• Tidak ada hasil yang ditemukan

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

         

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work

non-commercially, as long as you credit the origin creator

and license it on your new creations under the identical

terms.

(2)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Pada penelitian ini yang dilakukan pada tahap pengumpulan data ialah observasi dan wawancara kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan penyakit typhoid, dengue fever, dan campak. Objek yang di teliti yaitu berupa data informasi mengenai ke tiga gejala penyakit tersebut kepada para ahli dilakukan pula wawancara untuk mengetahui bobot tabel belief gejala dari 3 jenis penyakit demam yaitu typhoid fever, dengue fever dan campak dari 3 dokter yang berbeda.

Sedangkan dari hasil penelitian ini subjek yang akan diteliti adalah rumah sakit dan klinik. Berikut adalah subjek yang diteliti oleh penulis :

3.1.1 Rumah Sakit

Pada kesempatan kali ini penulis mengambil objek penelitian di sebuah rumah sakit. Hasil yang di dapat adalah berupa informasi mengenai gejala – gejala penyakit typhoid, demam berdarah dengue, dan campak.

3.1.1.1 Rumah Sakit Medika BSD

Gambar 3.1. Logo Rumah Sakit Medika BSD (Sumber: rs-medikabsd.co.i d)

(3)

RS Medika BSD berlokasi di Jl. Letnan Soetopo Kav. Kom. IIIA No. 7, BSD City,

Lengkong Wetan, Serpong, Kota Tangerang Selatan pelayanan kesehatan yang

komprehensif melalui pelayanan Diagnostik, Kuratif, Terapi, Rehabilitasi,

Radiologi serta berbagai layanan medis dan bedah lainnya. Dibuka secara resmi

pada tanggal 7 Desember 2009, RS Medika BSD siap untuk memberikan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat luas, para eksekutif dan perusahaan-perusahaan

dengan multi-disiplin layanan Spesialis, personalisasi perawatan pasien dengan

teknologi mutakhir. Pada kesempatan kali ini penulis berkesempatan untuk

melakukan wawancara dengan Dr. Dwi Putri Ayu selaku dokter umum di rumah

sakit tersebut. Dari hasil wawancara ini penulis dapat mendapatkan informasi

mengenai perbedaan penyakit typhoid, DBD, dan campak serta gejala – gejala yang

khusus terjadi pada ketiga penyakit tersebut dan menentukan bobot – bobot belief

per gejala.

(4)

3.1.2 Klinik Sari Medika

Klinik Sari Medika adalah sebuah kesehatan umum klinik di Medan Satria, Bekasi. Klinik didirikan oleh dokter dan ahli kesehatan umum seperti dr. Sjafrizal Muluk. Waktu praktek dari Klinik Sari Medika adalah dari senin sampai sabtu: 08.00-14.00, 16.00-21.00. Beberapa layanan yang disediakan oleh klinik adalah: Vaksinasi Anak, Konsultasi Medis Umum, Consultation, Vaccinations dan Pengobatan. Klinik ini berlokasi pada Medan Satria, Bekasi Jl. Taman Harapan Baru Raya Blok S1 No. 23. Pada penelitian ini data bobot – bobot gejala kedua untuk penyakit typhoid fever, dengue fever, dan campak didapatkan dengan melakukan wawancara dengan dokter Sjafrizal Muluk.

3.1.3 Rumah Sakit Buah Hati

Gambar 3.2. Logo Rumah Sakit Buah Hati (Sumber: rsiabuahhati.com)

RSIA Buah Hati berdiri pada tahun 2005 di Jl. Aria Putra No. 399

Ciputat, yang Berangkat dari Klinik praktek Dokter bersama di RSIA Buah

Hati. Karena semakin berkembangnya kesadaran akan kebutuhan

masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang lebih baik dan

lengkap mendorong konsorsium dokter-dokter spesialis untuk

mengembangkan RSIA Buah Hati menjadi salah satu rumah sakit pilihan

masyarakat yang akhirnya menjadi cikal bakal terbentuknya RSIA Buah

Hati. Pada penelitian kali ini data – data rekam medis pendukung didapatkan

(5)

dari rumah sakit ini, seperti data – data rekam medik pasien typhoid fever dan dengue fever.

3.1.4 Klinik Stefanus Medica Yayasan Florena

Klinik Stefanus Medica berlokasi di perumahan pondok ungu permai blok AM 2 No. 14 – 15 ini didirikan oleh dokter Stefanus Eke Ola.

MARS pada tahun 1996. Klinik ini memberikan layanan kesehatan setiap hari kecuali hari minggu dan hari libur. Dalam penelitian ini dilakukan wawancara dengan pemilik sekaligus dokter kepala didalam klinik stefanus medica yaitu dokter stefanus eke ola. Dalam penelitian ini didapatkanlah informasi mengenai data bobot – bobot gejala ke tiga untuk penyakit typhoid fever, dengue fever, dan campak didapatkan dengan melakukan wawancara dengan dokter Stefanus Eke Ola.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Metode Dempster Shafer

Teori Dempster-Shafer adalah suatu teori matematika untuk

pembuktian berdasarkan belief functions and plausible reasoning (fungsi

kepercayaan dan pemikiran yang masuk akal), yang digunakan untuk

mengkombinasikan potongan informasi yang terpisah (bukti) untuk

mengkalkulasi kemungkinan dari suatu peristiwa. Untuk itu dibutuhkan data

belief yang telah diberikan oleh ahli pakar sebelumnya. Tabel 3.1

merupakan tabel belief yang telah diberikan oleh 3 orang pakar. Data tabel

di bawah telah di rata – rata sebelumnya.

(6)

Tabel 3.1. Tabel Belief System

Gejala Penyakit

Bobot

Tifus DBD Campak

G01 = Demam Tinggi

  

0.6

G02 = Demam di waktu

tertentu

0.8

G03 = Sakit Kepala

  

0.8

G04 = Gangguan

Pencernaan

0.4

G05 = Perubahan Warna

Lidah

0.5

G06 = Mual – Mual & Sakit

Perut

0.4

G07 = Terdapat bercak –

bercak merah pada tubuh

0.6

G08 = Sakit Tenggorokan

 

0.6

G09 = Pendarahan

0.4

G10 = Umur < 12

0.8

Berikut adalah langkah – langkah perhitungan dalam metode Dempster Shafer :

Gambar 3.3. Algoritma Dempster Shafer

(7)

Hal yang pertama dilakukan dalam metode ini adalah menghitung plausibility dari suatu bobot gejala, gejala – gejala yang sudah diberikan bobot oleh ahli pakar tersebut akan dihitung dengan rumus persamaan pertama. Setelah plausibility didapatkan maka dilanjutkan ke gejala ke dua, jika hanya ada satu gejala maka jumlah densitas langsung diketahui berdasarkan bobot gejala di tabel rule.

Jika terdapat lebih dari satu gejala maka akan dilakukan kombinasi antara 2 gejala tersebut dengan persamaan kelima. Proses kombinasi ini akan terus diulang sampai daftar gejala yang dipilih oleh pengguna telah habis. Hasilnya akan mendapatkan satu kemungkinan jenis penyakit febris yang diderita oleh pengguna beserta hasil nilai densitasnya. Jika hasil perhitungan tidak sesuai dengan tabel rule maka proses akan selesai dan aplikasi akan memberikan informasi bahwa jenis penyakit tidak di ketahui.

3.2.2 Algoritma Demspter Shafer

Untuk menghitung nilai Dempster Shafer (DS) jenis penyakit febris yang dipilih dengan menggunakan nilai believe yang telah ditentukan pada setiap gejala.

Pl(Ɵ) = 1 – Bel dimana nilai bel (believe) merupakan nilai bobot yang diinput oleh pakar.

Contoh : {TF,CM,DB}

Dimana TF = Tifus CM = Campak

DB = Demam Berdarah

(8)

User memilih 6 gejala dari 10 pertanyaan gejala yaitu Demam Tinggi = G01, Demam Waktu Tertentu = G02, Sakit Kepala = G03, Gangguan Pencernaan = G04, Mual & Sakit Perut = G06, Perubahan Warna Lidah = G05. Berikut perhitungan dalam sistem :

- Gejala pertama : Demam tinggi

Berdasarkan tabel belief 3.1 demam tinggi merupakan gejala dari penyakit typhoid, campak, dan dengue fever.

Maka m1(X) (G01) {TF,CM,DB}= 0.6 m1(X) Ө = 1 – 0.6 = 0.4

Dimana m1(X) = mass function dari evidence (X), yang diperoleh dari nilai keyakinan suatu evidence dikalikan dengan nilai disbelief dari evidence tersebut.

- Gejala kedua : Demam pada waktu tertentu

Berdasarkan tabel rule 3.1 demam pada waktu tertentu merupakan gejala dari penyakit typhoid.

Maka m2(Y) (G02) {TF} = 0.8 m2(Y) Ө = 1 – 0.8 = 0.2

Dimana m2(Y) = mass function dari evidence (Y), yang diperoleh

dari nilai keyakinan suatu evidence dikalikan dengan nilai disbelief

dari evidence tersebut.

(9)

Dengan munculnya 2 gejala yaitu demam tinggi dan demam pada waktu tertentu, maka harus dilakukan penghitungan densitas baru untuk beberapa kombinasi (m3). Untuk memudahkan perhitungan maka himpunan-himpunan bagian yang terbentuk dimasukkan ke dalam tabel. Kolom pertama diisi dengan gejala yang pertama (m1). Sedangkan baris pertama diisi dengan gejala yang kedua (m2) . Sehingga diperoleh nilai m3 sebagai hasil kombinasi m1 dan m2.

Tabel 3.2. Tabel kombinasi m3

m2 {TF} 0.8 m2 {Ө} 0.2

m1 {TF,CM,DB} 0.6 {TF} 0.48 {TF,CM,DB} 0.12

m1 {Ө} 0.4 {TF} 0.32 Ө 0.08

Sehingga dapat dihitung:

m3 (Z) {TF, CM, DB} = 0.12 / 1 – 0.08 = 0.13 m3 (Z) {TF} = 0.48 + 0.32 / 1 – 0.08 = 0.86 m3 (Z) {Ө} = 0.4 * 0.2 / 1 – 0 = 0.08

Dimana m3 (Z) = mass function dari evidence (Z)

Dari hasil perhitungan nilai densitas m3 kombinasi di atas dapat dilihat bahwa nilai {TF} lebih tinggi dibandingkan dengan gejala yang lain dengan densitas 0, 86.

Kemudian terdapat gejala lain yaitu: Sakit kepala (m4 G03 {TF, DB}), maka harus dilakukan perhitungan untuk densitas baru m5. Untuk memudahkan perhitungan maka himpunan-himpunan akan dibuat ke dalam bentuk tabel. Kolom pertama berisi semua himpunan bagian pada m3 (1) sebagai fungsi densitas.

Sedangkan baris pertama berisi semua himpunan bagian pada gejala menstruasi

yang tidak teratur dengan m4 sebagai fungsi densitas. Sehingga diperoleh nilai m5

sebagai hasil m kombinasi.

(10)

- Gejala ketiga : Sakit kepala

Berdasarkan tabel rule 4.9 sakit kepala merupakan gejala dari penyakit typhoid, demam berdarah dan campak.

Maka m4 (G03) {TF,DB,CM} = 0.8 m4 {Ө} = 1 – 0.8 = 0.2

Tabel 3.3. Tabel kombinasi m5

m4 {TF,DB,CM} 0.8 m4 {Ө} 0.2 m3 {TF,CM,DB} 0.13 {TF,DB,CM} 0.104 {TF,CM,DB} 0.026

m3 {TF} 0.86 {TF} 0.688 {TF} 0.172

m3 {Ө} 0.08 {TF,DB} 0.064 Ө 0.016

Sehingga dapat dihitung:

m5 {TF, CM, DB} = 0.104 + 0.026 / 1 – 0.016 = 0.13 m5 {TF, DB} = 0.064 / 1 – 0.016 = 0.06

m5 {TF} = 0.688 + 0.172 / 1 – 0.016 = 0.87 m5 {Ө} = 0.08 * 0.2 / 1 – 0 = 0.016

- Gejala keempat : Gangguan Pencernaan

Berdasarkan tabel rule 4.9 gangguan pencernaan merupakan gejala dari penyakit typhoid, dan demam berdarah

Maka m6 (G04) {TF,DB} = 0.4 m6 {Ө} = 1 – 0.4 = 0.6

Tabel 3.4. Tabel kombinasi m7

m6 {TF,DB} 0.4 m6 {Ө} 0.6 m5 {TF,CM,DB} 0.13 {TF,DB} 0.052 {TF,CM,DB} 0.078

m5 {TF,DB} 0.06 {TF,DB} 0.024 {TF,DB} 0.36

m5 {TF} 0.87 {TF} 0.348 {TF} 0.522

M5 {Ө} 0.016 {TF,CM,DB} 0.0064 Ө 0.0096

(11)

Sehingga dapat dihitung:

m7 {TF, CM, DB} = 0.0064 + 0.078 / 1 – 0.0096 = 0.08 m7 {TF, DB} = 0.052 + 0.024 + 0.36 / 1 – 0.0096= 0.44 m7 {TF} = 0.348 + 0.522 / 1 – 0.0096 = 0.88

m7 {Ө} = 0.016 * 0.6 / 1 – 0 = 0.0096

- Gejala kelima : Mual & sakit perut

Berdasarkan tabel rule 4.9 mual & sakit perut merupakan gejala dari penyakit typhoid dan demam berdarah

Maka m8 (G06) {TF,DB} = 0.4 m8 {Ө} = 1 – 0.4 = 0.6

Tabel 3.5. Tabel kombinasi m9

m8 {TF,DB} 0.4 m8 {Ө} 0.6 m7 {TF,CM,DB} 0.08 {TF,DB} 0.032 {TF,CM,DB} 0.048 m7 {TF,DB} 0.44 {TF,DB} 0.176 {TF,DB} 0.264

m7 {TF} 0.88 {TF} 0.352 {TF} 0.528

m7 {Ө} 0.0096 {TF,DB} 0.00384 Ө 0.00576

Sehingga dapat dihitung: 0.994

m9 {TF, CM, DB} = 0.048 / 1 – 0.00576 = 0.048

m9 {TF, DB} = 0.032 + 0.176 + 0.264 + 0.00384 / 1 – 0.00576 = 0.48 m9 {TF} = 0.352 + 0.528 / 1 – 0.00576 = 0.88

m9 {Ө} = 0.0096 * 0.6 / 1 – 0 = 0.00576

- Gejala keenam : Perubahan warna lidah

Berdasarkan tabel rule 3.1 perubahan warna lidah merupakan gejala dari penyakit tifus, campak, dan demam berdarah

Maka m10 (G07) {TF,CM,DB} = 0.5

(12)

m10 {Ө} = 1 – 0.8 = 0.5

Tabel 3.6. Tabel Kombinasi m11

m10 {TF.CM,DB} 0.5 m10 {Ө} 0.5 m9 {TF,CM,DB} 0.048 {TF,CM,DB} 0.024 {TF,CM,DB} 0.024

m9 {TF,DB} 0.48 {TF,DB} 0.24 {TF,DB} 0.24

m9 {TF} 0.88 {TF} 0.44 {TF} 0.44

m9 {Ө} 0.00576 {TF,CM,DB} 0.00288 Ө 0.00288 Sehingga dapat dihitung: 0.99

m11 {TF, CM, DB} = 0.024 + 0.024 + 0.00288 / 1 – 0.00288 = 0.48 m11 {TF, DB} = 0.24 + 0.24 / 1 – 0.00288 = 0.48

m11 {TF} = 0.44 + 0.44 / 1 – 0.00288 = 0.88 m11 {Ө} = 0.00576 * 0.5 / 1 – 0 = 0.00288

Dari hasil perhitungan nilai densitas m11 kombinasi di atas dapat dilihat bahwa didapatkan hasil penyakit Typhus dengan nilai densitas 0, 88 atau bila di persentase Kan menjadi 88%.

3.2.3 Model Pembangunan Sistem

Pada penelitian ini penulis mempertimbangkan 2 metode pembangunan sistem yaitu model waterfall dan model prototype, berikut adalah perbandingan antara kedua metode tersebut.

Tabel 3.7. Perbandingan Prototype Dengan Waterfall

Tahapan Perancangan

Sistem

Waterfall Model Prototype

System Analysis

Kebutuhan data harus dianalisis diawal secara lengkap dan menyeluruh

Kebutuhan data dapat

ditambah ataupun dikurangi

sesuai dengan kebutuhan

user, ketika dilakukan

testing

(13)

Perubahan data ataupun fungsional akan merubah keseluruh proses pada tahapan berikutnya.

Perubahan dapat dilakukan selama sistem atau

perangkat lunak masih dalam bentuk prototype

System Design

Testing dilakukan ketika semua tahapan pada model sudah selesai.

Testing dapat dilakukan ketika prototype telah dibangun sehingga hasil testing dapat merubah rancangan sistem.

Implementasi

Menerapkan proses perancangan yang baik

Tidak menerapkan proses perancangan yang baik Mengedepankan

kebutuhan fungsional sistem

Mengedepakan aspek kenyamanan user

Berdasarkan hasil perbandingan di atas metode perancangan program yang digunakan oleh penulis adalah model prototype. Alasan penulis memilih metode perancangan program ini adalah karena model prototype merupakan model perancangan program yang baik digunakan untuk menyesuaikan kebutuhan user yang mungkin dapat berubah – ubah.

Selain itu model prototype ini juga menghemat waktu karena pengerjaan program dapat berjalan bersamaan dengan proses pengumpulan data.

Berikut merupakan tahapan dalam model prototype :

(14)

Gambar 3.4. Model Prototype (academia.e du)

Dalam penelitian ini, penulis merancang sebuah aplikasi dengan menerapkan model prototype ini. Berikut adalah tahapan – tahapan penulis dalam merancang aplikasi berdasarakan model prototype :

1) Communication and Requirement

Pada tahap ini penulis melakukan wawancara dengan 2 dokter umum dan melakukan pengumpulan data – data yang dibutuhkan sebagai landasan program dalam penelitian ini yaitu data – data mengenai gejala penyakit typhoid dan gejala – gejala penyakit dengue fever dan campak.

2) Quick Plan

Pada tahan ini penulis melakukan proses untuk melakukan planning

dalam merancang program secara cepat seperti bagaimana cara

menerapkan metode Dempster Shafer ke program.

(15)

3) Modelling and Quick Design

Pada tahap ini penulis membuat Activity Diagram, Usecase diagram, class diagram, sequence diagram dan merancang database untuk sistem.

4) Construction of Prototype

Pada tahap ini penulis akan melakukan coding program sesuai dengan kebutuhan user dan sesuai dengan design yang telah dirancang pada tahap sebelumnya.

5) Deployment, Delivery and Feedback

Setelah program selesai dikerjakan, program tersebut akan diberikan ke user untuk mendapatkan feedback setelah sesuai dengan keinginan user maka program tersebut akan di deploy untuk dapat digunakan secara umum.

3.2.4 Platform Aplikasi

Pada penelitian ini menggunakan platform dan tools berupa hardware dan software, yaitu:

1. Hardware

a. Laptop Asus x550dp

b. Processor AMD APU A8-5550M quad-core processor c. RAM : 8 GB

d. System type : 64bit 2. Software

a. Sistem Operasi : Windows 10

(16)

b. Android studio versi 2.3 c. Java

3.2.5 Perbandingan Software Tools

Pada penelitian ini penulis mempertimbangkan 2 tools untuk kebutuhan programming yaitu Eclipse dan Android studio. Berikut adalah perbandingan antara kedua tools tersebut:

Tabel 3.8. Perbandingan Android studio Dengan Eclipse (Sumber: angon.co.id)

Fitur Android studio Eclipse

Build system Gradle Ant

Maven-based build dependencies

Yes No

Build variants and multiple-APK generation

Yes No

Advanced Android code completion and refactoring

Yes No

Graphical layout editor

Yes Yes

APK signing and keystore management

Yes Yes

NDK support

Yes Yes

Berdasarkan perbandingan di atas penelitian kali ini menggunakan tools android studio karena, dilihat dari tabel perbandingan 3.3 dari segi grafik dan kemudahan memproses apk, android studio lebih unggul dibanding eclipse.

Android studio memang lebih membutuhkan spesifikasi yang lebih berat dibanding

eclipse, hal ini disebabkan karena Android studio dikhususkan untuk

pengembangan android saja sedangkan Eclipse tidak (multi programming).

(17)

3.2.6 Literatur Review

Tabel 3.9. Literatur Review

N

o Author Problem Solution Kesimpulan

1

“Implementatio n of

XpertMalTyph:

An Expert System for Medical

Diagnosis of the Complications of Malaria and Typhoid“ S.A.

Fatumo, Emmanuel Adetiba,

J.O.Onaolapo of Covenant

University, Canaan land, Ota, Nigeria

Pasien tidak bisa dapat dokter dengan tepat waktu dan ada beberapa pasien yang merasa sulit mengkomunikasika n masalah

kesehatan mereka (1), Ada juga kasus pasien yang tidak suka pergi ke rumah sakit karena

berbagai alasan seperti bau obat- obatan, beberapa perawat yang tidak bersahabat, dan waktu yang lama untuk menunggu dokter atau hanya rasa malas (2),

Diagnosis malaria dan tipus yang cepat dan akurat merupakan bagian integral dari perlakuan yang tepat terhadap individu yang terkena dampak dan dalam mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut di masyarakat, XpertMalTyph yang

dikembangkan dalam

penelitian ini memberi kesempatan kepada pasien di negara- negara berkembang untuk

mengidentifikas i kapan mereka menderita malaria dan / atau Tipus dan mencari solusi dalam

kenyamanan rumah mereka.

Pasien bisa

mendapat

perawatan

bahkan dari

rumah

melalui

medical

diagnostic

sistem pakar.

(18)

2

“Design and Implementation of A

Knowledge- Based Typhoid fever Diagnosis Expert Advisor Using Forward Chaining Inference Mechanism“

Ele, Sylvester I , A. O. Ofem, Egete, D. O., Paulina Ackley Akpan-Idiok, University of Calabar, Cross River State, Nigeria

Pakar medis yang tidak mencukupi untuk mendiagnosis dan mengobati demam tifoid dengan benar

Rancangan Expert Advisor berbasis

pengetahuan ahli pakar yang akan

menawarkan hasil diagnosa yang tepat dan memberi resep obat yang tepat untuk pasien dengan kasus tifoid karena tidak adanya dokter dengan menggunakan teknik inferensi Forward Chaining

Sistem Pakar berpotensi menimbulka n dampak luar biasa tidak hanya di bidang medis,namun di semua bidang kehidupan.

Sistem sudah teruji, dan operasinya terbukti sangat konsisten dan akurat.

3

“EXPERT SYSTEM FOR DIAGNOSING DENGUE FEVER”

Syaeful Karim, Henny

Suryaningsih, Alexandre Lause, Computer

Science, Bina Nusantara University

Meningkatnya jumlah kasus demam berdarah, Bertumbuhnya perumahan baru yang pesat, kurangnya kesadaran

masyarakat untuk membersihkan tempat berkembang biak nyamuk, penyebaran nyamuk di hampir seluruh wilayah di Indonesia.

Membuat sistem pakar untuk

mendiagnosis penyakit demam berdarah

Sistem pakar untuk

mendiagnosi s demam berdarah dapat digunakan oleh dokter medis sebagai alat bantu untuk membantu diagnosis dini atau diagnosis kedua.

Sebelum melakukan penelitian ini, ditemukan beberapa penelitian

yang serupa dan menggunakan expert system untuk melakukan diagnosa

penyakit. Penelitian pertama ini dilakukan di Computer and Information

Science Department, College of Science and Technology, Covenant

(19)

University, Canaan land, Ota, Nigeria yang berjudul “Implementation of XpertMalTyph: An Expert System for Medical Diagnosis of the Complications of Malaria and Typhoid” oleh S.A. Fatumo, Emmanuel Adetiba, J.O.Onaolapo. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melakukan diagnosa penyakit komplikasi yang biasanya disebabkan oleh penyakit tifus dan malaria.

Penelitian kedua merupakan sebuah project untuk merancang sebuah expert system untuk melakukan diagnosa terhadap penyakit tifus.

Penelitian ini dilakukan di Information Department of Computer Science, Department of Nursing Sciences, Technology Unit, University of Calabar, Cross River State, Nigeria dengan judul “Design and Implementation of A Knowledge-Based Typhoid fever Diagnosis Expert Advisor Using Forward Chaining Inference Mechanism” oleh Ele, Sylvester I , A. O.

Ofem, Egete, D. O., Paulina Ackley Akpan-Idiok. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah expert system untuk mendiagnosa penyakit tifus.

Perbedaan penelitian yang sedang di lakukan saat ini dengan penelitian ini terletak pada jenis platform dan jenis metode yang digunakan. Penelitian ini menggunakan web desktop platform dan metode forward chaining inference mechanism. Dalam hal ini dilakukan lah penelitian dengan metode diagnosa Dempster Shafer dan platform yang akan digunakan kali ini adalah android mobile application.

Penelitian ketiga diadakan di Indonesia oleh Syaeful Karim, Henny

Suryaningsih, Alexandre Lause dari Universitas Bina Nusantara. Penelitian

(20)

ini bertujuan untuk membangun sebuah expert system berbasis desktop untuk mendiagnosa dengue fever dengan metode decision tree.

Perbedaannya dengan penelitian yang sedang di lakukan terletak pada jenis diagnosanya dimana penelitian kali ini melakukan diagnosa 3 penyakit sekaligus dengan bantuan metode Dempster Shafer serta menggunakan android mobile app sebagai platformnya.

3.3 Variabel Penelitian

3.3.1 Variabel Independen

Variabel Independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Dalam penelitian ini variable independen yang digunakan adalah bagaimana seseorang dapat dikatakan positif terjangkit penyakit typhoid fever (X1), dengue fever (X2) dan campak (X3).

3.3.2 Variabel Dependen

Variabel Dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Pada penelitian ini variable dependen yang digunakan adalah Gejala penyakit typhoid fever, Gejala penyakit demam berdarah dan Gejala penyakit campak (Y1-Y10).

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini penulis mendapatkan data dengan melakukan

wawancara dengan seorang dokter umum di rumah sakit medika BSD, klinik Sari

Medika, dan klinik Stefanus Medica Yayasan Florena serta rumah sakit fatmawati

dengan meminta 10 data pasien yang terjangkit penyakit typhoid fever, campak dan

(21)

demam berdarah dengue. Hasil wawancara dengan dokter umum akan menghasilkan informasi mengenai gejala – gejala yang terjadi pada pasien yang terjangkit penyakit typhoid fever, dengue fever, dan campak secara umum serta bagaimana cara pengobatannya. Serta wawancara untuk mendapatkan bobot – bobot setiap gejala untuk tabel belief.

3.5 Teknik Simulasi Data

Untuk dapat mengolah data penulis harus merancang mockup design aplikasi dengan tools axure. Setelah mockup aplikasi selesai proses koding dan pembuatan basis data akan dilakukan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan database SQL lite untuk menyimpan informasi sistem pakar mengenai penyakit typhoid fever, campak, dan demam berdarah dengue. Setelah perancangan database di SQL lite, langkah selanjutnya yaitu melakukan coding program di android studio. Dalam proses coding inilah algoritma metode di implementasikan ke sistem.

Simulasi aplikasi yang telah selesai dilakukan dengan menggunakan teknik testing

UAT. UAT dilakukan dengan 6 orang yang pernah memiliki pengalaman dengan

penyakit tifus, demam berdarah dan campak, 6 orang yang tidak pernah memiliki

pengalaman dengan penyakit tifus, demam berdarah dan campak, dan 2 orang

dengan kasus mix.

Referensi

Dokumen terkait

pengujian hipotesis daya tahan jantung paru (X 1 ) dan daya tahan otot tungkai (X 2 ) terhadap kemampuan tendangan sabit (Y) pada Atlet Putra Pencak Silat UKM Unsyiah

karakteristik manusia dan dalam bidang pendidikan merupakan hasil belajar. Kemampuan afektif merupakan bagian dari hasil belajar dan memiliki peran penting. Keberhasilan

Kertas ini mengkaji corak kemeruapan harga saham sektor ekonomi di Bursa Malaysia, di samping mengenal pasti sektor yang meruap secara berkelangsungan bagi tempoh masa sebelum,

Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa spesies burung rangkong (Bucerotidae) yang terdapat di pegunungan Gugop Kemukiman Pulo Breuh Selatan Kecamatan Pulo Aceh

1) Dalam Pelaksanaannya Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Riau sudah menjalankan kewenangannya, sebagaimana kewenanganya yang diatur dalam pasal 8 Undang-Undang

Bu nedenle kredi aynı tarihte (14/12/2014) kapatıldığında ilgili ayda tahakkuk eden peşin komisyon tutarı olan 1.268,81 TL ve geri kalan sekiz aya ilişkin itfa edilmemiş

dengan menawarkan sejumlah kemudahan. Ditambah dengan pembeli digital Indonesia diperkirakan mencapai 31,6 juta pembeli pada tahun 2018, angka ini meningkat dari

Dari Gambar 1 tampak baik simulasi pada data suhu udara maupun data kecepatan angin memiliki rataan yang lebih mendekati data setelah menggunakan algoritma Filter