• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI. 2.2 Alat Dudukan motor listrik 3 fasa 5.5 Kw

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI. 2.2 Alat Dudukan motor listrik 3 fasa 5.5 Kw"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

4 BAB II

LANDASAN TEORI 2.2 Alat Dudukan motor listrik 3 fasa 5.5 Kw 2.1.1 Prinsip Kerja

Prinsip kerja Alat uji coba motor listrik 3 fasa 5.5 Kw adalah sebuah dudukan motor listrik yang dapat diatur secara portable bisa di ubah-ubah dudukannya sesuai ukuran motor listik yang ada di lapangan dan sebuah panel listrik yang mampu menjalankan motor listrik dari 1-5.5 kwh. Alat ini menggunakan sebuah panel sebagai pusat kendali motor agar dapat dioperasikan dengan mudah, aman dan dilengkapi dengan proteksi yang baik. Lihat pada gambar 2.1.

Gambar 2. 1 Alat uji coba motor listrik 3 fasa 5.5 Kw (Diolah oleh penulis) Panel listrik merupakan tempat pengaturan pembagi dan pemutus aliran listrik.

Sedangkan panel kontrol listrik adalah peralatan yang berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan beban listrik di bengkel listrik atau industri yang mengunakan motor listrik sebagai penggeraknya.

2.1.2 Keunggulan Alat

Adapun beberapa keunggulan dari Alat uji coba motor listrik 3 fasa 5.5 Kw : a) Lebih efesien dan efektif

b) Lebih safety ketika melakukan pengujian

c) Mengetahui spesifikasi motor listrik tersebut sesuai dengan karakteristik d) Mengurangi tingkat kerusakan motor listrik ketika di aplikasikan

dilapangan.

(2)

5 2.1.3 Point Penting Alat Uji Coba Motor Listrik fasa 5.5 Kw

Adapun beberapa keunggulan dari Alat uji coba motor listrik 3 fasa 5.5 Kw : 1. Tempat

2. Listrik 3. Kelengkapan 4. Perakitan panel 5. Kondisi 6. Bahan 7. Perhitungan 8. Safety

2.2 Motor Induksi Tiga Fasa

Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan pada stator terdapat selisih putaran yang disebut slip.

Hampir semua motor ac yang digunakan adalah motor induksi, terutama motor induksi tiga fasa yang paling banyak dipakai di perindustrian. Motor induksi tiga fasa sangat banyak dipakai sebagai penggerak di perindustrian karena banyak memiliki keuntungan, tetapi ada juga kelemahannya. Lihat pada gambar 2.2.

Gambar 2. 2 Konstruksi Motor Induksi 3 Fasa (a) rotor (b) stator (Sumber : Jupiter Arnold Purba, 2014)

(3)

6 Motor induksi, merupakan motor yang memiliki konstruksi yang baik, harganya lebih murah dan mudah dalam pengaturan kecepatannya, stabil ketika berbeban dan mempunyai efisiensi tinggi. Mesin induksi adalah mesin ac yang paling banyak digunakan dalam industri dengan skala besar maupun kecil, dan dalam rumah tangga. Alasannya adalah bahwa karakteristiknya hampir sesusai dengan kebutuhan dunia industri, pada umumnya dalam kaitannya dengan harga, kesempurnaan, pemeliharaan, dan kestabilan kecepatan. Mesin induksi (asinkron) ini pada umumnya hanya memiliki satu suplai tenaga yang mengeksitasi belitan stator. Belitan rotornya tidak terhubung langsung dengan sumber tenaga listrik, melainkan belitan ini dieksitasi oleh induksi dari perubahan medan magnetik yang disebabkan oleh arus pada belitan stator. (Sumber : Jupiter Arnold Purba, 2014).

2.2.1 Prinsip Kerja Motor Induksi Tiga Fasa

Pada saat terminal tiga fasa stator motor induksi diberi suplai tegangan tiga fasa seimbang, maka akan mengalir arus pada konduktor di tiap belitan fasa stator dan akan menghasilkan fluksi bolak-balik. Amplitudo fluksi per fasa yang dihasilkan berubah secara sinusoidal dan menghasilkan fluks resultan (medan putar) dengan magnitud yang nilainya konstan yang berputar dengan kecepatan sinkron. Medan putar akan terinduksi melalui celah udara menghasilkan ggl induksi (ggl lawan) pada belitan fasa stator. Medan putar tersebut juga akan memotong konduktor-konduktor belitan rotor yang diam. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan relatif antara kecepatan fluksi yang berputar dengan konduktor rotor yang diam, yang disebut juga dengan slip (s). Karena belitan rotor merupakan rangkaian tertutup, baik melalui cincin ujung (end ring) ataupun tahanan luar, maka arus akan mengalir pada konduktor-konduktor rotor. Karena konduktor-konduktor rotor yang mengalirkan arus ditempatkan di dalam daerah medan magnet yang dihasilkan stator, maka akan terbentuklah gaya mekanik (gaya lorentz) pada konduktor-konduktor rotor. Hal ini sesuai dengan hukum gaya lorentz yaitu bila suatu konduktor yang dialiri arus berada dalam suatu kawasan medan magnet, maka konduktor tersebut akan mendapat gaya elektromagnetik.

(Sumber : Jupiter Arnold Purba, 2015)

Prinsip kerja motor induksi tiga fasa dapat diurutkan sebagai beikut :

(4)

7 1. Apabila sumber tegangan 3 fasa dipasang pada kumparan stator, akan

timbul medan putar dengan kecepatan ns = 120 f/P

2. Medan stator tersebut akan mmemotong batang konduktor pada motor 3. Akibatnya pada batang konduktor dari rotor akan timbul GGL induksi 4. Karena batang konduktor merupakan rangkaian yang tertutup maka GGL

akan menghasilkan arus (I)

5. Adanya arus (I) didalam medan magnet akan menimbulkan gaya (F) pada rotor

6. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor cukup besar untuk memikul kopel pada beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar stator

7. GGL induksi timbul karena terpotongnya batang konduktor (rotor) oleh medan stator. GGL induksi timbul, karena adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (ns) dengan kecepatan medan putar rotor (nr).

2.3 Sistem tiga fasa

Generator sinyal tiga fasa memiliki tiga buah sumber tegangan sinusoidal dengan sama tetapi saling berbeda fasa sebesar 120° satu sama lainnya. Kondisi seperti ini dapat dicapai dengan membuat ketiga buah kumparan (koil) generator memiliki perbedaan sudut listrik sebesar 120° pada rotor yang sama. Lihat pada gambar 2.3.

Gambar 2. 3 Perbedaan sudut listrik sebesar 120° pada rotor yang sama (Mahmood Nahvi, 2004)

Pada umumnya, amplitudo dari ketiga fasa tegangan adalah sama besar.

Dalam kondisi ini, generator disebut dalam keadaan seimbang. Pada Gambar 2.2

(5)

8 (a), ketiga buah kumparan generator didistribusikan secara seragam dan sama di sekeliling rotor, yaitu dengan memisahkan masing-masing kumparan pada sudut mekanik sebesar 120.

Ujung-ujung kumparan dan slip-ring generator tidak diperlihatkan dalam Gambar 2.2 (a) di atas; meskipun demikian tampak dengan jelas bahwa putaran rotor dalam arah yang berlawanan dengan arah putaran jarum jam akan mengakibatkan sisi-sisi kumparan A, B, dan C bergerak melewati pole-pole generator dalam urutan (sequence) .. .A-B-C-A-B-C..Polaritas tegangan akan berbalik untuk setiap perubahan pole yang terjadi. Dengan mengasumsikan bahwa bentuk pole dan kerapatan fluks magnetik yang terkait adalah sedemikían hingga tegangan yang terinduksi adalah berbentuk sinusoidal maka hasil yang diperoleh untuk ketiga kumparan adalah seperti terlihat pada Gambar 2.2 (b). Tegangan B 120° listrik lebih lambat daripada tegangan A, sementara tegangan C terlambat 240% listik. Siuasi seperti ini dikenal sebagai urutan ABC. Pengubahan arah putaran akan menghasilkan urutan .. ACB-A-C-B.. yang dikenal sebagai urutan CBA. (Mahmood Nahvi, 2004)

2.4.Sistem Direct On Line

Sistem Direct On Line sangat cocok dipasangkan untuk alat dudukan motor listrik 3 phase. Karena selain sederhana, Sistem Direct On Line sering digunakan di industri yang menggunakan motor AC yang tidak menggunakan daya besar.

Sistem Direct On Line dipakai untuk menjalankan motor dengan kapasitas daya kecil 1 kW sampai 5.5 kW (misal: untuk starting motor pompa, motor kompresor). Dinamakan Direct On Line karena menghubungkan langsung antara sumber dengan beban. Sedangkan sumber tegangannya adalah menggunakan sistem 3 phase dengan netral dihubungkan pada titik bintang. Motor listrik ini biasanya mempunyai spesifikasi sebagai berikut :

 Rated Daya : 1 sampai 5.5 Kw

 Rated Tegangan : 220 / 380 Volt

 Rated Frekuensi : 50 / 60 Hz

 Cos  : 0,6 sampai 0,8

 Connection : star (Y) (Sumber : Endi Sopiyandi, 2011)

(6)

9 2.5.Perbedaan koneksi star dan delta

2.5.1 Koneksi bintang ( star connection „Y‟) :

Model koneksi dengan persambungan yang terdiri dari 4 kabel, dimana 3 diantaranya digunakan untuk sambungan fasa dan 1 digunakan untuk sambungan netral yang diambil dari titik pusat dari 3 fasa tersebut, seperti yang dapat diihat pada gambar 2.4 :

Gambar 2. 4 Koneksi star(sumber:https://elektroku.com/, 2017) Jika masing-masing arus yang mengalir pada listrik 3 phasa bernilai sama maka disebut arus yang seimbang sehingga titik netral bernilai 0 (null), tetapi, jika masing-masing arus yang mengalir berbeda nilainya maka disebut arus tidak seimbang. Arus yang tidak seimbang itu akan mengalir ke netral dan diteruskan ke tanah (ground). Hal ini bertujuan untuk melindungi trafo dari kerusakan. Koneksi star ini digunakan untuk transmisi listrik jarak jauh. (https://elektroku.com/, 2017)

2.5.2 Koneksi delta (delta connection „∆‟) :

Model koneksi dengan persambungan yang terdiri dari 3 kabel tanpa sambungan netral, dimana ketiganya dihubungkan satu sama lain membentuk segitiga seperti gambar 2.5 di bawah ini :

(7)

10 Gambar 2. 5 Koneksi delta(sumber:https://elektroku.com/, 2017) Simbol induktor pada gambar star dan delta adalah V (tegangan phasa).

Koneksi delta tidak terdapat titik netral, tetapi arus yang mengalir ke beban langsung di teruskan ke tanah (ground). (sumber:https://elektroku.com/, 2017)

2.6 Pengasutan Motor Induksi dengan menghubungkan langsung pada saluran (Direct On Line)

Pengasutan motor induksi adalah cara menjalankan pertama kali motor, tujuannya agar arus starting kecil dan drop tegangan masih dalam batas toleransi.

Starting dengan metode Direct On Line menggunakan tegangan jala-jala / line penuh yang dihubungkan langsung ke terminal motor melalui rangkaian pengendali mekanik atau dengan relay kontaktor magniet. Biasanya dilakukan bila motor adalah motor dengan daya kecil.

Pengasutan ini digunakan untuk motor-motor berdaya kecil. Pada cara ini motor dapat diasut pada tegangan saluran penuh dengan menggunakan penstart saluran yang dilengkapi dengan relai termis beban lebih. Cara ini dapat menghasilkan kopel start yang lebih besar mengingat kopel motor induksi berbanding lurus dengan kuadrat tegangan yang dikenakan. Kelemahan pengasutan cara ini adalah dapat menghasilkan arus start yang besar, karena itulah hanya digunakan untuk motor-motor yang berdaya kecil.

Arus starting sekitar 4 sampai 8 kali arus nominal. Dan torsi awal sekitar 0,5 – 1,5 torsi nominal. Tidak dianjurkan bila starting lebih dari 10 detik mengingat arus starting yang sangat besar. Lihat gambar 2. 7.

(8)

11 Gambar 2. 6 Diagram Daya dan Diagram Kontrol Rangkaian pengontrol

motor Direct On Line (DOL)(diolah oleh penulis)

Pada pengasutan mula Direct On Line, motor induksi akan menarik arus yang besarnya sampai 6 kali arus nominalnya. Secara berangsur – angsur ketika kecepatan motor mendekati nominalnya maka arus akan berada pada kondisi nominalnya. Karakteristik arus fungsi pengaturan putaran pada pengasutan DOL dapat dilihat pada Gambar 2. 8.

(9)

12 Gambar 2. 7 Karakteristik arus fungsi putaran pada pengasutan DOL

(Sumber : Jupiter Arnold Purba, 2014) 2.6.1 Pengontrolan Motor dengan Dua Arah Putaran

Gambar 2. 8 Diagram Daya dan Diagram Kontrol Rangkaian pengontrol motor Direct On Line (DOL) Forward Reverse(Sumber:

https://www.youtube.com/watch?v=i9YbF3jDPxQ)

(10)

13 Dengan membalik polaritas tegangan input ke stator motor induksi 3 fasa maka medan putar yang dihasilkannya juga berubah arah. Karena putaran rotor searah dengan medan putar stator, oleh sebab itu dengan mengubah polaritas tegangan input maka putaran rotor juga berubah arah.

2.7. Keuntungan dan kerugian dari DOL starter Keuntungan dari DOL starter :

 Sistem lebih sederhana, karena langsung menghubungkan sumber dengan beban.

 Karena sistem ini menggunakan hubungan star, maka arus start lebih rendah.

Kerugian dari DOL starter :

 Karena sistem ini menggunakan hubungan star, maka torque pada saat start rendah.

 Hanya untuk motor dengan daya rendah.

2.8.Rangkaian DOL

Ada dua rangkaian listrik yang membentuk dari rangkaian DOL ini:

1. Rangkaian daya

Rangkaian daya yaitu rangkaian yang merupakan jalur tegangan utama motor bisa 220 V, 380 V, 660V, dan sebagainya. Aliran arus ke motor ditentukan oleh kondisi anaka kontak dari kontaktor utama. Yang termasuk diagram daya antara lain :

 Pengaman arus beban : sekering / MCB

 Kontaktor magnet.

 Pengaman arus lebih (THOR).

2. Rangkaian kontrol

Rangkaian kontrol yaitu rangkaian yang digunakan untuk memutus dan menyambung aliran arus ke motor melalui anak kontak kontaktor utama.

Kontaktor utama harus mendapatkan tegangan suplai agar anak kontaknya berubah kondisi. Hal ini dicapai dengan menekan tombol START atau tertutupnya

(11)

14 anak kontak ON dari relay kontrol jarak jauh di rangkaian kontrol. Tegangan yang dipakai biasanya 220 VAC. Yang termasuk diagram kontrol antara lain :

 Pengaman arus kontaktor magnet : sekering / MCB (kecil)

 Tombol tekan stop.

 Tombol tekan start ; tombol kunci start, dll.

 Koil konduktor magnet.

 Kontak – kontak bantu kontaktor magnet NO, NC

 Kontak – kontak bantu TOR.

 Lampu tanda.

(Sumber : Endi Sopiyandi, 2011)

2.9.Komponen Peralatan Penunjang Rangkaian DOL 1. Arus Nominal

Sebelum menentukan ukuran berbagai Komponen adalah dengan menghitung In (Arus Nominal) dari sebuah Elektro Motor yang akan dibuatkan Panel.

Menghitung In (Arus Nominal) Elektro Motor 3 phase :

 In = P : (V x Cosphi x √3)

 In: Arus Nominal (Ampere)

 P: Power atau Daya (Watt)

Cosphi: Faktor daya ( 0,80 atau sesuaikan dengan Spesifikasi yang tertera pada Elektro Motor tersebut).

2. Ukuran kabel

Kemampuan hantar arus (KHA) penghantar adalah kemampuan dari suatu penghantar untuk mengalirkan arus dengan nilai tertentu secara terus-menerus pada kondisi tertentu, tanpa menimbulkan kenaikkan suhu yang melebihi nilai tertentu. Perhatikan tabel 2.1 dibawah ini.

(12)

15 Tabel 2. 1 KHA terus menerus yang diperbolehkan untuk kabel instalasi

berisolasi dan berselubung PVC, serta kabel fleksibel dengan tegangan pengenal 230/400 (300) volt dan 300/500 (400) volt pada suhu keliling

30 °C, dengan suhu penghantar maksimum 70 °C (Sumber : PUIL 2000)

Penghantar sirkuit akhir yang menyuplai motor tunggal tidak boleh mempunyai KHA kurang dari 125 % arus pengenal beban penuh. Di samping itu, untuk jarak jauh perlu digunakan penghantar yang cukup ukurannya hingga tidak terjadi susut tegangan yang berlebihan. Penghantar sirkit akhir untuk motor dengan berbagai daur kerja dapat menyimpang dari ketentuan di atas asalkan jenis dan penampang penghantar serta pemasangannya disesuaikan dengan daur kerja tersebut. ( PUIL 2000 )

Setiap penghantar mempunyai KHA yang berbeda-beda, tergantung dari beberapa hal antara lain :

(13)

16 1. Bahan jenis penghantar. Umumnya pengantar terbuat dari bahan tembaga ataupun aluminium. Sudah barang tentu kedua bahan ini mempunyai bahan jenis yang berbeda.

2. Konstruksi penghantar. Umunya penghantar mempunyai konstruksi berinti tunggal hingga berinti banyak. Jumlah inti dari suatu penghantar juga mempengaruhi KHA dari penghantar tersebut.

3. Teknik pemasangannya. Sebuah penghantar apakah dipasang di dalam pipa, dipasang di udara, atau dipasang di dalam tanah.

Jika arus listrik mengalir pada sebuah penghantar dengan besar arus melebihi dari nilai KHA penghantar tersebut, maka akan menyebabkan kabel tersebuat menjadi panas. Bila panas berlebih ini terjadi dalam waktu yang lama dan terus- menerus, maka akan menyebabkan rusaknya isolasi.

3. Pengaman

Merupakan gawai proteksi yang berfungsi sebagai proteksi pada instalasi secara keseluruhan. Gawai proteksi ini harus bisa memutuskan arus ke komponen utama motor. Ada dua jenis gawai proteksi ini yaitu gawai proteksi pengaman lebur ( contoh: sikring ) dan bukan lebur ( contoh MCB ).

Jika yang digunakan adalah gawai proteksi non lebur seperti MCB, maka harus memenuhi persyaratan PUIL berikut :

“Gawai proteksi beban lebih yang bukan pengaman lebur, pemutus termis atau proteksi termis, harus memutuskan sejumlah penghantar fase yang tak dibumikan secara cukup serta menghentikan arus ke motor.” ( PUIL 2000 ).

Jika gawai proteksi yang kita gunakan adalah non lebur dalam hal ini adalah menggunakan MCB 3 phasa, maka untuk mengetahui seting MCB yang digunakan harus mengetahui terlebig dahulu 2 hal dibawah iniberikut ini :

- Ketahui terlebih dahulu jenis motor yang akan di instalasi berkaitan dengan pemasangan MCB tersebut.

- Baca name plate motor khususnya yang berkaitan dengan arus kerja motor yaitu I nominal.

(14)

17 Setelah mengetahui info tersebut maka bisa merujuk pada standar PUIL 2000 dalam penentuan seting arus MCB tersebut. perhatikan tabel 2.2 dibawah ini :

Tabel 2. 2 Nilai pengenal atau setelan tertinggi gawai proteksi sirkuit motor terhadap hubung pendek (Sumber: PUIL 2000)

Dari tabel diatas bisa diketahui faktor kali terhadap I nominal motor untuk penentuan spesifikasi nilai arus pada MCB yang harus dipasang yaitu sebesar 250% x I nominal motor, jika motor yang diinstalasi adalah motor sangkar atau serempak dengan pengasutan atau tanpa pengasutan ( DOL starter ), kecuali untuk jenis pengasutan motor auto transformator, motor jenis ini faktor kali seting arus MCB nya adalah 200% x I nominal motor. Dan jika jenis motor yang digunakan adalah motor rotor lilit atau arus searah dengan pengasutan atau tanpa pengasutan, maka spesifikasi nilai arus pada MCB yang harus dipasang yaitu sebesar 150% x I nominal motor. Jika gawai proteksi yang digunakan adalah pengaman lebur seperti sikring, maka besarnya kapasitas amper pada pengaman tersebut harus 400% kali arus I nominal motor, ini berlaku untuk semua jenis motor dengan atau tanpa pengasutan. Lihat pada Gambar 2. 9.

(15)

18 Gambar 2. 9 Miniature Circuit Breaker 3 Fasa(Sumber: Di olah Penulis)

MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah alat pengaman arus lebih.

Pengaman listrik harus selalu dipasang pada setiap panel. Ketentuan yang besarnya arus pengaman tidak boleh melebihi arus nominal kabel yang dipasang pada rangkaian pengendali atau rangkaian pengawatan. Dalam proses pembuatan Panel Kontrol Motor listrik 3 phase diperlukan untuk menentukan jenis komponen dan ukurannya.

4. Kontaktor Magnet (Magnetic Contactor)

Kontaktor magnet adalah saklar yang bekerja berdasarkan elektromagnetis digunakan untuk membuka dan menyambung rangkaian listrik (load). Kontaktor magnet bekerja untuk merubah kontak-kontak Normally Open (NO) dan Normally Close (NC). Pada kontaktor magnet terdapat dua kontak yaitu: Kontak Utama dan Kontak Bantu. Adapun jenis-jenis kontaktor yang dapat dilihat pada tabel 2.3 dibawah ini :

Tabel 2. 3 ukuran dan tipe kontaktor(Sumber :http://electrical-engineering- portal.com)

(16)

19 Dari tabel diatas, dapat disesuaikan pemilihan kontaktor sesuai jenis motor yang akan diuji. Contoh Magnetic Contactor dapat dilihat pada Gambar 2. 11.

Gambar 2. 10 Komponen Kontaktor(Sumber: Di olah Penulis) Tabel 2. 4 Kontak-kontak utama dan terminal-terminal(Sumber :

https://electricdot.wordpress.com/2011/07/31/rangkaian-direct-on-line-dol/)

5. Push Botton

Push Botton disebut juga saklar tekan atau tombol tekan. Bekerja pada saat tombol ditekan akan merubah kontak NO menjadi NC dan NC menjadi NO.

Terminal Kontak Keterangan

A1 – A2 Source

1 - 2

NO Kontak Utama

3 - 4 5 - 6

13 - 14 NO

Kontak Bantu

21 - 22 NC

(17)

20 Gambar 2. 11 Push Botton NC (Normaly Closed) dan NO (Normaly Open)

(Sumber: Di olah Penulis) 7. Box Panel

Merakit Panel baru untuk satu panel Motor, maka dapat menyesuaikan ukuran Box Panel dengan seberapa banyak komponen yang akan rakit, untuk panel motor 5,5Kw sistem DOL, maka ukuran panelnya tidak terlalu besar. Contoh Box Panel dapat dilihat pada Gambar 2. 13.

Gambar 2. 12 Box Panel (Sumber: Di olah Penulis) 8. Thermal Overload Relay (THOR)

Thermal Over Load Relay adalah peralatan kontrol listrik yang berfungsi untuk memutuskan jaringan listrik jika terjadi beban lebih. Jaringan listrik akan putus bila arus yang melewati lebih besar dari setting arus Thermal Over Load dengan melalui proses panas yang terdapat pada relay. Pada saat mereset kembali memerlukan waktu untuk mengaktifkan kembali karena perlu proses pendinginan temperature terlebih dahulu.

(18)

21 Proteksi beban lebih (arus lebih) dimaksudkan untuk melindungi motor, dan perlengkapan kendali motor, terhadap pemanasan berlebihan sebagai akibat beban lebihatau sebagai akibat motor tak dapat diasut. Beban lebih atau arus lebih pada waktu motor beroperasi, bila bertahan cukup lama, akan mengakibatkan kerusakan atau pemanasan yang berbahaya pada motor tersebut. (PUIL 2000) Contoh Gawai proteksi (thermal overload relay) dapat dilihat pada Gambar 2. 14.

Gambar 2. 13 Thermal Overload Relay(Sumber: Di olah Penulis)

Gawai proteksi beban lebih yang dimaksud dalam (PUIL 2000 no. 5.5.4.2) tidak boleh mempunyai nilai pengenal, atau disetel pada nilai yang lebih tinggi dari yang diperlukan untuk mengasut motor pada beban penuh. Dalam pada itu waktu tunda gawai proteksi beban lebih tersebut tidak boleh lebih lama dari yang diperlukan untuk memungkinkan motor diasut dan dipercepat pada beban penuh.

Settingan overload lebih kecil (80%) dari besar in (arus nominal) motor listrik, untuk menjaga agar motor tidak dioperasikan melebihi arus nominal, dan menjaga suhu motor tetap. Settingan Thermal Overload relay = In x 80%.

Kontak-kontak utama dan terminal-terminal dapat dilihat pada Gambar 2. 10.

Tabel 2. 5 Kontak-kontak utama dan terminal-terminal(Sumber : https://electricdot.wordpress.com/2011/07/31/rangkaian-direct-on-line-dol/)

Terminal Kontak

95 – 96 NC

(19)

22 2.10. Istilah Satuan Pada Spesifikasi Motor Listrik

1. HP,DK dan PK

HP,DK dan PK adalah sama. Horsepower yang pada awalnya digunakan untuk membandingkan performa antara mesin uap dengan kemampuan tarikan seekor kuda.

Setelah itu, satuan ini diadopsi untuk mengukur daya keluaran dari piston, turbin, motor listrik, dan mesin lainnya. Rumus, 1 HP = 745.7 watt.

2. kW

Singkatan ini berarti Kilowatt. 1 kW setara dengan 1,34 HP.

3. PS

PS adalah singkatan bahasa Jerman dari Pferdestarke yang artinya kuat kuda.

Angka PS akan selalu lebih tinggi dari HP, DK, dan kW. Perbandingannya, 1 PS

= 0.986320070619514 HP dan sebaliknya, 1 HP = 1.01386966542402 PS.(Sumber : Ditta Aditya Pratama : 2017)

2.11. Urutan cara mengoperasikan dan mematikan

Diagram rangkaian DOL starter yang pertama adalah dengan meng-on-kan semua MCB, baik MCB kontrol maupun MCB daya. Setelah semua MCB di-on- kan, maka tombol warna merah akan menyala (tanda bahwa motor berhenti).

Berikutnya menekan tombol on (warna hijau) yang ada pada pintu panel sehingga kontaktor aktif dan menyalakan lampu berwarna hijau (tanda motor berjalan) dan menghidupkan motor. Untuk mematikannya, cukup dengan menekan tombol off (warna merah) sehingga motor mati dan lampu berwarna merah menyala (tanda motor berhenti).

97 – 98 NO

(20)

23 2.12. Keselamatan di tempat kerja

Keselamatan menjadi faktor yang semakin penting pada lingkungan kerja.

Industri listrik, pada khususnya, menempatkan keselamatan sebagai prioritas yang tidak dapat ditawar sebab merupakan sifat dasar yang membahayakan untuk kelangsungan bisnis. Keamanan pelaksanaan kerja sangat tergantung pada semua personal pabrik dan sikap berhati-hati terhadap setiap potensi bahaya.

Patuhi semua tanda pencegahan kecelakaan. Lihat pada Gambar 2. 15 dan Gambar 2.16.

Gambar 2. 14 Macam – macam lintasan arus yang dapat menghentikan

pemompaan normal jantung( Sumber : Frank D. Petruzella. 1996)

Gambar 2. 15 Macam – macam tanda pencegahan kecelakaan( Sumber : Frank D. Petruzella. 1996)

Data statistic menunjukkan bahwa 98% dari semua kecelakaan dapat dihindarkan (tidak perlu terjadi). Dengan banyaknya kesempatan untuk membuat

(21)

24 penyempurnaan, setiap orang dapat memberikan sumbangan untuk dapat mengurangi kecelakaan. Penyebab utama kecelakaan diakibatkan oleh factor kesalahan manusia sebesar 88% dan kegagalan bahan sebesar 10%.

Pada tahun 1970, Konggres pemerintah USA membentuk badan peraturan yang disebut Keselamatan Pekerjaan dan Administrasi Kesehatan (the Occupational Safety and Health Administration OSHA). OSHA membuat patokan-patokan yang mengatur keselamatan kerja pada perusahaan pabrik, memeriksa perusahaan-perusahaan untuk meyakinkan apakah mereka mengikuti peraturan keselamatan kerja, serta menginspeksi dan memberi pengakuan terhadap produk-produk yang aman.

Warna-warna berikut telah disyahkan oleh OSHA untuk memberi tanda peringatan dan bahaya tertentu:

1. Merah digunakan untuk menandai:

 Alat dan perlengkapan perlindungan bahaya kebakaran.

 Tabung yang dapat dibawa-bawa yang berisi cairan yang mudah terbakar.

 Tombol dan saklar stop untuk keadaan darurat.

2. Kuning digunakan untuk menandai:

 Perhatian dan bahaya fisik.

 Tabung bekas-buang untuk bahan yang mudah meledak dan mudah terbakar

 Perhatian terhadap starting, penggunaan atau pemindahan

perlenkapan yang menjalani perbaikan yang menjalani prpngunan atau pemindahan perlengkapan

 Titik starting atau sumber daya mesin 3. Oranye digunakan untuk menandai:

 Bagian yang berbahaya dari mesin

 Pengamanan tombol starter

 Bagian yang riskan (sisi) dari pulley (kerekan), roda, gigi, penggulung, alatpemotong dan jepitan daya

(22)

25 4. Ungu digunakan untuk menandai:

 Bahaya radiasi

5. Hijau digunakan untuk menandai:

 Pengamanan

 Lokasi perlengkapan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (selain perlengkapan bahaya kebakaran).

( Sumber : Frank D. Petruzella. 1996) 2.10.1 Pakaian keselamatan

Gambar 2. 16 Pakaian dan perlengkapan yang digunakan untuk pengaman pribadi( Sumber : Frank D. Petruzella. 1996)

Pada Gambar 2.17 merupakan petunjuk pakaian yang dipakai pada waktu bekerja sangat perlu untuk keselamatan seseorang. Pakaian yang cocok harus dipakai untuk tiap tempat pekerjaan dan aktivitas kerja khusus. Hal-hal berikut harus diperhatikan:

1. Topi yang kuat, sepatu pengamanan dan kacamata harus dipakai pada 2. Alat pengaman penutup telinga harus dipakai pada tempat-tempat yang 3. Pakaian harus pas-sempit untuk menghindari bahaya yang mengakibatkarn 4. Permata logam seharusnya tidak dipakai selama bekerja pada rangkaian 5. Rambut panjang harus diikat atau dipangkas kalau bekerja di sekitar

mesin. ( Sumber : Frank D. Petruzella. 1996)

Gambar

Gambar 2. 1 Alat uji coba motor listrik 3 fasa 5.5 Kw (Diolah oleh penulis)  Panel listrik merupakan tempat pengaturan pembagi dan pemutus aliran listrik
Gambar 2. 2 Konstruksi Motor Induksi 3 Fasa (a) rotor (b) stator (Sumber :  Jupiter Arnold Purba, 2014)
Gambar 2. 3 Perbedaan sudut listrik sebesar 120° pada rotor yang sama  (Mahmood Nahvi, 2004)
Gambar 2. 8 Diagram Daya dan Diagram Kontrol Rangkaian pengontrol  motor Direct On Line (DOL) Forward Reverse(Sumber:
+7

Referensi

Dokumen terkait