• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Pentingnya Penggunaan EYD dan Pemakaian Kalimat Efektif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Makalah Pentingnya Penggunaan EYD dan Pemakaian Kalimat Efektif"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Pentingnya Penggunaan EYD dan Pemakaian Kalimat Efektif

Oleh :

Nama : Dian Ratna Sari NPM : 12111039

Kelas : 3KA34

(2)

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan salahsatu alat komunikasi yang digunakan manusia untuk menyampaikan berbagai maksud dan tujuan. Bahasa yang digunakan tiap orang di dunia berbeda-beda, hal itu disesuaikan dengan daerah atau kebudayaan masing-masing. Bahasa yang kita gunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan diresmikan melalui momen Sumpah Pemuda.

Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi pada dasarnya diikuti sebuah struktur yang harus diperhatikan, agar bahasa yang kita gunakan menjadi efektif dan menghasilkan respon yang baik dari lawan bicara. Mengapa begitu ? karena keragaman bahasa yang ada seringkali menimbulkan arti ambigu yang membuat lawan bicara salah mengartikan, apalagi seiring dengan perkembangan zaman, bahasa yang juga merupakan sebuah hal dinamis mengalami perubahan yang cukup beragam dari segi bentuk, arti dan kegunaanya.

Oleh karena itu diperlukan sebuah standar agar bahasa yang baik dan benar bisa dipelajari cara penggunaannya dan diterapkan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Penggunaan kalimat efektif sangat penting terutama dengan hal yang terkait dengan media massa, dan proses pemelajaran. Untuk membuat sebuah kalimat yang efektif bahasa Indonesia memiliki sebuah cara yang dijadikan standar untuk berbahasa dengan baik dan benar yaitu dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) dan pemilihan diksi yang tepat dalam berbahasa.

(3)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, hal yang menjadi rumusan masalah adalah :

1. Apa saja hal yang dibahas dalam EYD sehingga mampu membentuk sebuah kalimat efektif ?

2. Bagaimana menggunakan bahasa yang baik dan benar dengan menggunakan EYD ? 3. Seberapa penting EYD dan kalimat efektif digunakan dalam berbahasa ?

1.3 Tujuan Penulisan

Hal yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Memahami penggunaan EYD yang dapat membentuk sebuah kalimat efektif dalam berbahasa dan berkomunikasi sesuai dengan konteksnya.

2. Memahami pentingnya mengetahui dan mempelajari EYD serta hubungannya dengan keefektifan suatu kalimat.

3. Menjadikan bahasa sebagai alat komunikasi yang sederhana tetapi memiliki banyak manfaat dalam penggunaanya.

(4)

BAB II

LANDASAN TEORI

Ada beberapa landasan teori yang digunakan dalam penulisan makalah ini, yaitu : 1. Menurut Priscian (dalam Graffi, 2001: 113), sebuah kalimat adalah gabungan kata-kata

yang padu, untuk mengungkapkan sebuah gagasan yang utuh.

2. Setiap kalimat mempunyai sebuah gagasan pokok yang ingin ditekankan atau ditonjolkan oleh penulis atau pembicara. Dalam penulisan, ada berbagai cara untuk memberi penekanan dalam kalimat (Akhaidah, 1999: 124).

3. Ketidakcermatan penulis dan bahasa lisan yang tidak baku mempengaruhi predikat dan subjek ganda (bdk. Yuwono, 2007: 133-134).

(5)

BAB III PEMBAHASAN

3.1 EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)

EYD merupakan serangkaian peraturan dalam penulisan ejaan yang digunakan untuk penulisan tertentu, terutama penulisan yang bersifat ilmiah. Ejaan sendiri memiliki arti yaitu penggabungan antara penggunaan tanda baca serta penulisan huruf dan kata. Ejaan dalam bahasa Indonesia mengalami beberapa kali perubahan, ejaan yang pertama kali dibuat adalah Ejaan Van Ophuysen, kemudian berubah menjadi Ejaan Republik dan hingga kini ejaan yang terus dipakai adalah Ejaan Yang Disempurnakan.

Berikut adalah hal-hal yang diatur dalam EYD : A. Pemakaian Huruf

Bahasa Indonesia memiliki 3 jenis huruf utama yaitu huruf vokal, huruf konsonan dan huruf diftong ditambah dengan gabungan huruf konsonan.

Kemudian terkait dengan pemakaian huruf, terdapat juga peraturan tentang penggunaan huruf kapital.

a. Huruf Vokal

Dalam bahasa Indonesia terdapat 5 huruf yang termasuk huruf vokal yaitu a, i, u, e dan o.

b. Huruf Konsonan

Huruf konsonan adalah huruf-huruf selain huruf vokal yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

(6)

c. Huruf Diftong

Terdapat 3 huruf yang termasuk huruf diftong yaitu ai, au dan oi.

Contoh penggunaannya dalam kalimat misalnya pandai, harimau dan boikot.

d. Gabungan Huruf Konsonan

Beberapa kata di dalam bahasa Indonesia ada yang menggunakan 2 huruf konsonan yang membentuk kata tersebut dan gabungan huruf yang dipakai adalah kh, ng, ny, dan sy. Contoh kata yang menggunakan gabungan huruf konsonan adalah akhir, bangun, banyak dan isyarat.

e. Penggunaan Huruf Kapital

Huruf kapital digunakan untuk beberapa hal dalam penulisan, antara lain :

a) Huruf kapital digunakan untuk huruf awal pada kata dalam sebuah kalimat. Contoh : Saya sedang tidak ada di tempat.

b) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung. Contoh : Ibu bertanya, “Dimana kamu sekarang ?”.

c) Huruf kapital digunakan sebagai huruf awal pada kata yang berhubungan dengan agama, kitab suci dan Tuhan. Contoh:

Islam, Allah, Yang Maha Pengasih dan sebagainya.

d) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. Contoh: Mahaputra Dewa, Nabi Yusuf dan sebagainya.

e) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang. Contoh: Dian Ratna Sari, Vino G Bastian.

f) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa. Contoh: suku Batak, bangsa Portugis, bahasa Inggris.

(7)

g) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari raya. Contoh: Sabtu, November, Idul Fitri.

h) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama diri geografi dan yang diikuti nama diri geografi. Contoh: Jawa Tengah, Pegunungan Alpen, Sungai Mahakam.

i) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama tiap bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dokumen resmi dan judul karangan. Contoh: Badan Narkotika Nasional, Yayasan Permata Hati.

j) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama singkatan nama gelar, pangkat, sapaan yang diikuti dengan nama diri. Contoh:

Dr. = doktor, Tn. = Tuan, Prof. = professor.

k) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama kata Anda yang digunakan dalam penyapaan. Contoh: sudahkah Anda sholat ?

f. Huruf Miring

a) Huruf miring digunakan untuk menuliskan nama buku, majalah dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan. Contoh: berita itu muncul pertama kali di surat kabar Media Indonesia.

b) Huruf miring digunakan untuk menegaskan / mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.

c) Huruf miring digunakan untuk menuliskan kata / ungkapan yang bukan bahasa Indonesia.

g. Huruf Tebal

a) Digunakan untuk judul buku, bab, bagian bab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks, dan lampiran.

b) Digunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf.

(8)

c) Dalam kamus digunakan untuk menuliskan lema atau sublema serta untuk menuliskan lambang bilangan yang menyatakan polisemi.

B. Penulisan Kata

Untuk menulis kata di dalam penulisan terdapat beberapa jenis kata yang ada di dalam bahasa Indonesia, berikut adalah beberapa jenis kata dalam EYD :

a. Kata Dasar

Kata yang penulisannya harus dilakukan dalam sebuah kesatuan.

Contoh: Saya makan di Warung Nasi.

b. Kata Turunan

Kata turunan biasanya merupakan kata yang memiliki imbuhan baik di awal kata dasar, sebagai sisipan atau diletakkan di akhir sebuah kata dasar. Contoh: berjalan, gemetar, ayunkan dan lain sebagainya.

c. Kata Berulang

Kata berulang adalah kata dasar yang penulisannya dilakukan dua kali.

Contoh: makan-makan, pagi-pagi, tiba-tiba dan lain sebagainya.

Adapula yang disertai dengan awalan dan akhiran, contoh: kekanak- kanakan, berlebih-lebihan, sekurang-kurangnya dan lain sebagainya.

d. Gabungan Kata

Untuk menggabungkan kata agar menjadi padu sebaiknya diperhatikan melalui ejaannya. Terdapat 2 garis besar penggunaan gabungan kata, yaitu, kata majemuk yang ditulis terpisah dan gabungan kata yang memang sudah padu. Contoh kata majemuk: kambing hitam, model linear, papan tulis dan lain-lain, sedangkan contoh gabungan kata yang sudah padu adalah kilometer, wiraswasta, bilamana dan lain sebagainya.

e. Kata depan (di, ke, dan dari). Contoh: Aku sudah sampai di sini sejak 2 jam yang lalu, ia datang dari Solo, mereka pergi tanpa jejak.

(9)

f. Partikel –lah, -kah, dan –tah. Contoh: Apalah arti diriku tanpa dirimu, sudahkah Anda minum air hari ini ? dan lain sebagainya.

g. Singkatan dan Akronim

Singkatan adalah bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau lebih.

Singkatan terdiri dari beberapa bagian yaitu :

a) Singkatan untuk nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan/ pangkat. Contoh: Kol. = kolonel, M.Hum = magister humaniora.

b) Singkatan untuk nama resmi lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan/organisasi, nama dokumen resmi.

Contoh: DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah), PT (Perseroan Terbatas) dan lain-lain.

c) Singkatan gabungan kata yang terdiri atas dua huruf (biasa digunakan dalam surat menyurat) dan diikuti tanda titik dalam penulisannya. Contoh: a.n (atas nama), u.p (untuk diperhatikan) dan lain-lain.

d) Singkatan untuk lambing kimia, ukuran, berat, luas, isi, satuan ukuran, timbangan dan mata uang. Contoh: cm (centimeter), Rp (rupiah), dan lain-lain.

Akronim adalah singkatan dari dua kata / lebih yang diperlakukan sebagai sebuah kata. Contoh: Bulog (Badan Urusan Logistik), Pemda (Pemerintah Daerah) dan lain sebagainya.

h. Angka dan Bilangan

Angka dan bilangan penggunaannya dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :

a) Angka Arab : 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

b) Angka Romawi : I, II, III dan seterusnya.

(10)

c) Angka yang digunakan untuk menyatakan ukuran, berat, luas, isi, satuan waktu, nilai uang dan jumlah. Contoh: tahun 1945, sebanyak 23 orang, seharga 5000 rupiah dan lain-lain.

i. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu dan –nya. Contoh: Bukumu aku pinjam, kaulah belahan jiwaku, dan lain sebagainya.

j. Kata Si dan Sang. Contoh: Si kancil anak nakal, Sang Raja telah kembali ke singgasananya.

C. Penggunaan Tanda Baca a. Tanda Titik ( . )

a) Tanda titik digunakan pada akhir kalimat.

b) Tanda titik digunakan di belakang angka / huruf dalam bagan, ikhtisar / daftar.

c) Tanda titik digunakan untuk penulisan waktu.

d) Tanda titik digunakan untuk memisahkan ribuan / kelipatannya yang menunjukkan jumlah.

e) Tanda titik digunakan di belakang nama & alamat penerima surat dan pengirim surat, dan digunakan di belakang tanggal surat.

f) Tanda titik dipakai dalam penulisan singkatan.

b. Tanda Koma ( , )

a) Tanda koma digunakan diantara unsur dari sebuah perincian.

b) Tanda koma digunakan untuk memisahkan kalimat setara dari suatu kalimat ke kalimat setara berikutnya. Contoh: ini laptop saya, sedangkan itu handphone adik saya.

c) Tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat.

d) Tanda koma digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat.

(11)

e) Tanda koma digunakan untuk memisahkan kata seru. Contoh:

wah, indah sekali pemandangan ini !

f) Tanda koma digunakan untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.

g) Tanda koma digunakan diantara nama orang dan gelar akademiknya.

h) Tanda koma digunakan di muka angka desimal.

c. Tanda Titik Koma ( ; )

a) Tanda titik koma digunakan sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara.

b) Tanda titik koma digunakan untuk mengakhiri pernyataan perincian dalam kalimat yang berupa frasa atau kelompok kata.

c) Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan dua kalimat setara atau lebih apabila unsur-unsur tiap bagian dipisah oleh tanda baca dan kata hubung.

d. Tanda Titik Dua ( : )

a) Tanda titik dua digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti rangkaian.

b) Tanda titik dua digunakan sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.

c) Tanda titik dua digunakan dalam naskah drama.

d) Tanda titik dua digunakan diantara jilid atau nomor dan halaman, bab dan ayat dalam kitab suci, judul dan anak judul suatu karangan serta nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.

e. Tanda Hubung ( - )

a) Tanda hubung digunakan untuk menyambung suku kata yang terpisah oleh pergantian baris.

b) Tanda hubung digunakan untuk menyambung awalan / akhiran bagian kata yang mendahului pada pergantian baris.

(12)

c) Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata yang diulang.

d) Tanda hubung digunakan untuk menyambung bagian tanggal dan huruf yang dieja satu-satu.

e) Tanda hubung digunakan untuk merangkai. Contoh: se- Indonesia, ciptaan-Nya dan lain-lain.

f) Tanda hubung digunakan untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan bahasa asing. Contoh: di-smash, di-upgrade dan lain sebagainya.

f. Tanda Pisah ( – )

a) Tanda pisah digunakan untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun utama kalimat.

Contoh: kemerdekaan itu – hak segala bangsa – harus dipertahankan.

b) Tanda pisah digunakan untuk menegaskan adanya keterangan aposisi sehingga kalimat menjadi lebih jelas.

c) Tanda pisah digunakan diantara dua bilangan, tanggal, atau tempat dengan arti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.

g. Tanda Tanya ( ? )

a) Tanda tanya digunakan pada akhir kalimat tanya.

b) Tanda tanya digunakan dalam tanda kurung yang menunjukkan kesangsian sebuah kalimat.

h. Tanda Seru ( ! )

Tanda seru digunakan untuk mengakhiri ungkapan yang berupa seruan atau perintah.

i. Tanda Elipsis ( … )

a) Tanda ellipsis digunakan dalam kalimat yang terputus-putus.

b) Tanda ellipsis digunakan untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat ada bagian yang dihilangkan.

(13)

j. Tanda Petik ( “ “ )

a) Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah atau bahan tertulis lain.

b) Tanda petik digunakan untuk mengapit judul puisi, karangan, bab buku yang dipakai dalam kalimat.

c) Tanda petik digunakan untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang memiliki arti khusus.

k. Tanda Petik Tunggal ( ‘ ‘ )

a) Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan yang terdapat di dalam petikan lain.

b) Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit makna kata atau ungkapan.

l. Tanda Kurung ( ( ) )

a) Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterangan atau penjelasan.

b) Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian kalimat utama.

c) Tanda kurung digunakan untuk mengapit huruf atau kata yang kehadirannya dalam teks dapat dihilangkan.

m. Tanda Kurung Siku ( [ ] )

a) Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat / bagian kalimat yang ditulis orang lain.

b) Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.

(14)

n. Tanda Garis Miring ( / )

a) Tanda garis miring digunakan dalam nomor surat, nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun.

b) Tanda garis miring digunakan sebagai pengganti kata atau, tiap dan ataupun.

o. Tanda Penyingkat atau Apostrof ( ‘ )

Tanda ini digunakan untuk penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun. Contoh: malam ‘lah tiba (lah: telah).

3.2 Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang isinya mengandung maksud atau tujuan tertentu dari seseorang yang membuat kalimat kepada pendengar, pembaca atau lawan bicaranya hingga maksud atau tujuan tersebut dapat tersampaikan dengan baik dan benar. Syarat agar suatu kalimat menjadi efektif secara garis besar meliputi :

1. Gramatikal

Keefektifan suatu kalimat sangat terlihat dari penyusunan kata-perkatanya, dimana tiap susunan kata harus sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar atau sesuai dengan EYD, minimal memiliki struktur Subjek Predikat (SP).

2. Logis

Kelogisan suatu kalimat seringkali dipengaruhi oleh pemilihan diksi yang tepat karena setiap orang mempunyai pandangan logika yang berbeda sehingga penting untuk memperhatikan pemilihan kata yang nilai logisnya bisa diterima secara universal.

3. Efisien

Seringkali ditemui penggunaan kata yang berlebihan dalam pembentukan suatu kalimat jika hal itu terjadi maka kalimat tersebut bukanlah kalimat efektif. Contoh kalimat yang tidak efisien adalah bintang di langit itu sangat amat jauh sekali.

(15)

Ciri-ciri kalimat efektif yaitu :

1. Mengandung Koherensi atau Kesinambungan

Kalimat efektif mudah dikenali melalui berhubungan atau tidaknya kata dengan kelompok kata dan suatu kalimat dengan kalimat lain.

2. Kesatuan Gagasan

Kesatuan gagasan dalam hal ini maksudnya adalah terdapat struktur S-P-O/K dalam suatu kalimat.

3. Kehematan Kata

Kata-kata yang digunakan untuk membentuk sebuah kalimat hendaknya tidak berlebihan dan disesuaikan dengan kaidah bahasa yang ada.

4. Keparalelan Kata

Keparalelan kata adalah penggunaan kata terkait dengan kesamaan bentuk kata satu dengan kata yang lain. Misalnya di satu kalimat sudah digunakan kata kerja maka penggunaan kata kerja juga digunakan di kalimat selanjutnya.

5. Penekanan Kata

Kata yang memiliki arti penting hendaknya diberi penekanan dan diletakkan di awal kalimat. Hal ini akan memudahkan si pembuat kalimat untuk menyampaikan maksudnya.

6. Kevariasian Kata

Variasi kata digunakan untuk menghindari rasa bosan atau letih dalam membaca atau mendengarkan kalimat yang kita buat.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

. 2009. Peraturan Pemerintah Tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Online, http://www.dikti.go.id/files/atur/Permen46-2009.pdf diakses tanggal 03 November 2013, pukul 14.00.

. 2008. Bahasa Hukum Literatur, Kerangka Teori. Online,

http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/125932-RB01M112b-Bahasa%20hukum-Literatur.pdf diakses tanggal 13 November 2013, pukul 18.00.

Susanto Arju. 2012. Teori Kalimat Efektif. Online,

http://ueu6296.blog.esaunggul.ac.id/2012/08/08/teori-kalimat-efektif/ diakses tanggal 13 November 2013, pukul 19.00.

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu terdapat sekelompok arus yang berada di lapisan dasar (kolom 3 hingga kolom 6) di kedalaman lebih dari 10 meter menunjukkan arah arusnya dominan bergerak ke

mitigasi asi bencan bencana a dan dan menen menentukan kebijakan tukan kebijakan pemb pembangun angunan an inrast inrastruktu ruktur r di di ka"asan yang

Jumlah SKPD dan Desa yg 30 SKPD/ 30 SKPD/ Pembinaan penyusutan Jumlah SKPD yang dibina 30 SKPD/ Mengadakan pembi- KAD menerapkan prosedur Desa Desa arsip in aktif pada SKPD dalam

Namun pada tepi kain sarung diberi jahitan tiga lapis kain sarung yang berbeda warna sehingga kelihatannya memakai empat lapis kain sarung, yaitu sarung pertama dan

selama fermentasi menyebabkan mutu biji kakao menjadi rendah karena akan.. mengganggu aktivitas mikroba yang berperan selama fermentasi akibat berebut

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, terdapat beberapa saran untuk oerbaikan kedepannya sebagai berikut : (1) Guru hendaknya mampu mengelola kelas

Kerupuk yang direkomendasikan adalah kerupuk F4, yaitu kerupuk dengan penambahan tepung duri 10% dan bubur rumput laut 15% karena memiliki kadar kalsium dan

Press, 2002), hlm.. pasar yang cukup potensial untuk dijadikan sasaran. Sasaran dari layanan jemput bola ini adalah masyarakat atau pedagang yang merupakan nasabah