GLOBAL OUTLOOK – 1 OKTOBER 2015
Lemahnya Ekonomi AS Berpotensi Tunda Kenaikan Fed-rate Redanya Penguatan Nilai USD memicu Rebound Bursa Global
3500 3750 4000 4250 4500 4750 5000 5250 5500 5750
Mar-12 Jul-12 Nov-12 Mar-13 Jul-13 Nov-13 Mar-14 Jul-14 Nov-14 Mar-15 Jul-15 Indeks Harga Saham Gabungan
5300 5400 5500 5600 5700 5800 5900 6000 6100 6200
Mar-12 Jul-12 Nov-12 Mar-13 Jul-13 Nov-13 Mar-14 Ju l-14 Nov-14 Mar-15 Jul-15 Indonesia Government Bond Index
Sumber: Infovesta, 30 September 2015
Bursa Asia dan Harga Komoditas Berpeluang Pulih Terbatas
Penambahan kesempatan kerja Non-Farm Payroll AS di September hanya sebanyak 142.000 jauh dibawah perkiraan 200.000. Data ini memicu ke- kuatiran momentum pemulihan tenaga kerja AS memudar ditengah per- lambatan ekonomi global. Angka pengangguran stabil di 5,1% dibelakangi turunnya partisipasi angkatan kerja AS ke level terendah sejak Oktober 1977. Konsensus analis pun indikasikan, cuma 8% peluang Fed-rate naik di bulan Oktober; ini menggambarkan keraguan atas kekuatan ekonomi AS untuk menahan imbas kenaikan Fed-rate di tahun ini. Paska devaluasi 2%
nilai RMB/USD, bank sentral Cina melakukan intervensi di pasar uang dan mematok spot rate offshore dan onshore sehingga nilai RMB/USD stabil.
Aksi itu turut meredakan aksi jual di bursa global akhir September. Seiring lemahnya data tenaga kerja AS dan data pertumbuhan global, kenaikan Fed-rate berpotensi diundur lebih lama sehingga berpotensi memicu pe- lemahan terbatas USD atas nilai mata uang dunia dan rebound nya harga komoditas di 4Q15. Kinerja bulanan bursa kembali catat kinerja negatif:
Shanghai (-4.8%), S&P500 (-2,6%), Jerman (-5.8%), Jepang (-7.9%), serta
Singapore (-4.5%). Bursa ASEAN kecuali Malaysia mencatat kinerja negatif
rata-rata -3,1%MoM. IHSG (-6.3% MoM) tercatat turun lebih dalam dipicu
aksi jual investor asing, dengan net sell Rp 7,2 triliun di September. IHSG
berpotensi rebound saat aksi jual asing berbalik arah dan Rupiah/USD
menguat ke bawah 14000. Menunjukkan support kuat saat tertekan di
level 4100, IHSG berpotensi rebound jangka pendek di Oktober dimana
valuasinya relatif lebih menarik di antara indeks regional;. Akselerasi
belanja infrastruktur RI di 4Q15 dan paket kebijakan pemerintah I,II dan
III yang dinilai pro-pasar dan hapus hambatan investasi di Indonesia,
bisa menopang risk appetite investor seiring rebound bursa global.
MACRO OUTLOOK -1 OKTOBER 2015
Hadapi perang mata uang global, akhir 3Q15 IDR tertekan melemah 17,8%YTD atas USD di level Rp14650; seiring pelemahan nilai mata uang dunia / komoditas. Namun, bila terjadi skenario kenaikan Fed-rate ditunda hingga tahun depan, pelemahan USD cenderung terjadi dalam jangka pendek sehingga pemerintah China tidak ada tekanan untuk lakukan devaluasi Yuan lanjutan pada 4Q15. Di sisi Rupiah, saat USD berbalik melemah, BI akan terdorong intervensi IDR via pasar forward dengan rentang IDR/USD yang bergerak turun menuju 14.000-13.500 seperti pada level di Juli-Agustus. Di domestik, funda- mental ekonomi RI saat ini dinilai lebih kokoh dibanding pada 1998 dari sisi: kinerja mayoritas emiten, cadangan devisa, inflasi turun, surplus transaksi berjalan dan kesiapan pemerintah.
Pemerintah dan BI siapkan sinergi paket kebijak- an I-II-II demi memperkuat stabilitas makro dan struktur perekonomian Indonesia, termasuk sek- tor keuangan, agar berdaya tahan lebih tinggi.
Kebijakan BI ditujukan pada pengendalian inflasi stabilisasi Rupiah, pengendalian likuiditas rupiah serta pengelolaan permintaan-penawaran valas.
Belanja infrastruktur pun digenjot naik signifikan agar RI bisa mendekati target PDB 5% di 2015.
STRATEGI OBLIGASI -1 OKTOBER 2015
Bursa tertekan seiring pelemahan nilai tukar re- gional Asia. Bursa obligasi pun turun 2,3% (-0,9%
YTD) di September. Intervensi BI menahan Rp di bawah 14700/USD bantu meredam gelombang turunnya kepemilikan asing jadi 37,6% di SUN;
meski cadangan devisa turun. Foreign holding SUN hanya turun Rp2.3 triliun (-0.2%MoM). Di sisi positif, Rupiah yang melemah 4,17%MoM ke 14.653/USD bulan lalu berpotensi berbalik arah menguat menuju Rp 14.000/USD pada Oktober;
bisa memicu rebound bursa obligasi RI melihat lebarnya spread yield obligasi AS dan SUN, dima- na asing juga berpotensi dapat keuntungan kurs.
Potensi kembalinya arus dana global ke bursa obligasi Emerging Market (EM) dan SUN, dido- minasi arah kebijakan th Fed. Bursa obligasi EM cenderung menjadi tujuan utama disaat USD melemah dan kenaikan fed-rate ditunda lebih lama. Kejelasan atas timing Fed-rate menjadi penentu adanya ruang bagi BI utk menurunkan BI-rate. Apalagi, inflasi tahunan September yang turun ke 6,8% dari 7,2% berpotensi menuju 4%
akhir tahun. Tren penurunan inflasi ini memicu ekspektasi bahwa yield obligasi RI berpeluang turun dan harga pun rebound. Alokasi investasi 10-20% dijaga seiring potensi rebound obligasi.
STRATEGI SAHAM -1 OKTOBER 2015
The Fed mempertimbangkan kekuatiran seperti pengetatan kondisi keuangan global, rendahnya inflasi dan perlambatan ekonomi China/Asia. Di pertengahan September, the Fed memutuskan untuk tak menaikkan suku bunga. Namun pe- nundaan ini dinilai memperpanjang ketidakpas- tian pada pasar global. Bursa IHSG pun turun 6,3%MoM (-19,2%YTD) ke 4223,9 di September, dimana asing mencatat net sell Rp 7,2 triliun;
akumulasi net sell Rp 21 triliun di IHSG. Tekanan jual asing atas IHSG telah menguji support level 4100, dan valuasi lebih menarik dapat memicu rebound ke level 4500; pasalnya, aksi jual asing dinilai oversold. Melemahnya data perekonomi- an AS picu spekulasi bahwa kenaikan Fed-rate tak akan terjadi tahun ini dan bahkan lebih lama lagi. Hal ini bisa memicu arus balik dana asing. Di sisi domestik, aksi pacu belanja infrastruktur di 4Q15 & sinergi kebijakan I-II-II dari pemerintah dan BI diharap membantu akselerasi program infrastruktur dan menjaga stabil iklim investasi.
Seiring konsensus PER 11.8x 2016 dan estimasi
earnings growth (EPS) 12.3% 2016 menunjukan
valuasi IHSG menarik, dibawah PE ASEAN 12.8x
dengan potensi rebound 12% ke 4750; seiring
ekspektasi return 18-20% di 12 bulan ke depan.
Rekomendasi Parameter ARMS
Apa yang perlu diketahui sebelum menentukan parameter yang sesuai untuk Anda?
Kami telah menyiapkan 3 strategi yang dirancang sesuai karakteristik Anda yang unik , antara lain:
Strategi
Interaksi DINAMIS
Strategi ini cocok bagi Anda dengan:
Profil investasi jangka pendek menengah
Profil risiko agresif atau moderat
Luas wawasan dan pengalaman berinvestasi di reksadana
Memiliki waktu dan akses untuk berinteraksi dengan sistem ARMS secara on-line
Memiliki toleransi terbatas atas gejolak pasar jangka pendek, sehingga lebih memilih pergerakan portofolio dibatasi atas risiko penurunan
Aktif dalam mengambil posisi agar dapat kembali berinvestasi pada harga yang relatif menarik untuk meraih momentum pulihnya bursa (rebound)
Strategi
OTOMATIS Dinamis
Strategi ini cocok bagi Anda dengan:
Profil investasi jangka pendek menengah
Profil risiko agresif atau moderat
Terbatas wawasan dan pengalaman berinvestasi di reksadana
Jarang memiliki waktu dan akses untuk berinteraksi dengan sistem ARMS secara on-line
Memiliki toleransi terbatas atas gejolak pasar jangka pendek, sehingga lebih memilih pergerakan portofolio dibatasi atas risiko penurunan
Memiliki kendala akses dan waktu untuk secara aktif menentukan saat yang tepat untuk kembali berinvestasi.
Strategi
BALANCE / Kembali Berimbang
Strategi ini cocok bagi Anda dengan:
Profil investasi jangka panjang
Profil risiko moderat atau konservatif
Paham atas risiko pasar dan memiliki toleransi saat menghadapi gejolak pasar dalam jangka pendek
Jarang memiliki waktu dan akses untuk berinteraksi dengan sistem ARMS secara on-line
Lebih memilih pergerakan portofolio seiring pergerakan bursa (tracking)
Tetap disiplin dengan strategi aset alokasinya dalam jangka panjang agar hasil investasinya dapat optimal.
Gambaran Umum Strategi
Interaksi DINAMIS
Porsi saham dibatasi antara 100%-90% sesuai profil risiko Agresif atau Moderat.
Fitur Auto-Trading diaktifkan untuk mengantisipasi perubahan kondisi bursa (UPTREND/DOWNTREND/SIDEWAYS) dengan menyesuaikan parameter fitur Cut Loss dan Auto RE-entry dari portofolionya secara berkala.
Strategi portofolio pun dapat dikondisikan seiring tren yang terjadi di bursa tiap TRIWULAN/tiap SEMESTER.
Bursa alami DOWNTREN di Q3 2015 berpotensi SIDEWAYS EKSTRIM di Q4 2015: Fitur Profit Climbing 1% mengunci setiap kenaikan dimana sistem ARMS akan melakukan re-base secara rutin setiap kenaikan 1%.
Kombinasi fitur Cut-loss 3% + Auto Re-entry 5% juga diharap memberi posisi yang tepat bagi nasabah untuk membatasi potensi risiko sekaligus menjaga peluang berinvestasi kembali di saat IHSG alami skenario DOWNTREND. Fitur Cut Loss diatur lebih tebal dan lebih jarang terpicu agar portofolio memperoleh UNIT secara optimal saat hadapi DOWNTREND.
Gambaran Umum Strategi
OTOMATIS Dinamis
Porsi saham dibatasi antara 80%-70% sesuai profil Agresif atau Moderat.
Fitur Profit Climbing 1% mengunci setiap kenaikan dimana sistem ARMS akan melakukan re-base secara rutin setiap kenaikan 1%.
Fitur Cut Loss diaktifkan, pada 3% untuk membatasi risiko penurunan pasar. Investor juga dapat kembali berinvestasi ke saham dan/atau obligasi secara otomatis saat fitur Bounce Back menerima sinyal adanya tren kenaikan bursa jangka panjang.
Opsi Auto Re-entry tetap diaktifkan dengan parameter 9%-8%
tergantung porsi saham, agar investor juga memiliki kesempatan untuk berinvestasi kembali ke saham dan/atau obligasi bila terjadi krisis keuangan dimana terjadi penurunan nilai bursa yang sangat dalam satu periode tahunan.
Gambaran Strategi
BALANCE / Kembali Berimbang
Porsi saham dibatasi antara 70%-60% sesuai profil moderat atau konservatif.
Fitur Auto-rebalancing diaktifkan, sehingga investor dapat mengelola risiko dengan menjaga komposisi portfolio secara berkala.
Lewat fitur ini, nasabah secara otomatis akan melakukan ambil untung parsial (profit taking) setelah bursa mengalami kenaikan harga cukup tinggi, dan sebaliknya melakukan parsial re-investasi dari pasar uang ke bursa (re-entry) setelah bursa mengalami penurunan harga cukup dalam disesuaikan dengan target persentasi 5%-4% yang diinginkan nasabah atas perubahan nilai total portofolio investasinya.
Strategi ini diharapkan memberi manfaat berupa kinerja portofolio yang lebih baik dibanding kinerja bursa saham dan/atau obligasi dalam jangka panjang.
Kondisi Pasar seperti apa yang mungkin terjadi?
Downtrend Sideways
Uptrend
Buka halaman selanjutnya
dan temukan rekomendasi yang sesuai untuk Anda
Apa yang dimaksud
kondisi pasar
Uptrend
?Kondisi harga aset investasi yang bergerak fluktuatif dengan kecenderungan meningkat
Apa yang dimaksud
kondisi pasar
Downtrend
?Kondisi harga aset investasi yang bergerak fluktuatif dengan kecenderungan menurun
Apa yang dimaksud
kondisi pasar
Sideways
?Kondisi harga aset investasi yang bergerak fluktuatif tanpa menunjukkan trend meningkat atau menurun
PROYEKSI: MARKET DOWNTREND DI Q3 2015 (SETTING DOWNTREND DI Q4 2015: POTENSI SIDEWAYS EKSTRIM PADA RENTANG 4000-4750)
Alokasi porsi Saham moderat ditengah potensi DOWNTREND di Q3 2015 dan SIDEWAYS EKSTRIM di Q4 2015: IHSG berpotensi alami naik-turun +/-10%
lebih; menguji support level 4100 dan resistance level 4750. Mulai stabilnya bursa Tiongkok dan ditundanya kenaikan Fed-rate lebih lama, bisa memicu skenario rebound IHSG jangka pendek, namun isu pelemahan global trade masih akan berimbas pada ekonomi dan kinerja emiten. Ditengah redanya tekanan USD atas harga komoditas dan nilai tukar ASEAN, akselerasi infrastruktur dan paket kebijakan pro-investasi RI bisa menjaga konfidens atas IHSG.
Alokasi porsi Obligasi 10-20% bisa dipertahankan seiring potensi rebound bursa obligasi, serta tren turunnya inflasi di Q4 2015 ke level 4%. Nasabah bisa
mengikuti rekomendasi parameter ARMS sesuai dengan profil risiko dan karakter investasinya.
Rekomendasi untuk Produk iPLAN, UB Rich dan Gemilang – Agency (Regular Premium)
Ikuti 2 langkah di bawah untuk menentukan strategi yang optimal bagi Anda
Langkah 1
Kenali profil risiko Anda
Langkah 2
Pilih Strategi terbaik sesuai Pilihan Anda
Keterangan
EQ : Generali Equity Fund FI : Generali Fixed Income Fund MM : Generali Money Market Fund
Parameter ARMS AB : Auto Balancing PC : Profit Climbing CL : Cut Loss ARE : Auto Re-entry BB : Bounce Back
NA : Fitur yang belum tersedia