• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TANYA JAWAB PADA TEMA HIDUP RUKUN DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS II SD NEGERI 175/IX TRI JAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TANYA JAWAB PADA TEMA HIDUP RUKUN DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS II SD NEGERI 175/IX TRI JAYA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TANYA JAWAB PADA TEMA

HIDUP RUKUN DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS II SD NEGERI 175/IX TRI JAYA

Oleh Nuriyah, S.Pd

(Guru SDN 175/IX Tri Jaya)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan informasi dan membahas tentang Penerapan Metode Pembelajaran Tanya Jawab Pada Tema Hidup Rukun Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II SD Negeri 175/IX Tri Jaya.

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan kelas (PTK).

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 175/IX Tri Jaya. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2020/2021 yang dimulai pada bulan agustus 2020. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II yang berjumlah 21 orang. Prosedur penelitian terdiri dari dua siklus dengan empat tahap peneletian mulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan observasi, tes, wawancara, dokumentasi dan catatan lapangan. Data dianalisis dengan menggunakan rumus persentase.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Metode Pembelajaran Tanya Jawab Pada Tema Hidup Rukun dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II SD Negeri 175/IX Tri Jaya yang ditandai oleh meningkatnya dari pra siklus (33%), siklus I (57%), siklus II (90%).

Kata Kunci : Hasil Belajar, Metode Pembelajaran Tanya Jawab

PENDAHULUAN

Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang - undang (UUD 1945 Pasal 31 Ayat 3). Menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Menurut UU No 20 tahun 2003, tujuan pendidikan di Indonesia adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

(2)

2 bertakwa kepada tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab kepada bangsa dan negara. Pemerintah berusaha meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dengan jalan menyempurnakan kurikulum yang berlaku di Indonesia, mencanangkan wajib belajar bagi anak usia 6 sampai 12 tahun dan juga berusaha mengadakan SD pamong, SD kecil, SMP jarak jauh dan UT Sementara adalah usaha yang dilakukan pemerintah yang tujuannya adalah agar warga negara Indonesia itu berilmu dan memiliki kecakapan, sehingga peserta itu lebih kreatif dan lebih mandiri dan juga bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukannnya.

Dalam rangka pencapaian pembelajaran secara optimal pada waktu proses belajar mengajar di dalam kelas serta untuk pencapaian tujuan pendidikan, guru dituntut harus memiliki kemampuan dan keterampilan dalam rangka mengelola kemampuan pengajaran. Proses belajar mengajar tidak hanya ditandai oleh keaktifan guru saja, namun disini dituntut juga siswa harus mampu aktif dan berhasil dalam pembelajaran yang ditandai dengan ketuntasan hasil belajar siswa.

Berdasarkan pengamatan dan observasi awal yang dilakukan di SD Negeri 175/IX Tri Jaya di kelas II ditemukan bahwa dalam pembelajaran banyak siswa yang tidak mendengarkan apa yang dijelaskan guru didepan kelas, sehingga banyak siswa yang tidak bisa mengulang kembali apa yang telah dijelaskan, misalnya guru meminta siswa untuk bercerita dan lain sebagainya. Dari hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa diakhir pembelajaran.

Masalah ini dilatar belakangi oleh guru dalam menyampaikan pembelajaran, guru sering menggunakan model pembelajaran yang konvensional/metode lama seperti ceramah dan tanya jawab terutama dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang membuat siswa banyak bosan dan lalai.

Akibatnya dari cara pengajaran yang telah dilakukan berdampak negatif dari hasil belajar siswa.

Dalam proses pembelajaran banyak sekali kendala yang ditemui, misalnya ada siswa yang meribut, mengantuk, berbicara dengan temannya, serta ada juga yang iseng mengganggu temannya dalam pembelajaran. Pokoknya ada saja yang mereka lakukan saat proses pembelajaran berlangsung. Seakan akan pembelajaran yang disajiakan oleh guru tidak membuat mereka tertarik, bahkan mereka juga terlihat sangat bosan dalam mengikuti pembelajaran.

Berdasarkan temuan dan hasil observasi diatas maka berdampak langsung pada hasil belajar siswa. Nilai yang diperoleh tidak sesuai dengan apa yang diinginkan yaitu berdasarkan KKM (70). Ini dibuktikan dari hasil nilai UH yang dilakukan banyak siswa yang tidak tuntas, hanya sebagian dari siswa yang tuntas dalam belajar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat hasil belajar siswa kelas II pada tabel dibawah ini:

(3)

3 Tabel 1.1 Hasil Belajar Siswa Kelas II

Hasil Belajar Nilai Persentase

KKM 70

Siswa yang tuntas 7 33%

Siswa yang belum tuntas 14 67%

Berdasarkan tabel hasil belajar siswa diatas dapat dijelaskan bahwasannya hasil belajar siswa sangat rendah. Hal ini dapat dilihat dari 21 orang jumlah siswa kelas II SD Negeri 175/IX Tri Jaya hanya 7 orang (33%) yang berhasil mencapai KKM yang ditetapkan. Selebihnya 14 orang lagi (67%) belum mencapai ketuntasan. Sehingga perlu dilakukan penanganan khusus untuk memperbaiki hasil belajar siswa.

Berdasarkan masalah diatas, maka peneliti mencoba untuk melakukan perubahan dengan menggunakan metode pembelajaran baru yaitu metode tanya jawab. Menurut Nana Sudjana (20010) Metode tanya jawab merupakan metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saatyang sama terjadi dialog guru dan siswa, guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab, dalam komunikasi ini terlihat adanyahubungan timbal balik secara lansung antara guru dan siswa.

Berdasarkan latar belakang masalah Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dan membahas tentang Penerapan Metode Pembelajaran Tanya Jawab Pada Tema Hidup Rukun Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II SD Negeri 175/IX Tri Jaya.

KAJIAN TEORI

Menurut Slameto (2010:2) belajar ialah proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan timgkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Sardiman (2001:21) belajar adalah rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsure cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Belajar juga dapat dipandang sebagai sebuah proses elaborasi dalam upaya pencarian makna yang dilakukan oleh individu. Proses belajar pada dasarnya di lakukan untuk meningkatkan kemampuan atau kompetensi personal.

Belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hal hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan (Hamalik, 2012:12). Sedangkan Menurut Dalyono (2005:49) Belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan

(4)

4 perubahan didalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaaan, ilmu pengertahuan dan keterampilan.

Menurut Kimbel (1964) dikutip dari Supriyadi (2012:27) belajar adalah perubahan tingkah laku yang disadari dan timbul akibat praktik, pengalaman, latihan, bukan secara kebetulan.Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses/ suatu kegiatan dalam upaya pencarian makna yang dilakukan oleh individu.

Mulyasa (2009:212) hasil belajar adalah prestasi belajar peserta didik secara keseluruhan yang menjadi indicator kompetensi dasar dan derajat perubahan prilaku yang bersangkutan. hasil belajar berasal dari dua kata yaitu:

hasil dan belajar. Hasil (product) menunjukan pada suatu perolehan akibat dilakukanya suatu aktivitas atau proses yang berubahanya input secara fungsional.

Belajar dilakukan untuk mengusahakann adanya perubahan prilaku pada individu yang belajar.

Oemar malik (2004:31) mengemukankan hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian, sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan.

Winkel (1999) dalam purwanto (2011:45) hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. menurut dimyati dan mujiono (1999:250) hasil belajar adalah hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu siswa dan guru. Siswa, hasil belajar adalah tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan ada saat sebelum belajar.

Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Guru, hasil belajar adalah saat terselesaikannya bahan pelajaran.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpukan bahwa hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap- sikap, apresiasi dan keterampilan kompetensi yang diperoleh siswa setelah dilakukan kegiatan belajar dan digunakan sebagai alat untuk melihat perkembangan pencapaian kompetensi dari masing-masing setiap individu siswa.

Menurut Iskandarwassid (2009:56) “metode adalah cara kerja yang bersistem untuk mempermudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan”. Sedangkan menurut Sanjaya (2006:147) “Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yangsudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal”.

Berdasarkan dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara yang digunakan seseorang untuk mencapai sesuatu yang menjadi tujuan.

Menurut Nasution (2003:6) mengatakan bahwa “Metode pembelajaran adalah salah satu cara untuk membelajarkan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan”. Selanjutnya Fathurrahman (2013:15) “Metode pembelajaran adalah suatu cara yang disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran”.

(5)

5 Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara atau teknik penyajian pembelajaran yang dikuasai oleh seseorang guru untuk membelajarkan siswa agar mengoptimalkan pencapaian.

Menurut Ramayulis Metode tanya jawab adalah: suatu cara mengajar dimana seorang guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta didik tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan atau bahan bacaan yang mereka baca sambil memperhatikan proses berfikir diantara peserta didik.

Dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh seorang guru tidaklah lepas dari guru memberikan pertanyaan dan murid memberikan jawaban yang diajukan, pada kenyataannya dilapangan banyak para guru yang tidak menguasai metode dalam memberikan pertanyaan kepada siswa sehingga pertanyaan hanya bersifat knouledge saja artinya kebanyakan hanya mengandalkan ingatan.

Menurut Nana Sudjana (20010) Metode tanya jawab merupakan metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saatyang sama terjadi dialog guru dan siswa, guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab, dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara lansung antara guru dan siswa.

Menurut Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir (2010) Metode tanya jawab dapat berfungsi dengan baik jika pada tahap awalnya terdapat rumusan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, pertanyaan yang diajukan tersebut dapat mendorong siswa untuk aktif, sehingga terjadi kerjasama antara siswa. Pada metode ini dapat dilakukan secara adil dalam membagi giliran bertanya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan kelas (PTK).

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 175/IX Tri Jaya. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2020/2021 yang dimulai pada bulan agustus 2020. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II yang berjumlah 21 orang. Prosedur penelitian terdiri dari dua siklus dengan empat tahap peneletian mulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan observasi, tes, wawancara, dokumentasi dan catatan lapangan. Data dianalisis dengan menggunakan rumus persentase.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Pra Siklus

Pra siklus merupakan kondisi awal peserta didik sebelum peneliti melakukan kegiatan penelitian di dalam kelas, dengan menggunakan pola pembelajaran konvensional/ceramah. Selanjutnya, berdasarkan hasil data pra siklus yang diperoleh, peneliti bersama guru lain melakukan evaluasi mengenai metode/model pembelajaran yang dianggap tepat, sebagai bentuk tindakan perbaikan dari proses pembelajaran.

(6)

6 Kegiatan pengambilan data pra siklus dilakukan di kelas II dengan jumlah peserta didik 21 orang. Hasil proses pembelajaran terlihat monoton dan berpusat pada guru, tingkat partisipasi peserta didik dalam belajar rendah, kurang termotivasi dalam belajar, banyak peserta didik yang tidak memperhatikan ketika guru menerangkan pelajaran di depan kelas, dan mengobrol bersama temannya, mengantung dan ada juga yang mengganggu temannya yang lain saat pembelajaran berlangsung serta kurang paham nya siswa saat melakukan tugas yang diberikan oleh guru, sehingga saat mempresentasikan tugas siswa banyak yang tidak siap atau belum tuntas.

Dampaknya hasil belajar peserta didik juga rendah, ini dibuktikan dari lembar kerja siswa saat belajar, banyak diantara mereka yang tidak tuntas saat mengikuti ulangan harian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1: Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus Hasil Belajar Nilai/jumlah Persentase

Jumlah Siswa Yang Tuntas 7 Orang 33%

Jumlah Siswa Yang Belum Tuntas 14 Orang 67%

Jumlah Nilai 1290

Rata-rata 61,43

KKM 70

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebelum menerapkan metode pembelajaran tanya jawab di peroleh rata – rata hasil belajar peserta didik yaitu 61,43 dengan jumlah siswa yang tuntas sebesar 33% (7 orang siswa) dan selebihnya 67% belum tuntas (14 orang siswa). Dengan demikian, berdasarkan tabel hasil belajar peserta didik diatas serta penjelasannya dapat disimpulkan bahwa masih banyak siswa yang belum tuntas dalam belajar.

Sehingga, masih terdapat 14 dari 21 peserta didik yang belum tuntas belajar atau sebesar 67%. Hasil tersebut lebih kecil dari presentase ketuntasan klasikal dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia yang dikehendaki sebesar 80% siswa yang tuntas dalam belajar dengan KKM sebesar 70. Berdasarkan tabel lembar hasil belajar siswa dan penjelasan pra siklus diatas dapat dilihat lebih jelas pada diagram dibawah ini:

(7)

7 Diagram 4.1 Ketuntasan Nilai Pra Siklus

Berdasarkan kenyataan di atas, peneliti dibantu oleh teman sejawat melakukan kajian yang akan dipergunakan sebagai dasar pertimbangan memilih strategi/model pembelajaran yang tepat, dalam upaya melakukan tindakan perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia. Setelah mempertimbangkan berbagai alasan tersebut, peneliti memilih metode pembelajaran tanya jawab. Metode ini dipergunakan dalam PTK yang akan dilaksanakan pada saat berlangsungnya proses pembelajaran di Kelas II SD Negeri 175/IX Tri Jaya, yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Hasil Penelitian 1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, LKS, soal tes formatif, dan alat-alat pengajaran yang mendukung lainnya.

b. Tahap Pelaksanaan

Pertemuan Pertama Siklus I

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada hari selasa tanggal 25 Agustus 2020 di Kelas II jumlah siswa 21 orang dengan sub tema pembelajaran hidup rukun dirumah. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pertemuan pertama ini diawali dengan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

Pendahuluan Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar, dan doa bersama. (Religius). Siswa mengamati gambar yang terdapat pada Buku Siswa.

33%

67%

PRA SIKLUS

TUNTAS TIDAK TUNTAS

(8)

8 Guru memancing motivasi siswa dengan bertanya jawab dengan siswa.

Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat di bawah gambar utama dapat digunakan sebagai bahan untuk bertanya jawab dengan siswa. Pertanyaan besarnya adalah,

“Bagaimana agar kerukunan dapat terjaga di rumah, tempat bermain, sekolah, dan masyarakat? Guru merespons setiap jawaban siswa sehingga terjadi suasana diskusi yang hidup. Pertanyaaan besar tersebut akan dijawab dengan kegiatan pembelajaran menggunakan Tema Hidup Rukun. (Nasionalis). Guru menyampaikan subtema yang akan digunakan untuk pembelajaran, yaitu Hidup Rukun di Rumah. Yang perlu diketahui bahwa kegiatan pembelajaran bertujuan untuk mencapai kompetensi dasar yang sudah dipetakan dalam subtema.

Kegiatan Inti Siswa mengamati gambar yang ada pada Buku Siswa.

Kemudian, guru bertanya jawab dengan siswa mengenai kerukunan di rumah. ( Communication ). Siswa menuliskan jawaban pertanyaan yang ada di Buku Siswa pada selembar kertas. Hal itu untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami arti pentingnya hidup rukun di rumah dan membuat siswa terbiasa dan berani mengemukakan pendapatnya. (Mandiri). Kertas jawaban itu dikumpulkan, kemudian secara bergantian, siswa membaca jawaban temannya. Siswa dan guru menanggapi jawaban tersebut. ( Collaboration ). Setelah selesai menjawab pertanyaan yang ada di Buku Siswa, guru mengajak siswa untuk memulai langkah- langkah Pembelajaran 1. Siswa menyimak teks cerita pada Buku Siswa yang dibacakan guru. ( Literasi ). Siswa memperhatikan ungkapan yang ada pada teks bacaan. Ketika guru membaca teks, hendaknya guru memberi penekanan pada kalimat yang menggunakan ungkapan. Contoh ungkapan pada teks tersebut adalah buah tangan dan buah hati. Siswa menyebutkan ungkapan yang terdapat pada teks cerita. (Mandiri). Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai arti ungkapan yang terdapat pada teks. ( Communication ). Siswa menyebutkan ungkapan dan arti ungkapan yang terdapat pada teks cerita. (Mandiri). Siswa membaca kalimat yang terdapat pada teks percakapan. Siswa menyebutkan ungkapan yang terdapat pada kalimat tersebut. Siswa bersama dengan teman di sebelahnya melanjutkan percakapan yang terdapat pada buku. Siswa diberi keleluasaan untuk menyusun kalimat berdasarkan teks cerita yang sudah dibacanya. ( Collaboration ). Siswa memperagakan percakapan yang sudah dibuatnya, bergantian dengan teman sebangkunya. Guru dapat mengamati kemampuan siswa dalam menyebutkan ungkapan. (Rubrik Penilaian 1 untuk KD Bahasa Indonesia 3.1 dan 4.1). Selain pemahaman mengenai ungkapan, guru juga dapat mengamati sikap percaya diri siswa dalam melakukan percakapan dengan temannya. ( Critical Thinking and Problem Solving ). Kemudian siswa mengamati gambar kelompok 10 kubus dan kelompok 100 kubus. Siswa mengamati kelompok 1 ratusan kubus, tiga puluhan kubus, 8 delapan kubus. (Mandiri). Siswa mendengarkan penjelasan guru cara membaca banyak kubus sesuai dengan gambar yang terdapat pada Buku Siswa. ( Communication ). Siswa berlatih menyatakan bilangan cacah menggunakan gambar alat peraga kubus. Alat peraga yang lain, misalnya kancing baju atau stik es krim dapat digunakan untuk lebih memahamkan siswa mengenai bilangan tiga

(9)

9 angka. ( Creativity and Innovation ). Siswa membaca bilangan cacah sampai 999.

Guru mengamati kemampuan siswa dalam membaca bilangan cacah sampai 999 (Rubrik Penilaian 2). Sikap yang diamati adalah teliti. Siswa menyimak guru menyanyikan lagu Peramah dan Sopan. Siswa diminta ikut merasakan kapan nada lagu dinyanyikan panjang dan kapan dinyanyikan pendek. (Integritas). Siswa bersama-sama menyanyikan lagu Peramah dan Sopan bersama sama dengan guru.

Siswa merasakan panjang dan pendeknya nada. Siswa berlatih menandai bagian- bagian lagu yang dinyanyikan panjang dan yang dinyanyikan pendek. Siswa dibimbing guru untuk memahami panjang pendek bunyi. Notasi lagu Peramah dan Sopan untuk menjelaskan panjang pendek bunyi. Siswa mengamati guru ketika memberikan contoh menyanyikan bagian panjang pendek lagu yang disesuaikan dengan notasinya. (Mandiri). Guru mengamati kemampuan siswa dalam menyuarakan panjang pendek bunyi (Rubrik Penilaian 3, SBdP KD 3.2 dan KD 4.2). Sikap yang diamati adalah percaya diri.

Penutup Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil belajar selama sehari (Integritas). Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian materi). Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti. Melakukan penilaian hasil belajar. Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran) (Religius).

Pertemuan Kedua Siklus I

Pertemuan kedua dalam siklus I ini dilaksanakan pada hari jumat tanggal 28 Agustus 2020 dengan materi hidup rukun dirumah. Jumlah siswa hadir semuanya 31 orang. Pertemuan kedua ini kembali diawali dengan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

Pendahuluan Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing. (Religius). Guru membuka pembelajaran dengan mengemukakan tema yang akan digunakan pada pembelajaran. Tema yang digunakan adalah Hidup Rukun. (Nasionalis). Siswa mengamati gambar yang terdapat pada Buku Siswa. Guru memancing motivasi siswa dengan bertanya jawab dengan siswa. (Nasionalis). Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat di bawah gambar utama dapat digunakan sebagai bahan untuk bertanya jawab dengan siswa. Pertanyaan besarnya adalah, “Bagaimana agar kerukunan dapat terjaga di rumah, tempat bermain, sekolah, dan masyarakat? Guru merespons setiap jawaban siswa sehingga terjadi suasana diskusi yang hidup.

Pertanyaaan besar tersebut akan dijawab dengan kegiatan pembelajaran menggunakan Tema Hidup Rukun. Guru menyampaikan subtema yang akan digunakan untuk pembelajaran, yaitu Hidup Rukun di Rumah. Yang perlu diketahui bahwa kegiatan pembelajaran bertujuan untuk mencapai kompetensi dasar yang sudah dipetakan dalam subtema..

Kegiatan Inti Siswa mengamati gambar perisai burung Garuda yang terdapat simbolsimbol pada Pancasila. (Integritas). Siswa dibimbing guru untuk

(10)

10 memahami simbol-simbol Pancasila. Siswa mengamati simbol sila pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima. Siswa bersama-sama membaca teks Pancasila seperti terdapat pada Buku Siswa. Siswa memasangkan simbol dengan bunyi sila- sila pada Pancasila. (Mandiri). Siswa menunjuk gambar simbol sila-sila pada Pancasila, kemudian menuliskan bunyi sila yang sesuai. Guru mengamati kemampuan siswa dalam memasangkan simbol dengan sila-sila pada Pancasila (Rubrik Penilaian 1, PPKn KD 3.1 dan KD 4.1). Sikap yang dikembangkan adalah teliti. Siswa mengamati gambar-gambar keluarga yang beribadah sesuai dengan agamanya masing-masing. (Religius). Siswa menyebutkan bunyi sila pada Pancasila yang sesuai dengan gambar-gambar yang ditunjukkan. Guru memotivasi siswa agar menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan beribadah di dalam keluarga. Siswa mencari informasi mengenai contoh-contoh pengamalan sila pertama Pancasila. Kemudian, siswa dapat menunjukkan contoh-contoh penerapan sila pertama dalam kehidupannya. (Mandiri). Siswa menceritakan pengalamannya dalam menerapkan sila pertama Pancasila dalam kehidupannya. ( Literasi ). Guru mengamati pemahaman siswa mengenai pengamalan sila pertama pada Pancasila di rumah. (Rubrik Penilaian 1, PPKn KD 3.1 dan KD 4.1), sikap yang dikembangkan adalah percaya diri. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri atas 3–4 siswa. ( Collaboration ). Siswa membaca teks percakapan yang terdapat Buku Siswa. Teks tersebut digunakan untuk mencapai muatan PPKn dan Bahasa Indonesia. ( Literasi ). Siswa menjawab pertanyaan- pertanyaan sebagai bahan diskusi di dalam kelompoknya. ( Critical Thinking and Problem Solving ). Siswa menuliskan hasil diskusi pada tempat yang tersedia.

Pertanyaan nomor 1 untuk mencapai KD 3.1 dan 4.1 Bahasa Indonesia. Siswa dapat menyebutkan ungkapan yang terdapat dalam teks cerita tentang hidup rukun.

Guru menggunakan Rubrik Penilaian 2 untuk mengamati kemampuan siswa.

Pertanyaan nomor 2, 3, dan 4 untuk mencapai KD PPKn (KD 3.1 dan 4.1). Guru menggunakan Rubrik Penilaian 1 untuk mengamati kemampuan siswa. Siswa menceritakan tentang pengalamannya menerapkan sila kedua Pancasila di rumah. ( Literasi ). Sikap yang dikembangkan pada kegiatan diskusi ini adalah percaya diri dan santun. Pada kegiatan diskusi diterapkan pendekatan saintifik (mengamati, menanya, menggali informasi, menalar, mengomunikasikan). ( Creativity and Innovation ). Siswa mengamati gambar gerak dasar berjalan. Siswa memperhatikan guru memperagakan gerak dasar berjalan (mengamati, menanya, dan menggali informasi). ( Communication ). Siswa memperagakan sesuai contoh guru (mencoba, menalar). (Mandiri). Gerak dasar berjalan dikembangkan dengan berjalan berpasangan atau jalan beregu. (Gotong-royong). Pada permainan ini, guru dapat mengamati sikap sportif yang ditunjukkan oleh siswa.

Penutup Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil belajar selama sehari (Integritas). Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian materi). Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti. Melakukan penilaian hasil belajar Mengajak

(11)

11 semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran) (Religius)

c. Observasi

Sesuai dengan tujuan peneliti yaitu Penerapan Metode Pembelajaran Tanya Jawab Pada Tema Hidup Rukun Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II SD Negeri 175/IX Tri Jaya. Hasil belajar diperoleh dari lembar kerja siswa yang dilakukan pada setiap akhir siklus. Data yang diperoleh berupa angka mengenai hasil belajar yang diperoleh masing-masing siswa pada setiap siklus.

Untuk lebih jelasnya hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.4: Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I Hasil Belajar Nilai/jumlah Persentase

Jumlah Siswa Yang Tuntas 12 Orang 57%

Jumlah Siswa Yang Belum Tuntas 9 Orang 43%

Jumlah Nilai 1460

Rata-rata 69,52

KKM 70

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa setelah menerapkan metode pembelajaran tanya jawab pada siklus I ini di peroleh rata – rata hasil belajar peserta didik yaitu 69,52 dengan jumlah siswa yang tuntas sebesar 57% (12 orang siswa) dan selebihnya 43% belum tuntas (9 orang siswa).

Dengan demikian, berdasarkan tabel hasil belajar peserta didik diatas serta penjelasannya dapat disimpulkan bahwa masih banyak siswa yang belum tuntas dalam belajar. Sehingga, masih terdapat 9 dari 21 peserta didik yang belum tuntas belajar atau sebesar 43%. Hasil tersebut lebih kecil dari presentase ketuntasan klasikal dalam proses pembelajaran yang dikehendaki sebesar 80% siswa yang aktif dalam belajar dengan KKM sebesar 70. Berdasarkan tabel lembar hasil belajar siswa dan penjelasan pra siklus diatas dapat dilihat lebih jelas pada diagram dibawah ini:

(12)

12 Diagram 4.2 Ketuntasan Nilai Siklus I

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi, maka dilakukan refleksi terhadap aktivitas siswa dan guru dan hasil belajar siswa setiap pertemuan pada siklus I. Pertemuan dilakasanakan di ruang majelis guru dengan observer. Adapun hasil diskusi yang dilakukan dengan observer adalah dimana perolehan hasilnya belum mencapai KKM yang ditentukan, karena proses pembelajaran belum maksimal. Hasil refleksi hasil belajar siswa adalah sebagai berikut.

Dalam proses pembelajaran, siswa yang memperoleh nilai sangat baik sudah terlihat dapat melakukan aktivitas belajar. Namun disini guru harus dituntut kreatif dalam menyampaikan pembelajaran, baik itu menggunakan media atau bahan pendukung lainnya supaya siswa tidak bosan, guru masih dominan untuk ceramah, serta pembagian kelompok yang tidak merata.

Dalam proses pembelajaran pada kegiatan ini, setelah siswa melakukan presentasi laporan kerjanya, seharusnya guru memperjelas kembali materi yang dibahas oleh siswa, tetapi tidak maksimal karena : a) Guru kurang maksimal mengatur setting latihan, menyebabkan siswa kurang bekerja, b) Guru kurang efektif mengelola kelas, karena siswa meribut saat mengemukakan pendapat, menulis laporan. Hasil refleksi diatas menjadi pedoman untuk dilakukan perbaikan pada siklus II, sehingga terjadi peningkatan dan hasil belajar siswa.

2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, silabus, LKS, soal tes formatif II, dan alat-alat pengajaran yang mendukung pembelajaran dengan menggunakan model diskusi.

57%

43%

SIKLUS I

TUNTAS TIDAK TUNTAS

(13)

13 b. Tahap Pelaksanaan

Pertemuan Pertama Siklus II

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari selasa tanggal 1 September 2020 di Kelas II dengan jumlah siswa 21 orang. Pada pertemuan ini adapun materi adalah hidup rukun dirumah.

Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengaja yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Pendahuluan Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing. (Religius). Guru membuka pembelajaran dengan mengemukakan tema yang akan digunakan pada pembelajaran. Tema yang digunakan adalah Hidup Rukun. (Nasionalis). Siswa mengamati gambar yang terdapat pada Buku Siswa. Guru memancing motivasi siswa dengan bertanya jawab dengan siswa. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat di bawah gambar utama dapat digunakan sebagai bahan untuk bertanya jawab dengan siswa. Pertanyaan besarnya adalah, “Bagaimana agar kerukunan dapat terjaga di rumah, tempat bermain, sekolah, dan masyarakat? Guru merespons setiap jawaban siswa sehingga terjadi suasana diskusi yang hidup. Pertanyaaan besar tersebut akan dijawab dengan kegiatan pembelajaran menggunakan Tema Hidup Rukun. Guru menyampaikan subtema yang akan digunakan untuk pembelajaran, yaitu Hidup Rukun di Rumah. Yang perlu diketahui bahwa kegiatan pembelajaran bertujuan untuk mencapai kompetensi dasar yang sudah dipetakan dalam subtema. ( Communication ).

Kegiatan Inti Siswa menyanyikan lagu Peramah dan Sopan, kemudian mengamati syair lagu tersebut. (Integritas). Siswa mencari kata-kata di dalam syair lagu yang mempunyai arti sama dengan ungkapan yang ditentukan.

(Mandiri). Siswa menuliskan kalimat yang menggunakan ungkapan yang ditentukan. Guru mengamati kemampuan siswa dalam menemukan makna ungkapan melalui kalimat yang ditulisnya. Guru bisa menambahkan ungkapan yang lain. Siswa menyebutkan arti ungkapan dalam kalimat tersebut (Rubrik Penilaian 1, Bahasa Indonesia KD 3.1 dan 4.1). Sikap yang dikembangkan adalah teliti. Siswa menyanyikan lagu Peramah dan Sopan. Sambil menyanyi, siswa memberi tanda panjang dan pendek bunyi. Skor yang diperoleh siswa tidak harus dimasukkan ke dalam daftar nilai. Skor tersebut sebagai pedoman bagi guru dalam mengamati kemampuan siswa memahami panjang pendek nada. Data ini sebagai petunjuk bagi guru untuk mengadakan remedial dan pengayaan. Kuat lemahnya bunyi berhubungan dengan irama. ( Communication ). Hitungan pertama pada sebuah birama memiliki tekanan lebih kuat dibandingkan dengan hitungan berikutnya. Guru mengamati kemampuan siswa dalam menyanyikan lagu anak Peramah dan Sopan dengan memperhatikan panjang pendek nada dan kuat lemah bunyi pada irama lagu anak berbirama dua (Rubrik Penilaian 2, SBdP KD 3.2 dan

(14)

14 KD 4.2). Siswa mengamati bilangan yang terdapat pada gambar nomor peserta lomba Udin. Berdasarkan gambar banyak kubus yang terdapat pada halaman 25, siswa membaca bilangan tersebut. Siswa dapat menanyakan kepada guru mengenai hal-hal yang ingin diketahuinya sehubungan dengan pembacaan bilangan dengan tiga angka. ( Critical Thinking and Problem Solving ). Siswa menyebutkan bilangan tiga angka dari sekumpulan benda yang sesuai, contoh pada Buku Siswa digunakan sekelompok gambar kubus. Pemahaman mengenai bilangan tiga angka dapat dibantu dengan alat peraga konkret, misalnya kancing baju, kelereng, atau lidi tusuk gigi. Kemudian siswa membaca bilangan tiga angka yang sudah ditentukan tersebut. (Mandiri). Siswa berlatih membaca bilangan melalui kegiatan memasangkan gabungan gambar kubus dengan bilangan yang sesuai. Semakin banyak bilangan yang bisa dibuat oleh siswa, semakin bagus skornya. Target minimal siswa mendapatkan nilai baik bila dapat menentukan dan membaca bilangan tiga angka sebanyak 10 bilangan dengan benar. Guru mengamati kemampuan siswa dalam membaca bilangan sampai 999 (Rubrik Penilaian 2, Matematika KD 3.1 dan KD 4.1). Sikap yang dikembangkan adalah teliti.

Penutup Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil belajar selama sehari (Integritas). Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian materi). Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti. Melakukan penilaian hasil belajar. Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran) (Religius)

Pertemuan Kedua Siklus II

Pertemuan kedua ini merupakan upaya untuk lebih memaksimalkan peningkatan proses pembelajaran agar hasil belajar siswa lebih meningkat dari KKM yang ditentukan. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 4 September 2020 dengan jumlah siswa 21 orang dengan materi hidup rukun dirumah. Pertemuan kedua diawali dengan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

Pendahuluan Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing. (Religius). Guru membuka pembelajaran dengan mengemukakan tema yang akan digunakan pada pembelajaran. Tema yang digunakan adalah Hidup Rukun. (Integritas). Siswa mengamati gambar yang terdapat pada Buku Siswa. Guru memancing motivasi siswa dengan bertanya jawab dengan siswa. ( Communication ). Pertanyaan- pertanyaan yang terdapat di bawah gambar utama dapat digunakan sebagai bahan untuk bertanya jawab dengan siswa. Pertanyaan besarnya adalah, “Bagaimana agar kerukunan dapat terjaga di rumah, tempat bermain, sekolah, dan masyarakat? Guru merespons setiap jawaban siswa sehingga terjadi suasana diskusi yang hidup.

Pertanyaaan besar tersebut akan dijawab dengan kegiatan pembelajaran menggunakan Tema Hidup Rukun. Guru menyampaikan subtema yang akan

(15)

15 digunakan untuk pembelajaran, yaitu Hidup Rukun di Rumah. Yang perlu diketahui bahwa kegiatan pembelajaran bertujuan untuk mencapai kompetensi dasar yang sudah dipetakan dalam subtema.

Kegiatan Inti Siswa mengamati teks percakapan yang mengandung ungkapan yang berkaitan dengan hidup rukun. Teks tersebut akan digunakan untuk mencapai kompetensi dasar muatan Bahasa Indonesia dan Matematika. ( Communication ). Guru memotivasi siswa untuk menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan ungkapan yang terdapat dalam teks percakapan tentang hidup rukun. Siswa memperagakan percakapan antara Mutiara dan Udin. Sikap yang dapat diamati adalah percaya diri. ( Creativity and Innovation ). Siswa mengamati bilangan 121 pada gambar di Buku Siswa. (Mandiri). Pada halaman ini siswa diajak untuk mengamati nilai tempat bilangan dua angka, kemudian siswa mengamati nilai tempat bilangan dengan tiga angka. Siswa menuliskan lambang bilangan tiga angka sesuai soal pada Buku Siswa. Siswa menuliskan nama bilangan tiga angka sesuai soal pada Buku Siswa. Siswa menuliskan kalimat yang mengandung lambang bilangan tiga angka di dalam teks percakapan dengan cara berdiskusi dengan teman sebangkunya. ( Collaboration ). Siswa bersama dengan teman sebelahnya memperagakan teks percakapan yang sudah dibuatnya bersama teman di sebelahnya. (Gotong-royong). Teks percakapan tersebut merupakan contoh sikap santun yang dapat memelihara kerukunan. Selain itu, teks percakapan juga mengandung ungkapan yang harus dipahami oleh siswa. ( Literasi ). Siswa dibimbing untuk mengucapkan terima kasih dan menjawab ucapan terima kasih dengan santun. Guru mengamati kemampuan siswa dalam membaca bilangan dengan tiga angka dan menerapkan ungkapan dalam teks percakapan (Rubrik Penilaian 2, Matematika KD 3.1 dan 4.1; Bahasa Indonesia KD 3.1 dan 4.1). Sikap yang dikembangkan adalah percaya diri dan teliti. Siswa menyanyikan lagu anak Peramah dan Sopan secara bergiliran satu persatu atau berpasangan. (Integritas).

Guru menyediakan lembar kegiatan berupa teks lagu yang sudah diatur agar siswa dapat menandai bagian panjang pendek nada dan kuat lemah nada. Ketika temannya menyanyi, siswa menandai lagu pada lembar kegiatan yang dinyanyikan sebagai latihan agar dapat menyanyikan lagu dengan benar. (Mandiri). Siswa mengumpulkan hasil kerjanya. Guru menilai kemampuan siswa dalam menyanyikan lagu anak birama 2 sesuai dengan panjang pendek dan kuat lemah bunyi (Rubrik Penilaian 3, SBdP KD 3.2 dan 4.2). Sikap yang dikembangkan adalah percaya diri).

Penutup Siswa mengulang kembali percakapan yang sudah dibuatnya bersama orang tua. Percakapan bisa diubah sesuai dengan kondisi siswa. Orang tua membantu melengkapi percakapan tersebut, kemudian percakapan tersebut diperagakan bersama orang tua. Kegiatan ini untuk melatih siswa agar selalu menjaga sopan santun bila bercakap-cakap dengan orang lain (Integritas).

Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil belajar selama sehari. Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian materi). Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

(16)

16 menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti. Melakukan penilaian hasil belajar. Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran) (Religius)

c. Observasi

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Hasil belajar diperoleh dari lembar kerja siswa yang dilakukan pada setiap akhir siklus. Data yang diperoleh berupa angka mengenai hasil yang diperoleh masing-masing siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat hasil belajar siswa pada siklus II sebagai dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3: Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II Hasil Belajar Nilai/jumlah Persentase

Jumlah Siswa Yang Tuntas 19 Orang 90%

Jumlah Siswa Yang Belum Tuntas 2 Orang 10%

Jumlah Nilai 1675

Rata-rata 79,76

KKM 70

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pada siklus II ini dengan menerapkan metode pembelajaran tanya jawab di peroleh rata – rata hasil belajar peserta didik yaitu 79,76 dengan jumlah siswa yang tuntas sebesar 90% (19 orang siswa) dan selebihnya 10% belum tuntas (2 orang siswa). Dengan demikian, berdasarkan tabel hasil belajar peserta didik diatas serta penjelasannya dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran tanya jawab dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena hanya 2 dari 21 orang siswa saja yang belum mencapai KKM. Sehingga model ini sangat cocok digunakan. Oleh sebab itu karena dalam penelitian ini sudah mencapai target maka siklus ini dihentikan.

Dengan demikian, berdasarkan tabel hasil belajar serta penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sudah banyak siswa yang berhasil dalam belajar. Hanya saja sebagian kecil dari jumlah siswa yang ada belum berhasil dalam belajar. Hasil tersebut sudah baik dan memuaskan dibandingkan siklus II, sehingga target ketuntasan 80% sudah tercapai, oleh sebab itu maka siklus ini diberhentikan dan tidak perlu dilanjutkan kesiklus berikutnya. Berdasarkan tabel lembar hasil belajar siswa dan penjelasan pada siklus II diatas dapat dilihat lebih jelas pada diagram dibawah ini:

(17)

17 Diagram 4.3 Ketuntasan Nilai Siklus II

Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan yang lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menggunakan model pembelajaran diskusi.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan (observasi) peneliti dengan observer dapat didiskripsikan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran tanya jawab pada siklus II dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sedangkan masalah-masalah yang ditemukan pada siklus I sudah teratasi baik itu dari guru maupun siswa itu sendiri, oleh sebab itu karena target dan ketuntasan sudah tercapai dan metode yang diterapkan sudah berhasil dilaksanakan maka siklus ini dihentikan dan tidak perlu lagi dilanjutkan ke siklus berikutnya.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II yang telah dilakukan oleh peneliti, maka terjadi perubahan yang dilihat selama penelitian pada hasil belajar siswa melalui hasil penilitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran tanya jawab memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya

90%

10%

SIKLUS II

TUNTAS TIDAK TUNTAS

(18)

18 pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (hasil belajar siswa meningkat mulai dari pra siklus, siklus I, dan II secara klasikal.

Berdasarkan analisis data, diperoleh hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran tanya jawab dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap hasil belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

Menurut Nana Sudjana (20010) Metode tanya jawab merupakan metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saatyang sama terjadi dialog guru dan siswa, guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab, dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara lansung antara guru dan siswa.

Menurut Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir (2010) Metode tanya jawab dapat berfungsi dengan baik jika pada tahap awalnya terdapat rumusan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, pertanyaan yang diajukan tersebut dapat mendorong siswa untuk aktif, sehingga terjadi kerjasama antara siswa. Pada metode ini dapat dilakukan secara adil dalam membagi giliran bertanya.

Pada pra siklus sebelum menerapkan metode pembelajaran tanya jawab di peroleh rata – rata hasil belajar peserta didik yaitu 61,43 dengan jumlah siswa yang tuntas sebesar 33% (7 orang siswa) dan selebihnya 67% belum tuntas (14 orang siswa). Dengan demikian, berdasarkan tabel hasil belajar peserta didik diatas serta penjelasannya dapat disimpulkan bahwa masih banyak siswa yang belum tuntas dalam belajar. Sehingga, masih terdapat 14 dari 21 peserta didik yang belum tuntas belajar atau sebesar 67%. Hasil tersebut lebih kecil dari presentase ketuntasan klasikal dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia yang dikehendaki sebesar 80% siswa yang tuntas dalam belajar dengan KKM sebesar 70.

Setelah menerapkan metode pembelajaran tanya jawab pada siklus I ini di peroleh rata – rata hasil belajar peserta didik yaitu 69,52 dengan jumlah siswa yang tuntas sebesar 57% (12 orang siswa) dan selebihnya 43% belum tuntas (9 orang siswa). Dengan demikian, berdasarkan tabel hasil belajar peserta didik diatas serta penjelasannya dapat disimpulkan bahwa masih banyak siswa yang belum tuntas dalam belajar. Sehingga, masih terdapat 9 dari 21 peserta didik yang belum tuntas belajar atau sebesar 43%. Hasil tersebut lebih kecil dari presentase ketuntasan klasikal dalam proses pembelajaran yang dikehendaki sebesar 80%

siswa yang aktif dalam belajar dengan KKM sebesar 70.

Pada siklus II ini dengan menerapkan metode pembelajaran tanya jawab di peroleh rata – rata hasil belajar peserta didik yaitu 79,76 dengan jumlah siswa yang tuntas sebesar 90% (19 orang siswa) dan selebihnya 10% belum tuntas (2 orang siswa). Dengan demikian, berdasarkan tabel hasil belajar peserta didik diatas serta penjelasannya dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran tanya jawab dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena hanya 2 dari 21 orang siswa saja yang belum mencapai KKM. Sehingga model ini sangat

(19)

19 cocok digunakan. Oleh sebab itu karena dalam penelitian ini sudah mencapai target maka siklus ini dihentikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik dibawah ini:

Diagram 4.4 : Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan Terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode tanya jawab Pada Tema Hidup Rukun Kelas II SD Negeri 175/IX Tri Jaya.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan secara klasikal dari Pra siklus, siklus I dan siklus II dengan tindakan memberikan hadiah.

B. Saran

1. Bagi guru sebaiknya menggunakan Metode tanya jawab dalam mengajar 2. Diharapkan kepada guru atau anak didik agar menggunakan tes awal (pre-tes)

pada kegiatan belajar mengajar sebelum menetapkan model pembelajaran yang akan dilakukan di dalam kelas untuk melihat kemampuan awal siswa 3. Bagi peneliti lanjut, karena penelitian ini baru sampai mengangkat sejauh

mana penerapan Metode tanya jawab dapat meningkatkan hasil belajar siswa, maka peneliti merekomendasi atau menyarankan kiranya para peneliti tersebut dapat melanjutkan penelitian pasca penelitian ini. Hal ini penting agar hasil penelitian ini bermanfaat sebagai penyeimbang teori maupun sebagai reformasi terhadap dunia pendidikan khususnya kompetensi mengajar guru

33

57

90

PRA SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II

PENINGKATAN KETUNTASAN SISWA

(20)

20 DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2005 . Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Dalyono.2005. psikologi pendidikan. Jakarta. Pt rineka cipta

Dimyati Mujiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Depdiknas. 2006. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Jakarta : Depdiknas.

Hamalik, oemar.2004. proses belajar mengajar. Jakarta: bumi aksara

Hanafiah, suhana,2009, Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung : Pt Refika aditama Mulyono.2001. Aktivitas Belajar. Bandung. Yrama.

Oemar Hamalik. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.

Jakarta: Bumi Aksara.

Pribadi, Benny A. 2011. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Dian Rakyat Rusman.2012. Model-model pembelajaran. Jakarta: PT raja grafindo persada Rusman, 2012. Model- Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Balai Pustaka Sardiman.2001.interaksi dan motivasi belajar dan mengajar. Jakarta: PT raja

grafindo persada.

Slameto.2010.belajar dan factor-factor yang mempengaruhinya.jakarta:Rineka cipta Suprijono. 2009, Coopertive Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Sudjana, Nana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya

Trianto , 2010, Model Pembelajaran Terpadu : Konsep ,Strategi dan Implementasi dalam Kurikukulum Tingkat Satuan Pendidikan.Jakarta : Pt Bumi aksara Trianto. 2011, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak usia dini

TK/RA dan Anak Usia Kelas Awal SD/MI. Jakarta : Prenada Media Group

Gambar

Tabel 4.1: Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus   Hasil Belajar  Nilai/jumlah    Persentase
Tabel 4.4: Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I  Hasil Belajar  Nilai/jumlah    Persentase
Tabel 4.3: Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II  Hasil Belajar  Nilai/jumlah    Persentase
Diagram 4.4 : Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa  KESIMPULAN DAN SARAN

Referensi

Dokumen terkait

Japfa Comfeed Indonesia Tbk Cirebon ternyata kedisiplinan kerja para pegawai dan kompensasi yang diberikan terhadap pegawai diduga masih dirasakan belum memadai.Faktor

Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS) adalah salah satu intervensi yang bisa dilakukan oleh fisioterapi dimana terapi menggunakan arus listrik yang

Lingkup penelitian yang akan disajikan adalah perkembangan derajat pelapukan pada andesit di daerah penelitian yang dibatasi pada pengamatan massa dan material batuan serta

Hasil penelitian pada 8 Puskesmas Rawat Inap dan Rawat Jalan di Kabupaten Minahasa Utara didapatkan bahwa kinerja layanan puskesmas berdasarkan indeks kepuasan masyarakat pada

Untuk dapat menjelaskan bagaimana sebuah ritual pernikahan adat aruno lahitolo mananol dapat mempererat hubungan antar individu yang berimplikasi pada sebuah relasi, atau kohesi

– Kecepatan akses lebih tinggi karena penyediaan fasilitas jaringan dan pengelolaannya dilakukan secara khusus oleh satu komputer (server) yang tidak dibebani dengan tugas

sarana, prasarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan,