaian kinerja setiap pemimpin yang dinilai oleh karyawan PT Bank bjb Tbk

Cabang Utama Bandung :

Tabel 1.6

Penilaian Karyawan atas Kinerja Pemimpin PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung Periode 2009-2012

Tingkat Ketercapaian 2009 2010 2011 2012

Pemimpin Cabang 96,10% 95,30% 94,00% 95,40%

Wakil Cabang 97,50% 94,70% 95,00% 94,80%

Pemimpin Bagian Pemasaran Dalam Negeri

94,20% 93,50% 95,20% 94,60%

Pemimpin Bagian Pemasaran Luar Negeri

92,00% 91,40% 91,10% 91,00%

Pemimpin Bagian Keuangan 94,60% 93,40% 92,30% 91,60%

Pemimpin Bagian Operasional 90,10% 90,20% 89,50% 89,20%

Pemimpin Bagian Pelayanan 88,10% 87,30% 85,60% 80,10%

Sumber : diolah dari data kepegawaian PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung

Berdasarkan tabel 1.6 Penilaian Karyawan PT Bank bjb Tbk Cabang Utama

Bandung periode 2009-2012, terlihat bahwa dari tahun 2009 hingga 2012,

karyawan menilai bahwa kinerja pemimpinnya relatif menurun, terlebih pada

pemimpin bagian Pelayanan yang mengalami penurunan dalam tingkat

ketercapaian kinerjanya dari tahun 2009 hingga 2012. hal ini menunjukkan bahwa

(26)

12

bersamaan ia telah menjalankan perannya sebagaimana mestinya dan begitu juga

sebaliknya.

Kemudian perusahaan juga belum begitu memperhatikan pengembangan

karier karyawan. Kesempatan dalam mengembangkan karier di perusahaan ini

masih terkesan sulit. Sehingga karyawan enggan untuk mengikuti salahsatu

program pengembangan karier yang dilaksanakan oleh PT Bank bjb Tbk

Bandung. Terlihat dari data berikut :

Tabel 1.7

Jumlah Karyawan PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung yang Mengikuti Program Assessment

Sumber : diolah dari data kepegawaian PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung

Sumber : diolah dari data kepegawaian PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung

Gambar 1.4

(27)

13

Dari tabel dan grafik diatas terlihat bahwa jumlah karyawan yang mengikuti

program assessment dari tahun 2009 hingga 2012 relatif menurun, hal ini

membuktikan bahwa partisipasi karyawan dalam mengikuti program tersebut

sangat kurang. Program assessment dilaksanakan untuk mengukur kesesuaian

keahlian yang dibutuhkan untuk level jabatan tertentu dengan kinerja yang

ditampilkan dari pegawai yang bersangkutan. Hasil program assessment dapat

dijadikan sebagai salahsatu alat keputusan untuk menetapkan pengembangan

karier karyawan. Dalam hal ini terdapat banyak karyawan yang memilih untuk

tidak mengikuti lagi program tersebut karena pengembangan kariernya terkesan

sulit untuk diraih dan menilai program tersebut hanya formalitas saja. Serta

banyak karyawan yang ditunjuk secara langsung oleh pemimpinnya untuk

dipromosikan. Dalam hal ini pemimpin juga terkesan tidak adil.

Motivasi kerja merupakan hal yang penting dimiliki oleh setiap karyawan

dalam organisasi. Dengan memiliki motivasi kerja yang tinggi, maka karyawan

akan memiliki rasa tanggung jawab, semangat kerja dan keinginan untuk bekerja

dan memberikan sesuatu yang terbaik untuk pekerjaannya dengan semaksimal

mungkin. Oleh karena itu usaha peningkatan semangat kerja karyawan akan selalu

terkait dengan usaha memotivasinya, sehingga untuk memotivasi dengan baik

perlu mengetahui kebutuhan dan kepentingan karyawan. Dengan begitu

perusahaan akan memperoleh timbal balik dari kayawan, dimana karyawan akan

menunjukkan loyalitas terhadap perusahaan jika ia merasa termotivasi dalam

(28)

14

Motivasi kerja seorang karyawan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,

diantaranya berupa lingkungan kerja, iklim kerja, budaya organisasi, prestasi

kerja, kompetensi, kepuasan karyawan, gaya kepemimpinan, peran

kepemimpinan, dan pengembangan karier. Dalam hal ini peneliti tertarik untuk

mengkaji lebih jauh mengenai peran kepemimpinan dan pengembangan karier.

Karena berdasarkan kondisi yang terjadi di PT Bank bjb Tbk Cabang Utama

Bandung, perlu diadakan pengkajian yang mendalam mengenai motivasi kerja

karyawan yang diduga dapat dipengaruhi oleh peran kepemimpinan dan

pengembangan karier. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai “Pengaruh Peran Kepemimpinan dan Pengembangan Karier terhadap Motivasi Kerja Karyawan (Studi Kasus di PT Bank bjb Tbk

Cabang Utama Bandung).”

1.2 Identifikasi Masalah

Perusahaan akan selalu berusaha agar tujuannya tercapai. Namun tidak

semudah itu, biasanya terdapat masalah-masalah yang dapat menghambatnya.

Untuk mengantisipasi kondisi tersebut, perusahaan harus lebih meningkatkan

mutu sumber dayanya, salah satunya adalah mutu karyawannya. Hal tersebut akan

terwujud jika terdapat motivasi kerja yang tinggi dari karyawannya. Motivasi

kerja karyawan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya kompensasi

berupa gaji dan lain sebagainya, kemampuan karyawan, budaya organisasi,

fasilitas kerja, prestasi kerja, lingkungan kerja, gaya kepemimpinan, peran

kepemimpinan, pengembangan karyawan seperti pengembangan karier dan lain

(29)

15

Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat diketahui kajian utama dalam

penelitian ini difokuskan pada masalah motivasi kerja karyawan yang dipengaruhi

oleh peran kepemimpinan dan pengembangan karier. Peran kepemimpinan

merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya motivasi kerja

karyawan. Peran sebagaimana mestinya menjadi seorang pemimpin adalah dimana

dalam menerapkan cara tertentu dalam kepemimpinannya terlebih dahulu harus

memahami siapa bawahannya, mengerti kekuatan dan kelemahan bawahannya,

agar pemimpin dapat memotivasi serta mengembangkan karyawannya.

Kemudian pengembangan karier dibutuhkan oleh karyawan untuk

pemenuhan kebutuhan karier dan melakukan perbaikan terhadap kariernya saat

ini. Kebutuhan karier karyawan dapat dilakukan dengan memberikan informasi

kesempatan kerja yang terbuka kepada karyawannya agar kesempatan karyawan

untuk mendapatkan pengembangan karier menjadi lebih meningkat. Dengan

begitu karyawan akan menunjukkan loyalitas terhadap perusahaan jika ia merasa

nyaman dengan pengembangan karier yang diberikan oleh perusahaan.

Berdasarkan kondisi yang terjadi di PT Bank bjb Tbk Cabang Utama

Bandung serta mengingat luasnya masalah yang berkaitan dengan motivasi kerja

karyawan, maka penulis hanya akan fokus meneliti pada permasalahan motivasi

kerja karyawan yang mendapat kontribusi dari faktor peran kepemimpinan dan

(30)

16

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas maka

penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran mengenai peran kepemimpinan, pengembangan karier

dan motivasi kerja karyawan pada PT Bank bjb Tbk Cabang Utama

Bandung?

2. Bagaimana pengaruh peran kepemimpinan dan pengembangan karier

terhadap motivasi kerja karyawan pada PT Bank bjb Tbk Cabang Utama

Bandung?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah diatas, maka tujuan

penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui gambaran mengenai peran kepemimpinan,

pengembangan karier dan motivasi kerja karyawan pada PT Bank bjb Tbk

Cabang Utama Bandung.

2. Untuk mengetahui pengaruh peran kepemimpinan dan pengembangan karier

terhadap motivasi kerja karyawan pada PT Bank bjb Tbk Cabang Utama

(31)

17

1.5 Kegunaan Penelitian

Penelitian tentang pengaruh peran kepemimpinan dan pengembangan karier

terhadap motivasi kerja karyawan di PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung

memiliki kegunaan sebagai berikut :

1. Kegunaan Teoritis.

Penelitian ini diharapkan memberikan informasi dan sumbangan pemikiran

mengenai kajian peran kepemimpinan, pengembangan karier dan motivasi

kerja karyawan.

2. Kegunaan Praktis

- Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi perusahaan dalam

usaha meningkatkan kinerja organisasi terutama dalam meningkatkan peran

kepemimpinan, pengembangan karier dan motivasi kerja karyawannya.

- Bagi Penulis

Penelitian ini menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam

pemahaman tentang teori-teori yang diuraikan mengenai peran

kepemimpinan, pengembangan karier dan motivasi kerja karyawan. Serta

memberikan pemahaman tentang penyesuaian antara teori dengan kondisi

(32)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi sasaran dalam penelitian.

Objek dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent variable) dan

terikat (dependent variable). Dalam Penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu

variabel peran kepemimpinan sebagai variabel bebas (X1) dan pengembangan

karier sebagai variabel bebas (X2) dan motivasi kerja karyawan sebagai variabel

terikat (Y). Penelitian ini dilaksanakan di PT Bank bjb Tbk Cabang Utama

Bandung dan yang menjadi subjek penelitiannya adalah karyawan PT Bank bjb

Tbk Cabang Utama Bandung. Alasan dilakukannya penelitian terhadap karyawan

PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung disebabkan karena menurut informasi

yang penulis dapatkan jumlah ketidakhadiran dan keterlambatan yang terjadi

mengalami peningkatan dari tahun 2009-2012 serta penilaian kinerja karyawan

dan realisasi kinerja per divisi yang masih fluktuatif. Maka selanjutnya akan

diteliti apa yang menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah ketidakhadiran dan

keterlambatandan kinerja per divisi yang masih fluktiatif pada PT Bank bjb Tbk

Cabang Utama Bandung.

3.2 Metode dan Desain Penelitian 3.2.1 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:5) metode penelitian adalah cara ilmiah

(33)

83

dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu

pengetahuan sehingga dapat digunakan untuk memahami,memecahkan dan

mengantisipasi masalah.

Metode yang diterapkan dalam penelitian ini bersifat deskriptif dan

verifikatif. Menurut Arikunto (2006:10) metode deskriptif adalah suatu

metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi,

suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat gambaran secara

sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

antara fenomena yang diselidiki. Dengan penelitian deskriptif maka dapat

diperoleh gambaran mengenai peran kepemimpinan, pengembangan karier

maupun motivasi kerja karyawan PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung.

Kemudian metode verifikatif menurut Arikunto (2006:8) adalah

penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala

yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang

institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok. Metode verifikatif

membedah masalah-masalah serta mendapatkan pembenaran terhadap

keadaan dan praktek-praktek yang sedang berlangsung. Dalam penelitian ini

penelitian verifikatif bertujuan untuk mengetahui pengaruh peran

kepemimpinan dan pengembangan karier terhadap motivasi kerja karyawan

pada PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung dimana dalam memperoleh

(34)

84

3.2.2 Desain Penelitian

Dalam melakukan penelitian sangat diperlukan perencanaan atau

desain penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan

sistematis. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:21), Desain penelitian adalah

rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai rancangan kegiatan

yang akan dilaksanakan.

Lebih lanjut Iqbal Hasan (2002:22-23) mengemukakan bahwa

terdapat tiga jenis desain dalam penelitian yaitu :

1. Desain eksplanatori. desain ini berusaha mencari ide-ide atau

hubungan-hubungan baru, sehingga dapat dikatakan bahwa desain ini bertitik tolak

apda variabel, bukan dari fakta.

2. Desain deskriptif. Desain ini bertujuan untuk menguraikan sifat atau

karakteristik dari suatu fenomena tertentu.

3. Desain kausalitas. Desain ini berguna untuk menganalisis hubungan antara

satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel dapat

mempengaruhi variabel lainnya.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa desain

penelitian yang digunakan adalah desin kausalitas karena sesuai dengan

tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh peran kepemimpinan dan

(35)

85

3.3 Operasionalisasi Variabel

Menurut Sugiyono (2010 : 58), “variabel penelitian pada dasarnya adalah

segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya”.

Operasionalisasi variabel dimaksudkan untuk memperjelas variabel-variabel

yang diteliti beserta pengukuran-pengukurannya. Adapun penjabaran

variabel-variabel tersebut kedalam operasionalisasi variabel-variabel dapat dilihat pada tabel 3.1

berikut ini :

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR UKURAN SKALA

NO

 Tingkat kekuatan pemimpin sebagai simbol keberadaan organisasi.

 Tingkat kemampuan dalam memberi motivasi dan  Juru Bicara (Spoker

man)

 Tingkat keberhasilan dalam mengawasi cara kerja karyawan

 Tingkat keberhasilan dalam menyebarkan informasi kepada pihak yang memerlukannya.

 Tingkat keberhasilan menjadi

(36)

86

 Tingkat kecakapan dalam merancang srategi dan menentukan kebijakan.

 Tingkat kemampuan dalam mengalokasi sumber daya.

 Tingkat ketepatan dalam mengambil peluang dan kesempatan.

 Tingkat kemampuan dalam bernegosiasi.

 Tingkat kesesuaian minat dan keahlian dengan pekerjaan saat ini.

 Tingkat peluangdalam

mengembangkan karier di dalam perusahaan.

 Tingkat kejelasan rencana karier jangka panjang dan jangka pendek.

 Tingkat kesesuaian perencanaan karier karyawan dengan

perencanaan sumber daya manusia oleh perusahaan.

 Tingkat kejelasan informasi pengembangan karier dalam perusahaan.

 Tingkat penghargaan perusahaan terhadap pengalaman kerja .

 Tingkat peluang pemberian pendidikan dan pelatihan dalam perusahaan.

 Tingkat keinginan untuk menunjukkan prestasi.

 Tingkat keinginan untuk memperoleh pengakuan oleh pemimpin maupun rekan kerja.

 Tingkat keinginan untuk memiliki tanggung jawab yang besar dalam melaksanakan tugas.

(37)

87

sesuatu. Winardi (2001:1)

 Tingkat pentingnya karakteristik (menarik atau tidak) suatu pekerjaan yang diemban.

 Tingkat terpenuhinya keamanan dan kenyamanan kondisi kerja.

 Tingkat kesesuaian dalam pemberian gaji.

 Tingkat ketepatan atas kebijakan organisasi.

 Tingkat kelancaran komunikasi dengan pemimpin maupun antarkaryawan.

 Tingkat kemampuan supervisor dalam member i pengarahan, memantau proses pelaksanaan pekerjaan, dan menilai hasil dari sistem kerja.

3.4 Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

sekunder. Data pimer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara dan

hasil kuesioner yang diberikan kepada pihak karyawan pada PT Bankbjb Tbk

Cabang Utama Bandung. Kemudian data sekunder, yang diperoleh secara

tidak langsung dari subjek yang berhubungan dengan penelitian. Sumber data

sekunder ini sifatnya membantu dan memberi informasi dalam bahan

penelitian. Dalam penelitian ini, sumber data sekunder di perolehdari literatur

seperti dokumen-dokumen yang berisi informasi dari perusahaan yang

bersangkutan dengan penelitian, karya ilmiah yang dipublikasikan serta

(38)

88

3.4.2 Sumber Data

Suharsimi Arikunto (2006 : 129) mengungkapkan bahwa “sumberdata

dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”. Peneliti

melakukan penelitian dengan menggunakan berbagai sumber dan

sumber-sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Telaah Pustaka

Teknik ini dilakukan baik secara library research maupun internet

research, untuk memperoleh data teoritis yang digunakan untuk

kepentingan penelitian, yaitu dengan cara mempelajari buku-buku,

literatur, jurnal,skripsi-skripsi di perpustakaan, internet dan bacaan lainnya

yang mempunyai hubungan dengan masalah yang diteliti sebagai

dukungan teori dari penelitian ini. Dari langkah ini peneliti memiliki

gambaran baik mengenai peran kepemimpinan, pengembangan karier dan

motivasi kerja.

2. Penelitian Lapangan

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data primer, yaitu dilakukan

dengan cara penelitian langsung ke PT Bank bjb Tbk Cabang Utama

Bandung dengan cara memberi kuesioner yaitu pengumpulan data yang

dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa daftar pernyataan dan

pernyataan kepada pihak-pihak terkait dari perusahaan yang berhubungan

(39)

89

3.4.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Wawancara, yaitu cara pengumpulan data dengan langsung mengadakan

tanya jawab kepada objek yang diteliti atau kepada perantara yang

mengetahuipersoalan dari objek yang sedang diteliti.

2. Penggunaan kuesioner (angket). Kuesioner yang digunakan oleh peneliti

dalam penelitian ini adalah berupa pernyataan dan pertanyaan yang

berhubungan dengan peran kepemimpinan dan pengembangan karier serta

tentang pengaruhnya terhadap motivasi kerja yang disebarkan kepada

karyawan PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung.

3. Observasi. Merupakan teknik yang menuntut adanya pengamatan dari

peneliti baik secara langsung ataupun tidak langsung. Observasi dapat

dijadikan data pendukung dalam menganalisis dan mengambil kesimpulan

untuk memperoleh gambaran mengenai peran kepemimpinan

pengembangan karier dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan pada

PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung.

3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 3.5.1 Populasi

MenurutSugiyono (2010:115), populasi didefinisikan sebagai“wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan

(40)

90

karyawan PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung yang berjumlah 87

orang.

3.5.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2010:116), sampel adalah “ Bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Penarikan sampel dilakukan

untuk memudahkan peneliti dalam meneliti masalah pada suatu perusahaan

melalui pemberian kuesioner. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh

karyawan PT Bank bjb Tbk Cabang Utama Bandung sebanyak 87 orang.

3.5.3 Teknik Penarikan Sampel

Teknik pengambilan Sampel atau yang sering disebut Teknik

Sampling adalah teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel untuk

menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Sugiyono

(2007:116)

Karena jumlah populasi kurang dari 100 orang maka teknik

pengambilan sampel pada penelitian ini adalah teknik sampling jenuh. Teknik

sampling jenuh menurut Sugiyono (2010:122) adalah teknik penentuan

sampel atau istilah lainnya adalah sensus bila semua anggota populasi

digunakan sebagai sampel. Dengan demikian jumlah responden dalam

penelitian ini sebanyak 87 orang.

3.6 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis 3.6.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan

(41)

91

validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang berarti memiliki

validitas yang rendah (Arikunto, 2002:144-145).

Uji validitas yang dilakukan bertujuan untuk menguji sejauhmana

item kuesioner yang digunakan valid dan mana yang tidak. Hal ini dilakukan

dengan mencari korelasi setiap item pertanyaan dengan skor total pertanyaan

untuk hasil jawaban responden yang mempunyai skala pengukuran ordinal

minimal serta pilihan jawaban lebih dari dua pilihan, perhitungan korelasi

antara pertanyaan kesatu dengan skor total digunakan alat uji korelasi

Pearson (product moment coefisient of correlation) dengan rumus:

   

r = koefisien validitas item yang dicari

X = skor yang diperoleh subjek dari seluruh item Y = skor total

∑X = jumlah skor dalam distribusi X

∑Y = jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2

= jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

∑Y2

= jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y n = banyaknya responden

Keputusan pengujian validitas instrumen menggunakan taraf signifikansi:

 bila rhitung > rtabel maka instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan

dalam pengujian hipotesis penelitian.

 bila rhitung ≤ rtabel maka instrumen dinyatakan tidak valid dan tidak dapat

diikutsertakan dalam pengujian hipotesis.

(42)

92

item pertanyaan sebanyak 61 item dan terhadap 30 responden dengan tingkat

signifikansi 5% dengan derajat kebebasan DF=N-2. Nilai DF dalam

perhitungan ini adalah jumlah sampel (30)-2 = 28 sehingga didapat r tabel

sebesar 0,374. Uji validitas untuk variabel peran kepemimpinan,

pengembangan karier dan motivasi kerja dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2

Hasil Pengujian ValiditasPenelitian Variabel X1 (Peran Kepemimpinan)

No Item r hitung r table Keterangan

1 0,490 0,374 Valid

2 0,529 0,374 Valid

3 0,884 0,374 Valid

4 0,861 0,374 Valid

5 0,718 0,374 Valid

6 0,837 0,374 Valid

7 0,752 0,374 Valid

8 0,851 0,374 Valid

9 0,803 0,374 Valid

10 0,672 0,374 Valid

11 0,728 0,374 Valid

12 0,713 0,374 Valid

13 0,773 0,374 Valid

14 0,846 0,374 Valid

15 0,827 0,374 Valid

16 0,856 0,374 Valid

17 0,902 0,374 Valid

18 0,801 0,374 Valid

19 0,780 0,374 Valid

(43)

93

Sumber : Hasil pengolahan data, 2014 dengan SPSS 20,0 for Window

Berdasarkan tabel 3.2 diatas, maka dapat disimpulkan seluruh

kuesioner Peran Kepemimpinan (X1) dinyatakan valid, karena setiap item

pertanyaan memiliki r hitung lebih besar dari r tabel. Sehingga item

pertanyaan tersebut dapat dijadikan sebagai alat ukur untuk variabel yang

diteliti.

Tabel 3.3

Hasil Pengujian validitas Penelitian Variabel X2 (Pengembangan Karier) No Item r hitung r table Keterangan

1 0,469 0,374 Valid

2 0,473 0,374 Valid

3 0,773 0,374 Valid

4 0,560 0,374 Valid

5 0,727 0,374 Valid

6 0,424 0,374 Valid

7 0,530 0,374 Valid

8 0,680 0,374 Valid

9 0,545 0,374 Valid

10 0,530 0,374 Valid

11 0,670 0,374 Valid

12 0,775 0,374 Valid

13 0,602 0,374 Valid

14 0,747 0,374 Valid

15 0,722 0,374 Valid

16 0,462 0,374 Valid

17 0,617 0,374 Valid

(44)

94

20 0,745 0,374 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014 dengan SPSS 20.0 for Window

Berdasarkan Tabel 3.3 di atas, maka dapat disimpulkan seluruh

kuesioner Pengembangan Karier (X2) dinyatakan valid, karena setiap item

pertanyaan memiliki r hitung lebih besar dari r tabel. Sehingga item

pertanyaan tersebut dapat dijadikan alat ukur untuk variabel yang diteliti.

Tabel 3.4

Hasil Pengujian Validitas Penelitian Variabel Y (Motivasi Kerja) No Item r hitung r table Keterangan

1 0,618 0,374 Valid

2 0,671 0,374 Valid

3 0,628 0,374 Valid

4 0,668 0,374 Valid

5 0,681 0,374 Valid

6 0,582 0,374 Valid

7 0,627 0,374 Valid

8 0,660 0,374 Valid

9 0,599 0,374 Valid

10 0,385 0,374 Valid

11 0,448 0,374 Valid

12 0,633 0,374 Valid

13 0,507 0,374 Valid

14 0,660 0,374 Valid

15 0,686 0,374 Valid

16 0,622 0,374 Valid

17 0,617 0,374 Valid

18 0,545 0,374 Valid

(45)

95

20 0,495 0,374 Valid

21 0,536 0,374 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014 dengan SPSS 20.0 for Window

Berdasarkan Tabel 3.4 di atas, maka dapat disimpulkan seluruh

kuesioner Motivasi Kerja (Y) dinyatakan valid, karena setiap item pertanyaan

memiliki r hitung lebih besar dari r tabel. Sehingga item pertanyaan tersebut

dapat dijadikan alat ukur untuk variabel yang diteliti.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Langkah selanjutnya yaitu uji reliabilitas. Suharsimi Arikunto

(2002:154) mengemukakan bahwa reliabilitas menunjukan suatu pengertian

bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk menguji tingkat

reliabilitas dapat digunakan rumus Cronbach’s Alpha, sebagai berikut:

(Suharsimi Arikunto, 2002:109)

Keterangan :

r = koefisien reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

= total varians butir

σt2 = varians total

Sedangkan rumus variansnya adalah sebagai berikut:

(46)

96

n = jumlah responden

Keputusan pengujian reliabilitas instrumen :

Cα < 0,60 : instrumen penelitian tidak reliabel Cα > 0,60 : instrumen penelitian reliabel

Keterangan : 0,60 merupakan standar minimal reliabilitas instrumen

penelitian yang dikemukakan oleh (Nunnaly, 1989) dalam buku Imam

Ghozali (2004:133).

Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 20.0 for

windows. Berdasarkan jumlah kuesioner yang disebar kepada 30 responden

dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan Df=N-2 yaitu (30-2 =

28) didapat r tabel yaitu sebesar 0,374. Adapun hasil pengujian reabilitas

peran kepemimpinan, pengembangan karier dan motivasi kerja sebagai

berikut:

Tabel 3.5

Hasil Pengujian Reliabilitas Penelitian Variabel Peran Kepemimpinan (X1), Pengembangan Karier (X2) dan Motivasi (Y)

Variabel Alpha

Cronbach

r table Keterangan

Peran

Kepemimpinan

0,766 0,374 Reliabel

Pengembangan

Karier

0,754 0,374 Reliabel

Motivasi Kerja 0,752 0,374 Reliabel

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014 dengan SPSS 20.0 for Window

Hasil pengujian pada tabel 3.5 menunjukan bahwa hasil pengujian

reliabilitas instrument penelitian X1, X2 dan Y dinyatakan reliabel hal ini

(47)

97

Dari hasil keseluruhan pengujian instrumen yang telah dilakukan

maka dapat disimpulkan bahwa instrumen dinyatakan valid dan reliabel

sehingga penelitian ini dapat dilanjutkan karena tidak ada sesuatu yang

menjadi kendala terjadinya kegagalan penelitian dikarenakan oleh instrumen

yang belum teruji kevalidan dan kereliabilitasannya.

3.6.3 Teknik Analisis Data

Setelah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner

terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah dan menafsirkan data

sehingga dari hasil tersebut dapat dilihat apakah terdapat pengaruh antara

variabel peran kepemimpinan (X1), pengembangan karier (X2) dan variabel

motivasi kerja (Y). Menurut Sugiyono (2010:206), langkah-langkah

pengolahan data antara lain :

1. Pemeriksaan Data (editing), tahap sebelum dilakukan pengolahan data,

data tersebut perlu diperiksa terlebih dahulu dalam hal ini kelengkapan

jawaban untuk menentukan layak tidaknya lembar jawaban tersebut

untuk diproses lebih lanjut.

2. Pembuatan kode (coding), tahap pemberian coding terhadap data yang

sudah diedit sebagai usaha untuk menyederhanakan data yaitu dengan

memberi tanda di masing-masing kategori jawaban dari seluruh

responden dengan menggunakan sistem Skala Likert. Menurut Sugiyono

(2011:93) bahwa: “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

(48)

98

mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Adapun

lima tingkatan jawaban yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.6

Instrumen Skala Likert

No Pernyataan Skor

1. Sangat tinggi/Sangat banyak/Sangat baik/Sangat besar/Sangat kuat/Sangat sesuai/Selalu

5

2. Tinggi/Banyak/Baik/Besar/Kuat/Sesuai/Sering 4

3. Sedang/Kadang 3

4. Rendah/Sedikit/Buruk/Kecil/Lemah/Tidak sesuai/Jarang 2

5. Sangat rendah/Sangat sedikit/Sangat buruk/Sangat kecil/Sangat lemah/Sangat tidak sesuai/Tidak pernah

1

Sumber : Sugiyono (2011:93)

3. Tabulasi adalah tahap tabulasi hasil scoring, yang dituangkan ke dalam

tabel rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item setiap variabel.

4. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini akan diarahkan untuk menjawab

permasalahan sebagaimana diungkapkan pada rumusan masalah. Untuk

itu penulis menggunakan dua macam analisis, yaitu :

A. Analisis deskriptif, analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan

skor variabel X dan variabel Y serta kedudukannya, dengan prosedur

sebagai berikut :

a. Menentukan jumlah skor kriterium (SK) dengan rumus :

SK = ST x JB x JR

Dimana :

(49)

99

ST = skor tertinggi JB = jumlah bulir JR = jumlah responden

b. Membandingkan jumlah skor hasil kuesioner dengan jumlah skor

kriterium, untuk mencari jumlah skor hasil kuesioner dengan

rumus :

x

i =

x

1+

x

2+

x

3 + …. +

x

n

Dimana :

x

i = jumlah skor hasil kuesioner variabel X

x

1-

x

n = jumlah skor kuesioner masing-masing reponden

c. Membuat daerah kategori kontinum menjadi tiga tingkatan.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

 Menentukan kontinum tertinggi dan terendah. Tinggi : SK = ST x JB x JR

Rendah : SK = SR x JB x JR

Dimana :

ST = skor tertinggi

SR = skor terendah

JB = jumlah bulir

JR = jumlah responden

 Menentukan selisih skor kontinum dari setiap tingkatan rumus :

d. Membuat garis kontinum dan menentukan daerah letak skor hasil

penelitian. Menentukan persentase letak skor hasil penelitian skor kontinum tinggi skor kontinum rendah

R =

(50)

100

Gambar 3.1

Garis Kontinum Penelitian

e. Membandingkan skor total tiap variabel dengan parameter di atas

untuk memperoleh gambaran variabel Peran Kepemimpinan (X1),

Pengembangan Karier (X2) dan variabel Motivasi Kerja (Y).

B. Analisis verifikatif, analisis ini digunakan untuk menjawab

permasalahan tentang pengaruh variabel X terhadap variabel Y

dengan prosedur sebagai berikut :

a. Mengubah data ordinal ke interval (MSI)

Mengingat skala pengukuran dalam menjaring data penelitian

ini seluruhnya diukur dalam skala ordinal, yaitu skala yang

berjenjang dimana sesuatu ”lebih” atau ”kurang” dari yang lain.

Maka skala ordinal tersebut harus dirubah kedalam bentuk skala

interval, karena merupakan syarat pengolahan data dengan

penerapan statistic parametric dengan menggunakan Methode

Successive Interval (MSI).

b. Pengujian persyaratan analisis data

(51)

101

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan

adalah dengan menggunakan uji persyaratan regresi. Adapun

syaratnya adalah uji normalitas data.

c. Analisis Korelasi

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah

menghitungnya dengan menggunakan analisis koefisien korelasi

yang bertujuan mencari hubungan antara variabel yang diteliti.

Penggunaan Korelasi Product moment digunakan untuk menguji

hubungan antara variable X1 dan Y, serta Variabel X2 dan Y.

Sementara Pengunaan koefisien korelasi ganda digunakan untuk

menguji hubungan kedua variabel bebasX1 dan X2 terhadap Y.

Teknik korelasi product moment digunakan untuk mencari

hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila

data kedua variabel berbentuk interval atau rasio. Rumus koefisien

korelasi Product Moment :

)

Koefisien korelasi Ganda merupakan hubungan secara

bersama-sama antara X1 dan X2 . Pada penelitian ini korelasi ganda

yang dimaksud merupakan hubungan antara variabel peran

kepemimpinan dan pengembangan karier terhadap motivasi kerja

(52)

102

= Korelasi antara variabel , secara dengan variabel Y

= Korelasi antara dengan Y

= Korelasi antara dengan Y

= Korelasi antara dengan

Menurut Sugiono (2007:183) kuat lemahnya koefisien tersebut

dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.7

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Besar koefisien Klasifikasi

0,000 – 0,199 Sangat lemah

d. Analisis Analisis Regresi Berganda

Menurut Sugiyono (2007:210), analisi regresi ganda digunakan

oleh peneliti bila peneliti bermaksud meramalkan keadaan (naik

turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independent

sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya).

Rumus regresiberganda dua variabel ditunjukan dengan rumus

(53)

103

Y = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan

= Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

= Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka

peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan

pada variabel independen.

=Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai

tertentu.

e. Koefisien Determinasi (kd)

Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel

Y adalah menggunakan teknik analisis koefisien determinasi (kd),

dimana penggunaan koefisien determinasi dinyatakan dalam

presentase dengan rumus sebagi berikut:

dengan asumsi 0 < r2< 1 (Sugiyono,

2011:249)

Jika r2 diperoleh dari hasil perhitungan semakin besar atau

mendekati 1 maka dapat dikatakan bahwa peranan dari variabel X

terhadap variabel Y akan semakin besar, ini berarti model yang

digunakan semakin kuat untuk menerangkan variabel Y-nya.

Sebaliknya jika r2 semakin kecil atau mendekati 0 maka dapat

dikatakan peranan variabel X terhadap variabel Y semakin kecil. Hal

(54)

104

variasi variabel tidak bebasnya. Secara umum dapat dikatakan bahwa

koefisien determinasi r2 berada diantara 0 dan 1.

3.6.4 Uji Hipotesis

Langkah terakhir dari rancangan analisis data adalah menguji

hipotesis yang dilakukan dengan Uji t untuk menganalisis dugaan pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial dan Uji F untuk

menganalisis dugaan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara

simultan.

1. Uji t

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antar variabel

independen dengan variabel dependen secara terpisah atau parsial yaitu

pengaruh antar variabel independen (peran kepemimpinan, pengembangan

karier) terhadap variabel dependen (motivasi kerja karyawan).

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus yang

dikemukakan oleh Sugiyono (2007:215) Adapun perhitungannya adalah

sebagai berikut:

Keterangan:

t = Distribusi student dengan derajat kebebasan (dk) = n – k

R2 = Koefisien korelasi

N = Banyaknya sample

Gambar

Tabel 1.1  Bank Pembangunan Daerah (BPD) di wilayah pulau Jawa.
Tabel 1.2  Rekapitulasi Ketidakhadiran Karyawan PT Bank bjb Tbk Cabang Utama
Gambar 1. 1  Grafik Rekapitulasi Ketidakhadiran Karyawan PT Bank bjb Tbk Cabang
Gambar 1. 2  Grafik Rekapitulasi Keterlambatan Karyawan PT Bank bjb Tbk Cabang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penulis menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Pemanfaata n Teknik RAPD dalam Deteksi Keragaman Genetik Padi ( Oryza sativa L.) varietas Bahbutong Tahan Cekaman

Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti bermaksud untuk meneliti tentang perbandingan penggunaan raket ukuran standar dengan raket mini (raket yang dipendekan)

Nilai 1 : Apabila gerakan memukul shuttlecock dilakukan dengan kurang baik, arah shuttlecock tidak melambung atau kebawah, atau tidak masuk ke bagian

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemanfaatan tepung ampas kelapa difermentasi Aspergillus niger dan Ragi Tape memberikan pengaruh yang nyata terhadap kualitas daging kelinci

Dari kajian literatur yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya diketahui bahwa pentingnya penelitian ini adalah kita bisa melihat tingkat

34 of 2016 on New Tari s for Income Tax on Transfers of and Conditional Sale and Purchase Agreements for Land and/or Buildings, the Regional Government of DKI Jakarta Province has

Hasil penelitian menunjukkan kontribusi pendapatan dari kopi di kabupaten Bener Meriah sebesar 49,06 % dan kabupaten Aceh Tengah sebesar 53,31 % terhadap total pendapatan

Menanggapi masalah tersebut, penulis akan mencoba membuat Aplikasi Penjadwalan Latihan dan Pertandingan dengan menggunakan visual basic, sehingga dapat diharapkan efektifitas